• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALKALOID DAN LIPID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ALKALOID DAN LIPID"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

ALKALOID A. Definisi Alkaloid

Alkaloid adalah senyawa yang mengandung substansi dasar nitrogen basa, biasanya dalam

bentuk cincin heterosiklik. Alkaloid terdistribusi secara luas pada tanaman. Diperkirakan

sekitar 15 – 20%vascular tanaman mengandung lakaloid. Banyak alkaloid merupakan turunan

asam amino lisin, ornitin, fenilalanin, asam nikotin, dan asam antranilat. Asam amino

disintesis dalam tanaman dengan proses dekarboksilasi menjadi amina, amina kemudian dirubah menjadi aldehida oleh amina oksida. Alkaloid biasanya pahit dan sangat beracun.

Alkaloid ini diklasifikasikan lagi berdasarkan tipe dasar kimia pada nitrogen yang terkandung

dalam bentuk heterosiklik. Klasifikasi alkaloid tersebut meliputi pirrolizidine alkaloids, peperidine alkaloids, pyridine alkaloids, indole alkaloids, quinolizidine alkaloids, steroid

alkaloids, policyclic diterpene alkaloids, indolizidine alkaloids, tryptamine alkaloids, tropane

alkaloids, fescue alkaloid dan miscellaneous alkaloid. Peranan alkaloid dalam jaringan

tanaman tidak pasti, mereka telah dikenal sebagai produk metabolik atau substansi. B. Sumber dan Sejarah Alkaloid

Alkaloid dihasilkan oleh banyak organisme, mulai dari bakteria, fungi (jamur), tumbuhan,

dan hewan. Ekstraksi secara kasar biasanya dengan mudah dapat dilakukan melalui teknik

ekstraksi asam-basa. Rasa pahit atau getir yang dirasakan lidah dapat disebabkan oleh alkaloid.

Istilah "alkaloid" (berarti "mirip alkali", karena dianggap bersifat basa) pertama kali dipakai oleh Carl Friedrich Wilhelm Meissner (1819), seorang apoteker dari Halle (Jerman) untuk menyebut berbagai senyawa yang diperoleh dari ekstraksi tumbuhan yang bersifat basa (pada waktu itu sudah dikenal, misalnya, morfina, striknina, serta solanina). Hingga sekarang dikenal sekitar 10.000 senyawa yang tergolong alkaloid dengan struktur sangat beragam, sehingga hingga sekarang tidak ada batasan yang jelas untuknya.

C. Sifat-Sifat Alkaloid

1. Mengandung atom nitrogen yang umumnya berasal dari asam amino. 2. Umumnya berupa Kristal atau serbuk amorf.

(2)

4. Dalam tumbuhan berada dalam bentuk bebas, dalam bentuk N-oksida atau dalam bentuk garamnya.

5. Umumnya mempunyai rasa yang pahit.

6. Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air, tetapi larut dalam kloroform, eter dan

pelarut organik lainnya yang bersifat relative non polar. 7. Alkaloid dalam bentuk garamnya mudah larut dalam air.

8. Alkaloid bebas bersifat basa karena adanya pasangan elektron bebas pada atom N-nya.

9. Alkaloid dapat membentuk endapan dengan bentuk iodide dari Hg, Au dan logam berat lainnya (dasar untuk identifikasi alkaloid).

D. Penggolongan Alkaloida

Alkaloida tidak mempunyai tatanan sistematik, oleh karena itu, suatu alkaloida dinyatakan dengan nama trivial, misalnya kuinin, morfin dan strikhnin. Hampir semua nama trivial ini berakhiran –in yang mencirikan alkaloida.

Klasifikasi alkaloida dapat dilakukan berdasarkan beberapa cara, yaitu :

1.Berdasarkan jenis cincin heterosiklik nitrogen yang merupakan bagian dari struktur molekul. Berdasarkan hal tersebut, maka alkaloida dapat dibedakan atas beberapa jenis sperti alkaloida pirolidin, alkaloida piperidin, alkaloida isokuinolin, alkaloida kuinolin, dan alkaloida indol.

(3)

menyatakan jenis alkaloida yang pertama-tama ditemukan pada suatu jenis tumbuhan. Berdasarkan cara ini, alkaloida dapat dibedakan atas beberapa jenis yaitu aklakoida tembakau, alkaloida amaryllidaceae, alkaloida erythrine dan sebagainya. Cara ini mempunyai kelemahan, yaitu : beberapa alkaloida yang berasal dari tumbuhan tertentu dapat mempunyai struktur yang berbeda-beda.

3. Berdasarkan asal-usul biogenetik. Cara ini sangat berguna untuk menjelaskan hubungan

antara berbagai alkaloida yang diklasifikasikan berdasarkan berbagai jenis cincin heterosiklik. Dari biosintesa alkaloida, menunjukkan bahwa alkaloida berasal hanya dari beberapa asam amino tertentu saja. Berdasarkan hal tersebut, maka alkaloida dapat dibedakan

atas tiga jenis utama, yaitu :

a. Alkaloida alisiklik yang berasal dari asam-asam amino ornitin dan lisin.

b. Alkaloida aromatik jenis fenilalanin yang berasal dari fenilalanin, tirosin dan 3,4

dihidrofenilalanin.

c. Alkaloida aromatik jenis indol yang berasal dari triptofan.

4. Sistem klasifikasi berdasarkan Hegnauer yang paling banyak diterima, dimana alkaloida

dikelompokkan atas :

a. Alkaloida sesungguhnya

Alkaloida ini merupakan racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas fisiologis yang luas, hamper tanpa terkecuali bersifat basa, umumnya mengandung nitrogen dalam cincin heterosiklik, diturunkan dari asam amino, biasanya terdapat dalam tanaman sebagai garam asam organik. Beberapa pengecualian terhadap aturan tersebut adalah kolkhisin dan asam aristolokhat yang bersifat bukan basa dan tidak memiliki cincin heterosiklik dan alkaloida quartener yang bersifat agak asam daripada bersifat basa.

b. Protoalkaloida

Protoalkaloida merupakan amin yang relative sederhana dimana nitrogen asam amino tidak terdapat dalam cincin heterosiklik. Protoalkaloida diperoleh berdasarkan biosintesa dari asam amino yang bersifat basa. Pengertian amin biologis sering digunakan untuk kelompok ini.

c. Pseudoalkaloida

Pseudoalkaloida tidak diturunkan dari prekusor asam amino.

(4)

Berikut ini adalah pengelompokan alkaloid berdasarkan struktur cincin atau struktur intinya yang khas, dimana pengelompokkan dengan cara ini

juga secara luas digunakan :

1. Inti Piridin-Piperidin, misalnya lobelin, nikotin, konini dan trigonelin

2. Inti Tropan, misalnya hiosiamin, atropine, kokain.

3. Inti Kuinolin, misalnya kinin, kinidin

4. Inti Isokuinolin, misalnya papaverin, narsein

5. Inti Indol, misalnya ergometrin dan viblastin.

(5)

7. Inti Steroid, misalnya solanidin dan konesin.

8. Inti Purin, misalnya kofein.

9. Amin Alkaloid, misalnya efedrin dan kolsikin

E. Metode Isolasi Alkaloida

Satu-satunya sifat kimia alkaloid yang paling penting adalah kebasaannya. Metode pemurnian dan pencirian ialah umumnya mengandalkan sifat ini, dan pendekatan khusus harus dikembangkan untuk beberapa alkaloid misalnya rutaekarpina, kolkhisina, risinina) yang tidak

bersifat basa.

Umumnya isolasi bahan bakal sediaan galenik yang mengandung alkaloid dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

1. Dengan menarik menggunakan pelarut-pelarut organik berdasarkan azas Keller. Yaitu

(6)

Prinsip pengerjaan dengan azas Keller yaitu alkaloida yang terdapat dalam suatu bakal sebagai bentuk garam, dibebaskan dari ikatan garam tersebut menjadi alkaloida yang bebas. Untuk itu ditambahkan basa lain yang lebih kuat daripada basa alkaloida tadi. Alkaloida yang bebas tadi diekstraksi dengan menggunakan pelarut –pelarut organic misalnya Kloroform. Tidak dilakukan ekstraksi dengan air karena dengan air maka yang masuk kedalam air yakni garamgaram alkaoida dan zat-zat pengotor yang larut dalam air, misalnya glikosida-glikosida, zat warna, zat penyamak dan sebagainya. Yang masuk kedalam kloroform disamping alkaloida juga lemaklemak, harsa dan minyak atsiri. Maka setelai alkaloida diekstraksi dengan kloroform maka harus dimurnikan lagi dengan pereaksi tertentu. Diekstraksi lagi dengan kloroform. Diuapkan, lalu didapatkan sisa alkaloid baik dalam bentuk hablur maupun amorf. Ini tidak berate bahwa alkaloida yang diperoleh dalam bentuk murni, alkaloida yang telah diekstaksi ditentukan legi lebih lanjut. Penentuan untuk tiap alkaloida berbeda untuk tiap jenisnya.

Hal-hal yang harus diperhatikan pada ekstraksi dengan azas Keller, adalah :

a.Basa yang ditambahkan harus lebih kuat daripada alkaloida yang akan dibebaskan dari

ikatan garamnya, berdasarkan reaksi pendesakan.

b.Basa yang dipakai tidak boleh terlalu kuat karena alkaloida pada umumnya kurang stabil. Pada pH tinggi ada kemungkinan akan terurai, terutama dalam keadaan bebas, terlebih bila alkaloida tersebut dalam bentuk ester, misalnya : Alkaloid Secale, Hyoscyamin dan Atropin.

c. Setelah bebas, alkaloida ditarik dengan pelarut organik tertentu, tergantung

kelarutannya dalam pelarut organik tersebut.

Alkaloid biasanya diperoleh dengan cara mengekstraksi bahan tumbuhan memakai air

yang diasamkan yang melarutkan alkaloid sebagai garam, atau bahan tumbuhan dapat dibasakan dengan natrium karbonat dan sebagainya dan basa bebas diekstaksi dengan

pelarut organik seperti kloroform, eter dan sebagainya. Radas untuk ekstraksi sinabung

dan pemekatan khusunya digunakan untuk alkaloid yang tidak tahan panas. Beberapa alkaloid menguap seperti nikotina dapat dimurnikan dengan cara penyulingan uap dari

larutan yang diabasakan. Larutan dalam air yang bersifat asam dan

mengandung alkaloid dapat dibasakan dan alkaloid diekstaksi dengan pelarut organik , sehingga senyawa netral dan asam yang mudah larut dalam air tertinggal dalam air. Cara

(7)

penjerapan menggunakan pereaksi Lloyd. Kemudian alkaloid dielusi dengan dammar XAD- 2 lalu diendapkan dengan pereaksi Mayer atau Garam Reinecke dan kemudian

endapan dapat dipisahkan dengan cara kromatografi pertukaran ion. Masalah yang timbul

pada beberapa kasus adalah bahwa alkaloid berada dalam bentuk terikat yang tidak dapat

dibebaskan pada kondisi ekstraksi biasa. Senyawa pengkompleksnya barangkali

polisakarida atau glikoprotein yang dapat melepaskan alkaloid jika diperlakukan dengan

asam.

2. Pemurnian alkaloida dapat dilakukan dengan cara modern yaitu dengan pertukaran ion. 3. Menyekat melalui kolom kromatografi dengan kromatografi partisi.

Cara kedua dan ketiga merupakan cara yang paling umum dan cocok untuk memisahkan

campuran alkaloid. Tata kerja untuk mengisolasi dan mengidentifikasi alkaloid yang terdapat dalam bahan tumbuhan yang jumlahnya dalam skala milligram menggunakan

gabungan kromatografi kolom memakai alumina dan kromatografi kertas.

F. Identifikasi Alkaloida 1. Berdasarkan sifat spesifik.

Alkaloid dalam larutan HCl dengan pereaksi Mayer dan Bouchardhat membentuk endapan

yang larut dalam alkohol berlebih. Protein juga memberikan endapan, tetapi tidak larut

dalam dalam alcohol berlebih.

2. Berdasarkan bentuk basa dan garam-nya / Pengocokan

Alkaloid sebagai basanya tidak larut dalam air, sebagai garamnya larut baik dalam air.

Sebaiknya pelarut yang digunakan adalah pelarut organik : eter dan kloroform. Pengocokan dilakukan pada pH: 2, 7, 10 dan 14.

Sebelum pengocokan, larutan harus dibasakan dulu, biasanya menggunakan natrium

hidroksida, amonia pekat, kadang-kadang digunakan natrium karbonat dan kalsium

(8)

3. Reaksi Gugus Fungsionil a. Gugus Amin Sekunder

Reaksi SIMON : larutan alkaloida + 1% asetaldehid + larutan na.

nitroprussida = biru-ungu.

Hasil cepat ditunjukkan oleh Conilin, Pelletierin dan Cystisin.

Hasil lambat ditunjukkan oleh Efedrin, Beta eucain, Emetin, Colchisin dan Physostigmin.

b. Gugus Metoksi

Larutan dalam Asam Sulfat + Kalium Permanganat = terjadi formaldehid, dinyatakan dengan reaksi SCHIFF. Kelebihan Kalium Permanganat dihilangkan dengan Asam Oksalat.

Hasil positif untuk Brucin, Narkotin, koden, Chiksin, Kotarnin, Papaverin, Kinidin,

Emetin, Tebain, dan lain-lain. c. Gugus Alkohol Sekunder

Reaksi SANCHES : Alkaloida + Larutan 0,3% Vanilin dalam HCl pekat, dipanaskan diatas

tangas air = merah-ungu.

Hasil positif untuk Morfin, Heroin, Veratrin, Kodein, Pronin, Dionin, dan Parakonidin. d.Gugus Formilen

 Reaksi WEBER & TOLLENS :

Alkaloida + larutan Floroglusin 1% dalam Asam Sulfat (1:1), panaskan = merah. Reaksi LABAT :

Alkaloida + Asam Gallat + asam Sulfat pekat, dipanaskan diatas tangas air = hijau-biru.

Hasil positif untuk Berberin, Hidrastin, Kotarnin, Narsein,

Hidrastinin, narkotin, dan Piperin. e. Gugus Benzoil

(9)

Hasil positif untuk Kokain, Tropakain, Alipin, Stivakain, Beta eukain, dan lain-lain. f. Reaksi GUERRT

Alkaloida didiazotasikan lalu + Beta Naftol = merah-ungu.

Hasil positif untuk kokain, Atropin, Alipin, Efedrin, tropakain, Stovakain, Beta eukain, dan

lain-lain.

g. Reduksi Semu

Alkaloida klorida + kalomel + sedikit air = hitam

Tereduksi menjadi logam raksa. Raksa (II) klorida yang terbentuk terikat dengan alkaloid Sebagai kompleks.

Hasil positif untuk kokain, Tropakain, Pilokarpin, Novokain,

Pantokain, alipin, dan lain-lain. h. Gugus Kromofor

Reaksi KING :

Alkaloida + 4 volume Diazo A + 1 volume Diazo B + natrium Hidroksida = merah intensif.

Hasil positif untuk Morfin, Kodein, Tebain dan lain-lain.  Reaksi SANCHEZ :

Alkaloida + p-nitrodiazobenzol (p-nitroanilin + Natrium Nitrit + Natrium Hidrolsida) =

ungu kemudian jingga.

Hasil positif untuk alkaloida opium kecuali Tebain, Emetin, Kinin, kinidin setelah dimasak dengan Asam Sulfat 75%.

4. Pereaksi untuk analisa lainnya (7)

a. Iodium-asam hidroklorida

Merupakan pereaksi untuk golongan Xanthin. Digunakan untuk pereaksi penyemprot pada

(10)

ungu-biru sampai coklat merah. b. Iodoplatinat

Pereaksi untuk alkaloid, juga sebagai pereaksi penyemprot pada lempeng KLT dimana

hasilnya alkaloid akan tampak sebagai noda ungu sampai biru-kelabu.

c. Pereaksi Meyer (Larutan kalium Tetraiodomerkurat) Merupakan pereaksi pengendap untuk alkaloid.

G. Kegunaan Alkaloida

Alkaloida telah dikenal selama bertahun-tahun dan telah menarik perhatian terutama karena pengaruh fisiologisnya terhadap binatang menyusui dan pemakainnya di bidang farmasi,

tetapi fungsinya dalam tumbuhan hampir sama sekali kabur. Beberapa pendapat mengenai

kemungkinan perannya ialah sebagai berikut :

1. Salah satu pendapat yang dikemukakan pertama kali, sekarang tidak dianut lagi, ialah

bahwa alkaloid berfungsi sebagai hasil buangan nitrogen seperti urea dan asam urat hewan.

2.Beberapa alkaloid mungkin bertindak sebagai tendon penyimpanan nitrogen meskipun banyak alkaloid ditimbun dan tidak mengalami metabolisme lebih lanjut meskipun sangat kekurangan nitrogen.

3.Pada beberapa kasus, alkaloid dapat melindungi tumbuhan dari serangan parasit atau pemangsa tumbuhan. Meskipun dalam beberapa peristiwa bukti yang mendukung fungsi ini tidak dikemukakan, ini barangkali merupakan konsep yang direka-reka dan bersifat “manusia sentries”.

4. Alkaloid dapat berlaku sebagai pengatur tumbuh karena segi struktur, beberapa alkaloid

menyerupai pengatur tumbuh. Beberapa alkaloid merangsang perkecambahan, yang lainnya menghambat.

(11)

LIPID 2.1 Pengertian Lipid

Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut didalam air, namun dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut non polar, seperti kloroform, atau eter.

Istilah lipid kadang-kadang diartikan sama dengan lemak, dan yang dikenal sebagai bahan makanan adalah mentega, minyak tumbuhan, minyak daging sapi, kulit ayam, lemak yang terdapat dalam susu, kuning telur, daging, kacang-kacangan dan lain-lain.

2.2 Fungsi Lipid

Secara umum dapat dikatakan bahwa lipid bagi manusia berfungsi sebagai : 1. Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak.

2. Lemak mempunyai fungsi seluler dan komponen struktural pada membran sel yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion, dan molekul air, keluar dan masuk sel.

3. Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti pada prostaglandin dan steroid hormon serta kelenjar empedu.

4. Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E, K yang berguna untuk proses biologis.

5. Sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat.

Fungsi lipid secara medik :  Komponen membran sel

 Pelindung dinding sel  Penyekat panas / insulator  Sumber simpanan energi  Pelarut vitamin ADEK  Komponen hormon

Lipid dalam bidang industri digunakan sebagai bahan dasar pembuatan margarine, sabun, kosmetik, plastik, pembuatan cat, dan berbagai produk lainnya.

(12)

2.3 Sifat Lipid

1. Warna : Minyak lemak dan lemak umumnya berwarna pucat, berwarna kuning karena mengandung pigmen Karotenoid. Juga dapat berwarna Jingga (Dalam bentuk padatannya). Apabiula minyak dihidrogenasi maka akan terjadi hidrogenasi pada pigmen yang dikandungnya, sehingga terjadi pengurangan warna pada minyak tersebut.

2. Bau : Berbau Wangi disebabkan adanya senyawa Nonyl Metil Keton (pada minyak kelapa) &

β-ionon (pada minyak kelapa sawit). adanya rantai asam yang sangat pendek akan

menyebabkan kerusakan pada minyak dan akan mengalami perubahan bau (Tengik)

3. Kelarutan : Tidak larut dalam air kecuali Castor oil, sedikit larut dalam alkohol, larut dalam eter, karbon disulfida, dan kloroform.

4. Titik Cair : Minyak lemak dapat memadat dan dapat mencair pada batas temperatur tertentu, ini berguna untuk pengenalan komponen. Namun keadaan padat cairnya minyak lemak dan lemak tidak tentu, contohnya Oleum Chaulmogra pada daerah tropis berupa minyak cair, sedangkan pada daerah sub tropis berbentuk padat. Oleum Olivarum pada suhu rendah dapat menjadi padat, dan gliserida-gliserida dari asam lemak tidak jenuh berbentuk cair.

5. Titik didih : Titik didih asam lemak semakin besar sesuai dengan panjang rantai karbon dari asam lemak penyusunnya.

6. Sifat lainnya : Bila terhidrolisis akan menghasilkan asam lemak, berperan dalam metabolisme tumbuhan dan hewan.

2.4 Penggolongan Lipid

Lipid berdasarkan struktur dan karakteristik non polar :  Lemak (fat)

 Lipid sederhana adalah yaitu ester asam lemak dengan berbagi alkohol, misalnya: minyak dan lemak.

 Lipid majemuk atau kompleks adalah ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, misalnya: fosfolipid dan glikolipid

 Derivat lipid adalah senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, misalnya: sterol (kolesterol dan fitosterol)

(13)

 Lipid non polar ( lipid netral ) adalah lipid yang mengandung gugus non polar, contoh: kelompok lemak (fat). Berperan dalam metabolisme sebagai cadangan energi.

 Lipid yang mengandung gugus polar dan non polar, contoh: fosfolipid. Berperan dalam membran sel dan organel untuk melindungi isi sel dan organel sel untuk melindungi isi sel dan organel sel dari lingkungan luar sel.

Lipid berdasarkan struktur kimianya:

1. Lipid sederhana (ester asam lemak dengan berbagai alkohol exp: lemak/gliserida dan lilin/waxes)

2. Lipid gabungan/majemuk (ester asam lemak yang punya gugus tambahan, exp: fosfolipid, serebrosida)

3. Derivat lipid/turunan lipid (senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, exp: asam lemak, gliserol, sterol)

A. Klasifikasi Lipid Menurut Bloor

1. Lipid Sederhana

 Lemak netral ( monogliserida, digliserida, trigliserida )

Lemak netral adalah ester antara asam lemak dengan gliserol.Fungsi dasar dari Lemak netral adalah sebagai simpanan energi (berupa lemak atau minyak). Lemak netral terdiri atas monogliserida, digliserida, dan trigliserida ). Setiap gliserol mungkin berikatan dengan 1, 2 atau 3 asam lemak yang tidak harus sama. Jika gliserol berikatan dengan 1 asam lemak disebut monogliserida, jika berikatan dengan 2 asam lemak disebut digliserida dan jika berikatan dengan 3 asam lemak dinamakan trigliserida. Trigliserida merupakan cadangan energi penting dari sumber lipid.Trigliserida adalah sebuah gliserida atau ester dari gliserol dan tiga asam lemak.( atau lebih tepatnya triasilgliserol atau triasilgliserida ) Pada manusia , Trigliserida terletak di adiposa (lemak) jaringan, yang secara luas didistribusikan dalam tubuh. Trigliserida dihidrolisis dalam usus dan diserap sebagai asam lemak dan monogliserida.Fungsi utama Trigliserida adalah sebagai zat energi. Lemak disimpan di dalam tubuh dalam bentuk trigliserida.Apabila sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta melepasnya ke dalam pembuluh darah. Oleh sel-sel yangmembutuhkan komponen-komponen tersebut kemudian dibakar dan Smenghasilkan energi,karbondioksida (CO2), dan air (H2O).

 Ester asam lemak dengan alkohol

Ester antara asam lemak dengan alkohol membentuk malam/lilin ( waxes ). Lilin tidak larut di dalam air dan sulit dihidrolisis.Lilin sering digunakan sebagai lapisan pelindung untuk kulit, rambut dan lain-lain.Lilin merupakan ester antara asam lemak dengan alkohol rantai panjang.

Lilin/Wax

Lilin/wax adalah ester aasm lemak dengan monohidroksi alkohol yang mempunyai rantai C panjang (14 – 34). Contohnya adalh setilalkohol dan mirisilalkohol.

CH3 – (CH2)14 – CH2OH (setilalkohol) CH3 – (CH2)28 – CH2OH (mirisilalkohol)

(14)

sebagai bahan makanan. Pada tumbuhan lillin berfungsi sebagai lapisan pelidung terhadap air pada daun atau buah, pada hewan juga sebagai pelindung dari air misalnya pada domba,burung atau serangga.

2. Lipid Majemuk ( Kompleks )Fosfolipid

Fosfolipid adalah lipid yang mengandung gugus ester fosfat.Fosfolipid merupakan komponen lipid terbesar kedua setelah trigliserida lemak dan minyak pada tubuh hewan.Fosfolipid berbentuk lemak padat yang berwarnakuning dan sifatnya larut dalam pelarut lemak (pelarut organik) selain aseton.Fosfolipid merupakan komponen pembentuk struktur dinding sel, berfungsi untuk mencegah terjadinya penguapan air yang berlebihan. Fosfolipid merupakan senyawa yang menyusun struktur lipid bilayer pada membran sel yang berperan dalam mengatur sistem transport dari dalam ke luar sel. Saat ini telah banyak hasil riset yang menunjukkan fungsi lain dari fosfolipid sebagai pengatur proses biologis dalam tubuh, seperti: koneksi sistem saraf dan beberapa penyakit terkait kerja saraf. Meskipun fosfolipid bukan termasuk senyawa essensial, namun keberadaannya dalam makanan memiliki dampak positif bagi kesehatan antara lain: mencegah penyakit liver, pengontrol kadar kolesterol, perkembangan sistem otak dan saraf. Fosfolipid menyusun 20-25% berat kering otak manusia dewasa. Fosfolipid berperan dalam membentuk kerangka membran sel otak, sehingga kinerja fosfolipid akan sangat berpengaruh pada tingkat kecerdasan manusia.

Glikolipid

Glikolipid ialah molekul-molekul lipid yang mengandung karbohidrat, biasanya pula sederhana seperti galaktosa atau glukosa.Akan tetapi istilah glikolipid biasanya dipakai untuk lipid yang mengandung satuan gula tetapi tidak mengandung fosfor.Glikolipid dapat diturunkan dari gliserol atau pingosine dansering dimakan gliserida atau sebagai spingolipida.  Asam Lemak

Asam lemak adalah bagian dari molekul lemak.Ini dapat berfungsi sebagai zat penyusun lemak tubuh atau dapat juga digunakan tubuh untuk menghasilkan energi.Asam lemak atau lemak di dalam tubuh selain berasal dari lemak/minyak yang dikonsumsi, juga dapat berupa hasil sintesis tubuh dari karbohidrat atau protein.

Asam lemak merupakan komponen unit pembangun yang khas pada kebanyakan lipid. Asam lemak adalah asam organik berantai panjang yang mempunyai atom karbon dari 4 sampai 24. Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon nonpolar yang panjang, yang menyebabkan kebanyakan lipid tidak larut didalam air dan tampak berminyak atau berlemak. Asam lemak tidak terdapat secara bebas atau berbentuk tunggal di dalam sel atau jaringan, tetapi terdapat dalm bentuk yang terikat secara kovalen pada berbagai kelas lipid yang berbeda,asam lemak dapt dibebaskan dari ikatan ini oleh hidrolisis kimia atau enzimatik.

Hampir semua asam lemak di alam memiliki jumlah atom karbon yang genap, asam-asam lemak dengan jumlah 16 dan 18 karbon adalah yang paling dominan. Ekor hidrokarbon yang panjang mungkin jenuh sepenuhnya, yaitu hanya mengandung ikatan tunggal, atau bagian ini mungkin bersifat tidak jenuh, dengan satu ikatan ganda. Pada kebanyakan asam lemak tidak jenuh,terdapat iktan ganda.

(15)

jenuh dari C12 sampai C24 bersifat padat, mempunyai konsistensi lilin. Asam lemak tak jenuh sebaliknya, bersifat cairan berminyak pada suhu tubuh.

Asam lemak yang umumnya dijumpai bersifat tidak larut di dalam air, tetapi dapat terdispersi menjadi misel didalam NaOH atau KOH encer yang mengubah asam lemak menjadi sabun, nama yang diberikan bagi garam asam lemak. Sabun terutama adalah suatu campuran garam potasium asam lemak. Sabun K+ atau Na+ bersifat ampifatik mengionnya gugus karboksil menyusun bagian kepala yang bersifat polar dan bagian rantai hidrokarbonnya merupakan ujung nonpolar. Sabun K+ dan Na+ mempunyai sifat

mengemulsikan senyawa berminyak atau berlemak yang tidak larut di dalm air. Ekor sabun yang bersifat hidrofobik memanjang ke dalm tetes lemak, sedangkan kepala molekul sabun yang bersifat polar menghadap ke air. Jadi, sabun memberikan mantel hidrofilik mengelilingi tetes lemak, untuk membentuk dispersi atau emulsi yang halus.

Asam lemak terbagi menjadi 2, yaitu :

Asam lemak jenuh ( Saturated fatty acid ) : tidak membentuk ikatan rangkap karbon-karbon pada hidrokarbon-karbon. Lemak jenuh kebanyakan tidak baik bagi kesehatan.

Memilki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Tidak memiliki ikatan rangkat karbon

2. Tidak dapat mengalami proses penambahan atom hidrogen (hidrogenasi) 3. Notasi pada asam lemak jenuh misalkan asam palmitat ( 16 : 0)

Asam lemak tak jenuh ( Unsaturated fatty acid ) : membentuk ikatan rangkap karbon-karbon pada hidrokarbon-karbon. Lemak tak jenuh lebih disukai, dikatakan lebih aman. Lemak ini tidak menimbulkan penyakit, bahkan dapat dipergunakan untuk diet contoh bersumber dari buah-buahan. Notasi asam lemak tidak jenuh misalnya oleat ( 18:1 ) menyatakan asam tersebut memiliki 18 atom karbon dan 1 ikatan rangkap karbon.

(16)

OH

Kolesterol

Kolesterol adalah jenis lemak yang paling dikenal oleh masyarakat.Kolesterol merupakan komponen utama pada struktur selaput sel dan merupakan komponen utama sel otak dan saraf. Kolesterol merupakan bahan perantara untuk pembentukan sejumlah komponen penting seperti vitamin D (untuk membentuk & mempertahankan tulang yang sehat), hormon seks (contohnya Estrogen & Testosteron) dan asam empedu ( fungsi pencernaan ).

Fungsi kolesterol dalam tubuh adalah :

1. Merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem membran dari spesieshewan eukariotik, bersama dengan phospholipid dan protein. Jumlah kolesteroldalam jarngan hewan ekuivalen dengan sistem membran.

2. Prekursor senyawa sterol penting yang terdapat dalam tubuh. seperti asam empedu,hormon-hormon steroid (meliputi androgen, estrogen dan corticosteroid) danvitamin D3.

3. Kolesterol juga berperanan penting dalam pengnyerapan lemak dalam usus halusdan dalam transportasi lebih lanjut ke sistem peredaran darah atau haemolymph.Disini kolesterol bergabung dengan asam lemak untuk membentuk ester kolesterolyang sangat larut dan lebih emulsif daripada molekul asam lemak bebas

B. Lipid Berdasarkan ikatannya 1. Lemak dan Minyak

Lemak dan minyak keduanya merupakan trigliserida. Lemak Umumnya diperoleh dari hewan, Berwujud padat pada suhu ruang. Tersusun dari asam lemak jenuh. Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zig yang dapat cocok satu sama lain, sehingga gaya tarik vanderwalls tinggi, sehingga biasanya berwujud padat. Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada rantai hidrokarbonnya.

Lemak/triasilgliserol/trigliserida

Lemak adalah trigliserida yang di bentuk dari reaksi esterifikasi antara asam lemak dengan gliserol. Gliserol adalah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri dari tiga atom C. Pada lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam lemak.

HO – CH2 R1 – C – OH R1 – COO – CH2 HO – CH + R2 – C – OH R2 – COO – CH + 3H2O

HO – CH2 R3 – C – OH R3 – COO – CH2

Gliserol asam lemak trigliserida / lemak Sifat :

1. Lemak hewan berupa zat padat (suhu ruangan), lemak tumbuhan berupa zat cair (minyak nabati).

2. Lemak bertitik lebur tinggi adalah asam lemak jenuh, sedang lemak cair (minyak ) adalah asam lemak tidak jenuh.

(17)

4. Lemak rantai pendek mudah larut dalam air, lemak rantai panjang sukar/tidak larut dalam air. 5. Pelarut lemak adalah : ester, kloroform, benzen, alkohol panas

6. Jika lemak dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak dan gliserol. Minyak

Sedangkan minyak umumnya diperoleh dari tumbuhan. Berwujud cair pada suhu ruang, Tersusun dari asam lemak tak jenuh.asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya . Fungsi dari lemak dan minyak adalah sebagai salah satu penyusun dinding sel dan penyusun bahan-bahan biomolekul , Sumber energi yang efektif dibandingkan dengan protein dan karbohidrat,karena lemak dan minyak jika dioksidasi secara sempurna akan menghasilkan 9 kalori/liter gram lemak atau minyak. Sedangkan protein dan karbohidrat hanya menghasilkan 4 kalori tiap 1 gram protein atau karbohidrat, dan Mencegah timbulnya penyumbatan pembuluh darah yaitu pada asam lemak esensial.

C. Lipid Berdasarkan asalnya 1. Lemak Nabati

Lemak nabati berasal dari tumbuhan.Mengandung lemak tak jenuh dan tidak mengandung kolestrol.Di dapat dari kelapa, kemiri, alpukat, durian, dll.Lemak nabati berfungsi dalam menurunkan kadar kolesterol, mencegah terjangkitnya penyakit jantung koroner dan pertumbuhan beberapa jenis kanker.

2. Lemak Hewani

Lemak hewani berasal dari hewan.Mengandung lemak jenuh dan kolestrol. Didapat dari daging, telur, susu, keju, mentega, dll.Lemak hewani mengandung kolesterol yang tinggi. Kolesterol sebagai komponen penting dalam asam empedu dimana asam empedu membantu melarutkan lemak globular dari makanan sehingga dapat larut dalam air atau enzim lipase, dan bereaksi dengan molekul lemak sehingga dapat melancarkan penyerapan lemak.

D. Lipid Berdasarkan Kelas Dari Lemak 1. Triasilgliserol

 Triasilgliserol adalah ester asam lemak dari gliserol

Triasilgliserol adalah ester dari alkohol gliserol dengan tiga molekul asam lemak. Triasilgliserol adalah komponen utama dari lemak penyimpan atau depot lemak pada sel tumbuhan dan hewan, tetapi umumnya tidak dijumpai pada membran. Triasilgliserol adalah molekul hidrofobik nonpolar, karena molekul ini tidak mengandung muatan listrik atau gugus fungsional dengan polaritas tinggi. Triasilgliserol yang terdapat di alam bersifat tidak larut didalam air, namun mudah larut dalam pelarut non polar, seperti kloroform, benzena atau eter yang sering digunakan untuk ekstraksi lemak dari jaringan.

(18)

 Triasilgliserol adalah Lipida Penyimpan

Triasilgliserol terutama berfungsi sebagai lemak penyimpan. Pada hampir semua hewan dan tumbuhan, triasilgliserol terdapat sebagi tetes minyak mikroskopi, terdispersi dan teremulsi di dalam sitosol dengan halus. Pada adiposit atau sel lemak, yaitu hewan sel khusus pada jaringan pengikat hewan, sejumlah triasilgliserol disimpan sebagi tetes lemak, yang hampir mengisi seluruh volume sel.

Pada beberapa hewan, triasilgliserol yang tersimpan di bawah kulit mempunyai fungsi ganda, keduanya adalah sebagai depot penyimpan energi yang penting dan sebagai insulasi terhadap suhu yang amat rendah. Misalnya anjing laut, burung pinguin yang berdarah panas lainnya, terisi penuh dengan triasilgliserol.

Triasilgliserol yang banyak mengandung mengandung asam lemak jenuh, berbentuk padat pada suhu ruang serta memiliki titik cair yang tinggi di sebut “lemak”. Sedangkan triasilgliserol yang banyak mengandung asam lemak tidak jenuh, berbentuk cair pada suhu ruang serta memilki titik cair yang rendah disebut “minyak”.

Minyak atau lemak yang berasal dari hewan disebut minyak/lemak hewani contohnya lemak yang terdapat pada jaringan adipose dan sumsum tulang. Sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut minyak/lemak nabati contohnya lemak yang terdapat pada buah-buahan, kacang-kacangan.

Sfingolipid termasuk derivat sfingosin. Sfingolipid adalah lemak yang ditemukan di dalam membaran sel, khususnya pada sel saraf dan jaringan otak. Lemak ini tidak mengandung gliserol. Fosfosfingolipid utama pada mamalia adalah sfingomielin (seremida fosfokolina).

OH NH2

CH3(CH2)12 – CH = CH – CH – CH – CH2OH Sfingosin

Spingolipid Juga Merupakan Komponen Membran

Spingolipid kelas kedua terbesar dari lipid membran, juga mempunyai kepala yang bersifat polar dan dua ekor nonpolar, tetapi senyawa ini tidak mengandung gliserol. Spingolipid tersusun atas satu molekul alkohol amino berantai panjang spingosin, atau satu diantara turunannya, dan suatu alkohol polar pada bagian kepala.

Spingosin adalah senyawa induk dari sejumlah alkohol amino berantai panjang yang ditemukan pada berbagai spingolipid. Terdapat tiga subkelas spingolipid : Spingomielin, serebrosida, dan gangliosida.

3. Steroid

(19)

Sel juga mengandung lipid yang tidak tersabunkan,yang tidak mengandung asam lemak dan karenannya tidak dapat terbentuk sabun. Steroid adalah molekul kompleks yang larut di dalam lemak dengan empat cincin yang saling bergabung. Steroid yang paling banyak adalah sterol yang merupakan steroid alkohol. Kolestrol adalah sterol utama pada jaringan hewan.

4. Lipoprotein

 Lipoprotein Menggabungkan Sifat-sifat Lipida dan Protein

Beberapa lipid berikatan dengan protein spesifik membentuk lipoprotein. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa kombinasi tingkat plasma yang tinggi dari lipoprotein berdensitas amat rendah (VLDL = very low density lipoprotein ) dengan tingkat yang rendah dari lipoprotein berdensitas tinggi ( HDL = high density lipoprotein ) merupakan faktor penting penyebab aterosklerosis, pembentukkan deposit tebal dari kolesterol dan senyawa ester turunannya pada permukaan sebelah dalam dari pembuluh darah. Aterosklerosis segara menimbulkan kelumpuhan dan serangan infarksi koroner, yang diakibatkan oleh terganggunya aliran darah melalui pembuluh darah yang tersumbat, pada otak dan jantung secara berturut-turut.

2.5 Identifikasi Kandungan Lipid dengan Uji Kualitatif

Terdapat berbagai macam uji yang berkaitan dengan lipid yang meliputi analisis kualitatif maupun kuantitatif. Uji-uji kualitatif lipid diantaranya adalah sebagai berikut:

UJI KELARUTAN LIPID

Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terdahadap berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersbut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar.

UJI KEJENUHAN PADA LIPID

(20)

Iod Hubl dimasukkan ke dalam tabung sambil dikocokdan perubahan warna yang terjadi terhadap campuran diamati. Asam lemak jenuh dapat dibedakan dari asam lemak tidak jenuh dengan cara melihat strukturnya. Asam lemak tidak jenuh memiliki ikatan ganda pada gugus hidrokarbonnya. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna merah asam lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna merah yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak.

Trigliserida yang mengandung asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap dapat diadisi oleh golongan halogen. Pada uji ketidakjenuhan, pereaksi iod huble akan mengoksidasi asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi berikatan tunggal. Warna merah muda yang hilang selama reaksi menunjukkan bahwa asam lemak tak jenuh telah mereduksi pereaksi iod huble.

UJI KETENGIKAN

Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji ketengikan. Dalam uji ini, diidentifikasi lipid mana yang sudah tengik dengan yang belum tengik yang disebabkan oleh oksidasi lipid. Minyak yang akan diuji dicampurkan dengan HCl. Selanjutnya, sebuah kertas saring dicelupkan ke larutan floroglusinol. Floroglusinol ini berfungsi sebagai penampak bercak. Setelah itu, kertas digantungkan di dalam erlenmeyer yang berisi minyak yang diuji. Serbuk CaCO3 dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan segera ditutup. HCl yang ditambahkan akan menyumbangkan ion-ion hidrogennya yang dapat memecah unsur lemak sehingga terbentuk lemak radikal bebas dan hidrogen radikal bebas. Kedua bentuk radikal ini bersifat sangat reaktif dan pada tahap akhir oksidasi akan dihasilkan peroksida (Syamsu 2007).

UJI SALKOWSKI UNTUK KOLESTEROL

Uji Salkowski merupakan uji kualitatif yang dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan kolesterol. Kolesterol dilarutkan dengan kloroform anhidrat lalu dengan volume yang sama ditambahkan asam sulfat. Asam sulfat berfungsi sebagai pemutus ikatan ester lipid. Apabila dalam sampel tersebut terdapat kolesterol, maka lapisan kolesterol di bagian atas menjadi berwarna merah dan asam sulfat terlihat berubah menjadi kuning dengan warna fluoresens hijau (Pramarsh 2008).

UJI BILANGAN IOD

(21)

asam lemak yang berbeda-beda. Untuk menentukan derajat ketidakjenuhan asam lemak yang terkandung didalamnya diukur dengan bilangan iodium. Iodium dapat bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul iodium mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh karenanya makin banyak ikatan rangkap,makin banyak pula iodium yang dapat bereaksi.

2.6 Tanaman Penghasil Lipid dan Kegunaannya

Beberapa tanaman penghasil lemak terpenting adalah kedelai, kapas, kacang tanah,

jarak, raps/kanola, kelapa, kelapa sawit, jagung dan zaitun.

 Kacang Tanah ( Arachis hypogaea L.)

Famili: Fabaceae

Sebagai tanaman budidaya, kacang tanah terutama dipanen bijinya yang kaya protein

dan lemak.[3] Biji ini dapat dimakan mentah, direbus (di dalam polongnya), digoreng, atau

disangrai.[3] Di Amerika Serikat, biji kacang tanah diproses menjadi semacam selai dan

merupakan industri pangan yang menguntungkan.[3] Produksi minyak kacang tanah mencapai

sekitar 10% pasaran minyak masak dunia pada tahun 2003 menurut FAO.[1] Selain dipanen

biji atau polongnya, kacang tanah juga dipanen hijauannya (daun dan batang) untuk makanan

ternak atau merupakan pupuk hijau.[

 Kedelai (Glycine max atau Glycine soja) Famili: Fabaceae

Pemanfaatan utama kedelai adalah dari biji. Biji kedelai kaya protein dan lemak serta beberapa bahan gizi penting lain, misalnya vitamin (asam fitat) dan lesitin. Olahan biji dapat dibuat menjadi

 tahu (tofu),

 bermacam-macam saus penyedap (seperti kecap, taosi, dan tauco),

 tempe,

 susukedelai (baik bagi orang yang sensitif laktosa),

 tepung kedelai,

 minyak (dari sini dapat dibuat sabun, plastik, kosmetik, resin, tinta, krayon, pelarut, dan

biodiesel),

 makanan ringan

KELAPA (Cocos nucifera L.) Famili: Arecaceae

(22)

bangunan Cakar Ayam (dipakai misalnya pada Bandar Udara Soekarno Hatta) oleh

Sedijatmo.

Kayu dari batangnya, yang disebut kayu glugu, dipakai orang sebagai kayu dengan mutu menengah, dan dapat dipakai sebagai papan untuk rumah. Daunnya dipakai sebagai atap rumah setelah dikeringkan. Daun muda kelapa, disebut janur, dipakai sebagai bahan anyaman dalam pembuatan ketupat atau berbagai bentuk hiasan yang sangat menarik, terutama oleh masyarakat Jawa dan Bali dalam berbagai upacara, dan menjadi bentuk kerajinan tangan yang berdiri sendiri (seni merangkai janur). Tangkai anak daun yang sudah dikeringkan, disebut lidi, dihimpun menjadi satu menjadi sapu.

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis) Famili: Arecaceae

Antara barangan yang terbaru hasil penyelidikan kelapa sawit telah dapat menghasilkan :

Aiskrim : Antara kegunaan istimewa minyak sawit ialah sebagai bahan asas dalam pengeluaran aiskrim. Walaupun lemak susu adalah bahan paling sesuai digunakan dalam pembuatan aiskrim, minyak sayuran yang diadun istimewa boleh dijadikan bahan alternatif. Konfeksi : Pengganti Lemak Koko (CBR) adalah lemak yang digunakan untuk menggantikan secara separa atau keseluruhan penggunaan lemak koko dalam pembuatan produk coklat dan konfeksi.

Krimer : Adunan minyak sawit dan minyak isirung sawit, serta lain minyak digunakan secara meluas untuk menggantikan lemak susu dalam penyediaan krimer kopi bukan berasaskan tenusu. Krimer sawit menggantikan penggunaan krimer tenusu dalam penyediaan minuman kopi, serta ia tahan lebih lama dan lebih mudah digunakan.

Serbuk santan : Santan adalah bahan penting digunakan kebanyakan rakyat Malaysia untuk menghasilkan lauk-pauk dan kuih-muih tradisional atau moden

 KAPUK RANDU (Ceiba pentandra L. Gaertn.)

Famili: Malvaceae

(Bombacaceae)

Kegunaan Kapas :

Sebagai tambahan dari industri tekstil, kapas juga digunakan dalam jaring ikan, saringan kopi, tenda, dan pembatas buku. Uang China pertama terbuat dari fiber kapas, dan juga uang dollar AS modern. Denim, sebuah jenis pakaian 'durable', sebagian besar terbuat dari kapas, dan juga kebanyakan T-shirt.

 ZAITUN (Olea europaea L.)

Famili: Oleaceae

Zaitun (Olea europaea) adalah pohon kecil tahunan dan hijau abadi, yang buah mudanya dapat dimakan mentah ataupun sesudah diawetkan sebagai penyegar. Buahnya yang tua diperas dan minyaknya diekstrak menjadi minyak zaitun yang dapat dipergunakan untuk berbagai macam keperluan. Zaitun adalah anggota suku Oleaceae.

 KANOLA (Brassica napus L.)

(23)

Kanola umumnya diolah untuk menghasilkan minyak rapa Minyak rapa juga semakin penting sebagai bahan baku biodiesel akibat naiknya harga minyak bumi dan sifatnya yang terbaharukan dan teruraikan. Untuk kepentingan energi dan pelumas, minyak HEAR lebih disukai karena rantai asam erukat lebih panjang dan stabil pada pemanasan. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah petani lebih menyukai LEAR sehingga terjadi kompetisi terhadap penggunaannya sebagai makanan. Harga minyak rapa sekarang meningkat akibat pemanfaatan sebagai bahan bakar.

Penggunaan lain minyak rapa adalah sebagai campuran dalam oli/pelumas, lak, cat,

lilin, farmasetika, emulgator, campuran plastik, tensida, dan sabun.

JARAK (Ricinus communis L.) Famili: Euphorbiaceae

Tanaman ini merupakan sumber minyak jarak, dan mengandung zat ricin, sejenis racun yang mematikan. Pohon jarak merupakan satu-satunya tumbuhan yang bijinya kaya akan suatu asam lemak hidroksi, yaitu asam ricinoleat. Kehadiran asam lemak ini membuat

minyak biji jarak memiliki kekentalan yang stabil pada suhu tinggi sehingga minyak jarak

dipakai sebagai campuran pelumas.  JAGUNG (Zea mays ssp. Mays L.)

Famili: Poaceae

Produk utama jagung adalah bijinya, yang menjadi bahan pangan dan bahan baku pakan.Sebagai bahan pangan, biji jagung direbus lalu dimakan langsung atau digiling kasar menjadi pangan sarapan serealia atau dihaluskan menjadi tepung maizena. Sebagai pakan, jagung kering diberikan langsung atau dipecah atau digiling. Saat ini jagung juga dijadikan sebagai sumber energi alternatif.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Alkaloid sesungguhnya adalah racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas fisiologi yang luas, hampir tanpa terkecuali bersifat basa; lazim mengandung nitrogen dalam

• racun, menunjukkan aktivitas phisiologi yang luas, bersifat basa, lazimnya mengandung nitrogen dalam cincin heterosiklik yang diturunkan dari asam

Alkaloid adalah senyawa yang mempunyai struktur heterosiklik yang mengandung atom N di dalam intinya (cincin heterosiklik) dan alkaloid bersifat basa, karena itu

Alkaloid sesungguhnya adalah racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas phisiologi yang luas, hampir tanpa terkecuali bersifat basa lazim mengandung nitrogen dalam cin-cin

Alkaloid sesungguhnya adalah racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas phisiologi yang luas, hampir tanpa terkecuali bersifat basa; lazim mengandung Nitrogen

Alkaloid sesungguhnya adalah racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas phisiologi yang luas, hampir tanapa terkecuali bersifat basa; lazim mengandung nitrogen

Hegnauer memberikan batasan bahwa alkaloida adalah senyawa bersifat toksik yang bekerja terhadap sistem syaraf pusat, bersifat basa, mengandung nitrogen heterosiklik, disintesa

Sebagian besar alkaloida mempunyai kerangka dasar polisiklik termasuk cincin heterosiklik nitrogen serta mengandung substituen yang tidak terlalu