• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KRED (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KRED (1)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KREDIT DAN INSTRUMEN DERIVATIF

PADA PT. BANK BRI AGRO SYAFILLA YORDANIA UNIVERSITAS TRILOGI

1. LATAR BELAKANG

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan mengalami perkembangan pesat diikuti dengan semakin kompleksinya risiko kegiatan usaha perbankan terutama produk dan jasa sehingga meningkatkan eksposur risiko dan profil risiko bank. Pengelolaan risiko menjadi hal sangat penting bagi bank agar dapat melaksanakan bisnis dengan tingkat risiko yang terukur. Meningkatnya kebutuhan pengelolaan Bank yang sehat dan terpadu (Good Corporate Governance) memerlukan penerapan manajemen risiko yang mendukung pencapaian target kinerja dan mampu menjaga kelangsungan usaha, sehingga dapat meningkatkan efektivitas penggunaan modal dan tingkat pengembangan modal (return on equity/ROE) sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi pemegang saham, meningkatkan kepercayaan pemegang saham dan stakeholders lainnya serta meningkatkan bisnis pada tingkat optimal.

(2)

menyalurkan kreditnya kepada masyarakat, PT. Bank Agro, tidak bisa terlepas dari risiko kredit.

Dari penjabaran diatas penulis menarik judul “Analisis Penerapan Manajemen Risiko Kredit dan Instrument Derivatif pada Bank BRI Agro.

2. TUJUAN PENULISAN

Penulisan ini bertujuan untuk menentukan dan menganalisis instrument derivatif dalam mengatasi risiko kredit. Dengan mengetahui risiko yang kemungkinan terjadi dan dihadapi . Bank BRI Agro maka dapat menentukan instrumen derivatif yang tepat untuk meminimalisasi risiko-risiko yang akan terjadi sehingga kerugian perusahaan tidak terlalu besar.

3. PEMBAHASAN

Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.18/POJK.03/2016 tentang penerapan manajemen risiko bagi bank umum, untuk manajemen risiko adalah serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha Bank. Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank, termasuk risiko kredit akibat kegagalan debitur, risiko konsentrasi kredit, counterparty credit risk, dan settlement risk. Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif, termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option. Dalam melaksanakan kegiatan, Bank BRI Agro Menyadari bahwa lingkungan eksternal dan internal mengalami perkembangan yang diikuti dengan semakin kompleksnya risiko kegiatan perbankan. Proses penerapan manajemen risiko akan lebih efektif dan tepat sasaran apabila dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan prinsip tata kelola perusahaan yang sehat (Good Gorvernance Corporate). Dalam hal ini Bank BRI Agro memiliki kebijakan untuk prosedur dan penetapan limit.

(3)

Penerapan manajemen risiko di Perseroan telah dituangkan dalam beberapa kebijakan dan prosedur, antara lain Kebijakan Umum Manajemen Risiko (KUMR). KUMR berperan sebagai aturan tertinggi dalam implementasi manajemen risiko pada seluruh kegiatan bisnis Bank, dimulai dari kebijakan, strategi, organisasi, sistem informasi manajemen risiko, pengawasan risiko, pengelolaan produk dan aktivitas baru dan Business Continuity Plan (BCP). Proses penerapan manajemen risiko yang meliputi identifikasi, pengukuran, pemantauan, pengelolaan dan pengendalian terhadap 8 (delapan) risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko kepatuhan, risiko strategi, risiko hukum dan risiko reputasi.

Kebijakan dan prosedur serta penetapan limit risiko telah dimiliki oleh BRI AGRO antara lain adalah :

1. Pedoman Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas,

2. Pedoman Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi,

3. Pedoman Penerapan Strategi Anti Fraud.

4. Pedoman Pelaksanaan Risk and Control Self Assessment (RCSA).

5. Pedoman Pelaksanaan Rencana Pendanaan Darurat (Contingency Funding Plan)

6. Pedoman Credit Risk Rating Bisnis Ritel,

7. Pedoman Pelaksanaan Sistem Scoring Kredit Karyawan produktif,

8. Penetapan Transaksi Limit Dealer.

9. Pedoman Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Berbasis Risiko

10. Pedoman Pengelolaan Risiko Pada Produk Dan Atau Aktivitas Baru

11. Pedoman Pelaksanaan Stress Test

(4)

Risiko untuk mendapat persetujuan Direksi melalui Komite Manajemen Risiko atau Direksi sesuai dengan kewenangannya masing-masing.

Risiko kredit dikelola baik pada tingkat transaksi maupun portofolio. Pengelolaan risiko kredit dirancang untuk menjaga independensi dan integritas proses penilaian risiko, serta diversifikasi risiko kredit. Bank melakukan monitoring pada saat pemberian kredit maupun secara periodik. Sebelum memutuskan memberikan kredit, Komite Kredit memastikan terlebih dahulu Batas Minimum Pemberian Kredit (BMPK), cakupan jaminan, fasilitas kredit dan dokumentasi sehingga keputusan yang dibuat dapat lebih maksimal. Risiko pasar merupakan risiko dimana nilai wajar atau arus kas dimasa mendatang atas instrumen keuangan akan berfluktuasi karena adanya perubahan pada variabel pasar, seperti tingkat bunga. Proses pengukuran dilakukan dengan menghitung beban risiko secara spesifik dan dan beban risiko umum. Risiko umum dihitung dengan metode jatuh tempo (maturity method). Waktu jatuh tempo memiliki bobot risiko yang berbeda, makin lama skala waktu jatuh tempo maka akan semakin tinggi bobot risikonya. Untuk meringankan eskposure risiko maka strategi pembelian Surat Berharga juga harus diperhatikan sehingga beban risiko atas modal dapat dikurangi. Selain itu, instrumen yang digunakan Bank BRI Agro dalam meminimalisasi risiko yaitu menggunakan derivatif SPOT dimana hal ini dilakukan terhadap nilai kurs mata uang yang selalu mengalami fluktuasi harga. Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya kerugian yang dialami perusahaan, transaksi SPOT karena pembelian-penjualan yang dilakukan penyerahannya pada saat itu juga atau penyelesaiannya paling lambat dalam jangka waktu dua hari.

Proses Manajemen Risiko dan Sistem Informasi Manajemen Risiko

(5)

independen dari pihak yang melakukan transaksi untuk memantau tingkat dan tren serta menganalisis arah risiko.

Proses manajemen risiko, terdiri dari:

1. Identifikasi

Identifikasi dilakukan dengan menganalisis seluruh jenis dan karakteristik risiko yang terdapat pada setiap kegiatan usaha Perseroan yang juga meliputi produk dan jasa-jasa lainnya. Identifikasi risiko dilakukan di level Kantor Pusat, Kantor Cabang seluruh Indonesia dengan menggunakan perangkat Manajemen Risiko.

2. Pengukuran

Sistem pengukuran risiko digunakan untuk mengukur eksposur risiko BRI AGRO sebagai acuan untuk melakukan pengendalian. Pengukuran risiko dilakukan secara berkala baik untuk produk dan portofolio maupun seluruh aktivitas bisnis Perseroan. Pengukuran risiko untuk risiko kredit telah menggunakan sistem scoring dan rating, risiko likuiditas menggunakan metodologi Liquidity Gap, risiko pasar (Interest Rate Risk on Banking Book) menggunakan Repricing Gap dan risiko operasional menggunakan RCSA.

3. Pemantauan

Pemantauan risiko dilakukan terhadap besarnya eksposur risiko, kepatuhan limit internal dan konsistensi pelaksanaan dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. Pemantauan dilakukan baik oleh unit pelaksana maupun Satuan Kerja Manajemen Risiko. Hasil pemantauan disajikan dalam bentuk laporan berkala yang disampaikan kepada Manajemen dalam rangka mitigasi risiko dan tindakan yang diperlukan.

4. Pengendalian

(6)

4. REKOMENDASI

Rekomendasi yang dapat diberikan untuk Bank BRI Agro dalam menerapkan manajemen risiko kredit dan instrumen derivatif yang digunakan telah baik dengan risiko yang rendah atau Low to Moderate, namun sebaiknya pada instrumen derivatif dapat ditambahkan lagi untuk meminimalisasi risiko yang ada yaitu dengan menggunakan derivatif Forward atau SWAP. Apalagi, jika dilihat dari pergerakan ekonomi saat ini yang sangat dinamis, diharapkan Bank BRI Agro lebih meningkatkan kualitas penawaran jasa terhadap nasabah dengan tetap melindungi dari risiko-risiko yang ada, terutama risiko pasar (fluktuasi harga dan tingkat bunga).

5. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap penerapan manajemen risiko dan instrumen derivatif Bank BRI Agro, upaya meminimalisasi risiko yang dilakukan telah baik dan perlu adanya tambahan instrumen derivatif yang digunakan dalam meningkatkan proteksi terhadap produk-produk jasa yang ditawarkan. Dengan meningkatkan kualitas dalam penerapan manajemen risiko dan instrumen derivatif pada Bank BRI Agro. maka kegiatan transaksi yang dilakukan perusahaan risikonya rendah sehingga nasabah merasa aman untuk melakukan kegiatan transaksi apapun di Bank BRI Agro.

6. DAFTAR PUSTAKA

1) Kisman, Z. Model for Overcoming Decline in Credit Growth (Case Study of Indonesia with Time Series Data 2012M1-2016M12). Journal of Internet Banking and Commerce.Vol.22, No. 3,2017. 2) Kisman, Z., & Shintabelle Restiyanita, M. The Validity of Capital Asset Pricing

Model (CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT) in Predicting the Return of Stocks in Indonesia Stock Exchange. American Journal of Economics, Finance and Management Vol. 1, No. 3, 2015, pp. 184-189

3) Kisman, Z. Disappearing Dividend Phenomenon: A Review of Theories and Evidence. Transylvanian Review. Vol XXIV, No. 08,2016.

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Accordingly, the aggregate amount of distributions that the Company’s stockholders have received since the time of their initial investment, including regular operating

Sebagai salah satu bagian dari resolusi konflik Aceh pengaktifan kembali lembaga tuha puet gampoengtidak terlepas dari bagian keistiumewaan Aceh di bidang adat sebagaimana diatur

Sebenarnya untuk warga nelayan yang berada di sepanjang pantai utara jepara telah memiliki atau tergabung dalam organisasi yang bernama Forum Nelayan (Fornel), namun karena

Skripsi dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks Berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) Terhadap Hasil Belajar. Matematika Siswa Kelas

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan pemahaman, pengusaan dan keterampilan terhadap pengetahuan yang telah

yang aktual yang hidup dalam masyarakat. Dengan demikian, menurut Dahlan Thaib , Undang-Undang Dasar dibuat secara sadar sebagai perangkat kaidah fundamental yang

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh teknik Mind Mapping terhadap motivasi dan hasil belajar matematika pada materi garis dan sudut siswa kelas VII di SMPN

Menurut Curtis (1985), Regional- isme menumbuhkan sebuah harapan bahwa wujud Arsitektur yang dihasil- kan dapat memiliki sifat abadi, serta melebur menjadi satu antara yang lama