LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II “HUKUM OHM BAGIAN 1”
TANGGAL PENGUMPULAN : 24 FEBRUARI 2018
TANGGAL PRAKTIKUM : 19 FEBRUARI 2018
WAKTU PRAKTIKUM : 15.30-18.00 WIB
NAMA : M ADAM BUCHORI MUSLIM
NIM : 11170163000003
KELOMPOK / KLOTER : 1 (SATU) / 1 (SATU)
NAMA ANGGOTA :
1. UYUN KOMARIYAH (11170163000018) 2. ABRURRAHMAN NAUFAL F (11170163000028)
KELAS : PENDIDIKAN FISIKA 2A
LABORATORIUM FISIKA DASAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH “HUKUM OHM BAGIAN 1”
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Dapat mengetahui hubungan antara tegangan dan arus (Hukum Ohm).
2. Dapat memahami rangkaian pada praktikum Hukum Ohm.
3. Dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi hambatan suatu kawat pengantar.
4. Dapat mengetahui fungsi voltmeter. 5. Dapat mengetahui fungsi amperemeter
B. DASAR TEORI
Pada tahun (1787-1854) seorang ahli fisika jerman yang bernama George Simon Ohm menyatakan sebuah hubungan antara arus listrik (�) yang mengalir melalui suatu rangkaian dengan tegangan yang dipasang dalam rangkaian (� ). Hubungan tegangan dan arus listrik tersebut diperoleh dari eksperimennya yang sering dikenal dengan sebutan Hukum Ohm (Sutrisno, 2009 : 146-147).
Hukum Ohm menyatakan “untuk suatu konduktor logam pada suhu konstan, perbandingan antara perbedaan potensial ∆� antara dua titik dari konduktor dengan arus listrik � yang melalui konduktor tersebut
adalah konstan” (Alonso, 1994 : 77), atau “Arus yang mengalir pada kawat sebanding dengan tegangan dan berbanding terba lik dengan
tegangan pada rangkaian tersebut” (Tipler, 2001 : 142).
� = �. � � = Tegangan Listrik (�
� = Arus Listrik (�)
� = Hambatan (Resistansi) pada rangkaian (Ω)
penghantar lainnya tidak menuruti hukum tersebut sama sekali, seperti bunyi pernyataan hukum ohm diatas “untuk suatu konduktor logam pada
suhu konstan” (Halliday, 1984 :196).
Material konduktor-konduktor logam yang temperaturnya tidak banyak berubah atau mengikuti Hukum Ohm disebut Ohmik, sedangkan material konduktor-konduktor logam yang tidak mengikuti Hukum Ohm disebut non-ohmik (Giancoli, 2014 :75). Namun terdapat beberapa faktor-faktor juga yang dapat mempengaruhi hambatan pada suatu rangkaian, yaitu dirumuskan dengan:
� = �ℓ�
� = Hambatan (Resistansi) pada rangkaian (Ω)
� = Resistivitas (Ω.m)
ℓ = Panjang kawat (m)
� = Luas Penampang (m2)
Resistansi atau hambatan kawat penghantar homogen berbanding lurus dengan panjang ℓ dan konstanta resistivitas material yang digunakan
�, serta berbanding terbailik dengan luas penampang �. Artinya semakin panjang kawat penghantar, maka semakin besar hambatannya. dan semakin kecil luas penampangnya, maka semakin besar juga hambatannya. (Giancoli, 2014 :77).
C. ALAT DAN BAHAN
NO. GAMBAR NAMA ALAT DAN BAHAN
1. Catudaya (Power Supply)
2. Saklar satu pole (Satu Arah)
3. Kabel Penghubung
4. Resistor
(50Ω 5 watt & 100Ω 5 watt)
D. LANGKAH PERCOBAAN
NO. GAMBAR LANGKAH PERCOBAAN
1. Menyiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan dalam praktikum
2. Merangkai voltmeter secara paralel
dan amperemeter secara seri dan menghubungkannya ke catudaya
pada arus DC
3. Mengatur Voltage di catudaya dan
menekan saklar catudaya agar catudaya dalam kondisi ON
4. Mengamati Arus Listrik yang
terukur pada Multimeter dan mencatatnya
5. Mengamati Tegangan yang terukur
pada Multimeter dan mencatatnya
6. Lakukan percobaan dengan
tegangan 3 voltage dan 6 voltage, serta dengan resistor yang berbeda
E. DATA PERCOBAAN
1. Pengukuran pada resistor 100 Ω dengan tegangan 3 volt
No � � � � � � � ℎ
1 3,21 0,06 53,50
2 3,28 0,01 328,0
3 3,28 0,02 164,0
4 3,29 0,02 164,5
5 3,33 0,02 166.5
2. Pengukuran pada resistor 100 Ω dengan tegangan 6 volt
No � � � � � � � ℎ
1 6,21 0,13 47,77
2 6,24 0,11 56,73
3 6,23 0,12 51,92
4 6,24 0,10 62,40
5 6,26 0,06 104,3
3. Pengukuran pada resistor 50 Ω dengan tegangan 3 volt
No � � � � � � � ℎ
1 3,29 0,06 54,83
2 3,28 0,05 65,60
3 3,28 0,05 65,60
4 3,30 0,05 66,00
5 3,30 0,06 55,00
4. Pengukuran pada resistor 50 Ω dengan tegangan 6 volt
No � � � � � � � ℎ
1 6,36 0,11 57,82
2 6,33 0,10 63,30
3 6,35 0,11 57,73
4 6,30 0,12 52.50
F. PENGOLAHAN DATA
� = �. �
Atau
� =��
1. Data resistor 100 Ω dengan tegangan 3 volt dan 6 volt
3 volt 6 volt
➢ Data 1
� = �� = ,, = , Ω
➢ Data 1
� = �� = ,, = , Ω
➢ Data 2
� = �� = ,, = , Ω
➢ Data 2
� = �� = ,, = . Ω
➢ Data 3
� = �� = ,, = , Ω
➢ Data 3
� = �� = ,, = , Ω
➢ Data 4
� = �� = ,, = , Ω
➢ Data 4
� = �� = ,, = , Ω
➢ Data 5
� = �� = ,, = , Ω
➢ Data 5
� =�� = ,, = , Ω
2. Data resistor 50 Ω dengan tegangan 3 volt dan 6 volt
3 volt 6 volt
➢ Data 1
� = �� = ,, = , Ω
➢ Data 1
� = �� = ,, = , Ω
➢ Data 2
� = �� = ,, = , Ω
➢ Data 2
� = �� = ,, = , Ω
➢ Data 3
� = �� = ,, = , Ω
➢ Data 3
➢ Data 4
� = �� = ,, = , Ω
➢ Data 4
� = �� = ,, = , Ω
➢ Data 5
� = � � =
,
, = , Ω
➢ Data 5
� =� � =
,
, = , Ω
3. Data Resistor 100 Ω jika diambil nilai V dan I rerata nya Rerata → �
� � � � � �
3,29 0,026
� = �� = ,, = , Ω
Rerata → �
� � � � � �
6,24 0,104
� = �� = ,, = , Ω
4. Data Resistor 50 Ω jika diambil nilai V dan I rerata nya Rerata → �
� � � � � �
3,29 0,054
� = �� = ,, = , Ω
Rerata → �
� � � � � �
6,33 0,11
G. TUGAS PASCAPRAKTIKUM SOAL :
1. Buatlah grafik hubungan antara � dan � untuk resisitor 50Ω sesuai dengan data yang diperoleh pada tabel 1! Kemukakanlah komentar atau tanggapanmu terhadap grafik tersebut!
2. Buatlah grafik hubungan antara � dan � untuk resisitor 100Ω sesuai dengan data yang diperoleh pada tabel 2! Kemukakanlah komentar atau tanggapanmu terhadap grafik tersebut!
3. Apakah terdapat kecocokan antara nilai hambatan dari kedua resisitor yang sebenarnya dengan hasil perhitungan?
4. Berapakah presentase nilai yang anda peroleh dalam percobaan dengan nilai hambatan yang sebenarnya (untuk kedua resisitor yang digunakan)!
5. Apa perbedaan yang anda peroleh tersebut sesuai dengan teori yang berlaku (Hukum Ohm)? Kemukakan pendapat anda tersebut!
JAWABAN :
1. Grafik hubungan antara � dan �untuk resisitor 50Ω→ �
3,29 3,28 3,28 3,3 3,3 3,275 3,28 3,285 3,29 3,295 3,3 3,305
0,048 0,05 0,052 0,054 0,056 0,058 0,06 0,062
T e g an g an ( V )
Arus Listrik (I)
2. Grafik hubungan antara � dan �untuk resisitor 100Ω 6,36 6,33 6,35 6,3 6,31 6,29 6,3 6,31 6,32 6,33 6,34 6,35 6,36 6,37
0,095 0,1 0,105 0,11 0,115 0,12 0,125
T e g an g an ( V )
Arus Listrik (I)
Hubungan antara Tegangan dan Arus Listrik
(Resistor 50
Ω
saat 6 volt)
3,21 3,28 3,283,29
3,33 3,2 3,22 3,24 3,26 3,28 3,3 3,32 3,34
0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07
T e g an g an ( V )
Arus Listrik (I)
3. Pada praktikum hukum ohm bagian 1 ini, terdapat nilai hambatan yang mendekati kecocokan dengan nilai hambatan yang sebenarnya, dan terdapat juga nilai hambatan yang jauh dari kecocokan hambatan sebenarnya, hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai hambatan yang
dihasilkan. Pada resistor 100 Ω tegangan 3 volt hambatannya 126,5 Ω , sedangkan saat tegangan 6 volt hambatannya 60 Ω, sangat kecil dibanding hambatan sebenarnya. Kemudian pada resistor 50Ω tegangan
3 volt hambatannya 60,91 Ω, dan pada saat tegangan 6 volt menghasilkan hambatan 57,54 Ω, yang artinya pada percobaan dengan
resisitor 50 Ω memiliki kecocokan yang sangat mendekati hambatan
sebenarnya.
4. Persentase nilai hambatan.
a. Nilai rata-rata hambatan untuk resistor 100Ω→ 3 volt
� � � � � =��� �� � �
� �� � % =
, Ω
Ω � % = , %
b. Nilai rata-rata hambatan untuk resistor 100Ω→ 6 volt
� � � � � =��� �� � � � �� � % = , ٠٠� % = % 6,21 6,24 6,23 6,24 6,26 6,2 6,21 6,22 6,23 6,24 6,25 6,26 6,27
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14
T e g an g an ( V )
Arus Listrik (I)
c. Nilai rata-rata hambatan untuk resistor 50Ω→ 3 volt
� � � � � =��� �� � �
� �� � % =
, Ω
Ω � % = , %
d. Nilai rata-rata hambatan untuk resistor 50Ω→ 6 volt
� � � � � =��� �� � �
� �� � % =
, Ω
Ω � % = , %
5. Berdasarkan nilai rata-rata hambatan yang diperoleh, pada percobaan pertama, ketiga, dan keempat memiliki nilai hambatan yang berbeda namun tetap sesuai dengan teori hukum ohm. Sedangkan pada percobaan kedua sangat berbeda nilai hambatannya, hal itu kemungkinan terjadi karena kesalahan pengukuran pada arus listrik menggunakan amperemeter. Nilai hambatan pada percobaan kedua sangat berbanding terbalik dengan percobaan lain, pada percobaan yang lain memiliki nilai hambatan yang lebih besar dari hambatan sebenarnya, sedangkan pada percobaan kedua memiliki hambatan yang sangat kecil dari hambatan sebenarnya.
H. PEMBAHASAN
Pada praktikum hukum ohm ini adalah praktikum yang membahas hubungan antara tegangan, hambatan dan arus litrik yang mengalir disuatu kawat penghantar. Hambatan yang didapat berdasarkan hasil perhitungan dari pengukuran arus listrik dan tegangan tersebut dibandingkan dengan nilai hambatan sebenarnya pada sebuah resistor yang terpasang di rangkaian.
menggunakan dua buah resistor, yaitu resistor dengan resistansi 50 Ω dan dengan resistansi 100 Ω, serta menggunakan tegangan yang berbeda pula, pada tegangan 3 volt dan 6 volt.
Percobaan pertama dan kedua menggunakan resistor 100 Ω tetapi tegangan yang berbeda, serta disetiap percobaannya dilakukan lima kali pengulangan. Berdasarkan hasil pengukuran langsung pada percobaan pertama nilai hambatannya memiliki kecocokan dengan hambatan sebenarnya, namun nilainya sedikit lebih besar, faktor-faktor yang menyebabkan nilai hambatan lebih besar dari pada hambatan sebenarnya adalah karena faktor panjang kawat, resistivitas kawat, dan luas penampang kawat yang apabila semakin panjang kawat penghantar, maka semakin besar hambatannya. dan semakin kecil luas penampangnya, maka semakin besar juga hambatannya.
Dipercobaan kedua terdapat nilai hambatan yang sangat kecil dan sangat berbeda dari nilai hambatan sebenarnya. Hal ini kemungkinan terjadi karena adanya kesalahan dari praktikan ketika pengukuran arus listrik menggunakan multimeter (amperemeter). Pengukuran arus litrik tersebut pada display multimeter menunjukan angka arus listrik yang berubah-ubah, sehingga mengharuskan praktikan menekan tombol HOLD agar nilai arus listrik menjadi tetap, namun pada saat ditekan, multimeter menunjukan nilai arus yang besar, sehingga nilai hambatan menjadi lebih kecil.
Pada percobaan ketiga dan keempat nilai hambatan yang dihasilkan dari pengukuran memiliki nilai kecocokan yang mendekati nilai hambatan sebenarnya, yaitu nilai hambatannya lebih besar, namun masih dalam batas
antara 50 Ω yang artinya memiliki nilai kecocokan yang mendekati.
tersebut percobaan pertama, ketiga, dan keempat memiliki nilai kecocokan yang mendekati, sedangkan percobaan kedua memiliki nilai kecocokan yang jauh, karena nilai hambatannya kecil jika dibanding dengan hambatan sebenarnya.
Pada saat tegangan yang diberikan sama yaitu 3 volt namun dengan resistor yang berbeda, menghasilkan niali , Ωuntuk resistansi 100Ω dan nilai , Ω untuk resistansi 50Ω, dan nilai arus listrik yang didapatkan dari hasil pengukuran amperemeter untuk resistor 100Ω
memiliki arus yang lebih kecil dibanding resistor 50Ω, karena hal ini
sesuai dengan teori hukum ohm yang berbunyi Arus yang mengalir pada kawat sebanding dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan tegangan pada rangkaian tersebut. Begitu juga sebaliknya ketika
resistornya sama 50Ω namun dengan tegangan yang berbeda, tentu nilai
arus memiliki perbedaan juga karena tegangan yang diberikan berbeda, tegangan dengan nilai yang lebih besar akan menghasilkan nilai arus yang besar juga sesuai teori hukum ohm.
Pengukuran tegangan dan arus listrik pada praktikum ini menggunaka multimeter haruslah sangat diperhatikan, karena apabila terjadi kesalahan pengukuran atau nilai yang tidak sesuai, hal itu akan mengakibatkan nilai hambatan yang tidak sesuai juga seperti pada percobaan kedua hukum ohm bagian satu ini.
I. KESIMPULAN
1. Tegangan dan arus listrik memiliki hubungan yang dinyatakan secara sistematis dengan rumus � = �. � , yaitu arus listrik yang mengalir pada kawat penghantar berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan hambatan pada kawat penghantar tersebut.
2. Pada praktikum hukum voltmeter dirangkai secara paralel dan amperemeter di rangkai secara seri, rangkaian juga dihubungkan pada catudaya, resistor, dan pada saklar.
3. Persamaan Hambatan � = �ℓ
� . Dari persamaan matematis tentang
hambatan, artinya semakin panjang kawat penghantar, maka semakin besar hambatannya. dan semakin kecil luas penampangnya, maka semakin besar juga hambatannya.
4. Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial atau voltase diantara dua titik dan kedua ujung kawatnya (kawat penghubung) dihubungkan ke dua titik tersebut.
5. Amperemeter atau sering disebut juga ammeter adalah alat ukur listrik yang berfungsi untuk mengukur besarnya nilai arus listrik yang ada pada rangkaian elektronika.
J. KOMENTAR
1. Praktikan sebaiknya memahami materi hukum ohm terlebih dahulu dan menyiapkan alat-alatnya sebelum praktikum.
2. Praktikan sebaiknya memperhatikan rangkaian praktikum agar tidak ada hal yang tidak diinginkan terjadi diakibatkan kesalahan rangkaian. 3. Praktikan sebaiknya lebih berhati-hati dan teliti dalam pengambilan
data dari multimeter, karena apabila terjadi sedikit kesalahan dalam nilai tegangan atau arus yang diukur, maka akan sangat berpengaruh terhadap nilai hambatan yang didapatkan.
K. DAFTAR PUSTAKA
Alonso Marcelo, Edward J. Finn, 1994, FUNDAMENTAL UNIVERSITY PHYSICS, 2nd Edition, Penerbit Erlangga, Jakarta.
David Halliday and Robert Resnick., 1984, Fisika Edisi ke-3, Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Drs. Sutrisno, M.Si., Arif Tjahjono, ST, M.Si, 2009, Fisika Dasar II (Untuk Sains dan Kedokteran). Lembaga Penelitian UIN Jakarta. Giancoli, Douglas C., 2014, Fisika Prinsip dan Aplikasi Jilid 2 Edisi ke
Tujuh. Penerbit Erlangga, Jakarta.
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II “HUKUM OHM BAGIAN 2”
TANGGAL PENGUMPULAN : 24 FEBRUARI 2018
TANGGAL PRAKTIKUM : 19 FEBRUARI 2018
WAKTU PRAKTIKUM : 15.30-18.00 WIB
NAMA : M ADAM BUCHORI MUSLIM
NIM : 11170163000003
KELOMPOK / KLOTER : 1 (SATU) / 1 (SATU)
NAMA ANGGOTA :
1. UYUN KOMARIYAH (11170163000018) 2. ABRURRAHMAN NAUFAL F (11170163000028)
KELAS : PENDIDIKAN FISIKA 2A
LABORATORIUM FISIKA DASAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
“HUKUM OHM BAGIAN 2”
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Dapat mengetahui tentang hambatan dalam dari suatu baterai. 2. Dapat menentukan nilai hambatan dalam dari suatu baterai.
3. Dapat mengetahui hambatan dalam baterai terbesar dan terkecil dari suatu rangkaian.
4. Dapat mengetahui perbedaan antara rangkaian terbuka dan tertutup. A. DASAR TEORI
Jika sebuah baterai digunakan untuk menghasilkan arus listrik pada suatu konduktor, maka terdapat suatu perubahan yang terus menerus dari energi kimia pada baterai tersebut, yaitu energi gerak elektron menjadi energi dalam di konduktor tersebut yang membuat suhu konduktor meningkat (Serway, 2010 : 377).
Baterai termasuk sebuah Gaya Gerak Listrik atau GGL. GGL adalah beda potensial antara terminal-terminal sumber pada saat tidak mengalirkan arus listrik ke rangkaian luar (Giancoli, 2014 : 98).
Hukum Ohm membahas tentang hubungan antara arus listrik pada kawat penghantar dengan tegangan dan hambatan yang ada pada suatu rangkaian(Tipler, 2001 : 142).
Misalkan pada suatu baterai memiliki beda potensial yang dihasilkan biasanya 1,5 volt, meskipun terdapat juga beberapa baterai yang menghasilkan tegangan yang lebih kecil atau lebih besar. Ketika dirangkai
pada suatu komponen elektronika, misalnya, sebuah resistor sebesar 1 Ω,
maka arus yang seharusnya mengalir dalam kawat adalah � =�
� = 1,5
1 =
Berdasarkan gambar diatas. Oleh karena ini berada di dalam baterai, dan tidak akan pernah bisa dipisahkan dari baterai. Kedua titik a dan b menunjukkan dua kutub baterai, kemudian diukur tegangan di antara kedua kutub tersebut. Ketika tidak ada arus yang ditarik dari baterai, tegangan kutub sama dengan GGL, yang ditentukan oleh reaksi kimia pada baterai : � = � . Jika arus � mengalir dari baterai, ada penurunan tegangan di dalam baterai yang nilainya sama dengan �. (Giancoli, 2014 : 98).
� =� +�
�. � + �. = � �. � = � − �.
� = � − �.
� = Tegangan diantara kutub baterai (V)
� = GGL baterai (V)
� = Arus yang mengalir (A) = Hambatan dalam baterai (Ω)
B. ALAT DAN BAHAN
NO. GAMBAR NAMA ALAT DAN BAHAN
1. Baterai ukuran D
2. Saklar satu pole (Satu Arah)
3. Kabel Penghubung
4. Pemegang baterai
5. Multimeter
7 Capit Buaya
C. LANGKAH PERCOBAAN
NO. GAMBAR LANGKAH PERCOBAAN
1. Menyiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan dalam praktikum
2. Memasang baterai dengan
pemegang baterai dan menghubungkannya pada rangkaian dengan capit buaya
3. Mengukur tegangan yang ada pada
satu baterai, pada dua baterai secara seri, dan pada dua baterai
secara paralel.
4. Menghubungkan rangkaian dengan
saklar, lampu 2,5 V, dan dengan sumber tegangan (baterai)
5. Menghubungkan rangkaian dengan
6. Mengubungkan rangkaian dengan baterai, lampu, dan saklar
7. Mengamati Arus Listrik yang
terukur pada Multimeter dan mencatatnya
8. Mengamati Tegangan yang terukur
pada Multimeter dan mencatatnya
9. Mengamati nyala lampu pada
rangkaian
10. Melakukan percobaan dengan
tambahan 1 baterai disusun secara seri, dan percobaan selanjutnya
disusun secara paralel
D. DATA PERCOBAAN
1. Pengukuran pada satu baterai (Lampu Redup)
No � � � � � � ℎ � �
1 1,05 0,04 12,8 1,56
2 1,18 0,06 6,33 1,56
3 1,19 0,05 7,40 1,56
4 1,20 0,05 7,20 1,56
2. Pengukuran pada dua baterai disusun seri (Lampu Terang)
No � � � � � � ℎ � �
1 2,23 0,08 10,9 3,1
2 2,40 0,08 8,75 3,1
3 2,27 0,08 10,4 3,1
4 2,39 0,08 8,88 3,1
5 2,44 0,08 8,25 3,1
3. Pengukuran pada dua baterai disusun paralel (Lampu Redup)
No � � � � � � ℎ � �
1 1,34 0,05 4,40 1,56
2 1,32 0,05 4,80 1,56
3 1,33 0,05 4,60 1,56
4 1,29 0,05 5,40 1,56
5 1,31 0,05 5,00 1,56
E. PENGOLAHAN DATA
� = � − �.
=� − � �
1. Data hambatan dalam pada satu baterai (Lampu Redup)
➢ Data 1
= � − �� = , − ,, = , Ω
➢ Data 2
=� − �� = , − ,, = , Ω
➢ Data 3
➢ Data 4
=� − �� = , − ,, = , Ω
➢ Data 5
=� − �� = , − ,, = , Ω
2. Data hambatan dalam pada dua baterai disusun seri (Lampu Terang)
➢ Data 1
=� − � � =
, − ,
, = , Ω
➢ Data 2
=� − �� = , − ,, = , Ω
➢ Data 3
=� − �� = , − ,, = , Ω
➢ Data 4
=� − �� = , − ,, = , Ω
➢ Data 5
=� − �� = , − ,, = , Ω
3. Data hambatan dalam pada dua baterai disusun paralel (Lampu Redup)
➢ Data 1
➢ Data 2
=� − �� = , − ,, = , Ω
➢ Data 3
=� − �� = , − ,, = , Ω
➢ Data 4
=� − �� = , − ,, = , Ω
➢ Data 5
=� − � � =
, − ,
, = , Ω
4. Harga untuk rata-rata hambatan dalam baterai
Percobaan 1
� − = , + , + , + , + , = , Ω
Percobaan 2
� − = , + , + , + , + , = , Ω
Percobaan 3
� − = , + , + , + , + , = , Ω
F. TUGAS PASCAPRAKTIKUM SOAL :
1. Bagaimanakah harga rata-rata untuk ketiga keadaan baterai (satu baterai, dua baterai seri, dan dua baterai paralel)?
2. Susunan baterai yang dimiliki hambatan dalam terbesar adalah? Kemukakan faktor-faktor penyebabnya!
3. Susunan baterai yang dimiliki hambatan dalam terkecil adalah? Kemukakan faktor-faktor penyebabnya!
JAWABAN:
1. Harga hambatan dalam baterai yang paling kecil di praktikum hukum ohm bagian kedua ini adalah pada percobaan ke tiga, senilai 4,84Ω, lalu yang terkecil selanjutnya adalah percobaan pertama senilai 8,31 Ω, dan yang terakhir percobaan kedua senilai 4,84 Ω.
2. Susunan baterai yang memiliki hambatan dalam baterai terbesar adalah susunan seri dengan nilai hambatan dalam sebesar 9,44 Ω. Dengan lampu yang menyala terang. Karena sesuai dengan rumus hambatan dalam = �−�
� yang artinya hambatan dalam sebanding dengan GGL
baterai yang diukur pada voltmeter sebelumnya, sedangkan berbanding terbalik dengan tegangan dan arus listrik yang terukur pada voltmeter dan amperemeter.
3. Susunan baterai yang memiliki hambatan dalam baterai terkecil adalam pada susunan paralel senilai 4,84 Ω, semakin kecil hambatan dalam pada suatu baterai, maka semakin besar tegangan dan arus listrik yang ada pada suatu rangkaian. Pada rangkaian baterai paralel tersebut nilai tegangan nya cukup besar dibanding nilai GGL nya, sehingga selisih dari nilai GGL dan tegangan menjadi kecil, ditambah lagi nilai arus listrik yang mengalir juga cukup besar senilai 0,05 A. Oleh sebab itu nilai hambatan dalam pada percobaan ketiga ini bernilai kecil.
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum Hukum Ohm bagian kedua ini, praktikan melakukan tiga percobaan dengan lima kali pengulangan disetiap percobaannya. Dipercobaan pertama praktikan menggunakan satu buah baterai dengan beda potensial GGL nya senilai 1,56 volt, dan pada percobaan kedua menggunakan dua baterai dirangkai seri dengan beda potensial senilai 3,1 volt, serta percobaan ketiga dengan dua baterai dirangkai paralel memiliki beda potensial 1,56 volt.
Dipraktikum ini nilai yang dicari adalah nilai hambatan dalam pada suatu baterai, yang mana nilai hambatan dalam pada percobaan pertama
adalah 8,31Ω, yang artinya satu buah baterai memiliki nilai hambatan
dalam sebesar 8,31 Ω. Pada percobaan kedua yaitu menggunakan dua baterai dirangkai seri menghasilkan nilai hambatan dalam baterai sebesar 9,44 Ω, hambatan ini cukup besar, karena selisih dari GGL dengan tegangan memiliki nilai yang lumayan besar, dan nilai arus yang mengalir sebagai pembaginya bernilai lumayan kecil, sehingga nilai menjadi besar. Sedangkan pada percobaan terakhir menggukana dua baterai disusun paralel menghasilkan hambatan dalam yang kecil, dikarenakan selisih dari GGL dan tegangan bernilai kecil dan arus yang mengalir lumayan besar untuk sebuah GGL dua baterai yang nilainya sama dengan 1 baterai. Nilai GGL pada satu baterai adalah 1,56 volt, sedangkan pada dua baterai dirangkai seri memiliki nilai yang sama 1,56 volt. Namun berbeda hal nya dengan dua baterai dirangkai seri yang menghasilkan nilai GGL sebesar 3,1 volt, karena ketika baterai dirangkai seri, baterai tersebut terhubung secara langsung antara masing-masing kutubnya sehingga baterai seakan-akan menjadi satu kesatuan, dan GGL bernilai besar.
lampu menyala redup. Padahal pada percobaan kedua tersebut nilai hambatan dalam baterai nya memiliki nilai paling besar yaitu 9,44 Ω. Namun pada percobaan tersebut tidak menutup kemungkinan lampu menyala terang dikarenakan nilai tegangan dan arus listrinya bernilai besar jika dibandingkan dengan tegangan dan arus listrik pada percobaan lain secara keseluruhan.
Hambatan dalam baterai bernilai kecil atau pun besar tersebut karena dipengaruhi beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut sesuai dengan teori atau rumus matematis dari hambatan dalam baterai tersebut yaitu
= �−�� yang artinya, hambatan dalam baterai berbanding terbalik
dengan nilai arus listrik yang mengalir disuatu rangkaian, dan berbanding lurus dengan selisih dari GGL dan Tegangan. Hal itulah yang mengakibatkan baterai memiliki hambatan dalam yang besar atau kecil.
H. KESIMPULAN
1. Hambatan dalam baterai ( ) adalah hambatan yang terdapat didalam Baterai yang berasal dari material penyusunnya, dan terutama proses kimiawi yang dihasilkannya. Nilai ini cenderung membesar karena residu proses kimiawi dalam baterai. Adanya dalam suatu baterai, mengakibatkan arus listrik yang mengalir menjadi lebih kecil.
2. Nilai rata-rata pada percobaan pertama adalah 8,31Ω, percobaan kedua senilai 9,44 Ω, dan percobaan terakhir senilai 4,84Ω.
3. Nilai hambatan dalam terbesar ada pada percobaan kedua dengan dua baterai seri senilain = , Ω, dan yang terkecil pada percobaan ketiga dengan dua baterai paralel = , Ω.
4. Di Hukum Ohm Bagian 2 ini digunakan rangkaian listrik terbuka dan tertutup, yang mana rangkaian listrik terbuka adalah rangkaian listrik yang dirangkai dengan sedemikian rupa, dimana salah satu bagian rangkaian arusnya terbuka atau terputus sehingga tidak terjadi aliran listrik di dalamnya. Sedangkan rangkaian tertutup adalah rangkaian yang didalamnya terdapat arus listrik yang mengalir.
I. KOMENTAR
1. Praktikan sebaiknya memahami materi hukum ohm terlebih dahulu agar praktikum berjalan lancar dan data yang didapat bernilai valid.
2. Praktikan sebaiknya menyiapkan dan mengecek alat praktikum terlebih dahulu sebelum berlangsungnya praktikum, apabila ada alat yang tidak berfungsi, maka segera dilaporkan kepada assistan laboratorium.
3. Praktikan sebaiknya memperhatikan rangkaian praktikum agar tidak ada hal yang tidak diinginkan terjadi diakibatkan kesalahan rangkaian. 4. Praktikan sebaiknya lebih berhati-hati dan teliti dalam pengambilan
J. DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C., 2014, Fisika Prinsip dan Aplikasi Jilid 2 Edisi ke Tujuh. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Ishaq, Mohammad., 2007. Fisika Dasar Elektrisitas dan Magnetisme. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta
Raymond A. Serway, John W. Jewett, Jr. 2010, Fisika Untuk Sains dan Teknik. Penerbit Salemba Teknika. Jakarta.