• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dewasa Menurut Hukum Islam Dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Dewasa Menurut Hukum Islam Dan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

DEWASA MENURUT HUKUM ISLAM

O

L

E

H

1. Nahrowi, SH, MH – 2. Ade Rizky, S.Sy.

1

(2)

Daftar Isi

Daftar isi

……… ……… 2

Pendahuluan

……… ……….. 3

Tanda-tanda baligh untuk laki-laki

……… 4

Ihtilam

……… ……… 4

Tumbuhnya rambut kemaluan

……… 6

Mencapai usia tertentu

……… 7

Tanda-tanda baligh untuk perempuan

……… 9

Kesimpulan

……… ……….. 10

Referensi ...

(3)

Pendahuluan

Segala puji hanya untuk Allah SWT Tuhan semesta alam, yang telah mengirim para utusanNya untuk menegakan agama yang diridhoiNya, yaitu Islam, agama yang yang selalu sholihun likulli zamaan,.

Salawat beriring salam semoga selalu tercurahkan kepada keharibaan baginda nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan kezaman yang terang menderang dengan akhlak dan ilmu.

Seseorang bisa dikenakan suatu hukum apabila ia sudah cakap dalam melakukan perbuatan hukum, baik didalam hukum islam maupun dalam kenegaraan, seseorang dapat dikatakan cakap dalam melakukan perbuatan hukum apabila ia sudah dewasa, dalam islam dikenal sebagai baligh, dewasa dan berakal dapat dijadikan tolak ukur seseorang untuk mendapat akibat dari suatu hukum, dalam segala aspek ibadah, baik ibadah mahdoh ataupun ghoiru mahdoh, kedua ibadah tersebut sering memberi syarat bagi yang akan melakukannya agar ia harus memenuhi syarat tersebut,yaitu berakal dan dewasa (baligh),

orang yang berakal sudah pasti bisa kita ketahui dari perilakunya, sedangkan orang yang dewasa (baligh) harus ditinjau terlebih dahulu, dalam peninjauan tersebut, diantara para ulama fkih ada yang berbeda pendapat dalam menetapkan orang yang sudah dapat dikatakan dewasa, maka dalam tulisan ini akan mengetahui sejak kapankah orang sudah memperoleh titel dewasa.

(4)

A. Tanda-tanda baligh untuk laki-laki antara lain :

1. Ihtilam, yaitu keluarnya mani baik karena mimpi atau karena lainnya.

Dalilnya antara lain adalah :

a) Firman Allah ta’ala :

ْنِم ٍتّاَرم رَاثرَ ْْمُكْنِم رْمُلمُحْلّ ّومُغمُلْبري ْْرل رنيِذَالّرو ْْمُكمُ ارمْيرأ ْتركرلرم رنيِذَالّ مُْمُكْ ِْْأأرتْسريِل ّومُنرمآ رنيِذَالّ ارّهيرأ اري رسْيرل ْْمُكرل ٍتّررْورع مَُاثرَ ِءارشِعْلّ ِاثرَ ِدْعرب ْنِمرو ِارَيِّاَلّ رنِم ْْمُكرباريَِ رنومُعرضرت رنيِحرو َِْجرفْلّ ِاثرَ ِِْبرق ِتاريلّ مُْمُكرل مُهاللّ مُننيربمُي ركِلرذَر ٍْْعرب لرلرع ْْمُكمُضْعرب ْْمُكْيرلرع رنومُّّاورط انمُُردْعرب ٌحارنمُج ِّْْْيرلرع لرو ْْمُكْيرلرع * ٌْيِكرح ٌْيِلرع مُهاللّرو ِِّْْلْبرق ْنِم رنيِذَالّ رنرْْأأرتْسّ ارمر ّومُ ِْْأأرتْسريْلرّ رْمُلمُحْلّ مُْمُكْنِم مُلارفْططّ رغرلرب ّرِْإرو

(5)

Segi pendalilan dari ayat ini adalah bahwa hulm (ihtilam) dijadikan batas kewajiban bagi seorang anak untuk meminta ijin di semua waktu ketika ia hendak memasuki kamar orang tuanya. Ini adalah asal hukum dalam minta ijin (yaitu minta ijin sebelum masuk). Berbeda halnya ketika ia belum mencapai hulm, maka ia hanya dibebankan meminta ijin di tiga waktu saja, dan tidak mengapa baginya jika ia masuk (tanpa ijin) di selain tiga waktu tersebut.

b) Dari Abu Sa’id Al-Khudriy radliyallaahu ’anhu : Bahwasannya Rasulullah

shallallaahu ’alaihi wa sallam pernah bersabda :

هيلع ردق ام بيطلّ نم سميو ،كّوسو ،ْلتحم ِ للع ةعمجلّ موي ِسغ

”Mandi pada hari Jum’at (sebelum menunaikan shalat Jum’at) adalah kewajiban bagi setiap orang yang telah ihtilam; demikian pula bersiwak dan memakai wewangian semampunya” 2

Ihtilaam dijadikan batas taklif dalam syari’at. Begitu pula dengan hadits-hadits di bawah :

c) Dari Ali (bin Abi Thaalib) ’alaihis-salaam, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda :

لتح نونجملّ نعو ْلتحي لتح يبصلّ نعو ظقيتسي لتح ْئانلّ نع ةَثَ نع ْلقلّ عّر ِقعي

”Diangkat pena (tidak dikenakan kewajiban) pada tiga orang, yaitu : orang yang tidur hingga bangun, anak kecil hingga ihtilam, dan orang gila hingga berakal” (HR. Abu Dawud)

d) Dari Mu’adz radliyallaahu ’anhu :

ّرانيد ْلاح ِ نم ذَخأأي نأ هَمأو نميلّ للإ هثعب ْلسو هيلع ل للَ ل لوسر نأ

”Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ’alaihi wa sallam mengutusnya ke Yaman dan memerintahnya untuk mengambil dari setiap orang yang telah ihtilam satu dinar” (HR. An-Nasa’i)

(6)

Para ulama telah sepakat bahwa ihtilam merupakan tanda kedewasaan bagi anak laki-laki dan perempuan. Al-Haafidh Ibnu Hajar rahimahullah berkata :

ماكحطّ َئاسو دودحلّو تّدابعلّ هب مزلي ءاسنلّو لاجَلّ يّ مثتحلّ نأ للع ءاملعلّ عمجأ دقو

“Para ulama telah sepakat/ijma’ bahwasannya ihtilaam pada laki-laki dan perempuan mewajibkan dengannya (untuk diberlakukannya) ibadah, huduud, dan seluruh perkara hukum” 3.

2. Tumbuhnya Rambut Kemaluan.

Para ulama berbeda pendapat mengenai hal ini.

Madzhab Hanafiyyah berpendapat bahwa tumbuhnya rambut kemaluan bukan merupakan tanda baligh secara mutlak4

Madzhab Hanabilah dan satu riwayat dari Abu Yusuf dari madzhab Hanafiyyah berpendapat bahwa tumbuhnya rambut kemaluan merupakan tanda baligh secara mutlak5

Madzhab Malikiyyah terpecah menjadi dua pendapat. Pendapat pertama pembunuhan. Adapun yang menyangkut hak-hak kepada Allah ta’ala, maka ia bukan sebagai tanda baligh.

Madzhab Syafi’iyyah berpendapat bahwa tumbuhnya rambut kemaluan merupakan tanda baligh untuk orang kafir. Adapun bagi muslimin, maka mereka berbeda pendapat. Satu pendapat mengatakan bahwa ia merupakan tanda baligh sebagaimana orang kafir, dan pendapat lain – dan ini yang shahih dalam madzhab – mengatakan bahwa ia bukan tanda baligh.6

3 Fathul barii, ibnu hajar al-asqolani juz 5 hal 277 4 Roddul mukhtar, abi said, juz 5 hal 97,

5 al-muharrror, an-nakho’I, juz 5 hal 277

(7)

Pendapat yang rajih dari keempat madzhab tersebut adalah pendapat yang mengatakan bahwa tumbuhnya rambut kemaluan merupakan tanda baligh secara mutlak bagi muslim atau kafir, baik menyangkut hak Allah atau hak anak Adam. Adapun dalil yang dijadikan hujjah antara lain adalah :

a) Dari ’Athiyyah, ia berkata :

يلخ تبني ْل نمو ِتق تب أ نم ناكّ ةَيَق موي ْلسو هيلع ل للَ يبنلّ للع انضَع يليبس يلخّ تبني ْل نمم تنكّ هليبس

“Kami dihadapkan kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pada hari Quraidhah (peristiwa pengkhianatan Bani Quraidhah), di situ orang yang sudah tumbuh bulu kemaluannya dibunuh, sedang orang yang belum

”Bunuhlah orang-orang tua dari kalangan kaum musyrikiin dan biarkanlah syark”. [HR. Abu Dawud]. Syarkh adalah anak-anak yang belum tumbuh bulu kemaluannya.

Pembedaan antara orang kafir dan orang muslim adalah pembedaan yang sangat lemah. Telah shahih dari beliau shallallaahu ’alaihi wa sallam larangan membunuh anak-anak orang kafir yang bersamaan beliau memerintahkan untuk membunuh orang-orang yang telah tumbuh rambut kemaluannya – sehingga dapat dipahami bahwa tumbuhnya rambut kemaluan merupakan tanda baligh bagi mereka. Hukum baligh ini bersifat umum lagi mutlak. Oleh karena itu jika seorang imam menangkap dan menghukum seorang pelaku

bughat dari kalangan muslimin, maka ia pun hanya boleh membunuh mereka yang telah baligh, tidak pada anak-anak. Dan tanda baligh ini dapat diketahui salah satunya dengan tumbuhnya rambut kemaluan pada mereka.

(8)

anak-anak dalam peperangan, maka ini merupakan ketentuan yang datang dari Allah yang harus dipenuhi oleh manusia (kaum muslimin). Tidak bisa dikatakan bahwa menjalankan perintah tersebut adalah sebagai pemenuhan hak anak Adam, bukan pemenuhan hak Allah.

Ibnul-Qayyim rahimahullah berkata :

ه أ للعو رافكلّو نيملسملّ دلوأ ح يّ ْلع ه أ للعو غولبلّ للع ْلع تاب نّ نأ نايب ّذَُ يّو هَيغو غولبلّ ةَّعم نم ةجاحلل يبنجطّ اروع للّ ََنلّ زوجي

”Dan dalam hal ini terdapat penjelasan bahwa tumbuhnya rambut kemaluan adalah tanda balighnya seseorang, bagi anak-anak kaum muslimin dan orang-orang kafir; dan juga menunjukkan bolehnya melihat aurat orang-orang lain bila diperlukan untuk mengetahui baligh dan tidaknya seseorang serta untuk yang lainnya.7

3. Mencapai Usia Tertentu.

Para ulama berbeda pendapat mengenai hal ini. Di antara pendapat-pendapat tersebut antara lain :

a) Madzhab Syafi’iyyah8, dan Hanabilah9 serta satu riwayat dari Abu

Hanifah yaitu lima belas tahun untuk laki-laki dan perempuan.

b) Delapan belas tahun untuk laki-laki dan tujuh belas tahun untuk perempuan10

c) Madzhab Malikiyyah, ada beberapa pendapat. Ada yang mengatakan delapan belas tahun untuk laki-laki dan perempuan, sembilan belas tahun, tujuh belas tahun, dan enam belas tahun

d) Ibnu Hazm berpendapat sembilan belas tahun11

Dalil yang dianggap paling shahih dan sharih oleh ulama yang memberikan batasan usia yang dibawakan dalam permasalahan ini adalah hadits yang

7 Tuhfatul maulud bil ahkam al-maulud, ibnu al-qoyim, hal 210

8 Roudoh at-tolibin, imam abi zakaria yahya bin syarof an-nawawi, juz 4, hal 178 9 Al-furuu’, imam syamsuddin al-muqoddasi, juz 4, hal 312

(9)

dibawakan oleh pendapat pertama (lima belas tahun) dari Ibnu ’Umar

”Rasulullah shallallaahu ’alaihi wa sallam menunjukku untuk ikut serta dalam perang Uhud, yang ketika itu usiaku empat belas tahun. Namun beliau tidak memperbolehkan aku. Dan kemudian beliau menunjukku kembali dalam perang Khandaq, yang ketika itu usiaku telah mencapai lima belas tahun. Beliau pun memperbolehkanku”.

Naafi’ berkata : ”Aku datang kepada ’Umar bin ’Abdil-’Aziz yang ketika itu menjabat sebagai khalifah, lalu aku beri tahu tentang hadits tersebut. Kemudia ia berkata : ’Sungguh ini adalah batasan antara kecil dan besar’. Maka ’Umar menugaskan kepada para pegawainya untuk mewajibkan bertempur kepada orang yang telah berusia lima belas tahun, sedangkan usia di bawahnya mereka tugasi untuk mengurus keluarga orang-orang yang ikut berperang” (HR. Al-Bukhari)

Namun, hadits ini pun tidak menunjukkan secara sharih bahwa usia lima belas tahun adalah batas usia baligh. Hadits ini masih mengandung kemungkinan bahwa pelarangan Nabi shallallaahu ’alaihi wa sallam bukan karena faktor baligh, namun karena masih kecilnya Ibnu ’Umar sehingga tidak dipandang mempunyai kemampuan/kecakapan untuk berperang. Ini terlihat dari ijtihad ’Umar bin ’Abdil-’Aziz yang hanya menandakan usia tersebut sebagai batas besar dan kecil untuk ikut berperang. Bukan baligh dan tidak baligh.

Pendapat yang rajih dalam permasalahan ini adalah tidak ada batasan usia tertentu untuk baligh. Dan inilah pendapat yang diikutkan Ibnul-Qayyim

(10)

هيلع يتأأي نم ّْنمو ةنس اَشع يتنَل ْلتحي نم نايبصلّ نم ِب داتعم نس مثتحلّ تقول سيلو ْلتحي لو كلْ نم َث أو ةنس اَشع تسو اَشع سمخ

”Untuk waktu ihtilaam tidak ada batas usianya, bahkan anak-anak yang berusia dua belas tahun bisa ihtilaam. Ada juga yang sampai lima belas tahun, enam belas tahun, dan seterusnya namun belum ihtilaam” [Tuhfatul-Maudud

hal. 208].

Kemudian beliau melanjutkan :

يوق لوق ّذَُو مثتحلّ وُ ام إ نسلاب هل دح ل هباحَأو دوّد لاقو

”Dawud (Adh-Dhahiriy) dan shahabat-shahabatnya berkata : ’Tidak ada batasan tertentu untuk usia baligh. Batas yang benar hanyalah ihtilam’. Ini adalah pendapat yang kuat”.

B. Tanda-tanda baligh untuk perempuan antara lain :

Adapun tanda balighnya anak perempuan bisa sama seperti laki-laki, namun ditambah dengan keempatnya, yaitu haidl, berkembangnya alat-alat untuk berketurunan, serta membesarnya buah dada. Para ulama telah ijma’ bahwasannya haidl merupakan tanda baligh bagi seorang wanita. Al-Haafidh berkata :

ءاسنلّ ح يّ غولب ْيحلّ نأ للع ءاملعلّ عمجأ دقو

“Para ulama telah sepakat/ijma’ bahwasannya haidl merupakan tanda baligh bagi wanita”12

Kesimpulan :

Batas usia baligh bagi anak laki-laki dan perempuan adalah ihtilam. Khusus, bagi anak perempuan, atau ia telah mengalami haidl. Namun apabila ia sulit mengetahui apakah orang tersebut telah ihtilam (atau bagi anak perempuan ia

(11)

terlambat haidl - atau bahkan tidak mengalami haidl sama sekali), maka tanda balighnya diambil dari tumbuhnya rambut kemaluan.

Bila anak sudah mengalami salah satu tanda di atas, maka ia telah baligh yang dengan itu ia telah sampai pada usia taklif. Wajib baginya mengerjakan ibadah dan seluruh amalan wajib. Adapun sebelum itu, maka perintah hanyalah sebagai pembiasaan dan menjadikannya suka.

Referensi

Al-Quran al-karim

Sohihul bukhori, imam al-bukhori, cet.darul kutub

Fathul baari, ibnu hajar al-asqolani, cet.haramain

Roddul muhktaar, imam abi said

Al-muharror, imam ann-nahko’I, cet.daarulkutub

Al-muhazzab, ali bin abi yusuf asy-asyayrozi, cet.daarul ma’rifah, bayruut

Tuhfatul mauluud bil ahkam al-mauluud, imam ibnu qoyim al-jauziyah, cet.daarul ilmiah

Roudhah at-thaalibin, imam abi zakaria yahya bin syarof an-nawawi, cet.daarulkutub

Al-furuu’, imam syamsuddin al-muqoddasi, cet.qoolam al-kutub

Syarhu al-fathu al-qodir, imam ibnu al-himmam al-hanaf, cet.daarulfkri

Al-muhallaa, ibnu hazam, cet.haramain

(12)

Referensi

Dokumen terkait

merely translate the translation units from target language into mother tongue and... During applying translation, the teacher could not always translate word

Memperoleh pengetahuan mengenai hambatan yang dialami masyarakat sebagai penerima kredit dan UPK sebagai pelaksana kegiatan atau pemberi kredit dalam proses pemberian

Yang masuk pada kategori ini adalah laporan korban spam dari network di Indonesia maupun luar negeri.. Jumlah ini mengalami sedikit penurunan di

Fukuyama (1999) menyatakan bahwa modal sosial memegang peranan yang sangat penting dalam memfungsikan dan memperkuat kehidupan masyarakat modern. Modal sosial merupakan syarat

Hak Tanggungan diatur dalam Pasal 1 ayat (1) UUHT, disebutkan bahwa: Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud

Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan

Tugas Mengidentifikasi tentang Jenis-jenis dan karakteristik tekstil Observasi Ceklist lembar pengamatan kegiatan eksperimen Portofolio Laporan tertulis kelompok Tes •

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang sesuai dengan amalan yang telah membantu mahasiswa dalam pembuatan Tugas Akhir ini.Mahasiswa menyadari bahwa Tugas Akhir ini