PSG DIETETIK INDIVIDU
Triska Susila Nindya
Departemen Gizi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat
2
Pengukuran Dietetik Perlu Untuk...
• Menilai dan memonitor pangan dan asupan zat gizi (dapat juga untuk memperkirakan paparan food additives dan kontaminan)
• Menyusun dan mengevaluasi kebijakan kesehatan dan pertanian
• Melakukan penelitian epidemiologis
(epidemiologic research), misalnya hubungan antara asupan zat gizi ttt dengan
kesehatan/penyakit
• Tujuan komersial, misalnya mengembangkan iklan untuk produk pangan yang baru dll
Excellence with Morality
3
Levels of objectives in measuring
diets
1. Untuk mendapatkan rata-rata asupan kelompok
2. Untuk menilai proporsi populasi yang berisiko kekurangan zat gizi ttt(inadequate nutrient intake)
3. Untuk menilai “usual intake” dari individu dengan tujuan me-ranking 4. Untuk menilai “usual intake” dari
individu dengan tujuan meng-korelasi
Excellence with Morality
Level of Objectives
• Harus ditentukan sebelum memulai
penilaian dietetik
• Setiap level of objectives yang
berbeda memiliki prosedur yang berbeda
Excellence with Morality
Level of Objectives
• Level 1:
– Asupan gizi untuk tiap subjek hanya diukur hanya untuk satu (1) hari
– Setiap hari dalam satu minggu harus terwakili secara proporsional pada sampel fnal (sampel total)
• Level 2:
– Penilaian asupan gizi setidaknya dilakukan selama 2 hari pada sub-sampel (30 – 40 subyek)
– Sebaiknya dilakukan pada hari yang tidak berurutan (Non-consecutive days) saat dua kali pengulangan. Jika non-consecutive days tidak memungkinkan, maka sebaiknya dilakukan selama 3 hari
Excellence with Morality
Level of Objectives
• Level 3: Rank intakes of subjects
within the distribution
– Multiple replicates of 24-hour recalls/diet
records/diet history
– Alternatively, semi-quantitative FFQ can be
used
• Level 4: Usual intakes for correlations
or counseling
– Larger number of replicates required
– Alternatively, semi-quantitative FFQ or diet
history can be used Excellence with Morality
Median population intake of Malawian children: post intervention
Level
8
Correlations between fatty acid (FA)
composition of adipose tissue & FA content of dietary intake
Level Berapakah Ini? Excellence with Morality
9
Proportion of children at risk of inadequate zinc intake
10
Intake of dairy products by decile versus mean PDA in adipose tissue
Level Berapakah Ini? Excellence with Morality
11
Figure: The four levels of objectives in measuring nutrient intakes and methods which can be used to meet the objectives
LEVEL 1 Mean nutrient
intake of a group
LEVEL 3 Usual intake of
nutrients in individuals for ranking within
a group
LEVEL 4 Usual intakes
of foods / nutrients in individuals for
counseling or for correlation
or regression analysis LEVEL 2
Proportion of population at
risk
SINGLE 24hr-recall / food records /
weighed diet records
24hr-recall / food records /
Steps in Dietary Assessment
1. Measuring Food Intake
2. Converting Food to Nutrient 3. Evaluating Dietary Adequacy
Excellence with Morality
METODE PENILAIAN DIETETIK
INDIVIDU (Measuring Food Intake)
• Quantitative Daily Consumption
Method: Food Record (Estimated or Weighed), 24 hour recall
• Qualitative/Retrospective Information
on Pattern of Food: Food Frequency
Questionnaire (FFQ), Diet History (DH) without portion size
• Semi-quantitative: FFQ and DH with
portion size Excellence with Morality
Food Records
• Responden mencatat makanan dan minuman
beserta jumlahnya yang dikonsumsi
• Dapat dilakukan dengan dua (2) pendekatan:
- Estimated Food Records: menggunakan
ukuran rumah tangga (sendok, gelas dll) atau menggunakan food model, gambar dll
- Weighed Food Records: menimbang makanan dan minuman yang telah dikonsumsi (porsi
yang disajikan dikurangi sisa makanan)
Excellence with Morality
Weighed Food Records
Excellence with Morality
Prosedur Food Records
a. Responden diminta mencatat pada saat yang sama saat dia mengkonsumsi semua makanan dan
minuman termasuk jajanan yang habis dimakan b. Deskripsi makanan/minuman harus jelas: nama,
cara memasak, merk (jika ada)
c. Timbang makanan/minuman yg dikonsumsi (yg disajikan dikurangi sisa) atau perkirakan dengan menggunakan URT
d. Jika responden makan di luar/membeli, diminta untuk mencatat secara detail sehingga nutrisionis dpt membeli dan menimbang ‘duplicate portion’ makanan yang telah dicatat responden tsb
Excellence with Morality
Perbandingan Estimated Food
Record dan Weighed Food Record
Estimated Food Record (EFR) Weighed Food Record (WFR)
Jumlah makanan dan sisa
makanan diukur dengan URT Makanan dan sisa makanan ditimbang menggunakan timbangan yang disediakan oleh peneliti
Tingkat keakuratan kurang jika
dibandingkan WFR Metode yang paling precise untuk memperkirakan usual food dan nutrient intake pada individy Beban responden lebih ringan jika
dibandingkan WFR Memerlukan kerjasama yang tinggi dari responden jika dibanding EFR
Perlu biaya untuk membeli timbangan makanan
Excellence with Morality
Contoh Form WFR
Excellence with Morality
24 Hour Recall (Single or
Repeated)
• Responden diminta untuk mengingat
dan melaporkan semua
makanan/minuman yang dikonsumsi pada selang waktu 24 jam yang lalu atau 1 hari sebelumnya
• Dilakukan dengan wawancara
sehingga well-trained interviewers sangat diperlukan untuk
mengumpulkan informasi dengan probing pertanyaan
Excellence with Morality
Prosedur 24 Hr Recalls
a. Responden mengingat semua makanan dan minuman yang dikonsumsi 24 jam yang lalu
b. Responden memberikan informasi yang detail setiap pangan yang telah dikonsumsi mulai dari pagi bangun tidur dan berlanjut secara bertahap sampai makanan/ minuman terakhir yang dikonsumsi pada hari tersebut c. Responden memperkirakan ukuran porsi dengan
menggunakan URT, food model
d. Interviewer men-check kembali hasil recall dengan responden
e. Interviewer mengkonversi ukuran porsi ke ukuran gram
Excellence with Morality
A Four Stage: Multiple-pass
Interviewing Technique
1. First Pass: Complete list of all food and beverages consumed during the preceding day is obtained 2. Second pass: a detailed description of each food
and beverage consumed, including cooking methods and brand names (if applicable)
3. Third pass: estimated the amount of each food and beverage itemn consumde are obtained, generally in household measures
4. Fourth pass: the recall is reviewed to ensure that all items, including the use of vitamin and mineral supplements have been recorded correctly.
Excellence with Morality
Contoh: Form 24 Hr Recall
Excellence with Morality
Food Frequency Questionnaire (FFQ)
• Responden diminta untuk melaporkan usual
frequency of consumption untuk setiap jenis makanan dan minuman dari list/daftar pangan dalam jangka waktu tertentu
• FFQ sering didesain untuk mendapatkan
informasi yang spesifk, misalnya vitamin atau mineral tt
• FFQ biasanya diisi sendiri oleh responden
(self-administered) sehingga didesain untuk mudah diisi
• FFQ harus culture specifc Excellence with Morality
Prosedur FFQ
1. Berdasarkan daftar bahan pangan/list of
food/food group of interest, minta responden untuk mengidentifkasi seberapa sering
biasanya konsumsi jenis pangan tsb
2. Lima kategori untuk food frekuensi tersedia: Harian, Mingguan, Bulanan, Tahunan, Tidak Pernah (atau dapat dimodifkasi sesuai
dengan tujuan penelitian). Responden memilih kategori yang paling sesuai dan
mencatat berapa kali pangan tsb dikonsumsi
Excellence with Morality
Contoh: Form FFQ
Excellence with Morality
Semi-quantitative FFQ
(SQ-FFQ)
• SQ-FFQ digunakan untuk meranking individu berdasarkan food atau nutrient intake
berdasarkan ukuran standar porsi yang dapat menjadi referens untuk setiap jenis pangan
• Data yang didapatkan dari SQ-FFQ dapat dikonversikan menjadi energi dan nurient intake dgn mengalikan fraksi ukuran porsi setiap jenis pangan per hari dgn kandungan energi atau zat gizi yang berasal dari daftar komposisi bahan makanan yang sesuai
Excellence with Morality
Prosedur SQ-FFQ
1. Complete the step in FFQ prosedur
2. A choice of three portion size is available: Small, Medium, Large
3. Konversikan semua kategori frekuensi ke
kategori harian, dgn ketentuan 1 kali perhari sama dengan 1. Contoh nasi dikonsumsi 3 kali per hari = 3; tahu dikonsumsi 4x per minggu = 4/7 per hari = 0,57 per hari
4. Kalikan frekuensi per hari dgn memilih ukuran porsi yang sesuai (gram) untuk mendapatkan berat yang dikonsumsi dalam gram per hari
Excellence with Morality
Contoh: Form SQ-FFQ
Excellence with Morality
Dietary History (DH)
• Responden diminta untuk
melaporkan pola konsumsi yang lampau (past diet)
• Didesain untuk menentukan usual
food intake dari seseorang lebih
detail ttg karakteristik dari pangan yang biasanya dikonsumsi
Excellence with Morality
Excellence with Morality
Case Study
• Anda adalah sekelompok ahli yang diminta Kementrian
Kesehatan (Ministry of Health/MOH) untuk mendesain
protokol survei gizi nasional. MOH telah menetukan beberapa tujuan/objective yang ingin dicapai dengan survei ini yaitu: 1. Menghitung prevalensi inadequate intakes of nutrients. 2. Mengidentifkasi sub-populasi yang memiliki risiko tinggi kekurangan zat gizi.
3. Mengidentifkasi karakteristik individu yang memiliki risiko untuk mengalami penyakit jantung koroner
4. Memberikan informasi ttg hubungan antara status
kesehatan, sosial, ekonomi dan gizi pada sub-group populasi yang terpilih untuk pengembangan kebijakan, termasuk
promosi kesehatan
Excellence with Morality
Case Study Con’t
• Questions:
1. What dietary assessment method
would you select for measuring food intake to meet the stated objectives? Justify your selection with reasons.
2. What modifcations could you adopt to the method to ensure that you
could meet the stated objectives?
Excellence with Morality
Step 2: Converting Food to Nutrient
• Perlu Food Composition Table/Daftar
Komposisi Bahan Makanan (DKBM)/ Nutrient Value Databases
• Dapat dilakukan secara manual
ataupun menggunakan software untuk dietary analysis, misalnya: Worldfood 2, Nutrisurvey (Akan
dibahas di MK Praktikum Gizi Smt 7)
Excellence with Morality
Daftar Komposisi Bahan Makanan
(DKBM) = Food Composition Table
• When dietary data are to be converted to
nutrient intake data, it is necessary to use a nutrient composition database/food
composition table
• Some value in nutrient databases are
obtained from laboratory analysis, however because of high cost, many
values are estimated based on conversion factors or other knowledge about the food
Excellence with Morality
Source of nutrient composition
value
Excellence with Morality
Step 3: Evaluating Dietary Adequacy
• Dilakukan dengan membandingkan
intake data dengan nutrient
requirement level yang spesifk
menurut jenis kelamin dan kelompok umur
• WHO/FAO mendefnisikan empat (4)
level nutrient requirement
Excellence with Morality
Nutrient Requirement
1. Estimated Average Requirements (EAR)
WHO/FAO (2004) mendefnisikan EAR sebagai rata-rata level zat gizi yang memenuhi kebutuhan 50 persen individu sehat pada kelompok umur dan jenis kelamin tertentu.
2. Angka Kecukupan Gizi (AKG)/ Recommended Dietary Intake
(RDI)/Recommended Dietary Allowance (RDA) /Recommended Nutrient Intake (RNI)
Rata-rata jumlah zat gizi yang dikonsumsi harian yang dikatakan cukup untuk memenuhi kebutuhan zat gizi bagi seluruh orang yang sehat. RDI ditentukan berdasarkan 97,5% distribusi normal dari zat gizi yang berdasarkan scientifc evidence dapat
memenuhi kebutuhan orang yang sehat. RDI/RDA/RNI digunakan untuk mengevaluasi asupan zat gizi pada individu.
Excellence with Morality
Nutrient Requirement
3. Adequate Intake (AI)
Untuk beberapa zat gizi tertentu, terdapat keterbatasan dalam kurangnya scientifc evidence untuk menentukan Estimated Average Requirements (EAR) yang diperlukan untuk menentukan RDA sehingga dalam keadaan ini maka AI akan ditentukan. AI menggambarkan rata-rata jumlah zat gizi yang dikonsumsi kelompok orang yang sehat. Seperti halnya RDA, AI juga
digunakan untuk mengevaluasi asupan zat gizi pada individu. Walaupun RDA dan AI penggunaannya sama yaitu untuk mengevaluasi asupan zat gizi pada individu, namun ada perbedaan yang harus diketahui. RDA disusun
berdasarkan scientifc evidence yang kuat, sedangkan AI umumnya berdasar pada scientifc judging karena kurangnya scientifc evidence.
4. Tolerable Upper Intake Level (UL)
UL disusun agar asupan zat gizi tidak terlalu berlebihan dan membahayakan kesehata. UL bermanfaat untuk melindungi individu agar tidak mengalami overconsumption zat gizi tertentu, yang biasanya dapat terjadi karena penggunaan suplemen dosis tinggi.
Excellence with Morality
Perbedaan EAR dan RDA
Excellence with Morality
Penggunaan Nutrient
Requirement
Reference Level Penggunaan Untuk Individu
Penggunaan Untuk Kelompok
EAR Menilai probabilitas
kebiasaan asupan tidak adekuat
Menilai prevalensi asupan yang tidak
adekuat pada kelompok
AKG/RDI Kebiasaan asupan pada atau
di atas level ini menunjukkan bahwa ketidakcukupan
asupan probabilitasnya rendah
Sebaiknya tidak digunakan untuk menilai asupan kelompok
AI Kebiasaan asupan pada atau
di atas level ini menunjukkan bahwa ketidakcukupan
asupan probabilitasnya rendah
Rerata kebiasaan asupan pada atau di atas level ini
menunjukkan
prevalensi yang rendah utuk ketidakcukupan asupan
UL Kebiasaan asupan di atas
level ini dapat meningkatkan risiko efek kesehatan karena asupan yang berlebihan
Menilai prevalensi asupan yang
References
• Fahmida U, Dillon DHS. 2007.
Handbook Nutritional Assessment. SEAMEO-TROPMED RCCN, Jakarta
• Gibson RS. 2005. Principles of
Nutritional Assessment, 2nd ed.
Oxford University Press
• Thomson FE., Subar, AF. 2007.
Dietary Assessment Methodology in Nutrition in the Prevention and
Treatment of Disease, 2nd ed
Excellence with Morality