• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN KESEHATAN UNTUK ORANG TUA YAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDIDIKAN KESEHATAN UNTUK ORANG TUA YAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN KESEHATAN UNTUK ORANG TUA YANG

MEMPUNYAI ANAK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Anak Dosen Pengajar Ibu Berthiana, S.Pd., M.Kep

Disusun oleh:

Kelompok : III (Tiga)

Nama : Apriliani :NIM: PO.62.20.1.16.122 Christie :NIM: PO.62.20.1.16.125 Desi Rinjani :NIM: PO.62.20.1.16.128 Dewi Puspita Sari :NIM: PO.62.20.1.16.131 Eko Apriyanto :NIM: PO.62.20.1.16.134

Enrico Paska :NIM: PO.62.20.1.16.137 Farihatun Nisa :NIM: PO.62.20.1.16.140

Hendrutan Wijaya :NIM: PO.62.20.1.16.143 Irda Ayu Sundah :NIM: PO.62.20.1.16.147 Krisdayanti :NIM: PO.62.20.1.16.149 Monika Yayu :NIM: PO.62.20.1.16.153 Ratih Emasia Putri :NIM: PO.62.20.1.16.156 Sabtu Harvi Hendrawan :NIM: PO.62.20.1.16.159 Syiska Susanti Ningsih :NIM: PO.62.20.1.16.162 Vidya Eka Saputri :NIM: PO.62.20.1.16.165 Yuniarti Banten :NIM: PO.62.20.1.16.168

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA DIV KEPERAWATAN REGULER III

(2)

PENDIDIKAN KESEHATAN UNTUK ORANG TUA YANG

MEMPUNYAI ANAK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Anak Dosen Pengajar Ibu Berthiana, S.Pd., M.Kep

Disusun oleh:

Kelompok : III (Tiga)

Nama : Apriliani :NIM: PO.62.20.1.16.122 Christie :NIM: PO.62.20.1.16.125 Desi Rinjani :NIM: PO.62.20.1.16.128 Dewi Puspita Sari :NIM: PO.62.20.1.16.131 Eko Apriyanto :NIM: PO.62.20.1.16.134

Enrico Paska :NIM: PO.62.20.1.16.137 Farihatun Nisa :NIM: PO.62.20.1.16.140

Hendrutan Wijaya :NIM: PO.62.20.1.16.143 Irda Ayu Sundah :NIM: PO.62.20.1.16.147 Krisdayanti :NIM: PO.62.20.1.16.149 Monika Yayu :NIM: PO.62.20.1.16.153 Ratih Emasia Putri :NIM: PO.62.20.1.16.156 Sabtu Harvi Hendrawan :NIM: PO.62.20.1.16.159 Syiska Susanti Ningsih :NIM: PO.62.20.1.16.162 Vidya Eka Saputri :NIM: PO.62.20.1.16.165 Yuniarti Banten :NIM: PO.62.20.1.16.168

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA DIV KEPERAWATAN REGULER III

2017

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga rangkuman ini dapat tersusun hingga selesai. Dan tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih, terutama kepada Ibu Berthiana, S.Pd., M.Kep. Selaku pembimbing dalam penulisan rangkuman sederhana ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara moral maupun materil dan Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada karya rangkuman ini. Oleh sebab itu Penulis menantikan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca yang budiman demi perbaikan untuk penulisan yang akan datang.

Dan harapan kami semoga rangkuman sederhana ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi para pembaca khususnya mahasiswa.

Palangka Raya 02 November 2017

Kelompok Tiga

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Depan i Kata Pengantar ii Daftar Isi iii

BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 1 C. Tujuan Penulisan 1

BAB II PEMBAHASAN 2

A. Bimbingan Antisipasi Pada Anak 2

B. Pendidikan Kesehatan Pada Orang Tua 2

BAB III PENUTUP 7 A. Kesimpulan 7 B. Saran 7

Daftar Pustaka8

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehadiran anak bagi orang tua merupakan suatu tantangan sehubungan dengan masalah dependensi/ketergantungan, disiplin, meningkatkan mobilitas dan keamanan bagi anak. Orang tua sering keliru dalam memperlakukan anak karena ketidaktahuan mereka akan cara membimbing dan mengasuh yang benar. Apabila hal ini terus berlanjut, maka pertumbuhan anak dapat terhambat.

Saat ini terjadi pergeseran peran orang tua, misalnya kedua orang tua lebih banyak beraktifitas di luar rumah dan tingginya mobilitas di masyarakat. Untuk itu diperlukan keseimbangan bagi model peran tradisional dalam pendidikan anak. Orang tua pada masa sekarang memerlukan tenaga professional untuk memberikan bimbingan guna merawat dan memelihara anak.

Sebagai bagian dari tenaga professional perawatan kesehatan, perawat mempunyai peran yang cukup penting dalam membantu memberikan bimbingan dan pengarahan pada orang tua, sehingga setiap fase dari kehidupan anak yang kemungkinan mengalami trauma. Bimbingan ini dapat berupa suatu bentuk antisipasi orang tua dalam mencegah terjadinya kecelakaan pada anak, makanan dan minuman yang berguna dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak serta pemenuhan kebutuhan istirahat tidur anak. Bentuk antisipasi ini secara keseluruhan berguna dan sangat penting dalam menyeimbangkan kebutuhan anak dan untuk menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan anak.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara bimbingan antisipasi pada anak? 2. Bagaimana cara pembimbingan kepada orang tua anak?

3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahuai cara antisipasi pada anak

2. Untuk mengetahuai cara pembimbingan kepada orang tua anak

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Bimbingan Antisipasi Pada Anak

Bimbingan Antisipasi (Anticipatory Guidance) adalah bantuan perawat terhadap orang tua dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan melalui upaya orang tua dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan melalui upaya pertahanan nutrisi yang adekuat, pencegahan kecelakaan dan supervise kesehatan (Maslow, 1988).

Anticipatory Guidance merupakan petunjuk-petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana, sehingga anak dapat bertumbuh dan berkembang secara normal. Pemberian bimbingan kepada orang tua untuk mengantisipasi hal-hal yang terjadi pada setiap tingkat pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Memberitahukan/upaya bimbingan kepada orang tua tentang tahapan perkembangan sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan usia anak.

Anticipatory Guidance adalah pedoman/petunjuk untuk mengantisipasi sebelum masalah kesehatan/tumbuh kembang terjadi. Anticipatory Guidance merupakan kunci penting untuk mencapai tujuan perawatan pediatrik primer yang menyangkut promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Anticipatory Guidance merupakan tantangan karena rentang dan kompleksitas dari masalah, perbedaan individual di antara anak normal dan keluarganya. Waktu yang terbatas pada saat supervisi kesehatan.

B. Pendidikan Kesehatan Untuk Orang Tua

Untuk mendapatkan upaya pencegahan terhadap kecelakan, orang tua harus diberikan bimbingan dan antisioati. Strategi yang paling tepat untuk menyiapkan orang tua adalah dengan melakukan pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan dapat dilakukan secara individual ataupun berkelompok dengan menggunakan prinsip pendidikan kesehatan, yaitu sebagai berikut (suliha dkk., 2002):

(7)

1. Diberikan berdasarkan pada kebutuhan spesifik klien. Oleh karena itu, pada pengkajian, perawat harus menemukan hal apa yang sudah atau belum dipahami oleh orang tua. Sejauh mana orang tua telah memahami proses tumbuh-kembang anaknya dan upaya apa yang harus dilakukan untuk menstimulasi perkembangkan anak, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

2. Pendidikan kesehatan yang diberikan berifat menyeluruh. Apabila materi yang diberikan adalah tentang pencegahan kecelakaan pada anak, materi itu harus mencangkup seluruh aspek yang terkait, yaitu tumbuh-kembang anak, bahaya yang dapat terjadi pada anak berkaitan dengan masalah yangada dalam tahapan perkembangan anak tertentu dan upaya pencegahannya, dengan mempertimbangkan kemampuan orang tua menerimnya. Tanamkan pada orang tua bahwa anak berapa dalam proses tumbuh-kembang sehingga msalah tentang bahaya dapat setiap saat muncul, terutama pada anak yang berusia lebih kecil (misalnya, bayi dan todler) 3. Harus terjadi interaksi timbal-balik anatara perawat dan orang tua dan bukan hanya

perawat sepihak yang aktif memberikan materi pendidikan kesehatan. Akan tetapi, yang terpenting bagaimana orang tua berproses sampai memahaminya dan dapat melaksankannya. Orang tua harus mempunyai keyakinan bahwa peran mereka begitu penting dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak dan mempertahankan serta meningkatkan kesehatn anak. Untuk itu, proses belajar harus diciptakan sedemikian rupa supaya orang tua aktif berpikir dan berdiskusi dengan perawat

4. Pendidikan kesehan diberikan dengan mempertimbangkan usia klien yang menerimanya. Sangat dimungkinkan orang tua yang masih muda dan abru mempunyai anak mempunyai pengalaman yang berbeda dalam merawat anak dibandingkan dengan orang tua yang lebih tua dan mempunyai beberapa anak dan pengalaman dalam perawatan anak di ruamah sakit. Dianjurkan untuk tidak memperikan materi terlalu banyak dalam waktu yang relative singkat dan gunakan bahasa yang mudah dipahami orang tua

5. Proses pendidikan kesehatan harus mempehatikan prinsip belajar dan mengajar. Artinya, perawat sebagai pemberi pendidikan kesehatan harus memahami faktor pendukung dan penghambat terjadinya proses belajar pada orang tua, keberadaan orang tua pada fase apa dalam menerima materi pendidikan kesehatan, karakteristik orang tua dalam belajar, dan menggunakan metode, media dan alat bantu pembelajaran yang efektif.

(8)

6. Perubahan perilaku pada orang tua menjadi tujuan utama pendidikan kesehatan yang diberikan. Oleh karena itu, perawat perlu memahami konsep berubah dan latar belakang social budaya orang tua yang akan mempengaruhi terjadinya perubahan pada orang tua memahami pertumbuhan dan perkembangan anak dan upaya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan anaknya adalah tujuan antara dan tujuan akhirnya orang tua dapatmendidik aak secara bertahap, agare dan menyadari kemampuan perkembangan yang telah dicapainya dan upaya pencegahan kecelakaan serta menghindari diri dari bahaya.

Melihat urain tentang prinsip pendidikan kesehatan di atas, harus diperhatikan bahwa pendidikan kesehtan berbeda dengan penyuluhan kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah suatu proses terjadinya perubahan perilaku orang tua sehingga memerlukan waktu yang relative lama karena mengubah perilaku orang tua bukan suatu hal yang mudah. Oleh karena itu, mungkin tidak hanya cukup satu kali pertemuan perawat melakukan pendidikan kesehatan. Hal ini sangat bergantung pada karakteristik orang tua pribadi dan situasi belajar yang ada serta sumber yang dapat dimanfaatkan. Hal yang terpenting setelah melaluai proses pendidikan kesehatan, harus tertanam pada orang tua bahwa peran mereka begitu besar dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak dan di tangan mereka menjalankan upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan anak.

Upaya pencegahan kecelakaan pada anak orang tua harus diberikan bimbingan dan antisipasi pendidikan kesehatan.

Prinsip pendidikan kesehatan:

1. Diberikan berdasarkan kebutuhan spesifik klien.

2. Pendidikan kesehatan yang diberikan harus bersifat menyeluruh

3. Hanya terjadi interaksi timbal balik antara perawat dan orang tua dan bukan hanya perawat sepihak yang aktif memberikan materi pendidikan kesehatan

4. Pendidikan kesehatan diberikan dengan mempertimbangkan usia klien yang menerimanya.

5. Proses pendidikan kesdehatan harus memperhatikan prinsip belajar dan mengajar. 6. Perubahan perilaku pada orang tua menjadi tujuan utama pendidikan kesehatan yang

diberikan.

Kecelakaan pada anak dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, tetapi melihat karakteristik perkembangannya, anak usia todler lebih berisiko terjadi kecelakaan. Kemampuan motorik anak sedang berkembang sehingga tidak bisa diam, bergerak terus,

(9)

berjalan, berlari, berjinjit, naik dan turun dan rasa ingin tahu terhadap lingkungannya besar sekali, sementara kemampuan koordinasi otot dan alat gerak belum begitu sempurna. Selain itu, anak belum mampu waspada terhadap bahaya yang mengancam di sekelilingnya karena belum mengetahuai atau belum berpengalaman dalam upaya perlindungan diri. Kondisi lain yang mengancam anak adalah pada saat anak merasa asing dengan lingkungan atau orang yang menjaganya.

Jenis ancaman kecelakaan dan penyebabnya sangat bergantung pada tahapan tumbuh kembang. Anak yang lebih kecil belum mengetahuai dan kurang berpengalaman dalam melindungi dirinya dari kecelakaan. Selain itu, anak yang belum dapat membaca dan tidak mengetahuai bahaya zat berbahaya, seperti obat yang ditemuainya dalam kemasan botol atau bentuk lainnya, menyebabkan anak kurang waspada atau kurang menyadari bahayanya, sementara itu rasa ingin tahunya tentang benda tersebut besar sekali.

Perawat harus mengorientasikan orang tua untuk memahai adaanya bahaya lingkungan rumah. Bahaya tersebut, diantaranya lantai rumah yang licin atau basah, rumah dengan tangga yang curam dan tidak ada pegangan, alat makan dan minum yang terbuat dari bahan yang dapat pecah, penyimpangan obat-obatan dan zat yang berbahaya lainnya yang terbuka dan dapat dijangkau anak, adanya sumur yang terbuka, adanya parit di depan atau di samping rumah, rumah yang letaknya di tepi jalan raya, kompor atau alat memasakyang letaknya dapat dijangkau anak-anak, kabel listrik yang berantakan, dan stop kontak yang tiak tertutup dan dapat dijangkau anak.

Untuk itu, orang tua harus diajarkan untuk melakukan upaya pencegahan, seperti menyimpan rapi benda-benda tajam, benda-benda kecil (seperti manik-manik, perhiasan, jarum, mainan kecil), alat-alat tulis (seperti penghapus), zat yang berbahaya (seperti obat-obatan, baygon, cairan pembersih lantai, pestisida, lem) dan zat berbahaya lainnya agar disimpan dalam lemari terkunci dan mengamankan kompor dengan memberi penutup yang aman. Selain itu, lantai rumah harus dijaga agar tetap kering, memasang pintuk di bagian bawah atau atas tangga, menutup sekring listrik, memberi pengaman pada parit di samping atau depan rumah, memasang pengaman tempat tidur bayi dan terpenting adalah selalu menajaga anak dan mengawasinya.

Terkait dengan persiapan anak untuk mampu berkemih dan defekasi, orang tua harus diajarkan untuk melatih anak berkemih dan defekasi karena hal itu merupakan tugas perkembangan khususnya untuk usia todler, yang sebelumnya orang tua harus mengenal kesiapan anak baik fisik, psikologis, kognitif dan kesiapan mereka sendiri sebagai orang tua yang akan melatih anak. Stategi penting yang dapat dilakukan kesehatan kepada orang tua

(10)

baik secara individual maupun kelompok, dengan memperhatikan prinsip-prinsip sesuai kebutuhan spesifiknya, bersifat menyeluruh, haruus terjadi interaksi timbal-balik atara perawat dan orang tua , mempertimbangkan usia klien, menggunaakan prinsip belajar-mengajar dan berorientasi pada perubahan perilaku.

(11)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Bimbingan Antisipasi (Anticipatory Guidance) adalah bantuan perawat terhadap orang tua dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan melalui upaya orang tua dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan melalui upaya pertahanan nutrisi yang adekuat, pencegahan kecelakaan dan supervise kesehatan

Kecelakaan merupakan kejadian yang dapat menyebabkan kematian pada anak. Kepribadian adalah factor pendukung terjadinya kecelakaan. Orang tua bertanggungjawab terhadap kebutuhan anak, menyadari karakteristik perilaku yang menimbulkan kecelakaan waspada terhadap factor-faktor lingkungan yang mengancam keamanan anak

Nutrien adalah zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Setiap anak mempunyai kebutuhan nutrient yang berbeda dan anak mempunyai karakteristik yang khas dalam mengonsumsi makanan atau zat gizi tersebut.

Istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks tanpa tekanan emosional,dan bebas dari perasaan gelisah. Tidur didefenisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang masih dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya.

B. Saran

Sebagai bagian dari tenaga professional dibidang kesehatan, perawat hendaknya memberikan bimbingan dan pengarahan pada orang tua, sebagai suatu bentuk antisipasi orang tua dalam mencegah terjadinya kecelakaan pada anak, makanan dan minuman yang berguna dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak serta pemenuhan kebutuhan istirahat tidur anak

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Aziz Alimul Hidayat, A. 2008. Buku saku Praktikum Keperawattan Anak. Jakarta : EGC

https://www.scribd.com/doc/303520340/Keperawatan-Anak-Konsep-Bimbingan-Antisipasi-Pencegahan-Kecelakaan-Istirahat-Tidur ( 02 November 2017)

https://www.slideshare.net/FransiskaOktafiani/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-hipospadia ( 02 November 2017 )

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC

Sudarti. 2010. Kelainan Dan Penyakit Pada Bayi Dan Anak. Yogjakarta:Nuha Medika

Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC

Supriadi dan Riuta Yuliani. 2010. Buku Pegangan Praktik Klinik Asuhan Keparawatan Pada Anak. Jakarta: Sagung Seto

Referensi

Dokumen terkait

Lesi neuropati radialis sewaktu melilit humerus atau sewaktu berjalan seperfisial pada aspek lateral lengan atas, sering akibat kelamaan menggantung lengan diatas

ABSTRAK PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN POLA HIDUP SEHAT UNTUK ANAK KELAS 1 SD Erlita Nugrahaningtyas Universitas Sanata Dharma 2018 Makanan

Algoritma Ford-Fulkerson digunakan untuk mencari flow maksimum pada jaringan yang mempunyai satu titik sumber dan satu titik tujuan. Dengan mendefinisikan pendistribusian

Dari hasi wawancara pada mahasiswa Poso dalam hal ini anggota IKMAPPOS, yang diperkuat dengan pengamatan secara langsung di tempat penelitian diperoleh jumlah data

1. Modul IPA Terpadu berbasis SETS pada tema makanan sehat dan tubuhku mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1) berbentuk modul cetak untuk siswa dan untuk guru

Apakah Konseling Gestalt dengan Teknik Kursi Kosong dapat meningkatkan keberanian siswa dalam berpendapat pada siswa kelas XI Teknik Komputer Jaringan SMK

terjadi perubahan warna dari yang awalnya bening menjadi biru muda.Selain itu bisa juga saat kita memanaskan lempeng tembaga yang berwarna merah dengan serbuk belerang yang