Annisa Widyarni//071311233084//Globalisasi dan Masyarakat Informasi// Week 13
Keterkaitan Media Massa dengan Terorisme di Era Masyarakat Informasi
sekedar tempat berlalu lalangnya infomrasi, tetapi juga partner komunikasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi yang interaktif (Subiakto dan Ida, 2012: 132).
Dikaitkan dengan isu terorisme, media massa dengan terorisme memiliki keterkaitan tersendiri dengan melibatkan pemerintah didalamnya. Menurut Martin (2006: 392) terdapat dua perspektif dalam melihat keterkaitan media, pemerintah, dengan terorisme. Pertama, media massa sebagai alat dalam menyebarkan informasi akan memberikan berita terkait dengan isu terorisme dengan begitu objektif. Media massa akan memberikan sebuah berita mengenai terorisme tanpa memberikan informasi terkait dengan alasan dari dilakukan aksi terorisme tersebut. Hal tersebut dapat mengacu kepada tulisan Subiakto dan Ida (2012: 131) yang mengatakan bahwa peran media massa didalam masyarakat sebagai window on events and experience. Kedua, aksi terorisme yang terjadi disebuah negara juga dapat memberikan dampak terhadap ketatuktan masyarakat yang akan menimbulkan ketakutan masyarakatnya. Adanya hal tersebut maka sebagai sebuah pemerintah akan menekan pemberitaan terkait dengan tindakan terorisme yang terjadi di negaranya, agar tidak terjadi ketakutan yang berlebihan terhadap isu terorisme tersebut. Sehingga, terdapat dua perspektif yang saling bertolak belakang dalam melihat keterkaitan media massa, terorisme, dan media pemerintah.
Penulis setuju dengan Gus Martin bahwa di era masyarakat informasi ini, ditengah kecanggihan teknologi informasi, terorisme telah memanfaatkan kondisi tersebut. Martin (2006: 402) telah menyatakan bahwa teknologi informasi yang ada pada saat ini telah memunculkan terorisme yang berbasis pada media. Dengan kemudahan media dalam menyebarkan informasinya, para kelompok teroris juga memanfaatkan kemudahan tersebut dengan menggunakan media sebagai penyalur kepentingan mereka. Kepentingannya tersebut dapat berupa informasi yang bertujuan untuk membentuk pola pikir masyarakat mengenai terorisme (Martin, 2006: 402). Hal tersebut juga dinyatakan oleh Behm (1991: 239-241 dalam Prajarto, 2004: 2) bahwa terorisme memanfaatkan strategi media massa, dan dilain pihak media menempatkan kepetingannya pada aktivitas kelompok terorisme dalam mendapatkan keuntungan.
masyarakat informasi, karena di era ini terorisme juga telah memiliki akses dalam mengusai media massa.
Referensi
Martin, Gus, 2006. “The Information Battleground: Terrorist Violence and the Role of the Media,” dalam Understanding Terrorism. London: SAGE Publications.
Prajarto, Nunung, 2004. Teorisme dan Media Massa: Debat Keterlibatan Media. Yogyakarta. Subiakto, Henry dan Rachma Ida, 2012. Komunikasi Politik, Media, dan Demokrasi. Jakarta: