UNSUR-UNSUR
TRANSISI PERIODE
KEEMPAT
UNSUR-UNSUR
TRANSISI PERIODE
KEEMPAT
KELOMPOK 5 :Darmawati
KELOMPOK 5 :
Unsur-Unsur Transisi Periode Keempat
terdiri dari :
1.Skandium (Sc)
2.Titanium (Ti)
3.Vanadium (V)
4.Kromium (Cr)
5.Mangan (Mn)
6.Besi (Fe)
7.Kobalt (Co)
8.Nikel (Ni)
KEBERADAAN UNSUR UNSUR LOGAM TRANSISI DI ALAM
Unsur Keberadaan di Alam
Skandium Sc terutama terdapat pada mineral tortveitil
(~34% Sc), wikit, bijih Sn, dan tungsten. Bentuk dasar adalah Sc2O3. Logam Sc diperoleh sebagai produk samping pemurnian uranium.
Titanium Ti merupakan unsur peringkat ke-10 terbanyak di kerak bumi. Ti biasanya terdapat dalam bentuk mineral
rutile (TiO2) atau ilmenite (FeTiO3 ).
Vanadium V terdapat di kerak bumi dengan kadar ~0,02%. V terdapat pada mineral patronit (VS4), Vanadinit
Unsur Keberadaan di Alam
Mangan Mn terutama terdapat pada pirolusit (MnO₂),
psilomelan[(Ba,H₂0)2Mn₅O₁₀], dan rodokrosit (MnCO₃). Logam Mn diekstraksi dari pirolusit.
Besi Fe merupakan unsur kedua terbanyak di alam. Besi ditemukan dalam mineral hematit (Fe₂O₃), magnetit (Fe₃O₄ ) ,
siderit (FeCO₃), limonit (2Fe₂O₃∙3H₂O), dan pirit (FeS₂) Kobalt Co berada sebagai senyawa kobaltin (CoAsS) dan
Nikel Ni ditemukan dalam mineral pentlandit [(NiFe)₉S₈] . Logam Ni diperoleh dengan memanaskan bijih besi dalam tungku pembakaran.
Tembaga Cu ditemukan dalam bentuk unsur maupun senyawa sulfida dalam mineral kalkopirit (CuFeS₂) ,kovelin
(CuS), kalkosit (Cu₂S) atau seperti kuprit (Cu₂O)
SIFAT FISIS UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
SIFAT FISIS UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
SIFAT
ATOMIK
Sifat Atomik Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn Jari-jari logam (pm) 144 Energi Ionisasi I
(kJ/mol) Keelektronegatifan 1,3 1,5 1,6 1,6 1,5 1,8 1,8 1,8 1,9 1,6
SIFAT
FISIS
Sifat fisis Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn Kerapatan (kg/m3) 2.990 4.500 5.960 7.200 7.200 7.860 8.900 8.900 8.920 7.140Kekerasan (Mohs) - 6,0 7,0 8,5 6,0 4,0 5,0 4,0 3,0 2,5 Titik Leleh (0C) 1.541 1.668 1.890 1.857 1.244 1.535 1.495 1.453 1.083 419
Titik Didih (0C) 2.830 3.287 3.407 2.672 2.061 2.861 2.927 2.913 2.567 907
∆Hfus (KJ/mol) 14.1 15,5 20,9 16,9 12,1 13,8 16,2 17,5 13,1 7,32
∆Hv (KJ/mol) 314 421 452 344 226 350 377 370 300 115
Daya Hantar Listrik (MΩ-1 cm-1 )
0.018 0,023 0,049 0,077 0,007 0,099 0,172 0,143 0,596 0,166
Daya Hantar Panas (W/cmK)
SIFAT
KIMIA
Untuk dapat mempelajari
kereaktifan
unsur-unsur
transisi periode keempat,
dapat digunakan data
Sifat
Atomik
dan
Konfigurasi
KONFIGURASI
ELEKTRON
Dalam upaya mencapai konfigurasi gas mulia, logam transisi akan melepas elektron-elektron di subkulit s dan d –nya.
Karena jumlah elektron di subkulit d yang tergolong banyak, maka dibutuhkan energi yang lebih besar untuk melepas elektron-elektron tersebut.
Hal ini ditunjukkan dari kecenderungan nilai energi ionisasi nya yang secara umum bertambah dari Sc ke Zn, meski ada fluktuasi.
Dengan demikian, diharapkan kereaktifan
unsur-unsur transisi akan berkurang dari Sc ke Zn.
Kereaktifan unsur-unsur transisi periode keempat juga ditunjukkan dari nilai Potensial reduksi standar (E⁰) pada tabel berikut :
E⁰ (Volt)
Periode 4 Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
M + 2e⁻ ↔ M - -1,63 -1,1
3
-0,9
SIFAT-SIFAT KARAKTERISTIK
UNSUR-UNSUR TRANSISI
Sifat Karakteristik Unsur-Unsur Transisi
Periode Keempat :
1.Sifat Magnetik
2.Tingkat Oksidasi
SIFAT
MAGNETI K
SIFAT
MAGNETI K
Sifat magnetik suatu unsur disebabkan keberadaan elektron yang tidak berpasangan di dalam orbital
atomnya.
Kemungkinan adanya elektron tidak berpasangan cenderung ditemui pada atom dari unsur dengan subkulit
yang terdiri dari banyak orbital, yakni subkulit d dan f. Seperti diketahui, sebagian besar unsur-unsur transisi periode keempat memiliki elektron-elektron yang tidak
berpasangan dalam orbital-orbital di subkulit d –nya, Hal ini menyebabkan unsur-unsur ini menjadi mudah
Elektron yang Tidak Berpasangan
Berdasarkan sifatnya dalam medan magnet luar, sifat magnetik zat dapat dibedakan menjadi :
a.Diamagnetik
Sifat diamagnetik dimiliki zat yang semua
elektronnya sudah berpasangan (↑↓) dimana momen magnetiknya saling meniadakan. Sewaktu diletakkan dalam medan magnet, zat ini akan ditolak sedikit
oleh medan magnet.
b. Paramagnetik
Sifat paramagnetik dimiliki zat yang mempunyai
Tingkat Oksidasi Unsur-Unsur Transisi Periode
Keempat
Tingkat Oksidasi Unsur-Unsur Transisi Periode
Proses Ekstraksi Besi
Proses Ekstraksi Besi
Tahapan ekstraksi Fe dari bijih besi :
-Bijih besi, batu kapur (CaCO₃), dan kokas (C)
dimasukkan dari bagian atas tanur.
-Kemudian, udara panas ditiupkan kebagian
bawah tungku agar C bereaksi dengan O₂ membentuk CO₂.
-Gas CO₂ yang terbentuk selanjutnya akan
bergerak ke atas dan bereaksi lebih lanjut dengan C untuk membentuk CO.
C
(s)+ O₂
(g)→
CO₂
(g)-Produk reaksi yakni gas CO kemudian bergerak
naik dan mulai mereduksi senyawa-senyawa besi pada bijih besi.
Reaksi keseluruhannya dapat ditulis debagai berikut :
Fe yang terbentuk akan mengalir dan
berkumpul di bawah. Karena suhu di bawah lebih tinggi sekitar 2000⁰C, Fe akan berada dalam bentuk lelehannya.
-Sementara itu, CaCO₃ dalam tanur akan terurai
menjadi CaO
-CaO yang terbentuk akan bereaksi dengan
pengotor yang bersifat asam yang ada dalam bijih besi, seperti pasir silika. Reaksi ini
menghasilkan senyawa dengan titik didih rendah yang disebut terak (slag).
-Lelehan terak kemudian akan mengalir ke
bagian bawah tanur. Karena kerapatan lelehan terak yang lebih rendah dibandingkan lelehan besi, maka lelehan terak berada di atas lelehan besi sehingga keduanya dapat dikeluarkan
secara terpisah. (Secara tidak langsung,
lelehan terak ini melindungi lelehan besi dari teroksidasi kembali).
Besi yang terbentuk di dalam tanur tiup masih mengandung pengotor dan bersifat
Proses Ekstraksi Tembaga
Proses Ekstraksi Tembaga
Bijih tembaga diolah dulu
agar kandungann
ya menjadi sekitar
25-35% Cu.
Bijih tembaga diolah dulu
agar kandungann
ya menjadi sekitar 25-Tembaga anode
dengan
Tembaga anode dengan
Aplikasi Unsur dan Senyawa Transisi
Periode Keempat dalam Kehidupan Sehari-hari
Aplikasi Unsur dan Senyawa Transisi
a. Sebagai Katalis
Katalis Aplikasi Industri
V₂O₅ Untuk produksi H₂SO₄ menggunakan proses kontak.
Fe
Serbuk Fe dan garam lainnya digunakan sebagai katalis dalam proses Haber-Bosch
untuk produksi NH₃.
Ni
Untuk hidrogenasi (penambahan hidrogen) ke dalam minyak dari
tumbuh-tumbuhan
TiCl₃ Untuk polimerisasi etena menjadi polietena.
Penggunaan unsur-unsur transisi periode keempat sebagai katalis terkait dengan sifat karakteristiknya, yakni memiliki berbagai tingkat oksidasi.
b. Sebagai Bahan Struktur
Logam transisi mempunyai ikatan logam yang lebih kuat dibandingkan logam utama
(non-transisi), dan struktur kristal yang rapat. Hal ini menyebabkan logam transisi
memiliki kekuatan mekanik yang tinggi sehingga digunakan sebagai bahan
c. Sebagai mineral penting dalam tubuh
Ion Logam Transisi Fungsi dalam tubuh
Fe
Peredaran O₂ ke seluruh tubuh, penyimpanan O₂ dalam jaringan
otot, respirasi, pembelahan sel
Cu Respirasi