• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perceraian Orang Tua Terhadap P (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Perceraian Orang Tua Terhadap P (2)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhiSebagianSyarat-SyaratDalamMenyelesaikan Stratum Satu (S1) Program StudiPendidikan Agama Kristen ProtestanPada

SekolahTinggiTheologiaJaffray Makassar

Oleh

YOHANA PADAFANI NPM: 10102017

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA JAFFRAY MAKASSAR

(2)

ABSTRAK

Yohana Padafani: “Pengaruh Perceraian Orang Tua Terhadap Perkembangan Kepribadian Anak Usia 12-14 Tahun di Panti Asuhan Cipta Pahlawan Makassar” (Dibimbing oleh Ev. Elisabet Selfina, MA)

Adapun tujuan yang hendak dicapai pada akhir karya ilmiah ini ialah mengetahui sejauh mana pengaruh perceraian orang tua terhadap kepribadian anak usia 12-14 tahun di Panti Asuhan Cipta Pahlawan Makassar. Berdasarkan hasil penelitian maka penulis menyimpukan bahwa: Pertama, kepribadian anak menjadi baik apabila anak melihat nilai kepribadian yang baik dari orangtuanya, karena orangtua merupakan figur yang utama bagi pembentukan emosi, rohani, sosial dan mental anak. Kedua, anak yang orang tuanya bercerai cenderung pendiam, pemalu, pemarah, minder, tidak suka bergaul, lamban untuk berfikir, trauma yang berkepanjangan dan tidak bertumbuh kerohaniannya. Ketiga, pembina merupakan salah satu metode/desain pengajaran yang dapat membawa pengaruh yang baik untuk pertumbuhan kerohanian bagi anak-anak Panti Asuhan Cipta Pahlawan Makassar. Keempat, dalam Panti Asuhan harus memiliki seorang suatu wali atau seorang konselor yang bisa menjadi pendengar yang baik anak usia dini.

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Belakangan ini banyak masalah yang kerap kali terjadi dalam kalangan

keluarga. Salah satu masalah yang sangat nampak adalah adanya peningkatan angka

perceraian. Masalah perceraian dikalangan keluarga sekarang ini sangat sukar

dihindari dan dikendalikan.

Salah satu di Panti Asuhan Cipta Pahlawan yang penulis melihat bahwa

anak-anak dari korban perceraian orang tua sangat banyak dan sangat memprihatinkan,

karena mereka yang sebelum berada di Panti Asuhan Cipta Pahlawan, kehidupan

mereka sangat buruk baik dalam pergaulan mereka maupun kehidupan sehari-hari,

dan ini adalah kesaksian dari tiap-tiap anak yang mengalami korban perceraian orang

tua.

Menurut penyelidikan para ahli telah terbukti, bahwa anak-anak yang terganggu jiwanya dan nakal adalah anak-anak dari keluarga yang berantakan. Anak-anak yang orang tuanya bercerai lebih banyak terlibat dalam kenakalan dan kejahatan, baik secarai individu maupun kelompok, terkadang ditunjukkan pula bahwa anak-anak dari hasil perceraian cenderung untuk lebih mudah menemui kegagalan dalam kehidupan perkawinannya sendiri.1

Dari penjelasan diatas dapat kita lihat dan dengar melalui media, bahwa

kebanyak anak-anak yang terlibat dalam kenakalan dan kriminalitas yang tinggi

(4)

adalah anak-anak dari kalangan yang ekonomi rendah dan juga dari keluarga yang

terpisah. Demikian pula dengan angka bunuh diri, akibat dari tidak tahan menjalani

kehidupan tumah tangga yang selalu menuntut akan kebutuhan-kebutuhan dan

menghadapi setiap masalah demi masalah. Menurut Benyamin Spock dalam

bukunya Raising Children in A Difficult Time, kriminalitas tinggi yang dilakukan

oleh anak adalah apa yang mereka melihat dari kehidupan kedua orangtuanya,

bahwa apa yang dilakukan oleh ayahnya terhadap ibunya dengan perlakukan keras

demikian juga sebaliknya perlakuan ibunya terhadap ayahnya adalah benar dan dia

juga biasa melakukannya kepada siapapun, karena tidak ada yang salah akan hal itu.

Stephen Tong mengatakan Pada tahun 1965, PBB melakukan satu konperensi yang

menyelidiki mengapa banyak anak yang nakal dan mempunyai angka kriminalitas

yang tinggi. Akhirnya mereka menemukan bahwa salah satu dari beberapa sebab

yang paling penting, yaitu system keluarga atau kedua orang tua apabila system

keluarga yang kuat maka akan menghasilkan anak-anak yang baik, tetapi keluarga

yang tidak mementingkan sistem yang kuat, maka anak-anak pun akan berdampak

buruk dalam kehidupannya2 Orang tua adalah kunci dari kesuksesan anaknya,

apabila orang tua sadar akan hal ini pasti mereka tidak mengambil keputusan untuk

bercerai. Tetapi kita dapat melihat pada orang tua sekarang, bagaimana mereka

mengambil keputusan bercerai tanpa berfikir akan masa depan anaknya.

(5)

Perceraian bukanlah ideal Allah, jelaslah bahwa Allah tidak merancangkan perceraian, sebab Allah berfirman kepada Maleakhi’’ Aku membenci perceraian. Maleakhi 2:16,”sebab Aku membenci perceraian, FirmanTuhan, Allah Israel juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, Firman Tuhan semesta alam, maka jagalah dirimu dan jangan berkhianat. Yesus berkata bahwa Allah mengizinkan tetapi tidak perna memaksudkan perceraian. Matius 19:8, ”kata Yesus kepada mereka’ karena ketegaran hatimu Musa menggizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian. Allah menciptakan suami untuk istri dan mengginginkan agar mereka berdua memelihara sumpah mereka sampai mati, Yesus berkata dengan tegas’’ Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia’’ (Matius 19:6). Jadi bagaimanapun juga perceraian itu, bukanlah rancangan Allah yang sempurna untuk pernikahan. Memang Yesus ditanyakan masalah ini’’ Apakah diperbolehkan orang menceraikan istrinya dengan alasan apasaja’’? Jawab Yesus dengan tegas’’ Aku berkata kepadamu: barang siapa menceraikan istrinya, kecuali karena Zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuatzinah. Matius19:9. Allah sendiripun membenci akan perceraian dan perzinahan, apalagi anak-anak dalam korban perceraian3

Allah tidak merancangkan perceraian melainkan Allah menciptakan suami

istri untuk bersatu dan saling mencintai dan membangun hubungan keluarga yang

harmonis, dan hubungan yang harmonis apabila orang tua mempunyai sikap yang

baik terhadap anak-anak, karena kepribadian yang baik dari anak apabila ia melihat

teladan dan sikap dari kedua orang yang yang baik, baik dari segi emosi, segi rohani,

segi sosial dan segi mental.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis terdorong untuk menulis karya

ilmiah yang berjudul PENGARUH PERCERAIAN ORANGTUA TERHADAP

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK USIA 12-14 TAHUN DI PANTI ASUHAN CIPTA PAHLAWAN MAKASSAR.

(6)

Pokok Masalah

Dalam karya ilmiah ini yang akan menjadi pokok masalah yaitu: sejauh mana

pengaruh perceraian orang tua terhadap kepribadian anak usia 12-14 tahun di Panti

Asuhan Cipta Pahlawan Makassar.

Tujuan Penulisan

Ada pun tujuan yang hendak dicapai pada akhir karya ilmiah ini ialah

mengetahui sejauh mana pengaruh perceraian orang tua terhadap kepribadian anak

usia 12-14 tahun di Panti Asuhan Cipta Pahlawan Makassar.

Manfaat Penulisan

Beberapa manfaat dari penulisan karya ilmiah ini sebagai berikut:

Pertama, sebagai bahan refleksi bagi kehidupan penulis secara pribadi dan

untuk pelayanan kedepan.

Kedua, sebagai bahan kajian bagi pembaca dan panggilan untuk melayani

anak-anak dari setiap segi masalah.

Ketiga, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) di

Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar.

Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

(7)

Pertama, Penulis mengunakan kajian pustaka yaitu melalui buku-buku yang

berkaitan dengan masalah pengaruh perceraian orang tua terhadap kepribadian anak.

Kedua, Penulis mengadakan observasi dilapangan, dengan cara menjalankan

angket (tertutup) kepada anak-anak usia 12-14 tahun di Panti Asuhan Cipta Pahlawan

Makassar. Tujuan menjalankan angket yaitu untuk memperoleh data yang lebih

akurat tentang sejauh mana pengaruh perceraian orang tua terhadap kepribadian anak

12-14 tahun di Panti Asuhan Cipta Pahlawan Makassar.

Ketiga, Penulis mengadakan wawancara kepada Pembina Panti Asuhan Cipta

Pahlawan untuk menguatkan data angket serta mengenal lokasi penelitian.

Batasan Penulisan

Adapun batasan penulisan karya ilmiah lebih memfokuskan pada perceraian

orang tua dan pengaruh pada kepribadian anak usia 12-14 tahun di Panti Asuhan

Cipta Pahlawan Makassar.

Sistematika Penulisan

Untuk lebih memudahkan pembaca memahami tulisan ini maka penulis

menguraikan garis besar penulisan yaitu sebagai berikut:

Bab Pertama, merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

masalah, pokok masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian,

(8)

Bab Kedua, merupakan tinjauan pustaka. Dalam bab ini akan dibahas

menegnai perceraian dalam Alkitab, baik Perjanjian Lama juga Perjanjian Baru serta

faktor-faktor penyebab perceraian. Selain itu juga membahas mengeni kepribadian

anak serta pengaruh perceraian terhadap perembangan kepribadian anak usia 12-14

tahun.

Bab Ketiga, membahas metodologi penelitian, teknik pengumpulan data dan

Analisis pengumpulan data

Bab Keempat, tentang analisis hasil dari penelitian dan pembahasan yang

menjelaskan mengenai analisis interpretasi data dan kesimpulan.

(9)

KEPUSTAKAAN

Alkitab

Alkitab, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia

Kamus

Tim Penyususn Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa: Kamus Besar Bahasa

Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 2001.

Buku-Buku

Allen Shelly, Yudith. Kebutuhan Rohani Anak. Bandung: Kalam Hidup, 1982.

Barney, Kennet. Rumah Tangga Kristen. Malang: Gandum Mas, 1982.

Borong, Robert P. Etika Bumi Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003.

Brand Kent R, dan D. Charles Wiliam, Delapan Masalah Utama Orang Tua Dan Anak. Jakarta, 1991.

Berry, Jo. Bila Kekasih Belum Percaya. Jakarta,: BPK, 1992.

Cooper, Carol, Claire Hasley, Su Laurent dan Karent Sulivant, Ensiklopedia Perkembangan Anak, Jakarta: Esensi, 2008.

Djadi, Jermia. Buku Ajar Theologi Pastoral. Makassar: STT Jaffray , 2002.

Dobsen, James. Pranika dan Seksualitas. Bandung: Kalam Hidup, 1996.

Frigling, Alice. Pasangan Yang Tidak Seiman. Bandung: Kalam Hidup 1994.

Geisler, Norman L. Etika Kristen. Malang: SAAT, 2001.

(10)

Gunarsa, Singgih D. dan Yulia Singgih D. Gunarsa. Psikologi Praktis. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991.

Hadisubtara, M. S. Keluarga Dunia Modern. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1992.

Jacobsen, Margareth Bailey. Ketika Anak Bertumbuh. Bandung: Kalam Hidup, 1991.

Lianty, Anna. 10 Ungkapan Yang Tidak Patu Dilakukan Orang Tua Kepada Anak, Bandung: Pionir Jaya, 2001.

Mack, Wayne. Bagaimana Mengembangkan Kesatuan Yang Kukuh Dalam Hubungan. Surabaya: YAKIN, 1985.

Marx, Dorothy I. Itu’Kan Boleh. Bandung: Kalam Hidup 1975.

MacArthur, John. Kiat Sukses Mendidik Anak dalam Tuhan. Jakarta: Imanuel 2001.

Meier, Paul D. membesarkan Anak Dan Pengembangan Watak Secara Kristen. Surabaya: YAKIN, 1983.

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.

Oktavianus, P. Membangun Rumah Tangga Bahagia. Malang: Gandum Mas 1987.

Sander, Bill. Dari Remaja Untuk Orang Tua. Bandung: Kalam Hidup, 1995.

Simanjuntak, Julianto, dan Roswitha Ndraha. Seni Merayakan Hidup Yang Sulit. Yogyakarta: Yayasan LK3.

Soesilo, Vivian A. Bimbingan Pranikah. Malang: SAAT, 1998.

Stassen, Glen H. dan David P. Gushee. Etika Kerajaan. Surabaya: Momentum, 2008.

Stott, John. Isu Isu Global. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/ OMF, 1991.

Trisna, Jonathan A. Pranikah Kristen Suatu Usaha Dalam Kristus. Bandung: Kalam Hidup, 1998.

(11)

Tong, Stephen. Keluarga Bahagia. Surabaya: Momentum, 2006.

Wahlroos, Steven. Komunikasi Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1988.

Wright, Norman. Konseling Kristen Membantu Orang Tua Dalam Krisis Dan Stres. Malang: Gandum Mas, 1985.

Internet

Habibah, N. Muhtamah. “Perkembangan Sosial Kepribadian Moral dan Agama Pada Masa Kanak-kanak Akhir.” Diakses 19 Juni 2016,

http//muhabibah.co.id/2012/10/perkembangan sosial-kepribadian-moral-html.

Wawancara

Referensi

Dokumen terkait

ةغللا ىلع ةردقلاب اإ ردصم نم مهفي ك ـاساا سردي فأ ملس نك ا ةٌيبرعلا. ملس ا عيم ةٌيولكأ ةجاح ةيبرعلا ةغللا ٌفأ مهفن ،كلذلف.. ةغللا عي ةكحابلا قٌمعت مذلا ملعلل بسا

Aset berwujud dalam bentuk bahan atau perlengkapan yang dimaksud adalah berupa peralatan medis dan obat-obatan yang terdapat pada persediaan rumah sakit. Akuntansi persediaan

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia-Nya yang telah membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul ”Analisis

[r]

Pedoman  Fasilitas  Pelayanan  Kesehatan,  Prasarana  dan  peralatan  kesehatan  pendukung  pelayanan  kesehatan  Puskesmas terpencil  dan  sangat  terpencil  di 

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat dalam dunia pendidikan, baik manfaat teoretis maupun manfaat praktis tentang peningkatan kemampuan membaca

Tujuan keseluruhan dari kerja sama ASEAN di bidang ketenagakerjaan adalah untuk membangun visi menuju kualitas hidup yang lebih baik, pekerjaan yang produktif, dan perlindungan

Metode IMSI blocking merupakan metode yang digunakan dalam menangani kegagalan akses data pada saat roaming antar negara terutama untuk outbound roaming (pelanggan