• Tidak ada hasil yang ditemukan

IbPE PADA INDUSTRI TENUN TROSO, KABUPATEN JEPARA, JAWA TENGAH Muhammad Asrori

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IbPE PADA INDUSTRI TENUN TROSO, KABUPATEN JEPARA, JAWA TENGAH Muhammad Asrori"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

IbPE PADA INDUSTRI TENUN TROSO, KABUPATEN JEPARA, JAWA TENGAH

Muhammad Asrori1)

, Zaenal Abidin 2), Noor Suroija3)

1

Akuntansi, Politeknik Negeri Semarang, Jl Prof Sudarto SH , Semarang, 6199/SMG 2

Teknik Mesin, Politeknik Negeri Semarang, Jl Prof Sudarto SH , Semarang, 6199/SMG

3

Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Semarang, Jl Prof Sudarto SH , Semarang, 6199/SMG

E-mail : asrori007@yahoo.com

Abstract

Raise of products made by from another country, in an age of globalization when it made products an artificial product in land shall face the huge challenges, especially the product of industrial small..In the proposal was taken the title ibpe on industrial woven troso, kabupaten jepara, central java. Problems smes partner is: a). Aspects human resources: limited skills weaving , skills will increase as time passes, there has been no special training b). Aspects production: limited provision of raw materials, still limited the creation of design, the limited instrument to weave all manual), not of concern handling waste production. C). Aspects marketing: promotion is not yet optimal (including product displays did not yet have organized ) and coverage of marketing is still limited (limited java) range to inter-island or to warmly the country still not optimal and still use a party to 3. D). Aspects administration financial management / accounting, taxation, eksport import, law business, hki: the lack of understanding and the application of management good financial, including budget problems, taxation, banking. The lack of understanding the process business licensing and patent. The solution offered to smes according priority partner is: a). Aspects of human resources: with assistance or training weaver a junior power by the energy of the weavers senior b). The aspect of the production of: adding the procurement / the building / otomasisasi the application of the technology right to, c) . The aspect of marketing: promotional activities with the arrangement showrooms a and n association, ecomerce and follow exhibition d). The aspect of the administration of financial management and accounting, taxation, eksport import business law, hki: with assistance or training governance the administration of finance and accounting, taxation, eksport import , business law and hki. A method of which are applied in the program: a) .Training, b) assistance, c). Engineering / making / instrument design, d). Monitoring and feeds back. Planned activity in the year 1 is: a). The addition of / procurement / the building / the application of / otomasisasi the technology right to (a machine an oven thread, computer), b). Training / assistance management human resources, marketing, accounting, tax, financial / credits, c). Follow exhibition local, regional.Outer produced the year 1 is: a). Increase in quantity and quality products through assistance and repair processes production with application of technology appropriate (i) b ) of governance good management through training financial management / accounting / taxation, manejemen marketing. C) the market by promotion and arrangement show room, follow exhibition of the local, regional). D). An increase in market share as many as a minimum of 10 % than ever e). Scientific article, in the journal of scientific ( the outer covering of year to ii and iii are presented in the contents of proposals )

(2)

Abstrak

Membanjirnya produk-produk buatan dari negara lain, dalam era globalisasi saat ini menjadikan produk produk buatan dalam negeri harus menghadapi tantangan besar, terutama produk industri kecil Dalam program ini diambil judul IbPE pada industri tenun troso, kabupaten jepara, Jawa Tengah. Permasalahan UKM mitra adalah : a). Aspek sumber daya manusia : keterbatasan ketrampilan menenun, ketrampilan akan meningkat dengan berjalannya waktu , belum ada pelatihan khusus b). Aspek produksi : terbatasnya penyediaan bahan baku, masih terbatasnya penciptaan desain, terbatasnya alat untuk menenun (semua manual), belum seriusnya penanganan limbah produksi. c). Aspek pemasaran : promosi masih belum optimal (termasuk display produk yang masih kurang tertata) dan jangkauan pemasaran masih terbatas (terbatas pulau jawa) jangkauan ke antar pulau atau ke manca negara masih belum optimal dan masih menggunakan pihak ke 3. d). Aspek administrasi manajemen keuangan/akuntansi, perpajakan, eksport import, hukum usaha, HKI : Masih minimnya pemahaman dan penerapan penataan manajemen keuangan yang baik, termasuk masalah anggaran, perpajakan, perbankan. masih minimnya pemahaman proses perijinan usaha dan patent. Solusi yang ditawarkan untuk UKM mitra sesuai prioritas adalah : a). aspek sumber daya manusia : melakukan pendampingan/pelatihan tenaga penenun yunior oleh tenaga penenun senior b). aspek produksi : melakukan Penambahan/ pengadaan/ pembuatan/ penerapan/ otomasisasi alat teknologi tepat guna, c). Aspek pemasaran : melakukan promosi dengan penataan showroom a/n asosiasi, ecomerce dan mengikuti pameran d). Aspek administrasi manajemen keuangan/akuntansi, perpajakan, eksport import hukum usaha, HKI : melakukan pendampingan/pelatihan tata kelola administrasi keuangan/akuntansi, perpajakan, eksport import, hukum usaha dan HKI. Metode yang diterapkan dalam program ini : a). Pelatihan, b) Pendampingan , c). Rekayasa /pembuatan alat/ desain, d). Monitoring dan feed back. Kegiatan yang direncanakan pada tahun 1 adalah : a). Penambahan/ pengadaan/ pembuatan/ penerapan/ otomasisasi alat teknologi tepat guna (mesin oven benang, , computer), b). Pelatihan /pendampingan manajemen sumberdaya manusia , pemasaran, akuntansi, pajak, keuangan/ kredit , c). Mengikuti pameran lokal, regional. Luaran yang dihasilkan tahun 1 adalah : a). Peningkatan kuantitas dan kualitas produk melalui pendampingan dan perbaikan proses produksi dengan penerapan teknologi tepat (I) b)Terlaksananya tata kelola manajemen yang baik melalui pelatihan manajemen keuangan/ akuntansi/ perpajakan, manejemen pemasaran. c) Melakukan perluasan pasar melalui promosi dan penataan show room, mengikuti pameran (lokal, regional). d). Peningkatan pangsa pasar sebanyak minimal 10 % dibanding sebelumnya e). Artikel ilmiah, di jurnal ilmiah (luaran tahun ke II dan III tersaji dalam isi proposal)

Kata kunci : Tenun troso, teknologi tepat, tata kelola

PENDAHULUAN

(3)

Tenun ikat ini dimiliki warga desa troso sejak tahun 1935 yang bermula dari tenun Gendong warisan turun-temurun,tahun 1943 mulai berkembang tenun pancal dan kemudian tahun 1946 beralih lagi menjadi alat tenun bukan mesin (ATBM),keterampilan ini juga terus berkembang seiring berjalalannya waktu atau zaman,dan produk yang di hasilkan juga semakin bagus. Keunggulan dari kreasi tenun tenun troso ini adalah memiliki motif yang bagus, cocok dipakai untuk semua kalangan, tahan lama, asli buatan alat tenun. Mengutip hasil penelitian dari eva yulia purwanti (2011), bahwa Karakteristik dan permasalahan industri tenun ikat Troso dapat dilihat dari berbagai aspek , antara lain aspek pemasaran, permodalan, promosi dan sumber daya manusia dan aspek produksi adalah sbb :

Dari penelitian yang dilakukan oleh Endah Utami dan Ali Imron (2012), yang mengambil objek salah satu UKM industri tenun, menyebutkan bahwa kelemahan dan ancaman yang dihadapi oleh UKM adalah kesulitan dalam permodalan, promosi yang terbatas , system administrasi yang belum tertata dan masih manual, belum mempunyai distribusi yang baik, belum mempunyai system penjualan online, persaingan yang ketat antar pengrajin, munculnya sentra sentra tenun ikat didaerah lain.

Dari hasil penelitian eva yulia purwanti (2011), dan endah utami dan Ali Imron (2012) tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa masih banyak permasalahan yang masih menjadi kendala bagi UKM industri tenun troso ditinjau dari aspek pemasaran, a s p e k permodalan, aspek promosi , aspek sumber daya manusia, aspek produksi, aspek tata kelola manajemen administrasi. Melalui program pengabdian masyarakat Ipteks bagi produk eksport (IbPE) diharapkan bisa membantu mengatasi permasalahan tersebut.

Gambaran umum Kluster yang tergabung dalam ASTTIKA UKM Tenun Troso Klaster Troso merupakan salah satu klaster unggulan di Jawa Tengah namun pada perkembangannya klaster ini stagnan dan klaster seakan tidak berfungsi. Hasil temuan lapang menunjukan Linkage yang dibangun industri di klaster Troso masih relatif lemah, karena keterbatasan pelaku usaha terutama pengrajin kecil sub contract dalam membangun jejaring pemasaran dan masih tergantung pada pengrajin besar, kelemahan ini sangat dipengaruhi oleh keterbatasan social capital yang dimiliki industri kecil, harga produk sangat fluktuatif karena tidak ada standar jaminan mutu, keterkaitan horizontal maupun vertikal yang baik akan melindungi pelaku usaha dari ketidakpastian pasar. (Evi Yulia Purwanti , 2011)

(4)

Aspek produksi.

Jenis produk

Produk yang dihasilkan dibagi menjadi 2 jenis yaitu : kain tenun polos dan tenun lurik dengan berbagai desain/motif baik kreasi dari pengusaha tenun maupun desain/motif dari pemesan. Jumlah desain/ motif yang diciptakan masih terbatas . Desain motif terkadang menunggu desain/ motif dari pemesan. Untuk kepentingan pameran dan peragaan di show room perlu diciptakan inovasi motif/ desain baru yang dapat menarik minat konsumen.

Proses pembuatan tenun troso

Tabel 1 : Proses pembuatan tenun troso.

Tahapan Aktivitas Pokok

1 Pengetengan

Tahap ini adalah tahap awal dalam proses produksi kain tenun Troso Jepara, pada tahap ini dilakukan pengeraian benang dari kelos-kelos aslinya. Pekerjaan ini disebut ngeteng

2 Pembuatan Pola

Setelah proses pengetengan, benang yang masih dalam bentuk gulungan diurai dalam bingkai kayu (plankan). Plankan tersebut di beri gambar sesuai dengan motif yang diinginkan.

3 Pengikatan benang

Pada tahap ini, pengrajin biasanya mengikatnya dengan menggunakan tali rafia.

4 Pencelupan Warna (nyelup)

Setelah benang diikat, tahap selanjutnya adalah tahap pencelupan warna pada benang katun.

5 Penjemuran

Setelah benang diwarnai kemudian dilakukan tahap penjemuran di bawah sinar matahari

6 Mbatil

Mbatil adalah tahap membuka atau melepas ikatan pada benang setelah benang dijemur dan dikeringkan

7 Malet

Malet adalah tahap kegiatan menggulung kembali benang-benang sehabis diwarna, dijemur, dan di batil dalam kletek yang akan disekir.

8 Nyekir

Nyekir adalah proses yang sama seperti menyiapkan pola yang akan ditenun nantinya.

9 Menenun

Menenun adalah kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan kegiatan lanjutan dari tahap kegiatan sebelumnya, tahap ini merupakan tahap terakhir dari keseluruhan tahapan yang begitu panjang. Menenun prinsipnya menyatukan benang yang membujur disebut lungsi, dengan benang yang melintang yang disebut pakan.

(5)

Dari proses tersebut tampak bahwa pembuatan tenun memerlukan proses yang cukup panjang. Setiap tahapan proses memerlukan waktu tertentu. Khusus untuk pengeringan benang memerlukan waktu yang cukup lama , apalagi bila cuaca mendung , maka harus menunggu benang tersebut kering sebelum proses berikutnya dilaksanakan. Saat ini tahapan proses pengeringan benang tersebut masih menggunakan cara manual.

Bahan bahan dan peralatan yang dibutuhkan

Bahan baku yang dibutuhkan dibeli dari Surabaya, kudus, dan tengkulak dari torso oleh masing masing UKM. Kluster/ asosiasi belum bisa memfasilitasi pembelian bahan baku kepada para anggotanya. Peralatan u t a m a yang digunakan dalam proses produksi masih bersifat tradisional (Alat Tenun Bukan Mesin/ATBM). Bila ada pemesanan yang besar dan diberi batas waktu yang cukup pendek , maka akan menyulitkan pengusaha untuk memenuhi target waktu dari pemesan. Belum ada upaya otomasisasi peralatan pendukung untuk mempercepat/ meringankan proses dengan tetap masih menjaga ke khasan produk tenun yakni dengan ATBM

Limbah produksi dari hasil proses produksi dibuang langsung disekitar lokasi usaha. Walaupun limbah cairnya debit per harinya tidak terlalu banyak untuk ukuran industry kecil, namun dalam jangka panjang akan sangat menganggu lingkungan, khususnya bila terjadi musim hujan.

Aspek Manajemen (Sumber Daya Manusia, Keuangan/Akuntansi, Perpajakan, HKI),

Sumber daya manusia

Komposisi sumber daya manusia (pekerja) yang ada saat ini jumlah tenaga kerja di kluster ASTTIKA ini berkisar 287 orang. Dari jumlah tenaga kerja tersebut , komposisi jumlah tenaga kerja wanita dan pria berbanding 70% : 30%, sedangkan usia tenaga kerja berusia antara usia 17 -45 tahun. Pendidikan mereka paling tinggi rata rata lulusan SLTA. Kecepatan, ketrampilan dan kerapihan seorang tenaga kerja untuk membuat selembar kain tenun akan terasah seiring berjalannya waktu. Ketrampilan tenaga kerja tidak mempunyai keterkaitan langsung dengan tingkat pendidikan formal.

Keuangan/akuntansi, perpajakan

(6)

menenuhi berbagai syarat yang dibutuhkan untuk mendapatkan bantuan modal dari lembaga keuangan yang dimaksud.

Hukum usaha, Patent dan HKI

Saat ini dari produk tenun troso sudah sekitar 30 motif tenun yang diciptakan oleh pengrajin maupun motif pesanan. Dari motif yang ada belum ada yang dipatentkan. Proses patent belum mereka pahami dan para pengusaha menganggap bahwa proses patent memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit.Mereka belum memahami aspek hukum usaha, paten dan HKI

Aspek Pemasaran.

Pemasaran tenun troso meliputi pasar domestik dan pasar eksport. Pemasaran untuk pasar domestik mempunyai porsi yang lebih besar dibanding pasar eksport. Pasar konsumen domestik menempati porsi lebih kurang 90 % sedangkan sisanya 10 % adalah untuk pangsa konsumen eksport.

Pemasaran tenun troso di luar negeri antara lain ke Australia, Jepang, Singapura, Korea, Swiss, Perancis, dll. Kegiatan eksport masih dilakukan oleh pihak ketiga. Untuk pasar domestic pemasaran tenun ikat Troso hampir melingkupi semua kota-kota besar di nusantara, seperti Bali, NTT, NTB, NAD, Papua, Sulawesi Utara dll termasuk tentu saja kota-kota di Pulau Jawa sendiri, diantaranya, Yogyakarta, Jakarta, Surabaya, Cirebon, Kudus dll

Upaya pengusaha dalam mendorong penjualan dilakukan melalui mengikuti pameran, menyediakan show room untuk kluster ASTTIKA dalam rangka untuk menjaring langsung konsumen akhir, yakni pendatang, wisatawan atau pembeli lokal. Penyediaan showroom untuk masing masing pengusaha kecil seperti mereka masih dirasakan belum mampu. Penyediaan katalog produk sampai saat ini belum semua pengusaha mempunyai. Belum semua pengusaha mempunyai system penjualan online,

Profil Mitra dan kondisi existing mitraUKM:

UKM yang akan bermitra dalam program IbPE dipilih dari 3 anggota kluster/ asosiasi dari 19 anggota asosiasi.

Tabel 2 : Profil dan kondisi existing mitraUKM Spesifikasi dan

kondisi existing mitra

Nama UKM

Alam sejati De Onx Shima

Nama pemilik Muhlisin Ihrom Faiz Amin Fahrudin Pengalaman

usaha

9 tahun 7 tahun 3 tahun

Bahan Baku (Suplai, Mutu, Alternatif sumber)

Suply bahan baku diusahakan sendiri oleh UKM berasal dari surabaya, Kudus dan tengkulak dari troso , Jepara. Mutu bahan standart, alternative sumber lain belum ada

Suply bahan baku diusahakan sendiri oleh UKM berasal dari surabaya, Kudus dan tengkulak dari troso , Jepara. Mutu bahan standart, alternative sumber lain belum ada

(7)

alternatif alternatif alternatif

Peralatan yang digunakan (lihat tabel 5). Jumlah peralatan utama yang dimiliki saat ini ATBM (8 buah), dengan kapasitas produksi per bulan sekitar 500 potong. Dengan proses (lihat tebel 3). Nilai investasi lebih

kurang Rp

450.000.000,-

Peralatan yang digunakan (lihat tabel 5) Jumlah peralatan utama yang dimiliki saat ini ATBM (6 buah), dengan kapasitas produksi per bulan sekitar 400 potong. Dengan proses (lihat tebel 3).Nilai

investasi lebih kurang Rp 300.000.000,-

Peralatan yang digunakan (lihat tabel 5) Jumlah peralatan utama yang dimiliki saat ini ATBM (4 buah), dengan kapasitas produksi per bulan sekitar 250 potong . Dengan proses (lihat tebel 3).Nilai masih belum tertata. Pewarnaan

menggunakan bahan kimia dan alam. Penanganan limbah poduksi belum tertata baik (belum ada komplain dari lingkungan). Mutu produk tenun akan tergantung dari bahan dan proses yang dilakukan. Selama tidak ada komplain dari konsumen jaminan mutu sudah dianggap terpenuhi.

Layout produksi masih belum tertata. Pewarnaan

menggunakan bahan kimia dan alam. Penanganan limbah poduksi belum tertata baik (belum ada komplain dari lingkungan). Mutu produk tenun akan tergantung dari bahan dan proses yang dilakukan. Selama tidak ada komplain dari konsumen jaminan mutu sudah dianggap terpenuhi.

Layout produksi masih belum tertata. Pewarnaan

menggunakan bahan kimia dan alam. Penanganan limbah poduksi belum tertata baik (belum ada komplain dari lingkungan). Mutu produk tenun akan tergantung dari bahan dan proses yang dilakukan. Selama tidak ada komplain dari konsumen jaminan mutu sudah dianggap terpenuhi.

Produk (Jenis, Jumlah, Spesifikasi)

Jenis produk yang dihasilkan berupa kain tenun dg berbagai motif dan bentuk , dg jumlah produksi berkisar 500 potong /bulan dengan berbagai macam spesifikasi serta desain/motif yang masih terbatas

Jenis produk yang dihasilkan berupa kain tenun dg berbagai motif dan bentuk dg jumlah produksi berkisar 400 potong / bulan dengan berbagai macam spesifikasi serta desain/motif yang masih terbatas

(8)

Accounting-n dilakukaAccounting-n secara sederhana,

manajemen keluarga, HKI tidak menjadi focus perhatian terkait dengan desain yang diciptakan. n dilakukan secara sederhana,

manajemen keluarga, HKI tidak menjadi focus perhatian terkait dengan desain yang diciptakan. n dilakukan secara sederhana,

manajemen keluarga, HKI tidak menjadi focus perhatian terkait dengan desain yang diciptakan. dan luar negeri. Teknik pemasaran masih sederhana. Penjualan keluar negeri dilakukan oleh pihak ketiga. Harga jual

tergantung dari bahan, motif dan warna.

Pasarnya meliputi konsumen domestic dan lua negeri. Teknik pemasaran masih sederhana. Penjualan keluar negeri dilakukan oleh pihak ketiga. Harga jual

tergantung dari bahan, motif dan warna.

Pasarnya meliputi konsumen domestic dan luar negeri. Teknik pemasaran masih sederhana. Penjualan keluar negeri dilakukan oleh pihak ketiga. Harga jual

tergantung dari bahan, motif dan warna. dengan jumlah dan komposisi : 40 TK (70% wanita). Training belum pernah ada .

Kualifikasi SDM dengan jumlah dan komposisi : 35 TK (70% wanita). Training belum pernah ada.

Kualifikasi SDM dengan jumlah dan komposisi : 10 TK Akses ke Jalan raya, Listrik, Telekomunikasi )

Ruang administrasi belum ada tempat khusus, ruang produksi/

penyimpanan belum tertata baik karena masih menyatu dengan aktivitas rumah tangga. Belum ada show room UKM

(showroom bersama asosiasi) dengan layout yang belum tertata. Akses jalan raya relative mudah (jalan kampung).

Ruang administrasi belum ada tempat khusus, ruang produksi/

penyimpanan belum tertata baik karena masih menyatu dengan aktivitas rumah tangga. Belum ada show room UKM

(showroom bersama asosiasi) dengan lay out yang belum tertata. Akses jalan raya relative mudah (jalan kampung) .

Ruang administrasi belum ada tempat khusus, ruang produksi/

penyimpanan belum tertata baik karena masih menyatu dengan aktivitas rumah tangga. Belum ada show room UKM

(9)

Listrik dan sarana tekomunikasi tersedia dan mudah.

Listrik dan sarana tekomunikasi tersedia dan mudah

Listrik dan sarana tekomunikasi tersedia dan mudah Finansial

(Modal, Cash-flow, IRR)

Pemodalan sekitar 90% adalah modal sendiri dan sisanya 10 % dari pinjaman bank/koperasi, Cash flow cukup lancar, tidak terlalu mempengaruhi aktivitas. Penyusunan anggaran masih lemah, demikian pula pemahaman masalah perpajakan dan perbankan.

Pemodalan sekitar 95% adalah modal sendiri dan sisanya 5% dari pinjaman bank/ koperasi , Cash flow cukup lancar, tidak terlalu mempengaruhi aktivitas. Penyusunan anggaran masih lemah, demikian pula pemahaman masalah perpajakan dan perbankan. .

Pemodalan sekitar 100% adalah modal sendiri, Cash flow cukup lancar, tidak terlalu

mempengaruhi aktivitas. Penyusunan anggaran masih lemah, demikian pula pemahaman masalah perpajakan dan perbankan.

Catatan : Kondisi existing masing masing UKM.

Pola hubungan kerja antar kelompok UKM yang akan bermitra adalah merupakan anggota kluster / Asosiasi ASTTIKA dengan lokasi RT dan RW yang berbeda dan UKM yang dipilih dipandang dapat mewakili anggota kluster dan dipandang dapat sebagai motivator bagi anggota kelompok kluster yang lain.

Skim permasalahan UKM Mitra :

Dari kondisi existing UKM mitra dapat kita ketahui permasalahan di UKM Mitra sbb

Tabel 3 . Permasalahan UKM Mitra (rangkuman)

Bidang /aspek Permasalahan

Aspek sumber daya manusia

Terbatasnya SDM (baik kuantitas/ kualitas) ketrampilan menenun. keterbatasan ketrampilan menenun (khusus bagi pemula), belum ada pelatihan khusus

Aspek produksi Terbatasnya penyediaan bahan baku, masih terbatasnya penciptaan desain, terbatasnya alat untuk menenun (semua manual). Belum ada upaya otomatisasi. Belum seriusnya penanganan limbah produksi.

Aspek pemasaran Promosi masih belum optimal (termasuk display produk, showroom belum tertata – showroom ada di asosiasi ASTTIKA) dan jangkauan pemasaran masih terbatas (terbatas pulau jawa) jangkauan ke antar pulau atau ke manca negara masih belum optimal dan masih menggunakan pihak ke 3.

Aspek administrasi manajemen

keuangan/akuntansi, perpajakan, eksport

(10)

Permasalahan prioritas yang ditangani.

Tabel 4 : Permasalahan dan Solusi yang ditawarkan tahun 1

Permasalahan Solusi Tahun 1 Keterangan

(UKM)

Aspek SDM : Terbatasnya SDM (baik kuantitas/ kualitas)

ketrampilan menenun. keterbatasan ketrampilan menenun, belum ada pelatihan khusus

Melakukan

pendampingan/pelatihan tenaga penenun yunior oleh tenaga penenun senior

1.2.3

Aspek Produksi : Terbatasnya penyediaan bahan baku, masih terbatasnya penciptaan desain, terbatasnya alat untuk menenun (semua manual). Belum ada upaya otomatisasi. Belum seriusnya penanganan limbah produksi.

Melakukan Penambahan/ pengadaan/ pembuatan/ penerapan/ otomasisasi alat teknologi tepat guna.

a). Mesin oven benang , b) Komputer – (untuk persiapan tata kelola manajemen dan penerapan soft ware)

1.2.3

Aspek pemasaran : Promosi masih belum optimal (termasuk display produk, showroom belum tertata) dan jangkauan pemasaran masih terbatas (terbatas pulau jawa) jangkauan ke antar pulau atau ke manca negara masih belum optimal dan masih menggunakan pihak ke 3.

a). Pelatihan tata kelola manajemen pemasaran

b).Pembuatan layout show room c). Mengikuti Pameran

1.2.3

Aspek administrasi manajemen keuangan/akuntansi, perpajakan, eksport import : Masih minimnya pemahaman dan penerapan

penataan manajemen keuangan yang baik, termasuk masalah anggaran, perpajakan, perbankan. masih minimnya pemahaman proses perijinan usaha dan patent

a).Pelatihan pembuatan proposal pengajuan kredit ke bank

b).Pelatihan tata kelola

manajemen keuangan , akuntansi dan pajak

1.2.3

METODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan yang dilaksanakan adalah dengan cara : 1. Pendampingan / pelatihan :

Metode ini dilakukan dalam rangka untuk tercapainya tujuan pemahaman terhadap suatu materi sesuai permasalahan di UKM. Metode ini dilaksanakan dengan tahapan sesuai dengan output dan out come yang akan dicapai. Catatan : Untuk pelatihan/ pendampingan diupayakan akan melibatkan seluruh anggota kluster/ asosiasi ASTTIKA demi kemanfaatan yang lebih luas.

(11)

2. Rancang bangun/ Rekayasa

Untuk tahun pertama rancang bangun yang dilaksnakan adalah membuat mesin oven pengering benang. Mesin ini dibuat dalam rangka untuk mempercepat proses produksi apabila cuaca mendung terjadi dan mengantisipasi pemesanan tenun yang mendadak dan dalam jumlah besar yang tidk mungkin hanya mengandalkan pengeringan melalui sinar matahari. Struktur bahan secara umum dapat didasarkan pada kadar air yang biasanya ditunjukkan dalam persentase kadar air basis basah atau basis kering. Perhitungan dalam penentuan kadar air adalah sebagai berikut :

Mdb = Berat sampel sebelum dikeringkan dikurangi berat sampel setelah dikeringkan dibagi berat sampel setelah dikeringkan.

Metode penentuan kadar air dapat dilakukan dengan dua cara yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung menerapkan metode oven dan metode destilasi. Pada metode oven, sampel bahan diletakkan ke dalam oven hingga diperoleh berat konstan pada bahan. Penentuan kadar air pada metode oven didasarkan pada banyaknya air yang hilang dari produk. Adapun pada metode destilasi, kadar air dihilangkan dengan memanaskan biji ke dalam air dan selanjutnya menentukan volume atau massa air yang hilang pada biji dalam uap yang terkondensasi atau dengan pengurangan berat sampel (Brooker dan Donald,1974).

Dari hasil pengujian yang sudah dilakukan di lapangan didapatkan hasil bahwa benang dalam kondisi basah (sebelum dikeringkan) mempunyai berat 17,5 kg, maka setelah melalui proses pengeringan selama 4 jam mempunyai berat 12,25 kg. Kadar air yang berhasil dikurangi yaitu 42,8%. Prosentase angka tersebut adalah kondisi ideal untuk proses benang yang akan diproses berikutnya. Sedangkan bila dikeringkan secara alami di bawah terik matahari secara kontinyu, maka diperlukan waktu selama 5 jam.

Catatan sendiri: berat benang 17,5 kg tsb di atas terdiri dari 35 gendel/kolongan sesuai kapasitas lemari pengering. Data tsb diperoleh pada proses ikat lusi. Redaksi kalimat mohon disesuaikan.

3. Pengadaan / pembelian .

Pengadaan/ pembelian ini dilakukan dalam rangka untuk menjawab permasalahan tata kelola keuangan yakni pembuatan program/ soft ware dan tata kelola administrasi yang akan dibuat pada tahapan berikutnya

Tabel 6 : Kondisi yang diharapkan setelah IbPE dilaksanakan

Kondisi saat ini (teknologi, manajemen, lingkungan,

pemasaran)

Sentuhan teknologi dan manajemen yang

akan diberikan

Kondisi yang diharapkan (teknologi,

manajemen, lingkungan,pemasaran)  Belum ada otomasisasi

peralatan pendukung dalam produksi

 Ada otomasisasi peralatan pendukung (mesin oven, mesin

 Teknologi produksi yang digunakan

(12)

 Manajemen lingkungan yang belum baik.

 Manajemen pengelolaan masih belum professional (keuangan/akuntansi/perpaja kan)

 Manajemen pemasaran belum optimal (layout dan showroom belum baik dan belum tertata)- pemasaran belum progresif (belum ada inisiatif optimal dari UKM)  Pemahaman tentang eksport

import dan hokum bisnis, HKI belum difahami dengan baik

sekir, mesin ketheng)  Teknologi

pengelolaan limbah

 Penataan manajemen keuangan dan

akuntansi melalui penerapan system keuangan dan akuntansi

 Penataan manajemen pemasaran melalui promosi yang baik (layout/showroom, pameran, web site –e comerce)

 Penataan manajemen eksport-import melalui pembekalan dan pendampingan  Penataan manajemen

perijinan dan HKI melalui pelatihan dan pendampingan

dan berkembang  Teknologi pengelolaan

limbah agar lebih baik (aman bagi kesehatan dan lingkungan)  Manajemen internal

lebih tertata dan modern

(keuangan/akuntansi melalui system yang baik).

 Manajemen pemasaran menjadi lebih baik (kualitas dan kuantitas jaringan pemasaran

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sesuai dengan pelaksanaan program pada tahun pertama (2016) adalah sebagai berikut :

Tabel : 7 Hasil dan Luaran Program/ Kegiatan

Tahun 1

Hasil Luaran yang dicapai

Pendampingan/pelatihan :Tata kelola manajemen Sumberdaya manusia, pemasaran, keuangan, akuntansi, perpajakan

Telah terlaksana pendampingan/ pelatihan Tata kelola manajemen

Sumberdaya manusia, pemasaran, keuangan, akuntansi, perpajakan

Peningkatan tata kelola manajemen Sumberdaya manusia, pemasaran, keuangan, akuntansi, perpajakan.

Penambahan/ pengadaan/ pembuatan/ penerapan/ otomasisasi alat teknologi tepat guna :

a). Mesin oven benang , b) Komputer –> (untuk persiapan tata kelola manajemen dan penerapan soft ware)

Telah terlaksana pembuatan/ pengadaan alat teknologi tepat guna yaitu

a. Mesin oven benang b. Komputer (sarana

pembuatan soft ware)

a. Peningkatan kuantitas dan kualitas produk melalui penerapan teknologi tepat.

b. Peningkatan pangsa pasar sekitar 5-10 % dari tahun sebelumnya

(13)

bekerjasama dengan dinas terkait

Menyusun artikel ilmiah Dilaksanakan Artikel dalam sentrinov

SIMPULAN

Dari kegiatan yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa rencana program yang telah disusun dalam tahun 1 telah dilaksanakan sesuai rencana. Namun demikian ada beberapa catatan yang timbul dalam pelaksanaan program ini yaitu : UKM masih melaksanakan kegiatan usahanya dengan alur uasaha keluarga, sehingga dalam tata manajemen dan administrasinya belum profesional sehingga perlu merubah mind set para pemiliknya. Adapun saran yang dapat disampaikan adalah bahwa a) perlu pendampingan lebih intens dalam pelaksanaan program dalam merubah tata manajemen dan administrasi menuju perusahaan yang modern b). perlu koordinasi dengan instansi terkait lebih intens dalam mendukung implementasi program dan keberlanjutan program

Daftar Pustaka.

Evi Yulia Purwanti, 2011, Kajian pola keterkaitan aktivitas klaster industry tenun torso dalam upaya pengembangan ekonomi local, Media Ekonomi dan Manajemen, Vol 23 no 1 , Januari 2011.

Gambar

Tabel 1 : Proses pembuatan tenun troso.
Tabel 2 : Profil dan kondisi existing mitraUKM
tabel 5).
Tabel 3 . Permasalahan UKM Mitra (rangkuman)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran menggunakan TGT melalui teka teki silang dan kartu, kemampuan verbal dan gaya belajar terhadap

[r]

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas segala berkah dan limpahan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Studi Deskriptif

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Pelaksanaan Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Dalam Mendorong Kemandirian Anggota. Kelompok

Jenis fluor yang terdapat dalam pasta gigi adalah stannous fluoride, Sodium fluoride dan sodium monofluorofosfat.Stannous fluoride atau tin fluor merupakan fluor

Berdasarkan hasil yang di dapat, dalam membangun sistem SPK ini menggunakan alat bantu UML (Unified Modelling Language) dalam bentuk use case diagram untuk

Dalam agama Islam, terdapat 4 pertimbangan yang selalu diperhatikan pada calon pasangan yang akan dipilih, yaitu harta, keturunan, paras yang dimiliki dan juga agama seperti

Selain itu pengambilan data diperoleh dari sampel yang diambil dari responden yang menjadi sumber data penelitian ini, yaitu 1 orang wirausaha dan dan 26 orang karyawan