• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA HUKUM OHM

N/A
N/A
aqshal

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA HUKUM OHM"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

HUKUM OHM

Disusun Oleh :

Nama : Aqshal Pradana Dzaki

NIM : 225100901111005

Jurusan/Fakultas : TB /FTP

Kelompok : Y2

Tanggal Praktikum : 07/11/2022 Nama Asisten : Fiana Chrismin

LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS

BRAWIJAYA 2022

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Di kehidupan sehari-hari, kita pasti sudah tidak asing dengan alat yang berhubungan dengan listrik, Hampir seluruh peralatan yang kita gunakan sehari-hari menggunakan arus listrik. Peralatan tersebut seperti lampu, komputer, TV, dll. Peralatan yang menggunakan listrik pasti terdapat rangkaian listrik didalamnya.

Hukum ohm berisikan tentang kuat arus atau tegangan suatu alat listrik. Hukum ohm dicetuskan oleh seorang ahli fisika jerman bernama George Simon Ohm. Hukum ini menyatakan bahwa beda potensial atau tegangan listrik V antara sebuah penghantar, sebanding dengan arus listrik I yang melaluinya. Hukum ohm memiliki rumus yaitu V = R.I dengan V yaitu tegangan listrik dengan satuan Volt, I yaitu arus listrik degan satuan ampere (A), dan R yaitu resistesi listrik dengan satuan ohm (Ω).

1.2 Tujuan Praktikum

1. Mengerti konsep tentang hukum Ohm.

2. Menentukan besarnya arus dan tegangan listrik dalam suatu rangkaian.

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hukum Ohm

Hukum ohm pertamakali dicetuskan oleh fisikawan bernama George Simon. Hukum ini sendiri berbunyi “Pada temperatur tetap, kuat arus dalam sebuah rangkaian tertutup akan berbanding lurus dengan beda potensial antara ujung-ujung rangkaian” yang merupakan hukum yang menjelaskan tentang besar arus listrik (I) yang mengalir lewat penghantar berbanding lurus dengan tegangan (V), sedangkan berbanding terbalik dengan hambatan (R). Adapun rumus dari hukum ohm yaitu V = I x R (Luase, 2016).

2.2 Pengertian Arus Listrik dan Tegangan Listrik

Arus listrik merupakan aliran muatan listrik bernilai positif yang mengalir pada suatu penghantar pada tiap satuan waktu. Arah arus listrik ditetapkan sebagai arus listrik konvensional. Arus listrik ini merupakan aliran elektron-elektron. Elektron-elektron dapat mengalir pada rangkaian karena terdapat tegangan antara kutub positif dan kutub negatif pada rangkaian tertutup. Satuan arus listrik adalah Ampere (Andriani dan Harijanto, 2015).

Tegangan listrik yaitu perbedaan potensial antara dua titik pada suatu rangkaian listrik. Tegangan lidtrik memiliki satuan Volt (V). Tegangan listrik sendiri memiliki rumus yaitu V = I x R, dengan keterangan V adalah tegangan listrik dengan satuan volt (V), I adalah arus listrik dengan satuan ampere (A), dan R adalah hambatan listrik dengan satuan ohm (Ω) (Kiswanto, 2017).

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Hukum Ohm

Terdapat beberapa faktor yang Mempengaruhi Hukum Ohm yaitu, besar tegangan, arus listrik, dan hambatan yang terdapat pada suatu rangkaian listrik. Nilai pada tegangan berbanding lurus dengan hambatan arus listrik, Sedangkan hambatan berbanding terbalik dengan arus listrik. Jika suatu rangkaian memiliki tegangan yang tinggi maka arus listrik pada rangkaian tersebut juga tinggi, dan jika tegangan listrik dan hambatan pada suatu rangkaian tinggi, maka arus listrik pada rangkaian tersebut akan rendah (Sinulingga dkk, 2016).

Faktor yang lain yang mempengaruhi hukum ohm adalah Panjang kawat, suhu, dan juga luas penampang. Semakin besar suhu, maka semakin besar pula hambatan listriknya, begitupun sebaliknya. Semakin besar luas penampang, maka semakin kecil hambatan listriknya, dan begitupun sebaliknya (Susiani, 2012).

2.4 Aplikasi Hukum Ohm Di Bidang Teknologi Pertanian

Mesin pemanas ohmik merupakan mesin yang menggunakan aplikasi hukum ohm di bidang teknologi pertanian. Sebutan lain dari mesin ini yaitu Resistance heating.

Penggunaan mesin ini adalah bahan pangan yang diolah harus mengandung konduktivitas listrik supaya dapat menghantarkan dan menghasilkan panas. Dalam penggunaannya, umumnya menggunakan arus AC pada bahan pangan (Fatimah, 2012).

(4)

BAB III

METODE PERCOBAAN 3.1 Alat, Bahan, dan Fungsi

Tabel 3.1 Alat, Bahan, dan Fungsi

No Alat dan bahan Gambar fungsi

1. Amperemeter

(Sumber : Andesta, 2018)

Untuk mengukur besar arus listrik

2. Kabel konektor

(Sumber : Kalengkongan, 2018)

Untuk menghubungkan amperemeter dan voltmeter ke resistor

3. Papan rangkaian

(Sumber : Atmadjaja, 2017)

Untuk tempat resistor

4. Penghubung

(Sumber : Li et al, 2014)

Untuk menyalurkan listrik dari sumberdaya AC/DC ke resistor

5. Resistor

(Sumber : Atmadjaja, 2017)

Untuk mengatur dan

membatasi jumlah arus listrik yang mangalir

6. Sumber AC/DC

(Sumber :Atmadjaja, 2017)

Untuk sumberdaya listrik

7. Voltmeter

(Sumber : Hartanto, 2017)

Untuk mengukur besar tegangan listrik

(5)

3.2 Cara Kerja (Gunakan dalir dengan panduan materi pada modul)

3.3 Gambar Rangkaian Percobaan Hukum Ohm dan Penjelasannya

Gambar 3.3.1 Rangkaian Listrik Pada Percobaan Hukum Ohm

Gambar 3.3.2 Rangkaian Listrik Pada Percobaan Hukum Ohm

Rangkaian Listrik pada kedua percobaan hukum ohm diatas terdiri dari tegangan listrik (V), arus (A), dan hamatam (R). Rangkaian diatas merupakan rangkaian paralel.

Kedua pecobaan diatas memiliki percobaan pada arus listrik (A).

(6)

BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Data Hasil Percobaan

Saat pengukuran resistor yang digunakan yaitu 10 KΩ, 15 KΩ, dan 20 KΩ.

Tegangan dari sumber DC yang digunakan yaitu 1,5 V, 3 V, dan 4,5 V

Yang dicari menggunakan multimeter yaitu tegangan masing-masing resistor dan kuat arus masing-masing resistor dengan ketiga sumber tegangan.

Saat sumber tegangan 1,5 V, kondisi LED redup

● resistor 10 KΩ, besar tegangannya yaitu 1,67 V, dan kuat arus 0,06 mA

● resistor 15 KΩ, besar tegangannya yaitu 1,66 V, dan kuat arus 0,03 mA

● resistor 20 KΩ, besar tegangannya yaitu 1,67 V, dan kuat arus 0,02 mA saat sumber tegangan 3 V, kondisi LED terang

● resistor 10 KΩ, besar tegangannya yaitu 2,9 V, dan kuat arus 0,4 mA

● resistor 15 KΩ, besar tegangannya yaitu 2,95 V, dan kuat arus 0,1 mA

● resistor 20 KΩ, besar tegangannya yaitu 2,98 V, dan kuat arus 0,08 mA Saat sumber tegangan 4,5 V, kondisi LED sangat terang

● resistor 10 KΩ, besar tegangannya yaitu 4,80 V, dan kuat arus 0,49 mA

● resistor 15 KΩ, besar tegangannya yaitu 4,83 V, dan kuat arus 0,23 mA

● resistor 20 KΩ, besar tegangannya yaitu 4,81 V, dan kuat arus 0,2 mA 4.1.1 Data Hasil Praktikum dari Multimeter

Sumber tegangan (V)

R1 = 10 KΩ R1 = 15 KΩ R1 = 20 KΩ

V (v) I (mA) V (v) I (mA) V (v) I (mA)

1,5 1,67 0,06 1,66 0,03 1,67 0,02

3 2,9 0,4 2,95 0,1 2,98 0,08

4,5 4,80 0,49 4,83 0,23 4,81

4.1.2 Data Teoritis

(V) R1 = 10

R1 = 15

R1 = 20

I1 I2 I3

1,5 0,15 0,1 0,075

3 0,3 0,2 0,15

4,5 0,45 0,3 0,225

4.2 Perhitungan Data

V I1 I2 I3

1,5 0,15 0,1 0,075

3 0,3 0,2 0,15

4,5 0,45 0,3 0,225

(7)

V=1,5V R1=10Ω R2=15Ω R3=20Ω I1=V

R=1,5

10=0,15mA I2=V

R=1,5

15=0,1mA I3=V

R=1,5

20=0,075mA

V=3V R1=10Ω R2=15Ω R3=20Ω I1=V

R= 3

10=0,3mA I2=V

R= 3

15=0,12mA I3=V

R= 3

20=0,15mA

V=4,5V R1=10Ω R2=15Ω R3=20Ω I1=V

R=4,5

10=0,45mA I2=V

R=4,5

15=0,3mA I3=V

R=4,5

20=0,225mA

(8)

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Prosedur

Saat pengukuran resistor yang digunakan yaitu 10 KΩ, 15 KΩ, dan 20 KΩ.

Tegangan dari sumber DC yang digunakan yaitu 1,5 V, 3 V, dan 4,5 V Yang dicari menggunakan multimeter yaitu tegangan masing-masing resistor dan kuat arus masing- masing resistor dengan ketiga sumber tegangan.

Saat sumber tegangan 1,5 V, kondisi LED redup

● resistor 10 KΩ, besar tegangannya yaitu 1,67 V, dan kuat arus 0,06 mA

● resistor 15 KΩ, besar tegangannya yaitu 1,66 V, dan kuat arus 0,03 mA

● resistor 20 KΩ, besar tegangannya yaitu 1,67 V, dan kuat arus 0,02 mA Saat sumber tegangan 3 V, kondisi LED terang

● resistor 10 KΩ, besar tegangannya yaitu 2,9 V, dan kuat arus 0,4 mA

● resistor 15 KΩ, besar tegangannya yaitu 2,95 V, dan kuat arus 0,1 mA

● resistor 20 KΩ, besar tegangannya yaitu 2,98 V, dan kuat arus 0,08 mA Saat sumber tegangan 4,5 V, kondisi LED sangat terang

● resistor 10 KΩ, besar tegangannya yaitu 4,80 V, dan kuat arus 0,49 mA

● resistor 15 KΩ, besar tegangannya yaitu 4,83 V, dan kuat arus 0,23 mA

● resistor 20 KΩ, besar tegangannya yaitu 4,81 V, dan kuat arus 0,2 mA

Didalam percobaan, pada tegangan yang sama, ketika nilai hambatan semakin besar maka arus akan mengecil. Pada hambatan yang tetap, ketika tegangan meningkat maka arus listrik juga akan meningkat. Hal ini telah sesuai dengan literatur (Lesmono dkk, 2017).

5.2 Analisa Perhitungan Data

5.2.1 Analisa Data Hasil Percobaan (2 sitasi) 5.2.2 Analisa Data Hasil Perhitungan (2 sitasi) 5.3 Tugas Pendahuluan

1. Apa saja yang mempengaruhi besar hambatan listrik? Jelaskan dengan singkat?

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya hambatan listrik pada sebuah kawat yaitu jenis bahan, panjang, dan luas penampang. Hambatan berbanding lurus dengan panjang kawat penghantar. Jika semakin panjang kawat penghantar, maka semakin besar hambatan yang dihasilkan. Hambatan berbanding terbalik dengan luas penampang kawat. Jika luas kawat yang digunakan semakin besar, maka semakin kecil hambatannya. Hambatan berbanding lurus dengan hambatan jenis kawat. Jika semakin kecil hambatan jenis, maka nilai hambatan yang dihasilkan juga semakin kecil.

2. Apakah perbedaan rangkaian pada Gambar 5.1 dan Gambar 5.2. Jelaskan!

Perbedaan rangkaian pada Gambar 5.1 dan Gambar 5.2 yaitu terletak pada penempatan parameter yang berbeda. Pada gambar 5.1, Letak amperemeter berada di sebelah kiri sebelum menyalakan rangkaian. Pada gambar 5,2, Amperemeter terletak pada bagian kanan hambatan listrik. Perbedaan penempatan amperemeter ini bertujuan untuk mengukur arus listrik dan tegangan.

3. Bagaimana cara menggunakan voltmeter dan amperemeter dalam hubunganya dengan polaritas listrik, range pengukuran, dan sumber tegangan DC/AC? Jelaskan!

(9)

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Hukum Ohm ini antara lain yaitu, praktikum kali ini bertujuan untuk memahami konsep hukum ohm serta mampu menentukan besar arus dan tegangan pada suatu rangkaian. Hukum ohm dinyatakan dengan rumus V = I x R, V yaitu tegangan satuan volt, I yaitu kuat arus dalam satuan Ampere, dan R yang merupakan hambatan dengan satuan ohm.

6.2 Saran

Disarankan bagi praktikan untuk lebih memahami hukum ohm untuk membantu mempermudah proses berjalannya praktikum. Selain itu, praktikan juga hendaknya dapat mengetahui pengaplikasian alat alat apa saja yang menggunakan hukum ohm dala teknologi pertanian. Serta praktikan diharapkan dapat menghitung dengan mengaplikasikan rumus yang telah dipelajari.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Andesta, P. 2018. Pengembangan Buku Saku Materi Alat-Alat Ukur Sebagai Media Penunjang Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika. Skripsi. Lampung : Uin Raden Intan.

Andriani, E., & Harijanto, A. (2015). Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (Tps) Disertai Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas Xi Ipa 3 Sma Muhammadiyah 3 Jember. Jurnal Pembelajaran Fisika, 3(4).

Atmadjaja, D. 2017. E-Katalog Ipa Fisika. Tangerang Selatan : Duta Nusantara.

Fatimah, S. (2012). Aplikasi Teknologi Ohmic Dalam Ekstraksi Karaginan Murni (Refined Carrageenan) Dari Rumput Laut Eucheuma Cottonii. Makasar: Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, 43.

Hartono, H., Sugito, S., & Abdullatif, R. F. (2018). Sensor Kebocoran Arus Listrik Pada Aliran Air Water Heater. Jurnal Teras Fisika: Teori, Modeling, Dan Aplikasi Fisika, 1(2), 15- 18.

Kalengkongan, T. S., Mamahit, D. J. and Sompie, S. R. 2018. Rancang Bangun Alat Deteksi Kebisingan Berbasis Arduino Uno. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer. 7(2) : 183- 188 Kiswanto, Kiki. 2017. Pembangunan Sistem Monitoring Energy Dengan Konsep Internet Of

Thing. Skripsi. Bandung : Universitas Pasundan.

Lesmono, A. D., Rohmah, R. N., & Harijanto, A. (2017). Identifikasi miskonsepsi siswa pada pokok bahasan rangkaian arus searah di kelas XII MAN 1 Jember. FKIP e- PROCEEDING, 2(1), 7-7.

Li, G., Hess, G., Hoeckele, R., Davidson, S., Jalbert, P., Khilkevich, V. V., ... & Beetner, D. G.

(2014). Measurement-based modeling and worst-case estimation of crosstalk inside an aircraft cable connector. IEEE Transactions on Electromagnetic Compatibility, 57(4), 827-835.

Luase, J. (2016). Pendeteksi Arus Netral Pada Trafo Distribusi Berbasis Mikrokontroler (Doctoral Dissertation, Politeknik Negeri Manado)

Sinulingga, P., Hartanto, T. J., & Santoso, B. (2016). Implementasi pembelajaran fisika berbantuan media simulasi phet untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi listrik dinamis. Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, 2(1), 57-64.

Susiani, P. E. (2012). Metode Discovery Untuk Mengaktifkan dan Meningkatkan Prestasi Siswa Dalam Belajar Listrik Dinamis Kelas X di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta.

(11)

LAMPIRAN DHP

(12)

Catatan :

1. Laporan resmi praktikum di ketik di kertas A4 dengan margin 3-2-2-2, font Times New Roman ukuran 12, line spacing 1.15, before-after 0 dan paragraph justify 2. Antara satu bab dengan bab lain dibedakan halamannya

3. Batas maksimal ACC DHP ke asisten terkait yaitu H+1 setelah jadwal praktikum kelas masing - masing

Referensi

Dokumen terkait

• Tegangan jepit adalah beda potensial antara ujung – ujung sumber tegangan saat mengalirkan arus listrik atau dalam rangkaian

Dari hasil praktikum kami menyimpulkan bahwa besarnya kuat arus (I) pada lampu senter sebanding dengan beda potensial/tegangan (V) listrik yang diberikan. Semakin besar

Pengamatan untuk menentukan hubungan antara tegangan dan kuat arus yang mengalir dalam sebuah rangkaian, caranya adalah: Diatur potensiometer sehingga

Dari hasil eksperimen didapatkan nilai beda tegangan (  V ) berbanding lurus dengan jari-jari lintasan berkas elektrón (r) untuk setiap nilai arus (I),dimana nilai beda

Kuat arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar tersebut.. Rangkaian Arus Listrik

Dengan melakukan praktikum yang berjudul Hukum Ohm ini kita dapat mengetahui dan mempelajari hubungan antara tegangan dan kuat arus pada suatu rangkaian dan dapat

Penguat arus adalah penguat yang dapat menghasilkan arus keluaran yang berbanding lurus dengan arus sinyal dimana faktor pembandingnya bergantung pada besarnya

• "Kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar tersebut, asalkan suhu penghantar tetap." • Arus listrik dapat