• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL PADA SUB MATERI IKATAN KOVALEN KELAS X MIA DI SMA ISLAM HARUNIYAH PONTIANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL PADA SUB MATERI IKATAN KOVALEN KELAS X MIA DI SMA ISLAM HARUNIYAH PONTIANAK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 6 No. 2, Agustus 2018 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

18 EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL PADA SUB MATERI IKATAN KOVALEN

KELAS X MIA DI SMA ISLAM HARUNIYAH PONTIANAK Zulfadhli Abdillah 1), Raudhatul Fadhilah 1) dan Rizmahardian A.K 1)

1)

Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Muhammadiyah Pontianak Jalan Ahmad Yani No. 111 Pontianak Kalimantan Barat

email : zulfadhliabdillah@gmail.com

ABSTRACT

This study is motivated by the low learning outcomes in the Sub-covalent Bond class of tenth-grade students, SMA Islam Haruniyah Pontianak. This problem is due to the lack of students' understanding of the concept of Covalent Bonds. Therefore, a proper learning model is required to improve students’ understanding of Covalent Bond concepts based on the characteristics of both learning materials and students. This study aimed to investigate the differences in the student learning outcomes and the effectiveness of the question card-based on TGT learning in the Sub-covalent Bonding material. Using the pre-experimental method of one-group pretest-posttest design, the tenth-grade students of Math and Science Class of SMS Islam Haruniyah Pontianak participated in this study. The data collection tools used were learning outcomes tests, observation sheets, and interview sheets. The results of data analysis revealed that the average pretest score was 36 and the posttest was 62.94. In addition, the t-test statistical analysis indicated a significance value of 0.00 (0.00 <0.05) which meanth that there were differences in student learning outcomes between before and after the question card-based TGT learning model implemented. The gain value was 0.42. In other words, the question card-based on TGT learning model is effective in improving the student learning outcomes with good category.

Keywords: Covalent Bond, Question Card, Team Games Tournament (TGT)

PENDAHULUAN

Ikatan kimia merupakan salah salah satu pokok bahasan yang dipelajari di kelas X berdasarkan kurikulum 2013. Materi Ikatan Kimia merupakan materi yang banyak mengandung pemahaman konsep (Nugraha dkk, 2013). Selain itu ikatan kimia juga merupakan pokok bahasan yang luas dengan konsep dan uraian. Hal ini membuat siswa sulit menguasai konsep yang mendasari materi tersebut, sehingga pada pokok bahasan ini diperlukan suatu media yang dapat mempermudah siswa dalam memahami konsep ikatan kimia (Wahyuni dan Rusly, 2016).

(2)

Vol. 6 No. 2, Agustus 2018 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

19 berpusat pada guru menyebabkan hanya guru yang aktif menjelaskan sedangkan siswa tidak ada interaksi, kegiatan pembelajaran tersebut menjadi monoton dan partisipasi siswa terhadap proses kegiatan cenderung sedikit. Selain itu pada saat proses pembelajaran yang berlangsung beberapa siswa memperhatikan dan sebagian siswa yang lainnya tidak memperhatikan.

Berdasarkan hasil wawancara kepada 3 siswa kelas XI yang dipilih berdasarkan peringkat pertama, menengah dan terakhir diketahui bahwa siswa bosan dalam pembelajaran kimia karena metode yang digunakan guru adalah ceramah dan media yang digunakan adalah buku paket. Selain itu siswa menganggap pembelajaran kimia sulit dipahami terutama ikatan kimia sehingga siswa kurang minat dalam pembelajaran kimia. Menurut Shelawaty dkk (2016), karakteristik ikatan kimia berkaitan dengan konsep-konsep pengisian elektron pada kulit-kulit atom, penentuan elektron valensi, konfigurasi elektron, kestabilan elektron maupun penggambaran struktur lambang lewis.

Berdasarkan nilai ulangan harian kimia siswa kelas X SMA Islam Haruniyah, menunjukkan bahwa kurang dari 50% siswa yang tuntas. Persentase ketuntasan ulangan harian kimia tersebut lebih rendah dibandingkan materi Struktur Atom dan Sistem Periodik Usur, materi Tata Senyawa dan Persamaan Reaksi, dan materi Stoikiometri.

Pembelajaran kimia dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai model yang berpusat pada siswa. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan di antaranya : 1) Student Team Achievement Divisoin (STAD), 2) Jigsaw, 3) Teams Games Tournaments (TGT), 4) Group Investigation (GI), 5) Rotating Trio Exchange, dan 6) Group Resume (Astuti, 2013).

Penelitian ini menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, yang melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, mengandung unsur permainan serta penguatan sehingga proses pembelajaran lebih menyenangkan dan berpusat pada siswa (Martini dkk, 2013). Tipe TGT berhasil meningkatkan skill dasar, pencapaian, interaksi positif antar siswa, harga diri dan sikap penerimaan pada siswa-siswa lain yang berbeda (Huda, 2013).

Proses pembelajaran kooperatif tipe TGT akan lebih mudah diterapkan apabila dibantu dengan adanya suatu media pembelajaran untuk permainan (Games). Beberapa penelitian yang sudah menggunakan TGT dengan menggunakan bantuan media seperti roda impian dan media kartu soal (Martini dkk, 2013), media animasi dan kartu (Desstya dkk, 2012), kartu domino (Susanna, 2017), kartu destinasi (Purnomosari dkk, 2014), serta TGT dengan teka-teki silang (Safitri dkk, 2017).

Pada penelitian ini media pembelajaran yang digunakan untuk permainan (Games) dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah media kartu soal. Media kartu soal ini berisi soal-soal yang mencakup sub-sub materi Ikatan Kovalen dan siswa harus menjawab soal di lembar kosong yang telah disediakan.

(3)

Vol. 6 No. 2, Agustus 2018 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

20 Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT berbantuan Media Kartu Soal Pada Sub Materi Ikatan Kovalen Kelas X MIA di SMA Islam Haruniyah Pontianak guna memudahkan siswa untuk meningkatkan hasil belajar dan minat siswa dalam pembelajaran kimia.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Bentuk penelitian yang digunakan dalam peneliti ini adalah Pre-experimental reserch yang digunakan adalah desain kelompok tunggal one–group pretest-postest design, yaitu memberikan pretest kemudian memberikan perlakuan secara sengaja dan sistematis berupa perlakuan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media kartu soal dan pada akhir pembelajaran diberikan evaluasi hasil belajar berupa posttest.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIA SMA Islam Haruniyah Pontianak yang berjumlah 34 siswa. sampel dalam penelitian ini diperoleh melalui teknik sampling jenuh yaitu kelas X MIA SMA Islam Haruniyah Pontianak yang berjumlah 34 siswa. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kimia menggunakan model kooperatif tipe TGT berbantuan media kartu soal, sedangkan variabel terikatnya dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada materi sub materi ikatan kovalen kelas X MIA SMA Islam Haruniyah Pontianak.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengukuran, teknik observasi dan teknik wawancara. Pengukuran dalam penelitian ini adalah pemberian pretest sebelum pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran tipe TGT dengan Media kartu soal dan pemberian posttest setelah Pelaksanaan pembelajaran Menggunakan Model pembelajaran tipe TGT dengan Media kartu soal. untuk memperoleh nilai hasil belajar siswa. Teknik observasi dalam penelitian ini adalah untuk mengamati keterlaksanaan RPP yang telah dirancang saat pelaksanaan penelitian. Observer yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 4 orang.

Wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur. Narasumber yang diwawancarai tentang penggunaan model pembelajaran tipe TGT dengan Media kartu soal pada sub materi ikatan kovalen sebanyak 6 siswa yang terdiri dari 2 siswa yang berkemampuan rendah, 2 siswa yang berkemampuan sedang dan 2 siswa yang berkemampuan tinggi. Narasumber yang diwawancarai terhadap ketidaktuntasan pretest dan posttest sebanyak 3 siswa yang tidak mencapai KKM.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

Model pembelajaran tipe TGT merupakan model pembelajaran yang membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang setiap kelompoknya beranggotakan 4-5 siswa dan terdiri dari 5 fase, yaitu: (fase 1) penyajian kelas, (fase 2) pembentukan kelompok (team), (fase 3) game, (fase 4) turnamen dan (fase 5) penghargaan (team recognize).

(4)

Vol. 6 No. 2, Agustus 2018 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

21 Haruniyah Pontianak yang berjumlah 34 siswa dengan alokasi waktu 2 x 40 menit pada sub materi ikatan kovalen.

Pada kegiatan pendahuluan, guru memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Setelah itu guru memberikan apersepsi berupa mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu ikatan ion. Pada kegiatan ini siswa terlihat memperhatikan dan mendengarkan guru, hal ini terlihat dari peran siswa juga aktif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan. Adapun tujuan pembelajaran yang disampaikan yaitu siswa dapat menjelaskan definisi ikatan kovalen, siswa dapat mendefinisikan macam-macam ikatan kovalen dan siswa dapat menggambarkan struktur ikatan kovalen.

Guru menyajikan informasi (Fase 1) berupa menjelaskan sub materi ikatan kovalen, memberikan contoh dan macam-macam ikatan kovalen terdiri dari ikatan kovalen tunggal, rangkap 2, rangkap 3, ikatan kovalen koordinasi, ikatan kovalen polar dan non polar. Pada fase ini beberapa siswa bertanya, hal ini terlihat dari dari aktifnya siswa dalam bertanya tentang kejelasan materi tersebut.

Setelah itu guru membentuk (team) kelompok siswa (Fase 2) ke dalam kelompok–kelompok belajar. Pada fase ini siswa dibagi ke dalam 8 kelompok belajar yang terdiri dari 4-5 siswa, kemudian siswa berkumpul dengan teman satu kelompoknya dan menyusun tempat duduknya. Peneliti memberikan lembar soal kepada masing-masing kelompok untuk didiskusikan. Pada fase ini peneliti membimbing siswa dalam melakukan diskusi dengan cara berkeliling dan bertanya kepada masing-masing kelompok tentang soal dan jawaban diskusi. Peneliti memberikan empat soal yang terdapat pada lembar soal tersebut.

Setelah itu siswa dikondisikan melakukan permainan (Fase 3) dengan kartu soal, kartu soal yang diberikan dengan jumlah soal per kartu 4 soal, siswa menjawab soal yang terdapat pada kartu soal secara bergantian yang dibacakan oleh salah satu anggota kelompok dan memberikan skor terhadap hasil jawaban temannya. Dalam melakukan game siswa dengan serius mengerjakan soal yang dibacakan, dan siswa lain menjawab dengan cara menuliskan jawaban di selembar kertas yang disediakan. Skor di sesuaikan dengan soal yang telah didesain dan diberikan berdasarkan ketepatan dan kecepatan dalam menjawab hingga kartu soal selesai semua dikerjakan dan total skor dijumlahkan dan digolongkan berdasarkan tingkat kemampuan.

Guru menentukan meja siswa berdasarkan hasil game yang telah digolongkan ke tingkat kemampuan, dimana ditentukan 4 meja yang akan diturnamenkan (Fase 4). Sebelum turnamen peneliti membacakan aturan turnamen yang akan dilakukan dimana turnamen dilakukan hampir sama dengan tahap game dimana turnamen akan dipandu oleh 1 orang observer di setiap meja turnamen.

Peran observer membantu peneliti untuk membacakan soal turnamen dan memberikan skor yang sesuai pada kartu soal. Dalam menentukan skor turnamen, skor diperoleh berdasarkan ketepatan menjawab dan kecepatan siswa menjawab. Skor yang diberikan berdasarkan hasil akhir jawaban siswa. Peneliti menanyakan kepada siswa tentang kejelasan aturan turnamen yang telah disampaikan.

(5)

Vol. 6 No. 2, Agustus 2018 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

22 diperoleh berdasarkan kartu soal, setiap siswa yang mengikuti turnamen pada setiap meja dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda, hingga soal turnamen tersebut selesai dibacakan.

Peneliti memastikan jalannya turnamen berjalan dengan lancar. Setelah itu, masing–masing meja menyelesaikan turnamen yang dilakukan peneliti mengumpulkan hasil skor yang diperoleh siswa dan menjumlahkan hasil skor tiap perwakilan kelompok yang mewakili meja turnamen. Peneliti menjumlahkan hasil skor dari perwakilan masing-masing siswa yang memiliki skor kelompok tertinggi. Pada kegiatan turnamen siswa yang paling banyak benar hingga yang sedikit benar menjawab pada meja turnamen tingkat kedua, meja turnamen tingkat keempat, meja turnamen tingkat ketiga dan meja turnamen tingkat pertama.

Guru memberikan penghargaan (Fase 5) berupa hadiah yang telah di bungkus seperti kado kepada kelompok yang telah melakukan turnamen yang mengumpulkan skor tertinggi. Hadiah diberikan kepada kelompok yang menjawab soal terbanyak benar pada turnamen dari semua perwakilan anggota kelompok yang diikut serta kepada tiap meja turnamen.

Peneliti membimbing siswa untuk membuat kesimpulan tentang sub materi ikatan kovalen yang telah dismpaikan dengan cara menunjuk 2 siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Setelah 2 siswa memberikan kesimpulan, peneliti mengakhiri proses pembelajaran dengan membimbing siswa berdoa dan mengucapkan salam.

Berdasarkan dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, siswa memahami materi yang telah diajarkan. Selain itu siswa bersemangat dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara terhadap 6 siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan kartu soal yang telah diterapkan. Informasi yang diperoleh bahwa model pembelajaran ini dapat membantu siswa dalam memahami materi dan dapat meningkatkan semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga siswa memahami materi yang telah disampaikan. Selain itu model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan kartu soal dapat diterapkan pada materi yang lain.

Penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media kartu soal dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Meskipun peningkatannya tidak besar, berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, siswa merasa posttest mudah tetapi pada saaat mengerjakannya kesulitan, siswa malu bertanya dan siswa kurang memperhatikan peneliti dalam menyampaikan materi pada proses pembelajaran. Hasil pretest tidak ada satu pun siswa yang tuntas tetapi pada hasil postest ada delapan siswa yang tuntas, meskipun demikian dari hasil tersebut adanya peningkatan nilai siswa dari nilai pretest ke hasil postest.

(6)

Vol. 6 No. 2, Agustus 2018 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

23 Hasil Pretest dan Posttest Siswa

Hasil belajar siswa diukur melalui pretest dan posttest. Pretest dilakukan sebelum pelaksanaan proses pembelajaran sedangkan posttest dilakukan setelah pelaksanaan proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media kartu soal pada sub materi ikatan kovalen. Pretest dilakukan di kelas X MIA dengan jumlah siswa sebanyak 34 siswa selama 20 menit sedangkan posttest dilakukan di kelas X MIA dengan jumlah siswa sebanyak 34 siswa selama 20 menit. Hasil nilai pretest dan posttest pada sub materi ikatan kovalen dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pretest dan Posttest Siswa pada Sub Materi Ikatan Kovalen Nilai Pretest Nilai Postest

Nilai terendah 11 25

Nilai Tertinggi 69 83

Nilai rata-rata 36 62,94

Jumlah Siswa Tuntas 0 8

Persentase Tuntas 0% 23,53%

Tabel 1. menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang diindikasikan dengan meningkatnya nilai pretest ke posttest (Tabel 1). Pada saat mengerjakan soal pretest siswa masih belum mempelajari materi tersebut sehingga tidak ada yang mencapai standard ketuntasan. Pada saat posttest siswa telah mendapat perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media kartu soal pada saat posttest. Hal ini menyebabkan terjadi peningkatan hasil belajar siswa.

Hasil belajar siswa meningkat, setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media kartu soal. Hasil distribusi nilai siswa sebelum proses pembelajaran (pretest) hanya ada 6 siswa yang memperoleh nilai diatas 60, sedangkan setelah pembelajaran (postest) jumlah siswa tersebut meningkat hingga 20 siswa, bahkan ada 1 siswa yang memperoleh nilai lebih dari 80. Distribusi nilai siswa sebelum (pretest) dan sesudah (postest) pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Pretest dan Posttest Jumlah Siswa Rentang Nilai Jumlah Siswa

Pretest

Jumlah Siswa Postest

Nilai 0-20 9 0

Nilai 21-40 13 3

Nilai 41-60 6 10

Nilai 61-80 6 13

Nilai 81-100 0 1

(7)

Vol. 6 No. 2, Agustus 2018 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

24 kesulitan dalam mengerjakan soal, sehingga seluruh siswa yang berjumlah 34 siswa tidak mencapai KKM yaitu 75. Hal ini dikarenakan pada saat melakukan wawancara kepada 3 siswa, siswa belum mempelajari sub materi ikatan kovalen. Pada soal posttest dari jumlah 34 siswa hanya 8 siswa yang mencapai KKM yaitu 75. Dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Nilai Ketuntasan (KKM) Pretest dan Postest Nilai Ketuntasan

(KKM)

Jumlah Siswa Pretest

Jumlah Siswa Postest

< 75 34 26

≥ 75 0 8

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 3 siswa yang tidak mencapai KKM, siswa mengalami kesulitan dalam menjawab soal no 2 dengan indikator soal menentukan ikatan kovalen koordinasi dari suatu senyawa dan soal no 3 dengan indikator soal menentukan sifat kepolaran dari suatu senyawa. Hal ini dikarenakan pada saat peneliti menjelaskan sub materi tersebut siswa kurang memperhatikan selain itu siswa malu untuk bertanya tentang kejelasan sub materi ikatan kovalen kepada peneliti dan temannya.

Perbedaan Hasil Belajar secara Statistik

Hasil pretest dan posttest dibandingkan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan setelah perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media kartu soal pada sub materi ikatan kovalen secara uji statistik dengan cara menguji normalitas masing-masing data kelompok pretest dan kelompok posttest dengan uji kolgomogrov-Smirnov dengan taraf signifikan 0,05. Uji normalitas dilakukan untuk menentukan data terdistribusi normal atau tidak. Hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan uji statistik.

Hasil uji statistik didapat data nilai kelompok pretest terdistribusi normal karena nilai signifikan uji kolmogrov-Smirnov dengan taraf signifikan 0,08 yang lebih besar dari 0,05. Data nilai kelompok posttest terdistribusi normal karena nilai signifikan uji kolmogrov-Smirnov dengan taraf signifikan 0,06 yang lebih besar dari 0,05.

Data nilai kelompok pretest dan nilai kelompok posttest terdapat data terdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji F dan uji t. Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah data homogen atau tidak dengan asumsi varian sama atau beda dan dengan hasil taraf signifikan 0,00. Dari hasil uji F data terdistribusi dengan varian beda, selanjutnya dilakukan uji t dengan taraf signifikan 0,00 sehingga terdapat perbedaan asumsi belajar dengan asumsi varian berbeda. Hasil uji t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media kartu soal.

(8)

Vol. 6 No. 2, Agustus 2018 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

25 wawancara yang dilakukan dengan 6 perwakilan siswa setelah dilakukannya pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan kartu soal, proses pembelajaran team (kelompok), siswa menjadi lebih senang, yakin pada kemampuan sendiri dan lebih percaya diri selama proses pembelajaran, sehingga setelah penggunaaan model pembelajaran tersebut nilai siswa meningkat.

Penelitian Astuti dkk (2017) menyatakan, model pembelajaran Team Games Tournaments (TGT) dibantu dengan kartu soal, dikatakan berhasil karena pada akhir penelitian semua aspek telah mencapai target yang ditetapkan sehingga penelitian ini dapat meningkatkan proses belajar siswa. Sani (2013) juga menyatakan pembelajaran TGT dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar Siswa.

Efektivitas Model Pembelajaran Tipe TGT

Efektifitas model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media kartu soal dapat diketahui dengan nilai gain. Efektivitas model pembelajaran tipe TGT termasuk dalam kategori sedang dengan Nilai Gain 0,42. Dengan demikian model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media kartu dapat dikatakan efektif dalam meningkatkan hasil belajar. Hasil penelitian ini tidak berbeda jauh dengan penelitian Aprianty (2017) dan Rusdi (2017) yang melaporkan bahwa model pembelajaran TGT efektif meningkatkan hasil belajar siswa dengan nilai gain masing-masing 0,7 dan 0,55 dengan kategori sama-sama sedang.

SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN

Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari pretest dan posttest siswa, terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara sebelum dan setelah diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) berbantuan media kartu soal pada sub materi ikatan kovalen dengan nilai rata-rata pretest sebesar 36 dan nilai rata-rata posttest sebesar 62,94 sedangkan efektifitas model pembelajaran tipe TGT berbantuan kartu soal terhadap hasil belajar siswa, diperoleh nilai gain 0,42 dengan kategori sedang.

SARAN

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media kartu soal dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga diharapkan guru dapat menerapkan model pembelajaran ini pada materi yang lain dalam pelajaran kimia.

DAFTAR PUSTAKA

Aprianty, H. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran TGT Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Tata Nama Senyawa di MAS Darul Ihsan Aceh Besar. Prosiding Seminar MIPA III. ISBN 978-602-50939-0-6.

(9)

Vol. 6 No. 2, Agustus 2018 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

26 Desstya, A., Haryono. dan Saputro, S. (2012). Pembelajaran Kimia Dengan Metode Team Games Tournament (TGT) Menggunakan Media Animasi dan Kartu di Tinjau dari Kemampuan Memori dan Gaya Belajar Siswa. Jurnal Inkuiri. 1 (3). Huda, Miftahul. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Martini, K.S., Susiliwati, E., dan Prasetyaningrum, D. (2013). Studi Komparasi Metode Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) disertai Media Kartu Soal dan Roda Impian Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Hidrokarbon Kelas X SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Kimia. 2 (3).

Nugraha, D.A., Susanti, E., dan Masykuri, M. (2013). Efektivitas Metode Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) yang Dilengkapi Media Kartu Berpasangan (Index Card Match) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Ikatan Kimia Kelas X Semester Gasal Sma N 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). 2 (4).

Purnomosari, D., Sukardjo, J.,S. dan Martini, K.,S. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) dilengkapi Kartu Destinasi untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Koloid Kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo pada Semester Genep Tahun Ajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Kimia. 3 (2).

Rusdi, H. dan Murti, N. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Berbasis Macromedia Terhadap Hasil Belajar Kimia Organik pada Mahasiswa Pendidikan Biologi STKIP YAPIM Maros. Jurnal Chemica. 18 (2).

Safitri, S. Kurniawan, R.A. dan Fahillah, R. (2018). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament berbantuan Media Teka Teki Silang terhadap Motivasi Siswa pada Materi Koloid. Edukasi: Jurnal Pendidikan.

Sani, R.A. (2013). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Shelawaty A R. Hardiarti D. dan Fahilah R. (2016). Pengembangan Media Flash Materi Ikatan Kimia Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pontianak. Ar-Razi Jurnal Ilmiah. 4 (2).

Susanna. (2017). Penerapan Team Games Tournament (TGT) melalui Media Kartu Domino pada Materi Minyak Bumi Siswa Kelas XI MAN 4 Aceh Besar. Jurnal Lantanida. 5 (2).

Wahyuni, E.S. dan Rusly, H. (2016). Pengembangan Media Permainan Kartu Quarchem untuk Melatihkan Keterampilan Berpikir Analitis Siswa pada Materi Ikatan Kimia Kelas X SMA. Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6

Gambar

Tabel 2. Hasil Pretest dan Posttest Jumlah Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Satpam Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) masih menggunakan absensi dengan sistem tanda tangan yang dibuat manual dan data yang berkaitan juga menggunakan

• Secara nasional, ketersediaan sumber EBT tersebar dan untuk beberapa jenis energi misalnya panas bumi dan air skala besar terletak pada daerah yang konsumsi energinya masih rendah.

4.1.4 Hasil Pengujian Pengaruh Inputan Jenis Batik yang Salah terhadap Klasifikasi Motif Batik Pada pengujian sebelumnya di dapatkan parameter terbaik pada saat level

Abstrak – Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh PBL, RQA, PBLRQA, dan pembelajaran konvensional terhadap retensi mahasiswa berkemampuan akademik berbeda

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif... Perubahan nutrisi kurang

Penelitian ini mengenai “Pengaruh Kepercayaan , Manfaat dan Kemudahan Penggunaan Terhadap Niat Nasabah dalam Menggunakan Internet Banking Bank Cimb

Berdasarkan kajian literatur mengenai sistem pendanaan KPS (Tabel 1), beberapa faktor kunci keberhasilan skema KPS pada pembangunan infrastruktur mencakupi kerjasama dan

Selain paket satu, kami juga ada paket menengah, yaitu paket 3, Anda hanya butuh mengeluarkan Rp 1.350.000 dengan jumlah sate 60 porsi, gulai 70 porsi dan tengkleng solo 40