Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Nindia Allysa
10090313092
Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Islam Bandung 2013-2014
Abstrak:
Pengembangan sumber daya manusia menjadi prioritas dan tanggung jawab bersama bangsa Indonesia. Maka setiap usaha di sebuah perusahaan dituntut untuk menggerakkan serta menjadikan sumber daya yang dimilikinya secara optimal agar mendapatkan hasil yang seefektif dan seefien mungkin. Oleh sebab itu perlu ditekankan bahwa karyawan harus mendapatkan perhatian khusus. Untuk mendapatkan hasil yang efektif dan efisien, perusahaan sebagai tempat berkumpulnya dan berprestasi karyawan harus memperhatikan berbagai faktor yang memerani kinerja karyawannya antara lain lingkungan kerja dan komunikasi antara individu dalam organisasi. Perusahaan selalu berusaha memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimilikinya secara optimal dan sebaik mungkin. Hal ini terjadi karena saat ini perusahaan berusaha bertahan dengan cara meminimalkan pengeluaran dan mengoptimalkan pendapatan, karena perekonomian saat ini masih belum stabil. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam menentukan keberhasilan sebuah perusahaan. Dalam usaha memanfaatkan sumber daya manusia agar dapat optimal, perusahaan perlu mendorong karyawan untuk bekerja lebih giat dan memberikan dorongan agar prestasi kerja dapat meningkat sesuai dengan harapan perusahaan. Pelaksanaan motivasi kepada seluruh karyawan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan. Dalam hal pengolahan data, penulis melakukan penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif. Studi deskriptif adalah salah satu jenis metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya ( Best,1982 : 119). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa apabila seorang karyawan mempunyai motivasi yang tinggi, maka prestasi kerja karyawan tersebut akan tinggi pula sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan.
Kata kunci: motivasi, karyawan, perusahaan. Abstrack:
Human resources is one of the most important factors in determining the success of a company . In an effort to utilize human resources in order to be optimal, companies need to encourage employees to work harder and give a boost so that performance can be increased in accordance with the company's expectations. Implementation of motivation to all employees is one of the factors that influence employee performance. In terms of data processing, the authors conducted a study using a descriptive research method. Descriptive study is one type of research method that seeks to describe and interpret the object in accordance with what it is ( Best, 1982: 119 ). Based on the results of research and discussion, the authors conclude that if an employee has a high motivation, the employees' performance will be higher as well in accordance with standards established by the company.
Bab I
Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Organisasi bisnis akan mampu bertahan dalam suatu lingkungan persaingan apabila memiliki sumber daya yang dapat dijadikan andalan untuk bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya. Organisasi yang baik adalah organisasi yang berusaha meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya, karena hal tersebut merupakan faktor kunci untuk meningkatkan kinerja karyawan. Sumber daya dimaksud baik yang bersifat tangible maupun intangible. Salah satu sumber daya tangible yang menjadi andalan perusahaan adalah sumber daya manusia atau karyawan yang memiliki kepercayaan, komitmen, potensi, semangat kerja, kemauan serta kemampuan melaksanakan tugasnya dengan baik (Suteja, 2001). Karena manusia merupakan salah satu sumber daya penting bagi perusahaan maka perlu diberikan motivasi untuk selalu meningkatkan prestasi kerjanya. Teknologi canggih juga merupakan wujud sumber daya lainnya yang saat ini memberi kemudahan, kecepatan, efisiensi tinggi. Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah diharapkan oleh perusahaan terserbut. Semakin banyak karyawan yang mempunyai kinerja tinggi, maka produktivitas perusahaan secara keseluruhan akan meningkat sehingga perusahaan akan dapat bertahan dalam persaingan global.
Terdapat faktor negatif yang dapat menurunkan kinerja karyawan, diantaranya adalah menurunnya keinginan karyawan untuk mencapaiprestasi kerja, kurangnya ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan sehingga kurang menaati peraturan, pengaruh yang berasal dari lingkungannya, teman sekerja yang juga menurun semangatnya dan tidak adanya contoh yang harus dijadikan acuan dalam pencapaian prestasi kerja yang baik. Semua itu merupakan sebab menurunya kinerja karyawan dalam bekerja. Faktor-faktor yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja diantaranya adalah gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja. Motivasi sebagaimana diungkapkan Wursanto (1988: 132) adalah alasan, dorongan yang ada di dalam diri manusia yang menyebabkan manusia melakukan sesuatu atau berbuat sesuatu. Motivasi karyawan dapat dipengaruhi faktor minat, gaji yang diterima, kebutuhan akan rasa aman, hubungan antar personal dan kesempatan untuk bekerja. Dengan adanya motivasi dapat merangsang karyawan untuk lebih menggerakan tenaga dan pikiran dalam merealisasikan tujuan perusahaan. Apabila kebutuhan akan hal ini terpenuhi maka akan timbul kepuasan dan
kelancaran terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan. Produktivitas kerja akan
terwujud jika para karyawan mempunyai kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan atau tugas yang menjadi tanggungjawabnya masing-masing. Oleh karena itu pimpinan harus dapat
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, penulis mencoba merumuskan permasalahan sebagai berikut “Adakah faktor-faktor yang memengaruhi motivasi terhadap prestasi kerja karyawan?”.
1.3 Tujuan
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa sajakah faktor yang memengaruhi motivasi terhadap prestasi kerja karyawan.
1.4 Metode Penelitian
Peneliti menggunakan studi deskriptif. Studi deskriptif adalah salah satu jenis metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya
( Best,1982 : 119). Peneliti mengambil sumber sebagai data sekunder. Teknik pengumpulan data yang dipilih adalah kualitatif. Data kualitatif adalah data yang bukan merupakan bilangan, tetapi berupa ciri-ciri, sifat-sifat, keadaan, atau gambaran dari kualitas objek yang diteliti.
Bab II Kerangka Teori 2.1 Motivasi
Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Menurut Sardiman 2006:73) motif merupakan daya penggerak dari dalam untuk melakukan kegaiatan untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah suatu sugesti atau dorongan yang muncul karena diberikan oleh seseorang kepada orang lain atau dari diri sendiri, dorongan tersebut bermaksud agar orang tersebut menjadi orang yang lebih baik dari yang sebelumnya. Motivasi juga bisa diartikan sebagai sebuah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang.
2.2.1 Fungsi Motivasi
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melaksanakan aktivitas belajar. Motivasi diperlukan dalam menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Menurut Djamarah (2002 : 123) ada tiga fungsi motivasi:
Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar. Motivasi sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis melahirkan sikap terhadap
Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Menurut Hamalik (2003:161) fungsi motivasi adalah :
Mendorong timbulnya suatu kelakuan atau perbuatan. Tanpa adanya motivasi maka tidak akan timbul perbuatan seperti belajar
Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan.
Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai mesin dalam mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu pekerjaan.
Menurut Sardiman (2006:85) ada 3 fungsi motivasi :
Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai
Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan tujuan-tujuan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Dengan adanya usaha yang tekun dan didasari motivasi maka siswa akan belajar dengan baik dan prestasi belajar akan optimal.
2.3 Prestasi Kerja
Membahas mengenai motivasi kerja, tidak dapat terlepas dari pembahasan mengenai prestasi kerja. Karena motivasi kerja merupakan bagian yang terpenting dari tingkah laku kerja tersebut. Prestasi kerja dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.
Menurut Hasibuan (1995:105), prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.
Menurut Moh. As'ud (1995:47), prestasi kerja sebagai kesuksesan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
2.3.1 Manfaat Prestasi Kerja
1.Perbaikan Prestasi Kerja
Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan, manajer dan departemen personalia dapat membetulkan kegiatan-kegiatan mereka.
2. Penyesuaian-Penyesuaian Kompensasi
Evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil keputusan dalammenentukan kenaikan upah, pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya.
3.Keputusan-Keputusan Penempatan
Promosi, transfer dan demosi biasanya didasarkan pada prestasi kerja masa lalu atau
antisipasinya. Promosi sering merupakan bentuk penghargaan terhadap prestasi kerja masa lalu. 4. Kebutuhan-Kebutuhan Latihan dan Pengembangan
Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan latihan. Demikian juga, prestasi yang baik mungkin mencerminkan potensi yang harus di kembangkan.
5. Perencanaan dan Pengembangan Karier
Umpan balik prestasi kerja mengarahkan keputusan-keputusan karier, yaitu tentang jalur karier tertentu yang harus diteliti
6. Penyimpangan-Penyimpangan Proses Staffing
Prestasi kerja yang baik atau jelek mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staffing departemen personalia
7. Ketidak-akuratan Informasional
Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kesalahan-kesalahan dalam informasi analisis jabatan, rencana-rencana sumber daya manusia, atau komponen-komponen lain sistem informasi manajemen personalia. Akibatnya keputusan-keputusan yang diambil menjadi tidak tepat.
8. Kesalahan-Kesalahan Desain Pekejaan
Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan suatu tanda kesalahan dalam desain pekerjaan. Penilaian prestasi membantu diagnosa kesalahan-kesalahan tersebut.
9. Kesempatan Kerja yang Adil
Penilaian prestasi kerja secara akurat akan menjamin keputusan-keputusan penempatan internal diambil tanpa diskriminasi.
10. Tantangan-Tantangan Eksternal
Kadang-kadang prestasi kerja dipengaruhi oleh faktor di luar lingkungan kerja seperti keluarga, kesehatan, kondisi finansial atau masalah-masalah pribadi lainnya. Dengan penilaian prestasi, departemen personalia mungkin dapat menawarkan bantuan.(T. Hani Handoko,1987:135-136). Bab III