• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR KIMIA di TEMPAT KERJA ( Chemical Hazards )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR KIMIA di TEMPAT KERJA ( Chemical Hazards )"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

PENGERTIAN DEBU

- Partikel padat yg terjadi krn proses mekanis (pemecahan dan reduksi) terhadap massa

padat, dimana ia masih dipengaruhi oleh gaya gravitasi (Ryadi, 1982)

(4)

SIFAT

- Settling Rate

Mengendap krn gaya grafitasi

- Wetting

Basah krn dilapisi air yg sangat tipis - Floculation

Menggumpal krn basah - Electrical

Listrik statis  menarik partikel berbeda muatan - Optical properties

(5)

MACAM DEBU

1. FARIDA BEY (1983)

- Db organik (kapas, abu, daun)

 efek pathofisiologis

 efek fibrosis paru

- Db mineral (SiO3, SiO2, arang batu)

 juga disebut debu anorganik

 tidak menimb. efek fibrosis paru - Db metal, (Pb, Hg, Cd, As)

(6)

MACAM DEBU

2. Waskerville (1972)

- Db organik (kayu, kapas, sari bunga) - Db anorganik yg tdk larut dl air partikel

debu logam, bahan galian, mineral)

3. Sayers (1960)

(7)

MEKANISME PERJALANAN DEBU DALAM PARU-PARU

Menarik nafas

udara mengandung

debu

hidung

farink

trakea

bronkius

bronkioli

alveoli

(F. Bey, 1983)

- 5 - 10

: ditahan jalan nafas atas

- 1 - 3

: langsung ke perm. alveoli

- 0,1 - 1

: keluar masuk alveoli akibat

(8)

MEKANISME PERJALANAN DEBU DALAM PARU-PARU

Suma’mur (1995) :

- 5 : jatuh krn gravitasi, bila terhirup jatuh pd jalan nafas atas, dpt menyebabkan iritasi dan radang

- 3 - 5 : jatuh pada broncheolus/ bronchus - 1 - 3 : jatuh pada alveoli, disebut respirable

dust, paling berbahaya karena tertimbun mulai bronciolus sampai alveoli

- 0,1 - 1 : berdifusi mengikuti gerak brown keluar masuk alveoli. Dapat tertimbun bila

(9)

REAKSI TUBUH TERHADA DEBU

1. Cough reflect

Reflek batuk akibat adanya iritasi

2. Cillia movement

Peranan cillia pada sel mukosa membantu pergerakan debu ke atas  keluar bersama dahak

3. Fagositer

Debu yg masuk jaringan paru difagosit oleh

(10)

PENGARUH DEBU ORGANIK

1. Keracunan Lokal

Debu allergen  alergi, asma, bronchitis

2. Pneumokoniosis

Akibat penimbunan debu dlm paru2 

batuk2 kering, sesak nafas, kelelahan umum, susut BB, dahak dll

3. Alveolitis allergie

Disebabkan faktor udara luar akibat menghirup debu organik (spora, jamur,

(11)

PENGARUH DEBU ORGANIK

4.Asma akibat kerja

Akibat sensitisasi zat perangsang dl

lingk. Kerja (padi, debu yg mgd zat putih

telur)

sesak nafas, nafas bunyi,

waktu keluar nafas lbh lama

5.Grain Asma

(12)

RACUN LOGAM

Toksisitas logam adalah terjadinya keracunan dalam tubuh manusia yang diakibatkan oleh bahan

berbahaya yang mengandung logam beracun. Cara masuk : pernapasan, kulit, dan mulut. Pada

umumnya,

logam terdapat di TK : Bentuk batuan, bijih tambang,tanah ,air, dan udara.

Macam-macam logam beracun yaitu raksa/merkuri (Hg), kromium(Cr), kadmium (Cd), nikel (Ni), arsene (As), kobalt (Co), aluminium (Al), besi

(13)

Faktor Penyebab Racun Logam:

1. Tin

gkatan Konsumsi dan

Banyaknya logam di alam

2. Bentuk Kimia

3. Kompleks Protein- Logam

4. Faktor Usia dan Berat Badan

1. Tin

gkatan Konsumsi dan

Banyaknya logam di alam

2. Bentuk Kimia

3. Kompleks Protein- Logam

(14)

PESTISIDA

Pestisida : Bahan Kimia Untuk Membunuh Hama (INSEKTA, JAMUR DAN

GULMA).

Pestisida dikelompokkan :

1.INSEKTISIDA (pembunuh insekta) 2.FUNGISIDA ( pembunuh jamur)

(15)

Pestisida Meracuni Manusia

Melalui kulit Melalui

pernapasan

(16)

MENGENAL BAHAN KIMIA

Debu (asbes,silika,arang,kapas,dll)

Fume (las,solder,log cair,dll)

Asap (pemb tak sempurna, 0,5 u)

Kabut (oli,cat,pestisida,dll)

Awan (kond fase gas,0,1-1u)

Gas ( O2,CO,SO2,CO2,dll) Uap (pada pemanasan)

Pelarut (alkohol,benzena,,dll)

Tdk lrt dlm asam/basa (silika,asbes)

Lrt dlm asam/basa (soda api,dll)

Debu org/HC (pastik,gula)

Lrt dlm air (O2)

Tdk lrt dlm air (ClH2C) Diabsorbsi (S oleh C aktif)

(17)

FUMES ( uap logam )

• Partikel benda padat yg terbentuk sbg hsl

kondensasi uap logam diudara ( las, solder, logam cair, dll )

• Bhn panas berekasi dng O2 membentuk oksida

logam, FeO.

(18)

ASAP ( SMOKE )

• Partikel zat karbon sebagai akibat

pembakaran tdk

sempurna dari bahan yg mengandung

carbon (< 5 micron). • Dapat masuk

(19)

KABUT ( MIST )

• Titik2 air yg

mengambang diudara yg terjadi sbg akibat kondensasi btk uap ( pemecahan zat

cair) menjadi tkt dispersi.

• Kabut oli, cat

(20)

AWAN

Partikel cair

sebagai hasil

kondensasi fase

gas ( ukuran

(21)

GAS ( GASES )

• Bentuk fluida elastis yg mengisi ruangan pd suhu dan tek yg normal, dpt berubah cair atau padat dng perubahan suhu dan tekanan.

(22)

UAP

• Bentuk gas dari bhn2 yg berbentuk padat atau cair yg dpt

dirubah dng menaikkan suhu dan menurunkan tekanan dan berdifusi ke seluruh ruangan.

(23)

PELARUT ( SOLVENT )

• Bahan kimia yang dipergunakan untuk

pengenceran bahan kimia lainnya.

• Pada pengecatan, cosmetik, alat tulis, dll.

(24)

Mudah meledak

Mudah terbakar

Reaktif thd air

Reaktif thd asam

Gas berrtekan

BAHAYA BAHAN KIMIA

(25)

KECENDERUNGAN BAHAYA BAHAN KIMIA - Bhy Kesehatan bsr skl

BHY KESELAMATAN

(26)

IRITAN / IRITASI

• Yg merusak jaringan pernafasan atas :

formaldehid, amoniak, as kromat, trikloretilen, HCl, SO2, SO4, Debu, Mist

• Mersk jaringan nafas atas/paru : Br, Cl, F, Iod, Ozon, dll.

• Mrsk ujung nafas bwh, NO2, dll.

• Bhn padat mebhykan mata&kulit : NaOH,

Na2OxSiO2, KOH, CaO, KOH, CaO, Ca(OH)2, CCl3COOH, C6H5OH.

• Bhn cair membhykan mata&kulit : HNO3, HCl, H2SO4, asam cuka, dll.

(27)

ASPIKSIAN ( oksida jaringan )

Aspiksian sederhana ; pengenceran O2 diudara. Cth : CO2 menggeserO2, argon, neon, helium, hidrogen, metan, etan, LPG. • Aspiksian kimia : mencegah darah untuk

(28)

SENSITISASI

• Bahan kimia yang menimbulkan alergi pada kulit dan salurah nafas sehingga terjadi gatal.

• Contoh : Semen, zat pewarna,

(29)

KARSINOGEN

• Bahan kimia yang menimbulkan kanker yang berlangsung secara kronis.

• Contoh : Asbestos, arsen, benzena, krom, nikel, vinil klorida, radiasi

mengion, etil eter, diazinon, timah

(30)

MUTAGEN

• Bahan kimia yang dapat mempengaruhi sifat genetik pada sel telur atau sperma sehingga menimbulkan kecacatan pada janin.

• Contoh : seperti pada karsinogen,

asbestos, arsen, benzena, krom, vinil

(31)

TERATOGEN

• Dapat menimbulkan cacat bawaan pada janin akibat pemaparan bahan kimia

tertutama pada ibu hamil.

• Contoh : seperti pd karsinogen,

(32)

PENENANG ATAU PEMBIUS

( anestheties and narcotis )

• Bahan kimia bila masuk kedalam tubuh dapat bereaksi dengan sistem pusat syaraf ( central nerves system ).

(33)

RACUN ATAU POISON

• Bahan kimia dalam jumlah kecil dapat menimbulkan keracunan pada manusia. • Jalan masuk (route of entry) :

Pernapasan, Pencernaan, Kulit. Dan dpt jg berakumulasi dlm tulang, darah,

(34)

RACUN ATAU POISON

• Bhn kimia neurotoksik (saraf) : benzena, toluen, aseton, timah hitam, merkuri,

arsen, merkaptan, etil alkohol, dll. • Bhn kimia hepatotoksik (hati) :

karbontetraklorida, nitrobenzena, vinil klorida, arsen, etil alkohol, antimon,

pospor kuning, dll.

• Bhn kimia nefrotoksik (ginjal) : arsen, anilin, kadmium, merkuri, kloroform,

(35)

RACUN ATAU POISON

• Bhn kimia yang meracuni system

reproduksi : benzena, merkuri, timah hitam, toluidin, trinitro toluen, nitro benzena, dll.

• Bhn kimia hematotoksik ( sistem darah ) : anilin, timah hitam,

(36)

PENGARUH BURUK BHN KIMIA

Additif, pengaruh yg sama thd salah satu

organ tubuh. Mis : uap Methil Klorida + Methil alkohol (saling me + ).

Independent, pengaruh thd organ yg ber beda. Mis : H2SO4, SO2, Pb.

Sinergis, Salah satu bhn kimia memper kuat sifat buruk bhn kimia yg lain. Mis :

Isopropanol meningktkan peng. racun CClO4

thd liver.

(37)

TOKSISITAS

Toksisitas merupakan kemampuan suatu zat untuk menimbulkan kerusakan pada organisme hidup

Toksisitas suatu zat ditentukan oleh nilai ambang batas tersebut.

Toksisitas

Toksisitas NAB (PPM)NAB (PPM)

Rendah

Rendah > 500 > 500

Sedang

Sedang 100-500100-500

Tinggi

(38)

Respon Individu

Respon individu terhadap suatu zat kimia adalah berbeda (individual susceptability)

– Usia

– Status kesehatan dan keadaan emosi dari individu – Kebiasaan merokok dan konsumsi minuman keras

yang berlebihan – Kelainan genetik – Status gizi

(39)

Pencegahan penyakit akibat kerja

karena bahan kimia

1. Pengendalian pada sumber bahaya yaitu dengan:

- Pemasangan local exhauster pada sumber bahaya (terutama untuk debu-debu)

(40)

2. Substitusi bahan kimia yang berbahaya dengan yang kurang berbahaya

misal: substitusi benzen dengan toluen fosfor putih dengan fosfor merah

gas methyl bromide dengan freon asbestos dengan fiberglass

3. Modifikasi proses

misal: proses menghaluskan permukaan logam (polishing) dengan mesin poles

dimana dihasilkan debu-debu, dapat diganti

(41)

4. Pemakaian alat pelindung diri. Dipilih APD yang tepat dan sesuai

5. Pemeliharaan ketatarumahtanggaan perusahaan yang baik. Untuk tempat kerja yang berdebu,

pembersihan lantai tempat kerja mesin-mesin sebaiknya secara hisap atau secara basah

6. Pengadaan fasilitas saniter untuk cuci dan mandi dan fasilitas untuk pertolongan pertama pada

kecelakaan

(42)

8. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dan berkala yang dilengkapi dengan pemeriksaan laboratoris radiologi dan uji faal paru

9. Penyelenggaraan latihan kesehatan dan keselamatan kerja bagi semua tenaga kerja.

Pada latihan ini perlu dijelaskan tentang bahaya lingkungan kerja yang mungkin timbul di tempat kerja.

(43)

PENGARUH BURUK

• Akut ( accut ), terjadi kerusakan pada organ tubuh dengan pemaparan secara cepat. Mis : Kulit terbakar, pingsan,

meninggal.

(44)

NAB BAHAN KIMIA

NAB ( Nilai Ambang Batas ) rata2 selama jam kerja : Kadar bhn kimia rata2 dilingkungan kerja selama 8

jam/hari atau 40 jam/minggu,dimana

hampir semua tenaga kerja dpt terpajan berulang-ulang, se-hari2 dlm

melaksanakan pekerjaan tanpa

(45)

NAB BATAS PEMAPARAN SINGKAT

Pemajanan Singkat Diperkenankan atau

NAB Batas Pemaparan Singkat : Kadar

ttt bahan2 kimia diudara lingkungan kerja dimana hampir semua tenaga kerja dpt

terpajan secara terus menerus dlm wkt yg singkat yaitu tdk lebih dari 15 menit dan tdk lebih dari 4 kali kepajanan perhari kerja, tanpa menderita/mengalami

(46)

KADAR TERTINGGI

DIPERKENANKAN ( KTD ).

KTD atau NAB tertinggi :

kadar tertinggi bahan2 kimia

diudara lingkungan kerja setiap

saat yang tdk boleh dilewati

(47)

SATUAN KONSENTRASI BHN

KIMIA

BDS / PPM : Bagian Dalam Sejuta /

Part Per Million ( bagian uap/gas perjuta volume dari udara terkontaminasi, atau satu bagian persejuta atau cm3 atau

uap/gas permeter kubik udara ).

Mg/m3 : Miligram bahan kimia permeter

kubik udara.

Fibres/m3 : jumlah serat/kubik udara.

(48)

CUPLIKAN NAB BHN KIMIA ( SE-01/MEN/1977

Nama bhn kimia NAB PSD/KTD Keterangan BDS Mg/m3 BDS Mg/m3

Kayu2 lunak, debu Koal, debu

Silika < 5%.

Silika < 1%.

(49)

Pemaparan bhn kimia Melalui

udara

Melalui kulit/ saluran cerna

Darah Organ tubuh

Urine

(50)

TER

IMA

Referensi

Dokumen terkait

Effluent sapi merupakan salah satu contoh bahan organik yang berperan dalam memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah.. Menurut Hardjowigeno

Faktor-faktor yang dapat terjadi sehingga sifat kimia tanah tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kopi yaitu terjadinya kesalahan dalam pengambilan contoh tanah

Berdasarkan penelitian Ikhsan (2013), sifat kimia yang mengalami perubahan diantaranya adalah pH Tanah meningkat pada penanaman Acacia crasicarpa pada umur 3 Tahun dengan

1) Penyimpanan bahan harus mengikuti petunjuk pada MSDS, perhatikan sifat bahan kimia yang disimpan termasuk mengenai incompatible material, yaitu bahan-bahan kimia

Apa yang perlu dilakukan untuk mencegah atau mengurangi bahaya..  Indentifikasi wujud dan sifat beracun

Asupan gizi pada ibu hamil yang tidak sesuai dapat menimbulkan gangguan dalam kehamilan baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya .Bila keadaan ini terus

zat kimia sehari-hari selama tidak lebih dari 8 jam per hari atau 40 jam per minggu, serta cara untuk menentukan Nilai Ambang Batas campuran untuk udara tempat kerja yang

Penelitian ini mengidentifikasi bahaya yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja di laboratorium kimia dan memberikan rekomendasi pengendalian