• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN MACROMEDIAFLASH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA DINAMIS KELAS XI SEMESTER II SMA NEGERI 2 KABANJAHE T.P.2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN MACROMEDIAFLASH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA DINAMIS KELAS XI SEMESTER II SMA NEGERI 2 KABANJAHE T.P.2015/2016."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN MACROMEDIAFLASH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA DINAMIS DI KELAS XI SEMESTER II SMA NEGERI 2 KABANJAHE T.P. 2015/2016

Oleh:

Seftia Agafe Br Barus NIM 4123121070

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

(4)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN MACROMEDIAFLASH TERHADAP KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA DINAMIS KELAS XI SEMESTER II SMA NEGERI 2 KABANJAHE

T.P.2015/2016

Seftia Agafe Br Barus (NIM. 4123121070) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi pokok fluida dinamis di SMA Negeri 2 Kabanjahe.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X MIPA Semester II yang terdiri dari 5 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling. Kelas XI-PMIPA 1 sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan kelas XI-PMIPA 2 sebagai kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa adalah soal-soal kemampuan pemecahan masalah berjumlah 10 soal dalam bentuk essay test.

Hasil pengujian awal melalui pretes diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen yaitu 31,67 dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol yaitu 29,33. Pengujian data pretes melalui uji normalitas menunjukkan kedua sampel berdistribusi normal. Pada uji homogenitas diperoleh Fhitung = 1,24 dan Ftabel = 1,86 sehingga F hitung< Ftabel, maka kedua sampel berasal dari kelompok yang homogen. Kemudian diberikan perlakuan model pembelajaran berbasis masalah pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Setelah pembelajaran diberikan, diperoleh postest dengan nilai rata-rata postes kelas eksperimen = 72,17 dan nilai rata-rata postes kelas kontrol = 62,17. Dari hasil pengolahan data postes melalui uji t satu pihak diperoleh thitung = 3,73 dan ttabel = 1,988, sehingga thitung > ttabel, maka Ha diterima yakni ada pengaruh signifikan dari model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi pokok fluida dinamis di kelas XI semester II SMA Negeri 2 Kabanjahe T.P. 2015/2016.

(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar isi vi

Daftar Gambar vii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 6

1.7. Defenisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1 Pengertian Belajar 8

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar 9 2.1.3 Keterampilan Pemecahan Masalah 10

2.1.4 Aktivitas Belajar 11

2.1.5 Pengertian Pembelajaran dan Model Pembelajaran 11 2.1.6 Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah 13 2.1.7 Teori Belajar yang Melandasi Model PBL 14 2.1.8 Ciri-Ciri Khusus pembelajaran Berbasis Masalah 15 2.1.9 Tujuan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah 16 2.1.10 Manfaat Pembelajaran Berbasis Masalah 17 2.1.11 Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah 17 2.1.12 Kelebihan dan kekurangan Model PBL 19

2.2. Media Pembelajaran 20

2.2.1 Media Pembelajaran Macromedia Flash 21

2.3. Hasil-Hasil Penelitian 22

2.4. Pembelajaran Konvensional 23

2.5. Kerangka Konseptual 25

2.6. Hipotesis Penelitian 26

BAB III METODE PENELITIAN 27

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 27

(6)

vii

3.2.1 Populasi Penelitian 27

3.2.2. Sampel Penelitian 27

3.3. Variabel 27

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 27

3.4.1 jenis Penelitian 27

3.4.2 Desain Penelitian 28

3.5. Prosedur Penelitian 28

3.6. Instrumen penelitian 31

3.6.1. Keterampilan Pemecahan Masalah 31

3.6.2. Lembar Observasi 32

3.6.3. Validitas Tes 35

3.7. Teknik pengumpulan data 35

3.8. Teknik Analisis Data 35

3.8.1. Uji Normalitas 35

3.8.2. Uji Homogenitas 36

3.8.3. Uji Hipotesis 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40

4.1 Hasil Penelitian 40

4.1.1 Deskripsi Data Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 40

4.1.2 Perlakuan 42

4.1.3 Data Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 47

4.2 Pembahasan 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 55

5.2 Saran 55

DAFTAR PUSTAKA 57

(7)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

atas rahmat dan karunia-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Menggunakan Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada

Materi Pokok Fluida Dinamis Di Kelas XI Semester II SMA Negeri 2

Kabanjahe”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di jurusan

fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak

Drs. Rappel Situmorang, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah

banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai

dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan

kepada bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si , ibu Dr. Betty M. Turnip, M.Pd., dan

bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si., selaku dosen pembanding yang telah

memberikan masukan dan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi

ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada bapak Drs. Juru Bahasa

Sinuraya, M.Pd selaku dosen pembimbing Akademik, bapak Alkahfi Maas

Siregar, M.Si., selaku ketua jurusan Fisika dan bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya,

M.Pd selaku ketua prodi pendidikan Fisika. Juga kepada seluruh bapak dan ibu

dosen beserta staf dan pegawai jurusan fisika FMIPA UNIMED yang telah

banyak membantu penulis. Ucapan terima kasih disampaikan juga kepada Bapak

Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku dekan FMIPA Unimed. Terima kasih juga kepada

bapak Romanus Perangin-Angin, S.Pd selaku guru bidang studi fisika yang telah

banyak membantu penulis selama penelitian dan bapak Bastaria Sinulingga, S.Pd,

M.Pd selaku kepala SMA Negeri 2 Kabanjahe atas izin penelitian yang diberikan.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda tercinta

Dapensi Barus dan Ibunda tercinta Sanni Br Sembiring yang selalu memberikan

motivasi, doa dan dana kepada peneliti selama menempuh studi di Unimed. Juga

teristimewa kepada saudara-saudaraku Deswinta Barus dan Abet Nego Kristian

(8)

v

Ismadi Sembiring dan mamiku Debora Sinuraya dan juga bibiku tercinta Deria Br

sembiring yang telah memberikan motivasi, dorongan, bantuan moril dan materi

dalam menyelesaikan studi selama SMA hingga melanjut ke perguruan tinggi

Unimed serta bibiku Apri Lestari Br Sembiring yang selalu memotivasi dan

memberi saya semangat dan menjadi teman saya dari kecil sampai sekarang. Saya

ucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat terdekatku Eyssy Minar Siahaan,

Sartika Silaban, Vivi Piolita Nainggolan serta teman-teman sepembimbing skripsi

(Sarana, Wita, Awal dan Niko) yang selalu memberi semangat serta dukungannya

kepada saya mulai dari penyusunan sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan

terimakasih kepada seluruh anak Fisika Dik B 2012, kakak dan adik-adik kos

(Donna Aritonang, Kristiani Aritonang, dan Laura Seniati Tarigan) serta untuk

teman-teman PPL-T Yayasan Perguruan Immanuel Kabanjahe Tahun 2015,

Permata GBKP Desa Bunuraya, Karang Taruna Sektor III Desa Bunuraya dan

adik-adik dan saudara-saudari yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi maupun tata

bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari

pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pembaca khusunya dalam dunia pendidikan.

Medan, Juni 2016

Penulis

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

halaman Gambar 2.1. Bagan perbedaan model PBL dengan konvensional 25

Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian 30

Gambar 4.1. Distribusi Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol 41

Gambar 4.2. Penilaian Lembar Kerja Siswa 43

Gambar 4.3 Penilaian Sikap Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol 45

Gambar 4.4 Penilaian Keterampilan Siswa Kelas Eksperimen 46

Gambar 4.5 Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol 47

(10)

ix

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah 17

Tabel 2.2. Beberapa hasil penelitian terdahulu 22

Tabel 3.1. Two group pretest - postest design 28

Tabel 3.2. Spesifikasi Materi Fluida Dinamis 31

Tabel 3.3. Pedoman Penskoran Keterampilan Pemecahan Masalah 32

Tabel 3.4. Pedoman Penskoran Aktivitas Siswa 33

Tabel 3.5. Kategori Aktivitas Siswa 34

Tabel 4.1. Ringkasan Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 40

Tabel 4.2. Ringkasan Uji Normalitas Data Pretes 41

Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes 42

Tabel 4.4. Ringkasan Perhitungan Uji Kesamaan Rata-rata pretes 42

Tabel 4.5. Penilaian Lembar Kerja Siswa 43

Tabel 4.6. Penilaian Sikap Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 44

Tabel 4.7. Perkembangan Keterampilan Siswa Kelas Eksperimen 45

Tabel 4.8. Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen Dan Kontrol 46

Tabel 4.9. Ringkasan Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 48

Tabel 4.10. Ringkasan Uji Normalitas Data Postes 49

Tabel 4.11. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Postes 49

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk memajukan suatu

negara dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan

berperan aktif dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk mengikuti

perkembang ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pemerintah berupaya untuk

terus meningkatkan kualitas pendidikan. Pemerintah juga berupaya membuat

bantuan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dalam sarana dan prasarana

sehingga proses belajar-mengajar disekolah dapat berjalan dengan baik.

IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala alam. Fisika

sebagai salah satu unsur dalam IPA mempunyai peranan yang sangat penting

dalam pengembangan teknologi masa depan, oleh karena itu dalam memacu ilmu

pengetahuan dan teknologi proses pembelajaran fisika perlu mendapatkan

perhatian yang lebih. Fisika adalah cabang ilmu pengetahuan alam yang

menggunakan metode ilmiah dalam prosesnya.

Bidang studi sains fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

merupakan objek mata pelajaran yang menarik dan lebih banyak memerlukan

pemahaman dari pada penghafalan. Namun, kenyataannya fisika sering dipandang

siswa sebagai ilmu yang abstrak dengan teori dan soal-soal yang sulit.

Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah)

dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari

rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memperihatinkan.

Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat

konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu

bagaimana sebenarnya belajar itu. Dalam arti yang lebih substansial, bahwa

proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan

tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri

(12)

2

Berdasarkan pengalaman penulis saat melakukan Program Pengalaman

Lapangan Terpadu (PPLT) di SMA Swasta Immanuel Kabanjahe, banyak

dihadapi berbagai kendala dalam proses belajar mengajar. Diantaranya, banyak

siswa yang menganggap mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang

sangat sulit dipahami dan kurang menarik. Adapun faktor-faktor yang

menyebabkan kendala tersebut adalah metode pembelajaran yang digunakan guru

cenderung monoton dan tidak memberikan variasi model pembelajaran dalam

proses belajar mengajar, alat peraga (media pembelajaran) masih sangat minim

dan juga alat-alat laboratorium yang kurang memadai dan jarang digunakan,

kurangnya kerjasama siswa dalam belajar kelompok, dan kurangnya minat siswa

dalam belajar fisika. Para siswa memiliki sejumlah pengetahuan, namun banyak

pengetahuan itu di terima siswa sebagai informasi, sedangkan mereka sendiri

tidak dibiasakan dan tidak ada tumbuhnya motivasi dalam diri mereka untuk

mencoba menemukan sendiri pengetahuan atau informasi itu.

Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 2 Kabanjahe pada tanggal 13

Januari 2016, dengan menggunakan angket dan wawancara, diperoleh data bahwa

8,82% (3 siswa) menyukai pelajaran fisika, 64,70% (22 siswa) biasa saja terhadap

pelajaran fisika dan 26,47% (9 siswa) menyukai pelajaran fisika. Dari hasil

tersebut dapat dilihat bahwa kebanyakan siswa tidak menyukai fisika hal ini

disebabkan karena siswa beranggapan bahwa fisika itu kebanyakan rumus,

pelajaran yang sulit, dan juga siswa jarang menggunakan laboratorium.

Dari hasil wawancara dengan Bapak Romanus Perangin-Angin, S.Pd selaku

guru fisika di SMA Negeri 2 Kabanjahe, diperoleh keterangan bahwa guru fisika

cenderung menggunakan metode ceramah dan metode diskusi dan juga ruangan

laboratorium yang kurang mendukung dan peralatan laboratorium fisika yang

masih sangat kurang sehingga menyebabkan guru jarang melakukan percobaan

pada setiap materi fisika.

Dari angket dan wawancara tersebut, terlihat bahwa keberhasilan

pembelajaran belum tercapai. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan

pembelajaran adalah diperlukan model pembelajaran yang dapat mendukung

(13)

3

dan menyenangkan. oleh karena itu, guru diharapkan dapat mengembangkan

suatu model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan

mengembangkan, menyelidiki, mengungkapkan ide siswa itu sendiri.

Model pembelajaran berdasarkan masalah adalah salah satu upaya

solusinya, model pembelajaran ini dirancang dengan tujuan untuk membantu

siswa mengembangkan kemampuan berfikir dan mengembangkan kemampuan

berfikir dan mengembangkan kemampuan dalam memecahkan masalah kehidupan

sehari-hari (berbasis konstektual), sehingga siswa lebih paham terhadap konsep

fisika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran berbasis

masalah merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan

untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk

menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada. Model

Pembelajaran berbasis Masalah adalah model pembelajaran dengan pendekatan

pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun

pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi

dan inquiry, menghadirkan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri

(Arends, 2008: 41).

Menurut Sri Rahayu (2015), berdasarkan penelitiannya diperoleh hasil belajar

fisika siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran berdasarkan

masalah diperoleh rata-rata post-test sebesar 62,87. Hasil belajar fisika siswa yang

diberi pembelajaran dengan model konvensional diperoleh rata-rata post-test

sebesar 53,89. Hasil observasi aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen dengan

model pembelajaran berdasarkan masalah mengalami peningkatan yang positif.

Kelemahan dari penelitian yang dilakukan ini kurang efisiennya waktu yang

digunakan dalam proses pembelajaran dan kurang maksimalnya dalam

membimbing siswa dan mengorganisasikan siswa untuk belajar.

Menurut Rizki Khodizah (2015), berdasarkan penelitiannya diperoleh hasil

belajar fisika siswa yang diberi pembelajaran dengan model konvensional

diperoleh rata-rata post-test sebesar 55,31 dan hasil belajar fisika siswa di kelas

eksperimen dengan model pembelajaran berbasis masalah diperoleh rata-rata

(14)

4

eksperimen dengan model pembelajaran berbasis masalah memiliki efek yang

lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional dan hasil belajar

afektif siswa lebih tinggi di kelas eksperimen daripada di kelas kontrol.

Kelemahan dari penelitian ini adalah peneliti tidak bisa mengoptimalkan waktu

saat praktikum berjalan, kemudian masih ada siswa yang kurang tertarik dengan

pembelajarn berbasis masalah karena telah terbiasa mengikuti pembelajaran

konvensional atau yang sudah diterapkan di kelas tersebut, seperti mencatat soal

dan mengerjakan soal-soal fisika.

Menurut Theresia Wira Wardani Sinaga (2015), berdasarkan penelitiannya

diperoleh hasil belajar fisika siswa yang diberi pembelajaran dengan model

konvensional diperoleh rata-rata post-test sebesar 56,97 dan hasil belajar fisika

siswa di kelas eksperimen dengan model pembelajaran berbasis masalah diperoleh

rata-rata post-test siswa sebesar 63,15. Hasil observasi aktivitas belajar siswa di

kelas eksperimen dengan model pembelajaran berbasis masalah memiliki efek

yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional dan hasil belajar

afektif siswa lebih tinggi di kelas eksperimen daripada di kelas kontrol.

Kelemahan dari penelitian ini adalah kurangnya penguasaan kelas untuk

menerapkan model PBL sehingga suasana kelas kurang kondusif.

Upaya yang akan dilakukan peneliti dalam penelitian ini untuk memperbaiki

kelemahan-kelemahan peneliti sebelumnya : 1) membuat lembar kerja siswa

(LKS) sesuai dengan indikator pencapaian pembelajaran kognitif, 3)

Memanfaatkan waktu sebaik mungkin sesuai yang direncanakan sehingga proses

pembelajaran berjalan dengan baik, 4) Mengorganisasikan kelompok sebaik

mungkin agar anggotanya lebih sedikit dalam satu kelompok dan dan siswa dapat

dikontrol dengan baik dalam proses pembelajaran, 5) Menguasai kelas agar

suasana kelas kondusif pada saat proses belajar mengajar.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis terdorong untuk

melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis

(15)

5

1.2 Identifikasi Masalah

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah di atas, maka

yang menjadi identifikasi masalah pada penelitian ini adalah:

1. Guru lebih dominan menyajikan materi dengan metode ceramah

2. Pelajaran fisika yang dianggap kurang menarik

3. Kemampuan memecahkan masalah siswa dalam belajar fisika masih rendah

4. Hasil belajar siswa yang masih rendah

5. Kurangnya sarana dan prasarana laboratorium

1.3 Batasan Masalah

Untuk memberikan ruang lingkup yang jelas dalam pembahasan, maka perlu

dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian di SMA N 2 Kabanjahe T.P.

2015/2016 ini sebagai berikut:

1. Model pembelajaran dalam penelitian ini adalah model pembelajaran berbasis

masalah.

2. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI

3. Materi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Fluida Dinamis

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian pada materi pokok Fluida Dinamis Kelas XI Semester II SMA N 2

Kabanjahe T.P. 2015/2016 adalah:

1. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah siswa di kelas eksperimen

dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah menggunakan

macromedia flash dan kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran

konvensional?

2. Bagaimana aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen dengan menggunakan

model pembelajaran berbasis masalah dan kelas kontrol dengan

menggunakan pembelajaran konvensional?

3. Bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran berbasis masalah

(16)

6

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah, maka tujuan yang ingin diperoleh dalam

penelitian pada materi pokok Fluida Dinamis Kelas XI Semester II SMA N 2

Kabanjahe T.P. 2015/2016 adalah:

1. Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa di kelas

eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah

menggunakan macromedia flash dan kelas kontrol dengan menggunakan

pembelajaran konvensional

2. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah menggunakan

macromedia flash dan kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran

konvensional

3. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan dalam penggunaan model

pembelajaran berbasis masalah menggunakan macromedia flash terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah:

1. Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan penulis tentang model

Pembelaajaran Berbasis Masalah yang dapat digunakan nantinya dalam

mengajar.

2. Bahan referensi yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian lanjutan

bagi peneliti selanjutnya.

3. Sebagai bahan informasi kemampuan pemecahan masalah fisika siswa

menggunakan model Pembelajaran Berbasis masalah pada materi Fluida

Dinamis Kelas XI Semester II SMA N 2 Kabanjahe T.P. 2015/2016

4. Sebagai bahan informasi alternatif bagi guru fisika untuk memilih model

pembelajaran yang lebih baik dan tepat dalam proses pembelajaran

1.7 Defenisi Operasional

1. model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan

(17)

7

merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di

kelas atau yang lain (Rusman, 2011: 133).

2. Model Pembelajaran berbasis Masalah adalah model pembelajaran dengan

pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat

menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan

yang lebih tinggi dan inquiry, menghadirkan siswa dan meningkatkan

kepercayaan diri sendiri (Arends, 2008: 41). Model pembelajaran Berbasis

Masalah, antara lain bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan

keterampilan berfikir dan kemampuan pemecahan masalah. Masalah dapat

mendorong keseriusan, inquiry dan berfikir dengan cara yang bermakna dan

sangat kuat. Pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah cara

memanfaatkan masalah untuk menimbulkan motivasi belajar.

3. Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang melibatkan gerak fisik dan

mental sekaligus. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu selalu berkaitan.

Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran menempatkan siswa sebagai

subjek belajar.

4. media pembelajaran adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai

penyalur pesan untuk memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal.

5. Macromedia Flash adalah sebuah program yang ditujukan kepada para

desaigner maupun programer yang bermaksud merancang animasi untuk

pembuatan halaman web, presentasi untuk tujuan bisnis maupun proses

pembelajaran hingga pembuatan game interaktif serta tujuan-tujuan lain yang

lebih spesifik.

6. kemampuan pemecahan masalah merupakan aktivitas kognitif kompleks yang

di dalamnya termasuk mendapatkan informasi dan mengorganisasikan dalam

(18)

55

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan

pengujian hipotesis model pembelajaran berbasis masalah menggunakan

macromedia Flash terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi

pokok fluida dinamis di kelas XI semester II SMA Negeri 2 Kabanjahe T.P.

2015/2016 maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa pada kelas eksperimen

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah adalah 72,17 dengan

kriteria tuntas dan pada kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan

pembelajaran konvensional adalah 62,17 termasuk kriteria tidak tuntas.

2. Nilai rata-rata aktivitas siswa pertemuan I, II dan III yang diberi model

pembelajaran berbasis masalah sebesar 78,86 dengan kategori aktif dan

yang diberi perlakuan pembelajaran konvensional sebesar 58,86 dengan

kategori cukup aktif.

3. Berdasarkan analisis uji hipotesis diperoleh thitung > ttabel = 3,73 > 1,988 pada taraf signifikan α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan dari model pembelajaran berbasis masalah menggunakan

macromedia Flash terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada

materi pokok fluida dinamis di kelas XI semester II SMA Negeri 2

Kabanjahe T.P. 2015/2016

5.2Saran

berdasarkan hasil dan kesimpulan yang dalam penelitian ini, maka peneliti

mempunyai beberapa saran, yaitu:

1. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model pembelajaran

(19)

56

menggunakan waktu seefisien mungkin dan mengkondisikan kelas dengan

baik agar tercapai hasil yang efektif .

2. Untuk peneliti selanjutnya agar dalam mengorganisasikan siswa untuk

meneliti dalam kelompok diharapkan jumlah siswa dalam kelompok

tersebut tidak terlalu banyak atau berjumlah 4-5 orang dalam satu

kelompok agar siswa dapat aktif selama praktikum dan dapat bertanggung

(20)

57

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R.I., (2008), Learning to teach, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Hardiyanto, Widi, Eko Setyadi Kurniawan, dan Nurhidayati, (2012), Pemanfaatan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Macromedia Flash 8 Guna Meningkatkakan Motivasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sifat Mekanik Bahan Kelas X Tkj 2 SMK Batik Perbaik Tahun Pelajaran 2011/2012, Radiasi. 1(1): 56-59

Harsoyono,I, T., A, Sopyan., Penerapan Model pembelajaran Berbasis Masalah dengan Teknik Probing-Prompting Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah IPA Siswa Kelas VII SMP, Unnes Physics Education Journal 3(2): 42-47

Istarani., (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Kanginan, M., (2006), FISIKA untuk SMA Kelas XI, Erlangga, Jakarta.

Khodizah, Rizki., (2015), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Semester Genap Pada Materi Pokok Fluida Dinamis Di SMA Negeri 11 Medan, Skripsi FMIPA, Unimed, Medan.

Masek, Alias., dan Sulaiman Yamin., (2011), The Effect of Problem Based Learning on Critical Thinking Ability: A Theoretical and Empirical Review, International Review of Social Sciences and Humanities 2(1): 215-221

Polya, G., (1973), How To Solve It, A New Aspect of Mathematic Metod, Princeton University Press, New Jersey.

Rahayu, Sri. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Kelas X Semester II Di SMA Muhammaddiyah 8 Kisaran T.A. 2014/2015, Skripsi FMIPA, Unimed, Medan

Rusman., (2010), Model–Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru , Rajawali Pers, Jakarta.

Sagala, S., (2003), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Sinaga, Theresia., (2015), Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu Dan Kalor Di Kelas X Semester II SMA Negeri 3 Medan T.P. 2014/2015, Skripsi FMIPA, Unimed, Medan

Slameto., (2013), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

(21)

58

Sujarwanto, E., A. Hidayat., dan Wartono., (2014), Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Pada Modelling Instruction Pada Siswa SMA Kelas XI, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia 3(1): 65-78

Sunardi., (2007), Fisika Bilingual Untuk SMA Kelas XI, Yrama Widya, Bandung.

Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Kencana Prenada Media Grup, Jakarta.

Wena, M., (2009), Strategi pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara, Jakarta.

Gambar

Gambar 2.1. Bagan perbedaan model PBL dengan konvensional

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum (skripsi) yang

Ukuran pemusatan data adalah nilai tunggal dari data yang dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan singkat tentang disekitar mana data itu memusat, serta dianggap

Pada subpenelitian pertama, diketahui bahwa pemberian silika, baik dalam bentuk silika biasa (SB) maupun dalam bentuk nano silika powder (NSP) dan nano silika koloid

4 saya akan berusaha untuk melakukan yang lebih baik dibandingkan dengan teman saya... NORMA

Artinya masa usia dini yang bahagia merupakan dasar bagi keberhasilan di masa yang datang dan sebaliknya (Sujiono, 2006: 1). Pendidikan anak usia dini merupakan basis penentu

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) ada tidaknya pengaruh variabel produk, harga, tempat,promosi, orang, sarana dan prasarana, serta proses sebagai dimensi utama

[r]