1. Pasar persaingan Sempurna ialah pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak, sehingga tidak ada satu pun penjual atau pembeli yang bisa mempengaruhi harga. Contoh kongkrit bentuk pasar yang paling mendekati pasar persaingan sempurna adalah pasar barang-barang atau komoditi makanan pokok, seperti pasar beras.
Ciri-ciri:
Barang yang diproduksi homogen.
Produsen dan Konsumen memiliki informasi yang sempurna.
Produk yang dihasilkan seorang produsen relative kecil dibanding dengan barang di pasar (industri).
Produsen tidak dapat mempengaruhi harga.
Produsen dan konsumen bebas keluar masuk pasarTidak ada campur tangan pemerintah.
2.
Pasar Oligopoli adalah suatu bentuk pasar yang terdapat beberapa penjual dimana salah satu atau beberapa penjual bertindak sebagai pemilik pasar terbesar (price leader). Contoh : perusahaan/produsen yang berada pada pasar oligopoli antara lain pada produk/barang seperti pada industri semen, misalnya pemainnya ada Semen Gresik, Semen Holcim, Semen Indocement dan ada Semen Cibinong.Ciri-ciri:
Terdapat beberapa penjual
Barang yang dijual homogen atau beda corak
Sulit dimasuki perusahaan baru
Membutuhkan peran iklan
Terdapat satu market leader (pemimpin pasar)
Harga jual tidak mudah berubah
penjual dominan tersebut bisa mempengaruhi harga, atau dalam pasar tersebut ada satu atau beberapa pembeli yang bisa mempengaruhi harga, atau dalam pasar tersebut ada satu atau beberapa pembeli yang bisa mempengaruhi harga. Contoh:Pasar Oligopoli dan Pasar Monopoli
4.Pasar Monopoli adalah situasi pasar dimana hanya terdapat satu penjual (single firm) dan komoditi atau barang ini tidak ada penggantinya (substitusi) yang sangat mirip (close subtitute).Contoh: PDAM, PT.KA , PT.PLN
Ciri-ciri:
1. Di dalam pasar hanya terdapat satu penjual. Penjual tunggal berhak menguasai pasar yang dimonoplinya, tanpa ada campur tangan dari pihak manapun.
2. Jenis barang yang diproduksi tidak ada penggantinya. Barang yang ada dalam pasar monopoli tidak ada yang sama. Misalnya terdapat monopoli shampo, maka disana hanya ada satu pedagang shampo dan tidak ada pedagang shampoo yang lain. tetapi jangan diartikan bahwa tidak ada pedagang lain selain pedagang shampo, misalnya sepatu, rokok, kaset, dan sebagainya, tetap ada. Sebab semua pedagang itu bukan merupakan substitutusi yang baik untuk shampo.
3. Ada hambatan atau rintangan (barriers) bagi perusahaan baru yang akan masuk dalam pasar monopoli. Faktor penghambat ini ada dua macam, yaitu faktor penghambat teknis dan faktor penghambat legal.
2. Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna
Adapun Manurung (2008) menjelaskan bahwa sebuah pasar persaingan sempurna harus memenuhi asumsi-asumsi berikut 1 :
1. Homogenitas Produk (Homogeneous Product)
Yang dimaksud dengan produk yang homogen adalah produk yang mampu memberikan kepuasaan (utilitas) kepada konsumen tanpa perlu mengetahui siapa produsennya. Konsumen tidak membeli merek barang tetapi kegunaan barang. Karena itu semua perusahaan dianggap mampu memproduksi barang dan jasa dengan kualitas dan karakteristik yang sama.
2. Pengetahuan Sempurna (Perfect Knowledge)
Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen) memiliki pengetahuan sempurna tentang harga produk dan input yang dijual. Dengan dernikian konsumen tidak akan mengalami perlakuan harga jual yang berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
3. Output Perusahaan Relatif Kecil (Small Relatively Output)
Semua perusahaan dalam industri (pasar) dianggap berproduksi efisien (biaya rata-rata terendah), baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Kendatipun demikian jumlah output setiap perusahaan secara individu dianggap relatif kecil dibanding jumlah output seluruh perusahaan dalam industri.
4. Perusahaan Menerima Harga Yang Ditentukan Pasar (Price Taker)
Konsekuensi dari asumsi ketiga adalah bahwa perusahaan menjual produknya dengan berpatokan pada harga yang ditetapkan pasar (price taker). Karena secara individu perusahaan tidak mampu mempengaruhi harga pasar.
Yang dapat dilakukan perusahaan adalah menyesuaikan jumlah output untuk mencapai laba maksimum.
5. Keleluasaan Masuk-Keluar Pasar (Free Entry and Exit)
Bebas masuk atau keluar berarti tidak ada biaya khusus yang menyulitkan perusahaan untuk masuk maupun keluar dari suatu pasar (Pindyck; 2007).
2. Pasar Persaingan Sempurna dalam Islam
Mekanisme pasar yang Islami menurut Ibnu Taimiyah haruslah memiliki kriteria-kriteria berikut 2:
1. Orang-orang harus bebas untuk masuk dan keluar pasar. Memaksa penduduk menjual barang tanpa ada kewajiban untuk menjualnya adalah tindakan yang tidak adil dan ketidakadilan itu dilarang.
2. Tingkat informasi yang cukup mengenai kekuatan-kekuatan pasar dan barang-barang dagangan adalah perlu.
3. Unsur-unsur monopolistik harus dilenyapkan dari pasar sehingga segala bentuk kolusi antara kelompok para penjual dan pembeli tidak diperbolehkan.
4. Homogenitas dan standardisasi produk sangat dianjurkan ketika terjadi pemalsuan produk, penipuan dan kecurangan-kecurangan dalam mempresentasikan barang-barang tersebut.
5. Setiap penyimpangan dari kebebasan ekonomi yang jujur, seperti sumpah palsu, penimbangan yang tidak tepat, dikecam oleh ajaran Islam.
Dari pendapat Ibnu Taimiyah di atas tentang mekanisme pasar dalam Islam, kita dapat melihat mekanisme-mekanisme tersebut mengarah pada karakteristik pasar persaingan.3 sempurna. Hal itu berarti bahwa pasar dalam Islam itulah yang
2 Ibid, hal 89
dalam teori konvensional disebut dengan pasar persaingan sempurna, dimana asumsi-asumsi yang disebutkan oleh pakar ekonomi konvensional ada (ditemukan) dalam pasar yang Islami.
Salah satu contoh pasar persaingan sempurna dalam pasar Islam adalah yang terjadi pada masa khalifah Umar bin Khattab RA. Pada saat itu Umar berjalan dipasar kurma, ketika itu Umar mendapati salah seorang pedagang yang menjual dibawah harga yang ada di pasar tersebut. Umar memberikan dua pilihan pada penjual tersebut, yang pertama naikkan harga sampai sama dengan harga yang ada di pasaran atau keluar dari pasar ini.
Kisah di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam sebuah pasar persaingan sempurna harga yang ditawarkan adalah sama dengan harga yang ditawarkan oleh seluruh pedagang dalam pasar tersebut jika barang dagangan tidak terdeferensiasi (berbeda).
3. Konsep Konvensional dan Konsep Islam dalam Pasar Persaingan Sempurna
Adam Smith vs Ibnu Taimiyah
Konsep mekanisme pasar yang ditawarkan oleh kapitalisme dalam perkembangannya telah menimbulkan monopoli pasar. Di mana para penguasa atau pemodal mengendalikan harga sesuai kebutuhan mereka. Dengan demikian, harga yang terbentuk dalam pasar bukanlah hasil supply dan demand
dalam pasar tersebut, melainkan ketentuan dari para pemodal. Berbalik dengan sistem kapitalis, dalam sosialisme mekanisme pasar yang ada sangat dipengaruhi oleh langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah.4
Kedua sistem konvensional tersebut akan berdampak pada minimnya terjadi pasar persaingan sempurna (perfect competition), bahkan membawa pada persaingan yang tidak sehat. Padahal dalam bukunya “Wealth of Nations” Adam Smith menyatakan bahwa ada tangan yang tak nampak yang akan membimbing pelaku pasar sehingga interaksi pasar dapat mengarah pada hasil yang diinginkan.
Jika kita terapkan teori Adam Smith ini dalam perekonomian konvensional (kapitalis dan sosialis), maka tujuan pasar tidak dapat tercapai karena dalam sistem kapitalis akan terjadi market power yang membawa pasar pada persaingan mopolistik dan dalam sistem sosialis akan terjadi penguasaan pemerintah terhadap harga sehingga penawaran dan permintaan tidak dapat menyesuaikan diri secara alamiah. Hal ini mengakibatkan lumpuhlah kekuatan tangan tidak nampak dalam mengkoordinasikan pelaku pasar dalam membentuk perekonomian.
Berbeda dengan yang di atas, pasar persaingan sempurna (perfect competition) sangatlah bersesuaian dengan teori-teori yang dikemukakan Ibnu Taimiyah yang menyebutkan bahwa dalam pasar Islam kebebasan berekonomi itu ada namun juga ada intervensi pemerintah dalam batas-batas dan keadaan yang dibutuhkan. Pasar persaingan sempurna sangatlah mungkin terjadi ketika sistem ekonomi yang dipakai adalah sistem Islam. Teori-teori yang dikemukakan Adam Smith dapat terealisasikan ketika pasar yang dihadapi adalah pasar persaingan sempurna. Maka, ketika sistem yang digunakan adalah sistem kapitalisme dan sosialisme, pasar persaingan sempurna akan sulit terjadi.
4. Harga dan Persaingan Sempurna Pada Pasar Islam
Hal ini sesuai dengan Hadis yang diriwayatkan dari Anas bahwasannya suatu hari terjadi kenaikan harga yang luar biasa di masa Rasulullah SAW, maka sahabat meminta nabi untuk menetukan harga pada saat itu, lalu nabi bersabda: artinya, “Bahwa Allah adalah Dzat yang mencabut dan memberi sesuatu, Dzat yang memberi rezeki dan penentuan harga...”(HR Abu Daud).
Kenaikan harga Rasulullah SAW meyakini adanya penyebab tertentu yang sifatnya darurat. Sesuatu yang bersifat darurat akan hilang seiring dengan hilangnya penyebab dari keadaan itu. Di lain pihak rasul juga meyakini bahwa harga akan kembali normal dalam waktu yang tidak terlalu lama. Penetapan harga menurut rasul merupakan suatu tindakan yang menzalimi kepentingan para pedagang. Pemerintah tidak memiliki wewenang untuk melakukan intervensi terhadap harga pasar dalam kondisi normal.
Lebih jauh lagi Ibnu Taimiyah membatasi keabsahan pemerintah dalam menetapkan kebijakan intervensi pada empat situasi dan kondisi berikut: Pertama, kebutuhan masyarakat atau hajat orang banyak akan sebuah komoditas, para fukaha sepakat bahwa sesuatu yang menjadi hajat hidup orang banyak tidak dapat diperjualbelikan kecuali dengan harga yang sesuai.
BAB III PENUTUP KESIMPULAN
Struktur Pasar adalah penggolongan produsen kepada beberapa bentuk pasar berdasarkan pada ciri-ciri seperti jenis produk yang dihasilkan, banyaknya perusahaan dalam industri, mudah tidaknya keluar atau masuk ke dalam industri dan peranan iklan dalam kegiatan industri.
Struktur pasar sangatlah penting, karena terkait dengan harga yang akan diterima oleh konsumen. Struktur pasar juga akan mempengaruhi tingkat efisiensi. Struktur Pasar dalam Islam didasarkan atas prinsip kebebasan, termasuk dalam melakukan kegiatan ekonomi.
Ciri pasar persaingan sempurna : homogenitas produk, pengetahuan sempurna, output perusahaan relatif kecil, perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar, keleluasaan keluar-masuk pasar.
DAFTAR PUSTAKA
M Islam, Chapra, Islam dan tantangan ekonomi, surabaya : risalah gusti Kencana Prenada Media Group, 2005) hal. 34
B. Siswanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta : Bumi Aksara, 2005), hal. 48 M. Islam, Chapra,Islam dan tantangan ekonomi,( surabaya : risalah gusti Kencana Prenada Media Group, 2005) hal. 61
http://romaadja19.blogspot.com/2013/05/macam-macam-pasar.html, di akses tanggal 26 September 2014, Pukul 18:00 WIB.
An Nabani , Taqiyudin, Sistem ekonomi alternatif, (bandung : Bumi Aksara, 2005), hal. 31
Ernie Tisnawati Sule & Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2005) hal. 29
http://google.co.id/perkembangan-pemikiran-manajemen, di akses Tanggal 27 September 2014, Pukul 21:24 WIB.
http://duniamo.blogspot.com/2014/01/pengertian-pasar-monopoli.html, di