STUDI KOMPARASI PENINGKATAN HASIL BELAJAR
MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DENGAN MEDIA HANDOUT
PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR
MEKANIK PRESISI MATA PELAJARAN ALAT UKUR
( Studi Quasi Eksperimen di SMK Merdeka Soreang )
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin
Oleh
Verry Adang Irawan 0805809
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
STUDI KOMPARASI PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DENGAN MEDIA HANDOUT PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI MATA PELAJARAN ALAT
UKUR
( Studi Quasi Eksperimen di SMK Merdeka Soreang )
Oleh :
Verry Adang Irawan 0805809
Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S,Pd.) pada
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
© Verry Adang Irawan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
LEMBAR PENGESAHAN
VERRY ADANG IRAWAN (0805809)
“STUDI KOMPARASI PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DENGAN MEDIA HANDOUT PADA KOMPETENSI DASAR
MENGGUNAKAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI MATA PELAJARAN ALAT UKUR”
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Drs. H. Sabri
Pembimbing II
Asep Hadian Sasmita, S.Pd., M.Pd. NIP. 19800313 200604 1 002
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………...………...i
UCAPAN TERIMA KASIH ………..ii
ABSTRAK ………..iii
DAFTAR ISI………...………iv
DAFTAR TABEL …...………...…v
DAFTAR GAMBAR ………..……….………..vi
DAFTAR LAMPIRAN ………..……….….vii BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah………1
B.Identifikasi Masalah ………...………..…3
C.Perumusan Masalah...4
D.Pembatasan Masalah……...………..4
E.Tujuan Penelitian…………..………4
F. Manfaat Penelitian…………..………..5
G.Sistematika Penulisan………..………….5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran ………...…………6
B. Hubungan antara Media dengan Hasil Belajar………...……14
C. Sistem Evaluasi………..…...15
D. Alat Ukur………..…17
E. Paradigma Penelitian………...…….23
Verry Adang Irawan, 2014
Studi Komparasi Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Media Realia Dengan Media Handout Pada Kompetensi Dasar Menggunakan Alat Ukur Mekanik Presisi Mata Pelajaran Alat Ukur
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode Penelitian………...25
B.Rancangan Penelitian……….………...25
C.Prosedur Penelitian……….27
D.Lokasi dan Subjek Penelitian…...………...29
E.Definisi Operasional………...29
F. Metode Pengumpulan Data……….30
G.Proses Pengembangan Instrumen ………...30
H.Teknik Pengumpulan Data………..…………34
I. Teknik Analisis Data ………...………...35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Data Penelitian ………...…40
B.Analisis Data Penelitian ……….42
C.Pembahasan Hasil Penelitian ……….44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………...45
B. Saran ……….45
DAFTAR PUSTAKA………...46
LAMPIRAN-LAMPIRAN A. Silabus ……….………..47
B. Instrumen ………..59
C. Uji Instrumen ………67
ABSTRAK
VERRY ADANG IRAWAN. E.0551.0805809 STUDI KOMPARASI PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA REALIA
DENGAN MEDIA HANDOUT PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI MATA
PELAJARAN ALAT UKUR
( Studi Quasi Eksperimen di SMK Merdeka Soreang )
Penelitian ini dilatar belakangi oleh perumusan masalah, ialah: Bagaimana perbandingan peningkatan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan handout dan kelas yang menggunakan media realia pada mata pelajaran alat ukur? Permasalahan dalam penelitian ini bermula dari adanya hasil belajar siswa yang masih berada dalam kategori dibawah KKM sesuai dengan ketentuan sekolah. Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menerapkan media handout pada proses pembelajaran alat ukur mekanik presisi, mengetahui hasil belajar siswa yang menerapkan media realia pada proses pembelajaran alat ukur mekanik presisi, dan mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar antara kelas yang menerapkan media realia dengan kelas yang menerapkan media handout. Metode penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode Quasi Experimental Design. Tipe kuasi eksperimen yang digunakan adalah Non-Equivalent (Pre-test and Post-test) Control Group Design. Hasil penelitian menunjukan bahwa peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran alat ukur dengan menggunakan media realia pada saat proses pembelajaran ternyata lebih besar dibandingkan dengan menggunakan media hand out, terbukti dengan hasil data post-test dengan menggunakan media realia menunjukan peningkatan yang lebih besar .
Verry Adang Irawan, 2014
Studi Komparasi Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Media Realia Dengan Media Handout Pada Kompetensi Dasar Menggunakan Alat Ukur Mekanik Presisi Mata Pelajaran Alat Ukur
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
VERRY ADANG IRAWAN. E.0551.0805809 COMPARISON OF LEARNING USING IMPROVED WITH MEDIA MEDIA REALIA
HANDOUT AT BASIC COMPETENCE USING MECHANICAL PRECISION GAUGES GAUGES LESSONS
(Quasi-Experimental Study in SMK Merdeka Soreang)
This research is in the background by the formulation of the problem, is: How comparative increase students' learning outcomes between the classes that use handouts and classes that use realia media on the subject of measurement?Problems in this study stems from the existence of student learning outcomes which are in the category under KKM accordance with the provisions of the school. The purpose of the research conducted to determine the learning outcomes of students who apply media handout on the learning process of mechanical precision measuring instruments,know the learning outcomes of students who apply realia media in the learning process of mechanical precision measuring instruments,and know the difference between the increase in learning outcomes realia media class that implements the class that implements the media handout.The research method in this study uses a quantitative approach to the method of Quasi-Experimental Design.Quasi-experimental type used is the Non-Equivalent (Pre-test and Post-test) Control Group Design. The results showed that increase learning outcomes in subjects measuring instruments using realia media at the time was more of a learning process compared to using the media handouts, as evidenced by the post-test data results using realia media showed greater improvement.
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan pendidikan SMK “...mendidik sumber daya manusia yang mempunyai etos kerja dan kompetensi berstandar internasional” (ditpsmk,2007). Di Soreang Kabupaten Bandung terdapat beberapa SMK yang memiliki tujuan untuk
mencetak orang-orang yang kompeten di dalam bidangnya. Salah satunya SMK yang ada di
Jln. Citaliktik adalah SMK MERDEKA SOREANG yang memiliki beberapa program
keahlian, diantaranya:
1. Teknik Pemesinan
2. Teknik Sepeda Motor
3. Teknik Kendaraan Ringan
Pada program keahlian teknik pemesinan ada beberapa mata pelajaran, salah
satunya adalah mata pelajaran alat ukur. Diharapkan pada mata pelajaran tersebut siswa
memiliki kompetensi dan semua siswa dapat meraih nilai yang amat baik.
Realita yang terjadi tidak sesuai dengan harapan yang ingin dicapai, dimana pada
mata pelajaran tersebut terdapat permasalahan pada hasil belajar siswa. Berikut ini adalah
data hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran alat ukur.
Table 1.1 data hasil belajar siswa tahun 2013
NO NILAI KETERANGAN FREKUENSI
1 92-100 Amat baik 0
2 82-91 Lulus baik 5
3 72-81 Lulus cukup 14
4 ≤ 71 Belum lulus 13
Jumlah 32
Verry Adang Irawan, 2014
Studi Komparasi Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Media Realia Dengan Media Handout Pada Kompetensi Dasar Menggunakan Alat Ukur Mekanik Presisi Mata Pelajaran Alat Ukur
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari keterangan tabel di atas menyatakan bahwa hasil belajar siswa belum optimal
karena tidak ada satupun siswa yang mendapat nilai amat baik dan 13 orang belum tuntas
dalam pembelajaran yang mengacu pada standar Kriteria Kelulusan Minimum (KKM).
Berdasarkan kurikulum yang ada di SMK standar KKM ditunjukan dengan nilai adalah 71.
Nilai di bawah standar tersebut dianggap belum tuntas.
Sumber belajar yang digunakan pada mata pelajaran tersebut adalah lembaran
handout yang dijadikan sebagai media dalam pembelajaran. Dimana dalam penggunaannya guru menjelaskan ulang materi yang terdapat pada handout tersebut dengan penggunaan
papan tulis sebagai sarana penegasan materi. Dengan kegiatan pembelajaran tersebut,
berdampak kepada hasil belajar yang kurang memuaskan.
Menurut Arsyad (2009:15) dalam proses belajar mengajar ada dua unsur yang
sangat penting yaitu metode pembelajaran dan media pembelajaran. Penggunaan media
pembelajaran yang tepat akan sangat membantu guru dalam menyampaikan materi ajar
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Disamping itu, dalam pemilihan
media pembelajaran sangatlah penting untuk diperhatikan ketepatan pemilihannya guna
membantu menyampaikan materi ajar yang direncanakan.
Karakteristik materi ajar yang menuntut siswa untuk memperoleh pengalaman
langsung dengan cara mengekplorasi terhadap bagian, penggunaan dan cara membaca skala
ukur, terbatasi diakibatkan media yang digunakan kurang tepat dalam membantu
menyampaikan isi materi ajar tersebut. Sehingga dapat diidentifikasi penggunaan handout
dalam menyampaikan materi mengenai alat ukur sangat tidak tepat. Selain adanya
keterbatasan tersebut, motivasi siswa dalam pembelajaran pun sangat rendah.Berdasarkan
permasalahan tersebut, diperlukan adanya sebuah pemecahan masalah sebagai salah satu
langkah perbaikan kualitas pembelajaran.
Sebagai langkah pemecahan masalah tersebut, dipandang penggunaan media realia
sangat tepat guna siswa memperoleh pengalaman langsung dalam mengeksplorasi materi
“…realia merupakan alat bantu yang bisa memberikan pengalaman langsung kepada pengguna”. Disamping itu, mudahnya penggunaan dan mendapatkan media realia untuk alat ukur menjadikan media ini sangat tepat untuk digunakan oleh guru sebagai media
pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas, penulis sangat tertarik dalam melakukan penelitian
dalam penyusunan skripsi dengan mengangkat judul “Studi Komparasi Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Media Realia dengan Media Handout pada Kompetensi Dasar Menggunakan Alat Ukur Mekanik Presisi Mata Pelajaran Alat Ukur”
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai
berikut.
1. Terdapat beberapa faktor yang mengakibatkan hasil belajar siswa tidak mencapai KKM,
diantaranya:
a. Media pembelajaran yang dipakai kurang tepat
b. Metode pembelajaran yang digunakan kurang tepat
c. Siswa yang kurang serius dalam proses pembelajaran
d. Guru yang kurang menguasai materi pelajaran alat ukur
2. Dibutuhkannya sebuah pengalaman langsung bagi siswa untuk mengeksplorasi materi
ajar dalam meningkatkan hasil belajar.
3. Diperlukannya media pembelajaran alternatif yang dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
C.Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, perumusan masalah pada penelitian ini yaitu
Verry Adang Irawan, 2014
Studi Komparasi Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Media Realia Dengan Media Handout Pada Kompetensi Dasar Menggunakan Alat Ukur Mekanik Presisi Mata Pelajaran Alat Ukur
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D.Pembatasan Masalah
Agar permasalahan yang akan ditinjau sesuai maksud dan tujuan yang akan dicapai,
perlu adanya pembatasan masalah. Pembatasan masalah tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Hasil belajar yang diteliti dibatasi pada aspek kemampuan kognitif tingkat aplikasi
siswa.
2. Hasil belajar yang di komparasikan adalah antara hasil belajar yang menggunakan media
realia dan hasil belajar yang menggunakan media handout
3. Evaluasi belajar yang digunakan tes tertulis berupa pilihan ganda
E.Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui seberapa besar hasil belajar siswa yang menerapkan media handout pada
proses pembelajaran alat ukur mekanik presisi.
2. Mengetahui seberapa besar hasil belajar siswa yang menerapkan media realia pada
proses pembelajaran alat ukur mekanik presisi.
3. Mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar antara kelas yang menerapkan media
realia dengan kelas yang menerapkan media handout.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar, diantaranya:
1. Bagi guru pada umumnya, penelitian ini menjadi sebuah rujukan dalam menerapkan
media pembelajaran bagi siswa untuk mencapai kompetensi berdasarkan tujuan
pembelajaran.
2. Bagi peneliti, penelitian ini dapat memberikan masukan terhadap penggunaan media
dalam meningkatkan hasil belajar mengenai alat ukur mekanik presisi.
G.Sistematika Penulisan
1. Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang yang menjadi dasar dalam pembuatan skripsi, identifikasi
masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika
penulisan.
2. Bab II Kajian Pustaka
Bab ini berisi tentang tinjauan pustaka yang mendukung penerapan media interaktif.
Tinjauan pustaka tersebut terdiri dari teori-teori yang berkenaan dengan penelitian,
penelitian-penelitian yang relevan, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.
3. Bab III Metodologi Penelitian
Bab ini berisi tentang desain, metode, lokasi dan subjek, definisi operasional, instrumen
dan teknik pengumpulan data penelitian.
4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang deskripsi data, analisis data dan pembahasan hasil penelitian.
5. Bab V Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran hasil penelitian.
6. Daftar Pustaka
Verry Adang Irawan, 2014
Studi Komparasi Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Media Realia Dengan Media Handout Pada Kompetensi Dasar Menggunakan Alat Ukur Mekanik Presisi Mata Pelajaran Alat Ukur
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu pendekatan dengan cara ilmiah yang digunakan
untuk memperoleh data yang obyektif, valid dan realibel dengan tujuan dapat ditemukan,
dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan. Seperti yang dikemukakan Sugiyono
(1994: 1) bahwa “metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk
mendapatkan data dengan tujuan tertentu”. Metode penelitian yang digunakan pada
penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian eksperimen yang berbentuk
quasi experimental atau eksperimental semu. Bentuk quasi eksperiment dianggap memiliki kemampuan memberikan perkiraan informasi yang diperoleh secara tepat mendekati
penelitian eksperimen sesungguhnya pada penelitian pendidikan. Hal ini dikarenakan
subjek yang dilakukan penelitian adalah manusia dimana variabel-variabel yang
mempengaruhi sulit untuk dikontrol.
“Rancangan ini mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi secara
sepenuhnya, untuk mengontrol variabel-variabel yang mempengruhi
eksperimen”(Sugiyono, 1994: 54). Dengan adanya kelompok kontrol tersebut penelitian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tanpa mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi subjek penelitian. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan tes
sebelum perlakuan sebagai dasar mengetahui tingkat homogenitas sampel, serta tes sesudah
perlakuan yang dijadikan sebagai data untuk membandingkan peningkatan hasil belajar
siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Rancangan penelitian yang digunakan yaitu the non equivalent, pretest-posttest
design. Tanireja dan Mustafidah (2012: 56) menjelaskan bahwa “Jenis rancangan ini biasanya dipakai pada eksperimen yang menggunakan kelas-kelas yang sudah ada sebagai
kelompoknya, dengan memilih kelas-kelas yang diperkirakan sama keadaan/kondisinya”.
Lebih lengkapnya rancangan tersebut dijelaskan pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Rancangan penelitian
No Kelompok Pre test Perlakuan Post test 1 Kontrol
O XK O
2 Eksperimen XE
(Tanireja dan Mustafidah, 2012: 56)
Keterangan :
O
XK
XE
:
:
:
Pretest dan posttest, pemberian pretest dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan posttest dimaksudkan
untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan
perlakuan.
Perlakuan dengan menerapkan pembelajaran menggunakan
handout.
Perlakuan dengan menerapkan pembelajaran menggunakan
media realia.
Sampel dijadikan dua kelompok yang disebut dengan kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Kedua kelas tersebut diberikan pretest dengan soal yang sama. Selanjutnya
masing-masing kelas diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan penggunaan media
pembelajaran yang berbeda. Kelas kontrol diberikan pembelajaran menggunakan media
Verry Adang Irawan, 2014
Studi Komparasi Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Media Realia Dengan Media Handout Pada Kompetensi Dasar Menggunakan Alat Ukur Mekanik Presisi Mata Pelajaran Alat Ukur
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tersebut diberikan soal posttest yang sama dengan pretest untuk mengetahui pengaruh
perbedaan perlakuan yang diberikan.
C.Prosedur Penelitian
Alur prosedur penelitian digambarkan pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Alur prosedur penelitian
Feed back Survey
Studi Pendahuluan
Merumuskan Masalah
Memilih Metode Penelitian
Menentukan variabel dan sumber data
Menyusun dan menguji instrumen
Pelaksanaan Pre-Test
Pembelajaran menggunakan media realia untuk kelas eksperimen
Pembelajaran menggunakan media handout untuk kelas kontrol Pelaksanaan Post-test
Analisis Data
Pembahasan hasil penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Memilih, identifikasi masalah dan tujuan, tahapan ini memilih masalah,
mengidentifikasi masalah dan menetapkan tujuan yang diprediksi dapat menyelesaikan
masalah pada kompetensi dasar menggunakan alat ukur mekanik presisi dengan materi
jangka sorong dan mikrometer.
2. Media realia, tahapan ini melakukan persiapan media realia berupa alat ukur jangka
sorong dan mikrometer. Diawali dengan pemeriksaan alat ukur, pemilihan ketelitian, dan
pengujian kelayakan alat ukur tersebut.
3. Membuat instrumen, tahapan ini melakukan pembuatan instrumen berupa soal dan
kunci jawaban. Selanjutnya dilakukan validasi eksternal melalui judgment oleh guru
mata pelajaran dan wakasek kurikulum dan validasi internal dengan melakukan uji
validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda.
4. Penentuan kelas, tahapan ini menentukan dua kelas yang akan dijadikan objek
penelitian. Dua kelas yang ditentukan dijadikan kelas kontrol dan eksperimen.
5. Kelas kontrol dan eksperimen.
a. Prestest, tahapan ini melakukan tes awal pada dua kelas sampel. Dimana dalam
mengerjakan soal pretest, siswa kelas kontrol dan eksperimen menggunakan handout
mengenai materi jangka sorong dan mikrometer. Data pretest digunakan sebagai data
dilakukannya uji validitas, realibilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda. Selanjutnya
Verry Adang Irawan, 2014
Studi Komparasi Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Media Realia Dengan Media Handout Pada Kompetensi Dasar Menggunakan Alat Ukur Mekanik Presisi Mata Pelajaran Alat Ukur
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
eksperimen apabila hasil pengujian menghasilkan kesimpulan kedua kelas tersebut
homogen.
b. Proses perlakuan, tahapan ini melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan handout
pada kelas kontrol dan media realia pada kelas eksperimen.
c. Posttest, tahapan ini melakukan tes akhir setelah perlakuan berbeda pada kelas kontrol
dan eksperimen. Dalam mengerjakan soal posttest, siswa kelas kontrol menggunakan
handout mengenai materi jangka sorong dan mikrometer, sedangkan siswa kelas
eksperimen menggunakan media realia berupa alat ukur jangka sorong dan mikrometer.
6. Analisis data, tahapan ini melakukan analisis data untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar antara kelas kontrol dan eksperimen melalui perlakuan yang berbeda.
7. Kesimpulan dan saran, tahapan ini menjawab tujuan penelitian.
D.Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di SMK MERDEKA SOREANG yang bertempat di Jl.
Citaliktik - Sindangwargi Soreang Kab. Bandung (40911) Telp/Fax : 022 – 5896147
merupakan tempat yang cocok karena telah memberikan perhatian besar dalam
meningkatkan kemampuan siswa pada mata pelajaran alat ukur pada saat penulis duduk
sebagai siswa tingkat X dan ketika penulis melakukan observasi. Subjek dalam penelitian
ini adalah siswa tingkat X kompetensi keahlian teknik pemesinan. Sampel diambil
sebanyak dua kelas yang dijadikan kelas kontrol yaitu kelas X mesin 1 dan kelas
eksperimen yaitu kelas X mesin 2. Penarikan sampel dilakukan dengan cara purposive
sample atau tidak dipilih secara random dengan jumlah sampel pada setiap kelas sebanyak 30 siswa. Arikunto (2006: 140) mengemukakan:
a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri pokok populasi.
b. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi.
c. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat didalam studi pendahuluan.
E.Definisi Operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dan memudahkan
ungkapan yang dimaksud yang terdapat pada judul. Terdapat definisi operasional pada
judul penelitian ini yaitu Studi Komparasi. Dengan membandingkan peningkatan hasil
belajar siswa antara menggunakan media realia dengan media handout pada kompetensi
dasar menggunakan alat ukur mekanik presisi dengan materi jangka sorong dan
mikrometer.
1. Media realia yang dimaksud yaitu suatu objek atau benda nyata berupa alat ukur
jangka sorong dan mikrometer yang digunakan pada saat proses pembelajaran alat ukur.
2. Media handout yang dimaksud yaitu bahan ajar yang berisi materi mengenai alat ukur jangka sorong dan mikrometer.
F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah tes. Tes
digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Alat Ukur.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arikunto (2006:223) bahwa “Data yang diungkap
dalam penelitian dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: fakta, pendapat, dan
kemampuan. Untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang
diteliti, digunakan tes”.
Alat tes yang diberikan berupa tes objektif pilihan ganda (multiple choice test). Alat
tes diberikan dua kali yaitu pada saat pre-test dan post-test. Pre-test diberikan pada saat
Verry Adang Irawan, 2014
Studi Komparasi Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Media Realia Dengan Media Handout Pada Kompetensi Dasar Menggunakan Alat Ukur Mekanik Presisi Mata Pelajaran Alat Ukur
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G.Proses Pengembangan Instrumen
Idealnya, instrumen digunakan untuk pengambilan data penelitian terlebih dahulu
dilakukan dengan melewati serangkaian proses pengembangan instrumen berupa pengujian
analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Dalam penelitian ini,
pengembangan instrumen dilakukan setelah dilakukan pengambilan data penelitian.
Dimana instrumen yang diuji diambil data dari hasil prestest.
Item soal yang digunakan sebagai data untuk dilakukan analisis penelitian yaitu item soal yang termasuk pada kategori valid. Sehingga item soal yang termasuk pada kategori
invalid dibuang dan tidak dilakukan tindakan lanjut untuk revisi dan pengujian ulang.
1. Uji Validitas Instrumen
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid. Sugiyono (2011:173) mengemukakan bahwa “valid berarti instrumen
tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.” Dengan menggunakan instrumen
yang valid dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid.
Validitas instrumen dibedakan oleh Sugiyono (2011:173) menjadi “validitas internal
dan validitas eksternal.” Validitas internal instrumen dikembangkan menurut teori yang
relevan, sedangkan validitas eksternal instrumen dikembangkan dari fakta empiris yang
telah terbukti. Selanjutnya validitas internal dibedakan atas validitas konstrak dan validitas
isi. Validitas instrumen yang berupa tes harus memenuhi keduanya, sedangkan yang nontes
cukup memenuhi validitas konstrak. Untuk menguji validitas konstrak (Sugiyono,
2011:177) “dapat digunakan pendapat dari ahli atau judgement experts.”
Selanjutnya dilakukan validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan
setiap butir soal terhadap seluruh soal yang diberikan. Sebuah soal akan memiliki validitas
yang tinggi, jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap seluruh soal
yang ada. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk kesejajaran atau korelasi
digunakan rumus korelasi. Untuk menguji validitas butir soal digunakan persamaan
korelasi product moment sebagai berikut:
Koefisien korelasi yang didapatkan kemudian dikonsultasikan dengan tabel harga kritik r
product moment sehingga dapat diketahui signifikan atau tidaknya korelasi tersebut. Jika harga rhitung lebih besar dari harga kritik rtabel maka korelasi tersebut signifikan, atau butir
soal tersebut valid.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Instrumen penelitian selain harus valid juga harus reliabel. Instrumen yang reliabel
(Sugiyono, 2011:173) adalah “instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Pengujian reliabilitas
instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik belah dua dari Spearman Brown untuk
alat objective test penguasaan konsep langkah kerja mengoprasikan mesin bubut dan angket
persepsi siswa, yaitu:
r11 = koefisien reliabilitas internal seluruh instrumen
Verry Adang Irawan, 2014
Studi Komparasi Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Media Realia Dengan Media Handout Pada Kompetensi Dasar Menggunakan Alat Ukur Mekanik Presisi Mata Pelajaran Alat Ukur
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah didapatkan harga r11 maka hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel r
product moment. Dengan ketentuan jika harga rhitung lebih besar dari harga kritik rtabel maka
korelasi tersebut signifikan, atau soal tersebut reliabel.
3. Uji Daya Pembeda Instrumen
Pengujian daya pembeda (DP) dilakukan untuk mengukur sejauh mana suatu butir
soal mampu membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai berdasarkan
kriteria tertentu, sebagaimana diungkapkan Arikunto (2003:212) bahwa ” daya pembeda
soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai
(berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah)”. Angka yang
menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D) yang berkisar antara
0,00 sampai 1,00. Pada indeks diskriminasi terdapat nilai negatif (-). Tanda negatif pada
indeks diskriminasi digunakan jika suatu soal terbalik menunjukan kualitas testee. Yaitu
anak pandai disebut kurang pandai dan anak kurang pandai disebut pandai.
Cara melakukan pengujian daya pembeda adalah dengan membagi dua kelompok
skor atas (JA) dan bawah (JB). Selanjutnya dilakukan perhitungan dengan menggunakan
rumus:
=
� − � = − (Arikunto, 2003:213)
Di mana:
D = Indeks diskriminasi
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu benar
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Nilai D kemudian dibandingkan dengan klasifikasi daya pembeda berikut ini:
Interval DP Kriteria 0,70 < DP ≤ 1,00 Baik sekali 0,40 < DP ≤ 0,70 Baik 0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup 0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek
DP = (-) Sangat jelek
(Sumber: Arikunto, 2003:213)
4. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang
terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk berusaha memecahkannya. Sebaliknya soal
yang terlalu sukar dapat menyebabkan siswa putus asa dan tidak bersemangat untuk
mencobanya lagi. Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut
indeks kesukaran (P). Arikunto (2003:213) menyebutkan:
Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks kesukaran ini menunjukan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukan bahwa soalnya terlalu mudah.
Rumus untuk mencari indeks kesukaran (P) adalah:
=
�� (Arikunto, 2003 : 208)
Di mana:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kemudian nilai P dikonsultasikan dengan ketentuan berikut:
Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran
Interval P Kriteria
Verry Adang Irawan, 2014
Studi Komparasi Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Media Realia Dengan Media Handout Pada Kompetensi Dasar Menggunakan Alat Ukur Mekanik Presisi Mata Pelajaran Alat Ukur
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,30 < P ≤ 0,70 Sedang
0,00 < P ≤ 0,30 Sukar
(Sumber: Arikunto, 2010: 214)
Menurut Arikunto (2003: 214), “soal-soal yang dianggap baik adalah soal-soal yang
mempunyai indeks kesukaran 0,30 sampai dengan 0,70.” Namun demikian soal yang sukar
dan mudah juga bisa digunakan untuk keperluan variasi soal.
H.Teknik Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data yang tepat dalam penelitian ini
yaitu dengan menggunakan alat tes kuantitatif berupa soal tes. Soal tes diberikan kepada
siswa kelas kontrol dan eksperimen sebelum perlakuan proses pembelajaran dilakukan
(pretest) dan setelah perlakuan proses pembelajaran (posttest). Dimana pada pretest untuk kelas kontrol dan eksperimen menggunakan handout, posttest untuk kelas kontrol
menggunakan handout mengenai materi jangka sorong dan mikrometer dan posttest untuk
kelas eksperimen menggunakan media realia alat ukur jangka sorong dan mikrometer. Alat
test kualitatif yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian diantaranya lembar
judgment sebagai alat validasi konten dan konstruk media pembelajaran dan alat evaluasi yang akan digunakan serta lembar observasi digunakan sebagai lembar kontrol dalam
pelaksaan proses pengambilan data.
I. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan bagian penting dalam metode ilmiah, karena dengan
menganalisi data, data tersebut dapat memberi arti yang berguna bagi pemecahan masalah
penelitian. Data yang diperoleh adalah berupa nilai yang didapat dari tes awal dan tes akhir
dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data-data hasil wawancara dan dokumentasi juga
akan diolah pada penelitian ini.
Sebelum melakukan pengujian hipotesis statistik, maka dilakukan terlebih dahulu
perhitungan statistik deskriptif dengan menggunakan harga frekuensi, standar deviasi, dan
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam mengolah data adalah pengujian
asumsi-asumsi statistik, yaitu uji homogenitas, uji normalitas distribusi, gain yang dinormalisasi
(N-Gain), dan uji hipotesis.
1. Uji homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menentukan data dari dua kelas homogen atau
heterogen. Apabila kelompok data homogen, maka data berasal dari populasi yang sama
dan layak untuk diuji menggunakan statistik parametrik. Uji homogenitas untuk data
penelitian ini menggunakan uji Bartlett.
Tabel 3.4 Harga-harga untuk Uji Bartlett
Sampel Dk 1/(dk) ��2
Log
��2
(dk) Log
��2
A
B
∑
(Sudjana, 2005: 263)
2 = ( �−1) � 2
� −1
B = log s2. ∑(ni - 1)
�2 = (ln 10).(B - ∑(dk). Log �
�2)
2. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi
normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji
hipotesis menggunakan statistik parametrik. Menurut Sugiyono (2011: 210) menyatakan
bahwa:
Verry Adang Irawan, 2014
Studi Komparasi Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Media Realia Dengan Media Handout Pada Kompetensi Dasar Menggunakan Alat Ukur Mekanik Presisi Mata Pelajaran Alat Ukur
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penggunaan salah satu test mengharuskan data dua kelompok atau lebih yang diuji harus homogen, dalam regresi harus terpenuhi asumsi linieritas.
Uji normalitas distribusi bertujuan untuk menguji hipotesis berdistribusi normal
atau tidak. Untuk uji normalitas dapat menggunakan aturan Sturges dengan memperhatikan
tabel berikut ini:
Tabel 3.5 Tabel Persiapan Uji Normalitas
kelas Oi Bk Z Tabel Z L Ei (Oi-Ei) (Oi-Ei)2 �2=(Oi-Ei)2
/Ei
�2ℎ� �=
�2 = �− � 2
� (Sudjana, 2005: 293)
Keterangan:
�2 = Chi kuadrat Oi = Frekuensi nyata Ei = Frekuensi teoritik
3. Gain yang Dinormalisasi (N-Gain)
Menyatakan gain (peningkatan) dalam hasil proses pembelajaran tidaklah mudah,
dengan menggunakan gain absolut (selisih antara skor pre test dan post test) kurang dapat
menjelaskan mana sebenarnya yang dikatakan gain tinggi dan mana yang dikatakan gain
rendah. Misalnya, siswa yang memiliki gain 3 dari 4 ke 7 dan siswa yang memiliki gain 3
dari 7 ke 10 dari suatu soal dengan nilai maksimal 10. Gain absolut menyatakan bahwa
kedua siswa memiliki gain yang sama. Secara logis seharusnya siswa kedua memiliki gain
yang lebih tinggi dari siswa pertama. Hal ini karena usaha untuk meningkatkan dari 7 ke 10
akan lebih berat dari pada meningkatkan 4 ke 7.
Menyikapi kondisi bahwa siswa yang memiliki gain absolut sama, belum tentu
memiliki N-gain hasil belajar yang sama. Hake (1998) mengembangkan sebuah alternatif
untuk menjelaskan gain yang disebut gain ternormalisasi (normalize gain).
Analisis gain yang dinormalisasi digunakan untuk mengetahui kriteria normalisasi
pembelajaran konvensional terhadap peningkatan penguasaan konsep langkah kerja
mengoprasikan mesin bubut ditinjau berdasarkan perbandingan nilai gain yang
dinormalisasi (N-Gain), antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Gain yang
dinormalisasi (N-Gain) dapat dihitung dengan persamaan:
�
=
� −� �� �� −� �
(Richard R Hake, 1998: 66)
Di sini dijelaskan bahwa g adalah gain yang dinormalisasi (N-gain) dari kedua
metode, Smaks adalah skor maksimum (ideal) dari tes awal dan tes akhir, Spost adalah skor tes akhir, sedangkan Spre adalah skor tes awal. Tinggi rendahnya gain yang dinormalisasi (N-gain) dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) jika g ≥ 0,7, maka N-gain yang dihasilkan termasuk kategori tinggi; (2) jika 0,7 > g ≥ 0,3, maka N-gain yang dihasilkan termasuk kategori sedang, dan (3) jika g < 0,3, maka N-gain yang dihasilkan termasuk kategori
rendah.
4. Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis yang dilakukan penelitian ini menggunakan statistik inferensial. Pada
statistik inferensial ada dua kemungkinan penggunaan statistik, yaitu statistik parametrik
dan non parametrik. Jika data yang akan dianalisis berdistribusi normal dan homogen, maka
digunakan statistik parametrik dan jika datanya tidak berdistribusi normal atau tidak
homogen, maka digunakan statistik non parametrik. Dalam penelitian ini, data yang didapat
berdistribusi normal dan homogen, maka menggunakan statistik parametrik yaitu t-test.
Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data peningkatan penguasaan konsep
langkah kerja mengoprasikan mesin bubut siswa. Menurut Sugiyono (2011: 273), untuk
sampel independen (tidak berkorelasi) dengan jenis data interval menggunakan t-test.
Untuk melakukan t-test syaratnya data harus homogen dan normal. Berdasarkan
Verry Adang Irawan, 2014
Studi Komparasi Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Media Realia Dengan Media Handout Pada Kompetensi Dasar Menggunakan Alat Ukur Mekanik Presisi Mata Pelajaran Alat Ukur
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
=
� 1−� 2Uji t-test di atas didasarkan pada tabel persiapan berikut ini:
Tabel 3.6 Persiapan Uji t-test
No.
Pre-Test Post-Test Peningkatan Pre-Test Post-Test Peningkatan
1
n1 = Jumlah sampel pada kelas eksperimen
n2 = Jumlah sampel pada kelas kontrol
� 1 = Rata-rata N-Gain kelas eksperimen � 2 = Rata-rata N-Gain kelas kontrol �12 = Varians N-Gain kelas eksperimen �22 = Varians N-Gain kelas kontrol
Setelah melakukan perhitungan uji t, maka selanjutnya dibandingkan dengan nilai t
Verry Adang Irawan, 2014
Studi Komparasi Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Media Realia Dengan Media Handout Pada Kompetensi Dasar Menggunakan Alat Ukur Mekanik Presisi Mata Pelajaran Alat Ukur
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Proses pembelajaran dengan menerapkan media handout pada mata pelajaran
alat ukur kurang tepat, dikarenakan nilai hasil belajar yang kurang memuaskan
sehingga berdampak terhadap banyaknya nilai siswa yang belum mencapai
KKM.
2. Proses pembelajaran dengan menerapkan media realia pada mata pelajaran alat
ukur terbukti lebih baik, dikarenakan hasil dari pembelajaran tersebut semua
nilai siswa telah mencapai KKM
3. Peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran alat ukur dengan menggunakan
media realia pada saat proses pembelajaran ternyata lebih besar dibandingkan
dengan menggunakan media handout, terbukti dengan hasil data post-test
dengan menggunakan media realia menunjukan peningkatan yang lebih besar .
B. SARAN
1. Bagi guru, menerapkan media realia merupakan tindakan yang tidak terlalu sulit
namun harus tepat dalam pemilihan media realia apa yang akan digunakan.
Karena dalam menggunakan media realia guru berperan sebagai motivator,
fasilitator, pembimbing, mengamati, mengevaluasi hasil, proses dan program
pembelajaran.
2. Bagi peneliti selanjutnya, perlu diperhatikan lebih jauh bagaimana pemilihan
media realia yang akan digunakan di sekolah-sekolah yang masih belum
memenuhi standar sarana dan prasarananya, juga perlu dikembangkan lebih jauh
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta:PT.Rineka Cipta.
Arsyad,Azhar. (2006).Metode Penelitian. Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Hake,R.R.(1999).Analyzing Change/Gain Scores.[online] Tersedia:
http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855. [10 oktober 2010].
Malino, Jupri.(2012). Pengertian Definisi Media Nyata Realia, Bentuk, Karakteristik dan
Pemilihan Media Realia.[Online].Tersedia: http://juprimalino.blogspot.com/2013/05/ pengertian-definisi-media-nyata-realia.html
Sugiyono. (2006).Metode penelitian administrasi. Bandung:CV.Alfabeta
Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: