• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN KEUANGAN DAN BIAYA PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN KEUANGAN DAN BIAYA PENDIDIKAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN KEUANGAN DAN BIAYA PENDIDIKAN DI MADRASAH DINIYAH AL ISLAM

Umul Cholifah

Universitas Muhammadiyah Ponorogo Email: UmulCholifah80 @gmail.com

Abstrak:

Manajemenkeuangan merupakan salah satu subtansi manajemen sekolah yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah. Biaya pendidikan adalah keseluruhan pengeluaran baik yang bersifat uang maupun bukan uang, sebagai ungkapan rasa tanggung jawab semua pihak (masyarakat, orang tua, dan pemerintah) terhadap pembangunan pendidikan agar tujuan pendidikan yang dicita-citakan tercapai secara efisien dan efektif, yang harus terus digali dari berbagai sumber, dipelihara, dikonsolidasikan, dan ditata secara administratif sehingga dapat digunakan secara efisien dan efektif. Hubungan manajemen keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah merupakan

komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses belajar-mengajar di sekolah bersama komponen-komponen lain, dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya, baik itu disadari maupun tidak disadari.

Kata Kunci: Manajemen keuangan, biaya pendidikan

A. PENDAHULUAN

Keuangan dan Biaya merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan dan juga untuk mendukung pelaksanaan fungsi manajemen pendidikan. Penentuan biaya akan mempengaruhi tingkat efisisensi dan efektifitas kegiatan di dalam suatu organisasi ataupun di dalam sebuah lembaga pendidikan baik itu swasta maupun negeri.

Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, perlu adanya pengelolaan secara menyeluruh dan profesional terhadap sumber daya yang ada di dalam lembaga pendidikan. Salah satu sumber daya yang perlu dikelola dengan baik dalam lembaga pendidikan adalah masalah keuangan.1

Secara yuridis, permasalahan biaya pendidikan ditetapkan dalam Bab XIII UU Nomor 20 tahun 2003 passal 46 ayat (1) bahwa, “Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat.”2

B. KAJIAN PUSTAKA

Bagian ini membahas tentang beberapa teori yang berkaitan dengan artikel penelitian ini. Kajian pustaka memuat tentang manajemen keuangan dan biaya pendidikan.

1. Manajemen Keuangan

(2)

a. Pengertian Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran,

pemeriksaan, pengolahan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan. Sedangkan implementasinya di sekolah, manajemen keuangan merupakan salah satu subtansi manajemen sekolah yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah. Sebagaimana yang terjadi di subtansi

manajemen pendidikan pada umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses perencanaan, pengoordinasian, pengawasan atau pengendalian.3

Tugas manajemen keuangan dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu:

1) Finansial planning yang disebut bidgeting, merupakan kegiatan mengoordinasi semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa menyebabkan efek samping yang merugikan.

2) Implementation involves accounting (pelaksanaan anggaran) ialah kegiatan berdasarkan renana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian jika diperlukan.

3) Evaluation involves merupakan proses evaluasi terhadap pencapaian sasaran.4

b. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan

Pengelolaan keuangan sekolah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi

perenanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan sekolah.Adapun asas pengelolaan keuangan sekolah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.

Selain asas-asas tersebut di atas, manajemen keuangan sekolah perlu memperhatian sejumlah prinsip yang juga merupakan prinsip manajemen keuangan secara umum. Undang-Undang nomer 20 tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. c. Tujuan dan Fungsi Manajemen Keuangan

Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Untuk itu tujuan manajemen keuangan sekolah antara lain:

1) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah 2) Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah 3) Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreaktivitas kepala sekolah dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan pertanggung jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Di sinilah, maka pihak sekolah mesti melakukan tugasnya untuk memastiakn target-target manajemen keuangan, seperti: 1) Menjamin agar dana yang tersedia dipergunakan untuk kegiatan harian sekolah dan

menggunakan kelebihan dana untuk diinventasikan kembali.

3Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), hlm. 163.

4Sri Minarti, Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri(Jakarta: Ar-Ruzz Media,

(3)

2) Memelihara barang-barang sekolah.

3) Menjaga peraturan-peraturan serta praktik penerimaan, penatatan dan pengeluaran uang diketahui dan dilaksanakan.

Jadi, berdasarkan tujuan dan target seperti di atas, terdapat fungsi-fungsi dari manajemen keuangan yang perlu dijalankan. Fungsi-fungsi itu adalah sebagai berikut: 1) Perencanaan keuangan: membuat rencana pemasukan dan pengeluaran serta

kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.

2) Penganggaran keuangan: tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.

3) Pengelolaan keuangan: menggunakan dana sekolah untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.

4) Pencarian keuangan: mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan sekolah.

5) Penyimpanan keuangan: mengumpulkan dana sekolah serta menyimpan dan mengamankan dana tersebut.

6) Pengendalian keuangan: melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada sekolah.

7) Pemeriksaan keuangan: melakukan audit internal atas keuangan sekolah yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.

8) Pelaporan keuangan, penyediaan informasi tentang kondisi keuangan sekolah sekaligus sebagai bahan evaluasi.

d. Pola Umum Keuangan Sekolah

Setiap unit kerja selalu berhubungan dengan masalah keuangan, demikian pula sekolah. Persoalan yang menyangkut keuangan sekolah pada garis besarnya berkisaran pada: uang sumbangan pembinaan pendidikan (SPP), uang kesejahteraan personel dan gaji serta keuangan yang berhubungan langsung dengan penyelenggaraan sekolah seperti perbaikan sarana dan sebagainya.

Berikut beberapa instrumen (format-format) yang mencerminkan adanya kegiatan manajemen keuangan sekolah tersebut:

1) Manajemen pembayaran SPP

Dasar hukum penyususnan SPP adalah keputusan bersama tiga menteri yaitu: a) Menteri P&K (No. 0257/K/1974).

b) Menteri dalam negeri (No.221 tahun 1974).

c) Menteri keuangan (No. Kep. 1606/MK/II/1974) Tertanggal: 20 November 1974. SPP dimaksudkan untuk membantu pembinaan pendidikan seperti yang

ditunjukkan pada pasal 12 keputusan tersebut yakni membantu penyelenggaraan sekolah, kesejahteraan personel, perbaikan sarana dan kegiatan supervisi. Yang dimaksud

penyelenggaraan sekolah ialah:

a) Pengadaan alat atau bahan manajemen b) Pengadaan alat atau bahan pelajaran

(4)

e) Prakarya dan pelajaran praktik

Selanjutnya pada Pasal 18 dinyatakan bahwa kedudukan kepala sekolah dalam pengelolaan SPP adalah bendaharawan khusus yang bertanggung jawab dalam

penerimaan, penyetoran, dan penggunaan dana yang telah ditentukan terutama dan penyelenggaraan sekolah.

2) Manajemen keuangan yang berasal dari negara (pemerintah)

Yang dimaksud keuangan dari negara ialah meliputi pembayaran gaji pegawai atau guru dan belanja barang. Untuk pertanggungjawaban uang tersebut diperlukan beberapa format sebagai berikut:

a) Lager gaji (daftar penerimaan gaji)

b) Buku catatan SPMU (Surat Pemerintah Mengambil Uang) 3) Lain-lain

Sudah menjadi hal yang umum bahwa guru atau karyawan sering mempunyai sangkut paut tersendiri dalam hal keuangan terutama gaji.Dalam hubungan ini misalnya kegiatan arisan di sekolah koperasi antar guru dan lain-lain.

Oleh karenanya kepala sekolahsebagai pemimpin lembaga wajib mengetahui dengan jelas berapa gaji bersih yang diterima oleh anak buahnya, uasaha pembinaan kesejahteraan pegawai kiranya perlu diperhatikan data tersebut.5

2. Biaya Pendidikan

a. Pengertian Biaya Pendidikan

Biaya pendidikan adalah keseluruhan pengeluaran baik yang bersifat uang maupun bukan uang, sebagai ungkapan rasa tanggung jawab semua pihak (masyarakat, orang tua, dan pemerintah) terhadap pembangunan pendidikan agar tujuan pendidikan yang dicita-citakan tercapai secara efisien dan efektif, yang harus terus digali dari berbagai sumber, dipelihara, dikonsolidasikan, dan ditata secara administratif sehingga dapat digunakan secara efisien dan efektif.

Perhitungan alokasi biaya pendidikan ditentukan oleh komponen kegiatan pendidikan dan biaya satuan.Komponen kegiatan pendidikan meliputi penggandaan sarana dan

prasarana pendidikan seperti ruang belajar, ruang laboratorium, ruang perpustakaan, alat pelajaran, buku pelajaran, perabot sekolah, perlengkapan sekolah, dan alat tulis

menulis.Termasuk juga proses belajar mengajar, gaji guru, dan gaji pegawai lainnya.6

Ada beberapa konsep penting dalam pembiayaan pendidikan yaitu:7

1) Opportunity cost (biaya nyata) dari suatu kegiatan adalah biaya yang digunakan untuk melaksanakan suatu keputusan tentang penggunaan berbagai sumber daya yang dibutuhkan dalam menyelasaikan suatu kegiatan, dan bukan untuk tujuan yang lain. 2) Monetary expenditure adalah konsep akuntansi yang berhubungan dengan sejumlah

pembayaran dengan mata uang untuk pembelian barang atau jasa untuk suatu kegiatan.

5Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan, hlm. 164-170.

(5)

3) Current expenditure adalah bentuk pengeluaran biaya yang dilakukan dengan segera dan berulang-ulang. Misalnya, pengeluaran biaya untuk gaji guru/pegawai, pembelian alat belaja, pembayaran listrik berlangganan, air, telephon dan sebagainya.

4) Capital expenditure adalah bentuk pengeluaran biaya yang dilakukan untuk jangka waktu yang panjang dan akan diulangsesudahbeberapa tahun kemudian. Misalnya pengeluaran biaya pembangunan gedung sekolah, ruang laboratorium dan sebagainya. 5) Imputed annualadalah bentuk pengeluaran biaya untuk menyewa fasilitas.

6) Private cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing individu orang tua atau anggota masyarakat untuk membiayai pendidikan anak-anaknya, misalnya untuk pembelian pakaian seragam, buku pelajaran, dan lain sebagainya.

7) Social cost adalah pengeluaran biaya yang dilakukan untuk berlangsungnya pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah, misalnya untuk pembayaran gaji guru/pegawai, untuk perawatan dan operasional pendidikan, seperti peralatan kantor, listrik, air dan lain sebagainya.

8) Current price expenditure dan constant price expenditure adalah konsep biaya yang berhubungan dengan harga barang dan jasa pada sistem pendidikan yang memiliki tendensi kenaikan atau penurunan harga.

9) Fixed cost merupakan biaya tetap yang dikeluarkan untuk penggandaan barang-barang modal seperti untuk pembangunan gedung sekolah, penggandaan peralatan sekolah, pembayaran sewa fasilitas sekolah, dan lain sebagainya.

10)Total, average, and marginal cost merupakan konsep biaya yang ditujukan untuk menentukan tambahan jumlah siswa yang diterima dan yang berhubungan dengan seluruh biayanya. Total cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk keseluruhan biaya pendidikan, average cost adalah biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk suatu jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Sedangkan marginal cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk setiap satuan pendidikan tertentu yang keadaannya sangat bervariasi.

b. Proses Pengelolaan Biaya Pendidikan 1) Penyusunan rencana anggaran

Kepala sekolah harus mampu menyusun rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS). Kepala sekolah harus mengetahui sumber-sumber dana yang merupakan sumber daya sekolah, antara lain meliputi anggaran rutin, dana Penunjang Pendidikan (DPD), Subsidi Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan (SBPP), Bantuan Operasional dan Perawatan (BOP), Bantuan Operasional sekolah/Madrasah (BOS), BP3, donatur, badan usaha, serta sumbangan lainnya.Dalam menetapkan jumlah

anggaran ada dua hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu unit cost (satuan biaya) dan volume kegiatan.8

Langkah-langkah penyusunan anggaran adalah sebagai berikut:9

a) Menginventariskan rencana yang akan dilaksanakan

b) Menyusun rencana berdasarkan skala prioritas pelaksanaannya c) Menentukan program kerja dan rincian program

8Rusdiana, Pengelolaan Pendidikan, hlm. 230-231.

9Muhaimin, Menejemen pendidikan: Aplikasi dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah /Madrasah

(6)

d) Menghitung dana yang dibutuhkan

e) Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana 2) Prinsip-prinsip penyusunan anggaran

Anggaran disusun berdasarkan prinsip-prinsip berikut:10

a) Adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas dalam sistem menejemen dan organisasi.

b) Adanya sistem akutansi yang memadai dalam melaksanakan anggaran. c) Adanya penelitian dan analisis untuk menilai kinerja organisasi.

d) Adanya dukungan dari pelaksana mulai dari tingkat atas sampai yang paling bawah. 3) Tahapan penyususnan Anggaran

Prosedur penyusunan anggaran memerlukan tahapan yang sistematik sebagai berikut:11

a) Mengidentifikasi kegiatan yang akan dilakukan selama periode anggaran. b) Mengidentifikasi sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa, dan barang. Semua

sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab anggaran pada dasarnya merupakan pernyataan finansial.

c) Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan dipergunakan oleh instasi tertentu.

d) Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan dari pihak yang berwenang.

e) Melakukan revisi usulan anggaran, meliputi : 1. Persetujuan revisi usulan anggaran

2. Pengesahan anggaran.

c. Sumber Pembiayaan Keuangan Sekolah

1) Dana dari pemerintah. Dana dari pemerintah disediakan melalui jalur Anggararan Rutin dalam Daftar Isian Kegiatan (DIK) yang dialokasikan kepada semua sekolah untuk setiap tahun ajaran. Dana ini lazim disebut dana rutin. Besarnya dana yang dialokasikan di dalam DIK biasanya ditentukan berdasarkan jumlah siswa kelas I, II, dan III. Mata anggaran dan besarnya dana untuk masing-masing jenis pengeluaran sudah ditentukan pemerintah di dalam DIK. Pengeluaran dan pertanggungjawaban atas pemanfaatan dana rutin (DIK) harus benar-benar sesuai dengan mata anggaran tersebut. Selain DIK, pemerintah sekarang juga memberikan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dana ini diberikan secara berkala yang digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan

operasional sekolah.

2) Dana dari orang tua siswa. Pendanaan ini dikenal dengan istilah iuran komite. Besarnya sumbangan dana yang harus dibayar oleh orang tua siswa ditentukan oleh rapat Komite Sekolah. Pada umumnya dana komite terdiri atas:

a) Dana tetap bulan sebagai uang kontribusi yang harus dibayar oleh orang tua setiap bulan selama anaknya menjadi siswa di sekolah.

b) Dana insidental yang dibebankan kepada siswa baru yang biasanya hanya satu kali selama tiga tahun menjadi siswa (pembayarannya dapat diangsur).

(7)

c) Dana sukarela yang biasanya ditawarkan kepada orang tua siswa tertentu yang dermawan dan bersedia memberikan sumbangannya secara sukarela tanpa suatu ikatan apa pun.

3) Dana dari masyarakat. Dana ini biasanya merupakan sumbangan sukarela yang tidak mengikat dari anggota-anggota masyarakat sekolah yang menaruh perhatian terhaap kegiatan pendidikan di suatu sekolah. Sumbangan sukarela yang diberikan tersebut merupakan wujud dari kepeduliannya karena merasa terpanggil untuk turut membantu kemajuan pendidikan. Dana ini ada yang diterima dari perorangan, dari suatu organisasi, dari yayasan ataupun dari badan usaha baik milik pemerintah maupun milik swasta. 4) Dana dari alumni. Bantuan dari para alumni untuk membantu peningkatan mutu sekolah

tidak selalu dalam bentuk uang (misalnya buku-buku, alat dan perlengkapan belajar). Namun, dana yang dihimpun oleh sekolah dari para alumni merupakan sumbangan sukarela yang tidak mengikat dari mereka yang merasa terpanggil untuk turut

mendukung kelanaran kegiatan-kegiatan demi kemajuan dan pengembangan sekolah. Dana ini ada yang diterima langsung dari alumni, tetapi ada juga yang dihimpun melalui acara reuni atau lustrum sekolah.

5) Dana dari kegiatan wirausaha sekolah. Ada beberapa sekolah yang mengadakan kegiatn usah untuk mendapatkan dana. Dana ini merupakan kumpulan hasil berbagai kegiatan wirausaha sekolah yang pengelolaannya dapat dilakukan oleh staf sekolah atau para siswa misalnya koperasi, kantin sekolah, bazaar tahunan, wartel, usaha fotokopi, dan lain-lain.

Berkaitan dengan penerimaan keuangan dari orang tua dan masyarakat ditegaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) 1989 bahwa karena keterbatasan kemampuan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan dana pendidikan, tanggung jawab atas pemenuhan dana pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan orang tua.Adapun dimensi pengeluaran meliputi:

1) Biaya rutin, yaitu biaya yang harus dikeluarkan dari tahun ke tahun, seperti gaji pegawai (guru dan non guru), serta biaya operasioanal, biaya pemeliharaan gedung, fasilitas dan alat-alat pengajaran (barang-barang habis pakai).

2) Biaya pembangunan. Biaya pembangunan misalnya adalah biaya pembelian atau

pengembangan tanah, pembangunan gedung, perbaikan atau rehab gedung, penambahan furnitur, serta biaya atau pengeluaran lain untuk barang-barang yang tidak habis pakai. Dalam implementasi MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), manajemen komponen keuangan harus dilaksanakan dengan baik dan teliti mulai dari tahap penyususunan anggaran, penggunaan, sampai pengawasan dan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar semua dana sekolah benar-benar dimanfaatkan secara efektif, efisien, tidak ada kebocoran-kebocoran, serta bebas dari penyakit korupsi, kolusi dan nepotisme.12

Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi MBS, yang menuntut kemampuan sekolah untuk

(8)

merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah.

Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah

merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses belajar-mengajar di sekolah bersama komponen-komponen lain, dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya, baik itu disadari maupun tidak disadari. Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu dikelola sebaik-baiknya, agar dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini penting, terutama dalam rangka MBS, yang memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mencari dan memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai dengan keperluan masing-masing sekolah karena pada umumnya dunia pendidikan selalu dihadapkan pada masalah keterbatasan dana, apa lagi dalam kondisi kritis seperti sekarang ini.13

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan yang bersifat kualitatif.Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.14Penelitian kualitatif yang digunakan dalam

penelitian ini bermaksud mengetahui bagaimana manajemen keuangan dan biaya pendidikan yang ada di sekolah non formal. Penulis memilih penelitian di lembaga non formal karena sekarang ini pemerintah sudah memperhatikan pendidikan non formal.

Madrasah Diniyah menerima dana BOS dari pemerintah kabupaten maupun dari provinsi setiap tahunnya yang di realisasikan setiap 6 bulan sekali , jumlah bantuannya disesuaikan dengan jumlah siswa di tambah dengan tunjangan untuk satu guru, setiap lembaga yang mempunyai siswa minimal 30 anak tunjangan yang di terima oleh guru hanya untuk satu guru saja.

Penelitian ini dilakukan di Madrasah non formal Diniayah Al islam dagangan madiun. Penelitian ini dilakukan pada tahun ajaran 2017/2018. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, karenadata yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari dokumen Madrasah Diniyah Al islam dagangan Madiun.

13E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 47-48.

(9)

C. TEMUAN

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS)

Nama Sekolah

:

Madrasah Diniyah Al islam

Alamat

: Jln. Masjid Dagangan

Kecamatan

: Dagangan

Kab / Kota

: Madiun

Provinsi

: Jawa Timur

RAB BANTUAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH DAN GURU SWASTA

( BOSDA MADIN ) DARI KABUPATEN MADIUN DAN PROVINSIJAWA TIMUR

TAHUN ANGGARAN 2018

PENERIMAAN

PENGELUARAN

No No Uraian Jumlah No No Uraian Jumlah

Urut Kode ( Rp. ) Urut Kode Dana Bosda Madin 2018 ( Rp. )

I 1 SISA TAHUN LALU

0 1.

Mendukung peningkatan mutu proses belajar mengajar

II 2 BOSDA MADIN 1.1 Buku teks pelajaran Rp. 150.000

1.2 Buku teks Pegangan Ustadz

1.3 PembelianIqro' Rp 132.000

2.1. Bantuan Operasional Sekolah Daerah

Madrasah Diniyah (Bosda Madin) 2. Kegiatan peneriman santri baru :

44 Siswa x 12 bulan x Rp 15.000 Rp 3.960.000 2.1 Biaya administrasi pendaftaran Rp. 20.000

2.2 ATK PSB Rp. 25.000

2.3 Penggandaan berkas Rp. 25.000

(10)

mengajar

3.1 Pebelajaran Remedial 3.2 Pembelajaran Pengayaan

3.3 Pemantapan persiapan ujian Rp 50.000

3.4 Kesenian / Qiro'h Rp600.000

3.5 Lomba Pembelajaran Rp 850.000 4. Penggandaan

4.1 Penggandan bahan pembelajaran Rp 460.000 4.2 soal - soal ujian semester Rp 55.000

4.3 Rapor dan Ijazah Rp 123.000

4.4 Kartu Prestasi santri dll. Rp 200.000 5. Bahan habis pakai

5.1 Konsumsi rapat Ustadz Rp 280.000 5.2 Konsumsi rapat wali santri Rp 500.000 5.3 Minum dan makanan ringan harian Rp 830.000

5.4 Alat kebersihan Rp 50.000

5.5 ATK Sekolah Rp 1.100.000

5.6 UKS Rp 200.000

6. Mendukung peningkatan mutu pendidik dan membiayai pelatihan /penataran 6.1 Pelatihan guru

6.2 Pembinaan Ustadz rutin dari FKDT Rp 1. 200.000 7. Pengadaan peralatan dan administrasi kantor

7.1 Pembelian ... 7.2 Pembelian ...

7.4 Buku induk Rp 100.000

7.5 Perbaikan/Servis Laptop Rp 100.000

(11)

8.

Kegiatan Operasional dan manajemen pengeloaan Bosda Madin

8,1 ATK Rp 220.000

8,2 Pulsa Internet / Modem Rp 200.000

8,3 Penggandaan Rp 100.000

8,4 Insentif Pembuat SPJ Bosda Rp 300.000 Jumlah

Rp 7.920.000

2.2

Bantuan untuk Guru Honorarium Guru

1 orang x 12 bln x Rp 300.000

Rp 3.600.000

1 orang x 12 bln x Rp 300.000

Rp 3.600.000

(12)

Kesimpulan

Manajemen keuangan di sekolah merupakan salah satu subtansi manajemen sekolah yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah.

Di dalam Undang-Undang nomer 20 tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.

Tujuan manajemen keuangan sekolah antara lain: meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah, meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah dan meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah. Sedangkan fungsi manajemen keuangan antara lain: perencanaan keuangan, penganggaran keuangan, pengelolaan keuangan, pencarian keuangan, penyimpanan keuangan, pengendalian keuangan, pemeriksaan keuangan, dan pelaporan keuangan.

Persoalan yang menyangkut keuangan sekolah pada garis besarnya berkisaran pada: uang sumbangan pembinaan pendidikan (SPP), uang kesejahteraan personel dan gaji serta keuangan yang berhubungan langsung dengan penyelenggaraan sekolah seperti perbaikan sarana dan sebagainya.

Biaya pendidikan adalah keseluruhan pengeluaran baik yang bersifat uang maupun bukan uang, sebagai ungkapan rasa tanggung jawab semua pihak (masyarakat, orang tua, dan pemerintah) terhadap pembangunan pendidikan agar tujuan pendidikan yang dicita-citakan tercapai secara efisien dan efektif, yang harus terus digali dari berbagai sumber, dipelihara, dikonsolidasikan, dan ditata secara administratif sehingga dapat digunakan secara efisien dan efektif.

Langkah-langkah penyusunan anggaran adalah sebagai berikut: menginventariskan rencana yang akan dilaksanakan, menyusun rencana berdasarkan skala prioritas pelaksanaannya, menentukan program kerja dan rincian program, menghitung dana yang dibutuhkan, dan menentukan sumber dana untuk membiayai rencana. Sedangkan tahapan penyususnan anggaran sebagai berikut: mengidentifikasi kegiatan yang akan dilakukan selama periode anggaran, mengidentifikasi sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa, dan barang, memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan dipergunakan oleh instasi tertentu, menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan dari pihak yang berwenang dan melakukan revisi usulan anggaran.

(13)
(14)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2006.

Matin.Menejemen Pembiayaan Pendidikan. Jakarta:Rajawali Pers. 2014.

Minarti,Sri.Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri. Jakarta: Ar-Ruzz Media. 2016.

Muhaimin, Menejemen pendidikan: Aplikasi dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Kencana. 2009.

Referensi

Dokumen terkait

Sekaitan dengan hal tersebut, perlu kiranya guru di sekolah dasar mampu mengembangkan kemampuan empati siswa sebagai salah satu kompetensi yang harus dikuasai

Simpulan dari perancangan sistem adalah suatu spesifikasi dengan cara melakukan fungsi-fungsi yang telah diidentifikasi pada saat analisis sistem dengan tujuan

Penelitian ini mempunyai batasan lingkup permasalahan yang terfokus pada interior, kosmologi ladang, dan kosmologi Toraja.Penulis memilih kosmologi ladang didasari dua

Seni grafis ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pemberian pengalaman belajar kreatif bagi anak yang antara lain dapat dituangkan dalam aktivitas pembelajaran

Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui keanekaragaman fauna tanah skala makrofauna dan mesofauna di perkebunan kelapa sawit PTPN VIII Cimulang Bogor,

Pada saat pengguna melakukan prediksi, maka hasil prediksi yang ditampilkan akan diikuti dengan total keseluruhan dari n bulan. Antar muka dari suatu aplikasi merupakan fasilitas

menunjukkan bahwa tidak terdapat indikasi praktik manajemen laba padda peristiwa pergantian CEO rutin, terdapat indikasi praktik manajemen laba pada peristiwa

Pada tahun 2010 kondisi tersebut tidak mengalami perubahan yang berarti sehingga bisa dikatakan perkembangan wilayah di Provinsi Kepulauan Riau bersifat stabil dan dan