• Tidak ada hasil yang ditemukan

contoh jurnal tentang kebersihan lingkun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "contoh jurnal tentang kebersihan lingkun"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

KAITAN ANTARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII PADA MATA PELAJARAN IPS (GEOGRAFI) DI SMP NEGERI 6 PALEMBANG TAHUN PELAJARAN 2014-2015

Dessy Arisandi das081293@yahoo.co.id

Program Studi Pendidikan Geografi Univ. PGRI Palembang Sukardi

Program Studi Pendidikan Geografi Univ. PGRI Palembang Susanti Faipri Selegi

Susantifs@gmail.com

Program Studi Pendidikan Geografi Univ. PGRI Palembang

Masalah dalam penelitian ini adalah “adakah kaitan antara kebersihan lingkungan sekolah dengan aktivitas belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS (Geografi) di SMP Negeri 6 Palembang Tahun Pelajaran 2014-2015” penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak ada kaitannya antara kebersihan lingkungan sekolah dengan aktivitas belajar siswa. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling insidental. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, angket dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teori dari Miles dan Huberman yaitu mereduksi data, menyajikan data, dan Menyimpulkan data. Hasil penelitian ini menunjukan ada kaitan antara kebersihan lingkungan sekolah dengan aktivitas belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS (Geografi) di SMP Negeri 6 Palembang Tahun Pelajaran 2014-2015. hal ini ditunjukan dari hasil wawancara dan observasi banyaknya responden berpendapat bahwa pelajaran tidak akan dimulai jika kelas masih kotor, dan responden juga merasa nyaman ketika melakukan proses belajar mengajar dalam keadaan bersih.

▸ Baca selengkapnya: contoh sk kebersihan sekolah

(2)

PENDAHULUAN

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam keseluruhan proses belajar-mengajar terjadilah interaksi antara berbagai komponen, masing-masing komponen diusahakan saling pengaruh-mempengarruhi sedemikian hingga dapat tercapai tujuan pendidikan dan pengajaran (Slameto, 6:2013). Terciptanya lingkungan belajar yang dapat mendukung efektivitas dan efisiensi pembelajaran anak tidak terlepas dari peran guru sebagai orang yang mengolah lingkungan belajar yang menyenagkan (Mariyana, 136:2010). lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejatraan manusia serta makhluk hidup lainnya (Zulkifli, 11:2014).

(3)

sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas. Saat siswa tidak patuh dalam menjaga kebersihan hal ini berdampak pada aktivitas belajar siswa yang nantinya akan mempengaruhi hasil belajar siswa dimana jam saat mereka harusnya belajar namun mereka harus membersihkan ruangan karena ketidak disiplinan dan tidak perhatian dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Kaitan Antara Kebersihan Lingkungan Sekolah Dengan Aktivitas Belajar Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaran IPS (Geografi) di SMP Negeri 6 Palembang Tahun Pelajaran 2014/2015”.

KAJIAN PUSTAKA

Kebersihan lingkungan adalah upaya manusia dalam menjaga tempat berinteraksi mereka dari kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang nyaman dan sehat. Lingkungan secara umum diartikan sebagai suatu tempat yang dapat mempengaruhi pertumbuhan manusia, sedangkan menurut kamus environment diartikan sebagai suatu yang berhubungan dengan lingkungan atau suasana (Mariyana 2010:16). Menurut kamus bahasa indonesia (abdullah:352) “Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu megembangkan potensinya baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional maupun sosial”. Dari pengertian diatas maka peneliti menyimpulkan lingkungan pendidikan adalah berbagai faktor yang berpengaruh terhadap pendidikan atau berbagai lingkungan tempat berlangsungan proses pendidikan. Lingkungan sekolah atau bisa juga disebut dengan lingkungan belajar merupakan suatu tempat atau suasana (keadaan) yang mempengaruhi proses perubahan tingkah laku manusia, tentu manusia tersebut adalah pelajar sebagai subjek yang berada di lingkungan tersebut (Mariyana 2010:17).

(4)

merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar (Rosalia, 2005:2). Menurut Anton M. Mulyono (2001 : 26), Aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas. Menurut (Slameto,2013:2) Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam proses belajar kedua aktivitas itu harus saling berkaitan. Lebih lanjut lagi piaget menerangkan dalam buku Sardiman bahwa jika seorang anak berfikir tanpa berbuat sesuatu, berarti anak itu tidak berfikir (Sardiman, 2011:100).

ANGGAPAN DASAR

Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang diyakini kebenarnya oleh peneliti (Arikunto,2013:107). Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Siswa kelas VII yang belajar di SMP Negeri 6 Palembang menerima pembelajaran IPS Terpadu (Geografi) berdasarkan kurikulum yang berlaku.

2. Siswa tidak memperhatikan kebersihan lingkungan sekolah

VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL Variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:

1. Kebersihan Lingkungan Sekolah merupakan upaya manusia dalam menjaga tempat berinteraksi mereka dari kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang nyaman dan sehat dalam ruang lingkup sekolah. 2. Aktivitas Belajar Siswa aktivitas adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun

(5)

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN POPULASI

Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud adalah seluruh siswa kelas VII di SMP Negeri 6 Palembang yang berjumlah 435 siswa.

SAMPEL

Sampel didalam penelitian kualitatif bukanlah dinamakan responden tetapi sebagai nara sumber atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian (Sugiyono,2010:298). Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik simple Random sampling, dikatakan simple (Sederhana) karena pengambilan anggota sampel secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Darmadi,2013:64). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada 60 Siswa diambil dari 15% populasi

METODE PENELITIAN

Penulisan dalam mengerjakan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, karena penelitian ini berusaha menggambarkan kaitan kebersihan lingkungan dengan aktivitas belajar siswa. Pendekatan kualitatif adalah metode penelitian berdasarkan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci (Sugiyono,2010:15). Metode deskriptif adalah cara memecahkan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subyek atau objek penelitian baik itu individu, masyarakat, lembaga dan lain-lain berdasarkan fakta yang ada (Sugiyono,2010:8)

(6)

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut:

1. Pengamatan (Observasi) merupakan memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata yamg meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek (Arikunto, 2009:1). Peneliti menggunakan observasi terbuka dimana peneliti melakukan pengumpulan data menyatakan sebenarnya kepada sumber data, bahwa sedang melakukan penelitian.

2. Angket Menurut Arikunto (2010:194) Angket adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui. Angket yang digunakan peneliti adalah angket tertutup, yaitu pertanyaan dengan dua alternatif jawaban.

3. Dokumentasi menurut Sugiyono (2010:329) mengemukakan pendapatnya mengenai dokumen, dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dalam penelitian ini dokumen yang diambil merupakan informasi – informasi mengenai kebersihan lingkungan sekolah.

KEABSAHAN DATA

(7)

TEKNIK ANALISI DATA

Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis (Sugiyono,2010:335). Miles dan Huberman, dalam (Sugiyono 2010:337) Aktivitas dalam Analisis data ini melalui:

1. Reduction (reduksi data) Dalam penelitian ini data yang direduksi adalah hasil dari pengumpulan data dari observasi dan pembagian angket.

2. Display (penyajian data) Dalam penelitian ini data yang disajikan adalah hasil dari observasi yang berupa checklist.

3. Conclusion drawing (Kesimpulan data) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Objek yang diteliti dalam penelitian ini adala SMP NEGERI 6 PALEMBANG. SMP Negeri 6 Palembang terletak dijalan semeru No. 983 Palembang SMP Negeri 6 Palembang berjarak 1 km sebelah utara dari pusat kota Palembang.

DESKRIPSI DATA HASIL ANALISIS KEBERSIHAN SEKOLAH

(8)

TABEL I

HASIL ANGKET PENGETAHUAN SISWA TENTANG KEADAAN SEKOLAH DI SMP NEGERI 6 PALEMBANG

No Pegetahuan Ya Tidak

1 Pentingkah kebersihan lingkungan sekolah itu? 100% 0%

2 Apakah siswa selalu membersihkan ruang kelas sebelum

4 Apakah pelajaran dimulai jika masih ada sampah di kelas? 45% 35% 5 Apakah dengan lingkungan kelas yang kurang bersih dapat

membuat aktivitas belajar terganggu?

98% 2%

6 Adakah sangsi yang telah dilakukan pihak sekolah untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah?

96% 4%

7 Berhasilkah upaya sangsi yang telah dilakukan pihak sekolah untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah?

45% 50%

8 Adakah peran guru dalam pengolahan kebersihan di lingkungan sekolah?

99% 1%

9 Apakah Menurut anda keadaan sekolah ini sudah bersih? 10% 90% 10 Apakah anda nyaman jika melakukan proses belajar mengajar

dalam keadaan ruangan kelas yang kurang bersih?

5% 90%

DESKRIPTIF DATA AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Observasi ini memiliki 14 soal dari 4 indikator yaitu aktivitas siswa di saat jam masuk sekolah, aktivitas siswa di saat jam belajar, aktivitas siswa di saat jam istirahat dan aktivitas siswa di saat jam pulang sekolah.

TABEL II

(9)

N

O AKTIVITAS SISWA

PENDAPAT SANGAT

BAIK

BAIK CUKUP BAIK Jam Masuk sekolah

1 Siswa melakukan piket kelas yang terbagi dari:

a. Menyapu kelas dan teras kelas b. Membereskan meja guru

c. Membersihkan sampah yang ada didalam meja

d. Mengepel lantai kelas

e. Membersihkan selokan didepan kelas

f. Membersihkan Kaca jendela kelas √ √ √ √

√ √

2 Mempersiapkan diri untuk berdo’a bersama

3 Mempersiapkan untuk memulai pelajaran √ Jam Belajar

(10)

5 Siswa bersemangat dalam menerima materi pelajaran

6 Siswa aktiv dalam proses pembelajaran √

Jam Istirahat

7 Siswa Bermain dalam kelas √

8 Siswa Jajan dikantin √

9 Siswa Mengerjakan tugas √

10 Siswa Membaca buku diperpustakaan sekolah

11 Siswa duduk diTaman/Lapangan/aula sekolah

13 Siswa berdo’a bersama – sama √

14 Siswa melakukan piket kelas tang terbagi dari:

f. Membersihkan selokan didepan kelas

PEMBAHASAN KAITAN ANTARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

(11)

kebersihan itu penting Selanjutnya 99% guru berperan dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah dengan cara memotivasi siswa, mengarahkan siswa dan membimbing siswa dalam melaksanakan piket kelas. tujuan dari piket kelas adalah untuk membuat siswa bertanggung jawab dan disiplin dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah, bertanggung jawab dengan jadwal piket yang telah diberikan sekolah.

Hasil Angket 98% menujukan bahwa dengan lingkungan yang kurang bersih dapat menganggu aktivitas belajar, aktivitas belajar siswa yang sedang antusias, bersemangat dan aktiv pada saat jam pelajaran namun terganggu karena ada sampah didalam kelas membuat siswa harus menghentikan pelajaran sejenak untuk membersihkan sampah yang bisa saja jatuh dari dalam meja siswa atau debu dari kaca atau sampah yang ada di dalam kotak sampah kelas. Ada 95% berpendapat bahwa hal ini membuat tidak nyaman dan dari hasil obseravsi hal tersebut dapat membuat penurunan antusias siswa untuk belajar, semangat belajar dan keaktivan siswa saat belajar di karenakan konsentrasi siswa terganggu. Aktivitas selanjutnya adalah jam istirahat, berdasarkan hasil observasi kebanyakan siswa menghabiskan waktu istirahatnya pergi kekantin sekolah untuk jajan, sebagian dari siswa yang jajan membawa jajanannya kedalam kelas, untuk siswa yang kurang disiplin siswa ini sering meninggalkan sampah dikelas atau membuang sampah kedalam meja. Hal seperti ini akan menganggu proses belajar karena ketika jam istirahat selesai dan siswa melanjutkan pelajaran, karena siswa yang membawa jajannan kekelas dan membuat kelas kotor maka guru akan menyuruh siswa membersihkan kelas terlebih dahulu sebelum pelajaran di mulai siswa membutuhkan waktu 5 sampai 10 menit untuk membersihkan kelas, hal ini selaras dengan hasi data angket ada 75% responden mengkatakan pelajaran tidak akan dimulai jika keadaan kelas masih kotor.

KESIMPULAN

(12)

mengkaitkan dengan hasil observasi. Dari hasil observasi siswa memngerjakan piket kelas setiap hari dengan sangat baik dan itu selaras dari hasil angket bahwa siswa paham jika kebersihan itu penting Selanjutnya 99% guru berperan dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah dengan cara memotivasi siswa, mengarahkan siswa dan membimbing siswa dalam melaksanakan piket kelas. 2) Kebersihan lingkungan sekolah mempengaruhi aktivitas belajar siswa hal ini

dapat dibuktikan dari hasil angket 98% menujukan bahwa dengan lingkungan yang kurang bersih dapat menganggu aktivitas belajar, Ada 95% berpendapat bahwa kelas kotor membuat tidak nyaman dan dari hasil obseravsi bahwa hal tersebut dapat membuat penurunan antusias siswa untuk belajar, menurunkan semangat belajar dan keaktivan siswa saat belajar di karenakan konsentrasi siswa terganggu.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mk. 2013. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Sandro Jaya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Jalil, Jasman. 2014. Panduan Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prestasi Pusaka Raya

Darmadi, Hamid. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Dan Sosial. Bandung: Alpabeta.

Hamalik,Oemar. 2013. Proses Bbelajar Mengajar. Jakarta : bumi aksara Mulyasa, 2013. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Mariyana, Dkk. 2010. Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Nugraha, R Adrian. 2009. Meyelamatkan Lingkungan Hidup Dengan Pengelolaan Sampah. Bekasi: PT Cahaya Pustaka Raga.

Nurani,Popi. 2010. Menciptakan Lingkungan Bersih Dan Sehat. Jakarta Selatan: Trias Yoga Kreasindo.

Slameto, 2013. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Supardi, Imam.2003. Lingkungan Hidup Dan Kelestariannya Bandung: PT. Alumni.

(13)

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional.

Gambar

TABEL I

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hopkins (Komalasari, K hlm 217) menyatakan Penelitian Tindakan Kelas sebagai penelitian yang mengkobinasikan prosedur penelitian dengan tindakan suntantif, suatu tindakan

Pengembangan tes tertulis two-tier multiple choise pada materi pokok organisasi kehidupan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Untuk memperkuat hasil data yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara dan observasi, peneliti juga mendapatkan data dokumentasi mengenai proses pembelajaran

Sisitem operaional yang digunakan bank konvensional adalah menggunakan sistem perhitungan bunga kredit atau pinjaman (invest note), sedangkan yang dimaksud dengan bunga

Pada suhu dingin proses ini berlangsung lebih cepat, akibatnya untuk produk pangan seperti bread (roti) menjadi. keras sekali teksturnya, sehingga tidak nyaman

Perhatikan uraian berikut ini. Pada bentuk aljabar, suku-suku yang dapat dijumlahkan dan dikurangkan hanyalah suku-suku sejenis saja. Suku-suku sejenis adalah suku-suku dengan

Berdasarkan hasil observasi konsumen yang berbelanja di pasar koga memakai baju yang sederhana bahkan ada yang masih memakai baju tidur sudah berbelanja dipasar