• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI - Analisis Pengaruh Minat Mahasiswa Fmipa Usu Memilih Laptop Dengan Metode Kendall’s W Dan Analisis Konjoin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI - Analisis Pengaruh Minat Mahasiswa Fmipa Usu Memilih Laptop Dengan Metode Kendall’s W Dan Analisis Konjoin"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Laptop

Laptopadalah komputer pribadi yangportableatau mudah dibawa kemana-mana. Nama laptop itu sendiri diambil dari cara orang menggunakan komputer pribadi ini. Dahulu komputer pribadi ini sering digunakan di atas pangkuan, maka

kemudian diberi namaLap Top= Atas Pangkuan.

Laptop atau komputer jinjing adalah komputer bergerak yang berukuran relatif kecil dan ringan, beratnya berkisar dari 1 sampai dengan 6 kg, tergantung

ukuran, bahan, dan spesifikasi laptop tersebut. Sumber daya laptop berasal dari baterai atau adaptor A/C yang dapat digunakan untuk mengisi ulang baterai dan menyalakanlaptop tersebut. Baterailaptoppada umumnya dapat bertahan sekitar 1 hingga 6 jam sebelum akhirnya habis, tergantung dari cara pemakaian,

spesifikasi, dan ukuran baterai.Laptopterkadang disebut juga dengannotebook.

Sebagai komputer pribadi, laptop memiliki fungsi yang sama dengan komputer pada umumnya. Komponen yang terdapat di dalamnya sama persis

dengan komponen pada komputer, hanya saja ukurannya diperkecil, dijadikan

lebih ringan, lebih tidak panas, dan lebih hemat daya.

(2)

dengan papan sentuh yang berfungsi sebagai pengganti mouse. Papan ketik dan mousetambahan dapat dipasang melaluiusb portjika tersedia.

Berbeda dengan komputerdesktop,laptopmemiliki komponen pendukung yang didesain secara khusus untuk mengakomodasi sifat komputer jinjing yang

portable. Sifat utama yang dimiliki oleh komponen penyusun laptop adalah ukuran yang kecil, hemat konsumsi energi, dan efisien. Laptop biasanya berharga lebih mahal, tergantung dari merek dan spesifikasi komponen penyusunnya,

walaupun demikian harga laptop pun semakin mendekati komputer desktop seiring dengan semakin tingginya tingkat permintaan konsumen.

Desain yang semakin ramping, bobot yang semakin ringan dan

kemampuan menghemat daya menjadi bagian terpenting dalam perkembangan

laptop berikutnya. Laptop yang seperti kita lihat saat ini memiliki desain yang sangt tipis, bobot yang sangat ringan, tampilan layar yang besar serta kemampuan

kiner yang super canggih ditambah lagi kemampuan hardisk dalam menyimpan data yang lebih banyak. Maka kemudian penggunaan laptop pun menjadi sebuah trend baru ditengah-tengah pengguna Portable Computer. Berbagai varian dan merek pun muncul sebagai pilihan dari para pengguna komputerportable.

2.2 Minat

Arti minat menurut kamus umum Bahasa Indonesia berarti kesukaan

(kecenderungan hati) kepada sesuatu atau keinginan. Menurut Slameto (1991)

minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan

suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau

(3)

sesuatu barang atau kegiatan yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman

yang distimuli oleh kegiatan itu sendiri”.

Berdasarkan dua definisi di atas tentang minat, maka dapat disimpulkan

minat merupakan suatu keinginan yang cenderung menetap pada diri seseorang

untuk mengarahkan pada suatu pilihan tertentu sebagai kebutuhannya, kemudian

dilanjutkan untuk diwujudkan dalam tindakan yang nyata dengan adanya

perhatian pada objek yang diinginkannya itu untuk mencari informasi sebagai

wawasan bagi dirinya.

2.3 Atribut

Dalam arti sempit, atribut adalah keseluruhan karakteristik yang melekat pada

produk tersebut. Sedangkan dalam arti luas, atribut merupakan keseluruhan faktor

yang dipertimbangkan konsumen untuk membeli suatu produk (Suliyanto,

2005:30). Atribut merupakan indikator yang memungkinkan terjadinya

pengukuran pengaruh pada variabel. Konsumen melihat suatu produk atau jasa

sebagai sekelompok atribut. Mereka akan kesulitan membandingkan banyak

produk secara keseluruhan. Jadi, konsumen membutuhkan pendekatan yang lebih

sederhana.

Pertama konsumen menentukan beberapa merek, yang mereka anggap

memenuhi kriterianya. Kedua konsumen melakukan evaluasi terhadap faktor

produk atau atribut, meliputi tingkat kepentingan atribut yang digunakan oleh

seorang konsumen disebut sebagai kriteria pemilihan konsumen.

(4)

2.4 Nilai Guna (Utilitas)

Teori nilai guna (utilitas) yaitu teori ekonomi yang mempelajari kepuasan atau

kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dari mengkonsumsi barang-barang.

Kalau kepuasan itu semakin tinggi maka semakin tinggi nilai gunanya. Sebaliknya

semakin rendah kepuasan dari suatu barang maka nilai guna semakin rendah pula.

Nilai guna dibedakan menjadi dua pengertian:

a. Nilai Guna Marginal

Nilai guna marginal adalah pertambahan atau pengurangan kepuasan

akibat adanya pertambahan atau pengurangan penggunaan satu unit barang

tertentu.

b. Total Nilai Guna

Total nilai guna yaitu keseluruhan kepuasan yang diperoleh dari

mengkonsumsi sejumlah barang-barang tertentu.

Jika konsumen membeli barang karena mengharap memperoleh nilai

gunanya, tentu saja secara rasional konsumen berharap memperoleh nilai guna

optimal. Secara rasional nilai guna akan meningkat jika jumlah komoditas yang

dikonsumsi meningkat.

2.5 Matriks Bujur Sangkar

Informasi dalam bidang sains dan matematika seringkali ditampilkan dalam

bentuk baris-baris dan kolom-kolom yang membentuk jajaran empat persegi

panjang yang disebut matriks. Matriks seringkali merupakan tabel-tabel data

numerik yang diperoleh melalui pengamatan fisik, tetapi dapat juga muncul dalam

(5)

Jika adalah matriks bujur sangkar dan jika matriks yang ukurannya

sama sedemikian rupa sehingga = = , maka disebut dapat dibalik

(invertible) dan disebut invers dari . Suatu matriks bujur sangkar dapat

dibalik, jika dan hanya jikadet( ) ≠ 0. Jika dapat dibalik, maka

= 1

det ( ) ( )

Sumber: Anton (1987:75)

2.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

Sugiyono (2006:267), berpendapat bahwa instrumen (kuesioner) harus diuji.

Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan

reliabel.

Uji validitas atau kesasihan digunakan untuk mengetahui seberapa tepat

suatu alat ukur mampu melakukan fungsi. Alat ukur yang dapat digunakan dalam

pengujian validitas suatu kuesioner adalah angka hasil korelasi antara skor

pernyataan dan skor keseluruhan penyataan reseponen terhadap informasi dalam

kuesioner.

Perhitungan uji validitas ini dilakukan dengan bantuan program Statistical product and Service Solution (SPSS). Pengujian reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen apabila

instumen tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden.

Menurut Sugiyono (2006:220), “instrumen yang reliabel adalah instrumen yang

bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan

(6)

Kategori koefisien korelasi berdasarkan Sugiyono (2006:216) adalah sebagai

berikut:

Tabel 2.1 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,800 . 1,000 Sangat Kuat

0,600 . 0,799 Kuat

0,400 . 0,599 Sedang

0,200 . 0,399 Rendah

0,000 . 0,199 Sangat Rendah

2.7Uji Kendall’s W

Uji Kendall’s W diperkenalkan secara terpisah oleh Kendall dan Babington-Smith

pada tahun 1939 dan Wallis pada tahun 1939 sehingga disingkat dengan nama

Kendall’s W. Uji Kendall’s W merupakan uji nonparametrik yang digunakan

untuk menguji keselarasan terhadap penilaian yang diberikan oleh sekelompok

subjek terhadap atribut-atribut yang dianggap penting.

Nilai dari statistik Kendall’s W berkisar antara 0 dan 1. Jika nilai dari

statistik Kendall’s W adalah 1, maka terjadi keselarasan sempurna terhadap

penilaian yang diberikan oleh sekelompok subjek pada atribut-atribut. Jika nilai

dari statistik Kendall’s W adalah 0, maka tidak terjadi keselarasan terhadap

penilaian yang diberikan oleh sekelompok subjek. Hipotesis nol yang diuji pada

uji Kendall’s W adalah terjadi tidak adanya keselarasan terhadap penilaian yang

diberikan sekelompok subjek pada atribut-atribut.

Berikut rumus untuk menghitung statistik Kendall’s W (Siegel, 1985):

(7)

Keterangan:

= Nilai statistikKendall’s W

= Jumlah rangking pada atribut ke-i= 1, 2, ... ,k

= Rangking rata-rata

= Jumlah atribut yang diteliti

= Jumlah responden atau elemen dalam sampel

Untuk nilai diperoleh dari

= ( + 1) 2

Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik chi-kuadrat. Nilai dari uji

statistik chi-kuadrat digunakan untuk menentukan apakah hipotesis nol diterima

atau ditolak. Berikut rumus untuk menghitung nilai uji statistik chi-kuadrat

= ( − 1)

Nilai uji statistik chi-kuadrat kemudian dibandingkan dengan nilai kritis

berdasarkan tabel nilai kritis chi-kuadrat. Berikut aturan keputusan berdasarkan

uji statistik chi-kuadrat

Jika ≤nilai kritis, hipotesis nol diterima

Jika >nilai kritis, hipotesis nol ditolak

2.8 Analisis Konjoin

Analisis konjoin adalah suatu teknik yang secara spesifik digunakan untuk

memahami bagaimana keinginan atau minat konsumen terhadap suatu produk atau

jasa dengan mengukur tingkat kegunaan dan nilai kepentingan relatif berbagai

atribut suatu produk. Analisis konjoin yang mulai dikembangkan pada tahun

1970-an ini mulai banyak digunakan pada bidang ilmu yang terkait dengan

persepsi seseorang, seperti pemasaran, sosial politik dan psikologi. Pada bidang

(8)

konsumen akan sebuah produk baru. Analisis konjoin sangat berguna untuk

membantu bagaimana seharusnya karakteristik produk baru, membuat konsep

produk baru, mengetahui pengaruh tingkat harga serta memprediksi tingkat

penjualan atau penggunaan (Santoso, 2010).

2.8.1 Manfaat Analisis Konjoin

Analisis konjoin digunakan untuk membantu mendapatkan kombinasi atribut

produk laptop baru maupun lama yang paling disukai konsumen. Dalam prosesnya analisis konjoin akan memberikan ukuran kuantitatif terhadap tingkat

kegunaan dan kepentingan relatif suatu atribut dibandingkan dengan atribut lain.

Tujuan penggunaan analisis konjoin terutama dalam riset pemasaran yaitu untuk

mengetahui persepsi konsumen terhadap laptop. Oleh karena itu, penggunaan analisis konjoin sangat membantu penelitian dalam pemasaran. Terutama untuk

mengetahui penting atau tidak suatu atribut beserta level pada produklaptop.

Manfaat yang dapat diambil produsen dari penggunaan analisis konjoin ini

adalah produsen dapat mencari solusi kompromi yang optimal dalam merancang

dan mengembangkan suatu produk. Analisis ini dapat juga dimanfaatkan untuk

merancang harga, memprediksi tingkat penjualan atau penggunaan produk, uji

coba konsep produk baru, dan merancang strategi promosi. Atribut-atribut yang

digunakan dalam analisis konjoin berskala kategorik, sehingga dibutuhkan peubah

boneka untuk mewakili taraf-tarafnya ke dalam model.

2.8.2 Tahapan Analisis Konjoin

Adapun tahapan-tahapan analisis konjoin meliputi beberapa langkah yaiatu:

1. Mengidentifikasi atribut

(9)

5. Interpretasi Hasil

6. Penilaian keandalan dan kesahian

2.8.2.1 Mengidentifikasi Atribut

Langkah awal dalam melakukan analisis konjoin yaitu mengidentifikasi kumpulan

dari atribut-atribut dimana setiap atribut terdiri atas beberapa taraf/level. Informasi

mengenai atribut yang mewakili preferensi konsumen bisa diperoleh melalui

diskusi dengan pakar, eksplorasi data skunder, atau melakukan tes awal.

Kemudian atribut yang sudah dianggap mewakili ditentukan skalanya.

Skala atribut dibagi menjadi dua yaitu skala kualitatif atau non metrik atau

kategori (nominal dan ordinal) dan skala kuantitatif atau metrik (interval dan

rasio).

Banyaknya tingkatan atribut menentukan banyaknya parameter yang akan

diperkirakan dan juga mempengaruhi banyaknya stimulus yang akan dievaluasi

oleh responden. Untuk meminimumkan tugas evaluasi responden, dan harus bisa

memperkirakan parameter seakurat mungkin, perlu membatasi banyaknya

tingkatan/level dari atribut. Utility atau parth-worth function untuk level suatu

objek mungkin tidaklinear (non-linear).

2.8.2.2 Merancang Kombinasi Atribut (Stimuli)

Ada dua cara pembentukan stimuli dalam analisis konjoin yaitu :

1. Full-profile

Pendekatan kombinasi lengkap (full profile) juga disebut evaluasi banyak faktor (multiple-factor-evaluation) yaitu jika ada k atribut dan ada l level yang diteliti dapat mengevaluasi semua stimuli yang muncul dengan l1 x

(10)

Tentunya terkadang banyaknya stimuli membuat bingung

responden dalam menilai, untuk mengatasi masalah ini dapat digunakan

SPSS dengan menggunakan pendekatan full profile namun desain yang digunakan bukan full factor design melainkan fractional factorial design. Dengan design ini, sebagian dari seluruh kombinasi produk dipilih yang

benar-benar berpengaruh terhadap efek utama. Efek interaksi tidak

diperhatikan. Desain seperti ini dikenal dengan nama Orthogonal array. Dalam tabel Orthogonal Array, keseimbangan dicapai karena setiap tingkat faktor/atribut terjadi pada jumlah yang sama dengan setiap tingkat

dari masing-masing faktor lainnya. Catatan bahwa semua faktorial lengkap

di mana terdapat jumlah yang sama berulang untuk setiap kombinasi

faktor-tingkat adalah orthogonal array. Beberapa faktorial adalah orthogonal array, beberapa tidak.

Orthogonal Array memungkinkan desain yang mengasumsikan bahwa semua interaksi yang tidak penting bisa diabaikan. Orthogonal

Array dibentuk dari basic full fractional design dengan mengganti suatu faktor baru untuk seleksi interaksi efek yang dianggap bisa diabaikan.

Metode yang lain untuk mengurangi banyaknya inetraksi dengan

melakukan survey terhadap konsumen.

Tampak bahwa dalam desain orthogonal Array, jumlah kemunculan dari setiap level suatu atribut selalu tidak sama. Berikut

contoh desain orthogonal Array dan bukan orthogonal Array. Tabel sebelah kiri menunjukkan bahwa setiap level dari masing-masing atribut

muncul satu kali, sebaliknya pada tabel sebelah kanan, kombinasi 1 2 1

(11)

Tabel 2.2 ContohOrthogonal ArraydanNon-orthogonal Array

Orthogonal Array Non-orthogonal Array

Faktor : A B C Faktor : A B C

1 1 1 1 1 2

1 2 2 1 2 1

2 1 2 2 1 2

2 2 1 1 2 1

2. Pairwise Combination

Melalui pendekatan ini, stimuli yang diperingkatkan dilakukan dengan

cara memberikan peringkat pada setiap kombinasi taraf/level dari dua

atribut, mulai dari yang paling disukai sampai pada yang paling tidak

disukai. Jika banyaknya atribut ada -buah, maka kombinasi taraf/level

atribut yang harus dievaluasi responden adalah sebanyak:

c = ( ) pasangan.

Kelebihan pendekatan pasangan adalah bahwa pendekatan ini lebih

mudah bagi responden untuk memberikan pertimbangan. Tetapi

kelemahan relatifnya ialah bahwa pendekatan ini memerlukan lebih

banyak evaluasi.

2.8.2.3 Menentukan Jenis Data

Data yang diperlukan dalam analisis konjoin dapat berupa data non-metrik (data

berskala nominal atau ordinal atau kategorial) maupun data metrik (data berskala

interval atau rasio).

1. Data non-metrik

Untuk memperoleh data dalam bentuk non-metrik, responden diminta

untuk membuat ranking atau mengurutkan stimulus yang paling disukai

(12)

disukai deberi nilai dimulai dari 1 dan seterusnya hingga ranking terakhir stimulus yang paling tidak disukai.

2. Data Metrik

Untuk memperoleh data dalam bentuk metrik, responden diminta untuk

memberikan nilai atau rating terhadap masing-masing stimulus. Dengan cara ini, responden akan memberikan penilaian terhadap masing-masing

stimulus secara terpisah. Pemberian nilai atau rating dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu:

a. Menggunakan skala likert mulai dari 1 hingga 5 (1 = paling tidak

disukai dan 5 = paling disukai).

b. Menggunakan nilai rangking terbalik, artinya untuk stimulus yang

paling disukai diberi nilai tertinggi setara dengan jumlah stimulusnya,

sedangkan stimulus yang paling tidak disukai diberi nilai satu.

2.8.2.4 Memilih Prosedur Analisis Konjoin

Model dasar analisis konjoin secara matematis sebagai berikut (Supranto, 2004):

( ) =

di mana:

( ) = Utilitas total dari tiap-tiap stimuli

= Utilitas dari atribut ke- ( = 1, 2, 3, ... ,k) dan

level ke-j (j = 1, 2, 3, ... , )

= Banyaknya level dari atribut

= Banyaknya atribut

= Peubah boneka atribut ke- level ke- (bernilai 1, jika level ke- dari

(13)

Rumus untuk nilai kepentingan relatif adalah :

= ∑

di mana:

= Bobot kepentingan relatif untuk tiap atribut

= Range nilai kepentingan untuk tiap atribut

Range nilai kepentingan relatif tiap atribut dapat dicari dengan rumus :

= { ( ) – ( )}

Beberapa prosedur yang berbeda tersedia untuk mengestimasi model dasar

yang paling sederhana, dan sangat populer yaitu dummy variable regression, artinya suatu regresi, variabel bebasnya merupakan variabeldummy.

Untuk membangun model regresi yang peubah bebasnya mengandung

variabel kualitatif, salah satunya adalah menggunakan peubah boneka. Peubah

boneka merupakan cara yang sederhana untuk mengkuantifikasi variabel yang

kualitatif. Untuk variabel kualitatif yang mempunyai kategori bisa dibangun

− 1 peubah boneka. Peubah boneka ini biasanya mengambil nilai 1 atau 0.

Kedua nilai yang diberikan tidak menunjukkan bilangan (numerik) tetapi hanya

sebagai identifikasi kelas atau kategorinya. Di dalam literatur Supranto (2004)

menyebutkan bahwa :

1. Atribut yang mempunyai dua taraf diberi kode 1 untuk salah satu taraf

dan 0 untuk lainnya.

2. Atribut yang mempunyai dari tiga taraf, pengkodeannya sebagai

(14)

Tabel 2.3 Pengkodean taraf/level

Taraf Kode

Taraf 1

Taraf 2

Taraf 3

1

0

0

0

1

0

Untuk taraf lebih dari tiga, pengkodean dilakukan dngan cara yang sama

sehingga setiap faktor memiliki − 1 peubah boneka. Banyaknya peubah boneka

sama dengan banyaknya kategori (taraf) dikurangi satu.

Jika data yang digunakan berasal dari penilaian stimuli yang telah

dirancang sebelumnya dan penilaian dilakukan dengan menggunakan skala

metrik, maka regresi dapat dihitung langsung dengan menggunakan pendekatan

Ordinary Least Square(OLS). Jika penilaian stimuli menggunakan urutan stimuli, maka data tersebut harus ditransformasi terlebih dahulu dengan monotomic regression atau multidimensional scalling, kemudian analisis dilanjutkan dengan regresi peubah boneka. Namun, jika data diperoleh melalui penilaian secara

terpisah dari masing-masing taraf/level atribut yang dikenal dengan istilah

discrete choice, analisis yang dapat digunakan adalah model logit.

2.8.2.5 Interpretasi Hasil

Untuk menginterpretasikan hasil analisis, dilakukan pada semua tingkat

kepentingan atribut dengan membuat grafik perbandingan antara nilai kepentingan

dari tiap-tiap atributnya. Interpretasi dari hasil berikutnya juga dilakukan dengan

(15)

2.8.2.6 Penilaian Keandalan Dan Kesahihan

Uji keandalan terhadap hasil konjoin untuk mengetahui apakah prediksi yang

telah dilakukan mempunyai ketepatan yang tinggi dengan kenyataannya. Pada uji

ketepatan prediksi ini akan dilakukan pengukuran korelasi secara Pearson maupunKendall dengan bantuan SPSS. Pada pengukuran tersebut akan diketahui seberapa kuat hubungan antara estimasi dan actualnya atau seberapa tinggi Predictive accuracynya.

2.9 Tahapan Pengambilan Sampel

2.9.1 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generelisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel merupakan bagian

dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti

karena tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak semua orang atau

benda akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang

mewakilinya (Sugiyono, 2006).

Dalam pelaksanaan penelitian, ruang lingkup populasi merupakan area

yang amat luas batasnya sehingga penggunaan populasi sebagi instrumen

penelitian sangat sulit dilakukan. Oleh karena itu, untuk memenuhi kelayakan

dalam pelaksanaan penelitian, ditentukan populasi sasaran (target population),

yaitu populasi yang digunakan untuk mengeneralisasi hasil penelitian.

2.9.2 Teknik Penarikan Sampel

Masalah sampel akan terjadi bila jumlah populasi terlalu besar dan menyebar

(16)

pengambilan sampel dilakukan dengan teknik penarikan sampel bertingkat

proposional (propotional stratified random sampling). Ada beberapa syarat yang

harus terpenuhi terlebih dahulu untuk menggunakan teknik ini antara lain

(Singarimbun dan Effendi, 1989:162-163):

1. Adanya kriteria yang jelas yang akan dipergunakan sebagai dasar untuk

menstratifikasi populasi ke dalam lapisan-lapisan.

2. Adanya data pendahuluan dari populasi mengenai kriteria yang

dipergunakan untuk menstratifikasi.

3. Jumlah satuan elementer dari setiap strata (ukuran setiap subpopulasi)

harus diketahui dengan pasti. Hal ini diperlukan agar peneliti dapat

membuat kerangka sampling untuk setiap subpopulasi atau strata yang akan dijadikan sumber dalam menentukan sampel atau responden.

Untuk mendapatkan sampel yang benar-benar mewakili seluruh populasi,

maka dalam penelitian ini teknik penentuan jumlah sampel menggunakan rumus

slovin yang mempunyai syarat ukuran populasi diketahui dan taraf kesalahan ditentukan. Rumus

Slovin sebagai berikut:

= 1 +

Sumber: Umar (2004:108)

Keterangan :

= Ukuran Sampel

= Ukuran Populasi

= Persen Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

Gambar

Tabel 2.1 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Tabel 2.2 Contoh Orthogonal Array dan Non-orthogonal Array
Tabel 2.3 Pengkodean taraf/level

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 7 menunjukan bahwa motivasi belajar mahasiswa STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta Tahun 2013 sebagian besar responden memiliki motivasi belajar

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah dapat memperoleh suatu hasil atau ketentuan yang meliputi; (1) mengevaluasi sejauhrnana kondisi angkutan penumpang yang

Menganalisis hakikat dari tiap bentuk simbol pada perguruan pencak silat. Tawakal dan

dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul ” GAME DAN SIMULASI PEMBELAJARAN RUMUS BANGUN DATAR DAN BANGUN RUANG MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA SMP (SEKOLAH MENENGAH PERTAMA)

Berangkat dari permasalahan tersebut muncul pemikiran untuk membuat suatu perancangan yang mampu mengangkat kabupaten Klungkung melalui kerajinan tangannya, salah

Hasil penelitian dalam penelitian ini ialah membahas tentang data-data yang telah peneliti peroleh di lapangan dengan menggunakan teknik observassi, wawancara,

Dari beberapa hasil penulisan tersebut sangat berbeda dengan yang akan penulis teliti saat ini, yang berjudul “Sejarah dan Perkembangan Berdirinya Yayasan Pondok