Biomonitoring Bahaya Kimia Isopropanol Di Tempat Kerja
Anggun Wafiq Nurhaliza1, Anita Camelia2
1Program studi ilmu kesehatan masyarakat fakultas kesehatan masyarakat unversitas sriwijaya Jl.
Raya palembang-prabumulih No. Km 32, indralaya indah, kec. Indralaya, kabupaten ogan ilir, sumatera selatan 30862
E-mail: [email protected]
Pendahuluan
Isopronanol merupakan alkohol sekunder, yang mempunyai rumus kimia C3H8O. Nama lain dari isopropanol adalah 2-propanol, isopropyl alkohol (IPA), isopropil, Di metil-karbinol. Isopropanol biasanya digunakan sebagai penganti etanol di proses industri, Isopropanol banyak digunakan sebagai pelarut, juga digunakan sebagai perantara kimia. Penggunaan spesifik sebagai antibeku, komponen yang cepat mengeringkan minyak clan tinta, disinfektan, antiseptic, antibacterial, pembersih dan pelumas pada peralatan elektronik juga pada komponen komputer, juga digunakan sebagai pengencer pada kosmetik, perekat, peralatan mandi dan farmasi.
Indonesia memiliki kebutuhan isopropil alkohol yang tinggi dikarenakan beberapa kegunaan yang dimilikinya. Isopropil alkohol merupakan cairan tidak berwarna, mudah menguap dan mudah terbakar. Isopropil alkohol memiliki berbagai macam kegunaan yaitu sebagai solvent, bahan tambahan dalam obat- obatan dan antiseptik. Sebagai produk isopropil alkohol digunakan untuk produksi aseton, isopropil asetat dan isopropilamin.
Percetakan merupakan suatu industri produktif yang terus berkembang dan memperbaharui teknologinya. Risiko dalam industri percetakan dapat berupa risiko gangguan kesehatan pada pekerjanya, maupun risiko dari bahan kimia yang dapat menyebabkan kebakaran. Bahan kimia yang banyak digunakan didalam industri percetakan adalah pelarut. Penggunaan pelarut organik di industri percetakan telah dikaitkan dengan keracunan akut dan penurunan kinerja karyawan. Penggunaan pelarut organik merupakan bahaya potensial bagi kesehatan, produktivitas, dan efisiensi kerja dibanyak lingkungan kerja dan industri (Soemirat, 2000). Jutaan pekerja telah terpapar pelarut organik dalam
pekerjaannya, namun hanya sedikit yang mengetahui tentang efek kesehatan yang dapat ditimbulkan dari paparan pelarut organik tersebut
Isopropanol merupakan salah satu senyawa yang bersifat toksik khususnya pada ginjal dan dapat menyebabkan efek gagal ginjal kronis pada tikus dengan perlakuan melalui rute inhalasi pada dosis 5000 ppm (Burleigh-Flayer et al.,1997). Studi paparan isopropanol pada tikus menunjukkan adanya efek pada perkembangan dan reproduksi. Isopropanol dengan cepat diserap dari saluran pencernaan, dengan persentase sebesar lebih dari 80% dalam waktu 30 menit dan penyerapan sebesar 100% hanya dalam waktu 3 jam. Sebaliknya, kemampuan penyerapan atau paparan isopropanol melalui kulit dapat dikategorikan cukup rendah. Di dalam tubuh, Isopropanol dimetabolisme menjadi aseton. Utamanya aseton akan tereliminasi melalui paru-paru, meskipun akan dikeluarkan juga melalui urin. Konsentrasi aseton pada urin akan lebih tinggi keesokan harinya (pada pagi hari) dibandingkan setelah selesai bekerja. Stadium terakhir keracunan didominasi oleh gagal ginjal dengan oliguria, proteinuria dan sejumlah besar kristal oksalat dalam sedimen kemih.(WHO, 1986).
Bahan Kimia Isopropanol (C3H8O)
Isopropanol, atau isopropil alkohol (IPA), adalah senyawa kimia dengan rumus molekul C3H8O. Ini adalah cairan tak berwarna yang mudah terbakar dengan bau alkohol yang khas. Isopropanol adalah alkohol sekunder, yang berarti atom karbon yang mengikat gugus alkohol juga terikat pada dua atom karbon lainnya. Isopropyl alcohol secara umum dianggap sebagai produk Petro kimia yang pertama. Sebuah pabrik dengan skala Pilot plant telah dibangun oleh “Melco chemical company” pada tahun 1919. Tidak lama kemudian “Standart Oil Company” di New Yersey mempatenkan produk isopropyl alcohol yang menggunakan bahan baku propylene serta pemurnian “Bay Way”.
A. Sifat dan Penggunaan Isopropanol
Isopropanol bersifat polar dan dapat bercampur dengan air, etanol, dan kloroform. Sifat ini membuatnya sangat berguna sebagai pelarut dalam berbagai aplikasi industri dan rumah tangga. Dalam industri, isopropanol sering digunakan dalam produk pembersih, desinfektan, dan sebagai pelarut dalam formulasi
farmasi. Dalam artikel "Isopropanol: Properties, Production, and Applications", dijelaskan bahwa isopropanol memiliki stabilitas yang baik dan kompatibilitas dengan banyak bahan aktif farmasi.
B. Proses Produksi
Isopropanol dapat diproduksi melalui beberapa metode, termasuk hidrogenasi dan dehidrogenasi. Salah satu metode yang umum adalah dehidrogenasi isopropanol untuk menghasilkan aseton. Artikel "Aseton Proses Dehidrogenasi Isopropanol" (Universitas Negeri Semarang) menjelaskan proses ini secara rinci, termasuk analisis teoretis dan desain kolom distilasi yang digunakan. Selain itu, artikel "Proses Pembuatan Isopropil Alkohol" (ITERA Repository) membahas tiga metode utama pembuatan isopropil alkohol, memberikan wawasan tentang efisiensi dan biaya produksi.
C. Dampak Kesehatan dan Lingkungan
Paparan isopropanol dapat memiliki efek toksik pada manusia dan hewan, terutama melalui inhalasi dan kontak kulit. Studi "Toxicological Profile for Isopropanol" (Toxicology Reports, 2019) mengevaluasi efek toksik isopropanol pada manusia dan hewan, termasuk paparan akut dan kronis. Selain itu, artikel
"Environmental Impact of Isopropanol Production and Use" meneliti dampak lingkungan dari produksi dan penggunaan isopropanol serta strategi untuk mengurangi jejak karbonnya.
Penggunaan Isopropanol (C3H8O) di Tempat Kerja
Isopropanol, atau isopropil alkohol, adalah senyawa kimia dengan rumus molekul C3H8O yang sering digunakan di tempat kerja dalam berbagai aplikasi industri dan medis. Sebagai cairan tak berwarna yang mudah terbakar dengan bau alkohol yang khas, isopropanol adalah alkohol sekunder yang bersifat polar dan dapat bercampur dengan air, etanol, dan kloroform. Sifat ini membuatnya sangat berguna sebagai pelarut dalam industri percetakan, farmasi, dan manufaktur elektronik. Dalam industri percetakan, isopropanol membantu meningkatkan kualitas cetakan, sementara dalam industri farmasi, isopropanol digunakan sebagai pelarut dalam formulasi obat dan pembersih alat medis. Selain itu, isopropanol adalah komponen utama dalam banyak produk pembersih dan
disinfektan, termasuk hand sanitizer, yang sangat efektif dalam membunuh mikroorganisme berbahaya dan sering digunakan di fasilitas kesehatan.
Namun, penggunaan isopropanol di tempat kerja juga membawa risiko kesehatan dan keselamatan yang perlu diperhatikan. Paparan isopropanol melalui inhalasi dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan dan efek neurologis, seperti yang ditemukan dalam studi yang menunjukkan bahwa paparan isopropanol di udara dapat menyebabkan toksisitas ginjal kronis dan efek neurologis pada pekerja percetakan. Kontak kulit dengan isopropanol dapat menyebabkan iritasi dan dermatitis, sehingga penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan dan pakaian pelindung sangat dianjurkan untuk mengurangi risiko ini.
Selain itu, karena isopropanol adalah cairan yang mudah terbakar dengan titik nyala rendah, risiko kebakaran di lingkungan kerja meningkat, terutama jika tidak ada ventilasi yang memadai.
Untuk mengurangi risiko ini, penting untuk memastikan ventilasi yang baik di tempat kerja untuk mengurangi konsentrasi uap isopropanol di udara dan mencegah paparan inhalasi berlebihan. Penggunaan APD seperti masker, sarung tangan, dan kacamata pelindung juga sangat penting untuk melindungi pekerja dari paparan isopropanol. Selain itu, pelatihan dan edukasi kepada pekerja tentang bahaya isopropanol dan cara menggunakannya dengan aman sangat penting. Ini termasuk prosedur darurat jika terjadi paparan atau kebakaran. Dengan memahami penggunaan dan risiko isopropanol di tempat kerja, serta menerapkan langkah- langkah pencegahan yang tepat, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat.
Risiko Paparan Isopropanol (C3H8O) di Tempat Kerja
Paparan isopropanol di tempat kerja dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan dan keselamatan yang signifikan. Isopropanol, atau isopropil alkohol, adalah cairan yang mudah menguap dan mudah terbakar, sering digunakan sebagai pelarut dalam industri percetakan, farmasi, dan manufaktur elektronik.
Paparan isopropanol melalui inhalasi dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan dan efek neurologis, seperti pusing, sakit kepala, dan dalam kasus yang lebih parah, depresi sistem saraf pusat. Studi menunjukkan bahwa paparan
isopropanol di udara dapat menyebabkan toksisitas ginjal kronis dan efek neurologis pada pekerja percetakan¹. Selain itu, kontak kulit dengan isopropanol dapat menyebabkan iritasi dan dermatitis, sehingga penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan dan pakaian pelindung sangat dianjurkan untuk mengurangi risiko ini.
Isopropanol juga memiliki titik nyala rendah, yang berarti dapat mengeluarkan uap yang mudah terbakar pada suhu rendah, meningkatkan risiko kebakaran di lingkungan kerja. Oleh karena itu, penting untuk memastikan ventilasi yang baik di tempat kerja untuk mengurangi konsentrasi uap isopropanol di udara dan mencegah paparan inhalasi berlebihan. Penggunaan APD seperti masker, sarung tangan, dan kacamata pelindung sangat penting untuk melindungi pekerja dari paparan isopropanol. Selain itu, pelatihan dan edukasi kepada pekerja tentang bahaya isopropanol dan cara menggunakannya dengan aman sangat penting. Ini termasuk prosedur darurat jika terjadi paparan atau kebakaran.
Dengan memahami penggunaan dan risiko isopropanol di tempat kerja, serta menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat.
Biomonitoring Isopropanol (C3H8O) di Tempat Kerja
Biomonitoring isopropanol di tempat kerja adalah proses penting untuk menilai paparan dan risiko kesehatan pekerja terhadap bahan kimia ini.
Biomonitoring melibatkan pengukuran konsentrasi isopropanol dalam media biologis pekerja, seperti darah atau urin, yang berfungsi sebagai indikator penyerapan bahan kimia tersebut. Proses ini membantu dalam mengidentifikasi tingkat paparan yang dialami oleh pekerja dan menentukan apakah tindakan pengendalian diperlukan untuk mengurangi risiko kesehatan. Isopropanol sering digunakan sebagai pelarut dalam berbagai industri, termasuk percetakan, farmasi, dan manufaktur elektronik. Paparan isopropanol dapat terjadi melalui inhalasi uap atau kontak kulit. Oleh karena itu, biomonitoring menjadi alat yang sangat berguna untuk memastikan bahwa paparan pekerja tetap berada di bawah batas aman yang ditetapkan oleh standar kesehatan dan keselamatan kerja. Studi menunjukkan bahwa paparan isopropanol di udara dapat menyebabkan iritasi
saluran pernapasan dan efek neurologis, seperti pusing dan sakit kepala. Dalam kasus yang lebih parah, paparan kronis dapat menyebabkan toksisitas ginjal dan efek neurologis yang lebih serius. Oleh karena itu, pengambilan sampel udara di tempat kerja dan analisis urin pekerja adalah metode yang umum digunakan dalam biomonitoring isopropanol.
Selain itu, biomonitoring juga membantu dalam mengidentifikasi pekerja yang mungkin memerlukan tindakan medis lebih lanjut atau perubahan dalam lingkungan kerja mereka untuk mengurangi paparan. Penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti masker, sarung tangan, dan kacamata pelindung sangat dianjurkan untuk melindungi pekerja dari paparan isopropanol. Ventilasi yang baik di tempat kerja juga penting untuk mengurangi konsentrasi uap isopropanol di udara. Dengan menerapkan biomonitoring secara rutin, perusahaan dapat memastikan bahwa mereka mematuhi peraturan kesehatan dan keselamatan kerja, serta melindungi kesejahteraan pekerja mereka. Ini juga membantu dalam mengurangi risiko penyakit akibat kerja dan meningkatkan produktivitas dengan menjaga kesehatan pekerja.
Kesimpulan
Isopropanol adalah senyawa kimia yang sangat berguna namun memiliki risiko kesehatan dan keselamatan yang signifikan. Paparan isopropanol di tempat kerja dapat terjadi melalui inhalasi uap atau kontak kulit, yang dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan, efek neurologis seperti pusing dan sakit kepala, serta iritasi kulit dan dermatitis. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan langkah-langkah pencegahan seperti ventilasi yang baik, penggunaan alat pelindung diri (APD), dan pelatihan serta edukasi pekerja tentang bahaya isopropanol dan cara menggunakannya dengan aman. Biomonitoring isopropanol di tempat kerja adalah proses penting untuk menilai tingkat paparan pekerja dan memastikan bahwa paparan tetap berada di bawah batas aman. Pengukuran konsentrasi isopropanol dalam media biologis seperti darah atau urin membantu dalam mengidentifikasi tingkat paparan dan menentukan apakah tindakan pengendalian diperlukan. Dengan menerapkan biomonitoring secara rutin,
perusahaan dapat memastikan kepatuhan terhadap peraturan kesehatan dan keselamatan kerja serta melindungi kesejahteraan pekerja mereka.
Referensi
Hanafi, M. A. (2021). Analisis Risiko Paparan Isopropanol Di Udara Pada Pekerja Industri Percetakan Di Kota Kendari= Risk Analysis Of Isopropanol Exposure In The Air On Printing Industry Workers In Kendari (Doctoral Dissertation, Universitas Hasanuddin).
Aqra, N. Q., & Ciputra, A. F. (2023). Prarancangan Pabrik Isopropil Alkohol Dari Propilen Dan Air Dengan Proses Hidrasi Langsung Fase Uap Kapasitas 47.000 Ton/Tahun. Jurnal Tugas Akhir Teknik Kimia, 6(1), 47-52.
Faisal, R. M. (2020). Prarancangan Pabrik Kimia Isoporpil Alkohol Dari Propilen Dan Air Melalui Proses Indirect Hydration Dengan Kapasitas 22.500 Ton/Tahun.
Soemirat, J. (2000) : Diktat Kuliah : Hiegene Industri. Kbk Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan. Program Studi Teknik Lingkungan. Institut Teknologi Bandung.
Burleigh-Flayer H1,Garman R,Neptun D,Bevan C,Gardiner T,Kap R,Tyler T,Wright G. (1997) : Isopropanol Vapor Inhalation Oncogenicity Study In Fischer 344 Rats And Cd-1 Mice. Fundam Appl Toxicol, 35(2). 95-111.
Anisah, N., & Nabila, N. (2023). Prarancangan Pabrik Isopropil Alkohol Dari Propilen Dan Air Kapasitas 42.000 Ton/Tahun (Doctoral Dissertation, Universitas Islam Indonesia).
Annisa, S. Gambaran Penggunaan Disinfektan Pada Rumah Tangga Selama Pandemi Covid-19 Di Wilayah Jabodetabek Tahun 2021 (Bachelor's Thesis, Uin Syarif Hidayatullah Jakarta-Fikes).
Ekawandani, N. (2019). Analisis Risiko Paparan Isopropanol Pada Pekerja Offset Printing. Jurnal Tedc, 10(3), 191-196.