• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA TINGKAT PROFITABILITAS DAN STRAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISA TINGKAT PROFITABILITAS DAN STRAT"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBIAYAAN MIKRO PADA PT. BANK BRISYARIAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

SUCI HANIFA NIM 1111046100021

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2015 M/1436 H

(2)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh: SUCI HANIFA NIM 1111046100021

Pembimbing

M. Nur Rianto Al Arif, S.E., M.Si NIP. 198110132008011006

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2015 M/1436 H

(3)

Skripsi yang berjudul Analisa Tingkat Profitabilitas dan Strategi Penyaluran Pembiayaan Mikro Pada PT. Bank BRISyariah telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syariaf Hidayatullah Jakarta pada tanggal... Skripsi ini telah diterima sebagai alah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamlat (Ekonomi Islam).

Jakarta, ...2015 Mengesahkan

Dekas Fakultas Syariah dan Hukum

Asep Saepuddin Jahar, MA., Ph.D NIP. 196912161996031001

PANITIA UJIAN MUNAQOSYAH

Ketua : AM. Hasan Ali, MA (...) NIP.197512012005011005

Sekretaris : Abdurrauf, M.A (...) NIP. 197312152005011002

Pembimbing : M. Nur Rianto Al Arif, S.E., M.Si (...) NIP.198110132008011006

Penguji I : ... (...) NIP.

Penguji II : ... (...) NIP.

(4)

SWT. Berkat kehendak dan kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi terakhir yang juga menjadi Suri Tauladan bagi ummatnya, Nabi Muhammad SAW.

Dalam penulisan Skripsi ini penulis banyak mendapatkan hambatan dan cobaan yang harus penulis hadapi dengan ikhtiar dan tawakal. Alhamdulillah atas berkat do’a orang tua, keluarga, sahabat dan teman-teman yang selalu memberi motivasi dan inspirasi.

Karena itu pula dari lubuk hati yang dalam penulis mengucapkan rasa terimakasih yang tulus kepada segenap pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Diantaranya adalah:

1. Bapak Asep Saepuddin Jahar, MA., Ph.D selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua Program Studi Muamalat, AM. Hasan Ali, MA dan Sekretaris Program Studi, Bapak Abdurrauf M.A.

3. Bapak Ah. Azharudin Lathif, M.Ag., MH sebagai Dosen pembimbing Akademik yang senantiasa memberikan nasihat dan motivasi Penulis selama Perkuliahan.

(5)

memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi untuk menyelesaikan Skripsi ini, serta terimakasih atas ilmu dan pembelajaran hidup selama ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang senantiasa memberikan dan mengajarkan ilmunya selama masa perkuliahan.

6. Segenap Staff Akademik dan Staff Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum dan Program Studi Muamalat (Hukum Ekonomi Islam).

7. Bapak Puji, Bapak Moko dan Bapak Irwan dari Micro Business Group (MBG) BRI Syariah atas segala bantuannya.

8. Kedua Orang tua tercinta Jaja Wiharja dan Euis Lisnawati yang senantiasa Mendo’akan, memberikan nasihat dan semangat sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.

9. Kakak-kakak ku tersayang Hilma Nurlatifah Fajriah, Pupun Tursina, dan Siti Alfi Ubaidillah serta adikku tercinta Ibnu Hibban Abdul Jabbar yang selalu mendukung penulis untuk menyelesaikan Skripsi. Keponakkanku Muhammad Badar Solahuddin dan Aida Fakhira Syakilla yang selalu menghibur Penulis. 10. Teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah A 2011 yang selalu menemani

hingga menyelesaikan Skripsi, terimakasih karena telah menjadi keluarga kedua di masa perkuliahan ini. Serta sahabat-sahabatku Elis Sri Ramdani, Hayatin Nupus, dan Fitriyani Latifah yang selalu mendukung penulis.

(6)

12. Dan temen-teman ideologis C.O.I.N.S (Center for Islamic Economics Studies) yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasi selama perkuliahan. Akhirnya penulis mengucapkan banyak terimaksih kepada temen-teman yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas semua bantuan dan masukan kepada penulis. Semoga Allah SWT Mencatat dan membalas kebaikan yang dilakukan denganbalsann yang terbaik dan senantiasa mengalir kemanfaatannya. Amiin ya rabbal ‘alamiin.

Ciputat, September 2014

Suci Hanifa

(7)

SUCI HANIFA, NIM 1111046100021, Analisa Tingkat Profitabilitas dan Strategi Penyaluran Pembiayaan Mikro pada PT. Bank BRISyariah, Strata Satu (S1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015.

Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank BRISyariah dengan tujuan untuk mengetahui tingkat Profitabilitas Pembiayaan Mikro dan Strategi yang dilakukan oleh PT. Bank BRISyariah untuk menyalurkan dana Pembiayaan Mikro pada Nasabah serta mempertahankan Jumlah Pembiayaan Mikro yang disalurkan.

Metode Penelitian yang digunakan untuk menghitung Profitabilitas Pembiayaan Mikro adalah dengan menggunakan Economic Value Added (EVA).

Economic Value Added (EVA) tidak hanya digunakan untuk menghitung kinerja perusahaan tapi dapat juga digunakan untuk menghitung kinerja berbagai segmen termasuk produk. Untuk Penelitian Strategi Penyaluran Pembiayaan Mikro metode penelitian yang digunakan menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil Wawancara langsung dengan pihak PT. Bank BRISyariah.

Hasil Penelitian Profitabilitas Pembiayaan Mikro menggunakan EVA menunjukkan bahwa Pembiayaan Mikro PT. Bank BRISyariah pada tahun 2014 memiliki nilai EVA yang Positif dan ini menunjukkan bahwa Pembiayaan Mikro memiliki nilai tambah yang baik. Sedangkan untuk Strategi Penyaluran Pembiayaan BRI Syariah memberikan 30% dari aset yang dimiliki untuk Pembiayaan Mikro. Bank juga hanya memilih usaha yang memiliki omset harian agar tetap stabil dan mematuhi setiap SOP (Standard Operating Procedure) yang telah ditentukan oleh Perusahaan.

Kata Kunci : Profitabilitas, Economic Value Added (EVA), Strategi Penyaluran, Pembiayaan Mikro

(8)

and Law, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta 2015.

This research was done in PT. Bank BRISyariah in order to find out the level of Microfinance Profitability and the strategy applied by PT. Bank BRISyariah in transferring Micro Financing to costumers and maintain the ammount if Micro Financing Transferred as well.

The Method Applied to calculate Profitability of Micro Financing was by applying Economic Value Added (EVA), EVA is not only used to calculate the company’s Performance but also used to calculate the performance in several segments including its product. The method used in the research of Distribution Strategy of Micro Finance was by applying primer data derived from direct interview with PT. Bank BRISyariah staffs.

The Research result of Profitability of Micro Financing using EVA shows that the Micro Financing of PT. Bank BRISyariah in 2014 achieved Positive Value. While the Strategy of Financing Distribution in PT. Bank BRISyariah spent 30% of their assets on Micro Financing. The Bank also picked business which only possesing daily turnover to keep it stable and business that obeyed the SOP (Standard Operating Procedure) which has been determined by the Company.

Keywords: Profitability, Economic Value Added (EVA), Distribution Strategy, Micro Financing

(9)

LEMBAR PENGESAHAN... ii

B. Pengukuran Laba dan Profitabilitas... 21

1. Laba dan Profitabilitas... 21

2. Pengukuran Laba dan Profitabilitas... 23

3. Pengukuran Economic Value Added (EVA) ... 24

4. Perhitungan Economic Value Added (EVA) ... 26

C. Review Studi Terdahulu... 38

D. Kerangka Konseptual... 41

BAB III METODE PENELITIAN... 42

A. Ruang Lingkup Penelitian... 42

B. Jenis dan Sumber Data... 43

C. Teknik Pengumpulan Data... 44

D. Teknik Analisa Data... 45

BAB IV PEMBAHASAN... 49

A. Perhitungan Economic Value Added... 49

1. NOPAT... 49

2. Capital... 50

3. WACC... 53

4. Nilai EVA (Economic Value Added)... 57

B. Proses Penyaluran Pembiayaan Mikro... 58

(10)
(11)

Tabel 1.1 Tabel Jumlah UMKM Indonesia beserta perkembangannya dari

tahun 2009-2012... 2

Tabel 1.2 Tabel Pembiayaan Mikro pada BUS dan UUS pada tahun 2009-2015 dalam Miliar Rupiah... 4

Tabel 1.3 Tabel nilai NPF Pembiayaan 12 Bank Umum Syariah di Indonesia... 5

Tabel 1.4 Tabel kesulitan yang dihadapi Usaha Mikro... 6

Tabel 4.1 Tabel Nilai NOPAT Pembiayaan Mikro Bank BRI Syariah... 50

Tabel 4.2 Nilai Invested Capital Pembiayaan Mikro BRI Syariah... 52

Tabel 4.3 Tabel perhitungan Tingkat Hutang, Tingkat Modal dan Tax pada Bank BRI Syariah... 56

DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Proses Pemberian Pembiayaan... 20

(12)

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk industri UMKM

(Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Dikarenakan jumlah penduduk yang sangat

banyak dan juga jumlah penduduk yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Dari

tahun ke tahun jumlah UMKM terus meningkat pada tahun 2009 jumlah UMKM

di Indonesia sebesar 52.764.403 unit sedangkan pada tahun 2012 sebesar

56.534.592 unit. Namun tingkat pertumbuhan jumlah UMKM di Indonesia

memang tidak meningkat setiap tahun meskipun begitu pertumbuhan jumlah

UMKM di Indonesia berdampak bagus terhadap kemakmuran penduduk

Indonesia karena Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh industri UMKM

meningkat.

Industri UMKM juga berpengaruh terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)

Indonesia. Bahkan dengan meningkatnya jumlah UMKM di Indonesia nilai

sumbangan untuk PDB UMKM Indonesia meningkat setiap tahun. Dapat dilihat

pada tabel 1.1 Jumlah sumbangan PDB UMKM pada tahun 2009 sebesar 1.212

triliun rupiah sedangkan pada tahun 2012 sumbangan PDB untuk UMKM

(13)

Tabel 1.1

(14)
(15)

Untuk mendukung industri UMKM tersebut, saat ini banyak Lembaga

Keuangan Mikro (LKM) yang memberikan dana untuk membantu pertumbuhan

UMKM tersebut. Selain Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Industri Perbankan

juga membantu memberikan dana untuk peningkatan Industri UMKM dengan

adanya Pembiayaan Mikro.

Pembiayaan Mikro pada Industri Perbankan dilaksanakan oleh Bank

Konvensional dan Bank Syariah. Untuk Bank Syariah sendiri pembiayaan Mikro

merupakan satu hal yang penting mengingat tujuan dari Perbankan Syariah

sendiri adalah terwujudnya fungsi perbankan syariah yang kaffah dan dapat

melayani seluruh segmen masyarakat. Untuk pembiayaan mikro Bank Syariah

secara umum juga mengalami peningkatan pada tahun 2009 jumlah dana yang

dikeluarkan sebesar Rp. 35.799 Miliar rupiah sedangkan pada tahun 2012 dana

pembiayaan mikro oleh bank umum syariah sebesar Rp. 90.860 Miliar rupiah.

Peningkatan pada jumlah Pembiayaan Mikro yang disalurkan oleh Bank Syariah

dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan oleh

beberapa Bank Syariah.

(16)

kisaran angka 2,1%, dengan Repayment Rate (tingkat kelancaran pembayaran angsuran) masih diangka 96,4%.1

Pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah memiliki pertumbuhan yang bagus setiap tahunnya, dimana pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 2%. Hal ini mempengaruhi Jumlah Pembiayaan Mikro yang diberikan oleh Perbankan.

Tabel 1.2

Tabel Pembiayaan Mikro pada BUS dan UUS pada tahun 2009-2015 dalam Miliar Rupiah

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015*

Total Pembiayaan UMKM

35.799 52.570 71.810 90.860 110.086 59.806 57.780 Pembiayaan

Tidak Lancar 1.611 1.824 2.140 2.060 2.879 3.875 4.434 Persentase

(%) 4,5 3,47 2,98 2,27 2,62 6,48 7,67

*Februari 2015

Sumber: Statistik Perbankan Syariah Februari 2015, diolah

Pada tahun 2014 dan 2015 total pembiayaan menurun dikarenakan beberapa banak memilki tingkat pembiayaan tidak lancar yang cukup tinggi sehingga dihentikan proses pencairan pembiayaan mikro yang disalurkan. Dari beberapa bank tersebut yang memiliki nilai tingkat persentase pembiayaan yang stabil

(17)

adalah Bank BRI Syaraih dan BNI Syariah. Tabel 1.3 memperlihatkan Jumlah pembiayaan dan nilai NPF Pembiayaan Mikro pada Bank Umum Syariah.

Tabel 1.3

Tabel nilai NPF Pembiayaan 12 Bank Umum Syariah di Indonesia

No

3 Bank BNI Syariah 878 - 950 2,21

4 Bank Mega Syariah 3.200 - 2.680 5,64

5 Bank BRI Syariah 3.070 2,93 3.210 2,5

6 Bank Panin Syariah - - -

-11 Bank Bukopin Syariah 2.690 - 2.820

-12 Bank BTPN Syariah - - -

-Sumber: Laporan Tahunan Bank, diolah

(18)

Meskipun Usaha Mikro punya peran yang sangat penting bagi ekonomi rakyat Indonesia saat ini banyak sekali kendala yang dihadapi oleh Usaha Mikro. Menurut Ismawan dalam penelitiannya, Usaha Mikro secara jelas banyak persoalan yang dihadapi oleh ekonomi usaha kecil (mikro) diataranya2:

Tabel 1.4

Tabel kesulitan yang dihadapi Usaha Mikro

No Jenis Kesulitan Indeks

1 Kesulitan Modal 34,55%

2 Pengadaan Bahan Baku 20,14%

3 Pemasaran 31,70%

4 Kesulitan Lainnya 13,6%

Sumber: Data BPS Terolah dalam Ismawan 2003

Dengan Begitu Ketersediaan dana sebagai bantuan modal Usaha Mikro merupakan bantuan yang sangat berarti untuk Usaha Mikro. Kemudian Bank Syariah sebagai lembaga intermediasi antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana merupakan lembaga yang tepat yang dapat membantu persoalan permodalan yang dihadapi oleh Usaha Mikro melalui pembiayaan mikro yang saat ini banyak dimiliki oleh Bank Umum Syariah.

Pembiayaan Mikro dimaksudkan untuk menyediakan solusi berbasis pasar untuk salah satu masalah yang paling rumit yaitu mengintegrasikan golongan miskin ke dalam perekonomian. Karena bank-bank Islam mempunyai moral dan tanggung jawab sosial dalam perekonomian rakyat maka pembiayaan mikro merupakan salah satu solusi yang diberikan oleh Bank Syariah.

(19)

Bank Umum Syariah juga mendapatkan bagi hasil dan keuntungan dari pembiayaan yang diberikan pada Usaha Mikro. Bahkan tingkat margin pada pembiayaan mikro sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pembiayaan lainnya. Hal ini dikarenakan risiko yang ditanggung oleh bank dengan memberikan pembiayaan mikro cukup tinggi.

Meskipun begitu untuk pembiayaan kepada usaha kecil, menengah dan koperasi. Bank dapat memintakan jaminan dari lembaga penjamin, misalnya PT Askrindo dan PT Jamkindo sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi lembaga tersebut.3 Untuk mengurangi tingkat risiko yang akan ditanggung oleh bank.

Selain penjaminan dari beberapa perusahaan tersebut masih banyak strategi lain yang dilakukan oleh bank untuk meminimalisir risiko pembiayaan mikro.

Selain membantu kelangsungan Usaha Mikro bank sebagai perusahaan jasa, mengharapkan laba dari setiap produk yang diberikan. Tidak hanya bank konvensional yang dapat memberikan pembiayaan mikro saat ini Perbankan Syariah sudah dapat bersaing dengan pasar konvensional namun belum cukup kuat. Masih banyak masyarakat yang melihat sebuah bank dan menggunakan produk sebuah bank dari kinerja perbankan dan kenyamanan pelayanan.

Tugas sebuah Bank Syariah untuk menjaga kinerja perbankan salah satunya Profitabilitas. Oleh karena itu perlu diketahui tingkat profitabilitas sebuah produk pada Bank agar tingkat kesehatan dan Profitabilitas Bank tetap terjaga.

(20)

Profitabilitas dihitung dengan menghitung laba yang dihasilkan baik oleh sebuah produk maupun sebuah perusahaan.

Untuk mencapai tingkat Profitabilitas yang baik, bank harus melakukan beberapa langkah, salah satunya adalah menggunakan strategi yang baik dalam pemberian pembiayaan mikro. Setiap Bank akan memiliki strategi yang berbeda untuk mempertahankan tingkat profitabilitas dari pembiayaan mikro.

Dengan demikian, berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai Pembiayaan Mikro dengan Judul “Analisa Tingkat Profitabilitas dan Strategi penyaluran Pembiayaan Mikro pada PT. Bank BRISyariah.”

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah

Dalam Latar Belakang diatas disebutkan bahwa Jumlah Pembiayaan Mikro

yang disalurkan oleh Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syaraih meingkat

setiap tahun kecuali pada tahun 2014 dan tahun 2015. Jumlah Pembiayaan yang

disalurkan mengalami penurunan yang drastis dari 110.086 miliar rupiah pada

tahun 2013 menjadi 59.806 pada tahun 2014.

Pembiayaan tidak lancar pada tahun 2013 berjumlah 2.879 miliar rupiah

kemudian dengan jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan menurun, jumlah

pembiayaan tidak lancar pada tahun yang sama mengalami peningkatan menjadi

3.875 miliar rupiah.

Hal ini menjadi sebuah pertanyaan besar mengapa Pembiayaan tidak lancar

(21)

teori bahwa ketika jumlah pembiayaan yang disalurkan meningkat maka tingkat

keuntungan juga akan meningkat. Dan sebaliknya ketika jumlah pembiayaan

yang disalurkan menurun maka tingkat keuntungan juga akan menurun.

Jumlah Pembiayaan yang disalurkan secara umum akan mempengaruhi

jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh bank-bank umum syariah secara

parsial. Maka, ketika jumlah pembiayaan yang disalurkan menurun secara

agregat akan menyebabkan penurunan pada jumlah pembiayaan yang disalurkan

secara parsial. Hal ini dikarenakan jumlah profit yang dihasilkan akan menurun

sejalan dengan penurunan jumlah pembiayaan yang disalurkan.

Pada tahun 2014 tersebut terdapat beberapa Bank Umum Syariah yang tetap

menyalurkan pembiayaan mikro bahkan cenderung meningkatkan jumlah

pembiayaan mikro yang disalurkan meskipun jumlah pembiayaan yang

disalurkan secara agregat menurun. Banyak faktor yang mengakibatkan

terjadinya penurunan jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan oleh bank

umum syariah di Indonesia, dan juga akibat yang ditimbulkan oleh penurunan

jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan oleh Bank Umum Syariah.

Salah satu alasan bank-bank umum syariah mengalami penurunan jumlah

pembiayaan mikro yang disalurkan adalah karena penurunan jumlah pembiayaan

mikro tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa bank umum syariah yang

memiliki nilai NPF tinggi untuk pembiayaan Mikro sehingga Penyaluran

Pembiayaan Mikro pada Bank Umum Syariah tersebut ditahan sampai dengan

(22)

jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan adalah berkurangnya profit dari

pembiayaan mikro yang disalurkan. Sementara beberapa bank tetap memiliki

performa yang baik disaat jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan menurun.

Untuk membatasi masalah, peneliti hanya meneliti mengenai bagaimana

tingkat profitabilitas bank yang tetap menyalurkan pembiayaan mikro meskipun

jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan saat ini mengalami penurunan dan

bagaimana strategi bank tersebut tetap mempertahankan performanya dalam

penyaluran pembiayaan mikro.

Bank Umum Syariah yang tetap stabil memberikan Pembiayaan Mikro

disaat Jumlah Pembiayaan Mikro secara agregat menurun salah satunya adalah

Bank BRISyariah. Bank BRISyariah merupakan Bank yang tetap konsisten

memberikan Pembiayaan Mikro oleh karena itu Bank BRISyariah peneliti pilih

sebagai objek penelitian.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Masalah diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Tingkat Profitabilitas Pembiayaan Mikro pada Bank BRI Syariah menggunakan Economic Value Added (EVA)?

2. Bagaimana Strategi Penyaluran Pembiayaan Mikro yang dilakukan oleh PT. Bank BRISyariah?

(23)

Berdasarkan Rumusan Masalah di atas maka, tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk menganalisa tingkat Profitabilitas Pembiayaan Mikro pada Bank BRI Syariah dengan menggunakan Economic Value Added (EVA).

b. Untuk menganalisa perbedaan Strategi yang digunakan pada Penyaluran Pembiayaan Mikro pada PT. Bank BRI Syariah.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Penulis

Sebagai Tolak ukur akan kemampuan diri dalam menerapkan ilmu yang

telah didapatkan mengenai Bank Syariah selama di Universitas.

b. Bagi Mahasiswa

Menambah wawasan dan memperdalam ilmu pengetahuan mengenai

Pembiayaan mikro pada Bank Syariah yang diterima selama masa

perkuliahan agar dapat diterapkan saat terjun pada dunia kerja.

c. Bagi Akademisi

Sebagai bahan pertimbangan sejauh mana kurikulum atau program yang

telah diterapkan pada pembiayaan mikro pada Bank Syariah mempunyai

relevansi dengan kebutuhan nantinya.

d. Bagi Perusahaan

Memberikan informasi tentang tingkat Profitabilitas pembiayaan mikro

pada Bank Syariah dan dapat dijadikan pertimbangan untuk menentukan

(24)

e. Bagi Masyarakat

Membantu masyarakat untuk lebih memahami bagaimana tingkat

keuntungan pada Pembiayaan Mikro dihasilkan, serta memberikan

gambaran dan wawasan tentang fakta yang terjadi di lapangan tentang

(25)

E. Sistematika Penulisan

Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab dengan beberapa sub

bab. Agar mendapat arah dan gambaran yang jelas mengenai hal tertulis, berikut

ini sistematika penulisannya secara lengkap:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan

dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, penelitian terdahulu dan

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tinjauan pustaka terhadap hal-hal yang akan dibahas,

yang berisikan teori-teori mengenai konsep pemberian Pembiayaan

Mikro dan karakteristik pembiayaan Mikro pada bank Umum Syariah

dan konsep pengelolaannya serta Pengukuran Laba/Profitabilitas

menggunakan Economic Value Added (EVA) untuk menghitung

tingkat Profitabilitas Pembiayaan Mikro. BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang sumber-sumber data dan analisisnya

untuk menjawab permasalahan yang ada menggunakan metode

penelitian yang sesuai

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi perhitungan data-data yang diperoleh dalam penelitian

(26)

terhadap hasil yang didapat guna mendapatkan kesimpulan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil

penelitian serta menghasilkan saran dan rekomendasi yang sesuai

(27)

LANDASAN TEORI

A. Pembiayaan Mikro

1. Pengertian Pembiayaan Mikro

Secara etimologi pembiayaan berasal dari kata biaya, yaitu membiayai kebutuhan usaha.4 Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi

dan Usaha Kecil dan Menengah No. 06/per/M.KUKM/I/2007 tentang petunjuk teknis program pembiayaan produktif koperasi dan Usaha Mikro pola syariah bahwa pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya yang mewajibkan penerimaan pembiayaan itu untuk melunasi pokok pembiayaan yang diterima kepada pihak koperasi sesuai akad dengan pembayaran sejumlah bagian hasil dari pendapatan atau laba dari kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana pembiayaan tersebut.

Menurut Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) Usaha Mikro adalah usaha yang memiliki kurang dari 5 orang tenaga kerja. Tujuan Usaha Mikro Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam pasal 3 disebutkan bahwa Usaha Mikro bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan ekonomi yang berkeadilan.

(28)

Pemberdayaan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan upaya yang ditempuh pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan. Menurut Rudjito Usaha Mikro adalah usaha yang dimiliki dan dijalankan oleh penduduk miskin atau mendekati miskin.5 Usaha

Mikro sering disebut dengan usaha rumah tangga. Besarnya Pembiayaan yang dapat diterima oleh usaha adalah Rp 50 juta. Usaha Mikro adalah usaha produktif secara individu atau tergabung dalam koperasi dengan hasil penjualan Rp 100 juta. Maka Pembiayaan Mikro adalah pembiayaan yang diberikan untuk pengembangan Usaha Mikro.

Pembiayaan berdasarka Prissip Syariah didefinisikan sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persutujuan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak lain yang mewajibkan pihakn yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. 6 Menurut Muhammad, terdapat

beberapa fungsi dari pembiayaan yang diberikan oleh ban Syariah kepada Masyarakat, diantaranya untuk:

1. Meningkatkan daya guna uang, artinya dengan adanya para penabung yang menempatkan dananya di bank yang kemudian disalurkan kembali

5

Pengertian UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah), artikel diakses pada 3 maret 2015 dari http://abstraksiekonomi.blogspot.com/

(29)

oleh bank untuk pembiayaan nasabah, maka hal ini meningkatkan daya produktivitas uang.

2. Meningkatkan peredaran uang, artinya pembiayaan yang disalurkan melalui rekening koran pengusaha menciptakan peredaran uang giral dan sejenisnya.

3. Stabilitas ekonomi, dalam arti untuk menjaga kestabilan ekonomi pembiayaan diberikan agar usaha-usaha yang dilakukan untuk mengendalikan inflasi, peningktan ekspor, rehabilitasi prasarana dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat.7

Pembiayaan Mikro pada Bank Syariah dapat dilakukan dengan beberapa akad diantaranya:8

1. Pembiayaan atas transaksi bagi Hasil (Profit Sharing)

a. Pembiayaan atas dasar akad Al-Musyarakah adalah transaksi penanaman dana dari dua atau lebih pemilik dana dan atau barang untuk menjalankan usaha tertentu sesuai syariah dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang disepakati, sedangkan pembagian kerugian berdasarkan proporsi modal masing-masing.

b. Pembiayaan atas dasar akad Al-Mudharabah adalah transaksi penanaman dana dari Shahibul Maal (Pemilik dana) kepada Mudharib 7 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN, 2005), hal. 17

(30)

(Pengelola dana) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu dengan pembagian hasil usaha berdasarkan pada nisbah bagi hasil yang telah disepakati sebelumnya.

2. Transaksi Jual Beli (Sale and Purchase)

a. Pembiayaan atas dasar Al-Murabahah adalah transaksi jual beli suatu barang sebesar harga perolehan barang ditambah dengan Margin yang disepakati oleh kedua belah pihak, dimana penjual memberitahukan harga perolehan barang.

b. Pembiayaan atas dasar akad Bai As-Salam adalah Transaksi jual beli barang dengan cara pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dengan pembayaran tunai terlebih dahulu secara penuh.

c. Pembiayaan atas dasar akad Istishna adalah transaksi jual beli dalam bentuk pemesanan barang dengan kriteria tertentu yang disepakati dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan.

3. Pembiayaan atas transaksi sewa-menyewa

a. Pembiayaan atas dasar akad Al-Ijarah adalah transaksi sewa menyewa atas suatu barang dan jasa antara pemilik objek sewa termasuk kepemilikan hak pakai atas objek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakan.

(31)

untuk mendapatkan imbalan atas apa yang disewakan dengan opsi perpindahan kepemilikan objek sewa.

4. Pembiayaan atas dasar akad Al-Qardh adalah transaksi pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.

2. Proses Pembiayaan Mikro

Dalam Proses Pembiayaan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Strategi Pemasaran

Pemasaran menurut Kotler dan AB Susanto adalah suatu proses sosial dan

manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan

keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu

yang bernilai satu sama lain.9 Sedangkan menurut Nurrianto Al-Arif

Pemasaran adalah suatu proses sosial yang merancang dan menawarkan

sesuatu yang menjadi kebutuhan dan keinginan dari pelanggan dalam rangka

memberikan kepuasan optimal kepada pelanggan.10 Dalam Pemasaran perlu

dibuat sebuah perencanaan strategik untuk mempermudah aktivitas

pemasaran yang dilakukan. Untuk melaksanakan perencanaan strategik

diperlukan beberapa langkah yang harus dilakukan, diantaranya:

a. Menetapkan Visi dan Misi

9 Philip Kotler, Marketing Mangement, (New Jersey: Prentince Hall, 2000) h. 8

(32)

b. Menetapkan Tujuan dan Sasaran Perusahaan

c. Merancang Portofolio Bisnis11

Sedangkan untuk Strategi Pemasaran Bank, setidaknya ada lima strategi pemasaran yang dapat dilakukan, yaitu:

a. Strategi Penetrasi Pasar

b. Strategi Pengembangan Produk

c. Strategi Pengembangan Pasar

d. Strategi Integrasi12

Setelah menentukan Strategi yang akan digunakan oleh Bank maka perlu dilakukan perumusan Strategi Pemasaran dengan menentukan hal-hal berikut:

a. Segmentasi Pasar

b. Penentuan Pasar Sasaran

c. Penentuan Posisi Pasar

Kemudian perlu juga dibuat Bauran Pemasaran (Marketing Mix) yang akan mengkombinasikan 4P yaitu Produk (Product), tempat yang dalam hal ini lebih difokuskan pada distribusinya (Place), promosi (Promotion), dan penentuan harga (Price).13

2. Proses Pemberian Pembiayaan

11 M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, h.64 12 M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, h.78-81

(33)

Secara Sederhana Proses Pemberian Pembiayaan dapat dilihat pada bagan

berikut:

a. Proses Pengumpulan Informasi dan Verifikasi

Fasilitas Pembiayaan dimulai dengan pengajuan permohonan dari

nasabah, kemudian Bank mengumpukan informasi dan dokumentasi

mengenai nasabah dan melakukan verifikasi data, untuk

memastikannya bank dapat menggunakan On the Spot Checking

(OTS), Bank Checking, dan Trade Checking atau personal checking.

b. Analisa Persetujuan Pembiayaan

Pada analisa Persetujuan Pembiayaan dapat dilakukan dengan

melakukan Analisa Kualitatif, Analisa Kuantitatif, dan Analisa

Jaminan untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai nasabah dan

aktivitas usahanya. Pada Analisa Kualitatif ada beberapa aspek yang

dianalisis yaitu: aspek manajemen, aspek produksi, aspek pemasaran,

aspek legal, dan kondisi perekonomian Negara.

Gambar 1.1

(34)

Sedangkan untuk Analisa Kuantitatif aspek yang dianalisis adalah

Neraca, Laporan Laba/Rugi, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana.

Dan untuk analisa jaminan dilakukan pada jaminan yang dimiliki oleh

nasabah dengan pertimbangan-pertimbangan khusus.

c. Administrasi dan Pembukuan Pembiayaan

Administrasi dan Pembukuan Pembiayaan dilakukan ketika

pembiayaan telah disetujui, dengan melakukan beberapa proses yaitu:

Surat Pemberitahuan Keputusan Pembiayaan, Perjanjian Pembiayaan,

Pengikatan Agunan, Penutupan Asuransi, dan Disbursement.

d. Pemantauan Pembiayaan

Pemantauan pembiayaan merupakan satu hal yang sangat penting agar

pembiayaan yang diberikan tetap lancar. Pemantauan pembiayaan ini

dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: On desk, On Site,

Antisipasi Dini (early warning signal), dan annual Review

Pembiayaan.

e. Pelunasan dan Penyelamatan Pembiayaan

Tahap akhir dari sebuah pembiayaan adalah pelunasan pembiayaan.

Namun adakalanya pada saat jatuh tempo nasabah tidak dapat

memenuhi pelunaasn pembiayaan. Maka perlu dilakukan

penyelamatan pembiayaan, penyelamatan pembiayaan adalah upaya

bank yang dilakukan terhadap nasabah pembiayaan bermasalah yang

(35)

membayar untuk meminimalkan kemungkinan timbulnya kerugian

bank dan menyelamatkan kembali pembiayaan yang telah diberikan.

Penyelamatan pembiayaan dapat dilakukan dengan melakukan

Restrukturisasi Pembiayaan dan Pengambilan Aset/Agunan yang

diambil alih (AYDA)

B. Pengukuran Laba dan Profitabilitas 1. Laba dan Profitabilitas

Definisi Laba sendiri adalah perbedaan antara pendapatan dan biaya.14

Laba juga merupakan ukuran yang membedakan antara apa yang perusahaan

masukkan untuk membuat dan menjual sebuah produk dengan apa yang

diterimanya. Laba menurut Kam (1990) dalam Triyuwono dan As’udi (2001)

menyatakan bahwa

“Income is the change in the capital oh an entity between two points in time, excluding changes due to investments by and distribution to owners, where capital is expressed in term of value and based on given scale”

Maka laba mengandung 3 komponen utama yaitu nilai (value), modal

(Capital), dan skala (scale). Nilai tidak dapat dihitung dengan jelas karena

menyangkut preferensi masing-masing. Sedangkan modal adalah aktiva

bersih yang merupakan selisih antara seluruh aktiva dengan kewajiban. Dan

skala diperlukan untuk proses pengukuran.

(36)

2. Pengukuran Laba dan Profitabilitas

Untuk mengukur laba sebuah perusahaan dapat menggunakan dua

pendekatan yaitu: pendekatan biaya serapan dan pendekatan biaya variabel.

Namun selain untuk mengukur tingkat laba perusahaan atau tingkat

profitabilitas sebuah perusahaan, mengukur tingkat profibilitas segmen

perusahaan menjadi hal yang penting. Beberapa segmen yang dapat dihitung

profitabilitasnya adalah produk, divisi, wilayah penjualan atau kelompok

pelanggan.

Menghitung profitabilitas produk merupakan sebuah hal yang

diwajarkan oleh sebuah perusahaan karena sebagai sebuah perusahaan jasa

yang mencari laba menilai produk merupakan hal yang sangat penting.

Karena sebuah produk yang terus-menerus merugi dan tidak berpotensi untuk

menghasilkan laba dapat disingkirkan. Dan akan memberikan peluang pada

produk-produk yang memberikan laba yang baik.

Banyak cara yang dapat digunakan untuk menghitung laba dari setiap

produk perbankan. Salah satunya dengan menggunakan Economic Value

Added (EVA) yang merupakan konsep pengukuran kerja keuangan yang

diperkenalkan oleh Stern Stewart & Co., sebuah lembaga konsultan

manajemen. EVA dianggap sebagai ukuran kinerja yang paling dapat

(37)

mengkaitkannya dengan penciptaan nilai tambah terhadap kekayaan pemilik

modal (Stewart, 2005).15

3. Pengertian Economic Value Added (EVA)

Economic Value Added (EVA) menurut Stewart merupakan”A residual

income measure that substract the cost of capital (C*) from the operating

profits generated in the bussiness”16 sedangkan menurut Hansen dan Mowen

Resdiual income is the difference between operting income and the minimum

dollar return required on a company’s operating assets.”17 Dari definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa Economic Value Added (EVA) merupakan nilai

tambah ekonomis yang dihasilkan dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh

perusahaan selama periode tertentu.

Secara sederhana Economic Value Added (EVA) adalah suatu

pendapatan unit bisnis setelah pajak dan setelah mengurangi biaya modal.18

Biaya modal biasanya diperoleh dengan memperhitungkan suatu rata-rata

tertimbang dari biaya dua sumber dana perusahaan peminjaman dan penjualan

saham. EVA digunakan untuk memfokuskan perhatian manajer pada

penciptaan nilai bagi pemegang saham. Dengan memperoleh laba yang lebih

15 Taufikurrahman, “Model Analisis profitabilitas produk pembiayaan pada Bank Syariah dengan menggunakan integrasi konsep Activity-Based Costing (ABC) dan Economic Value Added (EVA)”, (Tesis S2 Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia,2005) h. 36

16 Dwi Rosita, “Pengaruh Economic Value Added (EVA terhadap Return On Aquity (ROE) pada PT. Aqua Golden Mississipi, Tbk”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, 2009, hal 8

17 Dwi Rosita, “Pengaruh Economic Value Added (EVA terhadap Return On Aquity (ROE) pada PT. Aqua Golden Mississipi, Tbk”, hal 8

(38)

besar daripada biaya modal perusahaan, perusahaan meningkatkan sumber

daya di dalam perusahaan yang tersedia untuk dividen dan/atau untuk

membiayai pertumbuhan perusahan yang berkelanjutan. Dividen dan

pertumbuhan melonjakkan harga saham dan menambah nilai pemegang

saham.19

Sedangkan menurut Stewart rumus dasar dalam Perhitungan EVA

adalah pendapatan setelah pajak dikurangi total cost of capital (Biaya Modal).

Pada dasarnya EVA merupakan pengembangan dari pengukuran kinerja

dengan menggunakan Net Present Value (NPV) yang melihat nilai intrinsik

perusahaan saat ini dan memprediksi expected arus kas dimasa sekarang.

EVA = NOPAT (Net Operating Profit after taxes)Cost of Capital

Menurut Bannet Stewart yang dikutip oleh Taufikurrahman dalam tesisnya menyebutkan bahwa EVA merupakan suatu estimasi dari profit ekonomis yang sebenarnya. NOPAT (Net Operating Prodit after Tax) adalah laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi dengan pajak penghasilan namun tidak termasuk biaya keuangan (financial cost).

Sedangkan Cost of Capital dapat ditentukan dengan konsep WACC (Weight Average of Cost of Capital), yaitu jumlah seluruh biaya modal (biaya hutang atau cost of debt + biaya modal ekuitas atau cost equity) setelah sebelumnya dibobotkan dengan proporsi hutang dan ekuitas dalam struktur neraca perusahaan.

(39)

Atau dalam rumus lain EVA dapat dihitung dengan cara berikut:20

Dan untuk menghitung Weighted average cost of capital dapat menggunakan rumus berikut:

4. Perhitungan Economic Value Added (EVA)

Angka EVA mencerminkan angka keuntungan yang sebenarnya dari

perusahaan (true economic profit). Hal ini akan memudahkan pemegang

saham atau pemodal menilai perusahaan dari kegiatan bisnis dan

investasinya. Jadi bila nilai EVA tinggi maka pemegang saham ataupun

pemodal bisa percaya bahwa investasinya telah dikelola dengan baik.

Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam tahapan untuk menghitung

nilai EVA adalah sebagai berikut:21

20 Ronald W Hilton, Michael W. Maher, dan Frank H. Selto, Cost Management: Strategic for Business Decision, North America: Brent Gordon (Mc Gaw Hill), 2003 h. 773

(40)

1. Menghitung Cost of Capital Perusahaan yang terdiri dari Cost of Debt,

Cost of Equity, dan kemudian dihitung rata-rata tertimbang

(Weighted-average Cost of Capital)

2. Menghitung Net Operating Profit after Tax (NOPAT)

3. Menghitung tingkat pengembalian (return) 4. Menghitung Nilai EVA

Dalam Economic Value Added (EVA) interpretasi nilai EVA diungkapkan sebagai berikut:

1. Nilai EVA > 0, menunjukkan bahwa tingkat pengembalian yang dihasilkan melebihi tingkat biaya modal atau tingkat pengembalian

yang diminta investor atas investasi yang dilakukan.

2. Nilai EVA = 0. Menunjukkan bahwa dalam kurun waktu yang bersangkutan perusahaan tidak menghasilkan nilai. Pengembalian

yang dihasilkan sama dengan tingkat biaya modal yang harus

ditanggung perusahaan.

3. Nilai EVA < 0, menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tertentu perusahaan tidak berhasil menciptakan nilai bahkan justru mengurangi

nilainya, sebagai akibat dari tingkat pengembalian yang dihasilkan

lebih rendah dari tingkat pengembalian yang diminta oleh investor.

Untuk memenuhi tahapan-tahapan dalam Perhitungan EVA perlu diperhatikan hal-hal berikut:

(41)

Sumber Modal dalam Perusahaan untuk memenuhi dana menurut Bambang

Riyanto terdapat dua sumber modal berdasarkan resiko yang mungkin

ditanggung perusahaan sebagai sumber pemilik modal yang dilakukan. Yaitu

modal sendiri dan Modal Pinjaman.22 Sehubungan dengan konsep EVA maka

modal adalah:

“Capital is measure of all the cash that has been deposited into a company over its life without regard to the financing resource, acoounting name, or bussiness pupose, much as if the company were just asavings account. It doesn’t matter whether the investment is financed wuth dbt or equity, it doesn’t matter whether is employed in working capital or fixed assets. Cash in cash, ang question is how well does management manage it (The quest for value, 1990)”

Modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (berupa

cadangan laba), atau yang berasal dari pengambilan bagian, peserta atau

pemilik (modal saham, modal preferen). Sedangkan modal pinjaman itu

sendiri adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya

sementara bekerja di dalam perusahaan tersebut merupakan kewajiban yang

pada saatnya harus dibayar kembali. Selanjutnta modal pinjaman ini

dikelompokkan ke dalam dua golongan yaitu: modal pinjaman jangka pendek

dan modal pinjaman jangka panjang.

Capital yang digunakan untuk menghitung niali EVA dapat diestimasikan

dengan mengambil nilai nuku aktiva bersih suatu perusahaan.

(42)

2. Net Operating Profit after Tax (NOPAT)

Net Operating Profit After Tax (NOPAT) menurut Stern Stewart dalam

bukunya “The Quest for Value” : NOPAT is the total pool of Profits available

to provide a cash return to all financial providerof capital to the firm.”23

Jadi NOPAT adalah laba yang didapat dari operasi-operasi perusahaan setelah

dikurangi pajak tapi sebelum membiayai biaya-biaya (costs) dan

masukan-masukan pembukuan yang bukan tunai. Dengan demikian NOPAT adalah

jumlah laba yang tersedia untuk memberikan pengembalian (return) tunai

kepada semua penyedia dana untuk modal perusahaan. Dalam Perhitungan sederhana Nopat diketahui dengan:

Penjualan bersih xxx

Biaya Operasi

xxx-Laba sebelum bungan dan pajak (EBIT) xxx

Pajak

xxx-Laba Operasi bersih setelah Pajak (NOPAT) xxx

NOPAT= EBIT –Beban Pajak

3. Biaya Modal (Cost of Capital)

Biaya Modal secara teoritis dapat diartikan sebagai tingkat pengembalian

minimum yang harus didapatkan oleh perusahaan dari modal yang

diinvestasikan. Ada beberapa pandangan mengenai konsep biaya modal itu

sendiri yang mengacu pada konsep yang sama. Dalam hal ini Stewart

membedakan biaya modal ke dalam empat kelompok. Yaitu:24

23 Nani Sutianingsih, “Pengaruh Kinerja Keuangan dengan Pendekatan Economic Value Added (EVA) terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada Perusahaan di Industri Semen”, h. 18

(43)

1. Biaya modal atas risiko bisnis (The cost of capital for bussiness risk) atau ditulis dengan simbol “c”, yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan

investor sebagai kompensasi atas berubah-rubahnya niali NOPAT (Net

Operating Profit after Tax)

2. Biaya modal pinjaman (cost of borrowing), yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan atas risiko kredit.

3. Biaya modal saham (cost of equity), yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan investor sebagai kompensasi atas nilai dari bottom-line Profit

(laba terbawah dalam struktur perhitungan rugi laba) yang berubah-ubah

atau dengan kata lain terhadap adanya risiko.

4. Rata-rata tertimbang biaya modal atau Weighted average cost of capital

(c*), yaitu merupakan penjumlahan dari biaya modal pinjaman (hutang)

dan biaya modal saham.

Cost of Capital dapat dihitung dengan menentukan komponen-komponen berikut terlebih dahulu.

4. Biaya Hutang (Cost of Debt)

Beban bunga (Kd) diasumsikan sebesar tingkat bunga pinjaman untuk

investasi dengan ukuran satuan adalah persentase.

Kd= Beban Bunga

Utang Jangka Panjang

Karena bunga bersifat mengurangi pajak (tax deductable), maka dibutuhkan

penyesuaian pajak (tax adjusment), sehingga Kd dikonversikan menjadi biaya

hutang setelah pajak Untuk menghitug besarnya biaya modal hutang ini dapat

(44)

T = Tarif Pajak

Biaya hutang dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus berikut:25

Tingkat Hutang(D)= Total Hutang

Total Hutang dan Ekuitas×100

Cost of Debt(rd)= Beban Bunga

Total Hutang jangka Panjang×100

5. Biaya Modal Ekuitas (Cost of Equity)

Diantara biaya modal yang lain, tingkat biaya modal ekuitas merupakan salah

satu biaya modal yang lebih sulit untuk ditentukan secara pasti. Oleh karena

itu terdapat berbagai pendekatan yang dapat digunakan untuk

memperhitungkan biaya modal ekuitas, dengan rumus:

1. Constant Growth Valuation (Gordon Model)

Expected rate of return dari satu saham tergantung pada deviden dari

saham yang dibayarkan. Pada tingkat keseimbangan, rate of return yang

diinginkan oleh pemegang saham adalah sama dengan rate of return dari

investasi baru. Jika diperkirakan deviden tumbuh dengan rate yang

konstan, kita dapat menggunakan Gordon model, yaitu: Po=KsD1

g Dimana:

Po = Harga jual saham

D1 = Deviden yang diperkirakan dibayar pada akhir periode 1 Ks = Tingkat pengembalian yang diharapkan

g = tingkat pertumbuhan deviden persamaan diatas dapat diubah menjadi:

(45)

Ks=D1

Po +g

Dari persamaan diatas menyatakan bahwa investor mengharapkan akan

menerima deviden sebesar D/P0 (percent) dan capital gain sebesar g

dengan expected return sebesar Ks’

2. Pendekatan Price Earning Ratio (PER)

Pendekatan ini dpat digunakan untuk mengestimasi cost of equity

perusahaan bila perusahaan tersebut belum melakukan Go Public, dimana

saham-saham perusahaan tersebut belum diperdagangkan di lantai bursa .

PER ini dihitung dengan cara membagi harga pasar dari saham biasa

dengan pendapatan per lembar saham (EPS). Sehingga untuk menghitung

cost of common stock digunakan rumus:

Ks= Ks

PER×100 Dimana:

Ks = Biaya Modal Saham

PER = Price Earning Ratio

Pada dasarnya konsep ini sama dengan cost of retained earning. Konsep

ini didasarkan pada argumen bahwa perusahaan menginvestasikan

kembali earning yang diperolehnya pada hasil yang sama.

3. Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Model ini menggambarkan hubungan antara required rate of return atau

cost of common stock (Ks) dengan resiko non diversible dari perusahaan,

yang dinyatakan dengan koefisien beta (β). Dengan rumus:

Ks = Rf+{βx[Rm-Rf]}

Dimana:

(46)

Rf = Tingkat bebas risiko (Risk free rate of return)

Β = Beta coefficient for the market portofolio

Berdasarkan rurmus untuk menghitung tingkat pengembalian saham biasa

tersebut, maka variabel yang diamati adalah xy

x = Tingkat keuntungan portofolio pasar (Rm) y = Tingkat keuntungan suatu saham (Ri)

 Tingkat keuntungan portofolio atau return pasar (Rm)

Return pasar diperoleh dari besarnya keuntungan seluruh saham

yang beredar di bursa efek. Perhitungan return pasar didasarkan

atas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Pasar Modal, dan

perhitungan return pasar ini dapat dilakukan dengan rumus: Rm=IHSGtIHSGt−1

IHSGt−1

Dimana:

Rm = Tingkat penegembalian pasar bulan ke-t IHSGt = IHSG bulan k t

IHSG t-1 = IHSG bulan ke t-1

(47)

Return Individual dihitung berdasarkan data perkembangan harga

saham individual dan jumlah deviden yang dibagikan. Perhitungan

return individual dapat dilakukan dengan rumus: Ri=(PTPT−1)

(PT−1)

Dimana:

PT = Harga saham atau lembar pada periode t PT-1 = Harga saham atau lembar pada periode t-1

Kelemahan dalam metode ini adalah:

a. Menghitung besarnya cost common stock model ini sangat bergantung pada nilai historis. Tingkat pengembalian saham dan tingkat pasar

merupakan perhitungan model CAPM menggunakan nilai historis,

sedangkan nilai historis tidak merefleksikan future.

b. Sensitivitas stock return dapan berubah-rubah sewaktu-waktu.

Jika saham perusahaan tidak diperdagangkan secara umum maka tidak ada

sumber informasi untuk menghitung biaya modalnya (sekalipun itu nilai

historis).

4. Biaya Modal

Tingkat Modal(E)= Total Ekuitas

Total Hutang dan Ekuitas×100 Cost of Capital(ℜ)=Laba Bersih setelah Pajak

Total Ekuitas ×100

6. Biaya Modal rata-rata tertimbang (Weighted-Average Cost of Capital)

Menurut Hampton dalam Tesis Nani Sutianingsih mengenai Biaya Modal

rata-rata tertimbang adalah:26

“The WACC is technique that measure required rate of return in term of the individual components of the firm’s capital structure. Teh cost of each debt component and the return of each equity component are separately identified

(48)

with a weighted value. By adding together each weighted componen, we can determine on overall required return.”

Investor dan debitur menginginkan oportunity cost yang minimal sama

dengan yang mereka terima dari investasi lain saat mereka berinvestasi pada

sebuah perusahaan. Oportunity cost merupakan biaya modal perusahaan yang

juga merupakan tingkat pengembalian yang minimum yang dapat dihasilkan

perusahaan dengan aset yang ada dan tetap memenuhi harapan dari para

pemberi modal.

Weighted average cost of capital dihitung dengan mengalikan masing-masing

komponen modal dengan biaya masing-masing komponennya. Adapun rumus

menghitung WACC adalah sebagai berikut:

WACC = (Kd x Wd) + (Ke x We)

Dimana:

Kd = Cost of Debt setelah pajak (%)

Wd = Persentase total hutang jangka panjang terhadap struktur modal Ke = Cost of Equity (%)

We = Persentase saham biasa dalam struktur modal

Terdapat juga rumus lain untuk menghitung Weighted average Cost of Capital

(WACC). Berikut cara penghitungannya:27

Tingkat Pajak(Tax)= Beban Pajak

Laba Bersih sebelum Pajak×100

WACC=[(D × rd) (1−tax)+

(

E ×

)

]

Re = Biaya Modal (Cost of Capital)

(49)

C. Review Studi Terdahulu

1. Taufikurrahman (2005) melakukan penelitian pada tesisnya dengan judul Model Analisis Profitabilitas Pembiayaan pada Bank Umum Syariah di

Indonesia menggunakan intergrasi konsep Activity Based Costing (ABC) dan

Economic Value Added (EVA). Pada penelitian ini digunakan 2 metode yang

diintegrasikan menjadi satu dimana ABC dan EVA digunakan untuk

menghitung tingkat profitabilitas produk pembiayaan pada Bank Umum

Syariah di Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada Bank Syariah “X” metode

ABC digunakan karena dapat menelusuri biaya overhead untuk mengukur

profitabilitas secara lebih akurat, namun ABC tidak mempertimbangkan

biaya modal (capital costing) dan hanya fokus pada biaya perusahaan. Oleh

karena itu diintegrasikan dengan metode EVA dimana metode ini merupakan

ukuran kinerja yang paling akurat dan dapat mencerminkan keadaan

perusahaan yang sebenarnya dan dapat mengkaitkannya dengan penciptaan

nilai tambah terhadap kekayaan pemilik modal. Integrasi dari dua metode ini

akan menghasilkan penilaian profitabilitas yang akurat. Penelitian ini

dilakukan agar metode ini dapat menjadi model alternatif dalam melakukan

analisa profitabilitas produk pembiayaan untuk suatu Bank Syariah. Hasil

dari penelitian ini menunjukkan bahwa produk pembiayaan Bank Umum

Syariah yang paling profitable dan memberikan nilai tambah (EVA) yang

terbesar adalah BBA (Ba’i Bitsamanin Ajil) karena memberikan keuntungan

(50)

2. Ali Usman (2007), Analisa Komparasi tingkat profitabilitas produk Penyaluran dana antara PT Bank Syariah Mandiri dengan Baitul Mal

Al-Falaah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan tingkat

profitabilitas pembiayaan murabahah, mudharabah, dan musyarakah antara

PT Bank Syariah Mandiri dan BMT Al-Falaah. Penelitian ini menggunakan

Independent sample T-test untuk mengetahui apakah komparasi pembiayaan

pada PT Bank Syariah Mandiri dan BMT Al-Falaah berbeda secara

signifikan. Hasil dari Penelitian ini adalah tidak ada perbedaan yang

signifikan pada tingkat profitabilitas pada tiga pembiayaan pada PT Bank

Syariah Mandiri dan BMT Al-Falaah selama periode April 2005 sampai

dengan November 2006.

3. Teddy Sumirat Bassar (2004), Analisa Perbandingan Kinerja Penghimpunan dana dan Penyaluran Dana Masyarakat pada PT. Bank Muamalat Indonesia

sebelum dan sesudah Kebijakan Perbankan 1998. Penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui pola penghimpunan dana dan penyaluran dana

Masyarakat pada PT. Bank Muamalat Indonesia sebelum dan sesudah

kebijakan perbankan 1998. Jenis penelitian yang digunakan adalah Casual

Comparative dimana peneliti mencoba untuk menemukan suatu sebab dari

Sesuatu yang sudah terjadi. Sedangkan teknik penelitian yang digunakan

adalah statistik analitik yaitu dengan mengggunakan uji beda dua rata-rata

(Uji t) dan melakukan pengujian Chow (Chow test) untuk membandingkan

(51)

menunjukkan bahwa kinerja penyaluran dan penghimpunan dana masyarakat

pada PT. Bank Muamalat Indonesia lebih baik setelah adanya kebijakan

perbankan 1998. Pola penghimpunan yang paling banyak digunakan adalah

deposito baik sebelum ataupun sesudah kebijakan perbankan 1998. Selain itu

diketahui kalau Indonesia sangat berhati-hati dalam penyaluran dananya

dilihat dari aspek likuiditas ataupun solvabilitas.

4. Muhammad Ilham Khairuddin (2007), Strategi Pembiayaan Murabahah dalam rangka meningkatkan jumlah pendapatan di BPRS Harta Insan

Karimah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan

pengamatan langsung di BPRS Harta Insan Karimah melalui wawancara dan

studi dokumen bank. Dari Hasil Penelitian ini diketahui bahwa BPRS Harta

Insan Karimah melakukan beberapa Strategi dalam pemberian pembiayaan

murabahah, diantaranya: Strategi pemasaran, Prosedur Pembiayaan

Murabahah, Proses Pembiayaan Murabahah, Pengawasan Pembiayaan

Murabahah. Dengan melakukan strategi-strategi tersebut BPRS Harta Insan

Karimah mengalami peningkatan pendapatan sebanyak 80% dari pendapatan

tahun sebelumnya.

5. Farida Ayu Avisena Nusantari (2011), Strategi BRI Syariah dalam Menganalisis Kelayakan Pembiayaan Mikro (Studi Kasus BRI Syariah

Cabang Pembantu Cipulir). Penelitian ini dilakukan pada BRI Syariah

Cabang Pembantu Cipulir dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil dari

(52)

Bank

Penghimpunan Dana Penyaluran Dana

PembiayaanMikro

Profitabilitas Pembiayaan Mikro Pembiayaan Korporasi

Keuntungan

Perbandingan Tingkat Profitabilitas Pembiayaan Mikro

Strategi Pembiayaan Mikro

Capacity, dan Syariah. Namun aspek pendukung lainnya seperti Capital,

Condition of Economy dan Collateral tetap dipertimbangkan. Untuk

mengukur Character BRI Syariah melakukan BI Checking, Trade Checking

dan pencarian informasi ke rekan kerja, pesaing atau pemilik usaha sejenis.

Untuk mengukur Capacity BRI Syariah meneliti mengenai pendidikan dan

penglaman usahanya. Dan untuk aspek syariah BRI Syariah menilai melalui

usaha yang akan dibiayai berada dalam koridor syariah.

(53)

METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif Deskriptif dan Penelitian

Kualitatif. Menurut Nawawi metode deskriptif yaitu metode-metode penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interprestasi yang rasional dan akurat. Dengan demikian penelitian ini akan menggambarkan fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta-fakta-fakta yang ada dan mencoba menganalisis kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh.

Sedangkan Penelitian Kualitatif adalah Penelitian yang mencoba memahami

fenomena dalam setting dan konteks naturalnya (bukan dalam laboratorium)

dimana peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi fenomena yang diamati.28

Penelitian Kualitatif juga merupakan Jenis pendekatan penelitian yang

menghasilkan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari fenomena yang

dikaji. Pada Skripsi ini digunakan 2 jenis Penelitian yaitu Penelitian Kuantitatif

(54)

Deskripif dan Penelitian Kualitatif karena ada 2 penelitian yang berbeda yang

saling berkaitan.

Penelitian Deskriptif digunakan untuk menganalisa Tingkat Profitabilitas

Pembiayaan Mikro dengan menggunakan Kajian Pustaka mengenai Economic

Value Added (EVA) sebagai indikator nilai Profitabilitas sebuah Produk yang

bersumber dari Manajemen Biaya. Selanjutnya untuk menghitung tingkat

profitabilitas Pembiayaan Mikro akan menggunakan Rumus EVA. Setelah

Diketahui Nilai EVA dari masing-masing produk maka hasil perbandingannya

digunakan sebagai dasar untuk mengetahui strategi yang digunakan

masing-masing Bank untuk meningkatkan Profitabilitas Pembiayaan Mikro.

Kemudian Penelitian Kualitatif digunakan untuk menganalisa Strategi yang

dilakukan oleh masing-masing Bank untuk meningkatkan Tingkat Profitabilitas

Pembiayaan Mikro. Jenis yang digunakan adalah Deskriptif Analitis yakni

penelitian yang menggambarkan suatu gejala data-data dan informasi yang

berdasarkan pada fakta-fakta yang diperoleh di lapangan.29

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis Data yang digunakan adalah Data Kuantitatif dan Data Kualitatif. Data

Kuantitatif digunakan untuk menganalisa fenomena yang terjadi pada objek

penelitian dengan menggunakan metode tertentu. Dan Data Kualitatif yang

(55)

menghasilkan Deskriptif dengan informasi dari orang yang terlibat langsung

dalam objek penelitian.30 Dan juga Kajian Kepustakaan lainnya.

Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Sekunder dan

Data Primer. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

peneliti dari sumber-sumber yang telah ada.31 Sedangkan Data Primer adalah data

yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari orang yang terlibat secara

langsung dalam objek penelitian.

Data Sekunder didapatkan dari Data-data Pembiayaan Mikro yang dimiliki

oleh Unit Mikro Bank berupa:

a. Laporan Keuangan Pembiayaan Mikro

b. Jumlah Pembiayaan yang disalurkan

c. Pendapatan Setelah pajak

d. Biaya Modal untuk Pembiayaan Mikro

Sedangkan Data Primer didapatkan dari manajer Unit Mikro Syariah Head

yang dianggap dapat memberikan informasi Prosedur, aspek-aspek penilaian

pembiayaan mikro oleh Bank dengan menggunakan Teknik Wawancara.

C. Teknik Pengumpulan Data 1. Studi Pustaka

Studi Pustaka yaitu pengumpulan data melalui Studi dari buku-buku literatur,

catatan, atau informasi dari pihak lain sehubungan dengan masalah yang

30 Lexy. J, Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, Cet II, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998) h. 3

(56)

dibahas. Teknik dilakukan dengan mengumpulkan data-data kuantitatif yang

akan diolah dan kemudian dilakukan penghitungan EVA produk dengan

melakukan penyesuaian dengan angka-angka akuntansi dalam laporan.

Penghitungan dimulai dengan menghitung nilai NOPAT, WACC, biaya modal

dan nilai akhir EVA. Kemudian menganalisa nilai akhir EVA dari objek

penelitian.

2. Dokumenter

Dokumenter adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan data-data

dokumentasi yang dimiliki PT. Bank BRISyariah. Baik berupa Laporan

Keuangan maupun Prospektus lembaga subjek Penelitian.

3. Wawancara

Wawancara adalah diskusi antara dua orang atau lebih dengan tujuan

tertentu.32 Teknik wawancara yaitu cara pengumpulan data dengan

mengajukan pertanyaan kepada pihak-pihak yang terkait. Teknik

pengumpulan data dengan wawancara ini dilakukan kepada Manajer Unit

Mikro Objek Penelitian untuk mengetahui Strategi yang digunakan oleh Bank

dalam rangka Meningkatkan Profitabilitas Pembiayaan Mikro.

D. Teknik Analisa Data

Metode Penelitian yang digunakan pada Penelitian ini terdapat 2 metode,

yaitu Metode Deskriptif Kuantitatif dan Metode Deskriptif Kualitatif. Untuk

metode deskriptif kuantitatif menggunakan teknik Studi Pustaka untuk

(57)

menemukan rumus Economic Value Added (EVA) sebagai salah satu cara untuk

menganalisa profitabilitas produk. Economic Value Added (EVA) digunakan untuk

mengetahui tingkat profitabilitas yang dimiliki oleh bank.

Economic Value Added (EVA) adalah salah satu rumus dalam Manajemen

Biaya untuk menentukan tingkat profitabiltas pada produk sebuah perusahaan.

Cara menghitung EVA dengan menggunakan rumus berikut:

Economic

Investment center’s after tax operating profit bisa disebut juga dengan NOPAT

(Net Operating Profit after Tax). Nilai NOPAT didapatkan dengan menggunakan

rumus berikut:

Penjualan bersih xxx

Biaya Operasi

xxx-Laba sebelum bungan dan pajak (EBIT) xxx

Pajak

xxx-Laba Operasi bersih setelah Pajak (NOPAT) xxx

(58)

modal bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan minimum yang harus dicapai suatu investasi.

Nilai EVA yang dihasilkan akan berupa nilai rupiah yang menunjukkan jumlah keuntungan asli Bank. Jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh bank mempengaruhi nilai EVA yang dihasilkan, oleh karena itu Nilai EVA yang dihasilkan selanjutnya akan dibuat persentase dengan jumlah pembiayaan yang disalurkan sehingga perubahan nilai tambah pada Pembiayaan akan terlihat.

Setelah nilai EVA yang dipersentasekan telah diketahui, maka langkah

selanjutnya adalah penelitian mengenai strategi apa yang dilakukan oleh bank

untuk mempertahankan nilai profitabilitas pembiayaan mikro yang dimiliki. Untuk

itu, digunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik analisa

wawancara. Wawancara akan dilakukan dengan Unit Micro Head Bank, sehingga

wawancara akan menghasilkan strategi yang dilakukan oleh bank.

Teknik wawancara yang dilakukan merupakan wawancara personal.

wawancara personal diartikan sebagai wawancara langsung antar orang, yaitu

antara peneliti (pewanwancara) dengan responden (yang diwawancarai), yang

diarahkan oleh pewawancara untuk tujuan memperoleh informasi yang relevan.33

Langkah yang dilakukan dalam teknik wawancara adalah dengan menyajikan

data berupa gambaran secara keseluruhan tentang analisa pembiayaan mikro

didukung dengan data-data dan literatur yang berkaitan. Setelah itu

(59)

menggabungkan informasi yang diperoleh dari pihak divisi mikro dan menarik

kesimpulan dan mengkaji tiap aspek penilaian. Dan hasil dari penguraian data

serta informasi dari pihak internal kemudian diolah, diteliti dan dianalisa sehingga

menjadi sebuah kesimpulan dengan teknik menguraikan pengertian dan

penggunaanya dalam penelitian yang dilakukan.

Sedangkan untuk teknik penulisan, penulis berpedoman pada buku pedoman

Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(60)

Perhitungan EVA untuk Pembiayaan Mikro pada PT. Bank BRISyariah merupakan sesuatu yang jarang dilakukan karena perhitungan EVA cenderung digunakan untuk menilai kinerja Perusahaan bukan untuk menghitung Kinerja Produk. Namun perhitungan EVA merupakan perhitungan kinerja yang memungkinkan untuk berbagai segmen termasuk dengan kinerja produk.

Dalam perhitungan kinerja produk menggunakan EVA terdapat beberapa penyesuaian dari perhitungan EVA untuk kinerja Perusahaan. Dalam rangkaian perhitungan EVA komponen yang harus diketahui adalah NOPAT, Capital, WACC (Weighted average Cost of Capital). Berikut perhitungan dari:

1. NOPAT (Net Operating Profit after Tax)

Net Operating Profit after Tax (NOPAT) atau nilai laba bersih setelah Pajak dapat dilihat pada Laporan Laba Rugi Perusahaan, tapi karena NOPAT yang digunakan untuk penelitian ini merupakan NOPAT untuk Pembiayaan Mikro pada NOPAT dilihat dari laporan LOB Pembiayaan Mikro PT. Bank BRISyariah. Hasil Perhitungan NOPAT Pembiayaan Mikro pada Bank BRI Syariah sebesar Rp.519.191.805.235,- atau jika dalan jutaan rupiah sebesar 519.191. Perhitungan selanjutnya akan menggunakan satuan jutaan rupiah untuk mempermudah penghitungan. Tabel berikut berisi perhitungan nilai NOPAT:

Gambar

Tabel 1.1 Tabel Jumlah UMKM Indonesia beserta perkembangannya dari tahun 2009-
Tabel 1.2Tabel Pembiayaan Mikro pada BUS dan UUS pada tahun 2009-2015 dalam
Tabel 1.3Tabel nilai NPF Pembiayaan 12 Bank Umum Syariah di Indonesia
Tabel 1.4Tabel kesulitan yang dihadapi Usaha Mikro
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah

Lingkungan kerja tidak mampu memoderasi pengaruh locus of control pada kinerja analis kredit PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Utama Denpasar. Hal ini dikarenakan

Bahwa faktor resiko terbesar pada kejadian ibu hamil resiko tinggi adalah dengan riwayat infertilitas sekunder hamil ke-2 &gt; 5 tahun yang berhubungan dengan

Kewajiban berdakwah sudahi melekat kepada sretiap orang yang memegang agama Islam. Orang yang berdakwah bisa menyebarkan dakwahnya sesuai dengani

histolitica, T.saginata, T.solium, Sparganum, D.latum SL 2 PBL 3 Ujian SL Praktikum Parasit Kelompok D PBL 2 Mandiri Mandiri Bedah Perforasi saluran cerna, hernia

Jika persepsi Wajib Pajak terhadap pelaksanaan Sensus Pajak Nasional positif, maka dapat mempengaruhi perilaku mereka dalam melapor dan membayar pajak, sehingga

(3) Perubahan atau pergeseran rincian anggaran belanja untuk penyelesaian kegiatan-kegiatan dalam rangka pembangunan infrastruktur serta rehabilitasi dan rekonstruksi

Lalu ia duduk di hadapan Nabi a dan menyandarkan lututnya pada lutut Nabi a dan meletakkan tangannya di atas paha Nabi a, lalu ia berkata, “Wahai Muhammad,