Kabupaten Pohuwato | XII-1
BAB XII
ASPEK KELEMBAGAAN KAB. POHUWATO
Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang
optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak
RPI2-JM Bidang Cipta Karya agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan
sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi
yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan
organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai
operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja
suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara
bersamaan dan sebagai satu kesatuan
12.1. Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya
Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan
peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan
kabupaten/kota.:
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah: Pemerintah
daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundangundangan.
Dalam hal ini, Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan
Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter
dan fiskal nasional, serta agama;
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Kabupaten Pohuwato | XII-2 umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan
pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah
kabupaten/kota
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan,
Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang
diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling
banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 sub-bagian dan masingmasing
bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010- 2014
Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan
kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan
kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia
aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan
sistem perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya.
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi 2010-2025Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah
Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah
daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan
berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini
memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam
rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi
pemerintah daerah.
Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam
Pembangunan Nasional
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar
Pelayanan Minimum.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
Penataan Organisasi Perangkat Daerah
Kabupaten Pohuwato | XII-3
Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan
Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai
Negeri Sipil
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam
menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan
formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus
diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja.
Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan
perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan
pelayanan perkotaan.
Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan
peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya
untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan
pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang
definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang Cipta Karya maka diharapkan
dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan
12.2. Kondisi Kelembagaan Saat ini 12.2.1. Struktur Organisasi
Dinas Pekerjaan Umum dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya,
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 1 Tahun 2013 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 1 Tahun 2008
Tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten , Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Pohuwato adalah instansi yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati Pohuwato.Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Pohuwato dipimpin oleh seorang Kepala Dinas (Eselon IIb), Kepala Dinas dibantu 1
(satu) orang Sekretaris Eselon IIIa, dan 4(empat) orang Kepala Bidang eselon III b,
yaitu:
1. Sekretaris, yang membawahi 3 (Tiga) Sub Bagian yaitu :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Perencanaan;dan
c. Sub Bagian Keuangan.
2. Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air, yang membawahi 2 (dua) Seksi yaitu :
Kabupaten Pohuwato | XII-4 b. Seksi Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Rawa, Pantai dan Danau.
3. Bidang Bina Marga, yang membawahi 2 (dua) Seksi yaitu :
a. Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan;dan
b. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.
4. Bidang Cipta Karya, yang membawahi 2 (dua) Seksi yaitu :
a. Seksi Pengembangan Prasarana dan Sarana Permukiman;dan
b. Seksi Pembangunan Perumahan dan Bangunan Gedung.
5. Bidang Tata Kota, yang membawahi 2 (dua) Seksi yaitu :
a. Seksi Pengembangan Tata Kota;dan
b. Seksi Evaluasi dan Pengendalian Pengembangan Tata Kota.
6. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), yang membawahi 2 (dua) Koordinator, yaitu:
a. Koordinator Peralatan dan Perbengkelan;dan
b. Koordinator Pemeriksaan Material dan Pengendalian Mutu.
A. Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan
Susunan Kepegawaian pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pohuwato per 30
Juni 2013 sebanyak 87 orang ( 60 orang PNS dan 26 orang tenaga Kontrak ) dengan
Kabupaten Pohuwato | XII-5
Tabel 12. 1 Susunan Kepegawaian Dinas PU Pohuwato
NO URAIAN
PNS/CPNS
PNS/CPNS MASUK DATABASE TIDAK MASUK DATABASE
1 Pejabat Struktural
Eselon II 1 Org 1 Org -
Komposisi Sumber Daya Manusia (SDM) tersebut berdasarkan strata pendidikan
dan golongan yaitu :
Tabel 12. 2 Komposisi SDM Berdasarkan Strata Pendidikan
Tabel 12. 3 Komposisi SDM Berdasarkan Golongan
Kabupaten Pohuwato | XII-6 Tabel 12. 4 Kedudukan dan Tanggung Jawab Organisasi Kelembagaan RPI2JMD
Kabupaten Pohuwato lintas yang sifatnya sektoral.
-Melakukan evaluasi atas kegiatan yang dilaksanakan di daerah yang sifatnya lintas sektor dengan SKPD terkait.
-Menyusun dokumen rencana program kegiatan Daerah baik yang bersifat jangka panjang, menengah dan pendek, yang disusun secara sistematis terarah, terpadu, aspiratif dan bottom-up yang disinergikan dengan program nasional, provinsi Gorontalo dan Kabupaten Pohuwato.
-Menyusun dokumen dan pembuatan master plan program kegiatan khusunya bidang kecipta karyaan Daerah baik yang bersifat jangka panjang, menengah dan pendek yang disusun secara sistematis, terarah, terpadu, aspiratif dan bottom-up yang disinergikan dengan program nasional, Provinsi Gorontalo dan Kabupaten Pohuwato.
-Melakukan Pengawasan terhadap program / kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai rencana kegiatan yang sudah diusulkan.
-Melakukan pemeliharaan terhadap fisik yang sudah di bangun. Pelayanan Air Minum untuk seluruh wilayah kabupaten.
-Mengusulkan pembuatan master plan dan ded air minum untuk seluruh wilayah kabupaten
-Terlibat dalam pengawasan baik dalam pembuatan master plan dan ded serta dalam tahap pembangunan fisik.
-Mengoperasikan serta memelihara sarana dan prasarana air minum yang sudah dibangun.
-Melaksanakan perencanaan dan pengendalian di bidang lingkungan.
-Sebagai operator bidang kebersihan dan ruang terbuka hijau.
-Mengelola pelaksanaan dan pengendalian kebersihan / persampahan, limbah, dan ruang terbuka hijau.
-Merencanakan dan melakukan penanganan pengendalian lingkungan, kebersihan dan ruang terbuka hijau.
-Pengelola kebersihan / persampahan, pengelolaan taman kota dan ruang terbuka hijau lainnya.
-Pemeliharaan kebersihan taman kota.
Dinas
(uraikan secara sistematis tentang dasar hukum, kedudukan, tugas, fungsi instansi
terkait langsung dengan RPIJM, dalam perencanaan program,pelaksanaan dan operasi
Kabupaten Pohuwato | XII-7 B. Sumberdaya Manusia
Susunan organisasi RPIJM Kabupaten Pohuwato terdiri dari:
A.Pengarah : Bupati Kabupaten Pohuwato
Ketua : Wakil Bupati Kabupaten Pohuwato.
Sekretaris : Sekretaris Daerah Kabupaten Pohuwato.
Anggota :1. Staf Ahli Bidang Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Pohuwato
2. Asisten Perekonomian Dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Pohuwato
B.Tim Pelaksana
Ketua : Kepala Dinas Perencanaan Pembangunan Dan Penanaman
Modal Kabupaten Pohuwato.
Ketua Harian : Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pohuwato.
Wakil Ketua : Kepala Bidang Perencanaan Tata Ruang - Badan Perencanaan Pembangunan Dan Penanaman Modal Kabupaten Pohuwato.
Sekretaris : Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pohuwato.
Anggota :1. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pohuwato.
2. Kepala Dinas Tata Kota Pertamanan Kabupaten Pohuwato.
3. Kepala Bidang Kebersihan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pohuwato.
4. Kepala Sub Bagian Program Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pohuwato.
5. Kepala Sub Bidang Tata Ruang Dan Lingkungan Hidup Bappeda Kabupaten Pohuwato.
6. Kepala Sub Bidang Infrastruktur dan Perhubungan Wilayah Bappeda Kabupaten Pohuwato.
7. Kepala Seksi Pembangunan Gedung Bidang Cipta Karya Pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pohuwato.
8. Kepala Seksi Perumahan Dan Permukiman Bidang Cipta Karya Pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pohuwato.
9. Kepala Seksi Air bersih Dan Penyehatan Lingkungan
Permukiman Bidang Cipta Karya Pada Dinas Umum Kabupaten Pohuwato.
Sekretariat
Ketua : -.
Anggota :1. (BPP dan PM Kabupaten Pohuwato).
2. (BPP dan PM Kabupaten Pohuwato).
Kabupaten Pohuwato | XII-8 12.2.2. Analisis Rencana Kinerja
A. Analisis Lingkungan Internal (ALI)
Untuk dapat mendeteksi guna menentukan faktor-faktor penentu, secara internal
faktor-faktor tersebut dilihat melalui pendekatan:
- Kemampuan organisasi.
- Tugas pokok dan fungsi organisasi.
- Kondisi SDM.
- Kondisi data, studi dan informasi.
- Kemampuan penguasaan teknologi.
- Kemampuan dana.
- Etos kerja.
Dari aspek tersebut di atas faktor-faktor dominan yang menjadi kunci keberhasilan
adalah sebagai berikut:
a. Kekuatan (Strength)
Merupakan situasi dan kemampuan internal yang bersifat positif yang
memungkinkan sebagai pendorong terciptanya Visi dan Misi yaitu :
1. Tersedianya Undang-Undang/Peraturan-Peraturan
Dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum yang
menjadi kewenangan Dinas Pekerjaan Umum telah diatur dengan pengaturan,
pembagian tugas, pengalokasian dana berdasarkan prinsip-prinsip transparansi,
partisipasi, dan akuntabilitas. Penyelenggaraan ini dilaksanakan dan dibiayai dari
APBD. Khusus untuk pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana dasar masyarakat
yang belum mencapai standar tertentu, pembiayaannya dapat pula diperoleh melalui
alokasi-alokasi khusus.
2. Tersedianya Peralatan/Alat Berat yang Memadai
Sebagai sebuah Dinas yang merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah Dinas
Kabupaten Pohuwato | XII-9 diperlukan dalam rangka operasional sehari-hari. Barang milik Daerah tersebut
harus dikelola dengan baik dan benar, yang pada gilirannya dapat mewujudkan
suatu pelayanan publik dengan tetap memperhatikan asas-asas sebagai berikut:
a) Asas Fungsional, pengelolaan barang dilaksanakan sesuai dengan fungsi
wewenang dan tanggung jawab.
b) Asas Kepastian Hukum, pengelolaannya dilaksanakan berdasarkan hukum dan
peraturan perundang-undangan.
c) Asas Transparansi, pengelolaan barang harus transparan terhadap hak
masyarakat dalam memperoleh informasi yang benar.
d) Asas Efisiensi, pengelolaan diarahkan agar dipergunakan sesuai batasanbatasan
standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan
tugas pokok dan fungsi secara optimal.
e) Asas Akuntabilitas, setiap kegiatan pengelolaan barang harus
dipertanggungjawabkan.
f) Asas Kepastian Nilai, pengelolaan barang harus didukung oleh adanya ketepatan
jumlah dan nilai barang.
b. Kelemahan (Weakness)
Merupakan situasi ketidakmampuan internal yang dapat mengakibatkan kegagalan
pencapaian Visi dan Misi yaitu:
1. Kompetensi SDM yang Ada Masih Rendah
Pada dasarnya secara kuantitas kebutuhan pegawai telah dapat dipenuhi, walaupun
demikian kemampuan SDM Aparatur dalam penguasaan dan pemanfaatan iptek
dinilai masih belum memadai untuk meningkatkan secara optimal kinerja dinas. Hal
ini ditunjukkan dengan belum efektifnya struktur organisasi, lemahnya sinergi,
belum berkembangnya budaya iptek dan belum optimalnya pemanfaatan sumber
daya iptek.
Kabupaten Pohuwato | XII-10 Pada dasarnya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pohuwato telah memiliki data
berupa data jaringan jalan/jembatan, irigasi, dan berbagai data-data lainnya. Akan
tetapi untuk dapat menjamin ketapatan sasaran atas pelaksanaan berbagai kegiatan
pembangunan masih diperlukan data-data primer maupun sekunder yang dapat
memberikan keyakinan bahwa benefit/manfaat maupun dampak yang diharapkan
atas pelaksanaan kegiatan akan dapat dipenuhi. Selanjutnya capai-capaian kegiatan
tersebut akan dievaluasi guna merumuskan berbagai perbaikan yang diperlukan
untuk meningkatkan kinerja dinas.
3. Terbatasnya Dana APBD
Walaupun secara bertahap besaran dana APBD yang dapat dialokasikan untuk
membiayai belanja langsung pengadaan barang kebutuhan publik telah dapat
dinaikan dari tahun ke tahun akan tetapi jumlah tersebut dirasakan masih belum
mencukupi. Langkah-langkah efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan, penajaman
prioritas, upaya mendorong partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam
berpartisipasi mutlak diperlukan.
B. Analisis Lingkungan Eksternal (ALE)
Untuk menentukan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pencapaian
kinerja, pendekatan yang dilakukan adalah melalui :
- Kajian terhadap RPJM Nasional / RPJM Propinsi.
- Pendekatan/Pola Pembangunan yang akan dijalankan.
- Permasalahan Infrastruktur Jalan/Jembatan, SDA dan ruang terbuka hijau perkotaan
(taman).
- Pelayanan Minimal.
Dari aspek tersebut diperoleh faktor-faktor dominan yang diulas merupakan faktor
kunci keberhasilan adalah sebagai berikut : Peluang (Opportunity)
Kabupaten Pohuwato | XII-11 Proses demokrasi telah membuat rakyat makin sadar akan hak dan tanggung
jawabnya. Untuk itu partisipasi masyarakat dalam pengawasan terhadap birokrasi
perlu terus dibangun dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang baik.
Tingkat partisipasi masyarakat yang rendah akan membuat aparatur tidak
menghasilkan kebijakan pembangunan yang tepat. Kesiapan aparatur dalam
mengantisipasi perlu dicermati agar mampu memberikan pelayanan yang dapat
memenuhi aspek transparansi, akuntabilitas, dan kualitas yang prima dari kinerja
dinas.
2. Sosial Kontrol
Kemajuan dalam berdemokrasi telah mengakibatkan berkembangnya kesadaran
terhadap hak-hak masyarakat. Masyarakat akan semakin aktif berpartisipasi dalam
mengambil inisiatif dalam urusan-urusan publik. Kebebasan pers dan media telah
jauh berkembang yang antara lain ditandai dengan adanya peran aktif pers dan
media dalam menyuarakan aspirasi masyarakat dan melakukan pengawasan
terhadap penyelenggaraan pembangunan.
3. Pendidikan dan Pelatihan
Pembangunan yang dilaksanakan serta upaya pemeliharaan atas hasil-hasilnya
menuntut adanya peningkatan kemampuan dalam penguasaan dan penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dalam prakteknya hal ini dikemas menjadi berbagai
peraturan yang wajib dipahami agar dalam penerapannya tidak terjadi
penyimpangan. Dalam rangka meningkatkan kemampuan SDM Aparatur baik
Pemerintah Kabupaten maupun Pemerintah Propinsi dan Pusat selalu
menyelenggarakan berbagai pelatihan/kursus dalam rangka meningkatkan
keterampilan Aparatur.
Kabupaten Pohuwato | XII-12 Peningkatan perwujudan masyarakat yang sadar hukum akan lebih memberikan
akses terhadap informasi yang dibutuhkan dan akses terhadap pelibatan dalam
proses pengambilan keputusan pelaksanaan pembangunan. Penuntasan
penanggulangan, penyalahgunaan wewenang dicapai dengan penerapan
prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik. Peningkatan intensitas dan efektivitas
pengawasan melalui pengawasan internal, pengawasan fungsional dan pengawasan
masyarakat akan mendorong peningkatan etika, budaya kerja, pengetahuan dan
pemahaman pada tata kelola pemerintahan yang baik.
a. Ancaman (Threats)
1. Tonase Angkutan Barang
Sebagai Daerah Kabupaten yang memiliki berbagai potensi dibidang pertanian,
industri, bahan tambang galian C mengakibatkan sistem jaringan jalan yang ada
diberbagai wilayah harus memikul beban yang cukup berat guna pengangkutan
bahan baku maupun produksi yang dihasilkan dari dan menuju daerah-daerah
pemasaran. Beban-beban yang berat itu selalu mengakibatkan memendeknya umur
jalan maupun jembatan yang dilintasi.
2. Profesionalisme Jasa Konstruksi
Persaingan usaha dibidang jasa konstruksi yang semakin tinggi akan menuntut
peningkatan kemampuan dalam penguasaan dan penerapan teknologi guna
pelaksanaan kegiatan pembangunan. Dalam rangka menjamin bahwa pelaksana
pembangunan adalah pelaksana yang telah memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan
sudah barang tentu harus dilakukan melalui penyelenggaraan pelelangan umum
yang jujur dan adil, sehingga memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan
jasa konstruksi untuk mewujudkan struktur usaha yang kokoh, andal, berdaya saing
tinggi, dan hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas.
Kabupaten Pohuwato | XII-13 Khusus diwilayah Kecamatan pada dataran tinggi dimana curah hujan selalu
menimbulkan kelongsoran tebing yang mengakibatkan rusaknya jalan maupun
jembatan. Di dataran rendah, curah hujan tinggi acap kali mengakibatkan
meluapnya sungai-sungai besar yang berada di wilayah Kabupaten Pohuwato, masih
ada daerah-daerah irigasi yang mengalami banjir sebagai akibat dari pecahnya
tanggul-tanggul sungai ataupun jebolnya bangunan-bangunan pengairan.
4. Tata Guna Lahan
Penataan ruang yang baik akan menjamin keserasian antar perencanaan,
pemanfaatan dan pengendalian tata ruang. Upaya mempertahankan luasan daerah
irigasi akan membutuhkan adanya perluasan jaringan jalan lokal pada berbagai
wilayah yang telah dicadangkan sebagai kawasan permukiman baru. Penataan ruang
yang baik juga harus didukung dengan regulasi tata ruang yang searah, dalam arti
tidak saling bertabrakan antar sektor, dengan tetap memperhatikan keberlanjutan
dan daya dukung lingkungan serta kerentanan wilayah terhadap terjadinya bencana.
12.2.3. Kondisi Yang Diinginkan dan Proyeksi Dinas Pekerjaan Umum kedepan
Berdasarkan Uraian eksistensi Dinas Pekerjaan Umum saat ini, maka Kondisi yang
diinginkan oleh Dinas Pekerjaan Umum kedepan adalah sebagai berikut :
1. Terwujudnya Perencanaan Pembangunan Daerah yang berorientasi pada Good
Governance
2. Mewujudkan Perencanaan yang berkualitas dengan mekanisme Perencanaan yang
partisipatif dan kolaboratif.
Pemberdayaan masyarakat dalam proses perencanaan yang didukung dengan