• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANUSKRIP ANALISIS PROGRAM PEMELIHARAAN docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANUSKRIP ANALISIS PROGRAM PEMELIHARAAN docx"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MANUSKRIP

ANALISIS PROGRAM PEMELIHARAAN SECARA PREVENTIVE ALAT MEDIS

SEBAGAI UPAYA EFISIENSI DI RUMAH SAKIT WAVA HUSADA

Diajukan Sebagai Laporan Tugas Magang

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN RUMAH SAKIT

Tahun ajaran 2014/2015

Disusun oleh :

Ekowati Supartinah Kamandaka Putri

NIM 146070200111017

Pembimbing :

dr Siti Juhariah MMRS

dr Arif Surjadi MMRS

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN RUMAH SAKIT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

MANUSKRIP

ANALISIS PROGRAM PEMELIHARAAN SECARA PREVENTIVE ALAT

MEDIS SEBAGAI UPAYA EFISIENSI DI RUMAH SAKIT WAVA HUSADA

PERIODE 2014 / 2015

Disusun oleh :

Ekowati Supartinah Kamandaka Putri

NIM.

146070200111017

Disetujui :

Pembimbing Lapangan

Supervisor

Malang, Desember 2015

Malang, Desember 2015

dr Arif Surjadi MMRS

dr Siti Juhariah MMRS

Direktur

Malang, Desember 2015

(3)

Analisis Program Pemeliharaan Secara Preventif Alat Medis Sebagai Upaya

Efisiensi di Rumah Sakit Wava Husada

Analysis of A Preventive Maintenance as the efficiency of medical Devices in

Wava Husada’s Hospital

Ekowati Supartinah Kamandaka Putri 1, Siti Juhariah 1, Arif Surjadi 2

1. Magister Manajemen Rumaha Sakit 1. Magister Manajemen Rumah Sakit 2. Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen

ABSTRAK

Latar Belakang : Manajemen pemeliharaan alat medis akan mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan dan juga akan mempengaruhi keuntungan dari rumah sakit. Pelaksanaan kegiatan di Unit Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit bersifat teknis dan koordinatif yang meliputi perbaikan dan pemeliharaan alat medis. Semua kegiatan pemeliharaan alat medis harus tercantum dalam dokumen pemeliharaan alat medis. Pemeliharaan pervetif merupakan suatu program yang harus terdapat di rumah sakit. Program pemeliharaan preventif menjamin alat medis tersedia dengan baik dan laik pakai.

Tujuan : Untuk mendapatkan alternatif solusi yang dapat diaplikasikan di Unit Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah sakit sehingga penggunaan alat medis lebih efisien.

Metode : Analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan cara studi dokumen, wawancara dan observasi. Studi dokumen dilakukan pada laporan secara administrasi tentang penggunaan alat medis dan laporan kerusakan alat di UPI. Wawancara dilakukan kepada petugas terkait untuk mengetahui faktor-faktor yang terkait dalam system pemeliharaan alat medis di rumah sakit. Sedangkan observasi dilakukan untuk melengkapi data hasil wawancara.

(4)

observasi penggunaan alat medis di UPI belum bisa dihitung tingkat efisiensinya secara pasti. Hal ini kerena tidak ada data pencatatan alat dan uji fungsi alat saat masih baru. Masalah lain adalah belum adanya program pemeliharaan preventif di rumah saakit.

Kesimpulan : Perlu dilakukan penghitungan efisiensi penggunaan alat di UPI dan dibuat program pemeliharaan preventif alat medis.

Kata Kunci : Preventive Maintenance, Alat Medis, Efisiensi

ABSTRAC

Background : Medical equipment maintenance management will affect the quality of health services and also will affect profit hospitals. Implementation of activities in the maintenance unit of the hospital fascilities and infrastructure are technical and coordinative wich includes repair and maintenance of medical devices. All the medical equipment maintenance activities should be listed in the document maintenance tools medical devices. Preventive maintenance is a program that must be contained in the hospital. Preventive maintenance programs ensure medical devices are available with a good and worthy life.

Objectives : Toget an alternative solution that can be applied in maintenance of fascilities and infrastucture unit of the hospital so that use of medical devices more effectively and efficiently.

Methods : Data analisis used is quantitative analysis. Techniques of data collection by the study of documents, interviews and observation. The ststudy document the administration is done on the report on the use of medical devices and equipment damadge in Intensive Care Unit. Interviews were conducted related to the officer to determine the factors involved in the system of medical equipment maintenance at the hospital. While the observation is made to complement the data from interviews.

(5)

Conclusions : Needs to be done counting efficiency in the use of tools at Intensive Care Unit and made a preentive maintenance program medical devices.

Keywords : Preventive Maintenance, Medical devices, efficiency

PENDAHULUAN

Rumah sakit Wava Husada Kepanjen memiliki 154 tempat tidur untuk rawat inap, rawat jalan yang memberi layanan spesialistik maupun sub-spesialistik serta sarana penunjang klinis canggih seperti CT-Scan dan haemodialisa secara paripurna. Layanan ini didukung sumber daya manusia sejumlah 484 orang dimana 34 orang diantaranya adalah dokter spesialis dan subspesialis yang bekerja paruh waktu, 258 orang tenaga peramedis dan kesehatan serta 200 orang tenaga non kesehatan. Tingkat efisiensi dan mutu pengelolaan rumah sakit tahun 2012-2014 dapat dilihat pada Tabel 1

Tabel 1. Tingkat Kinerja RS Wava Husada Tahun 2012,2013 dan 2014

Uraian Tahun Rerata Standar

a. Laki-laki (permil) 12 17 12 13,7

b. Perempuan (permil) 12 13 13 12,7

NDR (permil) 9 10 8 9,0

< 25

a. Laki-laki (permil) 5 8 4 5,7

b. Perempuan (permil) 4 2 4 3,3

Tabel di atas menunjukkan adanya peningkatan kunjungan rawat inap di RS Wava Husada. Dengan meningkatnya jumlah kunjungan tersebut berpengaruh pada angka BOR di RS Wava Husada. Pada tahun 2014 angka BOR meningkat sebesar 4% dari tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2014 juga nilai GDR dan NDR mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2013. Penurunan GDR dan NDR ini menandakan bahwa telah ada perbaikan mutu pelayanan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 yang ditandai dengan menurunnya angka kematian di rumah sakit.

Kegiatan layanan kesehatan rumah sakit selama tahun 2012 – 2014 disajikan pada tabel 2. berikut :

(6)

NO PARAMETER Th.2012 Th.2013 Th.2014

1 Jumlah kunjungan rawat jalan 51.810 63.164 64.123 2 Jumlah pasien MRS 10.305 11.877 12.196

3 Hari perawatan 38.310 41.196 41.317

4 Rata-rata pasien rawat inap per hari 115 102 104 5 Jumlah kunjungan UGD 11.833 13.323 14.065 6 Jumlah operasi/pembedahan 1.762 1.551 1.734 7 Jumlah tindakan hemodialisis 2.146 2.061 2.319

8 Jumlah kelahiran 483 346 334

9 Medical check up 710 1.421 1.826

10 Jumlah kematian ≥ 48 jam MRS 99 120 136 11 Jumlah kematian < 48 jam MRS 158 242 235

Sarana dan prasarana serta peralatan rumah sakit diperlukan sebagai salah satu syarat bagi rumah sakit untuk mendapatkan ijin operasional. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 tahun 2014 dalam pasal 13 ayat (1) bahwa Penetapan klasifikasi Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) didasarkan pada:

a. Pelayanan;

b. Sumber daya manusia; c. Peralatan; dan

d. Bangunan dan prasarana.

Manajemen pemeliharaan alat medis akan mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan dan juga akan mempengaruhi keuntungan dari fasilitas kesehatan (1). Resiko bahaya dalam kegiatan rumah sakit dalam aspek kesehatan kerja antara lain berasal dari sarana kesehatan dan alat medis yang berada di rumah sakit (2)

Salah satu Indikator pelayanan yang belum tercapai adalah di pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit, yaitu kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat < 15 menit sebesar 50 % dari standar > 80, ketepatan waktu pemeliharaan alat sebesar 50 % dari standar 100 % dan Peralatan laboratorium dan alat ukur yang digunakan dalam pelayanan terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi sebesar 0 % dari standar 100% alat yang terkalibrasi berdasarkan KEPMENKES RI No.129/MENKES/SK/II/2012 tentang Standar Pelayanan Minimum (SPM) Rumah Sakit.

(7)

Unit Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit adalah sebuah organisasi di dalam suatu rumah sakit yang bersifat teknis dan koordinatif yang pelaksanaannya meliputi perbaikan sarana dan peralatan yang ada di rumah sakit. Peralatan yang harus tersedia di rumah sakit tipe C adalah paling sedikit terdiri dari peralatan medis untuk instalasi gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, rawat intensif, kamar operasi, persalinan, radiologi, laboratorium klinik, pelayanan darah, rehabilitasi medik, farmasi, instalasi gizi, dan kamar jenazah (3).

Sesuai dengan standar akreditasi rumah sakit dari Komite Akreditasi Rumah Sakit tahun 2012 tentang Manajemen Fasilitas dan Keselamatan pada standar tentang peralatan medis, dimana manajemen peralatan tersebut meliputi :

1. Peralatan medis di seluruh rumah sakit dikelola sesuai dengan rencana 2. Ada daftar inventaris untuk seluruh peralatan medis di rumah sakit 3. Peralatan medis diinspeksi secara teratur

4. Peralatan medis diuji coba sejak baru dan sesuai umur serta penggunaannya sesuai dengan rekomendasi dari pabrik

5. Adanya Program pemeliharaan preventif

6. Terdapat tenaga yang kompeten dalam bidang pemeliharaan alat medis

Semua kegiatan diatas harus tercantum dalam dokumen pemeliharaan alat medis rumah sakit (4). Di RS Wava Husada belum terdapat program pemeliharaan preventif alat medis. Keadaan sarana dan prasana yang ada terutama peralatan medis di rumah sakit belum dipelihara dengan dengan baik karena jadwal pemeliharaan alat medis juga belum tersedia untuk semua alat medis, sehingga keadaan dari peralatan yang ada kurang di maintenance dengan baik. Begitu pula waktu tanggap kerusakan alat masih lebih dari 15 menit.

Sesuai dengan Pedoman Standar Pelayanan minimum di Rumah sakit Tahun 2012, Unit Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit harus memenuhi beberapa indikator yaitu:

1. Adanya penanggungjawab UPSRS yang ditetapkan dengan SK Direktur 2. Tersedianya bengkel kerja atau workshop di rumah sakit

3. Waktu tanggap kerusakan alat yang < 15 menit tidak boleh lebih dari 80 % 4. Semua alat harus dipelihara tepat waktu

5. Semua alat ukur yang digunakan di rumah sakit harus dikalibrasi tepat waktu

6.

Semua alat laboratorium harus dikalibrasi tepat waktu (5)

Efisiensi Peralatan Medis Rumah Sakit

(8)

satuan output. Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana masukan dengan penggunaannya yang direalisasikan atau dengan kata lain penggunaannya. Parameter yang paling sering digunakan dalam mengukur tingkat efisiensi alat medis adalah utilisasi dan unit biaya (unit cost) dari alat medis. Utilisasi adalah jumlah penggunaan alat medis dibandingkan dengan jumlah kunjungan pasien pada satu periode. Unit biaya (unit cost) adalah jumlah biaya yang dihitung untuk satu satuan produk pelayanan yang dihitung dengan cara membagi total cost dengan jumlah atau kualitas output. Unit cost bisa menjadi parameter efisiensi suatu alat medis. Bila unit cost yang terlalu tinggi akan memberatkan pasien dan akhirnya akan membuat pasien enggan menggunakan peralatan tersebut karena mahal harganya. Utilisasi yang berlebihan perlu dilihat dari kualitas alat yang digunakan. Utilisasi dibawah rata-rata juga harus dilakukan evaluasi karena bisa jadi unit tidak suka menggunakan satu jenis alat tertentu dan selanjutnya akan dikeluarkan suatu rekomendasi tentang pemakaian alat tertentu.

Kurang efisiennya penggunaan dan pemeliharaan sarana dan peralatan rumah sakit disebabkan karena kurangnya perencanaan pengadaan dan pemeliharaannya. Kurang baiknya system pemeliharaan peralatan sering berakibat pada pendeknya masa pakai dan berdampak pada meningkatnya biaya tambahan karena kerusakan alat medis. Disamping itu tidak tepatnya pemeliharaan peralatan dapat mengakibatkan meningkatnya biaya kesehatan yang harus ditanggung oleh pasien (6).

Alat medis yang terpelihara dengan baik akan berpengaruh terhadap pelayanan di rumah sakit. Keadaan alat medis yang baik berpengaruh terhadap kepuasan pasien, mutu pelayanan, cakupan pelayanan dan kinerja rumah sakit. Untuk memperoleh keadaan alat medis yang memenuhi standar diperlukan perencanaan pembiayaan, perhitungan efisiensi dan investasi dari alat medis. Efisiensi alat medis perlu ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan biaya yang minimal sebagai upaya investasi jangka panjang. Oleh karena itu pemeliharaan alat medis sebagai bentuk efisiensi di rumah sakit perlu disikapi secara proporsional dan konsisten.

Unit Perawatan Intensif (UPI)

(9)

a. Melakukan tindakan untuk mencegah terjadinya kematian atau cacat b. Mencegah terjadinya penyulit

c. Menerima rujukan dari level yang lebih rendah dan melakukan rujukan ke level yang lebih tinggi.

Alat medis di Unit Perawatan Intensif perlu dirawat dengan baik. Sebagaimana diketahui bahwa Unit Perawatan Intensif merupakan ruang perawatan dengan tingkat resiko kematian pasien yang tinggi. Tindakan keperawatan yang cepat dan tepat serta keadaan alat yang baik dan laik pakai sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan pasien. Pengambilan keputusan yang cepat harus ditunjang data yang tepat yang merupakan hasil observasi dan monitoring dari peralatan yang ada oleh petugas paramedis. Tingkat kesibukan pelayanan dan standar perawatan yang tinggi membutuhkan manajemen dan peralatan dengan teknologi tinggi yang baik.

METODE

Laporan ini termasuk laporan deskriptif dengan pendekatan analisa kuantitatif. Melalui Focus Group Discussion dan dengan metode scoring USGL (Urgency, Severity, Growth, Leverage) ditetapkan prioritas masalah yang dipilih yaitu ketepatan waktu pemeliharaan alat yang belum sesuai dengan standar yaitu hanya sebesar 50 % dari standar yang telah ditetapkan yaitu 100%. Dari hasil wawancara diskusi dengan manajemen, petugas UPSRS dan observasi dilapangan maka didapatkan beberapa alternatif pemecahan permasalahan yang terdapat di UPSRS.

Dari beberapa alternative solusi masalah tersebut diatas, maka ditentukan satu atau beberapa solusi pemecahan masalah. Alternative solusi yang utama dipilih dengan cara diskusi dengan manajer rumah sakit dan bagian Unit Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit dengan menggunakan metode tapisan mc. Namara. Teori tapisan Mc Namara digunakan dengan menggunakan 3 kriteria yang dinilai dari setiap alternative solusi yang ada. Tiga kriteria tersebut adalah efektifitas, biaya dan kemudahan dalam melaksanakan solusi terpilih. Tiap kriteria diberi skor 1 sebagai nilai terendah dan 5 sebagai nilai tertinggi. Total skor dari alternative solusi adalah solusi permasalahan yang dipilih.

(10)

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, kita akan dapat menentukan alternatif solusi mana yang terbaik bagi organisasi.

HASIL

Pola Ketenagaan RS Wava Husada

Berdasarkan studi dokumen, observasi dan wawancara, jumlah tenaga yang terdapat di UPSRS sangat terbatas. Berikut pola ketenagaan yang berada di Unit Pemeliharaan Sarana dan Prasarana RS Wava Husada :

Tabel 3. Pola Ketenagaan Unit Pemeliharaan Sarana dan Prasarana RSWH N 2 Bagian Bangunan 2 Orang SD - Basic Cardiac Life Support 3 Bagian Listrik 3 orang SMK - Pelatihan dokumen UPL-UKL

- Workshop Biomedical Engineer

- Penggunaan syringe pump dan Infuse Pump - Basic Cardiac Life Support

4 Elektromedik 1 Orang D3 Tehnik

Elektromedik - K3RS - Penyiapan akreditasi bidang K3 - Basic Cardiac Life Support - Pengadaan Alat Medis 5 Administrasi 1 Orang SMK - Basic Cardiac Life Support 6 Pembantu umum 1 Orang SMA - Basic Cardiac Life Support

Dari tabel pola ketenagaan UPSRS di RS Wava Husada dapat terlihat jumlah karyawan di UPSRS sebanyak 9 . Unit Pemeliharaan ini dipimpin oleh seorang dari latar pendidikan sarjana hukum dan terdapat satu tenaga elektromedik. Selain karyawan tersebut tenaga di UPSRS Wava Husada berpendidikan setingkat SLTA kebawah.

Daftar Alat Medis Unit Perawatan Intensif

Alat medis di rumah sakit berkisar dari yang relative sederhana hingga alat medis yang sangat kompleks. Sebagai contoh adalah alat untuk mengukur tekanan darah (Sphygomanometer) hanya mempunyai sedikit komponen dan relative mudah untuk diperbaiki berdasarkan bagian-bagiannya, instrument kalibrasi dan peralatan yang mudah untuk didapatkan. Daftar jenis alat medis yang ada di Unit Perawatan Intensi RS Wava Husada yang akan digambarkan penggunaannya dan akan dibuat program pemeliharaan preventifnya adalah sebagai berikut :

(11)

No Nama Alat Medis Jumlah

Alat-alat canggih yang terdapat di Unit Perawatan intensif terdapat alat seperti infuse pump, defibrillator, electrocardiograph, Ventilator, WSD, C-PAP dan masih banyak alat canggih lainnya yang lebih kompleks.

Berdasarkan klasifikasi kebutuhan pemeliharaan alat medis di Unit Perawatan Intesif, kebutuhan pemeliharaan alat medis dibagi menjadi pemeliharaan intensif, pemeliharaan sedang dan pemeliharaan minimal. Daftar kalsifikasikebutuhan pemeliharaan alat medis di Unit Perawatan Intensif seperti terlihat pada table berikut :

Tabel 5. Klasifikasi Kebutuhan Pemeliharaan Alat Medis di UPI

Nama Alat Fungsi Alat Aplikasi Klinis Kebutuhan

(12)

Glucometer 7 3 2 12

Oxymetri Portable 7 3 1 4

Oxymetri 7 3 1 10

Air Purifire 6 6 3 13

Lampu UV 2 1 3 15

Masker NIV Besar 6 3 3 15

Klasifikasi kebutuhan pemeliharaan alat medis diatas berdasar pada penilaian masing-masing alat terhadap fungsi alat, aplikasi klinis dan kebutuhan pemeliharaan alat medis. Penilaian fungsi alat dibagi atas kategori sebagai alat terapi, diagnostic, analitik dan fungsi-fungsi lainnya. Alat terapi mengeluarkan energy kepada pasien karena itu mempunyai skor tinggi yaitu 8 – 10, alat diagnostic mempunyai skor 6 – 7, alat analitik mempunyai skor 3 – 5 dan alat dengan fungsi lain mempunyai skor 2. Penilaian alat berdasarkan aplikasi klinis yaitu tingkat resiko fisik yang terjadi terhadap pasien atas penggunaan alat medis. Tingkat resiko fisik yang yaitu kemungkinan yang terjadi bila alat mengalami kegagalan atau kerusakan. Kemungkinan tersebut dapat berupa kematian pasien, cedera dan salah diagnose akibat alat yang rusak. Resiko tersebut dikembangkan berdasarkan tingkat keseriusan. Kebutuhan akan pemeliharaan alat dibagi atas tiga tingkat pemeliharaan yaitu ; Intensif, sedang dan minimal. Sebagian besar alat mekanik, pneumatik dan fluida biasanya membutuhkan pemeliharaan yang intensif. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar alat medis di Unit Perawatan Intensif termasuk alat medis dengan Severity Index diatas 12. Severity Index 12 atau lebih mempunyai kebutuhan pemeliharaan intensif.

Gambaran Penggunaan Alat Medis di Unit Perawatan Intensif

Laporan penggunaan alat medis di Unit Perawatan Intensif baru mulai dilakukan pencatatan sejak bulan Januari 2015. Usia peralatan medis di UPI bervariasi antara 5–6 tahun dengan tahun pengadaan rata-rata pada tahun 2009-2010. Namun demikian terdapat juga beberapa alat medis yang baru berusia 1 tahun. Penggunaan alat medis di Unit Perawatan Intensif sangat bervariasi, tergantung dengan kebutuhan dan kondisi dari alat medis tersebut. Rata-rata penggunaan Bedside monitor di UPI sebanyak 2254 kali dengan variasi penggunaan yang berbeda-beda.

Tingkat Efisiensi Alat Medis di Unit Perawatan Intensif

Alat medis yang dilihat tingkat efisiensinya adalah alat medis yang terdapat di Unit Perawatan Intensif. Alat medis yang paling banyak terdapat di Unit Perawatan Intensif adalah Syringe Pump, Infuse Pump dan Bedside monitor. Dilihat dari riwayat penggunaannya, Bedside Monitor memiliki waktu penggunaan paling banyak. Berikut gambaran pemakaian alat medis di Unit Perawatan Intensif di RS Wava Husada

(13)

No Nama Alat Medis Jumlah Penggunaan (Jam) Jumlah alat Rata-rata/bln

1 Bedside Monitor 10.035 8 157 jam

2 Infuse Pump 7.622 11 86 jam

3 Syringe Pump 11.483 12 120 jam

4 Ventilator 1609 4 51 jam

5 ECG 695 kali 1 87 kali

6 DC shock 1 kali 1 1/8 kali

Dari daftar alat medis di Unit Perawatan Intensif yang bisa digambarkan efisiensinya adalah seperti yang terdapat dalam tabel di atas. Gambaran penggunaan alat medis yang lain tidak bisa dilakukan dikarenakan penggunaan alat medis selain yang terdapat dalam tabel diatas tidak dilakukan pencatatan untuk penggunaannya. Namun demikian efisiensi penggnaan alat medis di UPI masih dapat ditingkatkan dengan pemanfaatan alat medis sesuai dengan Bed Occupancy Rate di UPI yang sekitar 30% – 40%. Dengan jumlah tempat tidur 8 bed, jumlah bedside monitor 8, Infuse Pump 11, Syringe Pump 12, Ventilator 4, optimalisasi alat medis di ICU bisa lebih ditingkatkan lagi dengan menyesuaikan jumlah kinjungan yang ada.

Dari hasil pengamatan dan survey didapatkan beberapa alat medis di Unit Perawatan Intensif yang mengalami kerusakan seperti di bawah ini :

Tabel 7. Daftar Alat medis yang Rusak di Unit Perawatan Intensif

N

o Nama Alat Medis Jumlah Merek Penyerahan Kembali Keterangan 1 Baterei Monitor A, B, C,

3 Temp 1 1 Maret 2015 Ganti baru

4 Syringe Pump no 4 1 Fresenius 19 Juni 2014 Dibawa

fressenius

5 Infuse Pump no 10 1 Fresseniu

s Juli 2000 Rusak

6 Tensi Portable raksa 1 Riestas 29 April 2015 30-4- 2015 Manset dan

pompa rusak

7 SpO2 Monitor 4 Necor 29 April 2015 rusak

(14)

10 Manset monitor lubang 1

3 29 April 2015 bocor

11 Kabel monitor ECG 2 Mediana 16 Mei 2015

PEMBAHASAN

Sumber data yang diperoleh dalam proses magang ini berasal dari survey, observasi dan wawancara dengan manajer kepala unit dan petugas di unit yang terkait. Informasi yang diperoleh bisa bersifat subjektif berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh masih-masing petugas di rumah sakit. Pengetahuan yang dimiliki oleh petugas berbeda-beda dalam menjawab pertanyaan. Hasil dan pembahasan pada laporan magang ini mengacu pada tinjauan pustaka, observasi dan wawancara agar lebih focus dan tidak menyimpang dari tujuan magang yaitu analisa program pemeliharaan secara preventif alat medis sebagai upaya efisiensi di rumah sakit Wava Husada Kepanjen.

Ketenagaan di Unit Pemeliharaan Sarana dan Prasara Rumah Sakit

Menurut Malkin (2010) lebih dari 50 % alat laboratorium dan alat medis tidak dipelihara dengan baik. Salah satu penyebab kurang terawatnya alat medis adalah kurangnya jumlah tenaga di bidang elektromedik (7). Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen merupakan rumah sakit tipe C dengan jumlah karyawan sebanyak 484 orang. Karyawan tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu tenaga medis, tenaga paramedis dan tenaga non medis. Karyawan dibagian Unit Pemeliharaan Sarana dan Prasarana RS Wava Husada berjumlah 9 orang yang semuanya termasuk dalam tenaga non medis di rumah sakit. Melihat pola ketenagaan di UPSRS masih belum sesuai dengan standar. Karyawan UPSRS berjumlah 9 orang terdiri dari Kepala Unit 1 orang, elektromedik 1 orang, administrasi 1 orang, listrik 2 orang, bangunan 3 orang dan pembantu umum 1 orang. Sumber daya (teknisi) merupkan unsure penting dalam pelaksanaan pemeliharaan alat medis. Kualifikasi teknis disesuaikan dengan jenis dan tehnologi peralatan medis yang ditangani, sedangkan jumlah tenaga berdasarkan kepada jumlah alat yang ada di rumah sakit. Semua alat medis merupakan beban kerja yang harus ditangani oleh teknisi elektromedik (8).

(15)

diperkirakan dari prosentase karyawan di unit pemeliharaan terhadap keseluruhan karyawan rumah sakit (9). Dibawah ini, tabel perbandingan antara jumlah karyawan di unit pemeliharaan dengan total jumlah karyawan rumah sakit. Menurut Corder (1992), menyatakan jumlah karyawan dapat diperkirakan dari prosentase karyawan unit pemeliharaan terhadap keseluruhan karyawan rumah sakit.

Tabel 8. Perbandingan Jumlah Karyawan Pemeliharaan Dengan Tenaga Total Karyawan Rumah Sakit

Total Karyawan Jumlah Karyawan Pemeliharaan < 250 < 25

250 - 1500 25 – 150 > 1500 > 150

Teknisi elektromedik di RS Wava Husada juga merupakan tenaga pelaksana pemeliharaan alat medis. Dari jumlah teknisi elektromedik saat ini belum mencukupi untuk rumah sakit tipe C. Sesuai dengan peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 tahun 2013 bahwa jumlah teknisi elektromedis untuk rumah sakit umum tipe C adalah 12 orang terampil dan 6 orang ahli. Peran Sumber daya manusia di rumah sakit sangat penting dalam menentukan kualitas produk layanan di rumah sakit baik yang bersifat medis, non medis maupun penunjang (10). Oleh karena itu kualitas dan kuantitas sumber daya manusia rumah sakit berperan kritis untuk meningkatkan dan menjaga kualitas pelayanan kesehatan sehingga harus direncanakan dengan sebaik-baiknya.

Efisiensi Alat Medis

(16)

Rata-rata penggunaan alat medis di Unit Perawatan Intensif RS Wava Husada berbeda-beda antara satu alat medis dengan yang lainnya. Gambaran secara lengkap penggunaan alat medis di Unit Perawatan Intensif RS Wava Husada terlihat di tabel di bawah ini :

N o

Nama Alat Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Total

Jam

1 Bedside Monitor A

2 Bedside Monitor A 144 281 156 450 384 244 262 229 2150

3 Bedside Monitor B 439 411 252 227 269 275 328 265 2466

4 Bedside Monitor C 142 169 354 331 499 308 311 433 2547

5 Bedside Monitor D 399 754 381 497 622 268 636 544 4101

6 Bedside Monitor E 954 184 253 320 307 46 179 294 2537

7 Bedside Monitor F 66 269 123 90 259 320 363 1490

8 Bedside Monitor G 247 102 40 184 217 149 139 319 1397

9 Monitor Isolasi 66 311 126 30 224 152 386 52 1347

10 Infus Pump 1 66 167 52 111 288 62 43 225 1014

11 Infus Pump 2 179 163 322 14 466 573 1717

12 Infus Pump 3 210 28 305 27 96 666

19 Infus Pump 10 43 RUSAK 43

20 Syringe Pump 1 45 76 91 212

21 Syringe Pump 2 133 184 38 345 254 95 466 430 1945

22 Syringe Pump 3 9 77 372 253 138 112 96 379 1436

23 Syringe Pump 4 Rusak 0

24 Syringe Pump 5 370 7 227 229 252 1085

25 Syringe Pump 6 100 16 33 251 130 132 229 220 1111

26 Syringe Pump 7 5 123 368 18 72 77 87 750

27 Syringe Pump 8 59 7 160 142 63 303 734

28 Syringe Pump 9 187 62 104 331 279 162 18 1143

29 Syringe Pump 10 120 87 851 97 232 244 65 1696

30 Syringe Pump 11 52 62 103 163 35 10 425

31 Syringe Pump 12 64 275 26 86 112 383 946

32 Ventilator 1 35 186 299 113 51 136 820

33 Ventilator 2 54 158 7 55 258 59 591

34 Ventilator Servo 900 0

35 Ventilator Ivent 201 137 61 198

39 ECG 30 35 30 80 180 95 100 145 695

40 DC Shock 1 1

(17)

87 kali/bulan dan DC Shock digunakan 1 kali selama periode Januari 2015 sampai dengan Agustus 2015.

Dari gambaran penggunaan alat medis seperti bedside monitor dengan penggunaan dan jumlahnya yang cukup banyak di UPI terlihat bahwa penggunaan bedside monitor tiap unit alatnya masih sedikit. Bila penggunaan Bedside monitor difokuskan tidak pada semua alat tetapi hanya beberapa alat saja, maka akan terdapat beberapa bedside monitor yang tidak terpakai. Keberadaan alat medis yang tidak terpakai di suatu unit bisa menyebabkan kerugian bagi rumah sakit. Alat medis yang jarang atau tidak pernah digunakan akan mudah rusak. Disamping itu juga akan nada biaya perawatan dan perbaikan bila terjadi kerusakan alat, sedangkan alat medis tersebut tidak menghasilkan revenue untuk rumah sakit.

Pemeliharaan Preventive

Dari hasil analisa yang kami lakukan di unit pemeliharaan di RS Wava Husada masih belum optimal. Salah satu sebab yang membuat sistem pemeliharaan alat di RS Wava Husada kurang optimal adalah karena belum adanya perencanaan dan penerapan dari program pemeliharaan preventif. Membuat perencanaan merupakan persyaratan mutlak yang harus dilakukan untuk menerapkan preventive maintenance. Pengertian dari pemeliharaan preventive adalah suatu pekerjaan yang regular atau rutin dan berulang-ulang dilakukan untuk menjaga agar peralatan media dapat berfungsi dengan baik secara efisien dan akurat.

Perencanaan yang tepat akan lebih menjamin tercapainya tujuan pemeliharaan, sebaliknya, rencana yang kurang matang membuka terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam proses pemeliharaan. Rencana pemeliharaan tahunan dibuat dengan tujuan untuk menjamin keadaan alat dalam kondisi baik dalam jangka waktu yang panjang.

(18)

Progam rencana pemeliharaan merupakan program yang komprehensif dari manajemen teknologi. Proses pemeliharaan tidak biasa lepas dari beberapa faktor kritis seperti keadaan inventaris alat medis, metode atau cara bagaimana program pemeliharaan akan dilaksanakan serta sumber dari financial, fisik dan sumber daya manusia yang diperlukan dalam program pemeliharaan (11). Tahap-tahap yang dilakukan dalam menyusun program pemeliharaan tahuan antara lain:

a. Mengumpulkan informasi pemeliharaan meliputi : 1. Daftar alat medis yang akan dipelihara 2. Cara/spesifikasi pemeliharaan tiap-tiap alat 3. Waktu pelaksanaan pemeliharaan

4. Cara melaksanakan pemeliharaan b. Menyusun jadwal pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan yang kan direncanakan ditulis dalam lembar jadwal pemeliharaan yang berisi antara lain : plastik tidak mudah robek dan kotor. Dalam pelaksanaannya, teknisi akan melakukan apa saja yang tercantum dalam spesifikasi kerja dan menuliskan hasilnya pada dokumen laporan inspeksi. Spesifikasi kerja ini juga merupakan alat komunikasi antara teknisi dan user di Unit Perawatan Intensif.

KESIMPULAN

Pemeliharaan preventif dapat meningkatkan efisiensi alat medis yang ada karena dapat menanggulangi kerusakan alat yang lebih dini agar dapat dimanfaatkan lebih lama dan tidak mengganggu aktifitas pelayanan dan kebutuhan terhadap peralatan tersebut. Disamping itu pemeliharaan preventif dapat mencegah agar tidak terjadi gangguan yang sama di masa yang akan datang.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

1. Hamdi N, Oweis R, Zraiq HA, Sammour DA. An intelligent healthcare management system: a new approach in work-order prioritization for medical equipment maintenance requests. Journal of medical systems. 2012;36(2):557-67.

2. Hasyim H. Manajemen Hiperkes dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (Tinjauan Kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Institusi Sarana Kesehatan). Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. 2005;8(02).

3. Klasifikasi dan Perijinan Rumah Sakit, Stat. 56 (2014).

4. KARS. Standar Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2012.

5. Kesehatan DJBU. Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimum di Rumah Sakit. Jakarts: Kementrian Kesehatan RI; 2012.

6. Iswanto AH. Manajemen Pemeliharaan Mesin-mesin Produksi. Sumatera Utara: Universitas Sumetera Utara; 2008.

7. Malkin R, Keane A. Evidence-based approach to the maintenance of laboratory and medical equipment in resource-poor settings. Medical & biological engineering & computing. 2010;48(7):721-6.

8. RI DK. Pedoman Operasional dan Pemeliharaan Peralatan Kesehatan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Medik; 2001.

9. Corder A. Tehnik Manajemen Pemeliharaan. Indonesia ed. kedua, editor. Jakarta: Gelora Aksara Pratama; 1992.

10. Sulastomo. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2000.

Gambar

Tabel 1. Tingkat Kinerja RS Wava Husada Tahun 2012,2013 dan 2014
Tabel 3.  Pola Ketenagaan Unit Pemeliharaan Sarana dan Prasarana RSWH
Tabel 5.  Klasifikasi Kebutuhan Pemeliharaan Alat Medis di UPI
Tabel 7.  Daftar Alat medis yang Rusak di Unit Perawatan Intensif
+2

Referensi

Dokumen terkait

Selain bekisting,, hal lain yang harus diperhatikan dengan baik dan harus sesuai dengan hal lain yang harus diperhatikan dengan baik dan harus sesuai dengan

Ditemui UNAIR NEWS, Cita mengungkapkan saat ini sedang dikembangkan metabolite product stem cell dalam bentuk topikal untuk peremajaan kulit yang berasal dari

Seluruh dosen dan staf Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, yang secara tidak langsung telah banyak membantu penulis

[2.2] Menimbang bahwa terhadap Putusan Sela Nomor 47-81/PHPU.A-VII/2009, tanggal 9 Juni 2009, Termohon (Komisi Pemilihan Umum), Turut Termohon I (Komisi Pemilihan Umum

Kirim naskah merupakan peng-input-an dari pembaca yang ingin menposting karya- karya yang telah diciptakan, sedangkan daftar website merupakan peng-input-an nama website

Pentingnya kerjasama dalam kelompok juga diungkapkan oleh Mulyaningrum (2012) dalam hasil penelitiannya yang menemukan bahwa kerjasama yang terjalin baik akan

o Mahasiswa yang tidak heregistrasi dan tidak mengajukan cuti kuliah tetap berkewajiban membayar SPP sesuai dengan ketentuan mahasiswa aktif (dianggap cuti tanpa izin), dan

Salah satu kriteria bagi penyaluran pembiayaan adalah penghasilan setiap keluarga  prase!ahtera ini maksimal Rp 1/ !uta tiap bulannya serta telah melakukan kegiatan