• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kurikulum Program Studi Sastra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Kurikulum Program Studi Sastra"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Kurikulum Program Studi Sastra Inggris (S1)

Universitas Brawijaya

Karin Sari Saputra 1206188616 (karin.sari@ui.ac.id)

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Dalam satu institusi penyelenggaraan pendidikan, terutama institusi pendidikan setingkat Universitas atau Perguruan Tinggi (PT) terhimpun seperangkat aturan yang mengakomodasi setiap proses kegiatan pembelajaran bertujuan agar dapat terlaksana dengan baik. Terkait dengan hal itu, setiap Universitas atau Perguruan Tinggi (PT) telah menyusun suatu pedoman pendidikan sebagai piranti untuk membimbing para

(2)

memberikan perhatian yang serius pada masalah kurikulum dalam setiap situasi belajar-mengajar.

1.2 Hakikat Kurikulum

Nunan (1988: 158) mengemukakan bahwa kurikulum adalah prinsip-prinsip dan prosedur-prosedur bagi perencanaan, implementasi, evaluasi, dan pengelolaan suatu rancang bangun suatu program pendidikan. Telaah atau kajian kurikulum mencakup rancangbangun silabus (seleksi dan penggolongan isi), dan metodologi (pemilihan tugas-tugas dan kegiatan-kegiatan pembelajaran). Pengaturan kurikulum sebagai pedoman proses belajar mengajar di Universitas Brawijaya mengacu pada SK

Mendiknas Nomor 232/U/2000 tanggal 20 Desember 2000, Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan SK Dirjen DIKTI Nomor

43/DIKTI/2006. Kurikulum Program Diploma dan Sarjana dijelaskan sebagai berikut. 1. Kelompok Mata Kuliah muatan nasional

a. Agama (3 SKS)

b. Kewarganegaraan (3 SKS) c. Bahasa Indonesia (3 SKS) d. Bahasa Inggris (3 SKS)

2. Kelompok Mata Kuliah muatan universitas

a. Tugas Akhir Skripsi sekurang-kurangnya 4 SKS b. Kuliah Kerja Nyata (2-3 SKS) minimal 48 jam

c. Kapita Selekta Kewirausahaan (Dasar komunikasi, leadership dan kewirausahaan minimal 3 SKS)

3. Kelompok Mata Kuliah muatan program studi

Mata kuliah muatan program studi dapat dilihat pada bagian pembahasan program studi.

1.3 Teori Kurikulum

(3)

2. Sistem Pendidikan Universitas Brawijaya

Universitas Brawijaya secara formal telah menganut Sistem Kredit Semester (SKS) yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Rektor Nomor 22/SK/1976. Dengan memperhatikan Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi dan Keputusan Mendiknas Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta memperhatikan pula Petunjuk Pelaksanaan Sistem Kredit Untuk Perguruan Tinggi, Pedoman Penyelenggaraan Proses Pendidikan Tinggi atas dasar Sistem Kredit Semester dan Petunjuk untuk Tenaga Pengajar dalam Sistem Penyelenggaraan Pendidikan atas dasar Sistem Kredit Semester maka diterbitkan Pedoman Pelaksanaan SKS untuk Universitas Brawijaya. Universitas sebagai lembaga pendidikan tinggi, harus selalu memperhatikan enam faktor, berikut ini:

a. Mahasiswa sebagai peserta didik, yang secara kodrati memiliki perbedaan-perbedaan individual baik dalam bakat, minat, maupun kemampuan akademik.

b. Tuntutan kebutuhan masyarakat akan tenaga ahli yang semakin meningkat. c. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat.

d. Sarana pendidikan seperti: ruang kuliah, perpustakaan, laboratorium yang memadai. e. Tenaga administrasi pendidikan yang mempengaruhi kelancaran penyelenggaraan

acara-acara pendidikan.

f. Dosen sebagai pelaksana pendidikan yang dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar atas dasar SKS, merupakan komponen yang sangat mempengaruhi hasil proses itu.

Dengan demikian maka sistem pendidikan yang tepat ialah sistem pendidikan yang memperhatikan dan mempertimbangkan secara optimal keenam faktor tersebut. Salah satu sistem yang dipandang sesuai ialah Sistem Kredit Semester.

2.1 Pengertian Dasar Sistem Kredit Semester 2.1.1 Sistem Kredit

a. Sistem kredit adalah suatu sistem penghargaan terhadap beban studi

(4)

b. Kredit adalah unit atau satuan yang menyatakan isi suatu mata kuliah secara kuantitatif.

c. Ciri-ciri sistem kredit adalah sebagai berikut:

(1) Dalam sistem kredit, tiap-tiap mata kuliah diberi harga yang dinamakan nilai kredit.

(2) Banyaknya nilai kredit untuk mata kuliah yang berlainan tidak perlu sama. (3) Banyaknya nilai kredit untuk masing-masing mata kuliah ditentukan atas

dasar besarnya usaha untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dinyatakan dalam kegiatan perkuliahan, praktikum, kerja lapangan atau tugas-tugas lain.

2.1.2 Sistem Semester

a. Sistem semester adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang menggunakan satuan waktu tengah tahunan yang disebut semester.

b. Semester adalah satuan waktu terkecil untuk menyatakan lamanya suatu kegiatan pendidikan dalam suatu jenjang / program pendidikan tertentu. Satu semester setara dengan 16-19 minggu kerja dalam arti minggu perkuliahan efektif termasuk ujian akhir atau sebanyak-banyaknya 22 minggu kerja termasuk waktu evaluasi ulang dan minggu tenang.

c. Penyelenggaraan pendidikan dalam satu semester terdiri dari kegiatan-kegiatan perkuliahan seminar, praktikum, kerja lapangan dalam bentuk tatap muka, serta kegiatan akademik terstruktur dan mandiri.

d. Dalam setiap semester disajikan sejumlah mata kuliah dan setiap mata kuliah mempunyai bobot yang dinyatakan dalam satuan kredit semester (SKS), sesuai dengan yang ditetapkan dalam kurikulum Program Bahasa dan Sastra.

2.1.3 Sistem Kredit Semester

a. SKS adalah suatu sistem kredit yang diselenggarakan dalam satuan waktu semester. b. SKS mempunyai dua tujuan yang sangat penting yaitu:

1) Tujuan Umum

(5)

yang sebaik-baiknya sesuai dengan rencana dan kondisi masing-masing peserta didik.

2) Tujuan Khusus

(a) Memberikan kesempatan kepada para mahasiswa yang cakap dan giat belajar agar dapat menyelesaikan studi dalam waktu yang sesingkat-singkatnya

(b) Memberi kesempatan kepada para mahasiswa agar dapat mengambil mata kuliah yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan.

(c) Memberi kemungkinan agar sistem pendidikan dengan input dan output majemuk dapat dilaksanakan.

(d) Untuk mempermudah penyesuaian kurikulum dari waktu ke waktu dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini.

(e) Untuk memberi kemungkinan agar sistem evaluasi kemajuan belajar mahasiswa dapat diselenggarakan dengan sebaik baiknya.

(f) Memberi kemungkinan pengalihan (transfer) kredit antar Program Studi atau antar fakultas dalam suatu Perguruan Tinggi atau antar Perguruan Tinggi.

(g) Memungkinkan perpindahan mahasiswa dari Perguruan Tinggi satu ke Perguruan Tinggi lain atau dari Program Studi satu ke Program Studi lain dalam suatu Perguruan Tinggi tertentu.

c. Satuan Kredit Semester (SKS) adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan besar beban studi mahasiswa dalam suatu semester serta besarnya pengakuan atas

keberhasilan usaha mahasiswa, serta besarnya usaha penyelenggaraan program pendidikan di perguruan tinggi khususnya bagi dosen.

d. Setiap mata kuliah atau kegiatan akademik lainnya, disajikan pada setiap semester dengan ditetapkan harga satuan kredit semesternya yang menyatakan bobot kegiatan dalam mata kuliah tersebut.

2.2 Nilai Kredit dan Beban Studi

1. Nilai Kredit Semester untuk Perkuliahan

(6)

a. Untuk mahasiswa

(1) Lima puluh menit acara tatap muka terjadwal dengan dosen, misalnya dalam bentuk kuliah, seminar, dan sebagainya.

(2) Enam puluh menit acara kegiatan akademik terstruktur, yaitu kegiatan studi yang tidak terjadual tetapi direncanakan oleh dosen, misalnya dalam bentuk mengerjakan pekerjaan rumah atau menyelesaikan soal-soal.

(3) Enam puluh menit acara kegiatan akademik mandiri, yaitu kegiatan yang harus dilakukan untuk mendalami, mempersiapkan atau tujuan lain suatu tugas akademik, misalnya dalam bentuk membaca buku referensi.

b. Untuk dosen

(1) Lima puluh menit acara tatap muka terjadwal dengan mahasiswa. (2) Enam puluh menit acara perencanaan dan evaluasi kegiatan akademik

terstruktur.

(3) Enam puluh menit pengembangan materi kuliah. 2. Nilai Kredit Semester untuk Seminar

Untuk penyelenggaraan seminar, dimana mahasiswa diwajibkan memberikan penyajian pada suatu forum, nilai 1 (satu) satuan kredit semester sama seperti pada penyelenggaraan kuliah, yaitu berupa acara 50 (lima puluh) menit tatap muka per minggu.

3. Nilai Kredit Semester untuk Praktikum, Penelitian, dan Kerja Lapangan Nilai satu satuan kredit semester sama dengan penyelesaian kegiatan selama dua sampai lima jam per minggu untuk satu semester atau keseluruhannya 32 sampai 80 jam per semester.

a. Nilai Kredit Semester untuk praktikum di laboratorium.

Untuk praktikum di laboratorium, nilai 1 (satu) satuan kredit semester adalah beban tugas di laboratorium sebanyak dua sampai tiga jam per minggu selama satu semester.

(7)

Nilai 1 (satu) satuan kredit semester adalah beban tugas penyusunan sebanyak tiga sampai empat jam sehari selama satu bulan, dimana satu bulan dianggap setara dengan 25 hari kerja.

c. Nilai Kredit Semester untuk Kerja Lapangan dan yang sejenisnya. Untuk kerja lapangan dan yang sejenisnya nilai 1 (satu) satuan kredit semester adalah beban tugas di lapangan sebanyak 4 sampai 5 jam per minggu selama satu semester.

4. Beban Studi dalam Semester

Beban studi mahasiswa dalam satu semester ditentukan atas dasar rata-rata waktu kerja sehari dan kemampuan individu. Pada umumnya orang bekerja rata-rata 6-8 jam selama enam hari berturut-turut. Seorang mahasiswa dituntut bekerja lebih lama sebab tidak saja ia bekerja pada siang hari tetapi juga malam hari. Kalau dianggap seorang mahasiswa normal bekerja rata-rata siang hari 6-8 jam dan malam hari 2 jam selama enam hari berturut-turut, maka seorang mahasiswa diperkirakan memiliki waktu belajar sebanyak 8-10 jam sehari atau 48-60 jam seminggu. Oleh karena itu satu nilai kredit semester kira-kira setara dengan 3 jam kerja, maka beban studi mahasiswa untuk tiap semester akan sama dengan 16-20 kredit semester atau rata-rata sekitar 18 kredit semester. Dalam menentukan beban studi satu semester perlu juga diperhatikan

(8)

Di mana:

K = SKS mata kuliah yang diambil

NA = Nilai Akhir masing-masing mata kuliah

IP = Indeks Prestasi, dapat Indeks Prestasi Semester atau Indeks Prestasi Kumulatif £ = Jumlah dari = 1 hingga n = mata kuliah

3. Pengembangan Kurikulum Bahasa

Dasar pemikiran atau alasan yang dimaksud dalam pengembangan kurikulum bahasa adalah sebagai berikut.

 Pengembangan kurikulum bahasa merupakan aspek dari bidang yang lebih luas dari kegiatan pendidikan yang dikenal sebagai pengembangan kurikulum atau studi kurikulum.

 Pengembangan kurikulum berfokus pada menentukan pengetahuan,

keterampilan, dan nilai-nilai siswa belajar di sekolah, pengalaman yang harus disediakan untuk membawa hasil pembelajaran yang dimaksudkan, dan bagaimana proses belajar mengajar di sekolah atau sistem pendidikan dapat direncanakan, diukur, dan dievaluasi.

 Pengembangan kurikulum bahasa berfokus diantaranya pada merancang, merevisi, pelaksanaan, dan evaluasi program bahasa.

(9)

Jadi kian jelaslah bagi kita bahwa kurikulum merupakan suatu konsep yang luas dan kompleks. Kurikulum yang pada dasarnya bertujuan sebagai pernyataan-pernyataan umum mengenai hasil-hasil yang diharapkan dari suatu program bahasa, dan

menggambarkan apa yang diyakini para perencana kurikulum merupakan tujuan-tujuan program yang diinginkan dan dapat dicapai berdasarkan kendala-kendala yang

tercermin dalam analisis kebutuhan. Cita-cita dapat digunakan sebagai dasar bagi pengembangan pemerian-pemerian yang lebih terperinci mengenai hasil-hasil program yang diinginkan (tujuan-tujuan program). Pernyataan-pernyataan cita-cita mengacu pada unsur-unsur program yang secara aktual terus diarahkan/dituju oleh pengajaran. Dalam pengajaran bahasa, berbagai cara untuk menyatakan tujuan-tujuan program biasanya dilaksanakan, termasuk tujuan-tujuan behavioral yang berdasarkan keterampilan, yang berdasarkan isi, dan yang berdasarkan kecakapan atau keahlian.

(10)
(11)
(12)
(13)

5. Deskripsi Mata Kuliah

(14)

Keahlian Berkarya (MKKB), Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MKPB), dan Mata Kuliah Berkehidupan Bersama (MKBB). Dari mata kuliah keterampilan dan keahlian dan mata kuliah berkarya yang menjadi penciri dari lulusan program studi diharapkan para mahasiswa dapat memiliki keterampilan dalam berbahasa (menyimak, membaca, berbicara, dan menulis) dapat menjadi ahli bahasa (ahli fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik, analisis wacana, sosiolinguistik), atau pun dapat menjadi ahli dalam pengajaran bahasa. Di samping mata kuliah keterampilan bahasa, dan mata kuliah linguistik atau ilmu bahasa, seperti disebutkan di atas, terdapat juga mata kuliah sastra dan kebudayaan, yang meliputi sastra dan budaya Inggris, kajian Amerika, dan kajian Australia.

Program studi sastra Inggris (S1) Universitas Brawijaya perlu menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk setiap mata kuliah yang tercakup dalam mata kuliah keterampilan dan keahlian (MKKK) dan mata kuliah keahlian berkarya

(MKKB), yang meliputi:

1. Kelompok Kemahiran Bahasa 2. Kelompok Studi Linguistik 3. Kelompok Studi Sastra

4. Kelompok yang berkaitan dengan Bahasa

(15)

Berikut adalah sebaran mata kuliah program studi sastra Inggris (S1) Universitas Brawijaya.

Tabel 1. Sebaran Mata Kuliah Program S-1 Sastra Inggris Universitas Brawijaya

Komponen Inti / Lokal Bobot SKS

Kelompok Kemahiran Berbahasa Kelompok Studi Linguistik Kelompok Studi Sastra

Kelompok yang berkaitan dengan Bahasa

Semua mahasiswa diharuskan mengambil mata kuliah kelompok kemahiran bahasa, namun memasuki semester 6 (enam) para mahasiswa diharuskan memilih salah satu kelompok minat utama linguistik atau minat utama sastra. Berikut adalah sebaran mata kuliah keahlian program sastra Inggris (S1) Universitas Brawijaya.

Tabel 2. Sebaran Mata Kuliah Keahlian Program S1 Sastra Inggris Universitas Brawijaya

Komponen Mata Kuliah Inti Mata Kuliah Institusional Kelompok Kemahiran Bahasa

Kelompok Studi Linguistik

Kelompok Studi Sastra

- Listening (8 SKS) - Reading (6 SKS) - Speaking (8 SKS) - Writing (6 SKS) - Structure (8 SKS)

- Introduction to Linguistics (2 SKS) - Phonology (2 SKS) - Morphology (2 SKS) - Syntax (4 SKS) - Semantics (2 SKS)

- Introduction to

- Translation (4 SKS) - Business English (2 SKS) - Ear and Speech Training

(2 SKS)

- Theory of Translation (2 SKS)

- Psycholinguistics (2 SKS) - Sociolinguistics (2 SKS) - History of England (2

SKS)

- Pragmatics (2 SKS) - Semiotics (2 SKS) - Applied Linguistics (2

SKS)

- Introduction to Linguistics Research (2 SKS)

- Seminar on Linguistics (3 SKS)

(16)

Kelompok yang berkaitan dengan Bahasa

- Prose (4 SKS) - Drama (4 SKS) - Poetry (4 SKS) - Literary Criticism (2

SKS)

- Theory of Literature (2 SKS)

- British Studies (3 SKS)

- American Studies (3 SKS)

- Australian Studies (3 SKS)

-Language & Literature (2 SKS)

- Comparative Literature (2 SKS)

- Theory of Literature (2 SKS)

- Literature and Oral Tradition (2 SKS) - Introduction to Literary

Research (2 SKS)

- Seminar on Literature (3 SKS)

- Discourse Analysis (2 SKS)

- Second Language Acquisition (2 SKS) - Teaching English as Foreign Language (2 SKS)

(17)

Berdasarkan dari ketiga tabel di atas, maka dapat diuraikan bahwa mengingat visi dari program studi sastra Inggris (S1) Universitas Brawijaya menciptakan lulusan yang berbudaya nasional dan berwawasan global, sejumlah mata kuliah telah terindikasi dan tercantum di dalam kurikulum tersebut. Sebaran mata kuliah inti yang notabene

merupakan mata kuliah kemahiran berbahasa memiliki bobot 36 SKS dari total keseluruhan 147 SKS. Lalu, mata kuliah inti yang berkaitan dengan bahasa, yakni di antaranya British, American, dan Australian Studies tercakup 6 SKS. Yang dimaksud dengan mata kuliah inti dan mata kuliah institusional adalah bahwa mata kuliah inti merupakan mata kuliah yang memang terutama sekali dihadirkan sebagai implementasi dari kebutuhan program studi sastra Inggris. Artinya, lulusan program studi sastra Inggris Universitas Brawijaya secara generalisasi di dalam ruang lingkup nasional mampu memenuhi kualifikasi seorang lulusan sastra Inggris (S1). Sedangkan mata kuliah institusional ialah mata kuliah yang dimaksudkan untuk menjawab visi dan misi yang sudah ditentukan oleh pemangku kepentingan Universitas Brawijaya tersebut.

6. Kesimpulan

Sesuai dengan perkembangan yang terjadi di masyarakat yang melibatkan berbagai pemangku keperntingan, suatu program studi dengan segenap unsur yang terlibat dalam pengelolaan harus selalu melakukan evaluasi atas komponen-komponen kurikulum yang dirancangnya. Kurikulum inti dan kurikulum institusional yang dikembangkan paling tidak harus didasarkan pada kebutuhan analisis sebagai dampak yang ditimbulkan dari masyarakat. Memperbaiki dan atau melakukan penyempurnaan kurikulum adalah sebagai bagian pengembangan kurikulum yang harus dilakukan khususnya di Perguruan Tinggi, di samping adanya tuntutan dan kebutuhan yang lahir dari masyarakat haruslah dipikirkan dan ditindaklanjuti dengan segera dalam kerangka pengembangan kurikulum sejalan dengan pernyataan Seller dam Miller (Sanjaya, 2007: 32) bahwa:

(18)

Daftar Acuan

Nunan, David. (1988). The learner-centered curriculum. Cambridge: Cambridge University Press.

Richards, Jack C. (1990). The language teaching matrix. Cambridge: Cambridge University Press.

Richards, Jack C. (2001). Curriculum development in language teaching. Cambridge: Cambridge University Press.

Sanjaya, Wina. (2007). Kurikulum dan pembelajaran. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI.

Tarigan, H. Guntur. (1983). Dasar-dasar kurikulum bahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.

Gambar

Tabel 1. Sebaran Mata Kuliah Program S-1 Sastra Inggris Universitas Brawijaya
Tabel 3. Alur Mata Kuliah Program Studi S1 Sastra Inggris Universitas Brawijaya

Referensi

Dokumen terkait

YOGYAKARTA TENTANG PENGANGKATAN DOSEN PENASEHAT AKADEMIK BESERTA MAHASISWA YANG DIBIMBING PROGRAM STUDI S.1 IKOR FAKULTAS IIMU.. KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI

The higher concentration of NaNO 3 solution increased the amount of ion adsorbed ono the copolymer, however the higher temperature the amount of ion adsorbed by the copolymer

Silase dibuat dengan mencacah bahan hijauan menjadi ukuran yang kecil-kecil, kemudian menyimpannya kedalam ruang kedap udara.Pencacahan dilakukan untuk mendapatkan

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, maka penulis selaku peneliti mencoba untuk menarik kesimpulan bahwa: (1) fluktuasi perubahan harga spot dari bulan oktober

Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Peningkatan Inovasi Pada Responden (Konsumen)

Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Demokratik Timor-Leste tentang Pembentukan Komisi Bersama Kerja Sama Bilateral, ditandatangani di Jakarta pada tanggal 2

RKA - SKPD 2.2.1 Rincian Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah. RKA - SKPD 3.1 Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah

Next, we insert observations for the correspon- dences of the current image into the bundle block of oriented images, together with orientation parameters for the newly ori- ented