• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan pemilu 55 dan 04 (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perbandingan pemilu 55 dan 04 (1)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

perbandingan pemilu tahun 55 dan 04

http://yuvridarmaemsya.blogspot.com/2012/10/perbandingan-pemilu-tahun-1955-sekarang.html?m=1

Perbandingan Pemilu Tahun 1955-Sekarang (YUVRIBLOG) Pemilu 1955

Hasil penghitungan suara dalam Pemilu 1955 menunjukkan bahwa Masyumi mendapatkan suara yang signifikan dalam percaturan politik pada masa itu. Masyumi menjadi partai Islam terkuat, dengan menguasai 20,9 persen suara dan menang di 10 dari 15 daerah pemilihan, termasuk Jakarta Raya, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Tengah, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara Selatan, dan Maluku. Namun, di Jawa Tengah, Masyumi hanya mampu meraup sepertiga dari suara yang diperoleh PNI, dan di Jawa Timur setengahnya. Kondisi ini menyebabkan hegemoni penguasaan Masyumi secara nasional tak terjadi.

Berikut hasil Pemilu 1955:

Partai Nasional Indonesia (PNI) – 8,4 juta suara (22,3%) Masyumi – 7,9 juta suara (20,9%)

Nahdlatul Ulama – 6,9 juta suara (18,4%)

Partai Komunis Indonesia (PKI) – 6,1 juta suara (16%) Kelebihan sistem Pemerintahan Orde Baru

perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$1.000

sukses transmigrasi sukses KB

(2)

sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun) sukses Gerakan Wajib Belajar

sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh sukses keamanan dalam negeri

Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia

sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri

Kekurangan Sistem Pemerintahan Orde Baru semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme

pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar disedot ke pusat

munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan pembangunan, terutama di Aceh dan Papua

kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya

bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi si kaya dan si miskin)

kritik dibungkam dan oposisi diharamkan

kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah yang dibreidel

penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain dengan program “Penembakan Misterius” (petrus)

tidak ada rencana suksesi (penurunan kekuasaan ke pemerintah/presiden selanjutnya)

(3)

Mundurnya Soeharto dari jabatannya pada tahun 1998 dapat dikatakan sebagai tanda akhirnya Orde Baru, untuk kemudian digantikan “Era Reformasi“.Masih adanya tokoh-tokoh penting pada masa Orde Baru di jajaran pemerintahan pada masa Reformasi ini sering membuat beberapa orang mengatakan bahwa Orde Baru masih belum berakhir. Oleh karena itu Era Reformasi atau Orde Reformasi sering disebut sebagai “Era Pasca Orde Baru”.

Pemilu di Masa Reformasi

Berakhirnya rezim Orde Baru, telah membuka peluang guna menata kehidupan demokrasi. Reformasi politik, ekonomi dan hukum merupakan agenda yang tidak bisa ditunda. Demokrasi menuntut lebih dari sekedar pemilu. Demokrasi yang mumpuni harus dibangun melalui struktur politik dan kelembagaan demokrasi yang sehat. Namun nampaknya tuntutan reformasi politik, telah menempatkan pelaksanan pemilu menjadi agenda pertama.

Pemilu pertama di masa reformasi hampir sama dengan pemilu pertama tahun 1955 diwarnai dengan kejutan dan keprihatinan. Pertama, kegagalan partai-partai Islam meraih suara siginifikan. Kedua, menurunnya perolehan suara Golkar. Ketiga, kenaikan perolehan suara PDI P. Keempat, kegagalan PAN, yang dianggap paling reformis, ternyata hanya menduduki urutan kelima. Kekalahan PAN, mengingatkan pada kekalahan yang dialami Partai Sosialis, pada pemilu 1955, diprediksi akan memperoleh suara signifikan namun lain nyatanya.

Walaupun pengesahan hasil Pemilu 1999 sempat tertunda, secara umum proses pemilu multi partai pertama di era reformasi jauh lebih Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia (Luber) serta adil dan jujur dibanding masa Orde Baru. Hampir tidak ada indikator siginifikan yang menunjukkan bahwa rakyat menolak hasil pemilu yang berlangsung dengan aman. Realitas ini

menunjukkan, bahwa yang tidak mau menerima kekalahan, hanyalah mereka yang tidak siap berdemokrasi, dan ini hanya diungkapkan oleh sebagian elite politik, bukan rakyat.

(4)

Soekarno Putri, Wiranto, Amin Rais dan Hamzah Haz), berlangsung dalam dua putaran, telah menempatkan pasangan SBY dan JK, dengan meraih 60,95 persen.

Pemilu 2009, dimenangkan oleh pemenang pemilu sebelumnya yaitu Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono sebagai wakilnya.

http://wwwahamid.blogspot.com/2011/06/sekilas-pemilu-di-indonesia-dari-tahun.html?m=1

KILAS BALIK PEMILU DI INDONESIA

DARI MASA KE MASA (Dari Tahun 1955 s/d Tahun 2009)

1. PEMILU 1955.

INI MERUPAKAN PEMILU YANG PERTAMA DALAM SEJARAH BANGSA

INDONESIA. WAKTU ITU REPUBLIK INDONESIA BERUSIA 10 TAHUN. PEMILU TAHUN 1955 INI DILAKSANAKAN SAAT KEAMANAN NEGARA MASIH KURANG KONDUSIF; BEBERAPA DAERAH DIRUNDUNG KEKACAUAN OLEH DI/TII (DARUL ISLAM/TENTARA ISLAM INDONESIA) KHUSUSNYA PIMPINAN KARTOSUWIRYO. DALAM KEADAAN SEPERTI INI, ANGGOTA ANGKATAN BERSENJATA DAN POLISI JUGA MEMILIH. MEREKA YANG BERTUGAS DI DAERAH RAWAN DIGILIR DATANG KE TEMPAT PEMILIHAN. PEMILU AKHIRNYA PUN BERLANGSUNG AMAN.

PEMILU INI BERTUJUAN UNTUK MEMILIH ANGGOTA-ANGGOTA DPR DAN KONSTITUANTE. JUMLAH KURSI DPR YANG DIPEREBUTKAN BERJUMLAH 260, SEDANGKAN KURSI KONSTITUANTE BERJUMLAH 520 (DUA KALI LIPAT KURSI DPR) DITAMBAH 14 WAKIL GOLONGAN MINORITAS YANG DIANGKAT

(5)

UU NO. 7 TAHUN 1953 TENTANG PEMILU ADALAH UU YANG MENJADI PAYUNG HUKUM PEMILU 1955 YANG DISELENGGARAKAN SECARA LANGSUNG, UMUM, BEBAS DAN RAHASIA.

PERIODE DEMOKRASI TERPIMPIN

SANGAT DISAYANGKAN, KISAH SUKSES PEMILU 1955, AKHIRNYA TIDAK BISA DILANJUTKAN DAN HANYA MENJADI CATATAN EMAS SEJARAH. PEMILU

PERTAMA ITU TIDAK BERLANJUT DENGAN PEMILU KEDUA LIMA TAHUN BERIKUTNYA, MESKIPUN PADA 1958 PEJABAT PRESIDEN SUKARNO SUDAH MELANTIK PANITIA PEMILIHAN INDONESIA II. YANG TERJADI KEMUDIAN ADALAH BERUBAHNYA FORMAT POLITIK DENGAN KELUARNYA DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959, SEBUAH KEPUTUSAN PRESIDEN UNTUK

MEMBUBARKAN KONSTITUANTE DAN PERNYATAAN KEMBALI KE UUD 1945 YANG DIPERKUAT ANGAN-ANGAN PRESIDEN SOEKARNO MENGUBURKAN PARTAI-PARTAI. DEKRIT ITU KEMUDIAN MENGAKHIRI REZIM DEMOKRASI DAN MENGAWALI OTORITERIANISME KEKUASAAN DI INDONESIA, YANG --

MEMINJAM ISTILAH PROF ISMAIL SUNNY-- SEBAGAI KEKUASAAN NEGARA, BUKAN LAGI MENGACU KEPADA DEMOCRACY BY LAW, TETAPI DEMOCRACY BY DECREE.

OTORITERIANISME PEMERINTAHAN PRESIDEN SOEKARNO MAKIN JELAS KETIKA PADA 4 JUNI 1960. BELIAU MEMBUBARKAN DPR HASIL PEMILU 1955, SETELAH SEBELUMNYA DEWAN LEGISLATIF ITU MENOLAK RAPBN YANG DIAJUKAN PEMERINTAH. PRESIDEN SOEKARNO SECARA SEPIHAK DENGAN SENJATA DEKRIT 5 JULI 1959 MEMBENTUK DPR-GOTONG ROYONG (DPR-GR) DAN MPR SEMENTARA (MPRS) YANG SEMUA ANGGOTANYA DIANGKAT

PRESIDEN.

PENGANGKATAN KEANGGOTAAN MPR DAN DPR, DALAM ARTI TANPA

PEMILIHAN, MEMANG TIDAK BERTENTANGAN DENGAN UUD 1945. KARENA UUD 1945 TIDAK MEMUAT KLAUSUL TENTANG TATA CARA MEMILIH ANGGOTA DPR DAN MPR. TETAPI, KONSEKUENSI PENGANGKATAN ITU ADALAH

TERKOOPTASINYA KEDUA LEMBAGA ITU DI BAWAH PRESIDEN. PADAHAL MENURUT UUD 1945, MPR ADALAH PEMEGANG KEKUASAAN TERTINGGI, SEDANGKAN DPR NEBEN ATAU SEJAJAR DENGAN PRESIDEN.

(6)

G 30 S/PKI YANG GAGAL SEMAKIN LUAS, REZIM YANG KEMUDIAN DIKENAL DENGAN SEBUTAN DEMOKRASI TERPIMPIN ITU TIDAK PERNAH SEKALIPUN MENYELENGGARAKAN PEMILU.

MALAH PADA 1963 MPRS YANG ANGGOTANYA DIANGKAT MENETAPKAN SOEKARNO, ORANG YANG MENGANGKATNYA, SEBAGAI PRESIDEN SEUMUR HIDUP. INI ADALAH SATU BENTUK KEKUASAAN OTORITER YANG

MENGABAIKAN KEMAUAN RAKYAT TERSALURKAN LEWAT PEMILIHAN BERKALA

9. PEMILU 2004

PEMILU LEGISLATIF ADALAH TAHAP PERTAMA DARI RANGKAIAN TAHAPAN PEMILU 2004. PEMILU LEGISLATIF INI DIIKUTI 24 PARTAI POLITIK, DAN TELAH DILAKSANAKAN PADA 5 APRIL 2004. PEMILU INI BERTUJUAN UNTUK MEMILIH PARTAI POLITIK (SEBAGAI PERSYARATAN PEMILU PRESIDEN) DAN

ANGGOTANYA UNTUK DICALONKAN MENJADI ANGGOTA DPR, DPRD, DAN DPD. PARTAI-PARTAI POLITIK YANG MEMPEROLEH SUARA LEBIH BESAR ATAU SAMA DENGAN TIGA PERSEN DAPAT MENCALONKAN PASANGAN CALONNYA UNTUK MAJU KE TAHAP BERIKUTNYA, YAITU PADA PEMILU PRESIDEN PUTARAN

PERTAMA.

PEMILIHAN UMUM INDONESIA 2004 ADALAH PEMILU PERTAMA YANG MEMUNGKINKAN RAKYAT UNTUK MEMILIH PRESIDEN SECARA LANGSUNG, DAN CARA PEMILIHANNYA BENAR-BENAR BERBEDA DARI PEMILU

SEBELUMNYA. PADA PEMILU INI, RAKYAT DAPAT MEMILIH LANGSUNG PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN (SEBELUMNYA PRESIDEN DAN WAKIL

PRESIDEN DIPILIH OLEH MPR YANG ANGGOTA-ANGGOTANYA DIPILIH MELALUI PRESIDEN). SELAIN ITU, PADA PEMILU INI PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TIDAK DILAKUKAN SECARA TERPISAH (SEPERTI PEMILU 1999) -- PADA PEMILU INI, YANG DIPILIH ADALAH PASANGAN CALON (PASANGAN CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN), BUKAN CALON PRESIDEN DAN CALON WAKIL PRESIDEN SECARA TERPISAH.

PENTAHAPAN PEMILU 2004

(7)

TAHAP PERTAMA (ATAU PEMILU LEGISLATIF") ADALAH PEMILU UNTUK MEMILIH PARTAI POLITIK (UNTUK PERSYARATAN PEMILU PRESIDEN) DAN ANGGOTANYA UNTUK DICALONKAN MENJADI ANGGOTA DPR, DPRD, DAN DPD. TAHAP

PERTAMA INI DILAKSANAKAN PADA 5 APRIL 2004.

TAHAP KEDUA (ATAU PEMILU PRESIDEN PUTARAN PERTAMA) ADALAH UNTUK MEMILIH PASANGAN CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN SECARA

LANGSUNG. TAHAP KEDUA INI DILAKSANAKAN PADA 5 JULI 2004.

TAHAP KETIGA (ATAU PEMILU PRESIDEN PUTARAN KEDUA) ADALAH BABAK TERAKHIR YANG DILAKSANAKAN HANYA APABILA PADA TAHAP KEDUA BELUM ADA PASANGAN CALON YANG MENDAPATKAN SUARA PALING TIDAK 50

PERSEN (BILA KEADAANNYA DEMIKIAN, DUA PASANGAN CALON YANG MENDAPATKAN SUARA TERBANYAK AKAN DIIKUTSERTAKAN PADA PEMILU PRESIDEN PUTARAN KEDUA. AKAN TETAPI, BILA PADA PEMILU PRESIDEN PUTARAN PERTAMA SUDAH ADA PASANGAN CALON YANG MENDAPATKAN SUARA LEBIH DARI 50 PERSEN, PASANGAN CALON TERSEBUT AKAN

LANGSUNG DIANGKAT MENJADI PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN). TAHAP KETIGA INI DILAKSANAKAN PADA 20 SEPTEMBER 2004.

http://limiakristiani.blogspot.com/2013/10/analisis-tentang-pemilu-1955-2009.html?m=1

Analisis tentang Pemilu 1955 - 2009

Pemilu di Indonesia diselenggarakan sebanyak 10 kali yaitu tahun 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, 2004 dan 2009. Pemilu

(8)

Pemilu 1955

Pemilu pertama dilangsungkan pada tahun 1955 dan bertujuan untuk

memilih anggota-anggota DPR dan Konstituante. Pemilu ini seringkali disebut dengan Pemilu 1955, dan dipersiapkan di bawah pemerintahan Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo. Namun, Ali Sastroamidjojo mengundurkan diri dan pada saat pemungutan suara, kepala pemerintahan telah dipegang oleh Perdana Menteri Burhanuddin Harahap.

Sesuai tujuannya, Pemilu 1955 ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu: Tahap pertama adalah Pemilu untuk memilih anggota DPR. Tahap ini

diselenggarakan pada tanggal 29 September 1955, dan diikuti oleh 29 partai politik dan individu,

Tahap kedua adalah Pemilu untuk memilih anggota Konstituante. Tahap ini diselenggarakan pada tanggal 15 Desember 1955.

Lima besar dalam Pemilu ini adalah Partai Nasional

Indonesia, Masyumi, Nahdlatul Ulama, Partai Komunis Indonesia, dan Partai Syarikat Islam Indonesia.

Pemilu 2004

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diketahui bahwa Majelis Hakim dalam mengambil langkah diskresi dalam pertimbangan hukumnya berpendapat bahwa hak asuh anak

Tiga persoalan dari teori Keynes yaitu, tujuan masyarakat untuk meminta uang, faktor-faktor yang menentukan suku bunga, suku dan efek perubahan penawaran uang ke atas

2 Mengumpulkan fakta yaitu dengan mempelajari catatan-catatan yang relevan, peraturan dan kebiasaan yang berlaku, membicarakan dengan orang yang bersangkutan untuk

Taryana Sunandar, Perkembangan Hukum Perdagangan Internasional dari GATT 1947 Sampai Terbentuknya WTO, Jakarta,1996,h.1.. pendirian ITO mengakibatkan terjadinya kekosongan

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI RESTORAN MERGOSARI CIAMIS.. Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Percobaan menggunakan variabel bagasse tebu sebesar 12% dan resin epoxy 88% didapatkan kuat tarik tertinggi ada pada pelapisan dengan menggunakan larutan HMR sebanyak 5

Untuk meningkatkan prestasi belajar matematika banyak usaha yang. perlu ditempuh, sehingga memungkinkan terjadinya peristiwa belajar

Activity diagram menggambar kan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing- masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi,