• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS BIOURINE TER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS BIOURINE TER"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIFITAS PEMBERIAN DOSIS BIOURINE

TERHADAP TANAMAN KANGKUNG (Ipomea reptans

Poir)

Usulan Penelitian

Oleh :

Kelompok III

1. Putu Candra Lindari 1305105014

2. Moh Saifulloh 1305105018

3. Feronika 1305105019

4. Lutfi Suryawan 1305105020

5. Dewa Gede Suarjaya 1305105028 6. I Gusti Ayu Devi Valenia Sari 1305105067

7. Rizky Delli Z 1305105039

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2015

I PENDAHULUAN

(2)

Sayur-sayuran merupakan salah satu pangan penting manusia. Di dalam sayur tidak hanya terkandung vitamin melainkan terkandung pula mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Kangkung merupakan salah satu jenis sayur-sayuran yang banyak diminati oleh masyarakat luas. Tanaman kangkung memiliki ciri-ciri daun berwarna hijau terang dengan ujung daun meruncing. Kangkung merupakan tanaman yang berumur pendek yang dapat dipanen berulang kali dan ada pula yang dipanen sekali. Terdapat dua jenis tanaman kangkung yaitu kangkung darat dan kangkung air. Kangkung darat lebih mudah ditemui dipasaran karena proses budidayanya lebih gampang jika dibandingkan dengan kangkung air. Bagian tanaman kangkung yang dimanfaatkan sebagai sayur adalah batang dan daun tanaman.

Pertumbuhan penduduk yang semakin cepat menyebabkan kebutuhan akan pangan juga meningkat. Disisi lain lahan pertanian di Indonesia semakin menyempit dan produktivitas tanaman menurun. Hal ini yang mendorong Indonesia selalu mengimport pangan dari luar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Pemikiran manusia tentang kesehatan juga semakin berkembang. Saat ini masyarakat lebih berpaling ke produk-produk organik.Dalam menanggulangi permasalah tersebut maka sangat diperlukan teknologi budidaya yang mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman.

(3)

Biourin merupakan salah satu alternatif guna meningkatkan produktivitas tanaman.Selain itu Biourine bersifat organik, karena berasal dari urine hewan ternak. Hewan ternak yang biasanya diambil urinenya yaitu sapi dan kambing.Urine dari hewan ternak tersebut kemudian difermentasi.Kandungan Biourine terdiri dari unsur hara Nitrogen (N), Fospor (P), dan Kalium (K).Biourine merupakan salah satu pupuk cair yang diaplikasikan dengan disiram langsung pada tanaman.Konsentrasi Biourine

yang diaplikasikan kepada tanaman mampu menyokong pertumbuhan dan produktivitas tanaman.Biourin juga memegang peranan penting dalam menjaga kelestarian tanah baik dari segi fisik, kimia maupun biologi tanah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Berapa banyak dosis yang tepat dalam pemberian Biourine terhadap tanaman kangkung ?

2. Bagaimana pengaruh yang diberikan Biourine terhadap hasil produksi tanaman kangkung ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari usulan penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui berapa banyak dosis yang tepat dalam pemberian

Biourine terhadap tanaman kangkung.

2. Untuk mengetahui pengaruhyang diberikan Biourine terhadap hasil produksi tanaman kangkung.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Bagi masyarakat memberikan sumbangan pengetahuan menggenai penggunaan dosis Biourine yang tepat dalam pemupukan tanaman kangkung (Ipomea reptans Poir) untuk meningkatkan hasil produksi serta mekanisme dan penggunaan Biourine terhadap tanaman kangkung

b. Bagi penulis memberikan sumbangan referensi mengenai potensi

(4)

mekanisme dan penggunaan Biourine terhadap tanaman kangkung

(Ipomea reptans Poir).

1.5 Hipotesis

1. Dosis yang paling tepat dalam penggunaan bio urine terhadap pemupukan tanaman kangkung adalah pada konsentrasi 30 ml

2. Perlakukan jumlah dosis bio urine ternyata berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembngan tanaman kangkung.

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pupuk Organik Cair (Biourine) Sapi

Pupuk organik merupakan pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari alam dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami.Dapat dikatakan bahwa pupuk organik merupakan salah satu bahan yang sangat penting dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah secara aman, dalam arti produk pertanian yang dihasilkan terbebas dari bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia sehingga aman dikonsumsi.

(5)

pengikat nitrogen dan mikroba dekomposer lainnya. Dengan demikian kandungan unsur nitrogen dalam biourin akan lebih tinggi dibandingkan dengan pada urine (Sasak, 2011).

Urine /kencing ternak sapi, kambing, domba kini mulai dimanfaatkan petani sebagai pupuk organic cair (bio urine) untuk menyiram tanaman. Keunggulan penggunaan bio urine yaitu volume penggunaan lebih hemat dibandingkan pupuk organik padat serta aplikasinya lebih mudah karena dapat diberikan dengan penyemprotan atau penyiraman, serta dengan proses akan dapat ditingkatkan kandungan haranya (unsur Nitrogen).

Bio urine merupakan istilah yang populer dikalangan para pengembang pertanian organik.Bio urine merupakan urin yang diambil dari ternak, terutama ruminansia yang terlebih dahulu di fermentasi sebelum digunakan.Bio urine diperoleh dari fermentasi anaerobik dari urine dengan nutrisi tambahan menggunakan mikroba pengikat nitrogen dan mikroba dekomposer lainnya. Dengan demikian kandungan unsur nitrogen dalam bio urine akan lebih tinggi dibandingkan dengan pada urine.

a. Kelebihan Pupuk Organik Cair (Bio Urine)

1. Mempunyai jumlah kandungan nitrogen, fosfor, kalium dan air lebih banyak jika dibandingkan dengan kotoran sapi padat.

2. Mengandung zat perangsang tumbuh yang dapat digunakan sebagai pengatur tumbuh.

3. Mempunyai bau khas urine ternak yang dapat mencegah datangnya berbagai hama tanaman.

b. Kandungan Zat Hara pada beberapa Kotoran Ternak Padat dan Cair Ternak dan Jenis Kotoran N (%) P (%) K (%) Air (%) Sapi Padat 0,55 0,30 0,40 75

(6)

Cair 1,00 0,15 1,50 92 Kuda Padat 0,40 0,20 0,10 85 Cair 1,00 0,50 1,50 92 Kambing Padat 0.60 0,30 0,17 60 Cair 1,50 0,13 1,80 85 Domba Padat 0,75 0,50 0,45 60 Cair 1,35 0,05 2,10 8 Sumber: Lingga (1991)

c. Manfaat Pupuk Cair (Bio Urine) Sapi

Pupuk organik ramah lingkungan dari limbah ternak itu bisa memutus ketergantungan petani terhadap pupuk urea atau pupuk kimia lainnya yang justru mencemari lingkungan. Dengan demikian, para petani tak perlu repot memikirkan dan membeli pupuk urea, cukup tanaman dipupuk dengan menggunakan pupuk organik yang berasal dari limbah urine sapi. Pupuk organik mempunyai efek jangka panjang yang baik bagi tanah, yaitu dapat memperbaiki struktur kandungan organik tanah dan selain itu juga menghasilkan produk pertanian yang aman bagi kesehatan, sehingga pupuk organik ini dapat digunakan untuk pupuk yang ramah lingkungan. Manfaat lain yaitu:

1) Zat perangsang pertumbuhan akar tanaman pada benih/bibit 2) Sebagai Pupuk daun organik

3) Dengan dicampur pestisida organik bisa membuka daun yang keriting akibat serangan thrip.

(7)

dalam penelitian ini akan diuji keefektifitasan penggunaan dosis yang tepat terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat.

2.2 Pupuk

Pupuk adalah bahan atau zat makanan yang diberikan atau ditambahkan kepada tanaman dengan maksud agar supaya zat makanan untuk tanaman itu bertambah. Pupuk biasanya diberikan pada tanah, tetapi dapat pula diberikan lewat daun atau batang sebagai larutan. Karbondiokasida yang diberikan ke udara dalam rumah kaca dapat pula dipandang sebagai pupuk (Suhardi, 1983).

Pupuk yang memberikan N, P dan K disebut pupuk lengkap. Kelas pupuk merupakan persen dalam berat dari nitrogen (dinyatakan sebagai unsur N), fosfor (dinyatakan sebagai P2O5) dan kalium (dinyatakan sebagai K2O). fosfor dan kalium biasanya tidak dinyatakan sebagai unsur-unsurnya, karena telah menjadi kebiasaan. Pada akhir-akhir ini mulai terdapat kebiasaan menyatakan analisis pupuk dalam unsurnya , tapi masih terbatas di kalangan ilmuwan (Harjadi, 1988).

2.3 Pupuk Organik

Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah).

Pupuk Organik juga merupakan pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organic yang berasal dari tanaman atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik.

(8)

1. Dengan penggunaan pupuk organic atau pengembalian bahan organik ke dalam tanah akan berpengaruh pada kesuburan tanah sehingga :

a. Peningkatan Produksi Hasil Pertanian b. Efisiensi Penggunaan Pupuk

c. Menjaga kelestarian Lingkungan Hidup 2. Memperbaiki tekstur tanah

3. Memperkaya unsur hara makro dan mikro

Bahan organik yaitu bahan yang berasal dari limbah tumbuhan atau hewan atau produk sampingan seperti pupuk kandang atau unggas . Atau dengan kata lain merupakan merupakan hasil dari pelapukan sisa – sisa tanaman dan binatang yang bercampur dengan bahan mineral tanah pada lapisan atas tanah.Pada umumnya bahan organik mempunyai C/N rasio tinggi (lebih besar dari 30), sehinga bila digunakan langsung pada lahan pertanian akan mengganggu pertumbuhan tanaman karena terjadi proses fermentasi dalam tanah.

Pupuk organik yang diberikan ke dalam tanah akan menghasilkan humus. Humus yang terbentuk bersama-sama dengan liat membentuk agregat tanah yang stabil (Stevenson, 1981). Terbentuknya agregat tanah tersebut menyebabkan sifat fisik tanah lainnya seperti bobot isi, ruang pori total, dan permeabilitas tanah menjadi lebih baik yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang lebih baik pula. Pupuk organik juga akan memberikan sumbangan unsur hara ke dalam tanah. Semakin tinggi kandungan unsur hara dalam pupuk organik, akan mempertinggi ketersediaan unsur hara tanah apabila diberikan ke dalam tanah sehingga hasil tanaman dapat meningkat (Thamrin, 2000).

(9)

dalam penguraian bahan organik sehingga tanah lebih cepat matang (Muslihat, Lili., 2003).

2.4 Botani Tanaman Kankung Darat

Tanaman kangkung darat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantea ( tumbuhan )

Subkingdom : Tracheobionta ( berpembuluh ) Superdivisio : Spermatophyta ( menghasilkan biji )

Divisio : Magnoliophyta ( berbunga ) Kelas : Magnoliapsida ( berkeping dua / dikotil )

Sub kelas : Asteridae Ordo : Solanales

Familia : Convolvulaceae ( suku kankung – kangkungan ) Genus : Ipomea

Spesies : Ipomea reptans Poir

2.4.1 Morfologi Tanaman Kangkung

Kangkung merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air(Djuariah, 2007).

(10)

Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnyaruncing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda.Selama fase pertumbuhanya tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung darat.Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung(Maria, 2009).

Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir biji.Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya.Warna buah hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda.Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama.Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau tegak bulat.Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping dua.Pada jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman secara generatif (Maria, 2009).

2.4.2 Syarat Tumbuh

1. Iklim

Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun.Kangkung darat

(Ipomea reptans) dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim

dingin.Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun.Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun(Aditya,2009).

(11)

panas terik dan kemarau yang panjang.Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen.Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1°C(Aditya,2009).

2. Media Tanam

Kangkung darat (Ipomea reptans) menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah. Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu tergenang air.Tanaman kangkung (Ipomea reptans) membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik(Haryoto, 2009).

3. Ketinggian Tempat

Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl.Baik kangkung darat maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetapsama asal jangan dicampur aduk(Anggara, 2009).

2.4.3 Peningkatan Produksi Tanaman Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir).

(12)

yaitu dapat memperbaiki kesuburan fisik, kimia dan biologi tanah.Terdapatbeberapa jenis pupuk organik diantaranya adalah pupuk kandang dan pupuk cair. Menurut Maria (2009), pupuk kotoran ayam lebih cepat dalam penyediaan unsur hara karena mengandung bahan organik yang lebih tinggi, kadar air dan nisbah C/N lebih rendah daripada pupuk kandang lainnya. Selainpupuk kandang ayam terdapat jenis pupuk lain yang digunakan dalam budidaya sayuran yaitu pupuk organik cair.

BAB III

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan pada tanggal 9 oktober 2015 pukul 08.30 bertempat di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Jln. Pulau Moyo Denpasar Selatan.

3.2 Bahan dan Alat

(13)

Biourine

Tanah subur Benih kangkung

2. Alat :

Gelas ukur Polibag Cetok

3.3 Metode Penelitian, Rancangan, Variabel dan Instrumen Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dengan 5 ulangan, pada setiap satuan percobaan terdiri dari 1 tanaman dan semua tanaman dijadikan sampel, sehingga diperoleh jumlah keseluruhan 25 satuan percobaan.

Sebagai perlakuan yang diberikan adalah Biourine yang terdiri dari 5

perlakuan :

P0 = Tanpa pemberian Biourine

P1 = Pemberian Biourine dengan dosis 10 ml

P2 = Pemberian Biourine dengan dosis 20 ml

P3 = Pemberian Biourine dengan dosis 30 ml

P4 = Pemberian Biourine dengan dosis 40 ml

Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan analisis

ragam dengan model linear sebagai berikut :

Yij = µ + ƫi + ɛij

Keterangan :

Yij = Hasil pengamatan perlakuan ke -i pada ulangan ke -j

(14)

ƫi = Pengaruh Biourine pada perlakuan ke -i

ɛij = Pengaruh galat percobaan pada perlakuan ke -i pada ulangan ke –j

Hasil data yang diperoleh setelah dianalisis secara statistik

menggunakan analisis ragam dilanjutkan dengan uji Duncan’s New Multiple

Range Test (DNMRT) pada taraf 5% (Steel and Torrie,1994).

Adapun variabel yang diamati pada eksperimen ini sebagai berikut :

1. Tinggi tanaman seminggu setelah muncul di atas tanah. 2. Luas daun (P x L x K = 0,75) untuk tanaman kangkung. 3. Jumlah dan berat kering tanaman kangkung.

Adapun instrumen penelitian yang digunakan yaitu teknik observasi (metode pengamatan) yaitu melakukan pengamatan untuk memperoleh data secara langsung ke objek penelitian sehingga dapat melihat dari dekat tentang hal-hal yang menjadi tujuan pengamatan. Metode pengamatan yang dilakukan mengenai pengaruh dosis yang diberikan Biourine terhadap pertumbuhan tanaman kangkung terhadap tinggi tanaman, luas daun, berat basah dan berat kering tanaman kangkung.

3.4 Biaya Penelitian 3.5 Jadwal Pelaksanaan

DAFTAR PUSTAKA

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mencegah dampak dari erosi tersebut di aliran sungai cimincrang maka digunakan konservasi tanah dan air yang menggunakan metode secara mekanik.. Konservasi tanah

Pasien refrakter (±25%-30% pada ITP) didefinisikan sebagai kegagalan terapikortikosteroid dosis standar dan splenektomi serta membutuhkan terapi lebih lanjut karena ATyang rendah

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan tuntunannya yang begitu luar biasa sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis yang

Berdasarkan rangkaian perangkat perangkat konseptual tersebut, penelitian ini menggunakan etnomusikologi musik sebagai pendekatan utamannya dengan fokus kajian

Bab ini memaparkan hal-hal yang meliputi: latar belakang penelitian yang diawali dengan fenomena perubahan dari Telkom Learning Center menjadi Telkom Corporate

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh kedisiplinan belajar dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar akuntansi pada mata pelajaran

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada penelitian mengenai kerapatan stomata daun mahoni ( Swietenia mahagoni L. Jacq) sebagai tanaman pelindung di Jalan