• Tidak ada hasil yang ditemukan

materi kelas 12 sejarah indonesia bab 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "materi kelas 12 sejarah indonesia bab 1"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

KELOMPOK 4

ALVENIA NUR PRIMADANA ALWI ARIFIN

MUHAMMAD IBNU SHINA MUHAMMAD ZIQRY SANDY HERIYANTO HASUNDUNGAN

SULTAN ARIQ PRANANDA

(2)

PERKEMBANGAN SOSIAL

PADA MASA DEMOKRASI

(3)
(4)

KEHIDUPAN EKTIK

TIONGHOA

Runtuhnya rezim Orde Lama membawa kebankitan terhadap diskriminasi etnis Tionghoa di Indonesia, measa pemerintahan Orde Baru tetap mebuat etnis Tionghoa mengalami diskriminasi rasial dan hilangnya hak asasi manusia, contohnya sebagai berikut ;

mengeluarkan kebijakan penandaan khusus pada Kartu Tanda Penduduk

tdak bolehnya warga etnis Tionghoa menjadi pegawai negeri serta tentara

(5)

Di masa demokrasi terpimpin golongan etnis Tionghoa mendapatkan peran dan pengaruh politk Inodesia, sepert terdapat beberapa menteri dari etnis Tionghoa salah satunya ialah Oei Tjoe Tat yan menjadi menteri yang diperbantukan dalam presidium kabinet Bung karno ia cenderung menjadi

tangan kanan Bung Karno terutama ketka terjadi Konfik dengan Malaysia.

Pada masa dibentuk lembaga yang bertujuan membela

keturunan Tionghoa dari diskriminasi aturan negara, mulanya tercetus nama Badan Permusjawaratan Kewarganegaraan

Turuanan Tionghoa (Baperwat), namun mengalami berdebatan karena menggunakan kata “Tionghoa” dan pada akhirnya

(6)

Dengan tebentuknya Baperki, maka leburlah PDTI (pusat

maupun cabang) otomats berubah menjadi Baperki.

Sebagai golongan etnis Tionghoa, langkah ini merupakan

sejarah besar serta sejalan dengan sambutan hangat oleh

Bung Karno yang mengatakan “Di dalam negara kita tdak

boleh adanya mayokrasi, tapi tdak boleh juga minokrasi”.

Selama pemerintahan Orde Baru, yang dipimpin oleh

Soeharto selam 32 tahun, golongan etnis Tionghoa

(7)

PERMASALAHAN SOSIAL

MASYARAKAT

Pemerintahan pada masa demokrais terpimpin

dianggap tdak dapat berhasil menyediakan

kebutuhan sandang dan pangan bagi rakyat. Selain

itu, biaya kbutuhan hidup juga terus meningkat.

pada masa demokrasi terpimpin kekuatan PKI

mendominasi. PKI berhasil mempengaruhi

sebagian besar masyarakat di pedesaan. PKI

(8)

Di jawa barat PKI mengadakan gerakan turun ke

bawah (Turba) dengan mengirim sekitar 4000-5000

kader ke desa-desa untuk melaksanakan aksi tga

sama yang meliput

Sama tnggal

Sama makan

Sama bekerja

aksi ini dilakukan untuk mengetahui keluh kesah

para petani. PKI juga berusaha menghapus pengaruh

para ulama untuk mencari dukungan kepada

(9)
(10)

PERTENTANGAN LEKRA DENGAN

MANIFES KEBUDAYAAN

Lembaga Kebudayaan rakyat → organisasi yg bekerja di bidang kebudayaan, kesenian, dan ilmu pengetahuan. Jargon lekra

sepert seni untuk rakyat, politk adalah panglima , dan realisme social dianggap bagian PKI. Di tengah maraknya Doktrin komunis dalam bidang seni dan sastra, pada 17 Agustus 1963 H.B. Jasin, Wiratmo Sukito, dan trisno Sumardjo mengumumkan

pembentukan Manifes Kebudayaan (Manikebu).

(11)

Manikebu mendapat dukungan dari AD. Manikebu dan

AD sependapat bahwa agama adalah unsur pokok dalam

national and charact#r build ing

. Pernyataan ini mendapat

pukulan bagi PKI yang sering melupakan nilai-nilai agama.

(12)

SISTEM PENDIDIKAN

Sist#m P#nd id ikan pad a masa itu d id asari Manif#sto

Politik (manipol). P#nd id ikan b#rwatak manipol harus

m#ngakomod asi k#p#ntingan rakyat Ind on#sia d an

m#njad i bagian umum r#ncana r#volusi Ind on#sia.

(13)

1.Mengembangkan cinta bangsa dan tanah air,

moral nasional,serta keagamaan

2.Mengembangkan kecerdasan

3.Mengembangkan emosional artstc

4.Mengembangkan kerajinan tangan

5.Mengembangkan kesehatan jasmani

(14)

PERKEMBANGAN PERS

Pada masa demokrasi terpimpin partai politk dna

organisasi politk tdak bias lepas dari peran pers. Ini

disebabkan karena hampir setap partai politk memiliki

surat kabar, baik yang terbit secara harian, mingguan,

maupun bulanan.

Beberapa partai politk ini memiliki surat kabar

sendiri, contohnya sepert

Surat kabar suluh ind on#sia

( PNI ),

Harian abad i

( masyumi ),

Duta masjarakat

( nu),

(15)

MANIPOL-USDEK yang diperkenalkan presiden telah

merubah dasar pelaksanaan dari pers tersebut. Dan

menjadikan kebebasan pers semakin terbatas, persyaratan

untuk mendapatkan surat izin tjetak ( SIT ) dan menerbitkan

suatu kabar pers harus mendukung sepenuhnya

MANIPOL-USDEK.

System demokrasi terpimpin mempengaruhi fungsi pers

menjadi tombak dari pemerintahan, tetapi tdak semua pers

mengikut kehendak pemerintah. Akibatnya pada saat itu

tejadi perselisihan antara pers pemerintahan dan pers oposisi.

Sepert yang terjadipada barisan pendukung soekarno ( BPS )

(16)

PERKEMBANGAN ARSISTEKTUR

Pada tahun 1959-1965 perkembangan arsistektur di

beberapa kota di Indonesia dipengaruhi oleh gaya

arsistektur soekarno yang disebut “ padu padan “ . gaya

ini pada masa demokrasi terpimpin direalisasikan

pertama kalinya ketka menjadi tuan rumah

penyelenggaraan asean game IV pada tahun 1962.

(17)

Di Jakarta sendiri ornament yang tercipta dari

gagasan ide soekarno adalah hotel Indonesia, masjid

instilal, pusat perbelanjaan sarinah, gedung PMI

Jakarta, monument nasional yang berada di Jakarta.

Sedangkan rancangan soekarno yang lainya diluar

Jakarta adalah bundaran besar yang berada di tengah

kota palangkaraya, gedung herbarium bogor, hotel

ambarukmo Yogyakarta, dan hotel bali beach dnepasar.

Untuk memperindah banyak kota di Indonesia beliau

membuat banyak monument di kota berupa patung.

Patung – patung tersebut antara lain patung selamat

datng, patung pangeran diponogoro, patung tani,

(18)
(19)
(20)

AKSI TRITURA

Naiknya Letnan Jenderal Soeharto ke kursi kepresidenan tidak dapat dilepaskan dari peristiwa Gerakan 30 September 1965 atau G 30 S PKI. Ini merupakan peristiwa yang menjadi titik awal

berakhirnya kekuasaan Presiden Soekarno dan hilangnya kekuatan politik PKI dari percaturan politik Indonesia.

(21)

Gerakan tersebut dipelopori oleh kesatuan aksi pemuda-pemuda, mahasiswa dan pelajar (KAPPI, KAMI, KAPI),

kemudian muncul pula KABI (buruh), KASI (sarjana), KAWI (wanita), KAGI (guru) dan lain-lain. Kesatuan-kesatuan aksi

tersebut dengan gigih menuntut penyelesaian politis yang terlibat G-30S/PKI, dan kemudian pada tanggal 26 Oktober 1965

membulatkan barisan mereka dalam satu front, yaitu Front Pancasila.

Setelah lahir barisan Front Pancasila, gelombang demonstrasi yang menuntut pembubaran PKI makin bertambah meluas.

Situasi yang menjurus ke arah konflik politik makin bertambah panas oleh keadaan ekonomi yang semakin memburuk. Perasaan tidak puas terhadap keadaan saat itu mendorong para pemuda dan mahasiswa mencetuskan Tri Tuntunan Hati Nurani Rakyat yang lebih dikenal dengan sebutan Tritura (Tri Tuntutan

(22)

Pada 12 Januari 1966 dipelopori oleh KAMI dan KAPPI, kesatuan-kesatuan aksi yang tergabung dalam Front Pancasila mendatangi DPR-GR mengajukan tiga buah tuntutan yaitu:

a. Pembubaran PKI,

b. Pembersihan kabinet dari unsur-unsur G30S PKI, c. Penurunan harga/perbaikan ekonomi.

Tuntutan rakyat agar Presiden Soekarno membubarkan PKI ternyata tidak dipenuhi Presiden danuntuk menenangkan rakyat Presiden Soekarno mengadakan perubahan Kabinet Dwikora menjadi Kabinet 100 Menteri, yang ternyata belum juga

memuaskan hati rakyat karena di dalamnya masih bercokol tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa G30S PKI. Pada saat

(23)

Aksi itu dihadang oleh pasukan Cakrabirawa sehingga menyebabkan bentrok antara pasukan Cakrabirawa dengan para demonstran yang

menyebabkan gugurnya mahasiswa Universitas Indonesia bernama Arief Rachman Hakim. Sebagai akibat dari aksi itu keesokan harinya yaitu

pada tanggal 25 Februari 1966 berdasarkan keputusan Panglima

Komando Ganyang Malaysia (Kogam) yaitu Presiden Soekarno sendiri, KAMI dibubarkan.

Insiden berdarah yang terjadi ternyata menyebabkan makin parahnya krisis kepemimpinan nasional. Keputusan membubarkan KAMI dibalas oleh mahasiswa Bandung dengan mengeluarkan “Ikrar Keadilan dan Kebenaran” yang memprotes pembubaran KAMI dan mengajak rakyat untuk meneruskan perjuangan. Perjuangan KAMI kemudian dilanjutkan dengan munculnya masa Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), krisis nasional makin tidak terkendalikan. Dalam pada itu mahasiswa

(24)

Protes terhadap pembubaran KAMI juga dilakukan oleh

Front Pancasila, dan meminta kepada pemerintah agar meninjau kembali pembubaran KAMI. Dalam suasana yang demikian,

pada 8 Maret 1966 para pelajar dan mahasiswa yang melakukan demonstrasi menyerbu dan mengobrak - abrik gedung

Departemen Luar Negeri, selain itu mereka juga membakar

kantor berita Republik Rakyat Cina (RRC), Hsin Hua. Aksi para demonstran tersebut menimbulkan kemarahan Presiden

Soekarno.

Pada hari itu juga Presiden mengeluarkan perintah harian

supaya agar seluruh komponen bangsa waspada terhadap usaha-usaha yang ingin membelokkan revolusi bangsa Indonesia dan supaya siap sedia untuk menghancurkan setiap usaha yang

(25)

SUPERSEMAR

Surat Perintah Sebelas Maret

atau

Surat Perintah 11

Maret

yang

disingkat

menjadi

Supersemar

adalah

surat

perintah yang ditandatangani oleh

Presiden Republik

Indonesia

Soekarno

pada tanggal

11 Maret

1966.

Surat ini berisi perintah yang menginstruksikan

Soeharto

, selaku Panglima Komando Operasi Keamanan

dan Ketertban (

Pangkopkamtb

) untuk mengambil

(26)

Adapun latar belakang keluarnya Surat Perintah pada tanggal 11 Maret 1966 ini, versi resminya adalah sebagai

berikut. Menjelang akhir tahun 1965, operasi militer terhadap sisa-sisa G-30-S/PKI boleh dikatakan sudah selesai, hanya

penyelesaian politk terhadap peristwa tersebut belum

dilaksanakan oleh Presiden Soekarno. PKI belum dibubarkan. Sementara krisis ekonomi semakin parah.

Laju infasi mencapai 650%. Tanggal 13 Desember 1965 bahkan dilakukan devaluasi, uang bernilai Rp 1.000,00 turun menjadi Rp 1,00. Sementara itu, harga-harga membumbung naik. Hingga pada bulan Januari 1966 para mahasiswa dan

pelajar yang tergabung dalam KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan KAPI (Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia) dengan salah satu pentolannya Soe Hok Gie telah melakukan aksi

(27)

Selama 60 hari, dengan dipelopori para Mahasiswa

Universitas Indonesia, seluruh jalanan ibukota dipenuhi

demonstran. Aksi yang dilancarkan melalui

demonstrasi maupun melalui surat kabar tersebut

intnya mengecam Soekarno dan jajarannya yang tdak

peduli kepada rakyat. Mreka menyampaikan Tri

tuntutan rakyat (Tritura), yang isinya: Bubarkan PKI,

Retool Kabinet Dwikora, dan Turunkan Harga.

Pada tanggal 11 Maret 1966, Kabinet yang dijuluki

“Kabinet 100 menteri” (karena jumlah menterinya

(28)

Ketka Presiden berpidato, Brigjen Sabur, Komandan Cakrabirawa (Pengawal Presiden) memberitahukan bahwa istana sudah dikepung pasukan tak dikenal. Meskipun ada jaminan dari Pangdam Jaya

brigjen Amir Mahmud, bahwa keadaan tetap aman, Presiden

Soekarno yang tetap merasa khawatr, pergi dengan helikopter ke Istana Bogor bersama Wakil Perdana Menteri Dr. Soebandrie dan Dr. Khairul Saleh.

Lepas tengah malam tanggal 11 Maret 1966, Jenderal Soeharto membubarkan PKI dengan dasar hukum surat perintah tersebut. PKI beserta ormas-ormasnya dilarang di seluruh Indonesia terhitung

(29)

DUALISME KEPIMPINAN

NASIONAL

Memasuki tahun 1966 terlihat gejala krisis kepemimpinan

nasional yang mengarah pada dualisme kepemimpinan. Disatu pihak Presiden Soekarno masih menjabat presiden, namun pamornya telah kian merosot. Soekarno dianggap tdak aspiratf terhadap tuntutan masyarakat yang mendesak agar PKI dibubarkan.

Hal ini ditambah lagi dengan ditolaknya pidato

pertanggungjawabannya hingga dua kali oleh MPRS. Sementara itu Soeharto setelah mendapat Surat Perintah Sebelas Maret atau

Supersemar dari Presiden Soekarno dan sehari sesudahnya

(30)

Meskipun Soekarno masih memimpin sebagai pemimpin kabinet, tetapi pelaksanaan pimpinan dan tugas harian

dipegang oleh Soeharto. Kondisi sepert ini berakibat pada munculnya “dualisme kepemimpinan nasional”, yaitu

Soekarno sebagai pimpinan pemerintahan sedangkan Soeharto sebagai pelaksana pemerintahan. Presiden

Soekarno sudah tdak banyak melakukan tndakan-tndakan pemerintahan, sedangkan sebaliknya Letjen. Soeharto

banyak menjalankan tugas-tugas harian pemerintahan.

Adanya “Dualisme kepemimpinan nasional” ini akhirnya menimbulkan pertentangan politk dalam masyarakat, yaitu mengarah pada munculnya pendukung Soekarno dan

(31)

Dalam Sidang MPRS yang digelar sejak akhir bulan Juni

sampai awal Juli 1966 memutuskan menjadikan

Supersemar sebagai Ketetapan (Tap) MPRS. Dengan

dijadikannya Supersemar sebagai Tap MPRS secara hukum

Supersemar tdak lagi bisa dicabut sewaktu-waktu oleh

Presiden Soekarno. Bahkan sebaliknya secara hukum

Soeharto mempunyai kedudukan yang sama dengan

Soekarno, yaitu Mandataris MPRS.

Dalam Sidang MPRS itu juga, majelis mulai membatasi

hak prerogatf Soekarno selaku Presiden. Secara eksplisit

dinyatakan bahwa gelar “Pemimpin Besar Revolusi” tdak

lagi mengandung kekuatan hukum. Presiden sendiri masih

diizinkan untuk membacakan pidato

(32)

Pada tanggal 22 Juni 1966, presiden Soekarno menyampaikan pidato “Nawaksara” dalam persidangan MPRS. “Nawa” berasal dari bahasa Sansekerta yang berart sembilan, dan “Aksara” berart huruf atau istlah. Pidato itu memang berisi sembilan pokok persoalan yang dianggap pentng oleh presiden Soekarno selaku mandataris MPR. Isi pidato tersebut hanya sedikit menyinggung sebab-sebab meletusnya peristwa berdarah yang terjadi pada tanggal 30 September 1965.

Pada tanggal 10 Januari 1967 Presiden menyampaikan surat kepada pimpinan MPRS yang berisi Pelengkap Nawaksara. Dalam Pelengkap Nawaksara itu presiden mengemukakan bahwa

mandataris MPRS hanya mempertanggungjawabkan pelaksanaan Garis-garis Besar Haluan Negara dan bukan hal-hal yang lain.

Nawaksara baginya hanya sebagai progress report yang ia sampaikan secara sukarela. Ia juga menolak untuk seorang diri

(33)

Salah seorang sahabat Soekarno, Mr. Hardi, menemui Presiden Soekarno dan memohon agar Presiden Soekarno membuka prakarsa untuk mengakhiri dualisme

kepemimpinan negara, karena dualisme kepemimpinan inilah yang menjadi sumber konfik politk yang tdak kunjung

berhent. Mr. Hardi menyarankan agar Soekarno sebagai mandataris MPRS, menyatakan non aktf di depan sidang Badan Pekerja MPRS dan menyetujui pembubaran PKI.

Ia meminta agar diumumkan pada hari Rabu tanggal 22 Februari 1967. Tepat pada pukul 19.30, Presiden Soekarno

membacakan pengumuman resmi pengunduran dirinya. Pada tanggal 12 Maret 1967 Jenderal Soeharto dilantk menjadi

(34)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan makanan bergizi dengan praktek konsumsi makanan jajanan (p-value=0,538), tidak ada hubungan

Pembayaran Retribusi Daerah adalah besarnya kewajiban yang harus dipenuhi oleh Wajib Retribusi sesuai dengan SKRD dan STRD ke Kas Daerah atau ketempat lain yang ditunjuk dengan

7. Mengembangkan sikap dan prilaku yang mandiri, mau bekerja keras dan berdaya juang tinggi untuk menulis kalimat/ Text sederhana mengenai jadwal pelajaran dan apa

Selanjutnya kegiatan eksperimen dilakukan sebagai berikut: (a) melaksanakan pretes untuk mengetahui kemampuan awal pemahaman dan penalaran matematis sebelum diberikan

Rumahtangga yang termasuk ke dalam kategori ini adalah St (62 tahun). St adalah seorang janda yang hidup sendiri dan tidak memiliki anak. Ia tidak bekerja namun

Kajian ini sangat perlu dijalankan kerana melalui kajian yang dijalankan oleh pengkaji mendapati pelajar-pelajar sangat memerlukan satu modul asas bahasa Arab untuk digunakan

gaul apabila mereka sedang berbicara dengan teman sebanyanya di saat pembelajaran atau yang lebih tua darinya di dalam lingkungan sekolah dibandingkan dengan

Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan model pemprediksian performansi aerodinamika dari turbin angin Darrieus dengan metode multiple streamtube, memvalidasi model