• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi - Analisis Kinerja Pustakawan Pada Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi - Analisis Kinerja Pustakawan Pada Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1Perpustakaan Perguruan Tinggi

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan Perguruan tinggi adalah suatuperpustakaan yang

diselenggarakan oleh sebuah Perguruan tinggi dan dikelola sepenuhnya oleh

Perguruan tinggi tersebut dengan tujuan membantu kelancaran pelaksanaan Tri

Dharmanya. Menurut Direktorat Jendral Perguruan Tinggi (1994: 1), bahwa :

Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga perguruan tinggi induknya, yang bersama-sama dengan unit kerja bagian lainnya tetapidalam peranan yang berbeda melaksanakan program Tri Dharmanya.

Sedangkan Sulistyo-Basuki (1991:51), menyatakan bahwa :

perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi atau badan bawahannya, maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu tercapainya tujuan perguruan tinggi.

Sehubungan dengan pengertian di atas Hasugian (2009:79)

mengemukakan bahwa “Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang

dikelola oleh perguruan tinggi dengan tujuan membantu tercapainya tujuan

perguruan tinggi”.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan perguruan tinggi

merupakan salah satu unit kerja yang berada dibawah naungan perguruan tinggi

yang berperan menunjang terlaksananya Tri Dharma yang diemban perguruan

tinggi dengan mengumpulkan, mengolah dan melayankannya kepada sivitas

(2)

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Setiap melaksanakan suatu kegiatan harus memiliki tujuan, begitu juga

dengan perpustakaan perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi harus

memiliki tujuan yang sesuai dengan lembaga perguruan tinggi dimana

perpustakaan tersebut bernaung.

Tujuan perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia menurut Hasugian

(2009: 80) : “adalah untuk memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar,

penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka melaksanakan

kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi”. Oleh karena itu, koleksi perpustakaan

perguruan tinggi harus benar-benar diarahkan untuk mendukung pencapaian

tujuan dan pelaksanaan Tri Dharma tersebut.

Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004: 47):

Sebagai unsur penunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi, perpustakaan merumuskan tujuannya sebagai berikut:

1. Mengadakan dan merawat buku, jurnal, dan bahan pustaka lainnya

untuk dipakai oleh dosen, mahasiswa, dan staf lainnya bagi kelancaran program pengajaran dan penelitian di perguruan tinggi.

2. Mengusahakan, menyimpan, dan merawat bahan perpustakaan yang

bernilai sejarah, yang memiliki kandungan informasi lokal, dan yang dihasilkan oleh sivitas akademika, untuk dimanfaatkan kembali sebagai sumber pembelajaran (learning resources).

3. Menyediakan sarana temu kembali untuk menunjang pemakaian bahan

perpustakaan.

4. Menyediakan tenaga yang profesional serta penuh dedikasi untuk

melayani kebutuhan pengguna perpustakaan, dan bila perlu mampu memberikan pelatihan cara penggunaanbahan perpustakaan.

5. Bekerja sama dengan perpustakaan lain untuk mengembangkan

program perpustakaan.

Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1993 : 52) tujuan perpustakaan

perguruan tinggi secara umum adalah:

a. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi,

lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga administrasi perguruan tinggi.

b. Menyediakan bahan pustaka rujukan (referens) pada semua tingkat

(3)

c. Menyediakan ruang belajar bagi pemakai perpustakaan.

d. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis

pemakai.

e. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada

lingkungan perguruan tinggi tetapi juga lembaga industri lokal.

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa tujuan perpustakaan

perguruan tinggi adalah untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh sivitas

akademika untuk keperluan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Setiap organisasi memiliki fungsi tertentu yang dapat mendukung

tercapainya tujuan organisasi. Demikian halnya dengan perpustakaan perguruan

tinggi juga memiliki fungsi.

Fungsi utama Perpustakaan Perguruan Tinggi ada empat sebagaimana

yang dikemukakan oleh Sulistyo-Basuki (1991:107-110):

1. Fungsi Edukatif

Perpustakaan membantu mengembangkan potensi mahasiswa dengan sistem pembelajaan yang terdapat dalam kurikulum Pendidikan. Proses pengembangan potensi tersebut dapat dicapai dengan pemanfaatan informasi yangada di perpustakaan.

2. Fungsi Informasi

Proses belajar bagi mahasiswa menuntut mahasiswa untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dan mengembangkannya dalam tugas individu, kelompok dan terstruktur ataupun pembuatan makalah, masalah informasi bidang studi, masalah kewajiban yang berkaitan dengan tugasnya sebagai warga negara dan masalah peningkatan mutu akademik dapat dipecahkan dengan menelusuri informasi yang ada diperpustakaan.

3. Menunjang Kegiatan Penelitian

(4)

4. Sebagai Tempat Rekreasi atau Hiburan

Mahasiswa dapat mengandalkan perpustakaan untuk mengurangi ketegangan yang dialami setelah lelah belajar dengan bahan ringan dan menghiburkan seperti koran, komik, dan majalah yang tersedia di perpustakaan.

Sedangkan dalam buku perpustakaan perguruan tinggi : Buku pedoman

(2004: 3) dinyatakan bahwa fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah:

1. Fungsi Edukasi

Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

2. Fungsi Informasi

Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.

3. Fungsi Riset

Perpustakaan merupakan fungsi bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai badan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tingi mutlak dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan arya-karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang.

4. Fungi Rekreasi

Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna utuk membangun dan mengembangkan kreatifitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan.

5. Fungsi Publikasi

Perpustakaan selayaknya juga membantu melakuan publikasi karya yang dihasilkan oleh karya perguruan tinginya yakni sivitas akademik dan staf non akademik

6. Fungsi Deposit

Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.

7. Fungsi Interpretasi

Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan Tri Dharmanya.

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa fungsi utama

perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai sarana kegiatan belajar mengajar,

(5)

Perguruan Tinggi. Dalam hal ini perpustakaan melaksanakan berbagai aktivitas

sesuai dengan tujuan dan fungsinya terutama menunjang kegiatan belajar

mahasiswa.

2.1.4 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi

Pada dasarnya perpustakaan memiliki tugas masing-masing, begitu juga

dengan perpustakaan perguruan tinggi. Perbedaan tugas ini disebabkan oleh

informasi yang diberikan dan pengguna yang dilayani oleh setiap jenis

perpustakaan berbeda-beda.

Menurut Syahrial-Pamuntjak (2000 : 5) tugas perpustakaan perguruan

tinggi adalah

Melayani semua keperluan mahasiswa dari tingkat persiapan sampai kepada mahasiswa yang sedang menghadapi ujian sarjana dan menyusun skripsi, para staf dalam persiapan bahan perkuliahan serta para peneliti yang sedang bergabung dengan perguruan tinggi yang bersangkutan.

Sedangkan Rompas (1985 : 9) menyatakan bahwa perpustakaan perguruan

tinggi mempunyai beberapa tugas pokok yang dapat dibagi atas empat kelompok,

yaitu:

a. Mengumpulkan, mengadakan buku dan berbagai penerbitan tertulis

dan terekam

b. Mengolah berupa diklasifikasi, dikatalog, dan sebagainya, bahan

pustaka tersebut agar siap dipakai oleh orang yang akan memakainya.

c. Menyimpan, memelihara, merawat koleksi bahan pustaka.

d. Memberikan pelayanan dan informasi yang disediakan.

Selain itu dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman

(2004: 3) dinyatakan bahwa “Tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah

mengembangkan koleksi, mengolah dan merawat bahan perpustakaan, memberi

(6)

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa tugas perpustakaan

perguruan tinggi adalah melayani kebutuhan mahasiwa, para staf dalam persiapan

bahan perkuliahan dan para peneliti yang sedang bergabung dengan perguruan

tinggi yang bersangkutan serta menggelola informasi yang mendukung

pelaksanaan kurikulum dan tridarma perguruan tinggi, mengembangkan koleksi

serta mengolah dan merawat bahan pustaka.

2.2 Kinerja

2.2.1 Pengertian Kinerja

Dalam pencapaian sasaran dan tujuan suatu organisasi dibutuhkan

tenaga-tenaga terampil di dalam berbagai bidang. Sumber daya manusia sangat berperan

bagi berjalannya suatu organisasi. Pencapaian tujuan suatu organisasi harus

memiliki tenaga kerja yang memiliki pengembangan sumber daya manusia yang

berkualitas sehingga dapat tercapainya kinerja yang diharapkan organisasi.

Soeprihanto (2000 : 7) menjelaskan bahwa “Kinerja adalah hasil kerja

seseorang atau organisasi selama periode tertentu dibanding dengan berbagai

kemungkinan, misalnya standar, target sasaran atau kriteria yang telah ditentukan

terlebih dahulu dan telah disepakati bersama”.

Prawirasantono (1998 : 168) menjelaskan bahwa :

Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.

Sedangkan menurut Sedarmayanti (2005: 51) Kinerja (performance) yaitu:

(7)

Berdasarkan pendapat di atas bahwa kinerja adalah hasil kerja yang

dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam pelaksanaan suatu pekerjaan

yang diberikan kepadanya secara baik dan sesuai dengan tanggung jawab yang

telah diberikan melalui prosedur tertentu yang berfokus pada tujuan yang hendak

dicapai.

2.2.1.1 Kinerja Pustakawan

Pustakawan adalah orang yang pekerjaannya atau profesinya terkait erat

dengan dunia pustaka atau bahan pustaka. IPI (Ikatan Pustakawan Indonesia)

menyatakan bahwa pustakawan adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan

perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan

tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi

yang dimilikinya melalui pendidikan Menurut Rachman dan Zen (2006, 19-20)

pustakawan dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

1. Pustakawan ahli adalah mereka yang memiliki kualifikasi ahli dengan latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan minimal sarjana atau berpengalaman lama mengelola perpustakaan secara professional.

2. Pustakawan terampil adalah yang menguasai teori-teori perpustakaan

dan terampil memanfaatkannya dalam melaksanakan tugas-tugas rutin perpustakaan seperti pengadaan, pengolahan dan pelayanan.

3. Pustawan penunjang adalah pustakawan yang banyak melakukan

pekerjaan-pekerjaan administratif atau pekerjaan yang sifatnya umum dan tidak terkait dengan ilmu perpustakaan dan informasi

Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang

Perpustakaan disebutkan bahwa :

(8)

Dalam kode etik IPI dan UU tersebut tidak dicantumkan pendidikan

minimal untuk menjadi seorang pustakawan, namun dalam Buku Pedoman

Perpustakaan Perguruan Tinggi yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan

Nasional Direktorat Pendidikan Tinggi (2004, 166) yang dimaksud dengan

pustakawan adalah:

Orang yang bertugas di perpustakaan, memilih, mengolah, meminjamkan, merawat pustaka, menjaga dan mengawasi perpustakaan, serta melayani pengguna. Untuk pustakawan perguruan tinggi paling rendah lulusan sarjana, dengan bidang pendidikan Strata 1 (S1) dalam bidang ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi (Pusdokinfo), atau S1 bidang lain yang memiliki kompetensi dalam pengelolaan perpustakaan, dengan melaksanakan tugas keprofesian dalam bidang perpustakaan.

Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 dalam pasal 32 juga

menyebutkan bahwa tenaga perpustakaan berkewajiban :

1) Memberikan layanan prima terhadap pemustaka,

2) Menciptakan suasana perpustakaan yang kondusif; dan

3) Memberikan keteladanan dan menjaga nama baik lembaga dan

kedudukannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.

Pustakawan perlu memiliki kemampuan lain untuk meningkatkan

kinerjanya, seperti dikemukakan Prabowo Tjitropranoto (1995 , 1) antara lain :

1. Memiliki kemampuan berkomunikasi sehinga dapat dengan mudah

mengidentifikasi keperluan pengguna informasi,

2. Dapat berbahasa asing, terutama bahasa Inggris sehingga

mempermudah hubungan internasional,

3. Memiliki kemampuan mengembangkan teknik dan prosedur kerja

dalam bidangnya, dan

4. Mampu melaksanakan penelitian di bidang perpustakaan untuk

menentukan inovasi baru sebagai alternatif pemecahan masalah berdasarkan kajian, analisis atau penelitian ilmiah.

Dari beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa pustakawan yang

bertugas di perpustakaan haruslah orang yang memiliki pendidikan di bidang ilmu

perpustakaan, dokumentasi dan informasi. Dengan kata lain pustakawan

mempunyai kompetensi untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk

(9)

perguruan tinggi diharuskan minimal Strata 1 (S1) bidang ilmu perpustakaan,

dokumentasi dan informasi atau bidang lain yang mempunyai kompetensi dalam

pengelolaan perpustakaan. Dengan adanya kompetensi perpustakaan yang baik

diharapkan kinerja yang dihasilkan dapat mendukung pencapaian tujuan

perpustakaan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pengguna.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Tujuan organisasi akan dapat dicapai dengan baik apabila kinerja individu

(individual performance) baik. Para pemimpin perpustakaan sangat menyadari

adanya perbedaan antara satu pustakawan dengan pustakawan yang lain,

meskipun para pustakawan tersebut berada ditempat yang sama namun

produktifitas kerjanya tidaklah sama, oleh karena itu kinerja individu setiap

pustakawan akan dapat tercapai apabila didukung dengan upaya bekerja dan

didukung oleh organisasinya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Mangkunegara

( 2004: 16-17 ) adalah:

1. Faktor Individu

Individu yang normal adalah individu yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmaniah). Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama individu manusia untuk mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi.

2. Faktor Lingkungan Organisasi

(10)

Sedangkan Simamora yang dikutip oleh Mangkunegara (2006: 14)

menyatakan bahwa kinerja (performance) dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:

a. Faktor Individual yang terdiri dari :

1. Kemampuan dan keahlian

2. Latar belakang

3. Demografi

b. Faktor Psikologis yang terdiri dari : 1. Persepsi

2. Attitude 3. Personality

4. Pembelajaran

5. Motivasi

c. Faktor Organisasi yang terdiri dari :

1. Sumber daya

2. Kepemimpinan

3. Penghargaan

4. Struktur

5. Job Design

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah faktor individual, faktor psikologis dan faktor yang

ada dalam organisasi.

2.2.3 Tujuan Kinerja

Tujuan kinerja adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja

organisasi melalui peningkatan kinerja Sumber Daya Manusia organisasi, dalam

penilaian kinerja tidak hanya semata-mata menilai hasil fisik tetapi pelaksanaan

pekerjan secara keseluruhan yang menyangkut berbagai bidang seperti

kemampuan, kerajinan, disiplin, hubungan kerja atau hal –hal khusus sesuai

dengan bidang dan tugasnya semua layak untuk dinilai. Pada hakekatnya ada dua

tujuan utama kinerja perpustakaan perguruan tinggi, yakni untuk kepentingan

(11)

Menurut Jacoby yang dikutip oleh Silalahi (2014: 12) memberikan

langkah-langkah dalam mengevaluasi untuk mencapai tujuan dalam kinerja

organisasi yang juga dapat diterapkan pada perpustakaan antara lain:

- Defenisikan dengan jelas setiap ukuran yang digunakan agar setiap orang

dalam organisasi tersebut dapat mengerti apa yang sedang diukur

- Buat standar ukuran

- Tetapkam baseline dari setiap ukuran tersebut

- Tetapkan standar mutu perpustakaan berdasarkan standar penyelenggaraan

perpustakaan yang baku

- Buatlah target yang hendak dicapai

- Diskusikan hasil secara berkala

Sedangkan, Kinerja perpustakaan untuk tujuan administrasi personalia

menurut Leech yang dikutip oleh Silalahi (2014: 12) adalah :

Hasil pengukuran kinerja pegawai akan menjadi dasar untuk menyelesaikan dan menetapkan kompensasi staf, perencanaan dan pengembangan karir dalam wujudnya sebagai promosi dan mutasi atau demosi jabatan dengan pemberian kesempatan kerja yang adil, sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja dan produktifitas organisasi dan unit kerja pada umumnya serta individu-individu staf dalam setiap jabatan mereka khususnya.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa kinerja dipahami sebagai

derajat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, khususnya untuk mengetahui

kebutuhan pemakai serta memungkinkan untuk mendorong pegawai perpustakaan

dalam mengembangkan karir, promosi, mutasi atau demosi, sebagai

dasaridentifikasi kelebihan dan kekurangan pegawai perpustakaan, sebagai alat

perbaikan dalam pengambilan keputusan sebagai pemegang kebijakan.

2.2.4 Standar Kinerja

Standar kinerja adalah pernyataan kuantitatif yang digunakan untuk

mengevaluasi dan membandingkan kinerja suatu perpustakaan dalam mencapai

tujuannya. Standar tersebut harus mudah digunakan, terpercaya, valid dan dapat

(12)

Standar kompetensi dalam kinerja pustakawan menurut Purjono (2009:

17), antara lain :

1. Komponen kompertensi meliputi pengetahuan serta kemampuan dan

keterampilan yang harus dimiliki oleh pustakawan.

2. Komponen tugas pokok dan fungsi meliputi tugas pokok fungsi serta

wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepada pustakawan

3. Komponen pekerjaan meliputi jenis dan sifat pekerjaan yang

dilaksanakan oleh pustakawan.

4. Komponen individu meliputi hak-hak dan kewajiban pustakawan.

5. Komponen sistem meliputi prosedur dan mekanisme kegiatan

pustakawan.

6. Komponen pembinaan meliputi peningkatan mutu melalui pendidikan

formal serta pengawasan pustakawan.

Menurut Purjono (2009, 3) standar kinerja pada umumnya untuk ukuran

kinerja sumberdaya manusia (SDM) juga memiliki empat kategori antara lain:

1. Indikator kuantitatif yang mengindikasikan jumlah atau angka,

contohnya berupa angka tingkat keluar masuk pegawai dan produktivitas pegawai.

2. Indikator praktis yang mengindikasikan proses yang sedang berjalan, contohnya berupa nilai invertasi sumberdaya manusia dan jumlah pelatihan bagi pegawai.

3. Indikator sinyal yang secara spesifik menunjukkan gambarn apakah

perpustakaan sedang maju atau sebaliknya, contohnya besarnya pertumbuhan produktivitas pegawai pertahun selama lima tahun terakhir.

4. Indikator yang menunjukkan efek suatu kendali perpustakaan terhadap perubahan, contohnya pengaruh pelatihan terhadap pengetahuan, sikap, dan keterampilan pegawai, pengaruh peningkatan motivasi terhadap kinerja staf serta pengaruh teknologi terhadap produktivitas pegawai.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa Standar Kinerja adalah

persyaratan tugas, fungsi atau perilaku yang ditetapkan oleh pemberi kerja sebagai

sasaran yang harus dicapai oleh seorang karyawan serta Standar yang menjelaskan

(13)

2.2.5 Aspek-aspek Kinerja

Kinerja yang baik dapat tercapai apabila seseorang mempunyai keinginan

yang tinggi untuk mengerjakan serta mengetahui pekerjaannya. Dalam penentuan

kinerja dapat dilihat dari beberapa aspek.

Adapun aspek-aspek standar kinerja menurut Mangkunegara (2006 : 18)

terdiri dari dua aspek yaitu aspek kuantitatif dan aspek kualitatif dengan perincian

sebagai berikut :

a. Aspek kuantitatif meliputi :

1. Proses kerja dan kondisi pekerjaan

2. Waktu yang digunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan

3. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan

4. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam pekerjaan b. Aspek kualitatif meliputi :

1. Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan

2. Tingkat kemampuan dalam pekerjaan

3. Kemampuan menganalisis data informasi, kemampuan / kegagalan

menggunakan mesin / peralatan

4. Kemampuan mengevaluasi (keluhan keberatan konsumen)

Sedangkan Menurut Rivai (2005 : 324) aspek-aspek kinerja dapat

dikelompokkan menjadi :

1. Kemampuan teknis, yaitu menggunakan pengetahuan, metode, teknik

dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan tugas serta pengalaman dan penelitian yang diperolehnya.

2. Kemampuan konseptual, yaitu kemampuan untuk memahami

kompleksitas perusahaan danpenyesuaian bidang gerak dari unit menyeluruh, yang pada intinya memahami tugas, fungsi dan tanggung jawabnya.

3. Kemampuan hubungan interpersonal, yaitu antara lain kemampuan

untuk bekerjasama dengan orang lain, memotivasi staf, melakukan negosiasi dan lain-lain.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa aspek kinerja merupakan

(14)

kemampuan dalam menyesuaikan bidang operasional dan kemampuan

bekerjasama dengan orang lain dalam menyelesaikan pekerjaan.

2.2.6 Aspek-aspek Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja berguna untuk perusahaan serta harus bermanfaat bagi

karyawan. Adapun aspek-aspek dalam penilaian pekerja tersebut antara lain

pekerjaan yang dihasilkan, kerjasama, inisiatif, pengetahuan, dan kehadiran.

Dalam penilaian kinerja dapat dilihat dari beberapa aspek.

Hasibuan yang dikutip oleh Mangkunegara (2006: 17) menyatakan bahwa

aspek-aspek penilaian kinerja yang mencakup sebagai berikut :

1. Kesetiaan 2. Hasil kerja 3. Kejujuran 4. Kedisiplinan 5. Kreativitas

6. Kerjasama

7. Kepemimpinan

8. Kepribadian

9. Prakarsa

10.Kecakapan dan tanggung jawab

Selain pendapat di atas, Umar yang dikutip oleh Mangkunegara (2006: 18)

membagi aspek-aspek penilaian kinerja sebagai berikut:

1. Mutu pekerjaan

2. Kejujuran karyawan

3. Inisiatif

4. Kehadiran

5. Sikap

6. Kerjasama

7. Keandalan

8. Pengetahuan tentang pekerjaan

9. Tanggung jawab

(15)

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa aspek kinerja merupakan

kemampuan karyawan mendedikasikan diri di dalam pekerjaannya serta dengan

berjiwa kepemimpinan karyawan dapat mengeksplorasi segala kemampuan baik

untuk bekerja secara individu maupun bekerja secara tim dan juga dapat

melakukan evaluasi diri sebagai tanggug jawab atas suatu pekerjaan.

2.2.7 Tujuan Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja berguna untuk perpustakaan serta harus bermanfaat bagi

pustakawan, tujuan penilaian kinerja adalah untuk memperbaiki atau

meningkatkan kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja dari Sumber Daya

Manusia organisasi tersebut. Tujuan penilaian kinerja menurut Werther dan Davis

(1996:342), yaitu:

1. Performance Improvement. Yaitu memungkinkan pegawai dan manajer

untuk mengambil tindakan yang berhubungan dengan peningkatan kinerja.

2. Compensation adjustment. Membantu para pengambil keputusan untuk

menentukan siapa saja yang berhak menerima kenaikan gaji atau sebaliknya.

3. Placement decision. Menentukan promosi, transfer, dan demotion.

4. Training and development needs mengevaluasi kebutuhan pelatihan dan

pengembangan bagi pegawai agar kinerja mereka lebih optimal.

5. Carrer planning and development. Memandu untuk menentukan jenis karir

dan potensi karir yang dapat dicapai.

6. Staffing process deficiencies. Mempengaruhi prosedur perekrutan

pegawai.

7. Informational inaccuracies and job-design errors. Membantu menjelaskan

apa saja kesalahan yang telah terjadi dalam manajemen sumber daya manusia terutama dibidang informasi job-analysis, job-design, dan sistem informasi manajemen sumber daya manusia.

8. Equal employment opportunity. Menunjukkan bahwa placement decision

tidak diskriminatif.

9. External challenges. Kadang-kadang kinerja pegawai dipengaruhi oleh

(16)

10.Feedback. Memberikan umpan balik bagi urusan kepegawaian maupun bagi pegawai itu sendiri.

Sedangkan menurut Hasibuan (2012 : 1) bahwa tujuan penilaian kinerja

sebagai berikut :

1. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk

promosi, demosi, pemberhentian, dan penetapan besarnya balas jasa.

2. Untuk mengukur kinerja yaitu sejauh mana karyawan bisa sukses dalam

pekerjaannya.

3. Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektifitas seluruh kegiatan di dalam perusahaan.

Sedangkan tujuan penilaian kinerja karyawan menurut Rivai (2011:552), yaitu:

1. Meningkatkan etos kerja.

2. Meningkatkan motivasi kerja.

3. Untuk mengetahui tingkat kinerja karyawan selama ini.

4. Untuk mendorong pertanggungjawaban dari karyawan.

5. Pemberian imbalan yang serasi, misalnya untuk pemberian kenaikan gaji

berkala, gaji pokok, kenaikangaji istimewa dan insentif uang.

6. Untuk pembeda antar karyawan yang satu denganyang lainnya.

7. Pengembangan SDM yang masih dapat dibedakan lagi ke dalam

Penugasan kembali, seperti diadakannya mutasiatau transfer, rotasi perusahaan, kenaikan jabatan, pelatihan.

8. Sebagai alat untuk membantu dan mendorong karyawan untuk

mengambil inisiatif dalam rangka memperbaiki kinerja.

9. Mengidentifikasi dan menghilangkan hambatan-hambatan agar kinerja

menjadi baik.

10. Untuk mendorong pertanggung jawaban dari karyawan.

11. Sebagai alat untuk memperoleh umpan balik dari karyawan untuk

memperbaiki desain pekerjaan, lingkungan kerja, dan rencana karier selanjutnya.

12. Pemutusan hubungan kerja, pemberian sanksi ataupun hadiah.

13. Memperkuat hubungan antara karyawan dengan supervisor melalui

diskusi tentang kemajuan kerja mereka.

(17)

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan penilaian

kinerja adalah membantu para pegambil keputusan untuk menentukan yang

berhubungan dengan peningkatan kinerja, untuk mengukur kinerja serta sebagai

dasar untuk mengevaluasi efektifitas seluruh kegiatan dan untuk meningkatkan

motivasi kerja.

2.2.8 Penilaian Kinerja dan Manfaat Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja merupakan proses yang dilakukan setiap organisasi

dalam melihat sejauh mana tingkat keberhasilan pekerjaan yang dilakukan setiap

pekerja. Penilaian kinerja juga dapat menciptakan, memelihara suatu iklim dan

suasana yang baik di perpustakaan. Soeprihanto (2000 : 129) mengemukakan

bahwa, yang dapat melakukan penilaian adalah :

1. Atasan langsung

2. Rekan sekerja

3. Evaluasi diri (penilaian sendiri) 4. Penilaian oleh panitia

5. Penilaian oleh bawahan

Sedangkan Rivai (2005: 66) menyatakan bahwa :

Penilaian kinerja adalah suatu proses untuk penetapan pemahaman bersama tentang apa yang akan dicapai, dan suatu pendekatan untuk mengelola dan megembangkan orang dengan cara peningkatan dimana peningkatan tersebut akan dapat dicapai di dalam waktu yang singkat ataupun lama.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa penilaian kinerja merupakan

penetapan peningkatan kinerja yang akan dicapai dalam waktu singkat atau lama

dan penilaian kinerja dilakukan oleh atasan langsung atau rekan kerja yang ada

dilingkungan organisasi dan semua pihak di lingkungan organisasi yang

(18)

Pelaksanaan penilaian kinerja bermanfaat bagi pihak manajemen

organisasi dalam mengambil berbagai kebijakan, karena penilaian yang dilakukan

dapat menjelaskan tingkatan-tingkatan kinerja pustakawan dalam organisasi

tersebut. Tingkatan kinerja tersebut dikelompokkan ke dalam tingkat kinerja

tinggi, menengah atau rendah, sesuai target atau di bawah target.

Menurut Siagian (1999: 24) bahwa penilaian kinerja bermanfaat untuk:

1. Perbaikan prestasi kinerja,

2. Penyesuaian kompensasi,

3. Keputusan penempatan,

4. Kebutuhan latihan dan pengembangan,

5. Perencanaan dan pengembangan karir,

6. Memperbaiki penyimpangan proses staffing,

7. Mengurangi ketidakakuratan informasi, 8. Memperbaiki kesalahan desain pekerjaan, 9. Kesempatan kerja yang adil,

10.Membantu menghadapi tantangan external.

Dengan adanya penilaian kinerja dapat diketahui secara tepat apa yang

sedang dihadapi dan target apa yang harus dicapai. Melalui penilaian kinerja dapat

disusun rencana, strategi dan menentukan langkah-langkah yang perlu diambil

sehubungan dengan pencapaian tujuan karir yang diinginkan. Bagi pihak

manajemen, penilaian kinerja sangat membantu dalam mengambil keputusan

seperti promosi, pengembangan karir, mutasi, PHK, penyesuaian kompensasi, dan

kebutuhan pelatihan.

2.2.9 Langkah-langkah Peningkatan Kinerja

Kinerja dapat ditingkatkan bila organisasi dalam suatu instansi mampu

menciptakan iklim dan suasana yang kondusif serta menyusun pembagian kerja

yang jelas. Menurut Mangkunegara (2006: 22) dalam rangka peningkatan kinerja,

(19)

1. Mengetahui adanya kekurangan dalam kinerja. Dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu :

a) Mengidentifikasikan masalah melalui data dan informasi yang

dikumpulkan terus-menerus mengenai fungsi-fungsi bisnis.

b) Mengidentifikasikan masalah melalui karyawan

c) Memperhatikan masalah yang ada.

2. Mengenai kekurangan dan tingkat keseriusan. Untuk memperbaiki

masalah tersebut, diperlukan beberapa informasi, antara lain:

a) Mengidentifikasikan masalah

b) Menentukan tingkat keseriusan masalah

3. Mengidentifikasikan hal-hal yang mungkin menjadi penyebab

kekurangan, baik yang berhubungan dengan sistem maupun yang berhubungan dengan pegawai itu sendiri.

4. Mengembangkan rencana tindakan untuk menanggulangi penyebab

kekurangan tersebut.

5. Melakukan rencana tindakan tersebut

6. Melakukan evaluasi apakah masalah tersebut sudah teratasi atau belum 7. Mulai dari awal, apabila perlu.

Sedangkan Bacal yang dikutip Mangkunegara (2006: 23) menyatakan

bahwa ada 24 (duapuluh empat) point dalam peningkatan kinerja sebagai berikut :

1. Membuat pola pikir yang modern

2. Kenali manfaat

3. Kelola kinerja

4. Bekerjalah bersama karyawan

5. Rencana secara tepat dengan sasaran jelas

6. Satukan sasaran karyawan

7. Tentukan insentif kinerja

8. Jadilah orang yang mudah ditemui

9. Berfokuslah pada komunikasi

10.Lakukan tatap muka

11.Hindarkan resiko pemeringkatan

12.Jangan lakukan Penggolongan

13.Persiapkan penilaian

14.Awali tinjauan secara benar 15.kenali sebab

16.Akui keberhasilan

17.Gunakan komunikasi yang kooperatif 18.Berfokuslah pada perilaku dan hasil 19.Perjelas kinerja

20.Perlakuan konflik dengan apik 21.Gunakan disiplin bertahap

22.Kinerja dokumen

23.Kembangkan karyawan

(20)

Dari pendapat di atas, dapat diketahui bahwa dalam peningkatan kinerja

ada langkah-langkah yang harus dilakukan seperti melakukan identifikasi

permasalahan yang dihadapi setiap pustakawan dan mengevaluasi masalah

tersebut.

2.3 Pustakawan

2.3.1 Pengertian Pustakawan

Pustakawan merupakan petugas perpustakaan yang memegang peranan

penting dalam penyelenggaraan perpustakaan dan juga merupakan faktor yang

menentukan berhasil atau tidaknya pelayanan perpustakaan.

Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) dalam kode etik yang dikutip

Hermawan dan Zen (2006: 3) menyatakan bahwa :

Pustakawan adalah seorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan.

Sedangkan menurut Soeatminah (1992: 161) bahwa :

Pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berijazah dibidang ilmu perpustakaan,dokumentasi dan informasi yang diberi tugas secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan perpustakaan dan dokumentasi pada unit-unit perpustakaan.

Berdasarka uraian di atas diketahui bahwa pengertian pustakawan adalah

seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berijazah dibidang ilmu perpustakaan

(21)

2.3.2 Jabatan Fungsional Pustakawan

Profesi pustakawan diakui secara legal oleh Pemerintah Republik

Indonesia sejak diterbitkannya Surat Keputusan Menpan nomor 18 Tahun 1988,

orang-orang yang menyandang kedudukan dan melaksanakan profesi tersebut

dengan berbagai persyaratan sesuai aturan yang ditetapkan, dihargai dengan diberi

angka kredit untuk kenaikan pangkat dan tunjangan jabatan sesuai jenjangnya,

dan sekarang telah mengalami revisi menjadi Surat Keputusan Menpan nomor

132 Tahun 2002: 68 dimana dinyatakan bahwa pustakawan adalah:

Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan. Pekerjaan yang tercakup dalam profesi pustakawan meliputi bidang-bidang, 1). Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka / sumber informasi, 2). Pemasyarakatan Pusdokinfo, 3). Pengembangan profesi. (Aziz, 2006 : 39)

Dalam Surat Keputusan Menpan nomor 132 tahun 2002: 52 tersebut

dinyatakan bahwa jabatan fungsional pustakawan terdiri dari 2 jenis jabatan yaitu

“Pustakawan Tingkat Terampil dan Pustakawan Tingkat Ahli”.

Selanjutnya dalam keputusan MENPAN Nomor: 132 tahun 2002: 14

tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dinyatakan bahwa :

1. Pejabat fungsional Pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil yang

diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi instansi pemerintah atau unit tertentu lainnya.

2. Kepustakawanan adalah ilmu dan profesi di bidang perpustakaan,

dokumentasi dan informasi.

3. Pekerajaan Kepustakawanan adalah kegiatan utama dalam lingkungan

(22)

4. Unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi adalah unit kerja yang memiliki sumber daya manusia, ruangan khusus dan koleksi bahan pustaka sekurang-kurangnya terdiri dari 1.000 judul dari berbagai disiplin ilmu yang sesuai dengan jenis perpustakaan yang bersangkutan dan dikelola menurut sistem tertentu.

5. Pustakawan tingkat terampil adalah Pustakawan yang memiliki dasar

pendidikan untuk pengangkatan pertama kali serendah-rendahnya Diploma II perpustakaan, Dokumentasi dan informasi atau Diploma bidang lain yang disetarakan.

6. Pustakawan Tingkat Ahli adalah Pustakawan yang memiliki dasar

pendidikan untuk pengangkatan pertama kali serendah-rendahnya Sarana Perpustakaan, Dokumentasi dan Informasi atau Sarjana bidang lain yang disetarakan. (Jabatan fungsional pustakawan dan angka kreditnya, 2006 : 3-4).

Dari keputusan MENPAN 132/KEP/M.PAN/12/2002 tersebut dikenal dua

kelompok pustakawan yaitu:

(1) Pustakawan Tingkat Terampil yang terdiri dari 3 (tiga) jenjang jabatan seperti pustakawan pelaksana, pustakawan pelaksana lanjutan, dan pustakawan penyelia; dan

(2) Pustakawan Tingkat Ahli yang terdiri dari 4 (empat) jenjang jabatan seperti pustakawan pertama, pustakawan muda, pustakawan madya, dan pustakawan utama.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa Jabatan Fungsional

Pustakawan terdiri dari Pustakawan tingkat terampil dan Pustakawan tingkat ahli.

Pustakawan, adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana

penyelenggara tugas utama kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan,

dokumentasi dan informasi pada instansi pemerintah. Jabatan Fungsional

Pustakawan adalah jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh seseorang yang

(23)

2.3.3 Jenjang Jabatan dan Pangkat Pustakawan

Jabatan fungsional Pustakawan di Indonesia mulai diterapkan sejak tahun

1988 yaitu dengan terbitnya SK Menpan nomor 18/1988. Penerapan jabatan

fungsional ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan

kesejahteraan pegawai sekaligus untuk menetapkan dan mengukur kompetensi

pegawai perpustakaan melalui sistem penilaian pelaksanaan pekerjaan. Jenjang

jabatan diukur berdasarkan prestasi yang dimilikinya yang dicerminkan dengan

angka kredit kumulatif yang dicapai oleh pegawai yang bersangkutan. Dengan

demikian seseorang yang menduduki jabatan tertentu ia telah memiliki

kompetensi untuk jabatan tersebut.

Dalam Buku Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya (2014 :

4) jabatan fungsional pustakawan didefinisikan secara jelas bahwa jabatan

fungsional pustakawan adalah, “Jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas,

tanggung jawab, wewenang dan hak untuk melaksanakan kegiatan

kepustakawanan”.

Selanjutnya dalam buku tersebut dinyatakan bahwa jabatan fungsional

terdiri dari dua jenis:

(1) Pustakawan Tingkat Terampil yang terdiri dari Pustakawan Pelaksana Pustakawan Pelaksana Lanjutan dan Pustakawan Penyelia.

(2) Pustakawan Tingkat Ahli yang terdiri dari Pustakawan Pertama,

Pustakawan Muda, Pustakawan Madya dan Pustakawan Utama.

Berdasarkan SK Menpan Nomor: 132/KEP/M.PAN/12/2002 Bab IV Pasal

6 tentang jenjang jabatan dan pangkat fungsional pustakawan terdiri dari :

(1) Jenjang Jabatan Pustakawan tingkat terampil dari yang terendah sampai

dengan yang tertinggi, adalah :

a. Pustakawan Pelaksana.

b. Pustakawan Pelaksana Lanjutan.

(24)

(2) Jenjang pangkat Pustakawan sebagaimana dimaksud ayat (1) sesuai jenjang jabatan, adalah :

a. Pustakawan Pelaksana :

1. Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b. 2. Pengatur, golongan ruang II/c.

3. Pengatur Tingkat I, Golongan ruang II/d

b. Pustakawan Pelaksana Lanjutan :

1. Penata Muda, golongan ruang III/a.

2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b. c. Pustakawan Penyelia :

1. Penata, golongan ruang III/c.

2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.

(3) Jenjang jabatan Pustakawan tingkat ahli dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, adalah :

a. Pustakawan Pertama.

b. Pustakawan Muda.

c. Pustakawan Madya.

d. Pustakawan Utama.

(4) Jenjang pangkat Pustakawan sebagaimana dimaksud ayat (3) sesuai jenjang

jabatan, adalah :

a. Pustakawan Pertama :

1. Penata Muda, golongan III/a.

2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b

b. Pustakawan Muda :

1. Penata, golongan III/c.

2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d

c. Pustakawan Madya :

1. Pembina, golongan IV/a.

2. Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b.

3. Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c.

d. Pustakawan Utama :

1. Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d.

2. Pembina Utama, golongan ruang IV/e

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa jabatan fungsional

pustakawan adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung

jawab, wewenang dan hak yang terdiri dari dua jenis, yaitu pustakawan tingkat

terampil dan pustakawan tingkat ahli yang melaksanakan kegiatan

(25)

2.3.4 Pekerjaan atau Tugas pustakawan

Setiap pustakawan mempunyai tugas yang merupakan kewajiban dan

tanggung jawab yang harus dilaksanakan setiap harinya di perpustakaan.

Pustakawan sebagai orang yang ahli dibidang perpustakaan memiliki

beberapa pekerjaan kepustakawanan antara lain meliputi bidang-bidang:

1. Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber

informasi yang meliputi: pengembangan koleksi, pengolahan bahan pustaka, penyimpanan dan pelestarian bahan pustaka dan pelayanan informasi.

2. Pemasyarakatan PUSDOKINFO, antara lain: penyuluhan, publisitas,

pameran

3. Pengembangan profesi antara lain: membuat karya tulis, menyusun

pedoman, menerjemahkan/menyadur buku dan bahan bidang pusdokinfo, memimpin unit pepustakaan, menyusun kumpulan tulisan untuk di publikasikan, dan memberi konsultasi pustakawan yang bersifat konsep. (Aziz. 2006 : 46)

Sedangkan dalam Buku Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan

dan Angka kreditnya (2006 : 4) dinyatakan bahwa :

Pekerjaan Kepustakawanan adalah kegiatan utama dalam lingkungan unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang meliputi kegiatan pengadaan, pengolahan dan pengelolaan bahan pustaka/sumber informasi, pendayagunaan dan pemasyarakatan informasi baik dalam bentuk karya cetak, karya rekam maupun multimedia, serta kegiatan pengkajian atau kegiatan lain untuk pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi, termasuk pengembangan profesi.

Tugas pokok pustakawan harus disesuaikan dengan jabatan fungsional

pustakawan tersebut, antara lain:

1. Tugas pokok Pustakawan Tingkat Terampil meliputi pengorganisasian

dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber informasi, pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi.

2. Tugas pokok Pustakawan Tingkat Ahli meliputi pengorganisasian dan

(26)

Berdasarkan SK Menpan Nomor: 132/KEP/M.PAN/12/2002 Bab V Pasal

7 tentang rincian kegiatan dan unsur yang dinilai dalam pemberian angka kredit

fungsional pustakawan disebutkan bahwa :

(1) Rincian kegiatan Pustakawan tingkat terampil sesuai dengan jenjang jabatan, sebagai berikut :

a. Pustakawan Pelaksana, yaitu :

1. Menghimpun alat seleksi bahan pustaka;

2. Melakukan survei bahan pustaka;

3. Membuat dan menyusun desiderata;

4. Meregistrasi bahan pustaka;

5. Melakukan verifikasi data bibliografi; 6. Melakukan katalogisasi sederhana; 7. Melakukan katalogisasi salinan;

8. Mengalihkan data bibliografi secara manual; 9. Mengalihkan data bibliografi secara elektronis;

10.Membuat kelengkapan bahan pustaka;

11.Mengelola jajaran bahan pustaka;

12.Merawat bahan pustaka dalam rangka pencegahan / preventif; 13.Merawat bahan pustaka dalam rangka penanganan / treatment; 14.Melakukan layanan sirkulasi;

15.Melakukan layanan perpustakaan keliling; 16.Menyediakan bahan pustaka koleksi setempat; 17.Mengumpulkan data untuk statistik;

18.Melakukan publisitas.

b. Pustakawan Pelaksana Lanjutan. yaitu:

1. Mengumpulkan data dalam rangka menyusun rencana operasional

pengembangan koleksi;

2. Mengumpulkan data dalam rangka survei minat pemakai;

3. Mengidentifikasi bahan pustaka dalam rangka penyiangan bahan

pustaka;

4. Mengelola hasil penyiangan;

5. Mengumpulkan data dalam rangka menyusun rencana operasional

pengolahan bahan pustaka; 6. Melakukan klasifikasi sederhana;

7. Mengelola data bibliografi dalam bentuk kartu katalog; 8. Mengelola data bibliografi dalam bentuk basis data;

9. Menyusun daftar tambahan pustaka;

10.Membuat kliping;

11.Mengumpulkan data dalam rangka menyusun rencana operasional

penyimpanan dan pelestarian bahan pustaka;

12.Mengidentifikasi bahan pustaka dalam rangka penyimpanan dan

pelestarian;

(27)

15.Mengumpulkan data dalam rangka menyusun rencana operasional layanan informasi;

16.Melakukan layanan bahan pandang dengar;

17.Menyediakan bahan pustaka melalui silang layan;

18.Melakukan bimbingan membaca;

19.Melakukan cerita pada anak-anak;

20.Mengumpulkan data untuk tinjauan kepustakaan;

21.Mengumpulkan data untuk informasi teknis; 22.Mengolah dan menyusun data statistik;

23.Mengumpulkan data dalam rangka menyusun rencana operasional

penyuluhan;

24.Mengumpulkan data dalam rangka menyusun rencana operasional

publisitas;

25.Menyusun materi publisitas berbentuk berita, sinopsis, brosur dan

leaflet;

26.Menyusun materi publisitas berbentuk poster/gambar peraga;

27.Mengumpulkan data dalam rangka menyusun rencana operasional

pameran;

28.Menyiapkan materi dan penataan pameran;

29.Menjadi pemandu penyelenggaraan pameran.

c. Pustakawan Penyelia, yaitu:

1. Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional

pengembangan koleksi;

2. Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional

pengolahan bahan pustaka;

3. Melakukan katalogisasi yang bersifat kompleks;

4. Membuat anotasi;

5. Menyunting data bibliografi;

6. Menyusun bibliografi, indeks dan sejenisnya;

7. Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional

penyimpanan dan pelestarian bahan pustaka;

8. Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional layanan

informasi;

9. Melakukan layanan rujukan cepat;

10.Melakukan penelusuran literatur untuk bahan bacaan;

11.Melakukan bimbingan pemakai perpustakaan;

12.Membina kelompok pembaca;

13.Menyebarkan informasi terbaru/kilat berbentuk lembar lepas; 14.Menyebarkan informasi terseleksi berbentuk lembar lepas;

15.Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional

penyuluhan;

16.Melaksanakan penyuluhan massal dengan cara menggunakan alat

bantu audio-visual tentang kegunaan dan pemanfaatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi kepada pemakai perpustakaan;

17.Melaksanakan penyuluhan massal tanpa alat bantu tentang kegunaan

(28)

18.Melaksanakan penyuluhan tatap muka dalam kelompok tentang kegunaan dan pemanfaatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi kepada pemakai;

19.Melaksanakan penyuluhan perpustakaan tentang pengembangan

perpustakaan, dokumentasi dan informasi kepada penyelenggara dan pengelola perpustakaan tingkat kelompok;

20.Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional

publisitas;

21.Menyusun materi publisitas berbentuk slide, pandang dengar;

22.Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional pameran;

23.Menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan pameran.

(2) Rincian kegiatan Pustakawan tingkat ahli sesuai dengan jenjang

jabatan sebagai berikut : a. Pustakawan Pertama, yaitu :

1. Mengumpul data dalam rangka menyusun rencana operasional

pengembangan koleksi;

2. Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional

pengembangan koleksi;

3. Mengumpul data dalam rangka survei minat pemakai;

4. Mengidentifikasi bahan pustaka dalam rangka evaluasi dan penyiangan koleksi;

5. Mengumpul data dalam rangka menyusun rencana operasional

pengolahan bahan pustaka;

6. Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional

pengolahan bahan pustaka;

7. Melakukan klasifikasi yang bersifat sederhana;

8. Menentukan kata kunci;

9. Membuat sari karangan indikatif;

10.Menyusun bibliografi, indeks dan sejenisnya;

11.Mengumpul data dalam rangka menyusun rencana operasional

penyimpanan dan pelestarian bahan pustaka;

12.Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional

penyimpanan dan pelestarian bahan pustaka;

13.Mengumpul data dalam rangka menyusun rencana operasional layanan

informasi;

14.Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional layanan

informasi;

15.Melakukan layanan rujukan cepat;

16.Melakukan penelusuran literatur untuk bahan bacaan;

17.Melakukan bimbingan membaca;

18.Melakukan bimbingan pemakai perpustakaan;

19.Menyebarkan informasi terbaru/kjlat berbentuk lembar lepas; 20.Menyebarkan informasi terseleksi berbentuk lembar lepas; 21.Mengumpul data untuk dibuat analisis kepustakaan; 22.Mengumpul data untuk informasi teknis;

(29)

24.Mengumpul data dalam rangka menyusun rencana operasional penyuluhan;

25.Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional

penyuluhan;

26.Menyusun materi penyuluhan tentang kegunaan dan pemanfaatan

perpustakaan, dokumentasi dan informasi;

27.Melakukan penyuluhan massal dengan cara menggunakan alat bantu

audio visual;

28.Melakukan penyuluhan massal tanpa alat bantu;

29.Melakukan penyuluhan tatap muka dalam kelompok;

30.Melakukan penyuluhan tentang pengembangan perpustakaan,

dokumentasi dan informasi kepada penyelenggara dan pengelola perpustakaan tingkat kelompok;

31.Mengumpul data dalam rangka menyusun rencana operasional

publisitas;

32.Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional

publisitas;

33.Menyusun materi publisitas berbentuk cerpen, skenario, artikel; 34.Menyusun materi publisitas berbentuk berita, sinopsis, brosur, leaflet ;

35.Mengumpulkan data dalam rangka menyusun rencana operasional

pameran;

36.Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional pameran;

37.Menjadi pemandu dalam penyelenggaraan pameran;

38.Mengumpul data dalam rangka menyusun rencana operasional

pengkajian;

39.Mengumpul data untuk pengkajian yang bersifat sederhana;

40.Mengumpul data hasil penelitian dalam rangka menyusun rencana

operasional pengembangan perpustakaan; 41.Membuat prototip/model.

b. Pustakawan Muda, yaitu:

1. Menganalisis dan menyusun rencana operasional pengembangan

koleksi;

2. Membuat instrumen dalam rangka survei minat pemakai;

3. Mengolah dan menganalisis data dalam rangka survei minat pemakai;

4. Menyeleksi bahan pustaka;

5. Menetapkan hasil evaluasi dan penyiangan koleksi;

6. Menganalisis dan menyusun rencana operasional pengolahan bahan

pustaka;

7. Menentukan tajuk subyek;

8. Melakukan klasifikasi yang bersifat kompleks; 9. Membuat sari karangan informatif;

10.Menyunting data bibliografi;

11.Menganalisis dan menyusun rencana operasional penyimpanan dan

pelestarian bahan pustaka;

12.Menganalisis dan menyusun rencana operasional layanan informasi;

13.Melakukan bimbingan pemakai sumber rujukan;

(30)

15.Membina kelompok pembaca;

16.Menyebarkan informasi terbaru/kilat berbentuk paket informasi; 17.Menyebarkan informasi terseleksi berbentuk paket informasi; 18.Membuat resensi/tinjauan buku;

19.Menyusun/menganalisis informasi teknis;

20.Menganalisis dan menyusun rencana operasional penyuluhan; 21.Melakukan identifikasi potensi wilayah dalam rangka penyuluhan; 22.Mengolah hasil identifikasi potensi wilayah dalam rangka penyuluhan;

23.Menyusun materi penyuluhan tentang pengembangan perpustakaan,

dokumentasi dan informasi;

24.Melakukan penyuluhan masal tentang kegunaan dan

25.pemanfaatan perpustakaan, dokumentasi dan

26.informasi kepada pemakai dengan cara memberikan

27.penjelasan melalui TV dan radio;

28.Melakukan penyuluhan tentang pengembangan perpustakaan,

dokumentasi dan informasi kepada penyelenggara dan pengelola tingkat Kabupaten;

29.Melakukan evaluasi paska penyuluhan tentang kegunaan dan

pemanfaatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi tingkat Kabupaten;

30.Melakukan evaluasi paska penyuluhan tentang pengembangan

perpustakaan, dokumentasi dan informasi tingkat Kabupaten; 31.Menganalisis dan menyusun rencana operasional publisitas; 32.Menyusun materi publisitas berbentuk slide, pandang dengar; 33.Melakukan evaluasi paska publisitas;

34.Menganalisis dan menyusun rencana operasional pameran;

35.Membuat rancangan desain pameran;

36.Menjadi penanggung jawab penyelenggaraan pameran;

37.Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional

pengkajian;

38.Menyusun instrumen dalam rangka pengkajian yang bersifat

sederhana;

39.Mengolah data dalam rangka pengkajian yang bersifat sederhana; 40.Menganalisis dan merumuskan hasil kajian yang bersifat sederhana; 41.Mengumpul data dalam rangka pengkajian yang bersifat kompleks; 42.Mengolah data dalam rangka pengkajian yang bersifat kompleks;

43.Mengolah data dalam rangka menyusun rencana operasional

pengembangan perpustakaan; 44.Melakukan uji coba prototip/model.

c. Pustakawan Madya, yaitu:

1. Menyusun tinjauan kepustakaan (review);

2. Menjadi penanggung jawab/editor dalam pemberian informasi teknis;

Menyusun program intervensi pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi;

3. Melakukan penyuluhan tentang pengembangan perpustakaan,

(31)

4. Melakukan evaluasi paska penyuluhan tentang kegunaan dan pemanfaatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi tingkat Propinsi;

5. Melakukan evaluasi paska penyuluhan tentang pengembangan

perpustakaan, dokumentasi dan informasi tingkat Propinsi;

6. Melakukan evaluasi paska pameran;

7. Menganalisis dan menyusun rencana operasional dalam rangka

pelaksanaan pengkajian;

8. Mengevaluasi dan menyempurnakan hasil kajian yang bersifat

sederhana;

9. Menyusun instrumen dalam rangka pengkajian yang bersifat

kompleks;

10.Menganalisis dan merumuskan hasil kajian yang bersifat kompleks;

11.Menganalisis dan menyusun rencana operasional pengembangan

perpustakaan;

12.Menyusun desain prototip/model;

13.Mengevaluasi dan menyempurnakan prototip/model;

14.Membuat analisis/kritik karya kepustakawanan;

d. Pustakawan Utama, yaitu:

1. Menjadi penanggung jawab dalam pembuatan tinjauan kepustakaan

(review);

2. Melakukan penyuluhan tentang pengembangan perpustakaan,

dokumentasi dan informasi kepada penyelenggara dan pengelola perpustakaan tingkat Nasional;

3. Melakukan evaluasi paska penyuluhan tentang kegunaan dan

pemanfaatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi tingkat. Nasional;

4. Melakukan evaluasi paska penyuluhan tentang pengembangan

perpustakaan, dokumentasi dan informasi tingkat Nasional;

5. Mengevaluasi dan menyempurnakan hasil kajian yang bersifat

kompleks;

6. Menyempurnakan karya dalam rangka membuat analisis/kritik

terhadap kepustakawanan;

7. Menelaah pengembangan di bidang perpustakaan,

8. dokumentasi dan informasi;

Pada uraian di atas jelas dinyatakan bahwa tugas pokok pustakawan

(32)

2.3.5 Kompetensi Pustakawan

Dalam menghadapi era globalisasi pustakawan harus memiliki kompetensi

dalam menjalankan profesinya secara prefesional dengan kata lain seorang

pustakawan harus memiliki kemampuan, pengetahuan dan keterampilan, sikap,

nilai, perilaku serta karakteristik pustakawan untuk melaksanakan pekerjaannya

dalam memberikan layanan pengguna. Dengan adanya kompetensi yang dimiliki

pustakawan akan menjamin terwujudnya layanan yang bermutu.

Menurut Dewiyana (2006: 22) “ Kompetensi adalah pengetahuan,

keterampilan, atau karakteristik yang berhubungan dengan tingkat kinerja suatu

pekerjaan seperti pemecahan masalah, pemikiran analitik atau kepemimpinan”.

Sedangkan Utomo yang dikutip Hermawan dan Zen (2006: 174)

menyatakan bahwa “Kompetensi adalah kemampuan, pengetahuan dan

keterampilan, sikap, nilai, prilaku, dan karakteristik seseorang yang diperlukan

untuk melaksanakan pekerjaan tertentu dengan tingkat kesuksesan secara

optimal”.

Berdasarkan hasil diskusi Komisi II DPR RI yang diselengarakan oleh

perpustakaan Nasional RI dalam Hermawan dan Zen (2006: 174) menjelaskan

bahwa “Kompetensi secara umum adalah kemampuan, pengetahuan, dan

keterampilan, sikap, nilai prilaku, serta karakteristik pustakawan, yang diperlukan

untuk melaksanakan pekerjaan secara optimal”.

Kompetensi pustakawan dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme

sebagai penyedia informasi sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan pengguna jasa

(33)

yang perlu diperhatikan. Menurut Hermawan dan Zen (2006: 176), komponen

yang harus di perhatikan dalam peningkatan kompetensi pustakawan yaitu :

1. Penguasaan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan, serta

integritas pustakawan;

2. Kewenangan dan tanggung jawab yang diberikan pustakawan;

3. Kesesuaian dan persyaratan penempatan kerja pustakawan;

4. Pengakuan dan jaminan formal pustakawan kepada masyarakat;

5. Standart kinerja (kualitas dan kuantitas) yang harus dicapai

pustakawan;

6. Sarana dan prasarana untuk peningkatan yang harus dicapai seorang

pustakawan (pendidikan formal dan non formal); 7. Perangkat organisasi kompetensi pustakawan.

Dari uraian di atas dapat diketahui kompetensi pustakawan adalah

pengetahuan, kemampuan serta karakteristik yang berhubungan dengan kinerja

dalam melaksanakan pekerjaan yang ada di perpustakaan. Dengan adanya

komponen-komponen tersebut diharapkan pustakawan mampu meningkatakan

kinerja dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas sebagai seorang

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang mengkaji prevalensi parasit malaria burung pada Bondol Jawa ( Lonchura leucogastroides ) akan menambah informasi tentang penyebaran penyakit malaria burung pada

Informan yang telah diambil dalam penelitian ini sebanyak 15 orang dan data penelitian ini deproleh melalui observasi (pengamatan), interview (wawancara) dan dianalisis secara

Bagi membuktikan kaedah perakaunan zakat padi di Perlis, Pulau Pinang, Sabah dan Sarawak mementingkan aspek kesejahteraan sosial para petani, kekayaan seseorang petani itu tidak

Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk merancang bangun sistem informasi e- learning yang berfokus pada kegiatan belajar mengajar sehingga dapat mempermudah

Hasil ini menunjukan bahwa persepsi keadilan distribusi yang dirasakan oleh karyawan, superviser dan manajer dalam penyusunan dan pelaksanaan anggaran di industri

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dampak Program Kampung Bersih di Kabupaten Tulungagung (Studi pada RW 03 Dusun Ngreco Desa Sobontoro Kecamatan

Melalui penerapan teknologi tersebut di atas Kabupaten Ogan Komering Ilir berpotensi sebagai kontributor dalam Program Ketahan Pangan Nasional dengan memanfaatkan

Tata cara penyelengaraan tera, tera ulang dan kalibrasi atas alat UTTP dan pengujian BDKT sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 dan Pasal 3 Peraturan Daerah ini ditetapkan