• Tidak ada hasil yang ditemukan

Critical Review Hubungan Modal Sosial da

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Critical Review Hubungan Modal Sosial da"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

CRIRICAL REVIEW HUBUNGAN MODAL “O“IAL DAN PERENCANAAN 1 DATA JURNAL

Judul Jurnal : Hubungan Modal Sosial dan Perencanaan

Penulis Jurnal : Agustomi Masik (Program Doktor Perencanaan Wilayah dan Kota

Institut Teknologi Bandung)

Vol, Tahun Terbit : Vol. 16/No. 3, Desember 2005

(3)

CRIRICAL REVIEW HUBUNGAN MODAL “O“IAL DAN PERENCANAAN 2 HUBUNGAN MODAL SOSIAL DAN PERENCANAAN

I. Review Jurnal

Pada dasarnya modal sosial berhubungan erat dengan konsep perencanaan, konteks perencanaan yang dimaksudkan disini yaitu suatu metadisiplin ilmu dengan fokusan utama orientasi masa depan dan masa sekarang dimana pemikiran yang dilakukan pada kondisi masa sekarang digunakan untuk melihat kemungkinan yang dapat dicapai di masa mendatang beserta menyusun metode untuk mewujudkannya. Sehingga perencanaan sangatlah mutlak diperlukan, karena tanpa adanya suatu perencanaan suatu wilayah tidak akan mengalami perkembangan. Namun permasalahannya adalah bagaimana perencanaan itu dilaksanakan dalam masyarakat kapitalis. Disiplin perencanaan yang terjadi di negara berkembang bergerak dari dua tradisi yaitu perencanaan fisik dan perencanaan pembangunan ekonomi yang berkembang sendiri-sendiri. Hal tersebut disebabkan karena perencanaan fisik dan perencanaan pembangunan ekonomi dianggap dua hal yang terpisah sesuai dengan tradisi perencanaan yang diterapkan pada masa penjajahan serta bentuk adopsi dari pola perencanaan pembangunan sektoral terpusat model Uni Soviet. Sebagai salah satu negara berkembang, perencanaan yang diterapkan di Indonesia masih berfokus pada penyediaan dan penataan prasarana yang bersifat fisik, serta kurang memperhatikan dua aspek lainnya yaitu aspek sosial dan ekonomi. Sama seperti halnya pembatasan terhadap cakupan perencanaan juga dilakukan di negara maju, yang hanya membahas aspek fisik tanpa mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi.

Jika ditinjau dari tujuan perencanaan adalah terwujudnya kesejahteraan masyarakat, sehingga metode pendekatan yang digunakan harus mendukung tujuan perencanaan tersebut. Salah satunya dengan menggunakan metode pendekatan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang mengkompilasikan antara ketiga aspek perencanaan yaitu lingkungan alam (fisik), ekonomi dan kehidupan sosial. Bahkan pentingnya aspek sosial sudah disadari sejak terbentuknya perencanaan era modern melalui penggunaan rasionalitas instrumental dimana kehidupan dipandang sebagai sesuatu yang homogen (nilai/kepentingan public diwakili oleh perencana). Kemudian pada era post-modern diterapkannya rasionalitas komunikasif yaitu kehidupan sosial dipahami sebagai beranekaragam nilai dan kepentingan.

(4)

CRIRICAL REVIEW HUBUNGAN MODAL “O“IAL DAN PERENCANAAN 3 Kemudian pada era tahun 60-an memasuki masa modernisasi, telah terjadi pergeseran morphological conception of space menuju sociological conception of space dengan memasukkan aspek sosial (social life), ekonomi (economic activities) sebagai content dan aspek fisik sebagai container pada teori perencanaan. Paradigma modernisasi mendorong penerapan rasionalitas instrumental, yang artinya perencanaan pada era ini dilakukan oleh negara sebagai pihak utama yang dianggap memiliki pengetahuan objektif dan rasional. Sehingga semua proses perencanaan diserahkan kepada para perencana. Model perencanaan ini disebut juga Heroic Model yang dibangun dengan lima pilar yaitu rasionalitas, kekomprehensifan, metode ilmiah, keyakinan pada masa depan yang diarahkan oleh negara dan keyakinan terhadap kemampuan perencana dalam proses perencanaan terbaik. Adapun model-model perencanaan yang berkembang pada era modernisasi diantaranya Rational Comprehensive Planning (RCP), Disjointed Incremental (DI) Planning, Mix Scanning (MS), Advocacy Planning (AP), dan Equity Planning (EP).

Ternyata penerapan rasionalitas instrumental tidak bertahan lama, terjadi pergeseran dari penerapan rasionalitas instrumental pada paradigma modernisasi menjadi penerapan rasionalitas komunikatif pada paradigma postmodern yang disebut dengan communicative turn in planning. Perubahan mencolok yang terjadi yaitu model perencanaan menekankan perlunya proses komunikasi, partisipasi, kolaborasi, dan penciptaan consensus. Perencanaan dengan rasionalitas komunikatif lebih mengarah pada adanya negosiasi, politis, perencanaan terfokus serta mulai diakuinya banyak ilmu pengetahuan yang sesuai dengan perencanaan jadi tidak hanya berkutat pada permodelan kuantitatif dan analisa saja. Selain itu, negara tidak lagi berperan sebagai actor utama perencanaan melainkan perencanaan yang dilakukan adalah berbasis masyarakat dimana perencana berperan sebagai enabler dan fasilitator. Model perencanaan yang berkembang meliputi Collaborative Planning, Consensus Planning dan planning as shaping attention. Dengan terjadinya perkembangan perencanaan, menggambarkan bahwa aspek sosial merupakan aspek yang harus ada dan memiliki peranan yang semakin penting dalam suatu perencanaan.

(5)

CRIRICAL REVIEW HUBUNGAN MODAL “O“IAL DAN PERENCANAAN 4 Dimana pasar yang dimaksudkan tidak hanya dalam bidang ekonomi, namun juga politik, ketenagakerjaan dan masyarakat.

Sejalan dengan perkembangannya, konsep modal sosial merupakan bentuk linking constructs atau penghubung segala ide, kegiatan serta tindakan yang efektif dan kompleks. Pemahaman mengenai konsep modal sosial dapat diartikan melalui dua perspektif yang berbeda, yaitu perspektif yang memandang modal sosial berlangsung dan memberikan keuntungan pada skala individu dan perspektif yang melihatnya pada skala kelompok. Akan tetapi tidak sepenuhnya kedua perspektif diartikan berbeda, pasalnya meskipun fokusan modal sosial pada skala individu keuntungan yang diperoleh kembali ke masing-masing individu tetap mengakui bahwa norma, nilai kepercayaan pada skala kelompok juga mempengaruhi pemanfaatan dan pengaksesan modal sosial pada skala individual. Begitu juga sebaliknya yang terjadi pada skala kelompok, karena pada dasarnya hubungan antara interaksi sosial yang dilakukan oleh individual dan norma/struktur sosial pada kelompok bersifat timbal balik.

Terdapat empat pandangan terhadap modal sosial, yaitu communitarian view, the network view, institutional view, dan synergy view. Communitarian view yaitu modal sosial sebagai penghubung horizontal/bonding antar anggota kelompoknya, sedangkan the network view mengartikan modal sosial sebagai penghubung vertical/bridging dengan jaringan diluar kelompok/antar kelompok. Kemudian Synergy View merupakan pandangan yang mencoba mengintegrasikan pandangan network dan institutional view. Sejauh ini peranan modal sosial dalam berbagai bidang kehidupan kemasyarakatan sangatlah besar, bahkan hampir semua bidang menerapkan adanya modal sosial. Terutama di bidang pembangunan, modal sosial berpengaruh secara signifikan dalam bentuk pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan pemberatasan kemiskinan yang erat kaitannya dengan fungsi pasar. Selain itu, dalam bidang politik modal sosial mampu mendukung keberlangsungan pemerintahan dan demokrasi.

(6)

CRIRICAL REVIEW HUBUNGAN MODAL “O“IAL DAN PERENCANAAN 5 modal sosial pada masyarakat diwilayah perencanaan, yang memungkinkan mereka untuk duduk bersama, adanya saling kepercayaan, berdiskusi secara terbuka dan dewasa, dan pada gilirannya mampu membangun dan memelihara konsensus bersama.

Dua hal penting yang harus dipahami dalam modal sosial yaitu bagaimana norma dan nilai-nilai yang melandasi interaksi sosial terbentuk serta bagaimana pengaplikasian interaksi sosial itu sendiri. Konsep sosial memberikan pemahaman tentang bagaimana realitas kehidupan sosial berlangsung, begitu juga dalam konteks perencanaan seorang perencana harus mempertimbangkan aspek sosial disamping aspek politik dan ekonomi yang intinya bagaimana membuat suatu rencana “to be rational be political”. Hubungan antara perencanaan dan modal sosial yaitu keberadaan modal sosial yang dapat menjembatani dialog antar berbagai disiplin ilmu terhadap permasalahan masyarakat, sekaligus juga dialog antara praktisi dan teorisi dimana suatu perencanaan dianggap sebagai metadisiplin ilmu. Sejauh ini modal sosial dalam konteks perencanaan dimanfaatkan sebagai sesuatu yang dapat menciptakan kegiatan pembangunan menjadi lebih berhasil dan berkelanjutan (development outcome), memberikan gambaran yang lebih jelas bagi perencana tentang keberlangsungan interaksi sosial serta kontektualisasi perencanaan yang menentukan keberhasilan pencapaian tujuan. Manfaat lainnya adalah modal sosial sebagai petunjuk tentang bagaimana perubahan sosial dapat diarahkan dan tentunya point penting yang telah disebutkan sebelumnya bahwa keberadaan modal sosial dalam perencanaan adalah sebagai sarana yang menjembatani dialog antar disiplin ilmu dalam mengatasi persoalan kemasyarakatan.

II. Critical Jurnal

Pembahasan yang dilakukan pada jurnal berjudul “Hubungan Modal Sosial dan

Perencanaan” sangat membantu pemahaman mengenai apa yang dimaksud dengan

perencanaan, bagaimana sejarah perkembangan teori-teori perencanaan, penjelasan mengenai apa yang dimaksud dengan modal sosial dan bagaimana keterkaitan antara modal sosial sendiri terhadap perencanaan. Penjelasan yang diberikan sangat sistematis sehingga pembaca awam yang tidak mengetahui pokok bahasan sebelumnya akan dengan mudah memahaminya. Namun dalam jurnal tidak diberikan contoh studi kasus yang telah berhasil menerapkan modal sosial sebagai aspek penting perencanaanya.

(7)

CRIRICAL REVIEW HUBUNGAN MODAL “O“IAL DAN PERENCANAAN 6 perkembangan yang sangat pesat dan mulai bersaing dengan negara-negara maju. Hal tersebut dikarenakan negara Korea telah menerapkan modal sosial sebagai energi super power dalam segala bidang pembangunan negaranya dengan istilah SMU (Saemaul Undong). SMU yang berarti gerakan pembangunan masyarakat desa yang membawa pencerahan spiritual dan kondisi kehidupan yang lebih baik (pendapatan, infrastruktur, lingkungan tempat tinggal dan komunitas). Gerakan ini didasarkan pada semangat menolong diri sendiri dan kerja sama dengan dukungan dari Pemerintah. Gerakan penghijauan Korea (Greening Korea) merupakan salah satu program SMU yang sukses dilakukan karena dipersiapkan dengan perencanaan yang matang dengan memperhitungkan segala aspek serta pentingnya komitmen dari pemerintah.

Pelaksanaan SMU diawali dengan pemberian semen untuk pembangunan infrastruktur desa. Kemudian berkembang ke arah menstimulasi kebutuhan pembangunan, penyelesaian permasalahan desa. Selanjutnya pelatihan pemimpin SMU desa, perkembangan SMU ke daerah perkotaan dalam pembangunan pabrik dilandasi kerja sama dan self-help. Akhirnya SMU berkembang lebih luas menjadi kampanye nasional. Pada 10 tahun pertama pelaksanaan SMU, sudah terkumpul investasi sebesar 5.258 milyar won dengan proporsi dari pemerintah 51% dan masyarakat 49%. Infrastruktur yang dibangun adalah jalan produksi sepanjang 6.187 km, 82.596 jembatan, 39.231 tempat pertemuan masyarakat, dan 258.000 unit rumah. Dalam pelaksanaannya, pembangunan di negara Korea tidak berjalan dengan begitu saja namun ada strategi tersendiri dari Saemaul Undong (SMU) melalui tiga pendekatan yang meliputi pendekatan Top down Community Based, Pendekatan Terpadu, dan Pendekatan the More the Better. Masing-masing memiliki peranan tersendiri, pendekatan Top Down Community Based bertujuan untuk memberikan dasaran pembangunan dan pencerahan bagi masyarakat desa tentang pentingnya pendekatan bottom up dimana masyarakat desa ditantang untuk memilih pemimpin mereka, memilih kegiatan dan melakukan perencanaan program dan pelaksanaan untuk meningkatkan standar kehidupan mereka dengan subsidi pemerintah memberikan pembinaan serta dukungan administrasi yang intensif. Sedangkan pendekatan terpadu bertujuan untuk melakukan integrasi antara masyarakat dengan pemerintah baik yang bersifat vertical maupun horizontal. Integrasi vertical yang dimaksudkan adalah adanya koordinasi antara pembangunan tingkat masyarakat dan kebijakan pembangunan pemerintah pusat, integrasi horizontal berarti integrasi di antara sector pada tingkat masyarakat. Dan pendekatan yang terakhir, pendekatan The Better the More merupakan upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas SMU melalui peningkatan peran pemeritah daerah beserta pemimpin SMU dengan didirikannya Saemaul Traning Institute.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

ternak berlimpah dan belum dimanfaatkan secara baik oleh masyarakat. Tujuan pelaksanaan adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mitra tentang pembuatan bokashi dan pupuk

Islam mengajarkan hidup yang harmonis dengan orag lain, seperti yang tertulis dalam Al-Qur’an “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan oleh Allah kepadamu

Sekä päiväkerhojen lasten että Röllin lasten vanhempien mielipiteistä kävi ilmi, että kasvatus koetaan tänä päivänä vapaammaksi, mutta kuitenkin suurin osa arvoista

Adapun kerangka pikir penggunaan strategi pembelajaran snowball throwing berbantu media TTS untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dapat dilihat pada

Maka permasalahan yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini adalah Kriteria apakah yang dipakai pihak bank untuk menentukan debiturnya telah melakukan wanprestasi dan

Bentuk tata panggung teater dalam pertunjukkan musik tradisional di Indonesia berdasarkan dari teori dan hasil pengkajian oleh Sumarsan, 1995 bahwa bentuk arena (teater in round)

Seseorang penderita penyakit gastritis akan mengalami keluhan nyeri pada lambung, mual, muntah, lemas, kembung, dan terasa sesak, nyeri pada ulu hati, tidak ada nafsu makan,

Keyword: Myocardial performance index (Tei index) -- Pulmonary arterial hypertension -- Right ventricular function -- Atrial septal