PEMBIAYAAN MIKRO PADA PT. BANK BRISYARIAH
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
SUCI HANIFA NIM 1111046100021
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015 M/1436 H
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh: SUCI HANIFA NIM 1111046100021
Pembimbing
M. Nur Rianto Al Arif, S.E., M.Si NIP. 198110132008011006
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015 M/1436 H
Skripsi yang berjudul Analisa Tingkat Profitabilitas dan Strategi Penyaluran Pembiayaan Mikro Pada PT. Bank BRISyariah telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syariaf Hidayatullah Jakarta pada tanggal... Skripsi ini telah diterima sebagai alah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamlat (Ekonomi Islam).
Jakarta, ...2015 Mengesahkan
Dekas Fakultas Syariah dan Hukum
Asep Saepuddin Jahar, MA., Ph.D NIP. 196912161996031001
PANITIA UJIAN MUNAQOSYAH
Ketua : AM. Hasan Ali, MA (...) NIP.197512012005011005
Sekretaris : Abdurrauf, M.A (...) NIP. 197312152005011002
Pembimbing : M. Nur Rianto Al Arif, S.E., M.Si (...) NIP.198110132008011006
Penguji I : ... (...) NIP.
Penguji II : ... (...) NIP.
SWT. Berkat kehendak dan kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi terakhir yang juga menjadi Suri Tauladan bagi ummatnya, Nabi Muhammad SAW.
Dalam penulisan Skripsi ini penulis banyak mendapatkan hambatan dan cobaan yang harus penulis hadapi dengan ikhtiar dan tawakal. Alhamdulillah atas berkat do’a orang tua, keluarga, sahabat dan teman-teman yang selalu memberi motivasi dan inspirasi.
Karena itu pula dari lubuk hati yang dalam penulis mengucapkan rasa terimakasih yang tulus kepada segenap pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Diantaranya adalah:
1. Bapak Asep Saepuddin Jahar, MA., Ph.D selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ketua Program Studi Muamalat, AM. Hasan Ali, MA dan Sekretaris Program Studi, Bapak Abdurrauf M.A.
3. Bapak Ah. Azharudin Lathif, M.Ag., MH sebagai Dosen pembimbing Akademik yang senantiasa memberikan nasihat dan motivasi Penulis selama Perkuliahan.
memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi untuk menyelesaikan Skripsi ini, serta terimakasih atas ilmu dan pembelajaran hidup selama ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang senantiasa memberikan dan mengajarkan ilmunya selama masa perkuliahan.
6. Segenap Staff Akademik dan Staff Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum dan Program Studi Muamalat (Hukum Ekonomi Islam).
7. Bapak Puji, Bapak Moko dan Bapak Irwan dari Micro Business Group (MBG) BRI Syariah atas segala bantuannya.
8. Kedua Orang tua tercinta Jaja Wiharja dan Euis Lisnawati yang senantiasa Mendo’akan, memberikan nasihat dan semangat sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.
9. Kakak-kakak ku tersayang Hilma Nurlatifah Fajriah, Pupun Tursina, dan Siti Alfi Ubaidillah serta adikku tercinta Ibnu Hibban Abdul Jabbar yang selalu mendukung penulis untuk menyelesaikan Skripsi. Keponakkanku Muhammad Badar Solahuddin dan Aida Fakhira Syakilla yang selalu menghibur Penulis. 10. Teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah A 2011 yang selalu menemani
hingga menyelesaikan Skripsi, terimakasih karena telah menjadi keluarga kedua di masa perkuliahan ini. Serta sahabat-sahabatku Elis Sri Ramdani, Hayatin Nupus, dan Fitriyani Latifah yang selalu mendukung penulis.
12. Dan temen-teman ideologis C.O.I.N.S (Center for Islamic Economics Studies) yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasi selama perkuliahan. Akhirnya penulis mengucapkan banyak terimaksih kepada temen-teman yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas semua bantuan dan masukan kepada penulis. Semoga Allah SWT Mencatat dan membalas kebaikan yang dilakukan denganbalsann yang terbaik dan senantiasa mengalir kemanfaatannya. Amiin ya rabbal ‘alamiin.
Ciputat, September 2014
Suci Hanifa
SUCI HANIFA, NIM 1111046100021, Analisa Tingkat Profitabilitas dan Strategi Penyaluran Pembiayaan Mikro pada PT. Bank BRISyariah, Strata Satu (S1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015.
Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank BRISyariah dengan tujuan untuk mengetahui tingkat Profitabilitas Pembiayaan Mikro dan Strategi yang dilakukan oleh PT. Bank BRISyariah untuk menyalurkan dana Pembiayaan Mikro pada Nasabah serta mempertahankan Jumlah Pembiayaan Mikro yang disalurkan.
Metode Penelitian yang digunakan untuk menghitung Profitabilitas Pembiayaan Mikro adalah dengan menggunakan Economic Value Added (EVA).
Economic Value Added (EVA) tidak hanya digunakan untuk menghitung kinerja perusahaan tapi dapat juga digunakan untuk menghitung kinerja berbagai segmen termasuk produk. Untuk Penelitian Strategi Penyaluran Pembiayaan Mikro metode penelitian yang digunakan menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil Wawancara langsung dengan pihak PT. Bank BRISyariah.
Hasil Penelitian Profitabilitas Pembiayaan Mikro menggunakan EVA menunjukkan bahwa Pembiayaan Mikro PT. Bank BRISyariah pada tahun 2014 memiliki nilai EVA yang Positif dan ini menunjukkan bahwa Pembiayaan Mikro memiliki nilai tambah yang baik. Sedangkan untuk Strategi Penyaluran Pembiayaan BRI Syariah memberikan 30% dari aset yang dimiliki untuk Pembiayaan Mikro. Bank juga hanya memilih usaha yang memiliki omset harian agar tetap stabil dan mematuhi setiap SOP (Standard Operating Procedure) yang telah ditentukan oleh Perusahaan.
Kata Kunci : Profitabilitas, Economic Value Added (EVA), Strategi Penyaluran, Pembiayaan Mikro
and Law, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta 2015.
This research was done in PT. Bank BRISyariah in order to find out the level of Microfinance Profitability and the strategy applied by PT. Bank BRISyariah in transferring Micro Financing to costumers and maintain the ammount if Micro Financing Transferred as well.
The Method Applied to calculate Profitability of Micro Financing was by applying Economic Value Added (EVA), EVA is not only used to calculate the company’s Performance but also used to calculate the performance in several segments including its product. The method used in the research of Distribution Strategy of Micro Finance was by applying primer data derived from direct interview with PT. Bank BRISyariah staffs.
The Research result of Profitability of Micro Financing using EVA shows that the Micro Financing of PT. Bank BRISyariah in 2014 achieved Positive Value. While the Strategy of Financing Distribution in PT. Bank BRISyariah spent 30% of their assets on Micro Financing. The Bank also picked business which only possesing daily turnover to keep it stable and business that obeyed the SOP (Standard Operating Procedure) which has been determined by the Company.
Keywords: Profitability, Economic Value Added (EVA), Distribution Strategy, Micro Financing
LEMBAR PENGESAHAN... ii
B. Pengukuran Laba dan Profitabilitas... 21
1. Laba dan Profitabilitas... 21
2. Pengukuran Laba dan Profitabilitas... 23
3. Pengukuran Economic Value Added (EVA) ... 24
4. Perhitungan Economic Value Added (EVA) ... 26
C. Review Studi Terdahulu... 38
D. Kerangka Konseptual... 41
BAB III METODE PENELITIAN... 42
A. Ruang Lingkup Penelitian... 42
B. Jenis dan Sumber Data... 43
C. Teknik Pengumpulan Data... 44
D. Teknik Analisa Data... 45
BAB IV PEMBAHASAN... 49
A. Perhitungan Economic Value Added... 49
1. NOPAT... 49
2. Capital... 50
3. WACC... 53
4. Nilai EVA (Economic Value Added)... 57
B. Proses Penyaluran Pembiayaan Mikro... 58
Tabel 1.1 Tabel Jumlah UMKM Indonesia beserta perkembangannya dari
tahun 2009-2012... 2
Tabel 1.2 Tabel Pembiayaan Mikro pada BUS dan UUS pada tahun 2009-2015 dalam Miliar Rupiah... 4
Tabel 1.3 Tabel nilai NPF Pembiayaan 12 Bank Umum Syariah di Indonesia... 5
Tabel 1.4 Tabel kesulitan yang dihadapi Usaha Mikro... 6
Tabel 4.1 Tabel Nilai NOPAT Pembiayaan Mikro Bank BRI Syariah... 50
Tabel 4.2 Nilai Invested Capital Pembiayaan Mikro BRI Syariah... 52
Tabel 4.3 Tabel perhitungan Tingkat Hutang, Tingkat Modal dan Tax pada Bank BRI Syariah... 56
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Proses Pemberian Pembiayaan... 20
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk industri UMKM
(Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Dikarenakan jumlah penduduk yang sangat
banyak dan juga jumlah penduduk yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Dari
tahun ke tahun jumlah UMKM terus meningkat pada tahun 2009 jumlah UMKM
di Indonesia sebesar 52.764.403 unit sedangkan pada tahun 2012 sebesar
56.534.592 unit. Namun tingkat pertumbuhan jumlah UMKM di Indonesia
memang tidak meningkat setiap tahun meskipun begitu pertumbuhan jumlah
UMKM di Indonesia berdampak bagus terhadap kemakmuran penduduk
Indonesia karena Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh industri UMKM
meningkat.
Industri UMKM juga berpengaruh terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
Indonesia. Bahkan dengan meningkatnya jumlah UMKM di Indonesia nilai
sumbangan untuk PDB UMKM Indonesia meningkat setiap tahun. Dapat dilihat
pada tabel 1.1 Jumlah sumbangan PDB UMKM pada tahun 2009 sebesar 1.212
triliun rupiah sedangkan pada tahun 2012 sumbangan PDB untuk UMKM
Tabel 1.1
Untuk mendukung industri UMKM tersebut, saat ini banyak Lembaga
Keuangan Mikro (LKM) yang memberikan dana untuk membantu pertumbuhan
UMKM tersebut. Selain Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Industri Perbankan
juga membantu memberikan dana untuk peningkatan Industri UMKM dengan
adanya Pembiayaan Mikro.
Pembiayaan Mikro pada Industri Perbankan dilaksanakan oleh Bank
Konvensional dan Bank Syariah. Untuk Bank Syariah sendiri pembiayaan Mikro
merupakan satu hal yang penting mengingat tujuan dari Perbankan Syariah
sendiri adalah terwujudnya fungsi perbankan syariah yang kaffah dan dapat
melayani seluruh segmen masyarakat. Untuk pembiayaan mikro Bank Syariah
secara umum juga mengalami peningkatan pada tahun 2009 jumlah dana yang
dikeluarkan sebesar Rp. 35.799 Miliar rupiah sedangkan pada tahun 2012 dana
pembiayaan mikro oleh bank umum syariah sebesar Rp. 90.860 Miliar rupiah.
Peningkatan pada jumlah Pembiayaan Mikro yang disalurkan oleh Bank Syariah
dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan oleh
beberapa Bank Syariah.
kisaran angka 2,1%, dengan Repayment Rate (tingkat kelancaran pembayaran angsuran) masih diangka 96,4%.1
Pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah memiliki pertumbuhan yang bagus setiap tahunnya, dimana pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 2%. Hal ini mempengaruhi Jumlah Pembiayaan Mikro yang diberikan oleh Perbankan.
Tabel 1.2
Tabel Pembiayaan Mikro pada BUS dan UUS pada tahun 2009-2015 dalam Miliar Rupiah
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015*
Total Pembiayaan UMKM
35.799 52.570 71.810 90.860 110.086 59.806 57.780 Pembiayaan
Tidak Lancar 1.611 1.824 2.140 2.060 2.879 3.875 4.434 Persentase
(%) 4,5 3,47 2,98 2,27 2,62 6,48 7,67
*Februari 2015
Sumber: Statistik Perbankan Syariah Februari 2015, diolah
Pada tahun 2014 dan 2015 total pembiayaan menurun dikarenakan beberapa banak memilki tingkat pembiayaan tidak lancar yang cukup tinggi sehingga dihentikan proses pencairan pembiayaan mikro yang disalurkan. Dari beberapa bank tersebut yang memiliki nilai tingkat persentase pembiayaan yang stabil
adalah Bank BRI Syaraih dan BNI Syariah. Tabel 1.3 memperlihatkan Jumlah pembiayaan dan nilai NPF Pembiayaan Mikro pada Bank Umum Syariah.
Tabel 1.3
Tabel nilai NPF Pembiayaan 12 Bank Umum Syariah di Indonesia
No
3 Bank BNI Syariah 878 - 950 2,21
4 Bank Mega Syariah 3.200 - 2.680 5,64
5 Bank BRI Syariah 3.070 2,93 3.210 2,5
6 Bank Panin Syariah - - -
-11 Bank Bukopin Syariah 2.690 - 2.820
-12 Bank BTPN Syariah - - -
-Sumber: Laporan Tahunan Bank, diolah
Meskipun Usaha Mikro punya peran yang sangat penting bagi ekonomi rakyat Indonesia saat ini banyak sekali kendala yang dihadapi oleh Usaha Mikro. Menurut Ismawan dalam penelitiannya, Usaha Mikro secara jelas banyak persoalan yang dihadapi oleh ekonomi usaha kecil (mikro) diataranya2:
Tabel 1.4
Tabel kesulitan yang dihadapi Usaha Mikro
No Jenis Kesulitan Indeks
1 Kesulitan Modal 34,55%
2 Pengadaan Bahan Baku 20,14%
3 Pemasaran 31,70%
4 Kesulitan Lainnya 13,6%
Sumber: Data BPS Terolah dalam Ismawan 2003
Dengan Begitu Ketersediaan dana sebagai bantuan modal Usaha Mikro merupakan bantuan yang sangat berarti untuk Usaha Mikro. Kemudian Bank Syariah sebagai lembaga intermediasi antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana merupakan lembaga yang tepat yang dapat membantu persoalan permodalan yang dihadapi oleh Usaha Mikro melalui pembiayaan mikro yang saat ini banyak dimiliki oleh Bank Umum Syariah.
Pembiayaan Mikro dimaksudkan untuk menyediakan solusi berbasis pasar untuk salah satu masalah yang paling rumit yaitu mengintegrasikan golongan miskin ke dalam perekonomian. Karena bank-bank Islam mempunyai moral dan tanggung jawab sosial dalam perekonomian rakyat maka pembiayaan mikro merupakan salah satu solusi yang diberikan oleh Bank Syariah.
Bank Umum Syariah juga mendapatkan bagi hasil dan keuntungan dari pembiayaan yang diberikan pada Usaha Mikro. Bahkan tingkat margin pada pembiayaan mikro sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pembiayaan lainnya. Hal ini dikarenakan risiko yang ditanggung oleh bank dengan memberikan pembiayaan mikro cukup tinggi.
Meskipun begitu untuk pembiayaan kepada usaha kecil, menengah dan koperasi. Bank dapat memintakan jaminan dari lembaga penjamin, misalnya PT Askrindo dan PT Jamkindo sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi lembaga tersebut.3 Untuk mengurangi tingkat risiko yang akan ditanggung oleh bank.
Selain penjaminan dari beberapa perusahaan tersebut masih banyak strategi lain yang dilakukan oleh bank untuk meminimalisir risiko pembiayaan mikro.
Selain membantu kelangsungan Usaha Mikro bank sebagai perusahaan jasa, mengharapkan laba dari setiap produk yang diberikan. Tidak hanya bank konvensional yang dapat memberikan pembiayaan mikro saat ini Perbankan Syariah sudah dapat bersaing dengan pasar konvensional namun belum cukup kuat. Masih banyak masyarakat yang melihat sebuah bank dan menggunakan produk sebuah bank dari kinerja perbankan dan kenyamanan pelayanan.
Tugas sebuah Bank Syariah untuk menjaga kinerja perbankan salah satunya Profitabilitas. Oleh karena itu perlu diketahui tingkat profitabilitas sebuah produk pada Bank agar tingkat kesehatan dan Profitabilitas Bank tetap terjaga.
Profitabilitas dihitung dengan menghitung laba yang dihasilkan baik oleh sebuah produk maupun sebuah perusahaan.
Untuk mencapai tingkat Profitabilitas yang baik, bank harus melakukan beberapa langkah, salah satunya adalah menggunakan strategi yang baik dalam pemberian pembiayaan mikro. Setiap Bank akan memiliki strategi yang berbeda untuk mempertahankan tingkat profitabilitas dari pembiayaan mikro.
Dengan demikian, berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai Pembiayaan Mikro dengan Judul “Analisa Tingkat Profitabilitas dan Strategi penyaluran Pembiayaan Mikro pada PT. Bank BRISyariah.”
B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah
Dalam Latar Belakang diatas disebutkan bahwa Jumlah Pembiayaan Mikro
yang disalurkan oleh Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syaraih meingkat
setiap tahun kecuali pada tahun 2014 dan tahun 2015. Jumlah Pembiayaan yang
disalurkan mengalami penurunan yang drastis dari 110.086 miliar rupiah pada
tahun 2013 menjadi 59.806 pada tahun 2014.
Pembiayaan tidak lancar pada tahun 2013 berjumlah 2.879 miliar rupiah
kemudian dengan jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan menurun, jumlah
pembiayaan tidak lancar pada tahun yang sama mengalami peningkatan menjadi
3.875 miliar rupiah.
Hal ini menjadi sebuah pertanyaan besar mengapa Pembiayaan tidak lancar
teori bahwa ketika jumlah pembiayaan yang disalurkan meningkat maka tingkat
keuntungan juga akan meningkat. Dan sebaliknya ketika jumlah pembiayaan
yang disalurkan menurun maka tingkat keuntungan juga akan menurun.
Jumlah Pembiayaan yang disalurkan secara umum akan mempengaruhi
jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh bank-bank umum syariah secara
parsial. Maka, ketika jumlah pembiayaan yang disalurkan menurun secara
agregat akan menyebabkan penurunan pada jumlah pembiayaan yang disalurkan
secara parsial. Hal ini dikarenakan jumlah profit yang dihasilkan akan menurun
sejalan dengan penurunan jumlah pembiayaan yang disalurkan.
Pada tahun 2014 tersebut terdapat beberapa Bank Umum Syariah yang tetap
menyalurkan pembiayaan mikro bahkan cenderung meningkatkan jumlah
pembiayaan mikro yang disalurkan meskipun jumlah pembiayaan yang
disalurkan secara agregat menurun. Banyak faktor yang mengakibatkan
terjadinya penurunan jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan oleh bank
umum syariah di Indonesia, dan juga akibat yang ditimbulkan oleh penurunan
jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan oleh Bank Umum Syariah.
Salah satu alasan bank-bank umum syariah mengalami penurunan jumlah
pembiayaan mikro yang disalurkan adalah karena penurunan jumlah pembiayaan
mikro tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa bank umum syariah yang
memiliki nilai NPF tinggi untuk pembiayaan Mikro sehingga Penyaluran
Pembiayaan Mikro pada Bank Umum Syariah tersebut ditahan sampai dengan
jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan adalah berkurangnya profit dari
pembiayaan mikro yang disalurkan. Sementara beberapa bank tetap memiliki
performa yang baik disaat jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan menurun.
Untuk membatasi masalah, peneliti hanya meneliti mengenai bagaimana
tingkat profitabilitas bank yang tetap menyalurkan pembiayaan mikro meskipun
jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan saat ini mengalami penurunan dan
bagaimana strategi bank tersebut tetap mempertahankan performanya dalam
penyaluran pembiayaan mikro.
Bank Umum Syariah yang tetap stabil memberikan Pembiayaan Mikro
disaat Jumlah Pembiayaan Mikro secara agregat menurun salah satunya adalah
Bank BRISyariah. Bank BRISyariah merupakan Bank yang tetap konsisten
memberikan Pembiayaan Mikro oleh karena itu Bank BRISyariah peneliti pilih
sebagai objek penelitian.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Tingkat Profitabilitas Pembiayaan Mikro pada Bank BRI Syariah menggunakan Economic Value Added (EVA)?
2. Bagaimana Strategi Penyaluran Pembiayaan Mikro yang dilakukan oleh PT. Bank BRISyariah?
Berdasarkan Rumusan Masalah di atas maka, tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk menganalisa tingkat Profitabilitas Pembiayaan Mikro pada Bank BRI Syariah dengan menggunakan Economic Value Added (EVA).
b. Untuk menganalisa perbedaan Strategi yang digunakan pada Penyaluran Pembiayaan Mikro pada PT. Bank BRI Syariah.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Sebagai Tolak ukur akan kemampuan diri dalam menerapkan ilmu yang
telah didapatkan mengenai Bank Syariah selama di Universitas.
b. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan dan memperdalam ilmu pengetahuan mengenai
Pembiayaan mikro pada Bank Syariah yang diterima selama masa
perkuliahan agar dapat diterapkan saat terjun pada dunia kerja.
c. Bagi Akademisi
Sebagai bahan pertimbangan sejauh mana kurikulum atau program yang
telah diterapkan pada pembiayaan mikro pada Bank Syariah mempunyai
relevansi dengan kebutuhan nantinya.
d. Bagi Perusahaan
Memberikan informasi tentang tingkat Profitabilitas pembiayaan mikro
pada Bank Syariah dan dapat dijadikan pertimbangan untuk menentukan
e. Bagi Masyarakat
Membantu masyarakat untuk lebih memahami bagaimana tingkat
keuntungan pada Pembiayaan Mikro dihasilkan, serta memberikan
gambaran dan wawasan tentang fakta yang terjadi di lapangan tentang
E. Sistematika Penulisan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab dengan beberapa sub
bab. Agar mendapat arah dan gambaran yang jelas mengenai hal tertulis, berikut
ini sistematika penulisannya secara lengkap:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan
dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, penelitian terdahulu dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tinjauan pustaka terhadap hal-hal yang akan dibahas,
yang berisikan teori-teori mengenai konsep pemberian Pembiayaan
Mikro dan karakteristik pembiayaan Mikro pada bank Umum Syariah
dan konsep pengelolaannya serta Pengukuran Laba/Profitabilitas
menggunakan Economic Value Added (EVA) untuk menghitung
tingkat Profitabilitas Pembiayaan Mikro. BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang sumber-sumber data dan analisisnya
untuk menjawab permasalahan yang ada menggunakan metode
penelitian yang sesuai
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi perhitungan data-data yang diperoleh dalam penelitian
terhadap hasil yang didapat guna mendapatkan kesimpulan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil
penelitian serta menghasilkan saran dan rekomendasi yang sesuai
LANDASAN TEORI
A. Pembiayaan Mikro
1. Pengertian Pembiayaan Mikro
Secara etimologi pembiayaan berasal dari kata biaya, yaitu membiayai kebutuhan usaha.4 Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah No. 06/per/M.KUKM/I/2007 tentang petunjuk teknis program pembiayaan produktif koperasi dan Usaha Mikro pola syariah bahwa pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya yang mewajibkan penerimaan pembiayaan itu untuk melunasi pokok pembiayaan yang diterima kepada pihak koperasi sesuai akad dengan pembayaran sejumlah bagian hasil dari pendapatan atau laba dari kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana pembiayaan tersebut.
Menurut Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) Usaha Mikro adalah usaha yang memiliki kurang dari 5 orang tenaga kerja. Tujuan Usaha Mikro Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam pasal 3 disebutkan bahwa Usaha Mikro bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan ekonomi yang berkeadilan.
Pemberdayaan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan upaya yang ditempuh pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan. Menurut Rudjito Usaha Mikro adalah usaha yang dimiliki dan dijalankan oleh penduduk miskin atau mendekati miskin.5 Usaha
Mikro sering disebut dengan usaha rumah tangga. Besarnya Pembiayaan yang dapat diterima oleh usaha adalah Rp 50 juta. Usaha Mikro adalah usaha produktif secara individu atau tergabung dalam koperasi dengan hasil penjualan Rp 100 juta. Maka Pembiayaan Mikro adalah pembiayaan yang diberikan untuk pengembangan Usaha Mikro.
Pembiayaan berdasarka Prissip Syariah didefinisikan sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persutujuan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak lain yang mewajibkan pihakn yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. 6 Menurut Muhammad, terdapat
beberapa fungsi dari pembiayaan yang diberikan oleh ban Syariah kepada Masyarakat, diantaranya untuk:
1. Meningkatkan daya guna uang, artinya dengan adanya para penabung yang menempatkan dananya di bank yang kemudian disalurkan kembali
5
Pengertian UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah), artikel diakses pada 3 maret 2015 dari http://abstraksiekonomi.blogspot.com/oleh bank untuk pembiayaan nasabah, maka hal ini meningkatkan daya produktivitas uang.
2. Meningkatkan peredaran uang, artinya pembiayaan yang disalurkan melalui rekening koran pengusaha menciptakan peredaran uang giral dan sejenisnya.
3. Stabilitas ekonomi, dalam arti untuk menjaga kestabilan ekonomi pembiayaan diberikan agar usaha-usaha yang dilakukan untuk mengendalikan inflasi, peningktan ekspor, rehabilitasi prasarana dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat.7
Pembiayaan Mikro pada Bank Syariah dapat dilakukan dengan beberapa akad diantaranya:8
1. Pembiayaan atas transaksi bagi Hasil (Profit Sharing)
a. Pembiayaan atas dasar akad Al-Musyarakah adalah transaksi penanaman dana dari dua atau lebih pemilik dana dan atau barang untuk menjalankan usaha tertentu sesuai syariah dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang disepakati, sedangkan pembagian kerugian berdasarkan proporsi modal masing-masing.
b. Pembiayaan atas dasar akad Al-Mudharabah adalah transaksi penanaman dana dari Shahibul Maal (Pemilik dana) kepada Mudharib 7 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN, 2005), hal. 17
(Pengelola dana) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu dengan pembagian hasil usaha berdasarkan pada nisbah bagi hasil yang telah disepakati sebelumnya.
2. Transaksi Jual Beli (Sale and Purchase)
a. Pembiayaan atas dasar Al-Murabahah adalah transaksi jual beli suatu barang sebesar harga perolehan barang ditambah dengan Margin yang disepakati oleh kedua belah pihak, dimana penjual memberitahukan harga perolehan barang.
b. Pembiayaan atas dasar akad Bai As-Salam adalah Transaksi jual beli barang dengan cara pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dengan pembayaran tunai terlebih dahulu secara penuh.
c. Pembiayaan atas dasar akad Istishna adalah transaksi jual beli dalam bentuk pemesanan barang dengan kriteria tertentu yang disepakati dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan.
3. Pembiayaan atas transaksi sewa-menyewa
a. Pembiayaan atas dasar akad Al-Ijarah adalah transaksi sewa menyewa atas suatu barang dan jasa antara pemilik objek sewa termasuk kepemilikan hak pakai atas objek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakan.
untuk mendapatkan imbalan atas apa yang disewakan dengan opsi perpindahan kepemilikan objek sewa.
4. Pembiayaan atas dasar akad Al-Qardh adalah transaksi pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.
2. Proses Pembiayaan Mikro
Dalam Proses Pembiayaan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Strategi Pemasaran
Pemasaran menurut Kotler dan AB Susanto adalah suatu proses sosial dan
manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan
keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu
yang bernilai satu sama lain.9 Sedangkan menurut Nurrianto Al-Arif
Pemasaran adalah suatu proses sosial yang merancang dan menawarkan
sesuatu yang menjadi kebutuhan dan keinginan dari pelanggan dalam rangka
memberikan kepuasan optimal kepada pelanggan.10 Dalam Pemasaran perlu
dibuat sebuah perencanaan strategik untuk mempermudah aktivitas
pemasaran yang dilakukan. Untuk melaksanakan perencanaan strategik
diperlukan beberapa langkah yang harus dilakukan, diantaranya:
a. Menetapkan Visi dan Misi
9 Philip Kotler, Marketing Mangement, (New Jersey: Prentince Hall, 2000) h. 8
b. Menetapkan Tujuan dan Sasaran Perusahaan
c. Merancang Portofolio Bisnis11
Sedangkan untuk Strategi Pemasaran Bank, setidaknya ada lima strategi pemasaran yang dapat dilakukan, yaitu:
a. Strategi Penetrasi Pasar
b. Strategi Pengembangan Produk
c. Strategi Pengembangan Pasar
d. Strategi Integrasi12
Setelah menentukan Strategi yang akan digunakan oleh Bank maka perlu dilakukan perumusan Strategi Pemasaran dengan menentukan hal-hal berikut:
a. Segmentasi Pasar
b. Penentuan Pasar Sasaran
c. Penentuan Posisi Pasar
Kemudian perlu juga dibuat Bauran Pemasaran (Marketing Mix) yang akan mengkombinasikan 4P yaitu Produk (Product), tempat yang dalam hal ini lebih difokuskan pada distribusinya (Place), promosi (Promotion), dan penentuan harga (Price).13
2. Proses Pemberian Pembiayaan
11 M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, h.64 12 M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, h.78-81
Secara Sederhana Proses Pemberian Pembiayaan dapat dilihat pada bagan
berikut:
a. Proses Pengumpulan Informasi dan Verifikasi
Fasilitas Pembiayaan dimulai dengan pengajuan permohonan dari
nasabah, kemudian Bank mengumpukan informasi dan dokumentasi
mengenai nasabah dan melakukan verifikasi data, untuk
memastikannya bank dapat menggunakan On the Spot Checking
(OTS), Bank Checking, dan Trade Checking atau personal checking.
b. Analisa Persetujuan Pembiayaan
Pada analisa Persetujuan Pembiayaan dapat dilakukan dengan
melakukan Analisa Kualitatif, Analisa Kuantitatif, dan Analisa
Jaminan untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai nasabah dan
aktivitas usahanya. Pada Analisa Kualitatif ada beberapa aspek yang
dianalisis yaitu: aspek manajemen, aspek produksi, aspek pemasaran,
aspek legal, dan kondisi perekonomian Negara.
Gambar 1.1
Sedangkan untuk Analisa Kuantitatif aspek yang dianalisis adalah
Neraca, Laporan Laba/Rugi, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana.
Dan untuk analisa jaminan dilakukan pada jaminan yang dimiliki oleh
nasabah dengan pertimbangan-pertimbangan khusus.
c. Administrasi dan Pembukuan Pembiayaan
Administrasi dan Pembukuan Pembiayaan dilakukan ketika
pembiayaan telah disetujui, dengan melakukan beberapa proses yaitu:
Surat Pemberitahuan Keputusan Pembiayaan, Perjanjian Pembiayaan,
Pengikatan Agunan, Penutupan Asuransi, dan Disbursement.
d. Pemantauan Pembiayaan
Pemantauan pembiayaan merupakan satu hal yang sangat penting agar
pembiayaan yang diberikan tetap lancar. Pemantauan pembiayaan ini
dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: On desk, On Site,
Antisipasi Dini (early warning signal), dan annual Review
Pembiayaan.
e. Pelunasan dan Penyelamatan Pembiayaan
Tahap akhir dari sebuah pembiayaan adalah pelunasan pembiayaan.
Namun adakalanya pada saat jatuh tempo nasabah tidak dapat
memenuhi pelunaasn pembiayaan. Maka perlu dilakukan
penyelamatan pembiayaan, penyelamatan pembiayaan adalah upaya
bank yang dilakukan terhadap nasabah pembiayaan bermasalah yang
membayar untuk meminimalkan kemungkinan timbulnya kerugian
bank dan menyelamatkan kembali pembiayaan yang telah diberikan.
Penyelamatan pembiayaan dapat dilakukan dengan melakukan
Restrukturisasi Pembiayaan dan Pengambilan Aset/Agunan yang
diambil alih (AYDA)
B. Pengukuran Laba dan Profitabilitas 1. Laba dan Profitabilitas
Definisi Laba sendiri adalah perbedaan antara pendapatan dan biaya.14
Laba juga merupakan ukuran yang membedakan antara apa yang perusahaan
masukkan untuk membuat dan menjual sebuah produk dengan apa yang
diterimanya. Laba menurut Kam (1990) dalam Triyuwono dan As’udi (2001)
menyatakan bahwa
“Income is the change in the capital oh an entity between two points in time, excluding changes due to investments by and distribution to owners, where capital is expressed in term of value and based on given scale”
Maka laba mengandung 3 komponen utama yaitu nilai (value), modal
(Capital), dan skala (scale). Nilai tidak dapat dihitung dengan jelas karena
menyangkut preferensi masing-masing. Sedangkan modal adalah aktiva
bersih yang merupakan selisih antara seluruh aktiva dengan kewajiban. Dan
skala diperlukan untuk proses pengukuran.
2. Pengukuran Laba dan Profitabilitas
Untuk mengukur laba sebuah perusahaan dapat menggunakan dua
pendekatan yaitu: pendekatan biaya serapan dan pendekatan biaya variabel.
Namun selain untuk mengukur tingkat laba perusahaan atau tingkat
profitabilitas sebuah perusahaan, mengukur tingkat profibilitas segmen
perusahaan menjadi hal yang penting. Beberapa segmen yang dapat dihitung
profitabilitasnya adalah produk, divisi, wilayah penjualan atau kelompok
pelanggan.
Menghitung profitabilitas produk merupakan sebuah hal yang
diwajarkan oleh sebuah perusahaan karena sebagai sebuah perusahaan jasa
yang mencari laba menilai produk merupakan hal yang sangat penting.
Karena sebuah produk yang terus-menerus merugi dan tidak berpotensi untuk
menghasilkan laba dapat disingkirkan. Dan akan memberikan peluang pada
produk-produk yang memberikan laba yang baik.
Banyak cara yang dapat digunakan untuk menghitung laba dari setiap
produk perbankan. Salah satunya dengan menggunakan Economic Value
Added (EVA) yang merupakan konsep pengukuran kerja keuangan yang
diperkenalkan oleh Stern Stewart & Co., sebuah lembaga konsultan
manajemen. EVA dianggap sebagai ukuran kinerja yang paling dapat
mengkaitkannya dengan penciptaan nilai tambah terhadap kekayaan pemilik
modal (Stewart, 2005).15
3. Pengertian Economic Value Added (EVA)
Economic Value Added (EVA) menurut Stewart merupakan”A residual
income measure that substract the cost of capital (C*) from the operating
profits generated in the bussiness”16 sedangkan menurut Hansen dan Mowen
”Resdiual income is the difference between operting income and the minimum
dollar return required on a company’s operating assets.”17 Dari definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa Economic Value Added (EVA) merupakan nilai
tambah ekonomis yang dihasilkan dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan selama periode tertentu.
Secara sederhana Economic Value Added (EVA) adalah suatu
pendapatan unit bisnis setelah pajak dan setelah mengurangi biaya modal.18
Biaya modal biasanya diperoleh dengan memperhitungkan suatu rata-rata
tertimbang dari biaya dua sumber dana perusahaan peminjaman dan penjualan
saham. EVA digunakan untuk memfokuskan perhatian manajer pada
penciptaan nilai bagi pemegang saham. Dengan memperoleh laba yang lebih
15 Taufikurrahman, “Model Analisis profitabilitas produk pembiayaan pada Bank Syariah dengan menggunakan integrasi konsep Activity-Based Costing (ABC) dan Economic Value Added (EVA)”, (Tesis S2 Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia,2005) h. 36
16 Dwi Rosita, “Pengaruh Economic Value Added (EVA terhadap Return On Aquity (ROE) pada PT. Aqua Golden Mississipi, Tbk”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, 2009, hal 8
17 Dwi Rosita, “Pengaruh Economic Value Added (EVA terhadap Return On Aquity (ROE) pada PT. Aqua Golden Mississipi, Tbk”, hal 8
besar daripada biaya modal perusahaan, perusahaan meningkatkan sumber
daya di dalam perusahaan yang tersedia untuk dividen dan/atau untuk
membiayai pertumbuhan perusahan yang berkelanjutan. Dividen dan
pertumbuhan melonjakkan harga saham dan menambah nilai pemegang
saham.19
Sedangkan menurut Stewart rumus dasar dalam Perhitungan EVA
adalah pendapatan setelah pajak dikurangi total cost of capital (Biaya Modal).
Pada dasarnya EVA merupakan pengembangan dari pengukuran kinerja
dengan menggunakan Net Present Value (NPV) yang melihat nilai intrinsik
perusahaan saat ini dan memprediksi expected arus kas dimasa sekarang.
EVA = NOPAT (Net Operating Profit after taxes) – Cost of Capital
Menurut Bannet Stewart yang dikutip oleh Taufikurrahman dalam tesisnya menyebutkan bahwa EVA merupakan suatu estimasi dari profit ekonomis yang sebenarnya. NOPAT (Net Operating Prodit after Tax) adalah laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi dengan pajak penghasilan namun tidak termasuk biaya keuangan (financial cost).
Sedangkan Cost of Capital dapat ditentukan dengan konsep WACC (Weight Average of Cost of Capital), yaitu jumlah seluruh biaya modal (biaya hutang atau cost of debt + biaya modal ekuitas atau cost equity) setelah sebelumnya dibobotkan dengan proporsi hutang dan ekuitas dalam struktur neraca perusahaan.
Atau dalam rumus lain EVA dapat dihitung dengan cara berikut:20
Dan untuk menghitung Weighted average cost of capital dapat menggunakan rumus berikut:
4. Perhitungan Economic Value Added (EVA)
Angka EVA mencerminkan angka keuntungan yang sebenarnya dari
perusahaan (true economic profit). Hal ini akan memudahkan pemegang
saham atau pemodal menilai perusahaan dari kegiatan bisnis dan
investasinya. Jadi bila nilai EVA tinggi maka pemegang saham ataupun
pemodal bisa percaya bahwa investasinya telah dikelola dengan baik.
Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam tahapan untuk menghitung
nilai EVA adalah sebagai berikut:21
20 Ronald W Hilton, Michael W. Maher, dan Frank H. Selto, Cost Management: Strategic for Business Decision, North America: Brent Gordon (Mc Gaw Hill), 2003 h. 773
1. Menghitung Cost of Capital Perusahaan yang terdiri dari Cost of Debt,
Cost of Equity, dan kemudian dihitung rata-rata tertimbang
(Weighted-average Cost of Capital)
2. Menghitung Net Operating Profit after Tax (NOPAT)
3. Menghitung tingkat pengembalian (return) 4. Menghitung Nilai EVA
Dalam Economic Value Added (EVA) interpretasi nilai EVA diungkapkan sebagai berikut:
1. Nilai EVA > 0, menunjukkan bahwa tingkat pengembalian yang dihasilkan melebihi tingkat biaya modal atau tingkat pengembalian
yang diminta investor atas investasi yang dilakukan.
2. Nilai EVA = 0. Menunjukkan bahwa dalam kurun waktu yang bersangkutan perusahaan tidak menghasilkan nilai. Pengembalian
yang dihasilkan sama dengan tingkat biaya modal yang harus
ditanggung perusahaan.
3. Nilai EVA < 0, menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tertentu perusahaan tidak berhasil menciptakan nilai bahkan justru mengurangi
nilainya, sebagai akibat dari tingkat pengembalian yang dihasilkan
lebih rendah dari tingkat pengembalian yang diminta oleh investor.
Untuk memenuhi tahapan-tahapan dalam Perhitungan EVA perlu diperhatikan hal-hal berikut:
Sumber Modal dalam Perusahaan untuk memenuhi dana menurut Bambang
Riyanto terdapat dua sumber modal berdasarkan resiko yang mungkin
ditanggung perusahaan sebagai sumber pemilik modal yang dilakukan. Yaitu
modal sendiri dan Modal Pinjaman.22 Sehubungan dengan konsep EVA maka
modal adalah:
“Capital is measure of all the cash that has been deposited into a company over its life without regard to the financing resource, acoounting name, or bussiness pupose, much as if the company were just asavings account. It doesn’t matter whether the investment is financed wuth dbt or equity, it doesn’t matter whether is employed in working capital or fixed assets. Cash in cash, ang question is how well does management manage it (The quest for value, 1990)”
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (berupa
cadangan laba), atau yang berasal dari pengambilan bagian, peserta atau
pemilik (modal saham, modal preferen). Sedangkan modal pinjaman itu
sendiri adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya
sementara bekerja di dalam perusahaan tersebut merupakan kewajiban yang
pada saatnya harus dibayar kembali. Selanjutnta modal pinjaman ini
dikelompokkan ke dalam dua golongan yaitu: modal pinjaman jangka pendek
dan modal pinjaman jangka panjang.
Capital yang digunakan untuk menghitung niali EVA dapat diestimasikan
dengan mengambil nilai nuku aktiva bersih suatu perusahaan.
2. Net Operating Profit after Tax (NOPAT)
Net Operating Profit After Tax (NOPAT) menurut Stern Stewart dalam
bukunya “The Quest for Value” : NOPAT is the total pool of Profits available
to provide a cash return to all financial providerof capital to the firm.”23
Jadi NOPAT adalah laba yang didapat dari operasi-operasi perusahaan setelah
dikurangi pajak tapi sebelum membiayai biaya-biaya (costs) dan
masukan-masukan pembukuan yang bukan tunai. Dengan demikian NOPAT adalah
jumlah laba yang tersedia untuk memberikan pengembalian (return) tunai
kepada semua penyedia dana untuk modal perusahaan. Dalam Perhitungan sederhana Nopat diketahui dengan:
Penjualan bersih xxx
Biaya Operasi
xxx-Laba sebelum bungan dan pajak (EBIT) xxx
Pajak
xxx-Laba Operasi bersih setelah Pajak (NOPAT) xxx
NOPAT= EBIT –Beban Pajak
3. Biaya Modal (Cost of Capital)
Biaya Modal secara teoritis dapat diartikan sebagai tingkat pengembalian
minimum yang harus didapatkan oleh perusahaan dari modal yang
diinvestasikan. Ada beberapa pandangan mengenai konsep biaya modal itu
sendiri yang mengacu pada konsep yang sama. Dalam hal ini Stewart
membedakan biaya modal ke dalam empat kelompok. Yaitu:24
23 Nani Sutianingsih, “Pengaruh Kinerja Keuangan dengan Pendekatan Economic Value Added (EVA) terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada Perusahaan di Industri Semen”, h. 18
1. Biaya modal atas risiko bisnis (The cost of capital for bussiness risk) atau ditulis dengan simbol “c”, yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan
investor sebagai kompensasi atas berubah-rubahnya niali NOPAT (Net
Operating Profit after Tax)
2. Biaya modal pinjaman (cost of borrowing), yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan atas risiko kredit.
3. Biaya modal saham (cost of equity), yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan investor sebagai kompensasi atas nilai dari bottom-line Profit
(laba terbawah dalam struktur perhitungan rugi laba) yang berubah-ubah
atau dengan kata lain terhadap adanya risiko.
4. Rata-rata tertimbang biaya modal atau Weighted average cost of capital
(c*), yaitu merupakan penjumlahan dari biaya modal pinjaman (hutang)
dan biaya modal saham.
Cost of Capital dapat dihitung dengan menentukan komponen-komponen berikut terlebih dahulu.
4. Biaya Hutang (Cost of Debt)
Beban bunga (Kd) diasumsikan sebesar tingkat bunga pinjaman untuk
investasi dengan ukuran satuan adalah persentase.
Kd= Beban Bunga
Utang Jangka Panjang
Karena bunga bersifat mengurangi pajak (tax deductable), maka dibutuhkan
penyesuaian pajak (tax adjusment), sehingga Kd dikonversikan menjadi biaya
hutang setelah pajak Untuk menghitug besarnya biaya modal hutang ini dapat
T = Tarif Pajak
Biaya hutang dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus berikut:25
Tingkat Hutang(D)= Total Hutang
Total Hutang dan Ekuitas×100
Cost of Debt(rd)= Beban Bunga
Total Hutang jangka Panjang×100
5. Biaya Modal Ekuitas (Cost of Equity)
Diantara biaya modal yang lain, tingkat biaya modal ekuitas merupakan salah
satu biaya modal yang lebih sulit untuk ditentukan secara pasti. Oleh karena
itu terdapat berbagai pendekatan yang dapat digunakan untuk
memperhitungkan biaya modal ekuitas, dengan rumus:
1. Constant Growth Valuation (Gordon Model)
Expected rate of return dari satu saham tergantung pada deviden dari
saham yang dibayarkan. Pada tingkat keseimbangan, rate of return yang
diinginkan oleh pemegang saham adalah sama dengan rate of return dari
investasi baru. Jika diperkirakan deviden tumbuh dengan rate yang
konstan, kita dapat menggunakan Gordon model, yaitu: Po=KsD1
−g Dimana:
Po = Harga jual saham
D1 = Deviden yang diperkirakan dibayar pada akhir periode 1 Ks = Tingkat pengembalian yang diharapkan
g = tingkat pertumbuhan deviden persamaan diatas dapat diubah menjadi:
Ks=D1
Po +g
Dari persamaan diatas menyatakan bahwa investor mengharapkan akan
menerima deviden sebesar D/P0 (percent) dan capital gain sebesar g
dengan expected return sebesar Ks’
2. Pendekatan Price Earning Ratio (PER)
Pendekatan ini dpat digunakan untuk mengestimasi cost of equity
perusahaan bila perusahaan tersebut belum melakukan Go Public, dimana
saham-saham perusahaan tersebut belum diperdagangkan di lantai bursa .
PER ini dihitung dengan cara membagi harga pasar dari saham biasa
dengan pendapatan per lembar saham (EPS). Sehingga untuk menghitung
cost of common stock digunakan rumus:
Ks= Ks
PER×100 Dimana:
Ks = Biaya Modal Saham
PER = Price Earning Ratio
Pada dasarnya konsep ini sama dengan cost of retained earning. Konsep
ini didasarkan pada argumen bahwa perusahaan menginvestasikan
kembali earning yang diperolehnya pada hasil yang sama.
3. Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Model ini menggambarkan hubungan antara required rate of return atau
cost of common stock (Ks) dengan resiko non diversible dari perusahaan,
yang dinyatakan dengan koefisien beta (β). Dengan rumus:
Ks = Rf+{βx[Rm-Rf]}
Dimana:
Rf = Tingkat bebas risiko (Risk free rate of return)
Β = Beta coefficient for the market portofolio
Berdasarkan rurmus untuk menghitung tingkat pengembalian saham biasa
tersebut, maka variabel yang diamati adalah xy
x = Tingkat keuntungan portofolio pasar (Rm) y = Tingkat keuntungan suatu saham (Ri)
Tingkat keuntungan portofolio atau return pasar (Rm)
Return pasar diperoleh dari besarnya keuntungan seluruh saham
yang beredar di bursa efek. Perhitungan return pasar didasarkan
atas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Pasar Modal, dan
perhitungan return pasar ini dapat dilakukan dengan rumus: Rm=IHSGt−IHSGt−1
IHSGt−1
Dimana:
Rm = Tingkat penegembalian pasar bulan ke-t IHSGt = IHSG bulan k t
IHSG t-1 = IHSG bulan ke t-1
Return Individual dihitung berdasarkan data perkembangan harga
saham individual dan jumlah deviden yang dibagikan. Perhitungan
return individual dapat dilakukan dengan rumus: Ri=(PT−PT−1)
(PT−1)
Dimana:
PT = Harga saham atau lembar pada periode t PT-1 = Harga saham atau lembar pada periode t-1
Kelemahan dalam metode ini adalah:
a. Menghitung besarnya cost common stock model ini sangat bergantung pada nilai historis. Tingkat pengembalian saham dan tingkat pasar
merupakan perhitungan model CAPM menggunakan nilai historis,
sedangkan nilai historis tidak merefleksikan future.
b. Sensitivitas stock return dapan berubah-rubah sewaktu-waktu.
Jika saham perusahaan tidak diperdagangkan secara umum maka tidak ada
sumber informasi untuk menghitung biaya modalnya (sekalipun itu nilai
historis).
4. Biaya Modal
Tingkat Modal(E)= Total Ekuitas
Total Hutang dan Ekuitas×100 Cost of Capital(ℜ)=Laba Bersih setelah Pajak
Total Ekuitas ×100
6. Biaya Modal rata-rata tertimbang (Weighted-Average Cost of Capital)
Menurut Hampton dalam Tesis Nani Sutianingsih mengenai Biaya Modal
rata-rata tertimbang adalah:26
“The WACC is technique that measure required rate of return in term of the individual components of the firm’s capital structure. Teh cost of each debt component and the return of each equity component are separately identified
with a weighted value. By adding together each weighted componen, we can determine on overall required return.”
Investor dan debitur menginginkan oportunity cost yang minimal sama
dengan yang mereka terima dari investasi lain saat mereka berinvestasi pada
sebuah perusahaan. Oportunity cost merupakan biaya modal perusahaan yang
juga merupakan tingkat pengembalian yang minimum yang dapat dihasilkan
perusahaan dengan aset yang ada dan tetap memenuhi harapan dari para
pemberi modal.
Weighted average cost of capital dihitung dengan mengalikan masing-masing
komponen modal dengan biaya masing-masing komponennya. Adapun rumus
menghitung WACC adalah sebagai berikut:
WACC = (Kd x Wd) + (Ke x We)
Dimana:
Kd = Cost of Debt setelah pajak (%)
Wd = Persentase total hutang jangka panjang terhadap struktur modal Ke = Cost of Equity (%)
We = Persentase saham biasa dalam struktur modal
Terdapat juga rumus lain untuk menghitung Weighted average Cost of Capital
(WACC). Berikut cara penghitungannya:27
Tingkat Pajak(Tax)= Beban Pajak
Laba Bersih sebelum Pajak×100
WACC=[(D × rd) (1−tax)+
(
E ×ℜ)
]Re = Biaya Modal (Cost of Capital)
C. Review Studi Terdahulu
1. Taufikurrahman (2005) melakukan penelitian pada tesisnya dengan judul Model Analisis Profitabilitas Pembiayaan pada Bank Umum Syariah di
Indonesia menggunakan intergrasi konsep Activity Based Costing (ABC) dan
Economic Value Added (EVA). Pada penelitian ini digunakan 2 metode yang
diintegrasikan menjadi satu dimana ABC dan EVA digunakan untuk
menghitung tingkat profitabilitas produk pembiayaan pada Bank Umum
Syariah di Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada Bank Syariah “X” metode
ABC digunakan karena dapat menelusuri biaya overhead untuk mengukur
profitabilitas secara lebih akurat, namun ABC tidak mempertimbangkan
biaya modal (capital costing) dan hanya fokus pada biaya perusahaan. Oleh
karena itu diintegrasikan dengan metode EVA dimana metode ini merupakan
ukuran kinerja yang paling akurat dan dapat mencerminkan keadaan
perusahaan yang sebenarnya dan dapat mengkaitkannya dengan penciptaan
nilai tambah terhadap kekayaan pemilik modal. Integrasi dari dua metode ini
akan menghasilkan penilaian profitabilitas yang akurat. Penelitian ini
dilakukan agar metode ini dapat menjadi model alternatif dalam melakukan
analisa profitabilitas produk pembiayaan untuk suatu Bank Syariah. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa produk pembiayaan Bank Umum
Syariah yang paling profitable dan memberikan nilai tambah (EVA) yang
terbesar adalah BBA (Ba’i Bitsamanin Ajil) karena memberikan keuntungan
2. Ali Usman (2007), Analisa Komparasi tingkat profitabilitas produk Penyaluran dana antara PT Bank Syariah Mandiri dengan Baitul Mal
Al-Falaah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan tingkat
profitabilitas pembiayaan murabahah, mudharabah, dan musyarakah antara
PT Bank Syariah Mandiri dan BMT Al-Falaah. Penelitian ini menggunakan
Independent sample T-test untuk mengetahui apakah komparasi pembiayaan
pada PT Bank Syariah Mandiri dan BMT Al-Falaah berbeda secara
signifikan. Hasil dari Penelitian ini adalah tidak ada perbedaan yang
signifikan pada tingkat profitabilitas pada tiga pembiayaan pada PT Bank
Syariah Mandiri dan BMT Al-Falaah selama periode April 2005 sampai
dengan November 2006.
3. Teddy Sumirat Bassar (2004), Analisa Perbandingan Kinerja Penghimpunan dana dan Penyaluran Dana Masyarakat pada PT. Bank Muamalat Indonesia
sebelum dan sesudah Kebijakan Perbankan 1998. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui pola penghimpunan dana dan penyaluran dana
Masyarakat pada PT. Bank Muamalat Indonesia sebelum dan sesudah
kebijakan perbankan 1998. Jenis penelitian yang digunakan adalah Casual
Comparative dimana peneliti mencoba untuk menemukan suatu sebab dari
Sesuatu yang sudah terjadi. Sedangkan teknik penelitian yang digunakan
adalah statistik analitik yaitu dengan mengggunakan uji beda dua rata-rata
(Uji t) dan melakukan pengujian Chow (Chow test) untuk membandingkan
menunjukkan bahwa kinerja penyaluran dan penghimpunan dana masyarakat
pada PT. Bank Muamalat Indonesia lebih baik setelah adanya kebijakan
perbankan 1998. Pola penghimpunan yang paling banyak digunakan adalah
deposito baik sebelum ataupun sesudah kebijakan perbankan 1998. Selain itu
diketahui kalau Indonesia sangat berhati-hati dalam penyaluran dananya
dilihat dari aspek likuiditas ataupun solvabilitas.
4. Muhammad Ilham Khairuddin (2007), Strategi Pembiayaan Murabahah dalam rangka meningkatkan jumlah pendapatan di BPRS Harta Insan
Karimah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan
pengamatan langsung di BPRS Harta Insan Karimah melalui wawancara dan
studi dokumen bank. Dari Hasil Penelitian ini diketahui bahwa BPRS Harta
Insan Karimah melakukan beberapa Strategi dalam pemberian pembiayaan
murabahah, diantaranya: Strategi pemasaran, Prosedur Pembiayaan
Murabahah, Proses Pembiayaan Murabahah, Pengawasan Pembiayaan
Murabahah. Dengan melakukan strategi-strategi tersebut BPRS Harta Insan
Karimah mengalami peningkatan pendapatan sebanyak 80% dari pendapatan
tahun sebelumnya.
5. Farida Ayu Avisena Nusantari (2011), Strategi BRI Syariah dalam Menganalisis Kelayakan Pembiayaan Mikro (Studi Kasus BRI Syariah
Cabang Pembantu Cipulir). Penelitian ini dilakukan pada BRI Syariah
Cabang Pembantu Cipulir dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil dari
Bank
Penghimpunan Dana Penyaluran Dana
PembiayaanMikro
Profitabilitas Pembiayaan Mikro Pembiayaan Korporasi
Keuntungan
Perbandingan Tingkat Profitabilitas Pembiayaan Mikro
Strategi Pembiayaan Mikro
Capacity, dan Syariah. Namun aspek pendukung lainnya seperti Capital,
Condition of Economy dan Collateral tetap dipertimbangkan. Untuk
mengukur Character BRI Syariah melakukan BI Checking, Trade Checking
dan pencarian informasi ke rekan kerja, pesaing atau pemilik usaha sejenis.
Untuk mengukur Capacity BRI Syariah meneliti mengenai pendidikan dan
penglaman usahanya. Dan untuk aspek syariah BRI Syariah menilai melalui
usaha yang akan dibiayai berada dalam koridor syariah.
METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif Deskriptif dan Penelitian
Kualitatif. Menurut Nawawi metode deskriptif yaitu metode-metode penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interprestasi yang rasional dan akurat. Dengan demikian penelitian ini akan menggambarkan fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta-fakta-fakta yang ada dan mencoba menganalisis kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh.
Sedangkan Penelitian Kualitatif adalah Penelitian yang mencoba memahami
fenomena dalam setting dan konteks naturalnya (bukan dalam laboratorium)
dimana peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi fenomena yang diamati.28
Penelitian Kualitatif juga merupakan Jenis pendekatan penelitian yang
menghasilkan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari fenomena yang
dikaji. Pada Skripsi ini digunakan 2 jenis Penelitian yaitu Penelitian Kuantitatif
Deskripif dan Penelitian Kualitatif karena ada 2 penelitian yang berbeda yang
saling berkaitan.
Penelitian Deskriptif digunakan untuk menganalisa Tingkat Profitabilitas
Pembiayaan Mikro dengan menggunakan Kajian Pustaka mengenai Economic
Value Added (EVA) sebagai indikator nilai Profitabilitas sebuah Produk yang
bersumber dari Manajemen Biaya. Selanjutnya untuk menghitung tingkat
profitabilitas Pembiayaan Mikro akan menggunakan Rumus EVA. Setelah
Diketahui Nilai EVA dari masing-masing produk maka hasil perbandingannya
digunakan sebagai dasar untuk mengetahui strategi yang digunakan
masing-masing Bank untuk meningkatkan Profitabilitas Pembiayaan Mikro.
Kemudian Penelitian Kualitatif digunakan untuk menganalisa Strategi yang
dilakukan oleh masing-masing Bank untuk meningkatkan Tingkat Profitabilitas
Pembiayaan Mikro. Jenis yang digunakan adalah Deskriptif Analitis yakni
penelitian yang menggambarkan suatu gejala data-data dan informasi yang
berdasarkan pada fakta-fakta yang diperoleh di lapangan.29
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis Data yang digunakan adalah Data Kuantitatif dan Data Kualitatif. Data
Kuantitatif digunakan untuk menganalisa fenomena yang terjadi pada objek
penelitian dengan menggunakan metode tertentu. Dan Data Kualitatif yang
menghasilkan Deskriptif dengan informasi dari orang yang terlibat langsung
dalam objek penelitian.30 Dan juga Kajian Kepustakaan lainnya.
Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Sekunder dan
Data Primer. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
peneliti dari sumber-sumber yang telah ada.31 Sedangkan Data Primer adalah data
yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari orang yang terlibat secara
langsung dalam objek penelitian.
Data Sekunder didapatkan dari Data-data Pembiayaan Mikro yang dimiliki
oleh Unit Mikro Bank berupa:
a. Laporan Keuangan Pembiayaan Mikro
b. Jumlah Pembiayaan yang disalurkan
c. Pendapatan Setelah pajak
d. Biaya Modal untuk Pembiayaan Mikro
Sedangkan Data Primer didapatkan dari manajer Unit Mikro Syariah Head
yang dianggap dapat memberikan informasi Prosedur, aspek-aspek penilaian
pembiayaan mikro oleh Bank dengan menggunakan Teknik Wawancara.
C. Teknik Pengumpulan Data 1. Studi Pustaka
Studi Pustaka yaitu pengumpulan data melalui Studi dari buku-buku literatur,
catatan, atau informasi dari pihak lain sehubungan dengan masalah yang
30 Lexy. J, Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, Cet II, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998) h. 3
dibahas. Teknik dilakukan dengan mengumpulkan data-data kuantitatif yang
akan diolah dan kemudian dilakukan penghitungan EVA produk dengan
melakukan penyesuaian dengan angka-angka akuntansi dalam laporan.
Penghitungan dimulai dengan menghitung nilai NOPAT, WACC, biaya modal
dan nilai akhir EVA. Kemudian menganalisa nilai akhir EVA dari objek
penelitian.
2. Dokumenter
Dokumenter adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan data-data
dokumentasi yang dimiliki PT. Bank BRISyariah. Baik berupa Laporan
Keuangan maupun Prospektus lembaga subjek Penelitian.
3. Wawancara
Wawancara adalah diskusi antara dua orang atau lebih dengan tujuan
tertentu.32 Teknik wawancara yaitu cara pengumpulan data dengan
mengajukan pertanyaan kepada pihak-pihak yang terkait. Teknik
pengumpulan data dengan wawancara ini dilakukan kepada Manajer Unit
Mikro Objek Penelitian untuk mengetahui Strategi yang digunakan oleh Bank
dalam rangka Meningkatkan Profitabilitas Pembiayaan Mikro.
D. Teknik Analisa Data
Metode Penelitian yang digunakan pada Penelitian ini terdapat 2 metode,
yaitu Metode Deskriptif Kuantitatif dan Metode Deskriptif Kualitatif. Untuk
metode deskriptif kuantitatif menggunakan teknik Studi Pustaka untuk
menemukan rumus Economic Value Added (EVA) sebagai salah satu cara untuk
menganalisa profitabilitas produk. Economic Value Added (EVA) digunakan untuk
mengetahui tingkat profitabilitas yang dimiliki oleh bank.
Economic Value Added (EVA) adalah salah satu rumus dalam Manajemen
Biaya untuk menentukan tingkat profitabiltas pada produk sebuah perusahaan.
Cara menghitung EVA dengan menggunakan rumus berikut:
Economic
Investment center’s after tax operating profit bisa disebut juga dengan NOPAT
(Net Operating Profit after Tax). Nilai NOPAT didapatkan dengan menggunakan
rumus berikut:
Penjualan bersih xxx
Biaya Operasi
xxx-Laba sebelum bungan dan pajak (EBIT) xxx
Pajak
xxx-Laba Operasi bersih setelah Pajak (NOPAT) xxx
modal bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan minimum yang harus dicapai suatu investasi.
Nilai EVA yang dihasilkan akan berupa nilai rupiah yang menunjukkan jumlah keuntungan asli Bank. Jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh bank mempengaruhi nilai EVA yang dihasilkan, oleh karena itu Nilai EVA yang dihasilkan selanjutnya akan dibuat persentase dengan jumlah pembiayaan yang disalurkan sehingga perubahan nilai tambah pada Pembiayaan akan terlihat.
Setelah nilai EVA yang dipersentasekan telah diketahui, maka langkah
selanjutnya adalah penelitian mengenai strategi apa yang dilakukan oleh bank
untuk mempertahankan nilai profitabilitas pembiayaan mikro yang dimiliki. Untuk
itu, digunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik analisa
wawancara. Wawancara akan dilakukan dengan Unit Micro Head Bank, sehingga
wawancara akan menghasilkan strategi yang dilakukan oleh bank.
Teknik wawancara yang dilakukan merupakan wawancara personal.
wawancara personal diartikan sebagai wawancara langsung antar orang, yaitu
antara peneliti (pewanwancara) dengan responden (yang diwawancarai), yang
diarahkan oleh pewawancara untuk tujuan memperoleh informasi yang relevan.33
Langkah yang dilakukan dalam teknik wawancara adalah dengan menyajikan
data berupa gambaran secara keseluruhan tentang analisa pembiayaan mikro
didukung dengan data-data dan literatur yang berkaitan. Setelah itu
menggabungkan informasi yang diperoleh dari pihak divisi mikro dan menarik
kesimpulan dan mengkaji tiap aspek penilaian. Dan hasil dari penguraian data
serta informasi dari pihak internal kemudian diolah, diteliti dan dianalisa sehingga
menjadi sebuah kesimpulan dengan teknik menguraikan pengertian dan
penggunaanya dalam penelitian yang dilakukan.
Sedangkan untuk teknik penulisan, penulis berpedoman pada buku pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Perhitungan EVA untuk Pembiayaan Mikro pada PT. Bank BRISyariah merupakan sesuatu yang jarang dilakukan karena perhitungan EVA cenderung digunakan untuk menilai kinerja Perusahaan bukan untuk menghitung Kinerja Produk. Namun perhitungan EVA merupakan perhitungan kinerja yang memungkinkan untuk berbagai segmen termasuk dengan kinerja produk.
Dalam perhitungan kinerja produk menggunakan EVA terdapat beberapa penyesuaian dari perhitungan EVA untuk kinerja Perusahaan. Dalam rangkaian perhitungan EVA komponen yang harus diketahui adalah NOPAT, Capital, WACC (Weighted average Cost of Capital). Berikut perhitungan dari:
1. NOPAT (Net Operating Profit after Tax)
Net Operating Profit after Tax (NOPAT) atau nilai laba bersih setelah Pajak dapat dilihat pada Laporan Laba Rugi Perusahaan, tapi karena NOPAT yang digunakan untuk penelitian ini merupakan NOPAT untuk Pembiayaan Mikro pada NOPAT dilihat dari laporan LOB Pembiayaan Mikro PT. Bank BRISyariah. Hasil Perhitungan NOPAT Pembiayaan Mikro pada Bank BRI Syariah sebesar Rp.519.191.805.235,- atau jika dalan jutaan rupiah sebesar 519.191. Perhitungan selanjutnya akan menggunakan satuan jutaan rupiah untuk mempermudah penghitungan. Tabel berikut berisi perhitungan nilai NOPAT: