• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAPKEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 5 MEDAN T.P 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAPKEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 5 MEDAN T.P 2015/2016."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Anju Pebrianti Situmorang 4123321006

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang bernama lengkap Anju Pebrianti Situmorang dilahirkan di Rampa (kecamatan Sitahuis) pada tanggal 17 Februari 1995. Ayah bernama Anggiat Situmorang dan Ibu bernama Rosa Hutagalung. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Saudara Kedua bernama Andri Situmorang, saudara ketiga bernama Vita Situmorang, dan saudara yang paling kecil bernama

(4)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SMA NEGERI 5

MEDAN T.P 2015/2016

Anju Pebrianti Situmorang (4123321006) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah Fisika Siswa dengan menggunakan model pembelajaran Berbasis Masalah lebih baik daripada pembelajaran konvensional pada materi pokok Suhu dan Kalor kelas X SMA Negeri 5 Medan T.P 2015/2016.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Semester genap SMA Negeri 5 Medan. Sampel penelitian ini diambil dua kelas yaitu kelas X MIPA 6 (sebagai kelas eksperimen) dan kelas X MIPA 7 (sebagai kelas kontrol) ditentukan dengan teknik Cluster Random Sampling. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran Berbasis Masalah kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Instrumen penelitian yang digunakan dalam bentuk tes Uraian.

Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 38,71 dengan standar deviasi sebesar 12,88 dan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 36,71 dengan standar deviasi sebesar 10,38. Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, data nilai pretes dari kelas eksperimen dan kontrol dinyatakan berdistribusi normal dan homogen data tersebut di uji juga dengan uji t dua pihak diperoleh thitung = (0,69) dan ttabel = (2,00) sehingga thitung < ttabel. Melalui pengujian statistik diperoleh hasil yang signifikan bahwa kemampuan awal kedua kelas adalah sama. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran Berbasis Masalah dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Data postest yang diperoleh yaitu hasil rata-rata kelas eksperimen 72,29 dengan standar deviasi 11,91 dan kelas kontrol 67,09 dengan standar deviasi 12,42. Hasil uji t satu pihak diperoleh thitung = (6,08) dan ttabel = (1,67) sehingga thitung > ttabel maka Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa menggunakan model pembelajaran Berbasis Masalah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor kelas X SMA Negeri 5 Medan T.P 2015/2016.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan berkat-Nya yang memberikan hikmat kepada penulis hingga penelitian ini dapat selesai tepat pada waktunya dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa Pada

Materi Pokok Suhu dan Kalor Kelas X Semester II di SMA Negeri 5 Medan T.P. 2015/2016”. Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di jurusan fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada ibu Dr. Betty M Turnip, M.Pd, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga di sampaikan kepada bapak Drs.Henok Siagian, M.Si, bapak Drs. Juniar Hutahaean, M.Si, dan ibu Dr. Eva Marlina Ginting, M.Si, selaku dosen pembanding yang telah memberikan masukan dan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak Dr. Pintor Simamora, M.Si selaku dosen pembimbing Akademik dan Alkhafi Maas Siregar,M.Si selaku ketua jurusan Fisika dan bapak Drs. J.B.Sinuraya, M.Pd selaku ketua prodi pendidikan Fisika, juga kepada seluruh bapak dan ibu dosen beserta staf dan pegawai jurusan fisika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis. Ucapan terima kasih di sampaikan juga kepada bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku dekan FMIPA Unimed. Terima kasih juga kepada ibu Imelda Sitohang, S.Pd selaku guru bidang studi fisika di SMA Negeri 5 Medan yang telah banyak membantu dan

membimbing penulis selama penelitian dan bapak kepala sekolah SMA Negeri 5 Medan atas ijin penelitian yang diberikan.

(6)

v

menyelesaikan studi di Unimed, juga teristimewa kepada saudara-saudaraku Andri Situmorang, Vita situmorang dan Andika Defri Situmorang selalu memberi semangat kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini. Ucapan Trima Kasih juga untuk teman yang teristimewa yaitu Poniman Hutagalung yang selalu memberikan motivasi hingga penulisan skripsi ini selesai. Ucapan terima kasih juga kepada semua teman saya di pendidikan fisika kelas Ekstensi A 2012

yaitu Adel, Afrina sari, Annisa, Andi, Astrid, Cut, Dahniati, Desi, Dewi Ratna, Dewi Sartika, Dewi Novita, Dina, Dulas, Evi, Edi, Ipeh, Felisa, Hana, Laila,

Laina, Irma, Irene, Joan, dan Aisyah, Juni dan Fadli. Ucapan terima kasih juga buat teman berbagi suka dan duka dalam penyelesaian skripsi ini satu dosen pembimbing Juli, Dulas, Libri, Taufan, Vivi dan Shuliz. Ucapan Terima kasih juga buat teman PPL yang juga berperan memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini Sriayu, Roy, Elia, Maria, Andry dan Leo, begitu juga untuk satu kost saya yaitu Mei, kak minne, Riska, kak Risma dan Bang Janri, dan terakhir Ucapan terima kasih untuk tante Asi Laura dan kak talcha.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini memperkaya ilmu pendidikan kita.

Medan, 2016 Penulis

Anju Pebrianti Situmorang

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Rumusan Masalah ... 5

1.5 Tujuan Penelitian ... 6

1.6 Manfaat Penelitian ... 6

1.7 Definisi Operasional ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis ... 8

2.1.1 Pengertian Belajar... 8

2.1.2 Keterampilan Pemecahan Masalah ... 8

2.1.3 Pengertian Model Pembelajaran ... 10

2.1.4 Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah... 11

2.1.4.1 Ciri-Ciri Khusus Pembelajaran Berdasarkan Masalah ... 11

2.1.4.2 Manfaat Pembelajaran Berdasarkan Masalah ... 13

2.1.4.3 Sintaks Pembelajaran Berdasarkan Masalah ... 13

(8)

vii

2.1.4.5 Hasil Belajar Pembelajaran Berdasarkan Masalah ... 15

2.1.4.6 Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Berdasarkan Masalah ... 16

2.1.5 Pembelajaran Konvensional ... 17

2.1.6 Penelitian yang relevan ... 19

2.1.7 Materi Pembelajaran ... 22

2.1.7.1 Suhu ... 22

2.1.7.2 Pemuaian ... 22

2.1.7.3 Pemuaian Gas ... 26

2.1.7.4 Kalor ... 27

2.1.7.5 Asas Black ... 29

2.1.7.6 Pemuaian Zat Cair ... 30

2.1.7.7 Perubahan Wujud Zat ... 30

2.1.7.8 Perpindahan kalor... 31

2.2 Kerangka Konseptual ... 34

2.3 Hipotesis Penelitian ... 35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 36

3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian ... 36

3.2.1 Populasi ... 36

3.2.2 Sampel... 36

3.3 Jenis dan Desain Penelitian ... 36

3.3.1 Jenis Penelitian... 36

3.3.2 Desain Penelitian ... 36

3.4 Prosedur Penelitian ... 37

3.4.1 Tahap Persiapan ... 37

3.4.2 Tahap Pelaksanaan ... 37

3.4.3 Tahap Pengamatan ... 38

3.5 Instrumen Penelitian ... 40

(9)

3.5.2 Lembar Observasi ... 40

3.5.3 Tes Kemampuan Pemecahan masalah siswa ... 40

3.6 Teknik Analisa Data ... 41

3.6.1 Analisis Data Kemampuan Pemecahan Masalah siswa ... 41

3.7 Persyratan Instrumen ... 42

3.7.1 Validitas tes ... 42

3.7.1.1 Validitas Isi ... 42

3.8 Teknik Analisis data ... 42

3.8.1 Pengujian Hipotesis ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 48

4.1.1 Data Pretest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ... 48

4.1.2. Perlakuan di kedua kelas ... 50

4.1.2.1 Perlakuan di kelas eksperimen ... 50

4.1.2.2 Perlakuan di kelas kontrol ... 52

4.1.3. Data postest kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 53

4.2. Pembahasan ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Saran ... 60

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Hasil Yang diperoleh Pembelajaran Berdasarkan Masalah 16

Gambar 2.2 Skala-skala Pada Berbagai Termometer 22

Gambar 2.3 Pemuaian Panjang 23

Gambar 2.4 Pemuaian Luas 24

Gambar 2.5 Pemuaian volume 25

Gambar 2.6 Peristiwa Perubahan Wujud 31

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian 39

Gambar 4.1. Rata-Rata Nilai Keterampilan Siswa 51

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 sintaks pembelajaran berdasarkan masalah 13

Tabel 2.2 Penelitian yang relevan 19

Tabel 2.3 Koefisien Pemuaian Berbagai Zat 24

Tabel 3.1. Two Group Pretes – Posttes Design 37

Tabel 3.2 Kisi - Kisi Tes KPM Pada Materi Pokok Suhu Dan Kalor 41

Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Tes KPM 42

Tabel 4.1. Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 48

Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 49

Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretest 49

Tabel 4.4. Ringkasan Perhitungan Uji-t Pretest 50

Tabel 4.5. Nilai Rata-rata Keterampilan Siswa 51

Tabel 4.6. Hasil Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 53 Tabel 4.7. Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 54 Tabel 4.8. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Postest 54

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 01 64 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 02 73 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 03 83 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 04 92 Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 05 101 Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 06 107 Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 07 113 Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 08 119

Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa I 125

Lampiran 10 Lembar Kerja Siswa II 128

Lampiran 11 Lembar Kerja Siswa III 132

Lampiran 12 Lembar Kerja Siswa IV 135

Lampiran 13 Instrumen Tes Keterampilan Pemecahan Masalah 138

Lampiran 14 Kisi – Kisi soal 154

Lampiran 15 Angket Siswa 158

Lampiran 16 Angket Guru 160

Lampiran 17 Validitas Isi Perangkat Instrumen Oleh Validator 165 Lampiran 18 Daftar Nilai Pretest Dan Postest Kelas Eksperimen 168 Lampiran 19 Daftar Nilai Pretest Dan Postest Kelas Kontrol 169 Lampiran 20 Statistik Dasar Nilai Pretes Siswa Kelas 170

Lampiran 21 Uji Normalitas Data 178

Lampiran 22 Uji Homogenitas Data 187

Lampiran 23Uji t dua pihak dan uji Hipotesis 189

Lampiran 24 Lembar Penilaian Keterampilan 193

Lampiran 25 Lembar Penilaian LKS 201

Lampiran 26 Dokumentasi Penelitian 202

Lampiran 27 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 207 Lampiran 28 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 208 Lampiran 29 Daftar Nilal Persentil Untuk Distribusi F 209 Lampiran 30 Daftar NiIai Persentil Untuk Distribusi t 211

(13)

1

Di era globalisasi yang semakin maju, Indonesia membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan kompetitif yang mampu bersaing untuk menghadapi tantangan-tantangan jaman yang semakin maju. Upaya yang tepat untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan satu-satunya wadah yang dapat dipandang mampu membangun SDM yang bermutu tinggi adalah pendidikan. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia. Tanpa adanya pendidikan seseorang akan sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan berbangsa dan bernegara.

Menurut Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta kemampuan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Wina Sanjaya, 2009 : 2).

Dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia kegiatan proses pembelajaran di sekolah merupakan kegiatan yang perlu di perhatikan dan harus ditingkatkan sebab sekolah merupakan salah satu komponen utama pendidikan yang perlu mengelolah pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip Kegiatan Belajar Mengajar, selain sekolah guru juga salah satu komponen penting dalam pendidikan. Oleh karena itu, sudah selayaknya guru mempunyai berbagai kompetensi yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya,dimana salah satunya adalah guru dituntut memiliki wawasan yang luas dan penggunaan strategi pembelajaran yang bervariasi dan menarik bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

(14)

2

lahir dan berkembang lewat langkah – langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Dapat dikatakan bahwa hakikat fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala – gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal. (Trianto, 2014: 137 – 138). Pengertian tersebut memberikan gambaran bahwa konsep. prinsip dan teori dalam fisika tidak harus dihafal, tetapi dipahami oleh siswa. Hal ini bertolak belakang dengan kenyataan dilapangan bahwa siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. (Trianto, 2011: 6)

Dari hasil observasi pada tanggal 19 januari 2016 yang dilakukan di SMA

Negeri 5 Medan bahwa minat dan motivasi belajar siswa masih tergolong rendah khususnya pelajaran Fisika, hal ini dapat di buktikan dengan menggunakan

instrumen angket yang disebarkan pada 40 siswa kelas X, diperoleh data bahwa 37,5% (15 siswa) menganggap bahwa pelajaran fisika itu biasa saja, 62,5% (25 siswa) menganggap bahwa pelajaran fisika itu sulit.

Hal lain yang dilakukan dalam studi pendahuluan ini adalah hasil wawancara dengan seorang guru fisika (Ibu Imelda Sitohang,S.Pd) di SMA Negeri 5 Medan, Beliau mengatakan bahwa minat belajar siswa dalam mata pelajaran fisika di sekolah tersebut masih kurang dan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah-masalah fisika masih rendah hal ini di karenakan dalam kegiatan belajar mengajar siswa hanya di berikan teori dan cara menyelesaikan soal-soal fisika tanpa mengarahkan siswa pada masalah fisika yang ada didalam kehidupan sehari-hari disamping itu siswa juga kurang efektif dalam bertanya dan mengeluarkan pendapat saat proses pembelajaran Fisika.

(15)

metode tersebut juga harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan materi pelajaran yang diajarkan.

Pembelajaran tersebut sebenarnya dapat diatasi jika guru dapat melihat permasalahan-permasalahan di kelas dan mencari suatu pendekatan belajar yang tepat agar materi pembelajaran yang disampaiakan dapat dipahami dan diserap siswa dengan baik. Dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan maslalah merupakan suatu model pembelajaran yang di dasarkan pada banyak permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata. ( Trianto, 2009: 90)

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) yaitu guru menyodorkan situasi-situasi bermasalah kepada siswa dan memerintahkan mereka untuk menyelidiki dan menemukan sendiri solusinya. pembelajaran berbasis masalah juga bertujuan membantu siswa mengembangkan kemampuan investigasi dan kemampuan

mengatasi masalah, memberikan pengalaman peran orang dewasa kepada siswa dan memungkinkan siswa untuk mendapatkan rasa percaya diri atas kemampuan

nya sendiri untuk berfikir dan menjadi pelajar.(Arend, 2008: 70) disamping pembelajaran berdasarkan masalah siswa juga harus memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah, Kemampuan Pemecahan Masalah adalah kemampuan seseorang untuk menemukan solusi melalui suatu proses yang melibatkan pemerolehan dan pengorganisasian informasi. Pemecahan masalah melibatkan pencarian cara yang layak untuk mencapai tujuan menurut. (Margaret, 2011: 212)

Menurut penelitian yang terdahulu Ajeng Utrifani (2014) dengan menggunakan

problem based learning pada materi pokok kinematika gerak lurus dari hasil penelitian

terjadi pengaruh dari model pembelajaran problem based learning bahwa nilai post-test

dikelas eksperimen 74,97% lebih tinggi dibandingkan dengan nilai post-test dikelas

kontrol 69,87% dari hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan aktivitas belajara siswa pada materi

pokok kinematika gerak lurus. Menurut penelitian Thaufik Hambali (2014) dengan

menggunakan model pembelajaran problem based learning pada materi pokok listrik

dinamis bahwa penelitian juga memperoleh hasil penelitian bahwa hasil belajar dikelas

(16)

4

kelas eksperimen 77,66% sedangkan kelas kontrol 73,44%. Kesimpulan yang sama juga

diperoleh dari penelitian Dewi,dkk bahwa Hasil penelitian menunjukkan (1) terdapat

perbedaan kemampuan pemecahan masalah antara kelompok siswa yang belajar melalui

model pembelajaran berbasis masalah dengan kelompok siswa yang belajar melalui model pembelajaran langsung (2) terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

antara kelompok siswa yang belajar melalui model pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang belajar melalui model pembelajaran langsung setelah dilakukan

pengendalian terhadap skor bakat numerik dan (3) terdapat kontribusi bakat numerik

terhadap kemampuan pemecahan masalah dan dari penelitian Elnethra,dkk (2013) bahwa

penelitian dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan

berpengaruh meningkatkan skor hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti ingin

mengadakan penelitian dengan model pembelajaran berbasis masalah dengan tujuan untuk meningkatkan upaya-upaya yang telah diteliti oleh peneliti sebelumnya dengan memperhatikan pemanfaatan alokasi waktu dan memberikan informasi yang cukup mengenai materi yang akan disampaikan sehingga siswa dapat melihat masalah apa yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari

Peneliti akan memberikan dan membimbing siswa dalam mengerjakan

Lembar Kerja Siswa (LKS) yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, peneliti juga akan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan pengalokasian waktu seefisien mungkin sehingga diharapkan kemampuan pemecahan masalah siswa akan lebih baik.

(17)

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat didefenisikan masalah-masalah yang muncul diantaranya :

1. Rendahnya pemahaman siswa terhadap pemecahan masalah pada mata pelajaran Fisika.

2. Anggapan siswa terhadap mata pelajaran fisika adalah mata pelajaran yang sulit dan tidak disukai.

3. Terdapat kesulitan siswa dalam memahami konsep-konsep fisika.

4. Siswa kurang efektif dalam bertanya dan mengeluarkan pendapat saat proses pembelajran Fisika.

1.3 Batasan Masalah

Untuk memfokuskan masalah yang di teliti, maka masalah yang akan diteliti di batasi pada penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah fisika siswa pada konsep suhu dan kalor. Adapun masalah yang akan dibatasi pada :

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas X Semester II di SMA Negeri 5 Medan T.P 2015/2016

2. Model pembelajaran yang digunakan adalah problem based learning.

3. Kemampuan pemecahan masalah siswa dibatasi pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X semester 2 SMAN 5 MEDAN

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 5 Medan T.P 2015/2016?

(18)

6

3. Apakah ada perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah siswa setelah menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dengan pembelajaran Konvensional pada pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 5 Medan T.P 2015/2016?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 5 Medan T.P 2015/2016

2. Mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan pembelajaran Konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 5 Medan T.P 2015/2016

3. Mengetahui adanya perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah siswa setelah menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dengan pembelajaran

Konvensional pada pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 5 Medan T.P 2015/2016

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, dan peneliti. Adapun manfaat penelitian ini yaitu :

1. Siswa, penelitian ini diharapkan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam mempelajari konsep fisika.

2. Guru, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan alternatif pilihan untuk menggunakan model pembelajaran yang lebih efektifdalam pembelajaran fisika. 3. Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru dalam bidang

(19)

1.7 Defenisi Operasional

Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBL) yaitu guru menyodorkan situasi-situasi bermaslah kepada siswa dan memerintahkan mereka untuk menyelidiki dan menemukan sendiri solusinya. PBL juga bertujuan membantu siswa mengembangkan kemampuan investigative dan kemampuan mengatasi masalah, memberikan pengalaman peran orang dewasa kepada siswa dan memungkinkan siswa untuk mendapatkan rasa percaya diri atas kemampuan nya sendiri untuk berfikir dan menjadi pelajar.(Arend, 2008: 70)

Kemampuan Pemecahan Masalah adalah kemampuan seseorang untuk

menemukan solusi melalui suatu proses yang melibatkan pemerolehan dan

pengorganisasian informasi. Pemecahan masalah melibatkan pencarian cara yang layak

untuk mencapai tujuan. (Margaret, 2012: 212).

Pengajaran langsung adalah suatu model pengajar yang bersifat teacher center. Menurut Arends (Trianto 2010 : 41), model pengajaran langsung adalah

(20)

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan tabulasi, perhitungan dan pengujian hipotesis diperoleh beberapa kesimpulan antara lain:

1. Kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 5 Medan T.P .2015/2016 dengan nilai rata-rata = 72,29.

2. Kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan pembelajaran Konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 5 Medan T.P .2015/2016 dengan nilai rata-rata = 67,09.

3. Berdasarkan hasil pengolahan data dapat dinyatakan ada perbedaan yang signifikan ataupun ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 5 Medan T.P 2015/2016 dengan nilai = 72,29.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran:

1. Bagi mahasiswa calon guru hendaknya lebih memahami model pembelajaran berbasis masalah sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan Kemampuan pemecahan masalah siswa., menambah kreativitas dan semangat belajar siswa.

(21)
(22)

62

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R. I., (2008), Learning to Teach (Belajar untuk Mengajar), Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Dewi, Sadia, Suma, (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan masalah Fisika Melalui Pengendalian Bakat Numerik, e-Journal Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha 4: 1-11

Elnetthra, F., (2013), The Role of PBL in Improving Physics Students Creative Thinking and its Imprint on Gender, journal Universitas Malaysia sabah 1: 1-10.

Gredler dan Margaret, E., (2011), Learning and Instructions, Kencana, Jakarta.

Hamalik, O., (2010), Proses Belajar Mengajar, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Hambali, T., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Kelas X MAS Ibadurrahman Stabat T. P. 2013 / 2014, Jurnal Impafi 2: 190-197.

Hamiyah, N., dan Jauhar, M., (2014), Strategi Belajar-Mengajar di Kelas, Prestasi Pustakarya, Jakarta.

Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E., (2009), Models of Teaching, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Muhibbinsyah, (2010), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Purwoko, (2010), Fisika 1 SMA Kelas X, Yudhistira, Bogor.

Robert dan Ashlock, (1983), Guiding Each Child Learning of Mathematics, Charles e.merill Publishing Company, Ohio.

Rogers, (1992), Penyusunan Penskoran dan Penggunaan Tes Prestasi Belajar Bentuk Uraian, Pusat Penelitian dan Pengembangan System Pengujian, Jakarta.

Sagala, S., (2012), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.

(23)

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Sunardi dan Siti, (2013), Fisika untuk SMA/MA kelas X, Yrama Widya, Bandung.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenanda Media Group, Jakarta.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan, Kencana, Jakarta.

Trianto, (2014), Model Pembelajaran Terpadu, Bumi Aksara, Jakarta.

Gambar

Gambar 2.1 Hasil Yang diperoleh Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian karakteristik aspal pada hasil ekstraksi asbuton emulsi dengan kadar kelarutan aspal optimum, menghasilkan benda uji yang bertekstur kaku dan keras

Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Aktivitas Ritmik Materi Pokok Gerak Ritmik melalui penerapan Gaya Mengajar Resiprocal Pada Peserta didik

(Studi Empiris pada perusahaan go publik di Indonesia) Dengan ini kami menilai tesis tersebut dapat disetujui untuk diajukan dalam sidang ujian tesis pada program

Alat dan bahan : Foto gerbang sekolah /kunjungan langsung, foto kendaraan roda 6, air, botol, gayung, sendok Tujuan : - Anak mampu melakukan ibadah sehari-hari.. - Anak

Namun besarnya peran dan potensi kelapa ini tidak diikuti kinerja industri kelapa yang memuaskan, dimana produksi dan produktivitas kelapa Indonesia masih belum

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA DENGAN KEKAMBUHAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH.. KERJA UPTD PUSKESMAS

1) Guru dapat menerapkan pendekatan SAVI pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada aspek kemampuan membaca pemahaman. 2) Guru dapat memahami dengan tepat langkah-langkah

Polimer biodegradabel seperti kopolimer poli(asam laktat)-poli(asam glikolat) (PLGA) biasanya dibuat melalui kopolimerisasi pembukaan cincin D,L-laktida dan glikolida