• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH SUPPLY CHAIN MANAGEMENT TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN KONSTRUKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PENGARUH SUPPLY CHAIN MANAGEMENT TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN KONSTRUKSI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN KONSTRUKSI

(STUDI KASUS KONTRAKTOR BANGUNAN GEDUNG DI KOTA SUNGAI PENUH)

ARTIKEL

DONI ISROWAHYUNI

1110018312042

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS BUNG HATTA

(2)

ANALISIS PENGARUH

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN KONSTRUKSI

(STUDI KASUS KONTRAKTOR BANGUNAN GEDUNG DI KOTA SUNGAI PENUH)

Doni Isrowahyuni¹, Alizar Hasan², Wardi¹

¹Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta

²Program Studi Teknik Sipil, Pascasarjana Universitas Andalas

doni_isrowahyuni@yahoo.com

ABSTRAK

Salah satu peluang untuk meningkatkan kinerja kontraktor adalah dengan melakukan pengelolaan jaringan rantai pasok (supply chain). Konsep pengelolaan rantai pasok (supply chain management) merupakan konsep yang relatif baru dalam industri konstruksi. Dalam hal ini, kontraktor pelaksana menjadi satu-satunya pihak yang memiliki wewenang dalam tahap pembentukan hubungan jaringan rantai pasok, yaitu dalam penyusunan mitra-mitra melalui proses pengadaan. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab dua hal diantaranya pertama, Untuk mengetahui faktor-faktor Supply Chain Management yang memiliki pengaruh pada peningkatan efektifitas waktu penyelesaian pekerjaan konstruksi bangunan gedung di Kota Sungai Penuh, yang kedua Untuk mengetahui faktor-faktor utama Supply Chain Management yang paling singnifikan mempengaruhi keberhasilan kontraktor dalam menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Kajian dilakukan melalui pendekatan studi kasus terhadap kontraktor yang berada di Kota Sungai Penuh. Pihak-pihak yang dijadikan sampel adalah owner, kontraktor, sub-kontraktor dan supplier. Hasil yang diperoleh menyimpulkan terdapat dua faktor utama dari Supply Chain Management yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja proyek yaitu faktor ketepatan waktu pembayaran yang dilakukan oleh kontraktor dengan tingkat signifikan paling tinggi kemudian faktor perencanaan kebutuhan material, sementara untuk faktor perencanaan dan pengendalian proyek tidak memiliki pengaruh signifikan. Secara statistik ketiga faktor Supply Chain Management ini secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja kontraktor sebesar dengan nilai R2 =

83,221%

dan sisanya

16,779%

dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil analisis faktor ini juga memberikan informasi bahwa fungsi owner yang dijelaskan oleh perubahan desain atau pekerjaan“tambah-kurang”pada saat proses konstruksi berlangsung dan kejelasan batasan desain dan pelaksanaan pekerjaan tidak berpengaruh secara signifikan.

(3)

ABSTRACT

One of the opportunities to improve the performance of the contractor is to perform network management supply chain (supply chain). The concept of supply chain management (supply chain management) is a relatively new concept in the construction industry. In this case, the contractor being the only party that has the authority in its formative stage supply chain network of relations, namely in the preparation of partners through the procurement process. This study aims to answer two of them first, to determine the factors Supply Chain Management which has an influence on increasing the effectiveness of time completion of construction work on buildings in River City Full, the second to determine the main factors Supply Chain Management most singnifikan affect the successful contractor in completing the work on time. The study was conducted through a case study approach to the contractors who are in the River City Full. Parties are sampled is the owner, contractor, sub-contractors and suppliers. The results concluded that there are two main factors of Supply Chain Management, which has a significant influence on the performance of the project: factors timeliness of payments made by the contractor with a significant level highest then factors in material requirements planning, while for the factor of planning and controlling the project has no significant effect , Statistically, three factors Supply Chain Management is jointly affect the performance of the contractor amounting to the value of R2 = 83,221% and the remaining 16,779% influenced by other factors. The results of the factor analysis also provides information that the function described by the owner design changes or work "add-less" during the process of construction going on and the clarity of the design and implementation work limitations do not significantly.

Keywords: Supply Chain Management, Performance Contractors

1. Pendahuluan

Industri konstruksi Indonesia secara umum, masih bergelut dengan permasalahan ketidak efisien dalam pelaksanaan proses konstruksinya, namun masih banyak ditemukan permasalahan -permasalahan yang dilakukan pada industri konstruksi seperti disebabkan karena terlalu banyaknya perubahan pada rancangan, rendahnya kemampuan dan keahlian pekerjan, proses pengambilan keputusan yang tidak efektif dan cenderung berbelit-beli, koordinasi yang tidak baik antar pihak yang terlibat, lemahnya perencanaan dan pengendalian, keterlambatan deliveri material, dan metoda kerja yang tidak sesuai. konsep

supply chain management merupakan

2) Untuk mengetahui faktor-faktor utama

Supply Chain Management yang paling singnifikan mempengaruhi keberhasilan kontraktor dalam menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat nyata pada berbagai pihak, antara lain:

a). Memberikan nilai tambah pada seluruh mata rantai yang terlibat didalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi bangunan gedung di Kota Sungai Penuh,

(4)

konsep baru didalam industri konstruksi yang memandang hubungan suatu perusahaan dalam perspektif yang lebih luas dengan menembus batasan organisasi, sehingga optimasi total dapat tercapai. Namun jika dikaitkan dengan fakta yang ada di Kota Sungai Penuh, terutama pada pekerjaan konstruksi khususnya bangunan gedung yang dikerjakan sepanjang tiga tahun terakhir terlihat pengelolaan pekerjaan konstruksi melalui dana APBD memiliki hasil akhir yang tidak memuaskan, terutama dari sisi waktu penyelesaian. Data yang diolah dari laporan evaluasi dimasing-masing akhir tahun anggaran menyimpulkan bahwa 98 paket pekerjaan (dengan nilai diatas 1 Miliar) hanya 60% diantaranya dapat dikerjakan tepat waktu sesuai yang direncanakan. Jika dikaitkan dengan fakta dan pendapat dari beberapa ahli seperti diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keterlambatan yang terjadi adalah dikarenakan pemanfaatan rantai nilai dari seluruh tahapan proses pekerjaan belum optimal dan masih terdapat kekurangan. adapun dari tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui faktor-faktor Supply

chain management yang memiliki pengaruh pada peningkatan efektifitas waktu penyelesaian pekerjaan konstruksi bangunan gedung di Kota Sungai Penuh.

2. Tinjauan Literatur

Supply chain adalah jalinan kerjasama perusahaan yang berinteraksi untuk menyampaikan produk (barang atau jasa) kepada pelanggan akhir, hubungan aliran material dari bahan mentah sampai pengiriman terakhir dalam rantai, Supply Chain Management bertujuan untuk menyeragamkan fungsi - fungsi dalam perusahaan dan seluruhsupplier-nya untuk a) Uji Validitas menunjukkan sejauh mana

skor/ nilai/ ukuran yang diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran/ pengamatan yang ingin diukur (Agung,

Bung Hatta.

d) Regresi linier berganda adalah analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara peubah respon (variabel dependen) dengan faktor-faktor yang mempengaruhi.

e) Koefisien determinasi dinyatakan

dengan R2 untuk pengujian regresi linier berganda yang mencakup lebih dari dua variabel.

f) Koefisien determinasi adalah untuk mengetahui proporsi keragaman total dalam variabel tak bebas Y yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh variabel – variabel bebas x yang ada di dalam model persamaan regresi linier berganda secara bersama-sama dimana

R2.

ketepatan aliran material, jasa, dan informasi yang dibutuhkan oleh pelanggan. Supply Chain Management

mempunyai maksud strategis karena sistem pasokan dapat digunakan sebagai pokok penting dalam meningkatkan kemampuan kompetitif, Beberapa Keuntungan Pengembangan Supply Chain Management

a). Penghematan dan efisiensi biaya

b). Mengurangi ketidak pastian dan resiko c). Keuntungan dalam bersaing.

Tolak ukur kesuksesan perusahaan khususnya perusahaan jasa konstruksi bangunan gedung dapat dilihat dari kinerja perusahaan yang dihasilkannya. Semakin tinggi kinerja perusahaan tersebut maka akan semakin sukses juga perusahaannya.

(5)

1990),

b) Uji Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun, 1989),

c) Analisa faktor merupakan salah satu teknik analisa ketergantungan dimana semua variabel memiliki peranan yang sama, sehingga harus diperhatikan struktur hubungan secara menyeluruh antara variabel-variabel.

d)Regresi linier berganda adalah analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara peubah respon (variabel dependen) dengan faktor-faktor yang mempengaruhi lebih dari satu prediktor (variabel independen)

e) Koefisien determinasi dinyatakan dengan

R2 untuk pengujian regresi linier berganda yang mencakup lebih dari dua variabel. Koefisien determinasi adalah untuk mengetahui proporsi keragaman total dalam variabel tak bebas Y yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh variabel – variabel bebas x yang ada di dalam model persamaan regresi linier berganda secara bersama-sama

Berdasarkan beberapa studi dapat disimpulkan bahwa supply chain dalam konteks konstruksi bangunan gedung memiliki karakteristik sebagai berikut:

1.

Produk konstruksi bersifat unik, karena

pada umumnya dibuat berdasarkan permintaan tertentu dari owner (custom made product).

2.

Dilakukan oleh organisasi yang bersifat sementara (temporary organisation), sehingga supply chain

yang terbentuk akan berakhir ketika masa produksi selesai.

3.

Produknya terikat pada tempat tertentu, sehingga proses produksinya berlangsung

3.kontraktor, Supplier, dan Mandor (Pelaku Hulu)

•Subkontraktor dan Spesialis

1.

Proses produksi konstruksi pada awalnya semuanya terjadi di lokasi konstruksi (in site), namun sejalan dengan perkembangan kebutuhan spesialisasi dalam jasa konstruksi, beberapa proses produksi juga dilakukan di luar lokasi (off site). Dengan demikian, dikenal dua jenis proses produksi yaituin site productiondan off site production.

2.

Proses produksi yang dilakukan di lokasi konstruksi dipengaruhi oleh lingkungan alam (iklim, tanah) sehingga memiliki sifat ketidakpastian (uncertainty) yang cukup tinggi.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kwantitatif yang dimaksudkan untuk menemukan faktor-faktor utama pelaksanaan supply chain management yang memiliki pengaruh pada capaian kinerja waktu penyelesaian proyek konstruksi bangunan gedung di Kota Sungai Penuh.

Adapun pengelompokkan berdasarkan peran dan fungsi pada gambar diatas meliputi:

3.

Owner (Pelaku Hilir)

Dalam proses produksi konstruksi bila produk yang dibuat berdasarkan permintaan owner, maka peran owner

sangat tinggi. Proses supply chain management dimulai dari inisiatif

owner yang memprakarsai dibuatnya produk konstruksi bangunan dan berakhir pada owner ketika produk tersebut selesai diproduksi (Vrijhoef, 1999).

4.

Kontraktor (Pelaku Utama)

Kontraktor adalah suatu organisasi konstruksi yang memberikan layanan pekerjaan pelaksanaan konstruksi berdasarkan perencanaan teknis dan spesifikasi yang telah ditetapkan.

(6)

Subkontraktor adalah perusahaan konstruksi yang berkontrak dengan kontraktor utama untuk melaksanakan beberapa bagian pekerjaan kontraktor utama.

Subkontraktor tenaga kerja

Industri konstruksi merupakan

entry point yang relatif mudah dalam memasuki dunia kerja sehingga muncul suatu kelompok pekerja dengan skill yang rendah. Kelompok ini memiliki pemimpin yang disebut dengan mandor.

Supplier dan manufaktur konstruksi

Dilihat dari jenis material yang diperlukan dalam suatu proyek konstruksi bangunan, terdiri dari material alam seperti pasir, kerikil, batu alam, dan material hasil produksi manfaktur seperti besi beton, keramik, panel beton

precast.

3. Metodologi Penelitian

Suatu penelitian ilmiah yang diperoleh harus mengikuti proses tertentu supaya hasil penelitian yang diperoleh memenuhi kaidah-kaidah ilmiah. Salah satu dari pentingnya penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor utama dan supply chain management yang signifikan menentukan keberhasilan pekerjaan konstruksi banguan gedung di Kota Sungai Penuh.

Tahapan awal penelitian ini adalah dimulai dari pengumpulan fakta dan fenomena yang memperkuat pentingnya dilakukan penelitian lebih lanjut. Beberapa sumber informasi yang digunakan untuk keperluan ini adalah data hasil evaluasi monitoring pelaksanaan paket pekerjaan pada Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kota Sungai Penuh

Ukuran Nilai Keterangan Skala

relevan dengan objek kasus. Penentuan variabel didasari dari deskripsi peran dan fungsi masing-masing level.

Populasi didalam penelitian ini adalah Kota Sungai Penuh dengan objek populasi seluruh rekanan Dinas Pekerjaan Umum (kontraktor, sub kontraktor dan supplier) yang melaksanakan pekerjaan konstruksi bangunan gedung sepanjang lima (5) tahun terakhir dan pihak-pihak yang terkait secara langsung yang berasal dari Dinas Pekerjaan Umum (owner). Cara Pengumpulan Data digunakan untuk megumpulkan data penelitian adalah melalui satu set kuesioner yang berisikan beberapa pernyataan konfirmasi tentang keterkaitan faktor-faktor supply chain management terhadap penyelesaian pekerjaan secara tepat waktu. Setiap pernyataan akan disertakan dengan lima pilihan jawaban dengan intensitas yang berbeda-beda. Pilihan jawaban yang disediakan memungkinkan responden untuk lebih leluasa memilih berdasarkan pengalaman dan pengetahuan mereka. Adapun rentang ukuran yang digunakan tersaji pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan kelompok Responden

Sumber : Pengumpulan dan Pengolahan Data, 2016

Dari informasi pada tabel 4.1 diatas terlihat distribusi kelmpok responden paling dominan adalah Kontraktor yaitu 43.1% dari 130 orang responden yang dituju, kemudian disusul responden supplier sebanyak 28 orang dan seterusnya adalah Kelompok

Responden Frekuensi % Responden

PPK 8 6.2%

PPTK 14 10.8%

Kontraktor 56 43.1%

Sub Kontraktor 24 18.5%

(7)

Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan pada bagian sebelumnya

4. Data Dan Pembahasan

Pada bab ini akan disajikan secara lengkap analisis dan pembahasan berdasarkan data dan informasi yang telah diperoleh melalui survey langsung pada wilayah objek penelitian. Data dan informasi didapatkan melalui dua cara, yaitu melalui wawancara dan kuesioner.

1. Personil Responden

Jumlah kuesioner yang dikembalikan adalah sebanyal 142 buah kuesioner, namun hanya 130 buah kuesioner yang layak untuk diolah pada analisis selanjutnya. Sebanyak 130 kuesioner tersebut memberikan gambaran karakteristik sebagai berikut

jenjang pendidikan mulai dari Diploma 3

hingga Strata 3, alasan pengelompokkan responden berdasarkan jenjang pendidikan ini adalah untuk memberikan justifikasi tingkat pemahaman responden terhadap pernyataan yang disajikan pada kuesioner. Berikut hasil pengelompokkan responden berdasarkan jenjang pendidikan seperti

1 Sangat Tidak Setuju

tidak terdapat keterkaitan pelaksanaan SCM terhadap kinerja

2 Tidak Setuju

antara SCM dan kinerja memiliki hubungan yang tidak terkait secara langsung

3 Kurang Setuju

faktor SCM hanya memiliki kadar pengaruh relative kecil terhadap kinerja

4 Setuju terdapat hubungan antara faktor SCM terhadap kinerja

5 Sangat Setuju

terdapat hubungan yang sangat mutlak antara faktor SCM terhadap kinerja

responden sub kontraktor sebanyak 24 orang. Sementara untuk keterwakilan owner sebanyak 22 orang yang berasal dari PPK dan PPTK. Sementara untuk kelompok pengalaman responden disajikan pada tabel 4.2 dibawah ini.

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman

Sumber : Pengumpulan dan Pengolahan Data, 2016

Pada tabel 4.2 terlihat kelompok responden dengan pengalaman pada rentang 10- 15 Tahun adalah kelompok yang paling banyak yaitu sebesar 38.5% kemudian diikuti oleh pengalaman pada rentang 5-10 tahun sebesar 34.6% dan kelompok responden yang pengalaman paling kecil ditemukan pada kelompok 1-5 Tahun yaitu sebanyak 10.8%. Karakteristik ketiga yang membedakan responden didalam penelitian ini adalah berdasarkan jenjang pendidikan responden. Responden yang dituju akan diberikan pilihan jawaban 4

keterlambatan penyelesaian pekerjaan konstruksi bangunan gedung saat ini”.

Penentuan Jumlah Faktor Yang Terbentuk

Jumlah faktor yang terbentuk didasari dari nilaiEigenvalues yang diperoleh dari pengelompokan 14 item. Kriteria yang digunakan nilai

Eigenvalues> 1.

Faktor-Faktor SCM terhadap Kinerja Kontraktor

(8)

disajikan pada tabel 4.3 dibawah ini. Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Sumber : Pengumpulan dan Pengolahan Data, 2016 Pada tabel 4.3 terlihat pendidikan responden paling dominan adalah Strata Satu (S1) sebesar 46.2% dan paling sedikit adalah pendidikan S3 sebanyak 1 orang (0.88%). Distribusi jenjang pendidikan ini dianggap sudah mewakili karakteristik populasi penelitian untuk wilayah penelitian di Kota Sungai Penuh.

Analisis Data

Uji instrument ataupun kuesioner yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan uji validitas dan realibilitas. Pengujian ini dimaksudkan untuk memastikan terlebih dahulu apakah item-item pernyataan yang disajikan pada kuesioner sudah mewakili kebutuhan untuk menjelaskan dimensi dari Supplie chain management dan kinerja proyek, pengujian validitas jika masing-masinng item memiliki nilai kolerasi (r) > 0.5

Analisis Pelaksanaan SCM di Kota Sungai Penuh

Analisis ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan pertama penelitian, yaitu “Bagaimanakah efektifitas pelaksanaan SCM yang diterapkan oleh kontraktor di Kota Sungai Penuh dalam rangka mengatasi Wawancara yang dilakukan juga memberikan kesimpulan bahwa, keterlambatan yang selama ini dialami oleh rekanan kontraktor adalah bukan dikarena sepenuhnya oleh kelalaian kontraktor tetapi juga karena keterlibatan sub kontaktor dan supplier.

Kelompok

Responden Frekuensi

% Pendidikan Responden

Diploma III 24 18.5%

Strata 1 60 46.2%

Strata 2 45 34.6%

Strata 3 1 0.8%

faktor disajikan pada lampiran). Dalam analisis regresi nilai-nilai parameter yang harus ditentukan adalah :

1. Nilai Koefisien Determinasi

(R2), nilai yang diperlukan untuk menentukan kontribusi pembentuk pengaruh baik tidak kinerja kontraktor yang disebabkan oleh tiga faktor utamasupply chain management.

2. Nilai koefisien regresi (B), nilai ini diperlukan untuk melihat kontribusi peubah/predictor masing-masing faktorsupply chain management terhadap supply chain management.

3. Nilai F, uji signifikan yang ditimbulkan faktor supply chain management secara bersama-sama dan simultan terhadap kinerja kontraktor (signifikan jika Fhitung > Ftabel)

4. Nilai t, nilai ini diperlukan untuk menguji signifikansi pengaruh masing-masing (secara parsial) variabelsupply chain management

terhadap kinerja.

1.

Penentuan Nilai KMO (Kaiser Meyer Olkin) nilai ini diperlukan untuk melihat apakah variabel yang tersisa sebanyak 23 variabel dengan jumlah responden 130 layak dilakukan analisis faktor dengan kriteria nilai KMO > 0.5.

2.

Penentuan Jumlah Faktor Yang Terbentuk Jumlah faktor yang terbentuk didasari dari nilai Eigenvalues yang diperoleh dari pengelompokan 14 item. Kriteria yang digunakan nilai

Eigenvalues> 1.

Saran

(9)

Pada umumnya supplier memahami dengan baik bahwa fungsi mereka adalah sangat penting untuk mendukung keberhasilan kontraktor, hanya saja mereka mengalami permasalahan pada saat terjadinya perubahan lingkup design/pekerjaan ditengah jalan yang berdampak pada peningkatan biaya perolehan material. Namun sejauh ini kendala tersebut masih dapat disiasati jika perubahan tersebut diiringi dengan peninjauan kembali kontrak antara kontraktor dan supplier.

Analisis Faktor-Faktor SCM Terhadap Kinerja Untuk mengetahui faktor-faktor utama

supply chain management yang memiliki pengaruh pada peningkatan efektifitas waktu penyelesaian pekerjaan konstruksi bangunan gedung di Kota Sungai Penuh akan dijawab melalui serangkaian pengolahan data statistik dengan menggunakan analisis faktor. Analisis faktor yang dipakai adalah analisis faktor konfirmasi karena faktor-faktor sudah ditetapkan secara apriori berdasarkan teori sebelumnya. Pembentukan faktor konfirmatori (CFA) berdasarkan teori dan konsep untuk mendapatkan variabel atau faktor yang mewakili beberapa item yang merupakan variabel teramati. Analisis faktor yang dilakukan adalah untuk jumlah item yang tersisa setelah dilakukan uji validitas sebelumnya yaitu sebanyak 23 item/variabel pada dimensi supply chain management. Berikut tahapan dan hasil analisis faktor yang telah dilakukan.

Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dalam rangkaian penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.

Terdapat tiga parameter pelaksanaan

Supply Chain Management yang akan mempengaruhi kinerja kontraktor bangunan gedung di Kota Sungai Penuh yaitu 1) Perencanaan dan Pengendalian Proyek, 2)

Perencanaan Kebutuhan Material,

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.

Oleh karena Supply Chain Management merupakan suatu cara efektif untuk mencapai kinerja proyek, maka sebaiknya perlu diberikan pencerahan kepada seluruh pihak yang terkait dengan proyek untuk mengenali secara lebih dekat implementasi Supply Chain Management dan kendala-kendala pelaksanaannya.

2.

Perlu dilakukannya upaya-upaya penanganan yang lebih komprehensif untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan

Supply Chain Management, salah satunya adalah kendala yang berkenaan dengan komunikasi antara pihak.

3.

Karena objek penelitian ini terbatas untuk Kota Sungai Penuh, maka dipandang perlu adanya lebih lanjut untuk mendefinisikan factor-faktor yang lain selain dari tiga faktor yang diperoleh pada penelitian ini, sehingga kedepan langkah- langkah perbaikan terhadap kinerja proyek lebih tepat dan efektif.

Green, Jutta, (2000), Job Satisfaction of Community College Chairpersons, Dissertation, Faculty of the Virginia Polytechnic Institute & State University, Virginia.

Johnson, Richard., Wichern, & Dean W., (1998),Multiva riate Statistical Analysis, 4 edition, Prentice Hall, New Jersey.

(10)

dan 3) Ketepatan Waktu Pembayaran Kontraktor.

2.

Faktor ketepatan waktu pembayaran kontraktor dengan pengaruh tingkat signifikan paling besar dengan nilai t=5,120 β=

0.012, diikuti oleh faktor

perencanaan kebutuhan material nilai t=4,467 β=

0.013

dan factor

perencanaan dan pengendalian proyek

dengan nilai t=4,230β=

0.023

Daftar Pustaka

Briscoe, G., Dainty, Andrew R.J., & Millett, S., (2001), “Construction Supply

Chain Partnership: Skills, Knowledge and Attitudinal Requirements”,

European Journal of Purchasing & Supply Management, Vol. 7, pp. 243-255.

Cavinato, J.L., Flynn, A.E., Kauffman, R.G., (2006), The Supply Management

Handbook, 7th edition, McGraw-Hill Companies, New York.

Chopra, S. and Meindl, P., (2001), Supply Chain Management: Strategy, Planning, and Operations, Prentice Hall, New York

Christopher, M., (1992), Logistics and Supply Chain Management: Strategies for Reducing Costs and Improving Service, Pitman Publishing, London.

Cooper, M.C. and Ellram, L.M., (1993), “Characteristics of Supply Chain Management and the Implications for Purchasing and Logistics Strategy”, International Journal of Logistics Management, Vol. 4 (2), pp. 13-24.

Cooper F.D., Gray S., Raymond G., and Walker, Phil, (2005), Managing Risk in Large Projects

Pujawan, I Nyoman, (2005), Supply Chain Management, Edisi Pertama, Guna Widya, Surabaya.

Smeltzer, L.R. dan Siferd, S.P., (1998), “Proactive Supply Management: The Management of Risk”, International Journal of Purchasing and Materials Management, Vol. 34, No. 1, pp. 38-45.

(11)

and Complex Procurements, 1st edition, John Willey and Sons, Ltd., England.

Referensi

Dokumen terkait

Pengangkutan TBS ke TPH harus dilakukan dengan hati-hati karena guncangan, benturan dan luka yang terjadi saat menaikan dan menurunkan buah dapat meningkatkan ALB pada

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pustika (2011) yang melakukan konseling gizi dan gaya hidup selama 8 minggu pada penderita diabetes melitus, didapatkan

1) Berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang sebab peningkatan TAK dan akibatnya. Rasional : keluarga lebih berpartisipasi dalam proses penyembuhan. 2) Baringkan klie (

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi ganda (multiple regression). Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan adanya

Tingkat penggunaan bahan kalsium hidroksida tipe hard setting sebagai bahan kaping pulpa di Rumah Sakit Gigi Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (RSGM UMY) sangat tinggi,

kesejahteraan masyarakat, pemerintah Kota Padang berusaha untuk meningkatkan pendapatan asli daerah melalui sumber- sumber PAD nya yaitu pajak, retribusi,

Pengaruh perbedaan kelajuan terhadap tekanan yang dihasilkan (Konsep II); Pengaruh kedalaman dan ketinggian terhadap jarak pancar fluida (Konsep III). Jawaban peserta

Semakin baik iklim etika yang dibangun dalam KAP tersebut, maka konflik organisasional profesional akan semakin rendah yang berakibat pada kinerja akuntan publik