• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN DAN PRAKTI KUM LAPANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN DAN PRAKTI KUM LAPANG"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN

Kelas D Oleh :

Dika Pratiwi Putri 115040100111122

UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan di sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan nasional, karena pembangunan pertanian berkaitan erat dengan pembangunan industri, kesehatan, perbaikan ekonomi dan penyediaan sandang, papan serta lapangan kerja dan lain-lain. Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan titik berat kepada upaya peningkatan kesejahteraan umum yang berusaha di bidang pertanian .Ilmu pertanian sangat erat hubungannya dengan ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi adalah suatu telaah mengenai individu-individu dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya dengan menggunakan sumberdaya yang terbatas sebagai konsekuensi dari adanya kelangkaan Produksi adalah sebuah proses yang telah terlahir di muka bumi ini semenjak manusia menghuni planet ini.Dalam teori ekonomi terdapat istilah produksi . Produksi sangat penting bagi kelangsungan hidup dan juga peradaban manusia dan bumi. Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh dari menyatunyamanusia dengan alam.

(3)

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan ekonomi produksi? 1.2.2 Apakah yang di maksud dengan satu input variable ?

1.2.3 Apakah yang di maksud dengan Maksimisasi Profit satu input variable? 1.2.4 Apakah definisi Biaya, Penerimaan dan keuntungan dari sisi Output? 1.2.5 Bagaimana Kegiatan Ekonomi Produksi yang dilakukan oleh petani(petani

sampel) dan bagaimana hasil perbandingan Kegiatan ekonomi produksi yang dilakukan petani sampel dengan literature yang ada

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian ekonomi produksi

1.3.2 Untuk mengetahui produksi dengan satu input variable

1.3.3 Untuk mengetahui apa itu maksimisasi profit satu input variabel

1.3.4 Untuk mengetahui seperti apa Kegiatan Ekonomi Produksi yang dilakukan oleh petani

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ekonomi Produksi

Produksi merupakan salah satu kegiatan yang berhubungan erat dengan kegiatan ekonomi. Melalui proses produksi bisa dihasilkan berbagai macam barang yang dibutuhkan oleh manusia. Tingkat produksi juga dijadikan sebagai patokan penilaian atas tingkat kesejahteraan suatu negara. Jadi tidak heran bila setiap negara berlomba - lomba meningkatkan hasil produksi secara global untuk meningkatkan pendapatan perkapitanya.

Sedangakan Pengertian Ekonomi Produksi itu sendiri nadalah sebuah kegiatan menghasilkan barang atau jasa, tetapi juga kegiatan yang sifatnya menambah nilai atau kegunaan barang yang sudah ada menjadi lebih tinggi nilainya. Tujuan dari produksi itu sendiri adalah untuk menghasilkan / menciptakan suatu barang, menambah serta meningkatkan nilai guna barang yang sudah ada, memperoleh tembahan penghasilan serta untuk memenuhi semua kebutuhan manusia

(Lestari, 2013) 2.2 Penjelasan Produksi Dengan Satu Input Variabel

Produksi dengan satu input variabel adalah hubungan antara tingkat produksi dengan satu macam faktor produksi yang digunakan , sedangkan faktor faktor produksi yang lain dianggap penggunaannya tetap pada tingkat tertentu (ceteris paribus).

Secara matematis fungsi produksi tersebut dapat dinyatakan :

“Produk Y adalah fungsi dari faktor produksi X1, jika faktor-faktor produksi X2, X3, ……, Xn ditetapkan penggunaannya pada suatu tingkat tertentu. Jadi, satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlah penggunaannya adalah faktor produksi X1.Teori produksi sederhana yang menggambarkan tentang hubungan antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan tingkat produksi barang. (Faktor produksi lain : tetap). Hukum Hasil Lebih yang Semakin Berkurang (The Law of Diminshing Return) menyatakan bahwa : apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan

(5)

akhirnya mencapai nilai negatif dan ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya mencapai tingkat yang maksimum kemudian menurun

Dari hubungan kurva-kurva tersebut, terbentuklah tiga daerah, yaitu : Daerah I (daerah efisien tetapi tidak rasional)

Efisien karena tambahan input fisik dapat memberikan tambahan produksi. Tidak rasional karena besarnya tambahan produksi fisik berada berada diatas rata-rata produksi, dengan demikian petani atau produsen tidak akan berhenti menambah input pada daerah I karena harapan untuk meningkatkan produksi masih dapat dilakukan.

Daerah II (efisien tetapi rasional)

Efisien : tambahan input masih dapat meningkatkan produksi, walaupun tambahan produksi semakin berkurang)

Rasional : rata-rata produksi fisik masih lebih besar dari tambahan produksi APP > MPP Daerah III (tidak efisien dan tidak rasional )

Tidak efisien karena tambahan input fisik yang diberikan akan mengakibatkan produksin menurun (MPP < 0). Dan tidak rasional : karena daerah III tersebut merupakan daerah rugi.

(Suhartini,2010)

2.3 Maksimisasi Profit Satu Input dan Satu Output

(6)

π = TVP-TFC atau π =p0y-v0x

Level input yang diperlukan untuk memaksimalkan output (y) dapat dihitung dengan prosedur matematis sebagaimana dijelaskan berikut ini. Pada maksimalisasi output, fungsi MPP harus sama dengan nol. Artinya, unit input terakir yang diaplikasikan tidak memberikan output tambahan atau dengan kata lain tidak mengubah level output. MPP=dy/dx=0 pada titik maksimalisasi output. Jadi, bentuk umum fungsi produksi y=bx. Bila diturunkan: MPP=dy/dx=b tidak selalu b=0. Jika b sama dengan nol, berapapun jumlah x digunakan tidak menghasilkan y. Untuk nilai b positip, fungsi tidak memiliki nilai maksimum.

Satu-satunya nilai untuk x adalah 0 agar MPP sama dengan nol. Jenis fungsi ini juga tidak memiliki nilai maksimum. Secara umum, bentuk fungsi y =axb, di mana a dan b adaljnmah angka positip, tidak memiliki titik maksimum.

Untuk mencari nilai maksimum atau minimum fungsi keuntungan, perlu ditempatkan titik-titik pada fungsi keuntungan yang berslope nol. Jika slope fungsi sama dengan nol, maka turunan pertama juga sama dengan nol, sebab turunan pertama setiap fungsi adalah persamaan yang merepresentasikan slope fungsi tersebut. Oleh karena itu untuk mencari lokus titik-titik tersebut turunan pertama fungsi keuntungan disetarakan dengan nol.

Profit dapat dimaksimalkan pada titik dimana slope TVP=slope TFC atau VMP=MRC. 2.4 Biaya, Penerimaan, Keuntungan dari sisi Output

2.4.1 Biaya

Untuk menghasilkan barang atau jasa diperlukan factor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, modal, dan keahlian pengusaha. Semua faktor-faktor produksi yang dipakai adalah merupakan pengorbanan dari proses produksi dan juga berfungsi sebagai ukuran untuk menentukan harga pokok barang. Menurut Sherman Rosyidi, biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pengusaha untuk dapat diambil kesimpulan bahwa biaya apa saja yang diperlukan untuk membuat produk, baik barang maupun jasa. Biaya produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu

(7)

• Biaya implicit adalah biaya yang tidak terlihat. Biaya implicit ini tidak dikeluarkan langsung dari kas perusahaan. Biaya implicit diperhitungkan dari faktor-faktor produksi yang dimiliki sendiri oleh perusahaan. Contoh: Penggunaan gedung milik perusahaan sendiri

Jenis-Jenis Biaya Produksi

Berdasarkan Periode Produksi, Periode produksi dalam perusahaan dibagi menjadi. Biaya Jangka Pendek dan Biaya Tetap (Fixed Cost, FC)

Biaya Jangka Pendek

Biaya tetap adalah biaya yang timbul akibat penggunaan sumber daya tetap dalam

proses produksi. Sifat utama biaya tetap adalah jumlahnya tidak berubah walaupun jumlah produksi mengalami perubahan (naik atau turun).

Biaya Variable (Variable Cost, VC) Biaya variable atau sering disebut biaya variable total (total variable cost, TVC) adalah jumlah biaya produksi yang berubah menurut tinggi rendahnyajumlah output yang akan dihasilkan. Semakin besar output atau barang yang akan dihasilkan, maka akan semakin pula biaya variable yang akan dikeluarkan.

Biaya Total ( Total Cost, TC), Biaya total adalah keseluruhan biaya yang terjadi pada produksi jangka pendek.:

Biaya Rata-Rata , Biaya rata-rata terdiri dari:

1. Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost, AFC) adalah hasil bagi antara biaya tetap total dan jumlah barang yang dihasilkan. Besar kecilnya AFC tergantung dari jumlah barang yang dihasilkan. Artinya, jika barang yang dihasilkan semakin banyak, maka AFC akan semakin kecil (berbanding terbalik). Hal ini juga mengisyaratkan bahwa pada unit produksi yang banyak AFC akan terlihat besar, sedangkan pada unit produksi yang banyak AFC akan kecil jumlahnya. Kurva AFC bergerak dari sisi kiri atas kanan bawah.

2. Biaya variable rata-rata (Average Variable Cost, AVC) adalah biaya variable satuan unit produksi.

Biaya Marginal (Marginal Cost, MC), Biaya Marginal adalah perubahan biaya

total akibat penambahan satu unit output (Q). Biaya marginal timbul akibat pertambahan satu unit output

(8)

Jangka panjang dalam pengertian ini tidak terkait dengan waktu. Penyebutan jangka panjang oleh para ekonom menandai suatu proses produksi dimana sumber daya yang digunakan tidak ada lagi yang bersifat tetap. Semua sumber daya yang digunakan dalam proses produksi bersifat variable atau jumlahnya dapat berubahubah. Produksi dalam jangka panjang memungkinkan perusahaan untuk mengubah skala produksi (tingkat produksi) dengan cara mengubah, baik mengubah maupun mengurangi jumlah sumberdaya. Hal ini tentu akan berdampak pada biaya yang ditimbulkan. Dalam jangka panjang hanya dikenal biaya total rata-rata (ATC)

(Ahmad, 2012) 2.4.2 Penerimaan

Penerimaan (Revenue) adalah segala penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya atau kurva yang didalamnya memproduksi suatu barang, ada dua hal yang menjadi fokus utama dari seorang pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimum, yaitu ongkos (cost) dan penerimaan (Revenue).

Macam-macam dari penerimaan yaitu diantaranya :

Total Penerimaan (Total Revenue)Total Revenue di singkat TR atau juga bisa disebut dengan total penerimaan yaitu penerimaan dari hasil penjualan.

Penerimaan Rata-rata (Avarage Total Revenue)Average Total Revenue yang

disingkat AR atau yang lebih dikenal sebagai penerimaan rata yaitu adalah rata-rata penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, dan yang diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan jumlah satuan barang yang dijual.

Penerimaan Marginal (Marginal Revenue)Marginal Revenue yang disingkat MR atau

juga bisa disebut dengan penerimaan marginal adalah suatu penambahan penerimaan atas TR sebagai akibat penambahan satu unti output.

(9)

Petani gurem adalah petani kecil yang memiliki luas lahan 0,25 ha. Petani ini merupakan kelompok petani miskin yang memiliki sumber daya terbatas. Banyak resiko yang di hadapi oleh para petani gurem , diantaranya ialah :

1. Resiko Alamiah:

Meliputi dampak yang unpredictable dari iklim, hama, penyakit dan bencana lainnya. Faktor determinan tersebut sangat berpengaruh pada produksi dan panjangnya siklus produksi. Selain itu kemampuan petani untuk mengatasi kendala-kendala alamiah seperti hama-penyakit sangat bervariasi tergantung dari kemampuan petani membeli input tunai yang relevan.

2. Fluktuasi Pasar

Kesenjangan (lag) antara keputusan untuk memulai suatu usahatani dengan pencapaian output menunjukkan bahwa harga pasar pada titik penjualan tidak diketahui pada saat keputusan ditetapkan. Perlu campur tangan dan kebijakan pemerintah pada kondisi di mana terjadi kelangkaan informasi dan imperfeksi pasar. Khususnya untuk komoditi tahunan (tanaman keras) juga terdapat lag waktu antara saat tanam dan pemanenan (antara pengeluaran biaya dan penerimaan).

3. Ketidakpastian sosial

Merujuk pada perbedaan kontrol petani atas sumber daya (resources) tertentu dan ketergantungan hidup sekelompok petani kepada kelompok lain (dalam hal ini pemilik tanah dan faktor produksi melalui sistem bagi hasil).

4. Tindakan Pemerintah dan Perang

Pertanian secara keseluruhan juga mengalami uncertainty berkenaan dengan perubahan kebijakan pemerintah dan atau perang yang secara langsung mempengaruhi peta kerjasama perekonomian (penetapan harga internasional dan pinjaman dana luar negeri bagi keperluan pembangunan)

(Junnia, 2012) 2.6 Petani Penyakap Bagi Hasil

(10)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Kegiatan Ekonomi Produksi dalam Melakukan Usaha Tani Petani Sampel

Dalam hasil survey yang saya lakukan di daerah Meduran Asrikaton Kecamatan Pakis Kembar ,Kabupaten Malang ini bahwa kegiatan ekonomi produksi pertanian dalam berusahatani warga desa ini menitikberatkan pada sektor pertanian. Salah satu yang dapat saya temui yaitu Bapak Muhammad Suat. Beliau merupakan warga asli dari desa Meduran RT 05 RW 08 Asrikaton ini. Beliau berusia 60 tahun dengan tingkat pendidikan yaitu tamat SD. Bapak Suat ini tinggal di rumah miliknya sendiri dengan beranggotakan 5 orang dan memiliki 3 orang anak.

Bapak Suat ini merupakan seorang petani padi yang hanya mengandalkan hasil panen dari sawahnya. Dalam bercocok tanam padi beliau menggunakan sawah milik dirinya sendiri. Luas lahan yang di miliki beliau yaitu 0,7 hektar atau 7000 meter persegi. Bapak Suat ini memilih komoditas tersebut karena di lingkungan sekitar tempat tinggal beliau mayoritas bercocok tanam padi, selain itu memang turun menurun dari orangtua beliau sudah berocok tanam padi. Untuk pengolahan tanahnya beliau biasanya meminjam traktor milik tetengga atau kadang-kadang mencangkulnya sendiri. Cara penanaman untuk tanaman padi beliau menggunakan sistem jajar legowo dengan menggunakan tenaga kerja sekitar 8 orang. Dalam perawatannya beliau biasa menggunakan pupuk urea, ponska dan ZA serta menggunakan pestisida untuk mengusir hama. Cara memanen bapak Suat masih tradisional yaitu dengan cara digeplok. Dalam hal pasca panennya bapak Suat bisa menghasilkan 16 ton dalam sekali panen, itupun tergantung musim,kata beliau saat musim ketigo hasilnya lebih banyak dibandingkan saat musim pancaroba, selain itu hasil panennya tidak seluruhnya dijual, beliau membaginya dengan cara setengah dikonsumsi dan setengahnya lagi dijual. Dalam penjualan beliau lebih memilih langsung di jual ke tengkulak, hal ini di karenakan lebih praktis jika langsung di jual ke tengkulak dan tidak perlu repot-repot mencari konsumennya. Untuk 1 kali panen pak Suat mendapatkan keuntungan sebesar Rp.

3.500.000,-No Perincian Satuan Harga

Satuan

(11)

Rp. Modal :

Jumlah Pengeluaran :

1. Bibit 10 Kg 10.000

Rp.300.000,-2. Pupuk:

 Urea 1 kw 180.000/kw

Rp.180.000,- ZA 1 kw 180.000/kw

Rp.180.000,-3. Pestisida Kimia

Orodan 1 Botol 20.000/botol

Rp.20.000,-4. Peralatan :

1 Padi 16 kwintal 370.000/kw 2.960.000 2.960.000

(12)

1. Urea

Input Tetap Satuan Harga Satuan Biaya

1. Cangkul

Input Tetap Biaya Input variable Biaya Cangkul

Total biaya tetap 132.000 Total biaya variabel 1.050.000

(13)

Jadi biaya per musim Bapak Suat yaitu TC=TFC+TVC

= Rp.132.000. + Rp.1.050.000 = Rp. 1.182.000 tiap musimnya Total Biaya Bersih Proses produksi yaitu n=TR-TC

=Rp.2.960.000 - Rp. 1.182.000 = Rp. 1.778.000

Jadi jika di analisis menggunakan R/C Ratio, usah tani yang dijalankan pak Suat dapat diketahui hasilnya sebesar R/C Ratio= 2.960.000 / 1.778.000= 1,7. diketahui bahwa R/C Ratio = 1,7 Karena R/C Ratio lebih besar dari 1 (>1) maka usahatani padi masih sangat layak untuk diusahakan dan menguntungkan Rp. 1.778.000 per tanamnya

(14)

milik literatur, Di sisi lain, pendapatan usahatani bukan milik sampel memiliki keuntungan yang lebih kecil dibandingkan pendapatan usahatani milik literatur. Namun, secara umum keseluruhan usahatani padi sawah yang dilakukan di Desa Meduran Asrikaton cukup menguntungkan dan memberikan intensif untuk dilaksanakan. Hal ini dikarenakan pada petani sampel untuk hasil dari produksinya sebagian dijual dan dikonsumsi

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

(15)

Bapak Suat belum di katakan petani besar,dari hasil Bapak Suat bercocok tanam dapat dihasilkan TC sebesar Rp. 1.182.000 tiap musimnya dan hasil penerimaan nya Rp.2.960.000 dan hasil bersih nya Rp.1.778.000. analisis rc ratio usaha tani yang dijalankan Bapak Suat dapat diketahui hasilnya sebesar R/C Ratio yaitu Rp.2.960.000/ Rp. 1.778.000. = 1,7.

Produksi yang dijalankan Bapak Suat dalam berusaha tani padi dapat dikatakann sudah layak dijalankan karena R/C ratio yang didapatkan > 1 yaitu 1,7. Karena R/C Ratio lebih besar dari 1 (>1) maka usahatani padi masih sangat layak untuk diusahakan dan perlu di lanjutkan Namun bisa dikatakan juga belum efisien dan belum mendekati maksimisasi profit. Karena tidak semua hasil produksinya dijual. Sebagian di konsumsi.

4.2 Saran

Kita sebagai genersai intelektual harus mampu dan bermanfaat bagi para petani agar para petani mampu medapatkan hasil yang maksimal sehingga kesejahtraan petani bisa di wujudkan. Maju terus pertanian Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad.2012.Prilakuprodusen.http://ahmadcirebon.blogspot.com/2012/06/perilaku-produsen.html. Diakses 21 Mei 2013

Anonymousa.2012.Penerimaan dan Harga .http://pasirandu88.blogspot.com/2012/04/ongkos-dan-penerimaan.html. Diakses 21 Mei 2013

Handayani DM. 2006. Analisis Profitabilitas dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah Menurut Luas dan Status Kepemilikan Lahan di Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang,

(16)

Lestari,Cinta.2013.PengertianProduksi.(http://pengertianbahasa.blogspot.com/2013/02/ pengertianbahasa.blogspot.com/2013/02/pengertian-produksi.html).Diakses pada 21 Mei 2013

Junnia.2012.Klasifikasipetani.http://gmki-bogor.blogspot.com/2009/12/definisi-petani-dan-klasifikasi-petani.html. Diakses 17 Mei 2013

Suhartini.2010.EkonomiMakro.Shttp://economicsjurnal.blogspot.com/2010/06/ekonomi-mikro-menengah.html. Diakses 13 Mei 2013

LAMPIRAN

(17)

Referensi

Dokumen terkait

|jejakseribupena.com, Soal dan Solusi Simak UI Matematikan Dasar, 2011

Negara-negara industri yang sudah maJU, pembuatan minuman dalam kemasan dibutuhkan suatu percepatan produksi serba otomatis dengan sistem kontrol produksi

infra merah digunakan untuk menerima sinyal dari robot lain.

Dipengaruhi oleh pandangan bahwa peneliti kualitatif tidak membutuhkan pengetahuan dan teori tentang objek penelitian untuk mensteril subjektifitas peneliti, maka format desain

Terima kasih atas partisipasi anda untuk meluangkan waktu dalam mengisi daftar pertanyaan pra survey ini, dengan tujuan untuk sebagai data untuk penelitian saya

Lama dirawat merupakan jumlah hari pasien dirawat di rumah sakit yang diperoleh dari penghitungan tanggal keluar dikurangi tanggal masuk berdasarkan indeks penyakit

Buku abstrak ini merupakan kumpulan abstrak SNTI dan SATELIT 2017 yang diselenggarakan pada tanggal 4-6 Oktober 2017 di Amarta Hills Hotel and Resort, Batu, Malang, oleh

sien gawat yaitu menyiapkan formulir yang digu- nakan untuk merujuk, melakukan pertolongan per- tama/tindakan stabilisasi kondisi pasien kemudian dicatat pada