• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF TINGGI SISWA MATERI SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II DI SMA MUHAMMADIYAH 8 KISARAN T.P 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF TINGGI SISWA MATERI SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II DI SMA MUHAMMADIYAH 8 KISARAN T.P 2014/2015."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH T E R H A D A P H A S I L B E L A J A R K O G N I T I F T I N G G I

SISWA MATERI SUHU DAN KALOR KELAS X SEMESTERII DISMAMUHAMMADIYAH8

KISARAN T.P 2014/2015

Oleh : Ayang Nita Sari NIM 4112121004

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGTAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF TINGGI SISWA

MATERI SUHU DAN KALOR KELAS X SEMESTER II DI SMA MUHAMMADIYAH 8 KISARAN

T.P 2014/2015

AYANG NITA SARI (NIM: 4112121004) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar kognitif tinggi siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada pembelajaran konvensional pada materi Suhu dan Kalor di kelas X Semester II di SMA Muhammadiyah 8 Kisaran.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Semester genap l SMA Muhammadiyah 8 Kisaran yang terdiri dari tujuh kelas. Sampel penelitian ini diambil dua kelas yaitu kelas X-1 (sebagai kelas eksperimen) dan kelas X-2 (sebagai kelas kontrol) yang masing-masing berjumlah 32 dan 31 siswa yang ditentukan dengan teknik Cluster Random Sampling. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran berbasis masalah dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Data yang digunakan dalam penelitian ini digunakan tes uraian,jumlah soal 15 item yang telah divalidkan oleh validator.

Hasil pengujian pretes sebelum diberikan perlakuan diperoleh bahwa data kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Hasil pretes diperoleh kemampuan awal siswa pada kedua kelas sama. Setelah perlakuan dalam pembelajaran selesai diberikan, diperoleh postes kelas eksperimen memiliki hasil yang lebih tinggi dibanding kelas kontrol dan diperoleh bahwa data kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Dari hasil pengolahan data postes diperoleh yakni hasil belajar kognitif tinggi siswa di kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dari kelas dengan menerapkan model pembelajaran konvensional pada materi suhu dan kalor di kelas X Semester II SMA Muhammadiyah 8 Kisaran tahun pelajaran 2014/2015.

(4)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 3

1.3. Batasan Masalah 3

1.4. Rumusan Masalah 4

1.5. Tujuan Penelitian 4

1.6. Manfaat Penelitian 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1. Kerangka Teoritis 6

2.1.1 Model Pembelajaran 6

2.1.2.1 Model Pembelajaran Berbasis Masalah 7 2.1.2.2 Ciri-ciri Pembelajaran Berbasis Masalah 9 2.1.2.3 Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah 11 2.1.2.4 Manfaat Pembelajaran Berbasis Masalah 11 2.1.2.5 Sintaks Pemebelajaran Berbasis Masalah 13

2.1.2.6 Model Pembelajaran Konvensional 15

2.1.2. Pengertian Belajar 16

2.1.3. Hasil Belajar 17

2.1.3.1 Aspek Kognitif 18

2.1.3.2 Kategori-kateori dalam dimensi Proses Kognitif 19

2.1.3.3 Kognitif Tingkat Tinggi 25

2.1.5. Peneliti terdahulu 26

2.2 Materi pembelajaran Suhu dan Kalor 28

2.3 Kerangka Konseptual 40

2.4 Hipotesis 41

BAB III. METODE PENELITIAN 42

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 42

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 42

3.2.1 . Populasi Penelitian 42

3.2.2. Sampel Penelitian 42

3.3. Variabel Penelitian 42

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 42

3.4.1. Jenis Penelitian 42

3.4.2. Desain Penelitian 43

(5)

vii

3.4.3.1 Wawancara Guru 43

3.4.3.2 Angket Siswa 44

3.4.3.3 Tes Ranah Kognitif Tinggi Siswa 44

3.5. Validitas Tes 45

3.6. Prosedur Penelitian 48

3.7.Teknik Pengumpulan Data 50

3.8.Teknik analisis data 50

3.8.1.Wawancara Guru 50

3.8.2. Angket Siswa 50

3.8.3. Analisis Tes Hasil Kognitif Siswa 51

3.8.4. Uji Normalitas 51

3.8.5 Uji Homogenitas 52

3.8.6 Uji Hipotesis 53

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 57

4.1.Hasil penelitian 57

4.1.1.Data Hasil Penelitian 57

4.1.2.Uji Persyaratan Analisa Data 59

4.1.3.Pengujian Hipotesis 61

4.2.Pembahasan 62

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 68

5.1.Kesimpulan 68

5.2.Saran 68

(6)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Peristiwa Konduksi 34

Gambar 2.2. Peristiwa Konveksi 36

Gambar 2.3. Dua Arah Aliran Air pada Peristiwa Konveksi 38 Gambar 2.4. Satu Arah Aliran Air pada Peristiwa Konveksi 38

Gambar 2.5. Angin Darat 38

Gambar 2.6. Angin Laut 39

(7)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Berdasarkan Masalah 14 Tabel 2.2. Kategori-kategori dalam Dimensi Ranah Kognitif 19 Tabel 2.3 Tabel Hasil Penelitian Terdahulu 26

Tabel 2.3. Konduktivitas Termal 36

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 43

Tabel 3.2. Instrumen Tes Kisi Soal 45

Tabel 3.3 Validitas Intrumen oleh Validator I 46 Tabel 3.4 Validitas Intrumen oleh Validator II 47 Tabel 3.3 Validitas Intrumen oleh Validator I 48 Tabel 4.1. Hasil pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 57 Tabel 4.2. Hasil postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 58 Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol 60

Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas 60 Tabel 4.5. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Awal /

Pretes Siswa 61

(8)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 71 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 85 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 100 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV 114

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa I 129

Lampiran 6. Lembar Kerja Sisiwa II 131

Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa III 134

Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa IV 137

Lampiran 9. Tabel Tes Hasil Belajar 139

Lampiran 10. Instrumen Hasil Belajar 147

Lampiran 11. Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Eksprimen 150 Lampiran 12. Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Kontrol 152 Lampiran 13. Rekapitulasi Hasil Jawaban Postest Kelas Eksprimen 154 Lampiran 14. Rekapitulasi Hasil Jawaban Postest Kelas Kontrol 156 Lampiran 15. Perhitungan Rata-Rata, Varians dan Standar Deviasi 158

Lampiran 16. Uji Normalitas 161

Lampiran 17. Uji Homogenitas 164

Lampiran 18. Uji Hipotesis 167

Lampiran 19. Data Pretest dan Postest Kelas Eksperimen 172 Lampiran 20. Data Pretest dan Postest Kelas Kontrol 173

Lampiran 21. Dokumentasi Penelitian 174

(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan peningkatan mutu pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang. Namun fakta di lapangan belum menunjukan hasil yang memuaskan. Kualitas pendidikan Indonesiahanya menempati posisi ke 64 dari 65 negara anggota Programme for International Assassment (PISA). Hasil ini merupakan hasil studi yang dilakukan lembaga PISA yang digelar setiap tiga tahun sekali. Dengan kata lain, kualitas pendidikan Indonesia terburuk kedua di dunia. Hasil ini diperoleh dari studi tentang pendidikan untuk kategori pendidikan sains (OECD, 2014).

(10)

2

banyak menggunakan rumus, dan untuk nilai rerata hasil belajar siswa yang senantiasa masih sangat memperihatinkan dengan nilai ujian fisika yang dicapai siswa rata- rata 60, masih jauh dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yakni 75. Selain angket, peneliti juga melakukan wawancara dengan pihak guru, menyangkut pertanyaan seputar proses belajar mengajar di kelas, kendala-kendala ketika mengajar, dan hasil belajar siswa sejauh ini. Dimana guru fisika yang mengajar di kelas hanya sesekali mengajar dengan model yang berbeda ketika mengajar, dan hanya sesekali juga menggunakan media pembelajaran lain selain papan tulis dan spidol. Hal ini dikarenakan masih minimnya sarana-prasaran pendukung penggunaan media pembelajaran di sekolah. Sekolah tersebut memang menyediakan laboratorium untuk IPA, tetapi ruangan tersebut baru di buka 3 tahun terakhir ini, dan bahan atau media guna pelaksanaan suatu eksperimen juga belum memadai. Namun, ketika ada suatu eksperimen sederhana, maka eksperimen tersebut cenderung dilakukan di dalam kelas dengan inisiatif guru fisika itu sendiri, tetapi itu pun hanya sesekali, sehingga pada akhirnya pembelajaran yang selalu dilakukan di kelas adalah model pembelajaran yang masih cenderung berpusat pada guru (teacher-centered), sehingga membuat siswa menjadi cenderung pasif karena selama proses pemebelajaran kegiatan siswa hanyalah mendengarkan penjelasan dan setelah itu mengerjakan soal-soal. Kurangnya variasi dalam model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar juga diakui guru fisika tersebut sebagai suatu hal yang membuat siswa menjadi selalu terlihat bosan dan kurang tertarik dengan pembahasan materi fisika (Sari, 2015).

(11)

3

menuntut kerjasama dalam penelitian, dan menghasilkan karya. Pembelajaran berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu guru menyampaikan informasi dengan jumlah besar kepada siswa.

Akan tetapi pembelajaran berbasis masalah dirancang untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah, dan keterampilan intelektualnya, mempelajari peran-peran orang dewasa dengan mengalaminya secara riil atau situasi yang disimulasikan, dan menjadi pelajar yang menjadi mandiri dan otonom (Arends, 2013).

Berdasarkan uraian di atas penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Kognitif Tinggi Siswa Materi Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA Muhammadiyah 8 Kisaran T.P. 2014/2015”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu:

1. Proses pembelajaran fisika yang masih bersifatteacher-oriented.

2. Proses pembelajaran fisika hampir tidak pernah melakukan kegiatan eksperimen sehingga siswa menganggap belajar fisika membosankan sehingga siswa pun cenderung pasif.

3. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi

4. Siswa menganggap pelajaran fisika sulit karena banyak menggunakan rumus.

5. Masih rendahnya hasil belajar siswa.

1.3. Batasan Masalah

(12)

4

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran berbasis masalah untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran Konvensional untuk kelas kontrol.

2. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah materi kelas X semester II yaitu materi pokok Suhu dan Kalor.

3. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X semester II SMA Muhammadiyah 8 Kisaran T.A. 2014/2015.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah hasil belajar kognitif tinggi siswa yang diajarkan dengan pembelajaran berbasis masalah pada materi pokok Suhu & Kalor Kelas X Semester II SMA Muhammadiyah 8 Kisaran T.A. 2014/2015?

2. Bagaimanakah hasil belajar kognitif tinggi siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional pada materi pokok Suhu & Kalor Kelas X Semester II SMA Muhammadiyah 8 Kisaran T.A. 2014/2015? 3. Apakah hasil belajar kognitif tinggi siswa yang diajar dengan model

pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan pembelajaran Konvensional?

1.5. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis hasil belajar kognitif tinggi siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi pokok Suhu & Kalor kelas X Semester II SMA Muhammadiyah 8 Kisaran T.A. 2014/2015.

(13)

5

& Kalor kelas X Semester II SMA Muhammadiyah 8 Kisaran T.A. 2014/2015.

3. Untuk menganalisis apakah hasil belajar kognitif tinggi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi daripada pembelajaran konvensional.

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

Untuk Guru

1. Menambah kepustakaan guru,

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru bidang studi untuk mempertimbangkan penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dalam proses belajar mengajar, dan

3. Sebagai pembanding untuk melakukan penelitian tindakan kelas. Untuk Mahasiswa

1. Sebagai bahan informasi dan wawasan mengenai pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kognitif tinggi siswa, dan

2. Sebagai bahan perbandingan dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan mengkaji dan membahas penelitian yang sama.

Untuk Siswa

(14)

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uji statistik serta pembahasan maka disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil belajar kognitif tinggi siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berdasarkan masalah pada materi suhu dan kalor di kelas X memiliki rata-rata postes yang kurang baik.

2. Hasil belajar kognitif tinggi siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional pada materi suhu dan kalor di kelas X memiliki rata-rata postes yang kurang baik.

3. Hasil belajar kognitif tinggi siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berdasarkan masalah pada materi suhu dan kalor di kelas X lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar kognitif tinggi siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Agar kegiatan eksperimen dapat terlaksana secara optimal, hendaknya pembagian tugas tiap anggota kelompok merata, sehingga tiap anggota merasa sebagai pelaksana kegiatan eksperimen bukan sebagai penonton eksperimen. 2. Hendaknya melakukan simulasi sebelum mencobakan model ini terhadap

siswa agar siswa lebih memahami dan terlatih dengan cara kerja model pembelajaran ini ketika melakukan penelitian, sehingga model pembelajaran berbasis masalah ini bisa diselesaikan tepat waktu.

(15)

69

Daftar Pustaka

Anderson, L.W, Krathwohl, D.R, (2001), Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Arends, Richard I, (2012).Learning to Teach,New York, McGraw Hill.

Arends, Richard I, (2013). Belajar untuk Mengajar, Jakarta, Penerbit Salemba Humanika

Arikunto, Suharsimi, (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara

Dahar,Ratna W, (2011), Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Erlangga. Djamarah, S.B, Zain, A, (2006), Belajar Mengajar, Jakarta, PT. Rineka Cipta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam universitas Negeri Medan, (2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standar Operasional (SOP) Kepembimbingan Skripsi Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan.

Jihad. A, Haris. A, (2012),Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta, Multi Presindo. Kamajaya, (2006),Fisika SMA, Jakarta, Grafindo

Kharida,L.A, (2009), Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Elastisitas Bahan. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5:83-89.

Kunandar, (2007), Guru Profesional; Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.

Ormrod, J.E, (2008), Psikologi Pendidikan (membantu siswa tumbuh dan berkembang jilid 1), Jakarta, Erlangga.

Purwanto, (2011),Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

OECD, (2014), PISA Result in Focus, Organisation for Economic Co-operation and Development.

(16)

70

Siswati, H.A, Sunarno, Suparmi, (2012), Pembelajaran Fisika dengan Model Problem Based Learning menggunakan Multimedia dan Modul ditinjau dari Kemampuan Berpikir Abstrak dan Kemampuan Verbal Siswa,Jurnal Pasca UNS 2:132-141.

Sudjana, (2005),Metoda Statistika, Bandung, Tarsito

Suyadi,(2013), Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, Bandung, PT. Remaja Rosda Karya.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,Jakarta, Penerbit Kencana

Wardhani, Kusuma, Sunarno, W, Suparmi (2012), Pembelajaran Fisika dengan Model Problem Based Learning menggunakan Multimedia dan Modul ditinjau dari Kemampuan Berpikir Abstrak dan Kemampuan Verbal Siswa,Jurnal Pasca UNS 1:163-169.

Gambar

Gambar 2.1 Peristiwa Konduksi

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian diatas ,maka peneliti ingin mengetahui bagaimana hasil belajar siswa pada materii pokok Suhu dan Kalor dengan menerapkan model pembelajaran berbasis

Ada perbedaan yang signifikan hasil postes kelas eksperimen dengan kelas kontrol, sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Inkuiri

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah menggunakan audiovisual terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika di kelas

Dari hasil penelitian ini tampak bahwa nilai postes kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model

Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif multi level lebih

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data nilai pretes dan postes keterampilan berpikir tingkat tinggi yang bersumber dari siswa kelas kontrol

Hasil data tentang kemampuan kognitif yang diperoleh dari subjek penelitian dianalisis menggunakan indikator doamain kognitif TIMSS yang terdiri dari 3 aspek yaitu

Adapun hasil yang diperoleh dari persepsi siswa terhadap e-modul materi suhu dan kalor SMA kelas XI berbasis ethnophysics yang diberikan dari 28 siswa mendapatkan persentase