TATA KELOLA
FARMAKOTERAPI PADA
KASUS ANEMIA
KELOMPOK 1
ANEMIA
• Produksi darah yang tidak cukup (karena defisiensi atau
kegagalan sumsum tulang), kehilangan darah yang
berlebihan, perusakan darah yang berlebihan atau gabungan
dari faktor-faktor tersebut.
• Kehilangan darah yang samar dan kronik, misalnya pada
ankilostomiasis, menyebabkan anemia defisiensi Fe,
sementara itu hemolisis antara lain terjadi pada defisiensi
G6PD dan talasemia.
Pada anemia defisiensi besi:
A. Anemia dikoreksi peroral: 3 – 4x sehari dengan besi
elemental 50 – 65 mg
1. Sulfas ferrosus 3 x 1 tab (325 mg mengandung 65 mg
besi elemental, 195; 39).
2. Ferrous fumarat 3 x 1 tab (325; 107 dan 195; 64).
3. Ferrous glukonat 3 x 1 tab (325; 39).
B. Pasien diinformasikan mengenai efek samping obat: mual, muntah, heartburn, konstipasi, diare, BAB kehitaman.
C. Jika tidak dapat mentoleransi koreksi peroral atau kondisi akut maka dilakukan koreksi parenteral segera.
Pada anemia defisiensi asam folat dan defisiensi B12
A. Anemia dikoreksi peroral dengan:
1. Vitamin B12 80 mikrogram (dalam multivitamin).
2. Asam folat 500 – 1000 mikrogram (untuk ibu hamil 1 mg).
B. Koreksi cepat (parenteral atau i.m) oleh dokter spesialis
Pemeriksaan Penunjang Lanjutan (bila diperlukan)
A. Anemia defisiensi besi: ferritin serum, SI, TIBC
B. Anemia hemolitik: bilirubin, LDH, tes fragilitas osmotik, Acid
Ham’s test, tes Coombs’
C. Anemia megaloblastik: serum folat, serum cobalamin
D. Thalassemia: elektroforesis hemoglobin
E. Anemia aplastik atau keganasan: biopsi dan aspirasi sumsum
tulang
Kriteria rujukan
A. Anemia berat dengan indikasi transfusi (Hb < 6 mg%).
B. Untuk anemia karena penyebab yang tidak termasuk
kompetensi dokter layanan primer, dirujuk ke dokter
spesialis penyakit dalam.