• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kinerja Protokol Routing OSPF dan EIGRP Untuk Aplikasi VoIP Pada Topologi Jaringan Mesh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Kinerja Protokol Routing OSPF dan EIGRP Untuk Aplikasi VoIP Pada Topologi Jaringan Mesh"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

960

Analisis Kinerja Protokol

Routing

OSPF dan EIGRP Untuk Aplikasi VoIP

Pada Topologi Jaringan Mesh

Lyna Dwi Maryati1, Rakhmadhany Primananda2, Mochammad Hannats Hanafi lchsan3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1lyna.dwi100@gmail.com, 2rakhmadhany@ub.ac.id, 3hanas.hanafi@ub.ac.id

Abstrak

Penelitian ini menguji bagaimana kinerja dari dua protokol routing, yaitu OSPF dan EIGRP pada topologi jaringan mesh terhadap layanan VoIP. Untuk mengetahui kinerja kedua protokol routing tersebut, digunakan 3 parameter QoS (Quality of Service), yaitu throughput, jitter dan packet loss. Berdasarkan skenario yang telah ditentukan, penelitian terhadap kinerja OSPF dan EIGRP untuk layanan VoIP pada topologi jaringan mesh adalah sebagai berikut : pada protokol routing EIGRP nilai throughputcodec g729 berada antara 40-50 kbps pada codec g711 bernilai 7-20 kbps, nilai jitter pada codec g711 dan g729 berada antara 200-600 detikdan packet loss berada pada rentang nilai 1-600 bytes pada codec g729, pada codec g711 packet loss bernilai 10000-600000 bytes, EIGRP memiliki rata-rata waktu konvergensi sebesar 13-19 detik. Sedangkan pada OSPF nilai throughput codec g729 berada antara 30-50 kbps pada codec g711 bernilai 18-30 kbps, nilai jitter pada codec g711 dan g729 berada antara 400-600 detikdan packet loss berada pada rentang nilai 7-600 bytes pada codec g729, pada codec g711 packet loss bernilai 16000-200000 bytes, OSPF memiliki rata-rata waktu konvergensi sebesar 30-50 detik. Pada skenario komunikasi rendah routing OSPF dominan memiliki kinerja lebih baik dibanding EIGRP. Sedangkan pada skenario komunikasi sedang, parameter throughput, jitter dan packet loss, routing EIGRP dominan memiliki kinerja lebih baik dibanding OSPF. Sedangkan untuk waktu konvergensi EIGPR memiliki kinerja lebih baik dibanding OSPF.

Kata Kunci: VoIP, OSPF, EIGRP, Tolopogi Mesh, QoS

Abstract

This study examined how the OSPF and EIGRP work in mesh topology for VoIP service. To determine the performace of both routing protocol, used 3 parameter of QoS, namely throughput, jitter and packet loss. Based on scenarios that have been determined, a study of OSPF and EIGRP performance for VoIP service in mesh network topology is as follows : In EIGRP routing protocol the value of throughput codec g729 is between 40-50 kbps on the codec g711 is 7-20 kbps, the jitter value on the g711 and g729 codecs is between 200-600 seconds and the packet loss is in the 1-600 bytes range in the codec g729 , The codec g711 packet loss is worth 10000-600000 bytes, EIGRP has an average convergence time of 13-19 seconds. While on OSPF the value of throughput in g729 codec is between 30-50 kbps on g711 codec worth 18-30 kbps, jitter value on g711 and g729 codec is between 400-600 seconds and packet loss is in the range of 7-600 bytes in codec g729, In the codec g711 packet loss is worth 16000-200000 bytes, OSPF has an average convergence time of 30-50 seconds. In low communication scenario, OSPF dominant has better performance than EIGRP. In medium communication scenario, the parameters throughput, jitter and packet loss performance of EIGRP is better than OSPF. As for the time of convergence EIGPR has better performance than OSPF.

Keywords: VoIP, OSPF, EIGRP, MeshTopology, QoS

1. PENDAHULUAN

Teknologi komputer merupakan bidang yang mengalami perkembangan pesat saat ini. Hal tersebut tidak lepas dari semakin

(2)

Kakao Talk, We Chat, Line, Bee Talk dan yang lainnya (Ari, 2015). Aplikasi-aplikasi tersebut sebagian memanfaatkan teknologi VoIP (Voice Over Internet Protocol).

Berdasarkan jenis routing protokol yang ada, OSPF (Open Shortest Path Fisrt) dan EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) merupakan jenis routing protokol yang diunggulkan (Yolanda, 2013). Seorang network administrator perlu mengetahui mengenai perbandingan kinerja antar protokol routing sehingga dapat merancang dan membangun sebuah layanan komunikasi VoIP dengan kualitas yang baik.

Salah satu contoh topologi jaringan yang rumit adalah topologi mesh. Pada topologi ini, diperlukan protokol routing yang handal dalam mencari jalur tercepat serta QoS (Quality of Service) terbaik pada proses pengiriman data.

Oleh karena itu faktor QoS yang menjadi komponen penting pada komunikasi VoIP antara lain jitter, packet loss dan throughput. Serta untuk menguji kinerja kedua protokol routing,

dilakukan pengujian terhadap waktu

konvergensi masing-masing protokol ketika terjadi perubahan jalur. Sehingga untuk mendukung tingginya kebutuhan masyarakat akan kelancaran komunikasi, khususnya komunikasi yang memanfaatkan teknologi VoIP, penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui protokol routing manakah diantara OSPF dan EIGRP yang memiliki kinerja lebih baik jika diterapkan untuk layanan komunikasi VoIP pada topologi jaringan mesh. Sehingga didapatkan hasil perbandingan kinerja antara OSFP dan EIGRP untuk layanan VoIP, routing protokol manakah yang memiliki kinerja yang lebih baik.

2. LANDASAN KEPUSTAKAAN 2.1 Routing dan Protokol Routing

Routing adalah proses menentukan rute dari host asal ke host tujuan (Lin dkk., 2011). Protokol routing adalah aturan atau cara mencari jalur terbaik untuk mengirimkan paket data dari node pengirim ke node penerima melalui tabel routing karena paket akan melewati beberapa node penghubung (intermediate node). Beberapa contoh protokol routing adalah OSPF dan EIGRP.

2.2 OSPF (Open Shortest Path First)

Open Shortest Path First (OSPF) merupakan salah satu protocol routing yang menggunakan algoritma link state. OSPF mengirimkan informasi routingnya di dalam router-router yang tergabung ke dalam sebuah autonomoussystem (AS) (Silk & Suhardi, 2011).

OSPF dapat mengelompokkan beberapa

jaringan menjadi satu kelompok, yang disebut area. OSPF memiliki satu area yang disebut area 0 atau backbone area.

2.3 EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)

EIGRP merupakan protokol yang hanya dimiliki oleh cisco atau diistilahkan proprietary protocol pada cisco, dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router cisco (Setyawati, 2014). EIGRP menerapkan algoritma Diffusing Update Algorithm (DUAL) dalam pencarian jalur terpendeknya.

2.4 VoIP (Voice Over Internet Protocol) dan Codec

Voice over Internet Protocol (VoIP) disebut juga IP Telephony yang dapat diartikan sebagai suatu sistem yang melakukan pengiriman paket data suara menggunakan perantara protokol IP pada jaringan internet.

Codec merupakan singkatan dari Coder Decoder. Codec mempengaruhi kualitas VOIP, karena codec berfungsi sebagai kompresi data suara yang dikirimkan lewat jaringan internet, dan dekompresi data pada sisi penerima. Pada penelitian ini penulis menggunakan 2 jenis codec yaitu g729 dan g711.

2.5 Topologi Jaringan Mesh

Topologi mesh adalah suatu bentuk hubungan antar perangkat dimana setiap perangkat terhubung secara langsung ke perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan (Dwi & Mubarakah, 2014).

2.6 Parameter QoS (Quality of Service)

Parameter yang digunakan penulis untuk mengukur kinerja protokol routing OSPF dan EIGRP untuk layanan VoIP adalah delay, packet loss dan throughput.

(3)

paket yang tiba melalui saluran transmisi. Semakin besar nilai throughput semakin baik.

Jitter adalah variasi selisih waktu kedatangan paket pada destination atau tujuan paket. Semakin kecil nilai jitter semakin baik.

Packet loss adalah jumlah paket yang hilang ketika proses transmisi dari pengirim sampai kepada penerima. Semakin kecil jumlah paket yang hilang semakin baik.

2.7 Waktu Konvergensi

Konvergensi adalah suatu bahasan dalam dynamic routing yang mempunyai keadaan dimana ketika semua router telah mempunyai routing tabel mereka sendiri sacara tetap dan konsisten (Chandra, 2012).

3. SIMULASI JARINGAN

Pembangunan lingkungan simulasi

dilakukan menggunakan software simulasi jaringan GNS3 v0.8.7, Virtual Box, Cisco IP Communicator, router image c7200, c2600 dan c3700.

Terdapat 2 skenario yang dilakukan dalam simulasi jaringan, yaitu terdiri dari : skenario pertama diterapkan pada topologi jaringan mesh dengan 3 area dengan 2 jenis codec yaitu g711 dan g729 pada masing-masing topologi. Skenario kedua diterapkan pada topologi jaringan dengan 5 area dengan 2 jenis codec yaitu g711 dan g729 pada masing-masing topologi. Pengujian pada kedua skenario tersebut dilakukan dengan kondisi komunikasi rendah dan sedang. Gambar 3.1 dibawah ini merupakan topologi 3 Area.

Gambar 3.1 Topologi 3 Area

Gambar 3.2 dibawah ini merupakan topologi 5 Area.

Gambar 3.2 Topologi 5 Area

Gambar 3.3 dibawah ini merupakan flowchart dalam skenario komunikasi rendah dan sedang untuk routing protokol OSPF dan EIGRP 3 Area codec g729 dan g711.

Gambar 3.3Flowchart Skenario Komunikasi

Rendah dan Sedang Routing OSPF dan EIGRP 3 Area Codec g729 dan g711

Flowchart dalam skenario komunikasi rendah dan sedang untuk routing protokol OSPF dan EIGRP 5 Area codec g729 dan g711 ditunjukkan dalam Gambar 3.4.

Flowchart untuk skenario pengujian waktu

konvergensi routing OSPF dan EIGRP

(4)

Gambar 3.4Flowchart Skenario Komunikasi Rendah dan Sedang Routing OSPF dan EIGRP 5

Area Codec g729 dan g711

Gambar 3.5Flowchart Skenario Komunikasi

Rendah dan Sedang OSPF dan EIGRP 5 Area

4. HASIL 4.1 Throughput

Gambar 4.1 dibawah ini merupakan grafik perbandingan throughput pada dial peer 2002 dan 1001 antara topologi 3 Area dengan codec g729 dan g711 skenario komunikasi rendah.

Gambar 4.1 Perbandingan ThroughputCaller 2002

dan Answer 1001 topologi 3 Area

Codec g711 memiliki nilai throughput lebih kecil dibanding codec g729, karena codec g711 mengirim lebih banyak frame packet, sehingga kemungkinan packet mengalami antrian atau loss pada jaringan juga semakin meningkat

sehingga nilai throughput mengalami

penurunan.

Gambar 4.2 dibawah ini merupakan grafik perbandingan throughput dial peer 3001 dan 2001 topologi 5 Area dengan codec g729 dan g711 skenario komunikasi rendah.

Gambar 4.2 Perbandingan Throughput Caller 3001

dan Answer topologi 5 Area Pada Codec g729

Pada codec g711, nilai throughput lebih kecil dibanding codec g729, hal ini disebabkan oleh frame packet yang dikirimkan lebih besar dan mengalami antrian atau loss pada jaringan

sehingga nilai throughput mengalami

penurunan.

(5)

telpon 1, topologi 3 Area dengan codec g729 dan g711 skenario komunikasi sedang.

Gambar 4.3 Perbandingan Throughput Caller 2002

dan Answer 1001 EIGRP dan OSPF 3 Area

Pada dial peer caller 2002 dan answer 1001 codec g729, kondisi throughput rendah diakibatkan oleh jalur yang dilewati merupakan jalur sibuk dimana router R2 melayani 2 panggilan.

Gambar 4.4 dibawah ini merupakan grafik perbandingan throughputdial peer 3002 sebagai penelpon 2 dan 2001 sebagai penerima telpon 2, topologi 3 Area dengan codec g729 dan g711 skenario komunikasi sedang.

Gambar 4.4 Perbandingan Throughput Caller 3002

dan Answer 2001 topologi 3 Area

Pada dial peer caller 3002 dan answer 2001 codec g729, kondisi throughput rendah diakibatkan oleh jalur yang dilewati merupakan jalur sibuk dimana router R2 melayani 2 panggilan.

Gambar 4.5 dibawah ini merupakan grafik perbandingan throughput dial peer 3001 dan

2001 komunikasi 1, antara EIGRP dan OSPF 5 Area dengan codec g729 dan g711 skenario komunikasi sedang.

Gambar 4.5 Perbandingan Throughput Caller 3001

dan Answer 2001 topologi 5 Area

Pada codec g729 sisi caller, nilai throughput untuk routing OSPF lebih baik dibanding EIGRP. Untuk sisi answer routing EIGRP memiliki nilai throughput lebih baik dibanding OSPF. Sedangkan pada jenis codec g711 caller, nilai throughput OSPF lebih baik dibanding EIGRP. Untuk codec g711 answer, nilai throughput routing OSPF lebih baik dibanding EIGRP.

Gambar 4.6 dibawah ini merupakan grafik perbandingan throughput 4002 dan 1002 komunikasi 2, topologi 5 Area codec g729 dan g711 skenario komunikasi sedang.

Gambar 4.6 Perbandingan Throughput Caller 4002

dan Answer 1002 topologi 5 Area

(6)

lebih baik dibanding EIGRP. Untuk sisi answer nilai throughput EIGRP lebih baik dbanding OSPF. Sementara pada jenis codec g711 sisi caller, nilai throughput OSPF lebih baik dibanding EIGRP. Pada sisi answer nilai throughput routing OSPF lebih baik dibanding EIGRP.

4.2 Average Jitter

Gambar 4.7 dibawah ini merupakan grafik perbandingan average jitter dial peer 2002 dan 1001 topologi 3 Area dengan codec g729 dan g711 skenario komunikasi rendah.

Gambar 4.7 Perbandingan Average Jitter Caller

2002 dan Answer 1001 topologi 3 Area

Pada codec g711, nilai average jitter routing OSPF lebih baik dari pada EIGRP, hal tersebut terjadi disisi caller maupun answer. Hal ini terjadi karena pada codec g711 jumlah frame packet yang dikirim lebih besar dibanding codec g729, sehingga dengan terjadi antrian pada jaringan, jumlah packet yang terlambat sampai pada tujuan juga semakin tinggi.

Grafik perbandingan average jitter dial peer 3001 dan 2001 topologi 5 Area codec g729 dan g711 skenario rendah ditunjukkan dalam Gambar 4.8.

Untuk codec g729, average jitter pada sisi caller dan answer, OSPF memiliki kinerja yang lebih baik dibanding EIGRP kecuali pada kondisi komunikasi 60 menit. Sementara pada codec g711 disisi caller maupun answer, nilai average jitter pada OSPF lebih baik dibanding EIGRP kecuali pada waktu komunikasi selama 60 menit.

Gambar 4.8 Perbandingan Average Jitter Caller

3001 dan Answer 2001topologi 5 Area

Gambar 4.9 dibawah ini merupakan grafik perbandingan average jitter dial peer 2002 dan dial peer 1001 sebagai komuniksi 1 topologi 3 Area codec g729 dan g711 skenario komunikasi sedang.

Gambar 4.9 Perbandingan Average Jitter Caller

2002 dan Answer 1001 topologi 3 Area

Kondisi average jitter yang tinggi pada dial peer caller 2002, hal ini disebabkan oleh terjadi antrian pada router R2 yang melayani 2 proses panggilan dalam waktu yang sama dan mengakibatkan antrian paket pada router tersebut.

(7)

Gambar 4.10 Perbandingan Average Jitter Caller 3002 dan Answer topologi 3 Area

Nilai average jitter pada dial peer answer 2001 memiliki nilai yang tinggi disebabkan oleh antrian pada router R2 yang memproses 2 panggilan yang melawati jaringannya dalam waktu bersamaan.

Gambar 4.11 dibawah ini merupakan grafik perbandingan average jitterdial peer 3001 dan 2001 sebagai komunikasi 1 topologi 5 Area codec g729 dan g711 skenario komunikasi sedang.

Gambar 4.11 Perbandingan Average Jitter Caller

3001dan Answer topologi 5 Area

Nilai average jitter pada codec g711 lebih tinggi dibanding codec g729 dikarenakan besarnya nilai frame packet yang dikirim, sehingga kemungkinan packet tersebut mengalami antrian atau loss semakin besar.

Gambar 4.12 dibawah ini merupakan grafik perbandingan average jitterdial peer 4002 dan 1002 sebagai komunikasi 2, topologi 5 Area codec g729 dan g711 skenario komunikasi sedang.

Gambar 4.12 Perbandingan Average Jitter Caller

4002 dan Answer 1002 topologi 5 Area

Selisih nilai average jitter antara routing OSPF dan EIGRP terlihat tidak signifikan, hal ini terjadi karena masing-masing router bekerja hanya pada masing-masing panggilan, sehingga jalur yang dilewati pun berbeda antar panggilan dan tidak mengakibatkan antrian.

4.3 Packet Loss

Gambar 4.13 dibawah ini merupakan grafik perbandingan lost packets dial peer 2002 dan 1001 topologi 3 Area skenario komunikasi rendah.

Gambar 4.13 Perbandingan Lost Packets Caller

2002 dan Answer 1001topologi 3 Area

(8)

hilang juga semakin tinggi. Pada codec g711 jumlah lost packet lebih besar dibanding g729, hal ini disebabkan karena pada codec g711 jumlah frame packet yang dikirim lebih besar dibanding codec g729.

Gambar 4.14 dibawah ini merupakan grafik perbandingan Lost Packets dial peer 3001 dan 2001 topologi 5 Area skenario komunikasi rendah.

Gambar 4.14 Perbandingan Lost PacketsCaller

3001dan Answer topologi 5 Area

Pada codec g711 jumlah lost packet lebih besar dibanding g729, hal ini disebabkan karena pada codec g711 jumlah frame packet yang dikirim lebih besar dibanding codec g729.

Gambar 4.15 dibawah ini merupakan grafik perbandingan Lost Packets dial peer 2002 dan 1001 sebagai komunikasi 1, topologi 3 Area codec g729 dan g711 skenario komunikasi sedang.

Gambar 4.15 Perbandingan Lost Packets Caller

2002dan Answer 1001topologi 3 Area

Packet lost pada dial peer caller 2002 yang tinggi disebabkan karena router R2 melakukan 2 proses panggilan yang mengakibatkan tingginya lost packet pada caller 2002.

Gambar 4.16 dibawah ini merupakan grafik perbandingan lost packets dial peer 3002 dan 2001 topologi 3 Area dengan codec g729 dan g711 skenario komunikasi sedang.

Gambar 4.16 Perbandingan Lost Packets Caller

3002 dan Answer 2001topologi 3 Area

Packet lost pada dial peer caller 3002 yang tinggi disebabkan karena router R2 melakukan 2 proses panggilan yang mengakibatkan tingginya lost packet pada caller 3002.

Grafik perbandingan Lost Packetsdial peer 3001 dan 2001 sebagai komunikasi 1, topologi 5 Area dengan codec g729 dan g711 skenario komunikasi sedang ditunjukkan pada Gambar 4.17.

Semakin lama komunikasi terjadi jumlah lost packet juga semakin besar. Gambar 4.18 merupakan grafik perbandingan lost packets dial peer 4002 dan 1002 sebagai komunikasi 2, topologi 5 Area dengan codec g729 dan g711 skenario komunikasi sedang.

(9)

Gambar 4.17 Perbandingan Lost Packets Caller 3001 dan Answer 2001topologi 5 Area

Gambar 4.18 Perbandingan Lost Packets Caller

4002 dan Answer topologi 5 Area

4.4 Waktu Konvergensi

Perbandingan waktu konvergensi

komunikasi rendah topologi 3 area ditunjukkan pada Gambar 4.19.

Perbandingan waktu konvergensi

komunikasi rendah topologi 5 area ditunjukkan pada Gambar 4.20.

Perbandingan waktu konvergensi

komunikasi sedang topologi 3 area ditunjukkan pada Gambar 4.21.

Gambar 4.19 Perbandingan Waktu Konvergensi

Topologi 3 Area Komunikasi Rendah

Gambar 4.20 Perbandingan Waktu Konvergensi

Topologi 5 Area Komunikasi Rendah

Gambar 4.21 Perbandingan Waktu Konvergensi

Topologi 3 Area Komunikasi Sedang

Gambar 4.22 dibawah ini merupakan perbandingan waktu konvergensi komunikasi sedang topologi 5 area.

3 Menit 25 Menit 55 Menit

EIGRP codec g711 16,74 14,8 16,92

OSPF codec g711 38,52 41,31 41,67

EIGRP codec g729 14,72 15,2 16,83

OSPF 5 codec g729 40,77 39,29 39,42 0

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Waktu Konvergensi (s)

3 Menit 25 Menit 55 Menit

EIGRP codec g711 14,99 16,6 15,03

OSPF codec g711 38,39 38,65 43,34

EIGRP codec g729 17,96 17,15 15,79

OSPF 5 codec g729 42,93 42,52 36,85 0

10 20 30 40 50

(10)

Gambar 4.22 Perbandingan Waktu Konvergensi Topologi 5 Area Komunikasi Sedang

Waktu konvergensi EIGRP lebih baik dibanding OSPF, dengan selisih waktu hampir dua kali lipat lebih lama dari EIGRP pada pencarian rute protokol OSPF. Hal ini disebabkan karena pada protokol routing EIGRP yang mengimplementasi algoritma DUAL, sudah menyediakan link backup yang dihitung dari nilai metric tiap jalur yang tersedia. Sementara pada OSPF, ketika terjadi perubahan jalur, OSPF akan mengirim packet link-state request dan link-state update yang mengakibatkan waktu pencarian rute backup menjadi lebih lama.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, didapat kesimpulan antara lain sebagai berikut :

1. Pada saat terjadi perubahan jalur, OSPF memiliki rata-rata waktu konvergensi sebesar 30-50 detik.

2. Pada saat terjadi perubahan jalur, EIGRP memiliki rata-rata waktu konvergensi sebesar 13-19 detik.

3. Antara topologi 3 dan Area pada kondisi komunikasi rendah, OSPF memiliki nilai throughput yang lebih baik dibanding EIGRP. Kecuali pada codec g711 topologi 3 Area, EIGRP memiliki throughput yang lebih baik.

Antara topologi 3 dan 5 Area pada kondisi komunikasi rendah, average jitter OSPF lebih rendah dibanding EIGRP. Hal ini terjadi pada codec g729 dan g711.

Topologi 3 dan 5 Area pada kondisi

komunikasi rendah, memiliki

perbandingan yang sama pada parameter packet loss. Untuk codec g729 dan g711 di sisi caller, jumlah packet loss EIGRP lebih rendah, sementara di sisi answer, routing

OSPF memiliki jumlah packet loss yang lebih rendah.

Pada kondisi komunikasi sedang, antara topologi 3 dan 5 Area, terdapat kesamaan hasil pada parameter throughput, dimana pada codec g729 sisi callerrouting EIGRP memiliki nilai throughput yang dominan lebih baik, sedangkan sisi answer routing OSPF memiliki nilai yang lebih baik. Sementara pada codec g711, EIGRP dan OSPF memiliki perbandingan yang sama, salah satu routing protokol tersebut tidak ada yang terlihat dominan.

Nilai average jitter pada kondisi komunikasi sedang antara topologi 3 dan 5 Area, sisi caller lebih dominan EIGRP memiliki nilai lebih baik. Sedangkan sisi answer, routing OSPF dominan lebih baik nilai average jitternya dibanding EIGRP, hal tersebut berlaku pada codec g729 maupun g711.

Untuk kondisi komunikasi sedang, antara topologi 3 dan 5 Area, perbandingan jumlah packet loss pada codec g729 sisi caller, routing OSPF dominan lebih rendah dibanding EIGRP. Di sisi answer, EIGRP memiliki jumlah packet loss yang lebih rendah. Sedangkan pada codec g711 sisi caller, memiliki perbandingan yang sama, antara routing OSPF dan EIGRP tidak terlihat salah satu lebih dominan. Pada sisi answer, routing EIGRP memiliki jumlah

1.Dapat meningkatkan jumlah router agar kinerja antara kedua protokol routing EIGRP dan OSPF dapat menghasilkan data yang lebih baik dan lebih akurat.

2.Menambahkan parameter yang dianalisis agar kinerja dapat dapat diketahui dengan lebih akurat.

3 Menit 25 Menit 55 Menit

EIGRP codec g711 16,74 14,8 16,92

OSPF codec g711 38,52 41,31 41,67

EIGRP codec g729 14,72 15,2 16,83

(11)

http://library.gunadarma.ac.id/journal/v iew/13978/analisis-unjuk-kerja- aplikasi-volp-call-android-di-jaringan-manet-mobile-ad-hoc-network.html/> [Diakses 10 Januari 2016]

Chandra Tresna Wijaya, Kadek, 2012. ANALISIS KINERJA RIP (ROUTING INFORMATION PROTOCOL) UNTUK OPTIMALISASI JALUR ROUTING. S1. Universitas Udayana. Tersedia di : <ojs.unud.ac.id/index.php/JLK/article/ download/2799/1991.pdf> [Diakses 8 Juni 2017]

Dwi, Villasica, Yovie & Mubarakah, Naemah, 2014. Analisis Kinerja Routing Dinamis

Dengan Teknik OSPF (OPEN

SHORTEST PATH FIRST) Pada

Topologi Mesh Dalam Jaringan Local Area Network (LAN) Menggunakan Cisco Packet Tracer. Singuda Ensikom, VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014. Tersedia di : <http://jurnal.usu.ac.id/singuda_ensiko m/article/view/6365> [Diakses 21 Januari 2016]

Lin, Y.D., Hwang R.H., Baker, F., 2012. Computer Network An Open Source Approuch. McGraw – Hill International Edition.

Setyawati, Linda, 2014. ANALISA

PERFORMANCE ROUTING

PROTOCOL

OSPF DAN EIGRP PADA JARINGAN IPV4. S2. Universitas Negeri Yogyakarta. Tersedia di : < https://www.academia.edu/9415089/A NALISA_PERFORMANCE_ROUTIN G_PROTOCOL_OSPF_DAN_EIGRP_ PADA_JARINGAN_IPV4> [Diakses 8 Januari 2016]

Silk, M., Lady & Suhardi, 2011. Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Routing Open Shortest Path First (OSPF). Teknologi, VOL. 1, NO. 2.

Tersedia di : <

journal.unipdu.ac.id/index.php/teknolo gi/article/download/56/48> [Diakses 27 Desember 2015]

Yolanda, S., A., Dewi, 2013. Simulasi Kinerja Routing Protokol Open Shortest Path First (OSPF) dan Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) Menggunakan Simulator Jaringan

Gambar

Gambar 3.3 Rendah dan Sedang Flowchart Skenario Komunikasi Routing OSPF dan EIGRP 3 Area Codec g729 dan g711
Gambar 3.4 Rendah dan Sedang Flowchart Skenario Komunikasi Routing OSPF dan EIGRP 5 Area Codec g729 dan g711
Gambar 4.6 dibawah ini merupakan grafik
Gambar 4.7 Perbandingan Average Jitter Caller 2002 dan Answer 1001 topologi 3 Area
+5

Referensi

Dokumen terkait

Studi sains diharapkan untuk memperkuat iman agama: &#34;Pendidik Muslim dengan suara bulat setuju bahwa tujuan pendidikan bukan untuk menjejalkan pikiran murid dengan

2,378 (pada signifikasi 0,000 &lt; 0,05) yang berarti bahwa produk, harga, tempat dan promosi secara simultan tidak berpengaruh terhadap daya saing industri

Jenova, R., 2009, Uji Toksisitas Akut yang diukur dengan Penentuan LD 50 Ekstrak Herba Putri Malu (Mimosa pudica L.) terhadap Mencit BALB/C , Falkutas Kedokteran

satu pembangkit, ketika beban disuplai dengan energi yang dihasilkan oleh sel surya maka secara otomatis sambungan ke PLN dilepaskan dari beban atau beban tidak boleh

Dengan mengucap Puji Syukur Alhamdulillah, akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Efektifitas Terapi Aktivitas Bermain Kelompok Terhadap

• Bayi dengan hasil uji virologi negatif pada pemeriksaan pertama, harus dilakukan uji virologi kedua saat usia 4-6 bulan untuk konfirmasi diagnosis. Level of evidence

Juga perlu diperhatikan bagi dosen untuk memberikan soal latihan kepada mahasiswa/i, karena ternyata setelah draf buku ini disusun tetapi baru disadari bahwa ada soal yang

EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH Rapat Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Penanganan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah..