• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Islam Pada Peradaban Dunia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perkembangan Islam Pada Peradaban Dunia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Perkembangan Islam

Pada Peradaban Dunia

[Type the document subtitle]

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan kepada

teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis angat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga sengan selesainya

(3)

Daftar Isi

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang.... B. Masalah.... C. Tujuan.... Bab 2 Pembahasan

A. Awal Berdirinya Bani Abbasiyah

B. Pendidikan Islam Pada Masa Keemasan

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia diciptakan oleh Allah untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya, tapi kami sadari tidak semua ilmu dapat kami pahami dan kami mengerti. Kami tahu sebagai murid SMA masih banyak yang harus kami pelajari.

B. Masalah

Perkembangan Islam Pada Masa Kejayaan Islam

C. Tujuan

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Awal Berdirinya Bani Abbasiyah

Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah adalah melanjutkan kekuasaan Dinasti Bani Umayyah. Dinamakan Daulah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa Dinasti ini adalah keturunan Abbas, paman Nabi Muhammad SAW. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbass. Dia dilahirkan di Humaimah pada tahun 104 H. Dia dilantik menjadi Khalifah pada tanggal 3 Rabiul awal 132 H.1[1]

Pada abad ketujuh terjadi pemberontakan diseluruh negeri. Pasukan Marwan ibn Muammad (pasukan Dinasti Umayyah) melawan pasukan Abdul Abbas. Pemberontakan tersebut terjadi akibat ketidak puasan mereka tehadap khalifah-khalifah sebelumnya. Dan akhirnya di menangkan oleh pasukan Abbas. Pasukan pemberontak terdiri dari kalangan Khawarij, Syi’ah, Mawali, dan Bani Abbas.

Para Mawali bekerja sama dengan Bani Abbas, komando tertinggi gerakan Bani Abbas tidak menyisakan keluaga Umayah, karena perburuannya terhadap keluarga Umayyah itu, ia dijuluki dengan As-Safah yang berarti”yang menumpahka darah”.

Abu Abbas kemudian didaulat menjadi khalifah pertama Bani Abbasiyah. Tahun 750 M diproklamasikan berdirinya pemerintahan Bani Abbasiyah di Kufah. Khalifah petamanya adalah Abu Abbas Ash Shaffah yang di baiat di Masjid Kufah.2[2]

B. Pendidikan Islam Pada Masa Keemasan

Masa Bani Abbasiyah adalah masa keemasan Islam, atau sering disebut dengan istilah ‘’The Golden Age’’. Pada masa itu Umat Islam telah mencapai puncak kemuliaan, baik dalam bidang ekonomi, peradaban dan kekuasaan. Selain itu juga telah berkembang berbagai cabang ilmu pengetahuan, ditambah lagi dengan banyaknya penerjemahan buku-buku dari bahasa asing ke bahasa Arab. Fenomena ini kemudian yang melahirkan cendikiawan-cendikiawan besar yang menghasilkan berbagai inovasi baru di berbagai disiplin ilmu pengetahuan.3[3]

Pemerintah Bani Abbasiyah berkuasa selama 5 abad, yaitu dari tahun 750-1258 M. Pada awalnya pusat pemerintahan di kota kufah kemudian pindah ke Hira lalu ke Abar (Hasyimiyah) dan akhirnya ke Baghdad. Baghdad adalah ibu kota pemerintah Bani Abbasiyah yang paling strategis, kota ini di bangun oleh Abu ja’far al Mansur dengan bentuk bulat, arsitek pembangunan adalah Hajjaj bin Art dan Amron bi Wahdah. Baghdad menjadi kota internasional dan disebut sebagai kota seribu malam.

Ahli sejarah membagi pemerintahan bani Abbasiyah menjadi 5 priode yang didasarkan pada kondisi politik pemerintahan.

1. Periode Pertama (tahun 750 – 847 M)

Pada periode ini terdapat pengaruh persia yaitu masuknya keluarga Barmak dalam pemerintahan Bani Abbasiyah dan dalam bidang ilmu pengetahuan. Puncak kejayaan terjadi pada periode ini yaitu ketika di pinpin oleh khalifah Harun Al Rasyid.

(6)

Semua sektor perekonomian maju, ilmu pengetehuan berkembang pesat sehingga rakyat menjadi sejahtera.

2. Periode kedua (tahun 874 – 945 M)

Bangsa Turki yang menjadi tentara mulai mendominasi pemerintahan Bani Abbasiyah. Mereka memilih dan menentukan khalifah sesuai dengan kehendaknya. Pada masa ini Bani Abbasiyah mulai mengalami kemunduran.

3. Periode ketiga (tahun 945 – 1055 M)

Pada masa Bani Abbasiyah di bawah kekuasaan Bani Buwaihi. Khalifah posisinya makin lemah hanya seperti pegawai yang digaji saja karena Bani Buwaihi berpaham Syi’ah sedangkan Bani Abbasiyah berpaham Sunni.

4. Periode keempat (tahun 1055 – 1199 M)

Periode ini ditandai dengan masuknya Bani Saljuk dalam pemerintahan Bani Abbasiyah karena telah mengalahkan Bani Buwaihi. Keadaan khalifah mulai membaik terutama bidang agama karena Bani Saljuk dengan Bani Abbasiyah sama-sama sepaham Sunni.

5. Periode kelima (tahun 1199 – 1258 M)

Pemerintahan Bani Abbasiyah tidak berada di bawah kekuasaan siapapun tetapi wilayah kekuasaannya hanya tinggal Baghdad dan sekitarnya. Pada tahun 1258 M, tentara Mongol dipinpin oleh Hulagu Khan masuk kota Baghdad menghancurleburkan kota Baghdad dan isinya, sehingga berakhirlah Bani Abbasiyah.4[4]

Sebenarnya zaman keemasan Bani Abbasiyah telah dimulai sejak pemerintahan pengganti Khalifah Abu Jakfar Mansur yaitu pada masa Khalifah Al-Mahdi (775-785 M) dan mencapai puncaknya di masa pemerintahan Khalifah Harun Al-Rasyid. Di masa-masa itu para Khalifah mengembangkan berbagai jenis Kesenian, terutama kesusastraan pada khususnya dan kebudayaan pada umumnya. Berbagai buku bermutu diterjemahkan dari peradaban India maupun Yunani. Dari India misalnya, berhasil diterjemahkan buku-buku Kalilah dan Dimnah maupun berbagai cerita Fabel yang bersifat anonim.

Kemajuan ilmu pengetahuan bukan hanya pada bidang sastra dan seni saja juga berkembang Ilmu-ilmu Naqli dan Ilmu Aqli. Perkembangan ini memunculkan tokoh-tokoh besar dalam sejarah ilmu pengetahuan, dalam ilmu bahasa muncul antara lain Ibnu Malik At-Thai seorang pengarang buku nahwu yang sangat terkenal Alfiyah Ibnu malik, dalam bidang sejarah muncul sejarawan besar Ibnu Khaldun serta tokoh-tokoh besar lainnya yang memiliki pengaruh yang besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya.5[5]

C. Bidang Perkembangan/Keemasan Islam Pada Zaman Abbasiyah.

1. Perkembangan Intelektual.

Secara garis besar Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Harun ar-Rasyid. Hal ini dapat dilihat dari adanya gerakan penerjemahan buku dari berbagai bangsa dan bahasa. Sehingga dengan gerakan penerjemahan buku tersebut, lahirlah para tokoh Islam sesuai dengan keahliannya.

a. Ilmu Umum 1) Ilmu Filsafat

 Al-Kindi atau Abu Yusuf Ya’qub Bin Ishak ( 809-873 M), seorang filsuf bangsa Arab.

(7)

 Al Farabi (wafat tahun 916 M) dalam usia 80 tahun.  Ibnu Maskawai (wafat tahun 523 H).

 Ibnu Shina ( 980-1037 M). Karangan-karangan yang terkenal antara lain: Shafa, Najat, Qoman, Saddiya dan lain-lain

 Al Ghazali (1085-1101 M). Dikenal sebagai Hujjatul Islam, karangannya: Al-Munqizh Minadl-Dlalal ,Tahafutul Falasifah, Mizanul Amal, Ihya Ulumuddin, dan lain-lain.  Ibnu Rusd (1126-1198 M). Karangannya: Kulliyaat, Tafsir Urjuza, Kasful Afillah, dan

lain-lain.

b. Bidang Kedokteran

 Ali bin Rabban At Torabi. Merupaka dokter pribadi khalifah Al Mutawakkil yang menulis buku Firdaus.

 Ali bin Abbas Al Majusi, salah satu karyanya adalah Al kitab Al Maliki.  Ibnu Sina, ia disebut oleh kaum muslimin sebagai pangeran dokter.

 Ar Razi atau Razes (809-873 M). Karangan yang terkenal mengenai cacar dan campak yang diterjemahkan dalam bahasa latin.6[6]

c. Bidang Matematika

 Umar Al Farukhan: Insinyur Arsitek Pembangunan kota Baghdad.

 Al Khawarizmi: Pengarang kitab Al Gebra (Al Jabar), penemu angka (0). d. Bidang Astronomi

Berkembang subur di kalangan umat Islam, sehingga banyak para ahli yang terkenal dalam perbintangan ini seperti :

 Al Farazi : pencipta Astro lobe  Al Gattani/Al Betagnius

 Abul wafat : menemukan jalan ketiga dari bulan  Al Farghoni atau Al Fragenius.

2. Perkembangan Peradaban di Bidang Fisik

Perkembangan peradaban pada masa daulah Bani Abbasiyah sangat maju pesat, karena upaya-upaya dilakukan oleh para Khalifah di bidang fisik. Hal ini dapat kita lihat dari bangunan – bangunan yang berupa:

a) Kuttab

e) Pada masa Daulah Bani Abbassiyah, peradaban di bidang fisik seperti kehidupan ekonomi: pertanian, perindustrian, perdagangan berhasil dikembangkan oleh Khalifah Mansyur.

3. Perkembangan peradaban di bidang politik dan pemerintahan

Dalam menjalankan roda pemerintahan Khalifah Dinasti Abbasiyah mengangkat menteri (wasir) dan membentuk kementrian (wizarat). Menteri adalah pembantu utama khalifah, ia berhak mengangkat dan memecat pegawai. Khalifah juga mengangkat hakim yang bertugas menyelesaikan masalah muamalah. Untuk membantu lancarnya kepemerintahan dibentuklah Diwanul Kitabah (Sekertariat

(8)

Negara) dengan dibantu oleh : katibur Rasail, katibul Kharraj, katibul Jund, katibul Syurthan, katibul Qada’.

Selain itu, juga dibentuk departemen-departemen yang dikepalai oleh menteri, departemen-departemen itu antara lain : diwan al kharraj, diwan az-Ziman, diwan al jund, diwan barid, diwan ar Rasail. Dalam pemerintahan dinasti Umayyah ada juga yang disebut hajib, yang bertugas mengawasi dan memberikan persetujuan terhadap program kerja menteri. Wilayah Dinasti Abbasiyah dibagi menjadi beberapa provinsi yang dinamakan imarat, gubernurnya bergelar Amir.

4. Bidang Militer

Militer Dinasti Abbasiyah terdiri atas tiga bagian, yaitu pasukan pemanah, pasukan infanteri, dan pasukan berkuda/kavaleri. Pasukan pemanah bersentakan anak panah dan busurnya, tugas pasukan ini adalah mengacaukan musuh dari jarak jauh. Pasukan invanteri bersenjatakan pedang, tombak, helm, dan tamengya. Mereka bertugas memukul mundur pasukan musuh pada pertempuran jarak dekat. Pasukan berkuda bersenjatakan pedang dan lembing, mereka bertugas mengobrak-abrik pertahanan lawan melalui depan, samping, dan belakang. Selain pasukan-pasukan di atas ada lagi pasukan-pasukan pengawal khalifah, mereka ini pasukan-pasukan elite yang bergaji tinggi.

Angkatan bersenjata Dinasti Abbasiyah didominasi oleh orang Arabdan Persiah pada awalnya, namun pada tahun-tahun selanjutnya didominasi oleh Arab, Turki, dan persiah. Dan masa sebelum berakhir daulat ini pasukan bersenjatanya didominasi oleh Persiah dan Turki.7[7]

5. Sistem pendidikan islam pada masa kejayaan

Masa kejayaan pendidikan Islam dimulai dengan berkembang pesatnya kebudayaan Islam yang ditandai dengan berkembang luasnya lembaga-lembaga pendidikan Islam dan madrasah-madrasah formal serta universitas dalam berbagai pusat kebudayaan Islam. Pendidikan tersebut sangat berpengaruh dalam membentuk pola kehidupan, budaya dan menghasilkan pembentukan dan perkembangan dalam berbagai aspek budaya kaum muslimin.8[8]

Adapun sistem pendidikan Islam pada masa kejayaan meliputi : 1. Kurikulum kurikulum semakin luas. Pada masa kejayaan Islam, mata pelajaran bagi kurikulum sekolah tingkat rendah adalah al-Quran dan agama, membaca, menulis, dan berenang. Sedangkan untuk anak-anak amir dan penguasa,

Kurikulum tingat rendah sedikit berbeda. Di istana-istana biasanya ditegaskan pentingnya pengajaran ,ilmu sejarah, cerita perang, cara-cara pergaulan, disamping ilmu-ilmu pokok seperti al-Quran, syair, dan fiqih. Setelah usai menempuh

7[7] A’la Subki. Op. Cit. 38

(9)

pendidikan rendah, siswa bebas memilih bidang studi yang ingin ia dalami di tingkat tinggi.

Ilmu-ilmu agama mendominasi kurikulum di lembaga-lembaga pendidikan formal, seperti masjid, dengan al-Quran sebagai intinya. Ilmu-ilmu agama harus dikuasai agar dapat memahami dan menjelaskan secara terperinci makna al-Quran yang berfungsi sebagai fokus pengajaran.

2. Metode Pengajaran

Dalam proses belajar mengajar, metode pengajaran merupakan salah satu aspek pengajaran yang penting untuk mentransfer pengetahuan atau kebudayaan dari seorang guru kepada para pelajar. Metode pengajaran yang dipakai dapat dikelompokkan ke dalam tiga macam, yaitu lisan, hafalan, dan tulisan. Metode lisan bisa berupa dikte, ceramah, dan diskusi. Metode menghafal merupakan ciri umum dalam sistem pendidikan Islam pada masa ini. Untuk dapat menghafal suatu pelajaran, murid-murid harus membaca berulang-ulang sehingga pelajaran melekat di benak mereka. Sedangkan metode tulisan adalah pengkopian karya-karya ulama. 3. Rihlah Ilmiyah

Salah satu ciri yang paling menarik dalam pendidikan Islam di masa itu adalah sistem Rihlah Ilmiyah, yaitu pengembaraan atau perjalanan jauh untuk mencari ilmu9[9].

Simpulan

Adapun yang dapat saya simpulkan dari makalah ini, yaitu:

1. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbass. Dia dilahirkan di Humaimah pada tahun 104 H. Dia dilantik menjadi Khalifah pada tanggal 3 Rabiul awwal 132 H, Setelah mengalahkan pasukan Marwan ibn Muhammad(pasukan Dinasti Umayyah).

2. Masa Bani Abbasiyah adalah masa keemasan Islam, atau sering disebut dengan istilah ‘’The Golden Age’’. Pada masa itu Umat Islam telah mencapai puncak kemuliaan, baik dalam bidang ekonomi, peradaban dan kekuasaan. Selain itu juga telah berkembang berbagai cabang ilmu pengetahuan, ditambah lagi dengan banyaknya penerjemahan buku-buku dari bahasa asing ke bahasa Arab. Fenomena ini kemudian yang melahirkan cendikiawan-cendikiawan besar yang menghasilkan berbagai inovasi baru di berbagai disiplin ilmu pengetahuan.

3. Bidang Perkembangan/Keemasan Islam Pada Zaman Abbasiyah, terdiri dari a. perkembangan intelektual. b. perkembangan peradaban dibidang fisik,didalamnya terdapat bangunan-bangunan yang dipakai untuk menuntut ilmu.seperti:kuttab,darul hikmah,masjid,dll. c. perkembangan peadaban dibidang politik dan pemerintahan, dengan mengangkat menteri-menteri dan nenbentuk pendidikan Islam dan madrasah-madrasah formal serta universitas dalam berbagai pusat kebudayaan Islam. Pendidikan tersebut sangat berpengaruh dalam membentuk pola kehidupan, budaya dan menghasilkan pembentukan dan perkembangan dalam berbagai aspek budaya kaum muslimin.kebudayaan itu

(10)

dipengaruhi oleh dua faktor,yakni faktor intern(yang dibawa dari ajaran Islam itu sendiri) dan faktor ekstern(yang dibawah luar ajaran Islam.

5. Sistem pendidikan Islam terdiri atas tiga bagian,yaitu petama,Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari oleh siswa.kedua, metode pengajaran, merupakan salah satu aspek pengajaran yang penting untuk mentransfer pengetahuan atau kebudayaan dari seorang guru kepada para pelajar. Ketiga, Rihlah Ilmiyah, yaitu pengembaraan atau perjalanan jauh untuk mencari ilmu.

Pertanyaan

1. Bagaimanakah pemikiran anda mengenai berbagai ilmu pengetahuan yang mulanya di pelopori oleh orang – orang muslim. Tetapi mengapa sekarang ilmu dari barat lebih dominan ?

2. Mengapa masa kekuasaan dinasti abbasiyah dalam perhitungan masehi dan hijriah berbeda selisihnya?

3. Penyebab Dinasti Abbasiyah hancur secara ekstern salah satunya adalah Perang Salib. Apakah Tujuan dari perang Salib tersebut dan Mengapa perang Tersebut dapat terjadi?

Daftar Pustaka

Referensi

Dokumen terkait

Bahan pengawet yang sering digunakan adalah Boron dan Copper-Chrome-Boron (CCB) dan diawetkan dengan metode perendaman dingin. Kendala yang dihadapi dalam

Sehabis dari tempat yang bersuhu dingin dan hendak masuk ke tempat yang bersuhu lebih hangat, masukkan dulu kamera SoBright ke dalam plastik tersebut selama 15-20

DAFTAR MATA KULIAH YANG DITAWARKAN PADA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PEMBANGUNAN NEGARA SEMESTER GASAL

Pada penelitian ini dilakukan eksplorasi gen enzim lipase pada tanah hasil pengolahan limbah kelapa sawit (POME) melalui pendekatan metagenomik menggunakan desain

[r]

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh sport massage terhadap perasaan lelah setelah latihan di UKM pencak silat UNY dengan nilai p = 0,004, maka p <

18 Saya meyakini seseorang yang telah dididik dalam profesi auditor memiliki suatu tanggungjawab untuk tidak beralih pada profesi lain selama periode atau kurun waktu

[r]