• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kurikulum Program Pertukaran Ma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Kurikulum Program Pertukaran Ma"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Tengah Semester

Kurikulum dan Silabus dalam Pengajaran Bahasa Dosen:

Prof. Rahayu Surtiati Hidayat

Analisis Kurikulum Program Pertukaran Mahasiswa Universitas Malaya (UMSEP) pada Fakultas Bahasa dan Linguistik Tahun Ajaran 2012/2013

Oleh: Fauziatul Husna

1206188553

Departemen Linguistik Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

(2)

Analisis Kurikulum Program Pertukaran Mahasiswa Universitas Malaya (UMSEP) pada Fakultas Bahasa dan Linguistik Tahun Ajaran 2012/2013

Abstrak

Kurikulum memberikan gambaran umum bagaimana sebuah program pendidikan dijalankan dan memungkinkan program tersebut mencapai tujuan yang diinginkan. Penyusunan dan penerapan kurikulum yang baik menjadi salah satu syarat utama dari kesuksesan suatu proses pendidikan. Dalam konteks pendidikan tinggi dimana peran pemerintah dalam evaluasi kurikulum sangat minim, analisis kurikulum menjadi diperlukan. Dalam makalah ini dipaparkan analisis kurikulum pemelajaran Bahasa Inggris pada program pertukaran mahasiswa Malaya University (UMSEP) tepatnya pada Fakultas Bahasa dan Linguistik.

Pendahuluan

Dalam sebuah program pendidikan, kurikulum merupakan salah satu aspek paling mendasar yang menentukan keberhasilan program tersebut. Hal ini disebabkan oleh peran kurikulum sebagai jarak tempuh yang harus dilalui pemelajar maupun pengajar dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Kurikulum yang baik akan mendukung proses yang dapat memfasilitasi usaha pencapaian tujuan tersebut. Sebaliknya, kurikulum yang rancu dan tidak tepat sasaran akan membuat proses tersebut menjadi tidak efektif sehingga tujuan program pendidikan itu sendiri akan sulit tercapai. Kurikulum bersifat preskriptif. Jadi, dalam merancang sebuah program pendidikan, kurikulum merupakan salah satu hal paling awal yang harus disusun dengan cermat segera setelah pengelola program mengetahui tujuan apa yang ingin dicapai dan siapa target pemelajar dari program tersebut.

(3)

pemelajar dibawah bimbingan guru atau pengajar. Pandangan serupa juga diberikan oleh ahli-ahli lain dalam bidang pendidikan, diantaranya adalah Marsh dan Willis (2007) yang menyatakan bahwa kurikulum adalah keseluruhan pengalaman di ruang kelas yang direncanakan dan dijalankan oleh guru dan dipelajari oleh pemelajar.

Seiring dengan perkembangan penelitian terkait dalam bidang pendidikan, kurikulum dibedakan menjadi berbagai jenis berdasarkan aspek yang bervariasi. Akan tetapi jenis kurikulum yang paling sederhana berdasarkan cakupannya dan cenderung disetujui oleh para peneliti dan ahli dalam bidang ini adalah kurikulum eksplisit, kurikulum implisit (tersembunyi), dan kurikulum null.

 Kurikulum eksplisit adalah apa yang tertera dalam dokumen tertulis dan rencana pembelajaran guru.

 Kurikulum implisit, sebaliknya, adalah kurikulum dalam kaitannya dengan bagaimana asumsi terhadap proses belajar mengajar dipraktikkan di dalam kelas. Hal ini mencakup bagaimana guru memandang perannya sebagai pengajar. Guru yang meyakini bahwa tugasnya adalah mengajarkan dan guru yang meyakini bahwa tugasnya adalah membimbing pemelajar akan melaksanakan amanat kurikulum eksplisit dengan metode yang berbeda.

 Kurikulum null mengacu pada apa yang tidak diajarkan guru di dalam kelas, baik karena pengaruh keyakinan pribadi ataupun karena tekanan dari pihak lain seperti pemerintah. Contohnya saja topik mengenai sejarah kelam orde pembentukan orde baru yang pada pemerintahan Soeharto tidak disebut-sebut dalam pelajaran sejarah di sekolah.

(4)

setiap negara memiliki sistem evaluasi yang berskala nasional, seperti di Indonesia yang melaksanakan ujian nasional untuk setiap jenjang pendidikan. Dari proses evaluasi tersebut, pemerintah sebagai penanggung jawab program dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan setiap aspek dalam pendidikan termasuk kurikulum yang digunakan.

Dalam konteks pendidikan tinggi, kurikulum yang digunakan sangat beragam karena setiap perguruan tinggi berhak untuk menyusun kurikulum sendiri sesuai dengan visi dan misi institusinya. Perbedaan kurikulum yang digunakan oleh setiap perguruan tinggi ini sering kali menjadi alasan mahasiswa untuk memilih perguruan tinggi mana yang mereka inginkan. Hal ini menuntut para pengelola perguruan tinggi untuk berlomba-lomba menawarkan kurikulum yang lebih baik dan mengikuti perkembangan dalam masyarakat dan teknologi.

Kurikulum pendidikan tinggi tidak memiliki sistem evaluasi yang berlaku general seperti halnya kurikulum sekolah. Oleh sebab itu upaya yang dapat dilakukan dalam meneliti relevansi sebuah kurikulum perguruan tinggi adalah dengan melaksanakan analisis kurikulum. Tujuan umum sebuah analisis kurikulum adalah untuk melihat dengan seksama bagaimana suatu kurikulum tertentu disusun, dijalankan dan bagaimana outcome yang dihasilkan. Tujuan khusus analisis kurikulum berbeda tergantung pada siapa yang melakukan analisis. Analisis seorang pengajar terhadap kurikulum di lembaganya sendiri dapat bertujuan untuk meningkatkan mutu kurikulum tersebut untuk waktu yang akan datang sedangkan analisis yang dilakukan oleh pihak luar dapat bertujuan untuk menilai kualitas lembaga tersebut. Dalam hal ini, penulis melakukan analisis kurikulum dengan tujuan pemelajaran; agar penulis dapat lebih memahami dimensi-dimensi dalam kurikulum dengan melakukan sendiri analisis kurikulum.

(5)

pemelajaran bahasa Inggris di Malaysia yang mengunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Pemaparan dalam makalah ini terdiri dari pendahuluan mengenai peran kurikulum dalam pemelajaran Bahasa Inggris dan pengenalan program UMSEP, dan setelahnya penulis akan memaparkan analisis terhadap kurikulum UMSEP tersebut.

Kurikulum dalam Pemelajaran Bahasa Inggris

Seperti halnya kurikulum yang digunakan si bidang ilmu lain, kurikulum yang digunakan dalam kurikulum pemelajaran bahasa dibuat berdasarkan ideologi atau pandangan pembuat kurikulum tersebut mengenai apa itu pemelajaran bahasa dan bagaimana seharusnya bahasa diajarkan. Oleh sebab itu, kurikulum yang dibuat berdasarkan pandangan strukturalis akan berbeda dengan kurikulum yang pembuatannta didasarkan pada pandangan komunikatif terhadap bahasa. Dengan kata lain seorang analis bisa menyimpulkan pandangan bahasa sebuah lembaga pendidikan dengan melakukan analisis kurikulum.

Dewasa ini, pandangan komunikatif merupakan yang paling banyak digunakan dalam penyusunan kurikulum pemelajaran bahasa, termasuk kurikulum pemelajaran bahasa Inggris. Secara umum pandangan ini meyakini bahwa bahasa harus diajarkan dengan tujuan membuat pemelajar menguasai kompetensi komunikatif bahasa tersebut. Terkait dengan hal ini, CRDP (Center for Educational Research and Development) mengusulkan beberapa prinsip penyusunan kurikulum pemelajaran bahasa yang komunikatif.

1. Belajar bahasa berarti belajar berkomunikasi menggunakan bahasa tersebut

2. Penggunaan bahasa bervariasi sesuai dengan konteks penggunaannya 3. Belajar suatu bahasa juga berarti mengakrabkan diri dengan kebudayaan

dimana bahasa tersebut digunakan

(6)

5. Seluruh kemahiran berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) saling terkait satu sama lain.

UMSEP

University of Malaya Students Exchange Program (UMSEP) adalah program Universitas Malaya dalam rangka ikut serta dalam usaha internasionalisasi pendidikan tinggi Malaysia. Program ini dirancang bagi mahasiswa internasional yang ingin memiliki pengalaman hidup dan belajar di Universitas Malaya melalui program semester pendek yang ditawarkan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan rasa pengertian antar budaya dalam diri mahasiswa dengan menciptakan kodisi belajar yang kondusif. Melalui program ini, mahasiswa internasional dapat mengikuti kuliah baik dalam bidang akademik maupun riset sesuai dengan minat atau bidang keilmuan masing-masing sekaligus mendapatkan perspektif yang luas terhadap latar belakang budaya rekan sesama mahasiswa internasional.

Berikut ini adalah beberapa hal teknis mengenai program UMSEP.

 Program ini dibuka untuk seluruh mahasiswa S1 dari negara lain  Mahasiswa dapat memilih periode waktu pendidikan yang

diinginkan dengan periode minimal 1 semester dan maksimal 1 tahun ajaran (2 semester)

 Bahasa pengantar yang digunakan adalah:

a. Fakultas berbasis seni menggunakan bahasa melayu b. Fakutas berbasis sains menggunakan bahasa Inggris

c. Mahasiswa yang tidak menguasai bahasa melayu dapat mengikuti perkuliahan disampaikan sepenuhnya dalam bahasa Inggris (termasuk dalam program UMSEP ini)

(7)

jurusan yang sedang mereka ambil di universitas asal mereka. Hal ini dilakukan untuk memfasilitasi mahasiswa yang ingin memperluas pengetahuan di luar bidang keahlian yang mereka geluti.

Mahasiswa yang memilih untuk mengikuti program UMSEP di Fakultas Bahasa dan Linguistik, khususnya, kebanyakan adalah mahasiswa dari fakultas non-bahasa yang ingin meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris mereka melalui program ini. Oleh sebab itu, mata kuliah yang ditawarkan Fakultas Bahasa dan Linguistik bagi mahasiswa UMSEP cenderung bersifat umum dan dirancang bagi mahasiswa dari berbagai latar belakang keahlian yang berbeda. Pada tahun ajaran 2012/2013, terdapat 36 SKS mata kuliah yang ditawarkan yang terdiri dari 33 SKS mata kuliah dalam fakultas dan 3 SKS mata kuliah luar fakultas.

Penjelasan mata kuliah yang ditawarkan:

a. Mata kuliah dalam fakultas

No prinsip dasar dalam menulis professional dalam bahasa Inggris. Berbagai format, proses adan model teks dalam penulisan professional diperkenalkan kepada mahasiswa seperti memo, email, surat mahasiswa mengembangkan kemahiran presentasi yang dibutuhkan dalam bidang masing-masing. Mahasiswa diberikan penjelasan mengenai tahapan dalam presentasi mulai dari perencanaan hingga

Intermediate

 MUET BAND 3

 IELTS BAND 4

 TOEIC 405

(8)

menjawab pertanyaan dalam diskusi. Mahasiswa diwajibkan melakukan presentasi singkat di kelas untuk mempraktikkan apa yang telah dipelajari. 3 Communication in

English I mengajarkan kemampuan komunikasi dasar dengan penekanan pada kosakata dan akurasi tata bahasa dalam level dasar

Low proficiency

 MUET BAND 1

 IELTS BAND 1

 TOEFL 0-343

4 Communication in English II pre-elementary dan bertujuan untuk mengajarkan kemampuan komunikasi dasar dengan penekanan pada kosakata dan akurasi tata bahasa dan juga produksi kalimat sederhana.

5 Communication in English III elementary dan bertujuan untuk mengajarkan kemampuan komunikasi dasar dengan penekanan pada kosakata dan akurasi tata bahasa. Mata kuliah ini diharapkan membuat mahasiswa mampu berbicara dan menulis dengan cukup baik

Elementary

 MUET BAND 2

 IELTS BAND 3

 TOEFL 347-433

(9)

berbicara dan menulis berbagai jenis Mahasiswa diajarkan strategi agar dapat berkomunikasi dengan baik mengenai berbagari isu terkini. Mahasiswa akan belajar bagaimana berkomunikasi dengan baik dalam berbagai konteks informal

Intermediate menunjukkan pola kalimat dan paragraf yang baik. Mahasiswa diharapkan

9 Presentation skill at the work place GTEE1111

Mata kuliah menekankan pada aspek-aspek komunikasi untuk menyampaikan pidato impromptu, presentasi lisan dan wawancara dalam presentasi. Mahasiswa diberikan berbagai situasi kontekstual untuk dianalisis, didiskusikan, dan agar 10 Introduction to

critical reading in English

Mata kuliah ini bertujuan untuk membangun kemahiran membaca kritis yang diperlukan mahasiswa karena

High intermediate  IELTS BAND 6

(10)

(550-GTEE1112 tuntutan akademis. Mahasiswa dilibatkan dalam berbagai aktifitas membaca dengan material terpilih yang disertai dengan latihan-latihan. Kemahiran mengenali sudut pandang penulis, hubungan antar ide dalam teks dan ide-ide pendukung dalam teks juga diajarkan.

PBT/213-CPT/8 dikenalkan terhadap pentingnya kemampuan menulis teknis. Material yang disesuaikan dengan bidang keilmuan mahasiswa digunakan dalam mengajarkan langkah menulis berbagai dokumen teknis. Mekanisme menulis

b. Mata kuliah luar fakultas

(11)

informasi-informasi actual mengenai komunikasi ketenagakerjaan.

Keterangan singkatan:

MUET : Malaysian University English Test

IELTS : International English Language Testing System

TOEFL : Test of English as Foreign Language

TOEIC : Test of English for International Communication

Pembahasan

Menurut Porter (2004), analisis kurikulum adalah proses sistematis dalam memisahkan dan menganalisis fitur-fitur tertentu dalam sebuah kurikulum. Analisis kurikulum identik dengan proses:

1. Menjelaskan dan memisahkan suatu konten tertentu dalam kurikulum seperti konten matematika, bahasa atau sains.

2. Menganalisis hasil (performa) yang diharapkan atau tuntutan kognitif yang diharapkan dari pemelajar

(12)

Selain itu, dalam menyimpulkan analisis kurikulum ini, penulis akan mengevaluasi mata kuliah-mata kuliah tersebut dengan menggunakan teori kurikulum Richards (2001) sebagai pedoman. Richards menyatakan bahwa kurikulum yang baik disusun dengan mempertimbangkan tiga hal yang memengaruhinya, yaitu karakteristik bidang ilmu yang diajarkan, karakteristik pemelajar, dan karakteristik masyarakat dimana kurikulum tersebut akan diterapkan. Akan tetapi perlu diingat bahwa kurikulum yang dapat dianalisis dalam konteks sederhana seperti dalam makalah ini hanyalah kurikulum eksplisit yang dapat dilihat dalam bentuk dokumen tertulis. Analisis kurikulum yang melibatkan juga kurikulum implisit dan kurikulum null tentunya membutuhkan waktu yang panjang dan pengamatan menyeluruh terhadap setiap proses pemelajaran selama sebuah progam berlangsung.

a. Kemahiran Bicara

Dari 12 mata kuliah yang ditawarkan dalam progam ini, terdapat 3 mata kuliah yang merupakan bagian dari kemahiran bicara. Dengan kata lain, persentase mata kuliah terkait kemahiran bicara adalah 25% dari keseluruhan mata kuliah di dua semester. Berikut adalah rincian ketiga mata kuliah yang dimaksud:

7 Speaking skills in English

GTEE1109

Mata kuliah ini fokus kepada berbagai kemahiran bicara dalam B.Inggris. Mahasiswa diajarkan strategi agar dapat berkomunikasi dengan baik mengenai berbagari isu terkini dan juga bagaimana berkomunikasi dengan baik dalam berbagai konteks informal

Intermediate

2 Effective

presentation skills GTEE1104

Mata kuliah ini akan membantu mahasiswa mengembangkan kemahiran presentasi yang dibutuhkan dalam bidang masing-masing. Mahasiswa diberikan penjelasan mengenai tahapan dalam

(13)

presentasi mulai dari perencanaan hingga menjawab pertanyaan dalam diskusi. Mahasiswa diwajibkan melakukan presentasi singkat di kelas untuk mempraktikkan apa yang telah dipelajari. 9 Presentation skill

at the work place GTEE1111

Mata kuliah menekankan pada aspek-aspek komunikasi untuk menyampaikan pidato impromptu, presentasi lisan dan wawancara dalam presentasi. Mahasiswa diberikan berbagai situasi kontekstual untuk dianalisis, didiskusikan, dan agar mahasiswa menerapkan strategi komunikasi yang telah diajarkan.

High intermediate

Seperti terlihat pada tabel di atas, mata kuliah kemahiran bicara dapat dibedakan menjadi dua; mata kuliah murni kemahiran bicara (speaking skill in English) dan mata kuliah terapan kemahiran bahasa (presentation). Mata kuliah presentasi kemudian juga dibagi berdasarkan tingkat atau level mahasiswa yang berhak mengambil mata kuliah tersebut. Mata kuliah effective presentation skill dapat dipilih oleh setiap mahasiswa karena persyaratannya yang rendah. Di lain pihak, mata kuliah presentation skill at the work place hanya diperuntukkan bagi mereka dengan kemampuan bahasa Inggris yang tinggi.

Mata kuliah-mata kuliah kemahiran biacara secara umum mengharapkan agar mahasiswa mahir berbicara menggunakan B. Inggris sebagai bahasa target dalam berbagai konteks berbeda. Mata kuliah effective presentation skill menuntut mahasiswa agar akhirnya mampu berkomunikasi dalam konteks komunikasi informal, sedangkan dua mata kuliah presentasi menuntut mahasiswa agar mampu meyampaikan presentasi dengan baik dalam konteks kelas maupun dunia kerja.

(14)

dalam konteks sebenarnya sehingga mahasiswa berkesempatan untuk mempraktikkan apa yang telah dipelajarinya secara langsung. Hal ini sejalan dengan prinsip pengajaran komunikatif yang menyebutkan bahwa pemelajaran bahasa akan menghasilkan outcome terbaik jika dilaksanakan secara meaningful dan kontekstual.

b. Kemahiran Membaca

Kemahiran membaca yang merupakan kemahiran receptive hanya diajarkan melalui satu mata kuliah yang disebut Introduction to critical reading in English. Dengan kata lain presentase pemelajaran kemahiran membaca hanyalah 8.3%, sebuah angka yang cukup kecil mengingat pentingnya kemahiran ini dalam bidang akademis. Selain itu, seperti yang terlihat pada table di bawah ini, persyaratan untuk memilih mata kuliah ini sangat tinggi sehingga hanya mahasiswa dengan level kemampuang bahasa Inggris yang baik lah yang dapat mengikuti mata kuliah ini. Menurut penulis sebaiknya dibuka satu lagi mata kuliah kemahiran membaca dengan level yang lebih rendah agar mahasiswa berkemampuan rendah tetap dapat mengikuti mata kuliah kemahiran membaca.

10 Introduction to critical reading in English

GTEE1112

Mata kuliah bertujuan untuk membangun kemahiran membaca kritis yang diperlukan mahasiswa karenan tuntutan akademis. Mahasiswa dilibatkan dalam berbagai aktifitas membaca dengan material terpilih. Kemahiran mengenali sudut pandang penulis, hubungan antar ide dalam teks dan ide-ide pendukung dalam teks juga diberikan.

High intermediate

(15)

perguruan tinggi untuk menggunakan buku teks berbahasa Inggris. Dari sudut pandang komunikatif, mata kuliah ini juga sangat krusial bagi sebuah program pemelajaran bahasa asing. Alasannnya adalah karena membaca kritis dapat membantu siswa memahami sebuah teks secara utuh hingga ke aspek-aspek ekstrinsik yang memengaruhi makna teks tersebut termasuk kebudayaan. Hal ini sejalan dengan prinsip pemelajaran komunikatif bahwa pemelajaran bahasa berarti pendekatan terhadap budaya dimana bahasa tersebut digunakan.

c. Kemahiran Menulis

Bentuk dan presentase penyajian mata kuliah yang terkait dengan kemahiran menulis hampir sama dengan penyajian mata kuliah kemahiran bicara seperti yang diterangkan di atas. Dengan 3 mata kuliah dan total 9 SKS, kemahiran menulis memiliki prsentase 25% dari keseluruhan mata kuliah yang ditawarkan. Selain itu, sama seperti dalam kemahiran bicara, mata kuliah kemahiran menulis juga dibedakan menjadi menulis murni, menulis dalam konteks professional, serta menulis teknis. Persyaratan untuk mengikuti mata kuliah ini pun juga bertingkat mulai dari level intermediate hingga high intermediate.

8 Writing skills in English

GTEE1110

Mengenalkan proses dalam

pengembangan paragraph dan ide untuk menulis berbagai pola retoris. Mahasiswa diharapkan mampu memahami hubungan antar paragraph dalam essai, mengedit teks tulisan sendiri, dan menulis berbagai jenis essai.

Intermediate

1 Profesional writing in English

GTEE1103

Mengenalkan prinsip-prinsip dasar dalam menulis professional dalam bahasa Inggris. Berbagai format, proses adan model teks dalam penulisan professional diperlihatkan ke pada mahasiswa

Intermediate

(16)

GTEE1113 kemampuan menulis teknis. Material yang digunakan disesuaikan dengan bidang keilmuan mahasiswa

Terkait dengan level yang beragam tersebut, hasil yang dituju dalam setiap mata kuliah juga tidak sama. Dalam mata kuliah writing skill in English, mahasiswa hanya diharapkan mampu memahami penulisan pada level kalimat dan paragraf. Selanjutnya pada mata kuliah professional writing in English tuntutannya dinaikkan menjadi kemampuan menulis teks-teks formal seperti memo, surat dan laporan. Lalu pada mata kuliah technical writing mahasiswa diharapkan untuk dapat menulis teknis yang memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi daripada menulis professional.

Ketiga mata kuliah yang berkaitan dengan kemahiran menulis ini dapat dikatakan telah cukup komunikatif karena tujuan yang ingin dicapai adalah kemampuan mahasiswa untuk menulis berbagai jenis teks dalam beragam konteks secara berterima. Lebih jauh lagi mata kuliah ini juga sangat kontekstual dengan disediakannya material atau bahan ajar yang terlah disesuaikan dengan bidang ilmu mahasiswa sehingga mereka dapat benar-benar mempraktikkan kemahiran menulis dalam bidang yang mereka galuti

d. Kemahiran Komunikasi (integrasi berbicara dan menulis)

Dalam kurikulum ini komunikasi didefinisikan sebagai gabungan antara kemahiran bicara dan menulis. Mata kuliah komunikasi menempati posisi teratas dalam hal presentase jumlah SKS yang mencapai 41.7 %. Selain itu persyaratan yang harus dipenuhi mahasiswa untuk mengikuti mata kuliah ini juga relatif rendah sehingga setiap mahasiswa dapat mengikutinya. Hal ini mungkin disebabkan oleh pentingnya kemampuan berkomunikasi secara umum dalam kehidupan mahasiswa, baik dalam konteks akademis maupun kehidupan sehari-hari.

No. Mata kuliah Level

(17)

2 Communication in English II Pre-elementary 3 Communication in English III Elementary 4 Communication in English IV Post-elementary 5 Communication for Employment High proficiency

Hal lain yang menarik dari mata kuliah komunikasi adalah adanya mata kulih bertingkat yang bersifat mandatory dan menuntut mahasiswa untuk lulus dalam mata kuliah tingkat awal sebelum melanjutkan ke mata kuliah di level di atasnya. Hal ini pada akhirnya juga membuat tuntutan kognitif yang bertingkat dari setiap level mata kuliahnya. Pada Communication in English I mahasiswa hanya diharapkan mampu menguasai kemampuan komunikasi pada level dasar. Pada mata kuliah Communication for Employment, yang berada pada level tertinggi dalam kemahiran komunikasi, mahasiswa diharapkan mampu berkomunikasi dengan baik dalam konteks spesifik yaitu lapangan kerja. Hal ini tentunya sejalan dengan prinsip komunikatif pemelajaran bahasa yang telah dibahas sebelumnya.

Fakta bahwa Fakultas Bahasa dan Linguistik menyediakan satu mata kuliah luar fakultas dalam bidang pekerjaan menunjukkan keinginan yang kuat untuk menjadikan program UMSEP di fakultas tersebut sebuah program whole-package yang lengkap. Dapat dilihat bahwa penyusun kurikulum bertekad untuk membuat semua mahasiswa yang mengikuti proram pertukaran di fakultas bahasa benar-benar kembali ke negaranya dengan kemampuan bahasa Inggris yang well-rounded.

Kesimpulan

Seperti yang telah disinggung di bagian pembahasan, penulis menyimpulkan analisis kurikulum terhadap kurikulum program UMSEP di Fakultas Bahasa dan Linguistik dengan menggunakan prinsip penyusunan kurikulum Richards sebagai tolak ukur.

 Karakteristik bidang yang diajarkan

(18)

karakteristik bahasa yang berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi. Dalam hal ini, penulis menyimpulkan bahwa kurikulum ini telah cukup berhasil menerapkan prinsip-prinsip komunikatif dalam setiap mata kuliah kemahiran bahasa yang ditawarkan. Namun sayangnya kemahiran receptive seperti meyimak dan membaca masih sedikit sekali mendapat perhatian sehingga prinsip komunikatif yang menyebutkan bahwa pemelajaran kemahiran bahasa harus terintegrasi belum dapat dijalankan sepenuhnya.

 Karakteristik mahasiswa

Sebagai sebuah program yang diikuti oleh mahasiswa dari berbagai latar belakang budaya dan disiplin ilmu, kurikulum ini disusun secara spesifik dan bersifat netral dalam hal nilai-nilai budaya yang diajarkan. Selain itu program ini juga mencoba memberikan pemahaman antar budaya pada mahasiswa dalam mata kuliah yang ditawarkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa karakteristik mahasiswa telah dipertimbangkan dengan baik dalam penyusunan kurikulum ini.

 Karakteristik masyarakat

Dalam program ini masysrakat yang dapat diacu adalah masyarakat Malaysia sebagai tuan rumah dari program ini. Dari proses analisis yang telah dilakukan penulis dapat menyimpulkan bahwa kerakteristik masyarakat belum begitu diintegrasikan dalam penyususnan kurikulum. Penulis merekomendasikan agar budaya Malaysia yang khas dan bahasa Inggrisnya yang juga sangat unik dimasukkan dalam kurikulum untuk memberikan para mahasiswa internasional sebuah pengalaman dan pengetahuan yang hanya bisa didapatkan dengan tinggal di Malaysia. Hal ini juga sangat baik untuk menarik minat dari lebih banyak mahasiswa internaisonal untuk ikut dalam proram UMSEP.

Referensi

English as Second Foreign Language Curriculum. Dari http://www.crdp.org/crdp/ all%20curriculum/English/English_Second%20language

(19)

Marsh C. & Willis G. (2007). 4th E. Curriculum: alternative approaches, ongoing

issues. Upper Saddle River, NJ: Pearson/Merril Prentice Hall

Nation, I.S.P & Macalister J. (2010). Language Curriculum Design. New York: Routledge

Porter, A. (2004). Curriculum assessment. Complementary Methods for Research in Education. J. Green, G. Camilli, & P. Elmore (Eds.) Washington DC: AERA. pp. 141-159.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, materi mata kuliah muatan lokal memiliki jumlah (93 jalinan fimgsional) dari 119 kuahtas dukungan yang dibutuhkan materi mata kuliah bti, maka dapat dikatakan

• Tahun 1, Semester 2 – selain mengambil 1 mata kuliah wajib, mahasiswa dapat mengambil mata kuliah pilihan sesuai bidang peminatan: Asuransi Jiwa (biru), Asuransi Umum (coklat)

Sementara nilai prestasi P dan F dilakukan terhadap mata kuliah yang bersifat sebagai mata kuliah yang digunakan untuk evaluasi kemampuan mahasiswa untuk dapat menjadi

Kaprodi memberikan surat pemberitahuan terhadap mahasiswa dan dosen wali program studi asal untuk mengisi survey kepuasan serta kepada dosen pengampu mata kuliah untuk membuat

Mahasiswa angkatan 2010 dan sebelumnya yang sudah mengambil mata kuliah IF3094 Komunikasi Antar Personal namun belum mengambil mata kuliah IF4092 Sosioteknologi Informasi

Mata kuliah ini berisi tentang pemahaman huruf sebagai elemen utama tipografi sebagai komponen utama dalam pembuatan karya seni rupa dan desain grafis yang komunikatif dan

Mata kuliah ortodidaktik merupakan mata kuliah yang memberikan pemahaman dan pengetahuan, serta pengalaman dan keterampilan kepada mahasiswa melalui definisi

kan mahasiswa tingkat I masih menempuh per- kuliahan Menulis #---idt-2, sedangkan maha- siswa tingkat II sudah menyelesaikan mata ku- liah tersebut dan masuk pada mata kuliah Ko"iL