Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN
EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN
BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN
KALOR
TESIS
diajukanuntukmemenuhisebagaisyaratuntukmemperolehgelar Magister PendidikanFisika
Oleh : Saeful Nurdin
NIM 1302505
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
LEMBAR HAK CIPTA
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN
EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI
SUHU DAN KALOR
Oleh Saeful Nurdin
Universitas Pendidikan Indonesia 2015
sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Maister Pendidikan (M.Pd.) pada sekolah pasca sarjana
@Saeful Nurdin 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang,
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
SAEFUL NURDIN
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN
EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI
SUHU DAN KALOR
disetujuidandisahkanolehpembimbing :
Pembimbing:
Dr. WAWAN SETIAWAN, M.Kom. NIP.196601011991031005
Mengetahui,
KetuaJurusan Program StudiPendidikanFisika SekolahPascaSajanaUniversitasPendidikan Indonesia
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
SAEFUL NURDIN
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN
EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI
SUHU DAN KALOR
disetujuidandisahkanolehpembimbingdanPenguji:
Pembimbing:
Dr. WawanSetiawan, M.Kom. NIP.196601011991031005
Penguji:
Penguji I Penguji II Penguji III
Dr. Didi T. Chandra, M.Si NIP:195910131984031001
Dr. Enjang A. Juanda, M.T.,M.Kom. NIP: 195508261981011001
Dr. Andi Suhandi, M.Si NIP:196908171994031003
Mengetahui,
KetuaJurusan Program StudiPendidikanFisika SekolahPascaSajanaUniversitasPendidikan Indonesia
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA
PADA MATERI SUHU DAN KALOR
SaefulNurdin NIM : 1302505
Abstrak
Penelitianinibertujuanuntukmengetahuipeningkatankemampuankognitifdanketera
mpilanberpikirkreatifsiswa yang mendapatkanmodel
pembelajaranberbasismasalah
(PBM)berbantuanexelearningdengantidakberbantuanexelearning.Sampeldalampe nelitianiniberjumlah 48 siswakelas-X IPA di salahsatuMadrasah AliyahNegeri di
Bandung.Metodepenelitian yang
digunakandalampenelitianinimerupakanmetodequasi-experimental. Data
hasilpenelitian yang
didapatmelaluianalisisN-gainkemampuankognitifdanketerampilanberpikirkreatifsiswa yang mendapatkan
PBM berbantuanexelearningterdapatpeningkatan yang
lebihtinggidibandingkandengansiswa yang mendapatkan PBM tanpabantuanexelearning.Hubungankemampuankognitifdenganketerampilanberpi
kirkreatifsiswayang menggunakan PBM
bantuanexelearningditandaidenganindekskorelasi yang signifikansebesarrxy = 0,55,
dansumbanganantaravariabelkemampuankognitifdenganvariabelketerampilanberp ikirkreatifsebesar 30,67%. Untuktanggapansiswaterhadappenggunaanmodel pembelajaranberbasismasalahberbantuanexelearninghampirseluruhsiswamemberi kansikapsetujudengantarafsignifikansikuat.Hasilpenelitianmengungkapkanbahwap
enggunaanmodel pembelajaranberbasismasalah(PBM)
berbantuanexelearningsecarasignifikandapatmeningkatkankemampuankognitifdan keterampilanberpikirkreatifsiswa.
Kata kunci :KemampuanKognitif,
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
EXELEARNING-ASSISTED PROBLEM BASED LEARNING TO
IMPROVE STUDENTS’ COGNITIVE ABILITY AND CREATIVE
THINKING SKILL ON TEMPERATURE AND HEAT CONCEPT
SaefulNurdin Nim. 1302505
Abstract
A study was aimed to perceive the improvement of student’s cognitive ability and
creative thinking skill after obtaining exelearning-assisted problem based learning. Quasi-experimental methode was used to involve 48 first-year students at one of the Madrasah AliyahNegeri in Bandung that was divide into 24students of control group who had problem based learning without exelearning and 24students of experiment group who had problem based learning with the aid of exelearning. Data were analyzed by using normalized gain score and mean difference student test. The findings showed that cognitive ability and creative thinking skill of students in experiment group was higher than those in the control group. Therefore, exelearning-assisted problem based learning was able to improve
students’ cognitive ability and creative thinking skill. The correlation coefficient
between cognitive ability and creative thinking skill of the experiment group students was 0.55 with determination coefficient was 30.67%. Students agreed with the implementation of exelearning assisted problem based learning in the physics classroom.
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. LatarBelakangPenelitian ... 1
B. IdentifikasiMasalahPenelitian ... 7
C. RumusanMasalahPenelitian ... 7
D. TujuanPenelitian ... 8
E. ManfaatPenelitian ... 8
BAB II PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUANEXELEARNING, KEMAMPUAN KOGNITIF, KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN BAHAN AJAR SUHU KALOR SERTA HIPOTESIS PENELITIAN ... 9
A. PembelajaranBerbasisMasalah ... 9
1. PembelajaranBerbasisMasalah ... 9
2. LangkahPembelajaran ... 10
B. Bahan Ajar Exelearning ... 11
1. BahanAjar ... 11
2. Exelearning ... 11
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
D. KeterampilanBerpikirKreatif ... 20
E. PembelajaranBerbasisMasalahBerbantuanExelearning ... 25
1.Langkah-langkahPembelajaranBerbasisMasalah ... 25
2.BahanAjar ExelearningDalamPembelajaranKalor ... 26
F. SuhudanKalor ... 32
G. AsumsidanHipotesis ... 44
BAB III DESAIN DAN METODOLOI PENELITIAN ... 46
A. DesainPenelitian ... 46
B. PopulasidanSampel ... 47
C. ProsedurPenelitian ... 47
1. StudiPendahuluan ... 47
2. TahapPersiapan ... 47
3. TahapPelaksanaan ... 49
4. TahapAnalisisdanPenyusunanLaporan ... 49
D. DefinisiOperasional ... 51
E. InstrumenPenelitiandanTeknikAnalisisnya ... 52
F. AnalisisPeningkatanKemampuanKognitifdanKeterampilanBer pikirKreatif ... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64
A. HasilPenelitian ... 64
1. HasilPenelitian ... 64
2. PBM BerbantuanExelearning ... 65
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
5. HubunganKemampuanKognitifdenganKeterampilanBerpikirKr
eatifpadakelas yang MenggunakanModel PBM
BerbantuanExelearning ... 73
6. TanggapanSiswaTerhadap Model PembelajaranBerbasisMasalah, Penggunaan Multimedia Exelearning, danKeterlaksanaanPembelajaran ... 74
B. Pembahasan ... 76
1. PembahasanPBM BerbantuanExelearningpadaVariabelKemampuanKognitif . 76 2. PembahasanPBM BerbantuanExelearningpadaVariabelKeterampilanBerpikirKre atif ... 79
3. PembahasanHubunganKemampuanKognitifdenganKeterampil anBerpikirKreatifpadaKelas yang MendapatkanPBM berbantuanExelearning ... 83
4. PembahasanTanggapanSiswaTerhadap Model PembelajaranBerbasisMasalah, Penggunaan Multimedia Exelearning, danKeterlaksanaanPembelajaran ... 85
BAB V SIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI ... 87
A. Simpulan ... 87
B. Saran ... 88
C. Rekomendasi ... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 90
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 SintakPembelajaranBerbasisMasalah ... 10
2.2 SasaranPenilaianHasilBelajar ... 19
2.3 PerilakuSiswa ... 23
2.4 InstrumenPenelitianKeterampilanBerpikirKreatif... 24
2.5 KalorJenisBeberapaBahan ... 36
3.1 DesainPenelitian ... 46
3.2 KategoriReliabilitasTes ... 54
3.3 Interpretasi Tingkat KemudahanButirSoal ... 55
3.4 InterpretasiDayaPembeda ... 55
3.5 Interpretasi Rata-rata Gain Ternormalisasi... 58
3.6 InterpretasiKoefisienKorelasi ... 59
3.7 KategoriTanggapanResponden ... 62
3.8 KategoriKeterlaksanaanPembelajaran ... 63
4.1 AnalisisNormalitas Data ... 64
4.2 RancanganAwalBahan Ajar/Buku Ajar SuhudanKalorBerbantuanExelearning ... 65
4.3 N-gain KelasEksperimendanKontrolpadaKemampuanKognitif ... 69
4.4 N-gain Perbutir Soal pada Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 70
4.5 N-Gain KelasEksperimendanKelas Kontrolpada Keterampilan Berpikir Kreatif ... 73
4.6 Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 74
4.7 Aktivitas Kegiatan Guru pada Model PBM Berbantuan Exelearningpada Kelas Eksperimen ... 75
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 JendelaExelearning ... 13
2.2 Blok SudiKasus ... 28
2.3 Blok Toko yang BerjasaDibidangSuhudanKalor ... 29
2.4 Blok MateriSuhudanKalor ... 29
2.5 Blok UnduhanMateriSuhudanKalor ... 30
2.6 Blok DiskusiPermasalahanSuhudanKalor ... 31
2.7 QuisPilihanGanda ... 32
2.8 PerubahanWujud Benda ... 38
2.9 GrafikPerubahanWujud Benda ... 38
2.10 AnginDaratdanAnginLaut ... 42
3.1 Diagram Penelitian ... 50
4.1 Storyboard PBM BerbantuanExelearning ... 67
4.2 DiagramPersentaseKeterampilanBerpikirKreatifpadaKelasEksperimen 71
4.3 DiagramPersentaseKeterampilanBerpikirKreatifpadaKelasKontrol .. 72
4.4 ...Tab elLembarJawabanSiswaKelasKontrolpadaIndikatorFleksibelMengemuk akanSebab ... 81
4.5 ...Tab elLembarJawabanSiswaKelasEksperimenpadaIndikatorOrisinalMenge mukakanAkibat-akibat... 81
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 HasilValidasiAhliSoalSuhudanKalordanHasilValidasi
Media Bahan Ajar Exelearning ... 94
Lampiran 2 HasilAnalisisUjiCobaSoal, DayaPembeda, danTingkat
Kesukaran... 126
Lampiran 3 HasilUjiNormalitasdanHomogenitas Data, Analisis Data
NgainKemampuanKognitifdanKeterampilanBerpikirKrat
ifKelasEksperimendanKelasKontrol, Uji Independent
Sampel T TesKemampuanKognitif, Uji Mann-Whitney
Test KeterampilanBerpikirKreatif,
UjiKorelasiKemampuanKognitifdenganKeterampilanBer
pikirKreatif, Uji Alpha SoalBerpikirKreatif,danUji
Alpha AngketTanggapanSiswaterhadapModel PBM
BerbantuanExelearning ... 130
Lampiran 4 TahapanPengembangan PBM
BerbantuanExelearningdanSkalaSikapTanggapanSiswa,
sertaLembarObservasiSiswadan Guru ... 149
Lampiran5
1
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Seiring dengan perubahan kurikulum dan regulasinya,setiap
kurikulummemiliki tujuan yang hendak dicapai salah satudiantaranyayaitu
dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif
melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Dalam rangka mewujudkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif,
dan afektif maka dalam Standar Proses dinyatakan bahwa proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Dengan kata lain dalam proses pembelajaran
ditandai dengan adanya transper pengetahuan.
Bila tujuan pembelajarannya adalah menumbuhkan kemampuan
mentransfer, fokusnya adalah lima proses kognitif lainnya, yaitu memahami
sampai mencipta, setelah mengingat. Dari keenam proses kognitif yang
berpijak pada kemampuan mentransfer dan ditekankan di Sekolah/Madrasah
maupun Perguruan Tinggi ialah memahami. Siswa dikatakan memahami bila
mereka dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik
yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan melalui
pengajaran, buku teks, atau media komputer (Anderson & Krathwohl, 2001).
Yeo dan Zadnik (2001) memandang perubahan kemampun konseptual
dalam belajar fisika salah satu contohnya seperti publikasi interaktif yang
baik, keterhubungan antara metode mengajar dan mendorong siswa untuk
membuat mereka memahami dengan jelas kemampuan kognitif melalui
2
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Membantu siswa dalam membandingkan pemahaman mereka dengan
temannya agar gagasan mereka dapat diterima secara ilmiah.
Lau (2011)mengungkapkan bahwa peningkatan untuk menjadi lebih
kreatif dapat dikatakan orang tersebut sangat rajin, disiplin, dan
fokus,memiliki rutinitas pekerjaan/belajar, memiliki motivasi, etos kerja yang
tinggi, semangat terhadap pekerjaan, serta bersabar menjalaninya. Sehingga
mereka menemukan sendiri apa yang mereka sukai, jenis lingkungan dan
gaya hidup yang membuatnya lebih produktif.
Keterampilan berpikir kreatif sangat penting untuk keberhasilan dalam
belajar dan kesuksesan dalam hidup (Fisher, 2006). Menurut Haris (2012)
berpikir kreatif merupakan proses berpikir yang berfokus pada eksplorasi ide,
menghasilkan kemungkinan dan mencari berbagai jawaban yang benar, bukan
hanya satu jawaban yang benar.
Sternberg (2012) mempertimbangkan bahwa dalam ilmu fisika
kemampuan berpikir kreatif dikatakan dapat menemukan prinsip-prinsip
pokok fisika yang paling mendasar berikut permasalahannya, masing-masing
berbeda satu sama lainnya “struktur permukaan” dari permasalahan tetapi
bukan dalamnya “struktur yang mendalam”.
Guru sebagai fasilitator harus dapat mewadahi dan melatihkan proses
kreatif tersebut, salah satunya guru tersebut harus profesional. Dimana
pemahaman media dan teknologi merupakan kemampuan yang harus dimiliki
oleh guru untuk menjadiprofesional di era globalisasi,Guru profesional
dituntut untuk menumbuhkan minat belajar kepada siswa, maka guruharus
lebih kreatif dalam pembelajaran sehingga siswagiat belajar.
Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan gaya belajar mereka
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal, maka ada
berbagai model pembelajaran yang perlu diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran (Uno, B H. & Mohamad, N, 2012).Problem Base Learning
(Pembelajaran Berbasis Masalah) merupakan suatu modelpembelajaran yang
3
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
belajar berpikir,keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh
pengetahuan sertakemampuan untuk menemukan dan menggunakan sumber
belajar yang tepat (Duch, 1995).
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)harus mempertimbangkan, apa
yang siswa butuhkan pada kehidupan dunia nyata dan lingkungan belajar
mereka, banyak sikap antusias terhadap pembelajaran berbasis masalah,
pendekatan modelpembelajaran datang dari guru,dan siapa yang merasakan
revitalisasi kembali oleh energi kreatif yang dilepaskan (White, H, 1995).
Pembelajaran Berbasis Masalah sengaja dikembangkan untuk
membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir, memecahkan
masalah, dan keterampilan intelektual; mempelajari peran-peran orang
dewasa dengan mengalaminya melalui berbagai situasi nyata atau situasi yang
disimulasikan; dan menjadi pembelajar yang mandiri dan otonom (Arends,
2012).
Para pengembang PBM (Gordon et al., 2001; Krajcik et al., 2003;
Slavin, Madden, Dolan & Wasik, 1994; Torp & Sage, 1998) dalam Arends
(2012)mendeskripsikan bahwa pembelajaran berbasis masalah
diorganisasikan diseputar pertanyaan dan masalah yang penting secara sosial
dan bermakna secara personal bagi siswa. Mereka menghadapi berbagai
situasi kehidupan nyata yang tidak dapat diberi jawaban-jawaban sederhana
dan berbagai solusi yang bersaing (Competing) untuk menyelesaikannya.
Penerapan pembelajaran pada model PBL berbantuan web untuk
mencari alternatif solusi dalam pembelajaran menurut (Wadud, 2012)
berdasarkan hasil penelitiannya bahwa pembelajaran model PBL berbantuan
web dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan berpikir
kreatif siswa dibandingkan dengan PBL tidak berbantuan web. Temuan hasil
penelitian lainnya penggunaan model PBL online menggunakan moodle
dengan PBL tradisional dengan ceramah oleh (Sulaiman, dkk.,2013)
menyimpulkan bahwa PBL online dapat meningkatkan keterampilan berpikir
4
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dengan PBL tradisional, sedangkan untuk indikator fluency dikatakan hasil
berpikir fluency menggunakan PBL tradisional lebih tinggi dari PBL online
Pembelajaran menggunakan e-learning atauwebditinjau dari segi
kelebihannya tidak terbatas ruang dan waktu dimana saja dan kapan saja kita
dapat mengakses pembelajaran asalkan kita mempunyai perangkat komputer,
tablet dan Handphone yang terhubung ke internet, begitu juga interaksi antara
siswa dan guru lebih mudah secara realtime. Moodle sebagai media
e-learning dari beberapa penelitian memberikan kotibusi positif dan membantu
mereka untuk membangun pengetahuan mereka, dan mempromosikan sikap
positif siswa untuk mengarahkan diskusi dan kerja sama dengan
rekan-rekanya. (Blas,.& Fernandez, 2009).
Kekurangannya terkadang koneksi internet lambat, atau masalah
jaring kurang mendukung. Pernyataan tersebut juga didukung oleh Penelitian
yang dilakukan (Sihombing, 2010) menyarankan bahwa penggunanan
e-modul interaktif membutuhkan kapasitas bandwidth yang besar sehingga
pembelajar dan pengajar dapat mengakses materi belajar pada website dengan
cepat. Hartono (2010) mengatakan juga kecilnya bandwidth dikampus,
warnet, dan web hosting sehingga pengguna mengalami kesulitan mengakses
web pada waktu dan tempat yang sama.
Untuk mengatasikonektivitas bandwidth tersebut, sebuah inovasi
penyedia layanan gratis yang bergerak di bidang pendidikan menciptakan
sebuah program The ELearning XHTML Editor (exelearning) dimana sebuah
lingkungan authoring untuk membantu guru dan akademisi dalam mendesain,
pengembangan dan penerbitan bahan ajar berbasis web tanpa perlu menjadi
mahir dalam HTML atau aplikasi web-publishing yang rumit (Fernandez,
dkk., 2012).
Program yang dikembangkan oleh Fernandez tersebut merupakan
program yang open source, yang didedikasikan untuk keperluan
pengembangan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang mudah
5
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
membutuhkan kapasitas bandwidth untuk konektifitas internet.Perluasan
pengaruh penggunaan program authoring,exelearningsebagai alternatif
software gratis dan pengembangannya menjadikan hal yang harus dikuasai
guru yang kreatif dalam pembelajaran. Pengembangan tersebut tentunya
harus sesuai dengan amanat kurikulum dan tujuan yang hendak dicapai.
Penelitian yang menggunakan lingkungan authoring telah dilakukan
sebelumnya, salah satunya untuk melatihkan berpikir kreatif menurut (Liu,
1998) menyimpulkan bahwa hypermedia authoring sebuah Alternatif untuk
mempasilitasi pengembangan kemampuan kognitif siswa dan motivasi
mereka untuk belajar, keterlibatan siswa dalam membuat tugas berpotensi
dapat mempasilitasi untuk meningkatkan berpikir kreatif mereka.Dalam
penelitiannya juga dikatakan program authoring sebagai media yang baik
untuk membangun keterampilan berpikir kreatif bergantung pada bagaimana
menggunakan media tersebut dan bagaimana lingkungan pembelajaran
dibangun.
Memilih perangkat lunak atau media juga harus yang sesuai dengan
tahap perkembangan anak. Haugland dalam (Liu, 1998) menemukan bahwa
siswa yang mengunakan software non-perkembangan mengalami kerugian
yang signifikan dalam kreativitas dibanding dengan menggunakan software
perkembangan.
Pembuatan media authoring pembelajaran alternatif dengan
softwareexelearningyang familiar, ada nilai pendidikannya,dan dapat
meningkatkan prestasi serta motivasi siswa merupakan sebuah kewajiban
yang harus dikuasai guru.Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh
(Akdemir, dkk. 2012) memaparkan bahwaiDeviceyang menyediakan format
dasar dan fungsi pengeditan terdiri dari serangkaian kegiatan aktivitas
membaca, pengetahuan awal, unduhan materi dan penggunaan latihan
interaktif pada exelearning dapat meningkatkan prestasi siswa dibandingkan
6
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Selain itu exelearningdapat membantu meningkatkan keterampilan guru
dalam mendesain pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran dan pengajaran kepada siswa.
Penelitian lain yang menggunakan komputer sebagai bantuan atau
menggunakan multimedia interaktif dikategorikan signifikan dapat
melatihkan kemampuan memahami, keterampilan berpikir kreatif dan
berpikir tingkat tinggi. Pernyataan tersebut berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Fitriana (2010) dan Susanti (2014).
Studi sikap siswa pada salah satu Madrasah Aliyah Negeridi Bandung
dalam (Nurdin, 2013) mengungkapkan sikap dan motivasi siswa terhadap
pembelajaran fisika dengan menggunakan media interaktif memberikan
respon positif, selain itu ada beberapa siswa memberikan respon setuju
padapembelajaran tradisional dimana pembelajaran fisika hanya mencatat
saja dan menggunakan metode ceramah dalam
pembelajaran.Kesimpulannyapenggunaan media yang kreatif dan inovatif
dapat mengurangi respon siswa terhadap pembelajaran fisika yang selama ini
dianggap kurang menyenangkan. Kemampuan guru dalam menggunakan
media pembelajaran juga masih kurang dilatihkan kepada siswa, sehingga hal
tersebut kurang juga untuk melatih kemampuan berpikir kreatif siswa.
Menurut (Yuliono, dkk., 2014) pada sebuah penelitian dalam
mengembangkan media pembelajaran fisika dalam bentuk video pada materi
kalor, secara kualitatif produk video yang dikembangkan memiliki kualitas
baik sebagai media pembelajaran.
Dalam studi pendahuluan Instrumen Penelitian Pendidikan Fisika di
salah satu Madrasah Aliyah Negeribahwa kemampuan berpikir kreatif siswa
pada topik suhu dan kalormasih rendah untuk indikator flexibility, originality
dan elaborasisehingga perlunya strategi pembelajaran yang kreatif dan bahan
ajar yang inovatif untuk melatihkan berpikir kreatif tersebut (Utari, & Nurdin,
7
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dan bahan ajar interaktif yang dapat melatihkan keterampilan proses berpikir
kreatif siswa untuk indikator berpikir luwes, orisinal dan merinci.
Banyak dijumpai aplikasi dari pemanfaatan kalor dalam kehidupan
ini, begitu juga dengan permasalahannya. Permasalahan kalor membutuhkan
pemahaman dan analisis yang lebih mendalam untuk lebih mendekatkan diri
kepada Sang Pencipta suhu dan kalor tersebut. Seperti sumber panas yang
diciptakan Tuhan YME didunia ini yaitu matahari, manfaatnya dapat kita
ambil secara gratis, merupakan ciptaan Tuhan yang tidak ada tandingannya
dengan sesuatu apapun, dan tetap akan berjalan pada orbitnya sesuai dengan
ketetapan-Nya. Contoh lain ketika tubuh kita sakit maka suhu tubuh kita
meningkat, peristiwa ketika kita mengukur suhu tubuh kita tidak bisa
dilakukan secara kualitatif tetapi harus kuantitatif karena berkenaan dengan
jiwa sosial dan kehidupan kita.Pada dasarnya banyak permasalahan yang
tidak kita sadari berkenaan dengan konsep kalor dalam kehidupan sehari-hari.
Dari uraian latar belakang dan studi pendahuluan yang dilakukan
sebelumnya, maka diperlukan sebuah penelitian Model Pembelajaran
Berbasis Masalah BerbantuanExelearning Untuk Meningkatkan Kemampuan
Kognitif dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Suhu dan
Kalor.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Penelitianpembelajaran berbasis masalah berbantuanexelearningdapat
meningkatkan kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif siswa
diidentifikasi dari fieldstudi, studi pendahuluan instrumen penelitian dan
pengembangan bahan ajar elektronik selama perkuliahan. Adapun identifikasi
permasalahan penelitian ini adalah :
1. Sikap, motivasi dan respon positif siswa terhadap pembelajaran fisika
8
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
2. Keterampilan berpikir kreatif dan kemampuan kognitif siswa masih
rendah sehingga perlu sebuah model pembelajaran dan bahan ajar yang
interaktif.
3. Program software exelearning, sebuah program authoring offline yang
dapat mempasilitasi pembelajaran secara e-learning tanpa harus
membutuhkan koneksi bandwidthdan mahir HTML.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diungkapkan pada latar
belakang, rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah “apakah
pembelajaran berbasis masalah berbantuanexelearningdapat meningkatkan
kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif siswa dibandingkan
dengan pembelajaran berbasis masalah tanpaberbantuan?”. Rumusan masalah
tersebut dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian berikut ini:
1. Bagaimanakahperbandingan peningkatan kemampuan kognitif antara
siswa yang mendapatkan PBM dengan berbantuanexelearning dan tanpa
berbantuanexelearning?.
2. Bagaimanakah perbandingan peningkatan keterampilan berpikir kreatif
antara siswa yang mendapatkan PBM dengan berbantuanexelearning dan
tanpa berbantuanexelearning?.
3. Bagaimanakah hubungan kemampuan kognitif dengan kemampuan
berpikir kreatif siswa yang mendapatkan PBM berbantuan exelearning?
4. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap penerapan PBM
berbantuanexelearning dalam kegiatan pembelajaran?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dan
9
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
berbantuanexelearning dibanding dengan PBM tanpa berbantuan. Secara
khusus tujuan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Mengetahui perbandingan peningkatan kemampuan kognitif antara siswa
yang mendapatkan PBM dengan berbantuan exelearning dan tanpa
berbantuanexelearning.
2. Mengetahui perbandingan peningkatan keterampilan berpikir kreatif antara
siswa yang mendapatkan PBM dengan berbantuan exelearning dan tanpa
berbantuanexelearning.
3. Mengetahui hubungan kemampuan kognitif dengan kemampuan berpikir
kreatif siswa yang mendapatkan PBM berbantuan exelearning.
4. Mendapatkan gambaran tanggapan siswa terhadap penerapan PBM
berbantuanexelearning dalam kegiatan pembelajaran.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadibukti empiris tentang
potensi penggunaan PBM berbantuan exelearning dapat meningkatkan
kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif siswa, serta dapat
memperkaya hasil penelitian sejenis yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh
pihak yang berkepentingan seperti : untuk penelitian selanjutnya, sebagai
media pembelajaran di Sekolah/Madrasah,di LPTK, Tenaga Pendidik di
46
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB III
DESAIN DAN METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen.Penelitian
eksperimen inibertujuan membandingkan kelas yang menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah berbantuan bahan ajar exelearningdengan
kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah tanpa
bantuan.Variabel bebas penelitian ini adalah model pembelajaran berbasis
masalah berbantuan bahan ajar exelearning, sedangkan variabel terikat adalah
kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif.
Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experimentdengan desain “The Static Group pretest-Posttest Design".Atau biasa disebut juga nonequivalent Pretest-Postest Control Group Design.Desain ini
menggunakan dua kelas (kelas eksperimen dan kontrol) subjek tidak diambil
secara acak atau pasangan, tetapi hanya diberi tes awal dan tes akhir
disamping perlakuan (Fraenkel & Wallen, 2012).Desain penelitian ini
digambarkan dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Design
Kelas Pre-Test Perlakuan Post-Test
Eksperimen O1, O2 X1 O1, O2
Kontrol O1, O2 X2 O1, O2
Keterangan:
O1 : Tes kemampuan kognitif fisika
O2 : Tes keterampilan berpikir kreatif
X1 : Perlakuan pada kelas eksperimen berupa pembelajaran berbasis
47
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
X2 : Perlakuan pada kelas kontrol berupa pembelajaran berbasis masalah
tanpa bantuan
B. Populasi dan sampel
Penelitian quasi eksperimen ini dilaksanakan di salah satu Madrasah
Aliyah Negeri di Bandung pada semester genap tahun ajaran 2014/2015.
Sampel penelitan ini adalah siswa kelas X IPA sebanyak dua kelas. Satu kelas
sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lainnya sebagai kelas kontrol yang
belum mendapatkan materi konsep suhu dan kalor.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalahconvenience sampling. Convenience samplingbagian dari metode
nonrandom samplingyang merupakan teknik pemilihan sampel sekelompok
individu yang memberikan (kemudahan)/kenyamanan bagi ketersediaan
penelitian (Fraenkel & Wallen, 2012).Pemilihan metode ini dengan
mempertimbangkan argumentasi peneliti, misalnya alasan keterbatasan waktu,
tenaga dan dana. Argumentasi peneliti memilih sampel kelas eksperimen
karena pada sebagian siswanya memiliki PC leptop/net book,
handphone/tablet dan menguasai multimedia.
C. Prosedur Penelitian
Tahap-tahap yang ditempuh dalam melakukan penelitian ini meliputi
studi pendahuluan, persiapan, pelaksanaan dan diakhiri dengan analisis hasil
dan penyusunan pelaporan.
1. Studi pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang
kegiatan pembelajaran fisika di Sekolah/Madrasah sehingga dapat
diperoleh permasalahan-permasalahan yang aktual, secara bersamaan,
pada tahap ini juga dilakukan studi penelitian sebelumnya, dan uji coba
48
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
2. Tahap persiapan
Kegiatan pokok yang dilakukan pada tahap ini adalah menyusun
pembelajaran dan mempersiapkan instrumen penelitian.Penyusunan
kegiatan pembelajaran dimulai dengan menganalisis materi. Kegiatan
berikutnya adalah mengidentifikasi indikator-indikator kemampuan
kognitif dan keterampilan berpikir kreatif sesuai dengan materi yang akan
diajarkan. Pada tahap ini juga dilakukan studi kesuaian antara hasil analisis
materi dengan analisis indikator keterampilan berpikir kreatif, dilanjutkan
dengan membuat instrumen, ujicoba dan analisis.
Setelah dilakukan kesesuaian antara hasil analisis materi dengan
analisis indikator keterampilan berpikir kreatif dirancang sebuah bahan
ajar yang menggunakan program exelearning.
Langkah pembuatan exelarning diawali dengan :
a. Mengunduh file exeleraning pada situs domain
http://exelearning.net/downloads/
b. Menginstal program exe, Buat file baru dengan nama bahan ajar suhu
dan kalor, kemudian insert teks bebas, aktivitas, kuis, studi kasus pada
materi suhu dan kalor yang akan dilatihkan.
c. Insert gambar pada teks bebas sebagai sampul dan home page bahan
ajar, tambah teks bebas untuk kata pengantar dan daftar isi.
Menambahkan blok motivasi dengan memasukan tokoh yang berjasa
dibidang suhu dan kalor.
d. Tambah studi kasus, insert gambar dan teks permasalahan yang
kontekstual, umpan balik sudah tersedia jika mereka membutuhkan
opsi jawab yang lainnya.
e. Insert materi pada teks bebas.Tambahkan tugas untuk melatihkan
berpikir kreaatif dan kemampuan kognitif dalam bentuk essay pada
49
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
f. Insert kuis pada aktivitas quis, berupa pilihan anda beserta pemecahan
masalahnya.
g. Penutup insert teks bebas sebagai penutup dan glosarium, serta daftar
pustaka.
h. Exsport file bahan ajar suhu dan kalor agar dapat dilihat dalam bentuk
web offline dengan langkah klik file -> ekspor ->web site ->self-
contained folder-> simpan dengan nama bahan ajar suhu dan kalor ->
simpan.
i. Pasang program xampp kemudian simpan file bahan ajar suhu dan
kalor di folder htdocs.
j. Membuka file exe dengan mengklik index.html pada folder yang telah
disimpan, atau membuka dalam bentuk web dengan alamat IP.
3. Tahap Pelaksanaan
Memperkenalkan cara membuka bahan ajar suhu dan kalor dengan
menggunakan exelearning, pertama mengadakan preetest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui pemahaman awal
kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif siswa. Kedua
penggunaan model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan
exelearning pada kelompok eksperimen dan pembelajaran PBM
konvensional pada kelas kontrol, melakukan observasi keterlaksanaan
pembelajaran materi suhu dan kalor. Ketiga mengadakan posttest pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui peningkatan
kemampuan kognitif dan keterampilan bepikir kreatif siswa setelah
mendapatkan perlakuan.
4. Tahap Analisis dan Penyusunan Laporan
Menghitung gain yang di normalisasi (N-gain) kemampuan
kognitif dan keterampilan berpikir kreatif untuk kelas eksperimen dan
50
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
melakukan uji homogenitas varians, melakukan uji Hipotesis, serta
melakukan analisis data angket dan observasi.
Prosedur penelitian yang dilakukan tergambar mengikuti alur
51
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Diagram Penelitian
Gambar 3.1 Diagram Penelitian aStudi Pendahuluan
Masalah
Penyusunan pembelajaran, instrument penelitian, pembuatan konsep bahan
ajarexelearning
aValidasi dan Uji coba
aPelaksanaan Penelitian
aPretest
aPelaksanaan Pembelajaran
aPosttest
aPenyusunan Laporan aPengumpulan, pengolahan dan
analisis data
aPBM tanpa bantuan bahan ajar exelearning aPBM
berbantuan bahan ajar exelearning
Revisi Analisis Kurikulum
Hasil observasi dan
52
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
D. Definisi Operasional
Untuk memberikan arahan yang jelas dan langkah yang operasional
dalam pelaksanaan penelitian ini, maka terdapat beberapa istilah diantaranya
sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah berbantuan exelearning
didefinisikan sebagai pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah
kontekstual sehingga merangsang siswa untuk mengembangkan
keterampilan penyelidikan, keterampilan memecahkan masalah,
keterampilan intelektual, keterampilan sosial dan keterampilan untuk
belajar secara mandiri, maupun kelompok dengan menggunakan bantuan
exelearning, dimulai dari 1) Blok pertama di awali dengan tujuan
pembelajaran dan peta konsep, tahapan aktivitas, dan motivasi siswa serta
mengorientasikan pada masalah; 2) Blok kedua yaitu tahap
mengorganisasikan siswa, dimana pada tahap ini disampaikan penyajian
materi; 3) Blok ketiga yaitu tahap tugas, dimana tahapan ini siswa
menjelaskan masalahkemudian mengkomunikasikannya; 4) Tahap
menganalisis dan mengevaluasi kinerja siswa, pada tahap ini disajikan
blok quis latihan soal, dan; 5) Tahap akhir, yaitu blok penutup, pada tahap
ini disajikan, kesimpulan dan glosarium.
2. Bahan Ajar berbantuan exelearningdidefinisikan sebagai seperangkat
materi / subtansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara
sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi atau kemampuan
yang harus dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dipadukan
dengan program The Elearning XHTML (Extensible Hyper Text Markup
Language) Editor berbasis web tanpa konektivitas bandwidth .
3. Kemampuan kognitif pada penelitian ini didefinisikan sebagai
mengingatadalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori
jangka panjang, pengetahuan yang butuhkan ini boleh berarti pengetahuan
53
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
beberapa pengetahuan ini. Proses kognitif memahami yang merupakan
mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang
diucapkan, ditulis dan digambarkan oleh guru. Proses kognitif
mengaflikasikan melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk
mengerjakan soal latihan atau pemecahan masalah. Mengaplikasikan
berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural, soal latihan adalah tugas
yang prosedur penyelesaiannya telah diketahui siswa, dan Menganalisis
melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan
menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antar setiap bagian
dan struktur keseluruhannya.Untuk penelitian ini asesmen yang
digunakan yaitu tes pilihan ganda
4. Kemampuan Berpikir kreatif didefinisikan sebagai keterampilan berpikir
kreatif yang melengkapi siswa untuk melampaui informasi yang
diberikan, untuk menangani secara sistematis, fleksibel dengan masalah
dan situasi, bersikap kritis terhadap informasi dan argumen serta
berkomunikasi secara efektif. Indikator keterampilan berpikir kreatif
dalam penelitian ini, antara lain: l) Keterampilan berpikir
lancar(fluency)yaitu:siswa memberikan sebanyak-banyaknya
jawaban/pertanyaan yang mereka bisa; 2) Keterampilan berpikir luwes
(fleksibility)yaitu: siswa mampu menuliskan alasan penyebab dari suatu
peristiwa, membedakan cara atau pendekatan, dan arah pemikiran yang
berbeda-beda yang muncul dalam gambaran yang diberikan; 3)
Keterampilan berpikir orisinal (originality)yaitu: siswa memberikan
jawaban otentik/unik yang lain dari orang lain atau tidak lazim yang
dihasilkan dari suatu peristiwa; 4) Keterampilan memperinci
(elaboration) yaitu: siswa diminta untuk menulis semua perubahan atau
penambahan yang dapat ditambahkan untuk
54
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
gagasan, dan memperinci secara detail.Asesmen yang digunakan yaitu tes
kemampuan berpikir kreatif dalam bentuk essay.
E. Instrumen Penelitian dan Teknik Analisisnya
Salah satu hal yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian
adalah kualitas pengumpulan data. Kualitas pengumpulan data ini berkaitan
dengan ketepatan cara-cara atau teknik yang digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data. Menurut Sugiyono (2010), pengumpulan data dapat
dilakukan dengan teknik interview (wawancara), skala sikap, observasi
(pengamatan), dan gabungan ketiganya. Adapun teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini antara lain observasi, skala sikap, dan
tes.
1. Instrumen Tes Kemampuan Kognitif
Tes kemampuan kognitif digunakan sebagai instrumen untuk
menjaring data kemampuan kognitif siswa terhadap materi Suhu dan
Kalor. Tes kemampuan kognitif ini berupa tes pilihan ganda yang memuat
lima jawaban dengan satu jawaban benar dan empat pengecoh (distraktor).
Soal-soal tes disusun berdasarkan indikator pembelajaran yang terah
ditentukan sebelumnya.Untuk mendapatkan soal yang baik, dibuatlah
kisi-kisi soal terlebih dahulu. Kisi-kisi-kisi soal ini dikonsultasikan pada
pembimbing untuk selanjutnya diberikan pertimbangan judgement oleh
seorang ahli (expert) guna menjamin validitas instrument, selanjutnya
diadakan uji coba instrumen. Tujuannya yaitu untuk melihat reliabilitas
instrument sehingga ketika instrument itu diberikan pada subjek penelitian,
instrument tersebut telah reliabel, selain itu ditentukan pula tingkat
kemudahan dan daya pembeda tiap butir soal.Adapun langkah-langkah
pengujian sebagai berikut:
55
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Reliabilitas adalah tingkat kestabilan skor yang diperoleh ketika
dilakukan ujian ulang dengan menggunakan tes yang sama pada situasi
yang berbeda atau dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Suatu
tes dapat dikatakan memiliki taraf reliabilitas yang tinggi jika tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap dan dihitung dengan
koefisien reliabilitas. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara
percobaan pertama dengan yang berikutnya menggunakan rumus
korelasi product moment Pearson sebagai berikut:
2 2 2 2
Interpretasi derajat reliabilitas suatu tes menurut Arikunto (2009) adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kategori Reliabilitas Tes
Batasan Kategori
0,80< rxy≤ 1,00 sangat tinggi (sangat baik)
0,60< rxy≤ 0,80 tinggi (baik)
0,40< rxy≤ 0,60 cukup(sedang)
0,20< rxy≤ 0,40 rendah (kurang)
rxy≤ 0,20 sangat rendah (sangat kurang)
Arikunto (2009)
56
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Tingkat kemudahan suatu butir soal adalah bilangan yang
menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Tingkat kemudahan
dihitung dengan menggunakan persamaan:
JS B
P (13)
Keterangan :
P = tingkat atau taraf kemudahan
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat/ tingkat
kemudahan butir soal yang diperoleh, digunakan tabel sebagai berikut:
Tabel 3.3 Interpretasi Tingkat Kemudahan Butir Soal
Nilai P Tingkat Kemudahan 0,00 ≤ P ≤ 0,30 Sukar
0,30 ≤ P ≤ 0,70 Sedang 0,71 ≤ P ≤ 1,00 Mudah
(Arikunto, 2009)
c. Analisis Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk
membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya
pembeda soal uraian sama dengan soal pilihan ganda yaitu:
(14)
Keterangan:
DP =indeks daya pembeda satu butir soal tertentu
BA =banyaknya kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB =banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
JA =banyaknya peserta kelompok atas JB =banyaknya peserta kelompok bawah
57
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka harga tersebut
diinterpretasikan pada kriteria daya pembeda dalam tabel berikut:
Tabel 3.4 Interpretasi Daya Pembeda
Indeks Daya
Pembeda Kriteria Daya Pembeda Negatif Sangat buruk, harus dibuang 0,00 ≤ D ≤ 0,20 Buruk (poor), sebaiknya dibuang 0,20 < D ≤ 0,40 Sedang (satisfactory) 0,40 < D ≤ 0,70 Baik (good) 0,70 < D ≤ 1,00 Baik sekali (excellent)
(Arikunto, 2009)
Untuk memudahkan analisis tingkat kemudahan dan daya beda
dalam penelitian ini menggunakan bantuan analisis ANATES V4. Hasil
analisis uji coba soal dengan menggunakan program AnatesV4, dari dua
puluh empat soal yang sudah tervalidasi ahli terlampir dalam lampiran 1
pada soal kemampuan kognitif materi suhu dan kalor, terdapat empat soal
yang memiliki daya pembeda yang rendah, dengan kategori lebih baik
tidak digunakan terlampir dalam lampiran 2 Maka hasil uji coba tersebut
dapat dijadikan dan digunakan sebagai soal untuk pretest dan posttest.
2. Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kreatif
Instrumen yang digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir
kreatif adalah soal uraian.Sama seperti pada soal pilihan ganda, soal uraian
pun harus divalidasi dulu.Soal yang dipergunakan di uji coba terlebih
dahulu, yang kemudian dipergunakan dalam penelitian ini sesuai dengan
indikator keterampilan berpikir kreatif.Penskoran berdasarkan jumlah
presentase dan frekuensi jawaban siswa, rentang persentasenya antara
0-10% dengan kriteria sebagai berikut:
a. Untuk indikator fluency dan flexibility rank angka penilaian 1 sampai
4 dengan kategori jawaban siswa terbanyak jika persentase lebih 10 %
58
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Untuk persentase diambil rentang nilai 3 sampai 4 pada jawaban yang
benar.
b. Untuk indikatororiginality penilaiannya berlawanan dengan fluency
dan flexibility karena indikator ini sangat sulit, yaitu mencerminkan
keaslian gagasan siswa dengan penilaian, jika jawaban berkisar
dibawah 5% maka nilai 4, jika 6-7% nilai 3, jika 8-9% nilai 2, jika
10% nilai 1, diatas 10% nilai nol. Untuk persentase diambil rentang
nilai 3 sampai 4 jawaban yang benar, maka jika ada 10% memiliki
jawaban yang otentik berbeda dengan yang lain dapat dikatakan dapat
berpikir originalitydalam (Hu dan Adey, 2002).
c. Pada indikatorelaborative penilaiannya sama dengan indikator fluency
dan flexibility.
3. Skala Sikap
Skala Sikap ini menggunakan skala Likert, Dalam penelitian ini,
penulis hanya ingin mengetahui deskripsi sikap atau tanggapan
siswaterhadap strategi pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis
masalah berbantuan bahan ajar exelearning pada materi suhu dan kalor.
4. Observasi
Format observasi dibuat untuk melihat keterlaksanaan model
pembelajarandi kelas sesuai dengan sintaksnya. Format observasi berisi
daftar check list“ya” dan “tidak”. Format observasi ini akan diisi oleh
observer yang mengamati pembelajaran di kelas.
F. Analisis Peningkatan Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Berpikir
Kreatif
1. Analisis Peningkatan Kemampuan Kognitif
Salah satu variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah
kemampuan kognitif siswa pada materi suhu dan Kalor. Data yang
59
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dan kelas kontrol. Data dari hasil preetest dan posttest dianalisis dengan
langkah-langkah:
a. Pemberian Skor
Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode
Rights Only, yaitu jawaban benar di beri skor satu dan jawaban salah atau
butir soal yang tidakdijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan
dengan menghitung jumlah jawaban yang benar. pemberian skor dihitung
dengan menggunakan rumus
= / x100 (15)
Keterangan:
S = skor siswa
R = jawaban siswa yang benar
T = jumlah banyaknya soal
b. Normalisasi Gain
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dihitung
berdasarkan skor gain yang ternormalisasi. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan perolehan gain
masing-masing siswa. Untuk memperoleh skor gain yang ternormalisasi digunakan
rumus yang dikembangkanoleh Hake (1998) seperti persamaan 16 di
bawah ini.
< >=< >−< >
< >−< > (16) Keterangan :
<g>=rata-rata gain ternormalisasi <Ti>= skor ideal
<Sf>= skor posttest <Si>= skor pretest
Besar gain yang ternormalisasi (Ngain) ini kemudian dirata-ratakan
dan diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria efektivitas pembelajaran.
Kriteria efektivitas pembelajaran ini dapat dilihat pada Tabel 3.5.
60
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Nilai Rata-Rata Gain
Ternormalisasi <g> Kriteria (<g>)≤0,7 Tinggi 0,3≤ (<g>)< 0,7 Sedang
(<g>)< 0,3 Rendah
(Hake, 1998)
c. Analisis Uji Normalitas dan Homogenitas Data
Uji normalitas dan uji homogentitas data dimaksudkan sebagai
prasyarat dalam penggunaan statistik parameterik atau non parametrik.Bila
data terdistribusi normal dan homogen, maka peneliti bisa menggunakan
uji parametrik.Namun jika setelah pengujian diperoleh data penelitian
yang tidak normal, tidak homogen atau tidak keduanya, maka peneliti
harus menggunakan uji non paramatrik.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
data yang didapatkan terdistribusi secara normal atau tidak.Rumus yang
digunakan untuk uji normalitas adalah chi-kuadrat (Sugiyono, 2010).
fo = frekuansi yang diobservasi
fh = frekuensi yang harapkan
Data terdistribusi normal jikaχhitung2 <χtabel2 pada taraf signifikansi
5% dengan derajat kebebasan, db = k – 1, dengan k menyatakan jumlah
kelas interval.
2) Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan sebagai syarat untuk menentukan uji
hipotesis yang akan digunakan. Homogenitas varians diuji menggunakan
61
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
(18)
(Sugiyono,2010)
Kriteria pengujian sebagai berikut :
Jika Fhit > Ftabel, data tidak homogen.
Jika Fhit ≤ Ftabel, data homogen.
d. Analisis Uji Hipotesis
1) Uji Hipotesis Assosiatif (hubungan)
Hipotesis Asosiatif di uji dengan teknik korelasi, pada penelitian
ini teknik korelasi yang digunakan yaitu korelasi pearson Product
Moment. Karena data yang akan dikorelasikan berbentuk interval, dan
dari sumber data yang sama.
Persamaan korelasi product moment:
}
Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
Untuk menguji signifikasi hubungan, menggunakan rumus uji
signifikansi (uji t) dengan persamaan:
2
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dua variabel tertentu
dapat menggunakan koefisien determinasi dengan persamaan:
62
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
2) Uji Hipotesis Komparatif
Untuk membandingkanrata-rata N-gain antara kelas kontrol dan
kelas eksperimen, serta hipotesis penelitiannya berupa hipotesis Ha dan
memihak pada salah satu kelas, maka uji hipotesisnya menggunakan uji satu pihak dengan taraf signifikansi α:0,05. Jika data berdistribusi normal dan homogen maka digunakan uji statistik parametrik melalui
uji independent sampel t tes dengan persamaan:
� =
=varian kelas kontrol
�1 = jumlah sampel kelas eksperimen �2=jumlah sampel kelas kontrol
Hasil perhitungan tersebut (t � ) selanjutnya dikonsultasikan
dengan ttabel dengan ketentuan jika t � t lmaka hipotesis (� )
ditolak, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan
kognitif dan keterampilan berpikir kreatif siswa padaPBM berbatuan
bahan ajar exelearning dan PBM tanpa berbantuan.Jikat � ≥
t �maka hipotesis (� ) diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikankemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif siswa
padaPBM berbatuan exelearning dan PBM tanpa berbantuan. Untuk uji
independent t test beda rata-rata kemampuan kognitif dapat juga
63
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Untuk uji beda rata-rata keterampilan berpikir kreatif
menggunakan Uji Mann-Whitney denganbantuan SPSS 18 karena
salah satu sampel terdistribusi tidak normal, dimana jika Signifikansi
(Asym Sig) > 0,05 maka (H0) diterima tidak ada perbedaan rata-rata
nilai kemampuan berpikir kreatif antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
2. Analisis Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif
Untuk melihat peningkatan keterampilan berpikir kreatif tidak
berbeda dengan peningkatan kemampuan kognitif yakni pemberian skor
pretest dan posttestdari kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
mengacu pada rubrik penilaian yang sudah ditentukan. Setelah nilai
preetest dan posttest terkumpul, selanjutnya dicari rata-rata gain yang
ternormalisasi kemudian dilakukan uji beda dua rata-rata N-gain antara
kelas eksperimen dan keras kontrol.
Pada analisis reliabilitas soal untuk bentuk essay menggunakan
persamaanCronbach Alpha (Alpha) dalam Ruseffendi (2005)
dipergunakan untuk soal yang jawabannya bervariasi, tes prestasi belajar
yang berbentuk uraian atau angket dan skala bertingkat diuji dengan
menggunakan persamaan Alpha sebagai berikut:
rp = reliabilitas instrumen b = banyaknya soal
DBj2 =variansi skor seluruh soal menurut skor siswa perorangan
DBi2 =variansi skor soal tertentu (soal ke-i)
2i
DB =jumlah varian skor seluruh soal menurut skor soal tertentu
64
Saeful Nurdin, 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN EXELEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
a) Tanggapan Siswa
Untuk menganalisis tanggapan siswa, langkah-langkah analisisnya
adalahsebagai berikut:
1) Menentukan banyak kategori (K), yaitu 4 kategori yang terdiri dari
sangatsetuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju
(STS). Dengan kategori jika pernyataan yang bersifat positif, kategori
sangat setuju (SS) diberi skor 4, setuju (S) diberi skor 3, tidak setuju
(TS) diberi skor 2, dan sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1.
Sedangan untuk pernyataan negatif, kategori sangat setuju (SS) diberi
skor 1, setuju (S) diberi skor 2, tidak setuju (TS) diberi skor 3, dan
sangat tidak setuju (STS) diberi skor 4.
2) Data yang diperoleh dari skala sikap diolah dengan cara menghitung
jumlah seluruh responden yang memilih butir pertanyaan yang
tersedia, kemudian dipersentasekan dengan menggunakan persamaan
persentase tanggapan responden sebagai berikut:
(%)R =
P : jumlah responden yang memilih butir pernyataan yang tersedia F:jumlah seluruh responden
Untuk interpretasikan persentase tanggapan responden, digunakan kategori sebagai berikut :
Table 3.7 Kategori Tanggapan Responden
Interpretasi Persentase
Tanggapan Responden (R) Kategori
R = 0% Tak seorang pun
0% < R < 25% Sebagian kecil
25 % ≤ R < 50% Hampir setengah
R = 50% Setengahnya
50% < R < 75% Sebagian besar