• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PENGARUH SINAR MATAHARI PADA SISWA KELAS II SEMESTER II TAHUN 20142015 DENGAN MENERAPKAN METODE EKSPERIMEN DI SDN 2 WONOCOYO KECAMATAN POGALAN KABUPATEN TRENGGALEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PENGARUH SINAR MATAHARI PADA SISWA KELAS II SEMESTER II TAHUN 20142015 DENGAN MENERAPKAN METODE EKSPERIMEN DI SDN 2 WONOCOYO KECAMATAN POGALAN KABUPATEN TRENGGALEK"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PENGARUH

SINAR MATAHARI PADA SISWA KELAS II SEMESTER II TAHUN

2014/2015 DENGAN MENERAPKAN METODE EKSPERIMEN DI SDN

2 WONOCOYO KECAMATAN POGALAN KABUPATEN

TRENGGALEK

Oleh: Siti Khotimah

SDN 2 Wonocoyo, Pogalan, Trenggalek

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Peningkatan prestasi belajar IPA materi pembelajaran Pengaruh Sinar Matahari Terhadap Kondisi Alam Dan kehidupan Di Bumi melalui eksperimen pada siswa Kelas II SDN 2 Wonocoyo Tahun pelajaran 2014/2015 Semester II; (2) Sikap siswa Kelas II SDN 2 Wonocoyo Tahun 2014/2015 Semester II terhadap pembelajaran IPA yang menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Wonocoyo Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek, dimana peneliti melaksanakan tugas sebagai guru kelas II setiap harinya. Obyek penelitian siswa Kelas II bidang studi IPA Pokok Bahasan Pengaruh Sinar Matahari Terhadap Kondisi Alam Dan Kehidupan Di Bumi di SDN 2 WonocoyoKecamatan Po-galan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 9 siswa. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan yaitu mulai bulan Pebruari sampai dengan Maret 2015 pada Semester II. Berdasarkan rincian kegiatan yang sudah dilaksanakan selama 2 siklus penelitian dapat disimpul-kan bahwa: (1) Dari hasil penelitian (Classroom Action Research) di atas dapat disimpuldisimpul-kan ba-wah prestasi belajar bidang studi IPA sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata 67,78 siklus I diper-oleh nilai rata-rata 80,00 dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 87,78 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode Eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar bidang studi IPA pada siswa Kelas II SDN 2 Wonocoyo Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015. (2) Dari hasil rekapitulasi angket yang telah dirancang dapat dismpulkan bahwa siswa memberikan respon yang positif. Pada siklus I sebesar 1,40 dan pada siklus II sebesar 1,80. Siswa juga nampak begitu antusias dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dan juga dalam kegiatan eksperimen.

Kata kunci: Metode Eksperimen, Prestasi Belajar, IPA

Salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari saat Sekolah Dasar adalah pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pada dasarnya pelajaran IPA inilah yang mengenalkan siswa pada kecintaan alam. Pembelajaran IPA yang dilaksanakan di Sekolah Dasar hendaknya dapat me-numbuhkan sikap logis, kritis, dan kreatif siswa terhadap gejala alam yang terjadi di lingkungannya. Hal ini bertujuan agar siswa

mampu melakukan analisis terhadap apa yang ia pelajari, cermat dan teliti dalam mengambil keputusan, serta mampu menalar hubungan suatu peristiwa atau gejala alam satu dengan yang lainnya sehingga mampu menciptakan pola pikir ilmiah yang kritis sejak dini.

(2)

sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pe-ngujian gagasan-gagasan. Mata pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan pengembangan pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, Kurikulum Sekolah Dasar (1994:73).

Uraian di atas sesuai dengan hakikat IPA yang dikemukakan Hendro (1991:3-5) yaitu IPA dapat dipandang sebagai suatu proses dari upaya manusia untuk memahami berbagai gejala alam. Untuk itu diperlukan cara tertentu yang sifatnya analisis, cermat, lengkap, dan menghubungkan gejala alam yang satu dengan yang lainnya.

Sikap dan cara pandang ilmiah ini terjadi apabila siswa terlibat secara penuh dalam pembelajaran yang sedang ber-langsung. Pembelajaran IPA yang menarik bukan hanya pengetahuan berupa fakta, konsep, dan teori yang dijejalkan begitu saja kepada siswa, namun lebih dari itu. Pembelajaran tersebut haruslah bermakna, menantang, dan merangsang keingintahuan siswa dengan menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif.

Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan keseluruhan dengan guru sebagai pemeran utama. Proses pembelajaran banyak berakar pada berbagai pandangan dan konsep. Perwujudan pembelajaran dapat terjadi dalam berbagai model. Bruce Joyce dan Marchal Weil mengemukakan 22 model mengajar yang dikelompokkan ke dalam 4 hal, yaitu: proses informasi, perkembangan pribadi , interaksi sosial, dan modifikasi tingkah laku.

Guru mempunyai peran penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas pengajaran yang dilaksanakan disekolah. Oleh karena itu, guru harus membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa dan memperbaiki kualitas mengajarnya.

Untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang baik, guru dan siswa harus bersama-sama aktif, sehingga proses pembelajaran tidak menjenuhkan. Keaktifan siswa meliputi siswa tertarik pada pelajaran yang diajarkan dan bertanya. Dalam hal keaktifan guru , maka guru harus dapat membangkitkan minat dan mendorong semangat siswa untuk bertanya dan mencoba melakukan sesuatu yang ada hubungannya dengan pelajaran yang dihadapi serta suasana kelas terasa lebih hidup karena terjadi komunikasi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa lainnya. Namun kenyatannya masih banyak siswa yang pasif dalam mengikuti proses pembelajaran. Jarang sekali siswa yang mau bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru. Rendahnya peran serta siswa dalam proses pembelajaran mengakibatkan rendah pula prestasi belajar siswa. Dalam hal ini profesionalisme guru sangat diperlukan agar bisa membangkitkan motivasi siswa agar dapat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

(3)

Ke-giatan IPA dirancang untuk anak SD hendaknya memberikan gambaran mental yang konkrit tentang konsep yang mereka pelajari. Gambaran mental yang konkrit ini penting dalam pembentukan konsep-konsep dasar yang kokoh. Di atas konsep-konsep dasar yang kokoh ini akan dibangun pembelajaran berikutnya.

Oleh karena itu guru diharapkan mampu mengkaitkan isu-isu teknologi dalam pembelajaran IPA, sehingga pelajaran IPA tidak lagi dianggap suatu pelajaran yang hanya mengandalkan teori dan rumus namun dapat langsung diterapkan di teknologi masyarakat itu sendiri sehingga pembelajaran dapat lebih bermakna dengan demikian guru dapat mengembangkan suatu citra yang mengenai hakekat pembelajaran IPA.

Menurut Syah (2001: 152), setelah mengetahui indikator motivasi belajar (ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik) perlu mengetahui bagaimana menetapkan batas minimum keberhasilan belajar pada siswa/ menetapkan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan dengan upaya pengungkapan hasil belajar.

Salah satu tujuan belajar mengajar adalah untuk meningkatkan pemahaman belajar siswa, karena prestasi merupakan ukuran keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran yang diberikan gurunya. Adapun yang dimaksud prestasi dalam kamus bahasa Indonesia adalah hasil yang telah dicapai (Poerwadarminta, 1993 : 768).

Dalam hal ini pemahaman belajar didefinisikan sebagai hasil belajar yang dicapai oleh siswa dalam bidang studi tertentu. Sedangkan menurut Demar Hamalik, pemahaman belajar adalah suatu nilai yang menunjukkan nilai hasil belajar yang dicapai menurut kemampuan anak

dalam mengerjakan sesuatu pada saat itu. Untuk mengetahuai seberapa besar pemahaman belajar siswa dalam PBM, guru biasa menggunakan alat ukur yang disebut tes prestasi.

Hal ini sesuai dengan pendapat Ebel yang menyatakan bahwa "Fungsi utama tes prestasi di kelas adalah mengukur pemahaman belajar siswa" (Akhmadi, Abu. 1986). Tes prestasi dimaksudkan sebagai alat untuk mengungkapkan kemampuan aktual sebagai hasil belajar. Hal ini sesuai dengan definisi belajar menurut teori belajar kognitif yang mementingkan peranan fungsi kognitif dan menurut teori ini hasil belajar dianggap sebagai struktur kognitif dengan menekankan pada. pengetahuan faktual (Soekamto, 1993).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan pengertian pemahaman belajar IPA dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh siswa dalam PBM di sekolah pada bidang studi IPA yang diukur dengan test (test prestasi).

(4)

selama ini diketahuinya tapi kurang dipahami maknanya. Karena itu metode eksperimen merupakan salah satu metode yang cocok dilakukan di SD dalam bentuk eksperimen yang sederhana.

Menurut Hamalik (2001) mengatakn bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dalam kemajuan metodologi dewasa ini salah satunya adalah dengan melakukan metode eksperimen terhadap mata pelajaran tertentu, sehingga kegiatan belajar siswa menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang lebih memadai.

Penggunaan metode eksperimen diharapkan mampu menumbuh kembangkan rasionalitas siswa dalam berpikir dan bertindak, tidak hanya menerima pendapat orang lain. Siswa diharapkan mampu mengembangkan kepedulian terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Wonocoyo Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek, dimana peneliti melaksanakan tugas sebagai guru kelas II setiap harinya. Obyek penelitian siswa Kelas II bidang studi IPA Pokok Bahasan Pengaruh Sinar Matahari Terhadap Kondisi Alam Dan kehidupan di SDN 2 Wonocoyo Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 9 siswa. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan yaitu mulai bulan Pebruari sampai dengan Maret 2015 pada Semester II.

Penelitian ini merupakan jenis penilaian diskriptif, artinya penelitian ini memusatkan pada permasalahan yang

memang terjadi atau ada pada permasalahan yang sedang terjadi atau ada pada saat sekarang ini. Memperhatikan hal tersebut di atas maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif, yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa tentang konsep Pengaruh Sinar Matahari Terhadap Kondisi Alam Dan kehidupan dengan pemahaman belajar bidang studi IPA yang telah dicapai oleh siswa.

Sesuai dengan pendapat di atas maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas II SDN 2 Wonocoyo Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 18 siswa. Dengan jumlah anggota populasi sebanyak 18 siswa, maka dalam penelitian ini digunakan sampel.

(5)

menilai sejauh mana hasil eksperimen dipahami siswa.

Dalam penelitian ini digunakan 2 siklus meliputi tahap-tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Masing-masing siklus berlangsung 2 pertemuan dan penelitian ini dilaksanakan dari bulan Pebruari sampai bulan Maret 2015. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang belum dapat dipecahkan dalam siklus I direfleksikan bersama tim peneliti dalam suatu pertemuan kolaborasi, untuk mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II. Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tuntas.

Untuk mendapatkan data penelitian digunakan beberapa instrument antara lain : (a) Lembar rencana pembelajaran terhadap kegiatan pembelajaran; (b) Lembar analisis hasil penilaian dalam kegiatan pembelajaran; (c) Lembar soal atau kisi-kisi ulangan; (d) Lembar observasi aktivitas guru dan siswa; (e) Lembar angket siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Refleksi Awal

Dalam refleksi awal ini peneliti bersama mitra guru kolaborator SDN 2 Wonocoyo mengidentifikasi permasalahan yang muncul dalam pembelajaran IPA di Kelas II. Dari hasil identifikasi masalah, ditemukan adanya kemerosotan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Rata-rata prestasi belajar siswa adalah sebesar 67,78 dengan ketuntasan belajar hanya sebesar 44,44%, jauh berada di bawah standar ketuntasan belajar yaitu 85,00%.

Hal tersebut dapat terjadi karena ketidak variasian guru pengajar dalam menerapkan metode pembelajaran. Ketidak variasian tersebut mengakibatkan siswa malas menerima pelajaran sehingga siswa ramai sendiri dan tidak memperhatikan kegiatan pembelajaran.

Dengan merosotnya nilai hasil belajar siswa ini, peneliti dalam hal ini (guru kelas II) berusaha untuk memperbaiki proses pembelajaran IPA agar prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA dapat meningkat. Langkah selanjutnya peneliti adalah menyusun rencana tindakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen.

Tabel 1 Hasil Prestasi Belajar Sebelum Siklus

NO NAMA SISWA Skor Ketuntasan

9 Muhammad Abiyaan Nata

K 50 - TT

Jumlah jawaban benar 610 4 5 Daya pembeda 67.78 44.44 55.56

SIKLUS I

Planning

(6)

pembelajaran dengan menggunakan metode Eksperimen; (c) Menyusun alat evaluasi pembelajaran; (d) Menyusun instrument penelitian; (e) Mempersiapkan media pembelajaran untuk menunjang kegiatan pembelajaran IPA; (f) Menyusun jadwal penelitian.

Action

Setelah tahap perencanaan selesai dilakukan tahap selanjutnya adalah melaksanakan tindakan sesuai dengan perencanan. Pada siklus I pada konsep sama. Langkah - langkah dalam pembelajaran meliputi pembukaan, inti dan penutup. Adapun ilustrasinya adalah sebagai berikut :

Pertemuan 1, dilaksanakan pada Hari Selasa tanggal 10 Pebruari 2015 pada pukul 09.00 WIB diruang kelas II SDN 2 Wonocoyo Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek. Kegiatannya adalah: (1) Kegiatan Pendahuluan, meliputi: (a) Berdoa bersama; (b) Guru menginfor-masikan tujuan pembelajaran; (c) Tanya ja-wab antara siswa dengan guru. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru membagi siswa dalam 3 kelompok. Tiap kelompok ber-anggotakan 3 orang; (b) Guru menginfor-masikan kepada siswa untuk duduk perkelompok; (c) Guru membagikan Lem-bar Kerja Siswa yang sudah disiapkan sebe-lumnya; (d) Siswa mempersiapkan alat alat eksperimen yang sudah tertera pada Lembar Kerja Siswa (LKS); (e) Guru mengecek kesiapan siswa dalam melakukan eks-perimen; (f) Guru mendemonstrasikan langkah-langkah dalam eksperimen; (g) Siswa melakukan kegiatan eksperimen sesuai dengan yang ada pada Lembar Kerja Siswa; (h) Kolaboran penelitian mengamati proses diskusi siswa; (i) Siswa mempresentasikan hasil eksperimennya di

depan kelas secara bergantian; (j) Kelompok yang lain menanggapi kelompok yang sedang presentasi; (k) Guru dan siswa menyimpulkan hasil presentasi. (3) Kegiatan penutup, meliputi: (a) Guru memberikan catatan; (b) Guru Memberikan pekerjaan rumah; (c) Menginformasikan materi yang harus dipersiapkan pada pertemuan berikutnya.

(7)

Observation

Hasil pengamatan yang dilakukan ob-server meliputi aktifitas siswa, aktifitas guru dan hasil belajar siswa setelah dilakukan post tes setelah berakhirnya pembelajaran siklus I. Hasil pengamatan aktifitas siswa oleh observer adalah bahwa aktifitas siswa dalam pembelajaran menggunakan metode eksperimen pada siklus I memperoleh nilai rata-rata aktifitas siswa dalam pembelajaran IPA materi Pengaruh Sinar Matahari Ter-hadap Kondisi Alam Dan kehidupan dengan menggunakan metode eksperimen pada siklus I adalah 62.50%, termasuk kategori baik.

Sedangkan hasil pengamatan aktifitas guru oleh observer adalah persentase aktifi-tas guru dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen sebesar 61.25%. Aktifitas guru yang diamati antara lain: melakukan kegiatan apersepsi, pengu-asaan terhadap materi pembelajaran, me-numbuhkan partsisipasi aktif siswa dan lain-lain. Aktifitas guru dalam pembelajaran ini termasuk dalam kategori “baik”.

Hasil pengamatan hasil belajar yang diperoleh siswa Kelas II bidang studi IPA SDN 2 Wonocoyo Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek sebagai berikut.

Tabel 2 Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I

No Nama Siswa Nilai

9 Muhammad Abiyaan

Nata K 80 T -

Jumlah 720 6 3 Rata-Rata 80.00 66.67 33.33

Berdasarkan hasil penelitian dengan penggunaan metode Eksperimen pada bi-dang studi IPA mengalami peningkatan yang cukup berarti dalam prestasi belajar, nilai rata-rata yang diperoleh ialah: sebelum siklus 67,78 dengan ketuntasan belajar 44,44% sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 80,00 dengan ketuntasan belajar 66,67%.

Refleksi

Setelah selesai pelaksanaan tindakan diadakan refleksi untuk membahas hasil ob-servasi yang telah dilakukan. Dalam refleksi ini observasi memberikan data tentang pe-laksanaan pembelajaran. Data yang tersedia kemudian dianalisis. Dan hasil yang dipero-leh sebagai berikut: (a) Proses belajar me-ngajar sudah berjalan sesuai dengan rencana walaupun belum sempurna; (b) Siswa masih banyak yang belum memahami jalannya metode Eksperimen; (c) Suasana kelas ma-sih ramai belum mengarah pada suasana yang hidup; (d) Siswa masih sedikit yang bertanya, sehingga guru banyak memberi-kan penjelasan.

SIKLUS II

Planning

(8)

Action

Setelah tahap perencanaan selesai di-lakukan tahap selanjutnya adalah melak-sanakan tindakan sesuai dengan perencanan. Pada siklus II pada konsep sama. Langkah - langkah dalam pembelajaran meliputi pem-bukaan, inti dan penutup. Adapun ilustrasi-nya adalah sebagai berikut:

Pertemuan 1, dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 3 Maret 2015 pada pukul 09.00 WIB diruang kelas II SDN 2 Wonocoyo Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek. Adapun kegiatannya adalah: (1) Kegiatan Pendahuluan, meliputi: (a) Guru dan siswa berdoa bersama; (b) Tanya jawab antara siswa dengan guru. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru menginformasikan kepa-da siswa untuk duduk perkelompok; (b) Gu-ru membagikan lembar kerja siswa; (c) Sis-wa menerima lembar kerja; (d) Guru me-minta siswa untuk mempersipakan peralatan eksperimen yang sudah tertera pada lembar kerja siswa; (e) Guru mengecek kesiapan siswa dalam melakukan eksperimen; (f) Gu-ru mendemonstrasikan langkah-langlah da-lam eksperimen; (g) Siswa melakukan ke-giatan eksperimen sesuai dengan yang ada pada LKS; (h) Kolaboran penelitian meng-amati proses diskusi siswa; (i) Siswa mem-presentasikan hasil eksperimennya di depan kelas secara bergantian; (j) Kelompok yang lain menanggapi kelompok yang sedang presentasi; (k) Siswa dibantu guru pengajar memberi kesimpulan. (3) Kegiatan penutup, meliputi: (a) Guru memberikan catatan sis-wa; (b) Guru memberikan pekerjaan rumah; (c) Mengumumkan materi yang akan diba-has pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan 2, dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 10 Maret 2015 pada pukul 09.00 WIB diruang kelas II SDN 2 Wono-coyo Kecamatan Pogalan Kabupaten

Treng-galek. Adapun kegiatannya adalah: (1) Ke-giatan Pendahuluan, meliputi: (a) Guru dan siswa berdoa bersama; (b) Tanya jawab an-tara siswa dengan guru. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru mnginformasikan kepada siswa untuk duduk perkelompok; (b) Guru membagikan lembar kerja siswa; (c) Siswa menerima lembar kerja; (d) Guru meminta siswa untuk mempersipakan peralatan eks-perimen yang sudah tertera pada lembar kerja siswa; (e) Guru mengecek kesiapan siswa dalam melakukan eksperimen; (f) Gu-ru mendemonstrasikan langkah-langlah da-lam eksperimen; (g) Siswa melakukan ke-giatan eksperimen sesuai dengan yang ada pada LKS; (h) Kolaboran penelitian meng-amati proses diskusi siswa; (i) Siswa mempresentasikan hasil eksperimennya di depan kelas secara bergantian; (j) Kelompok yang lain menanggapi kelompok yang se-dang presentasi; (k) Siswa dibantu guru pengajar memberi kesimpulan. (3) Kegiatan penutup, meliputi: (a) Guru memberikan catatan tambahan pada siswa siswa; (b) Mengumumkan tes evaluasi pada pertemuan berikutnya.

Observation

Hasil pengamatan aktifitas siswa oleh observer adalah bahwa aktifitas siswa dalam pembelajaran menggunakan metode eksperi-men pada siklus II diperoleh rata-rata aktifi-tas siswa dalam pembelajaran IPA materi Pengaruh Sinar Matahari Terhadap Kondisi Alam Dan kehidupan dengan menggunakan metode eksperimen pada siklus II adalah 85.00%, termasuk kategori sangat baik.

(9)

lain: melakukan kegiatan apersepsi, pengu-asaan terhadap materi pembelajaran, me-numbuhkan partsisipasi aktif siswa dalam bereksperimen dan lain-lain. Aktifitas guru dalam pembelajaran ini termasuk dalam ka-tegori “sangat baik”.

Hasil pengamatan pada siklus II de-ngan hasil belajar yang diperoleh siswa Ke-las II bidang studi IPA SDN 2 Wonocoyo Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek sebagai berikut.

Tabel 3 Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II

No Nama Siswa Nilai

9 Muhammad Abiyaan

Nata K 80 T -

Jumlah 790 9 0

Rata-Rata 87.78 100.00 0.00

Berdasarkan hasil penelitian dengan penggunaan metode Eksperimen pada bidang studi IPA dapat dipertahankan dan meningkat lagi dalam prestasi belajar, nilai rata-rata yang diperoleh ialah: pada siklus I: 80,00 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 87,78. Ketuntasan belajar siswa mencapai 100%, sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa Kelas II SDN 2 Wonocoyo Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek.

Refleksi

Setelah selesai pelaksanaan tindakan diadakan refleksi untuk membahas hasil

ob-servasi yang telah dilakukan. Dalam refleksi ini observasi memberikan data tentang pe-laksanaan pembelajaran. Data yang tersedia kemudian dianalisis. Hasil yang diperoleh antara lain: (a) Proses belajar mengajar su-dah berjalan sesuai dengan rencana dan berjalan dengan sempurna; (b) Siswa sudah dapat memahami konsep IPA dengan mudah dengan diterapkannya metode Eksperimen; (c) Suasana kelas menjadi suasana yang hidup; (d) Siswa sudah mulai berminat dan sudah terbiasa bertanya kepada guru; (e) Ketuntasan belajar minimal telah mencapai 100% dengan demikian maka penelitian in berakhir pada siklus II.

Prestasi Belajar Siswa

Dari hasil penelitian (Classroom Ac-tion Research) di atas dapat disimpulkan ba-wah prestasi belajar bidang studi IPA sebe-lum siklus diperoleh nilai rata-rata 67,78 si-klus I diperoleh nilai rata-rata 80,00 dan pa-da siklus II mengalami peningkatan menjadi 87,78 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode Eksperimen da-pat meningkatkan prestasi belajar bidang studi IPA pada siswa Kelas II SDN 2 Wono-coyo Kecamatan Pogalan Kabupaten Treng-galek Tahun Pelajaran 2014/2015.

Berikut grafik hasil peningkatan pemahaman belajar siswa yang didapatkan dari hasil observasi belajar siswa dari awal siklus, siklus I, dan Siklus II yang ditampilkan pada Gambar 1.

Angket

(10)

Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil penelitian (Classroom Ac-tion Research) di atas dapat disimpulkan bawah prestasi belajar bidang studi IPA sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata 67,78 siklus I diperoleh nilai rata-rata 80,00 dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 87,78 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode Eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar bidang studi IPA pada siswa Kelas II SDN 2 Wonocoyo Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015. Dari hasil rekapitulasi angket yang telah dirancang dapat dismpulkan

bahwa siswa memberikan respon yang positif dengan respon pada siklus I sebesar 1,40 dan pada siklus II sebesar 1,80. Siswa juga Nampak begitu antusias dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dan juga dalam kegiatan eksperimen.

Saran

Mengingat pentingnya metode Ekperi-men sebagai upaya Ekperi-menunjang di sekolah maka diharapkan agar para guru untuk menerapkan metode dalam proses kegiatan pembelajaran di kelas. Hendaknya guru dalam kegiatan pembelajaran menggunakan metode yang sesuai dengan pelajaran dan konsep yang diajarkan. Dengan mengguna-kan metode dalam belajar siswa tidak merasa bosan dan sukar.

DAFTAR RUJUKAN

Akhmadi, Abu. 1986. Teknik Belajar

de-ngan Sistem SKS. Surabaya: PT. Bina

Ilmu.

(11)

Poerwadarminta. 1984. Petunjuk Menggu-nakan Bahasa Indonesia Secara Tepat-Praktis. Yogyakarta: U.P. Indonesia.

Poerwodarminto, WJS. 1984. Kamus Baha-sa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Pusat kurikulum Balitbang Depdiknas. 2002. Petunjuk Teknis Penelitian IPA.

Gambar

Tabel 3 Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Ahsin Thohari Dasar-Dasar Politik

sealing apical opening of the root canal caused by External Root Resorption combined with custom cast post and core and lithium dis- ilicate aesthetic restoration for

Penetapan kadar triklosan yang di lakukan secara kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) memperoleh hasil bahwa triklosan yang terdapat dalam pasta gigi ini memenuhi

 Peserta didik secara bergantian saling bertanya tentang teknik variasi dan kombinasi teknik dasar bola voli, misalnya : bagaimana jalannya bola jika (passing

Tujuan dari watermarking audio digital adalah untuk melindungi data dari penggandaan dan penyebaran ilegal dengan penyisipan data tetapi tidak dapat diketahui

Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Disfungsi Ereksi pada Karyawan Kantor di Kecamatan Grogol, Sukoharjo.. Correlation between Physical Activity and Erectile Dysfunction at Office

Prinsip dasar dari induksi elektromagnetik adalah pada saat arus bolak balik melewati suatu kumparan, maka dalam sekitar suatu kumparan tersebut akan menghasilkan suatu medan

Kisi-kisi instrumen motivasi ekstrinsik yang disajikan pada bagian ini merupakan kisi-kisi instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel motivasi ekstrinsik dan juga