• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENELITIAN MONITORING DAN EVALU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROPOSAL PENELITIAN MONITORING DAN EVALU"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PENELITIAN

MONITORING DAN EVALUASI

PENYAMPAIAN INFORMASI PUBLIK

BADAN NARKOTIKA NASIONAL

I. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Dalam konteks melihat keberhasilan pelaksanaan program Penyampaian Informasi Publik Badan Narkotika Nasional Melalui Kegiatan sosialisasi baik melalui media cetak, eletronik dan online, maka dirasakan perlu untuk melakukan kegiatan monitoring pada saat program belum terselesaikan. Monitoring program pada saat berjalan dapat mengidentifikasikan kesuksesan atau kegagalan secara nyata atau potensial sedini mungkin dan sewaktu-waktu bisa menyesuaikan operasionalnya (kegiatan). menurut

Casely & Kumar (1987) definisi monitoring pada dasarnya prinsip adalah sama, yaitu: ‘Monitoring adalah penilaian yang terus menerus terhadap fungsi kegiatan-kegiatan proyek didalam konteks jadwal-jadwal pelaksanaan dan terhadap penggunaan input-input proyek oleh kelompok sasaran didalam konteks harapan harapan rancangan’. Untuk itu, maka salah satu bentuk monitoring yang adalah pengkajian efektifitas dan efisiensi pada saat program sosialisasi telah berjalan.

Monitoring berfokus khusus pada keefektifan dan dampak langsung dari masing-masing kegiatan yang dilaksanakan dalam program sosialisasi. Dalam telaah ulang kita menilai apakah kegiatan penyampaian informasi publik di bidang pencegahan, penanggulangan dan pemberatasan Narkoba telah menghasilkan keluaran sesuai rencana dan apa dampak keluaran telah membantu tercapainya tujuan proyek atau program, yakni mengurangi jumlah dan peredaran Narkoba.

(2)

Setelah program sosialisasi telah selesai dilakukan Menurut Isaac dan Michael (1984 : 6) sebuah program harus diakhiri dengan evaluasi.Hal ini dikarenakan kita akan melihat apakah program tersebut berhasil menjalankan fungsi sebagaimana yang telah ditetapkan dalam perencanaan awal. Untuk itu, pelaksanaan program penyampaian informasi publik perlu dilakukan evaluasi untuk memberikan penilaian akhir apakah program telah berjalan dan bekerjanya sesuai dengan rencana dan telah memberikan keluaran program sesuai yang diharapkan. Melalui kegiatan evaluasi, maka akan tersedia informasi-informasi yang berguna bagi pihak Pusat Komunikasi Publik untuk menentukan kebijakan yang akan diambil di masa mendatang.

Secara teoritis, evaluasi menurut Worthen dan Sanders (1979) adalah mencari sesuatu yang berharga (worth). Sesuatu yang berharga tersebut dapat berupa informasi tentang suatu program, produksi serta alternatif prosedur tertentu. Keberhasilan program penyampaian informasi publik Badan Narkotika Nasional dapat dilihat dari dampak atau hasil yang dicapai oleh program tersebut. Karenanya, dalam keberhasilan ada dua konsep yang terdapat didalamnya yaitu efektifitas dan efisiensi. Efektifitas merupakan perbandingan antara output dan inoutnya sedangkan efisiensi adalah taraf pendayagunaan input untuk menghasilkan output lewat suatu proses (Sudharsono 1994 : 2)

Implementasi program harus senantiasa di evaluasi untuk melihat sejauh mana program tersebut telah berhasil mencapai maksud pelaksanaan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Tanpa adanya evaluasi, program-program yang berjalan tidak akan dapat dilihat efektifitasnya. Dengan demikian, kebijakan-kebijakan baru sehubungan dengan program itu tidak akan didukung oleh data. Karenanya, evaluasi program bertujuan untuk menyediakan data dan informasi serta rekomendasi bagi pengambil kebijakan (decision maker) untuk memutuskan apakah akan melanjutkan, memperbaiki atau menghentikan sebuah program.

(3)

sistematik dengan menggunakan metodologi ilmiah sehingga darinya dapat dihasilkan data yang akurat dan obyektif.

II. PERMASALAHAN PENELITIAN

Mengingat pentingnya untuk meng-indentifikasi keberhasilan program penyampaian informasi publik Badan Narkotika Nasionalyang telah dilakukan oleh Badan Narkotika nasional melalui kegiatan sosialisasi di media televisi, online dan eletronik, maka dirasakan perlu untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan program pada saat telah berakhir. Monitoring dan Evaluasi ini penting dilakukan untuk memperoleh gambaran apakah strategi komunikasi tersebut telah secara efektif, efisien, tepat sasaran dan mencapai tujuan yang diharapkan. Secara khusus, permasalahan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Apakah program penyampaian informasi publik Badan Narkotika Nasional telah terlaksana secara efektif dan efisien?

2. Apakah program penyampaian informasi publik Badan Narkotika Nasional berdampak terhadap pencegahan, penangulangan dan pemberantasan Narkoba di Indonesia?

III.SIGNIFIKANSI PENELITIAN

Signifikasi penelitian ini bagi Badan Narkotika Nasional adalah sebagai berikut:

1. m

emperlihatkan keberhasilan atau kegagalan program penyampaian informasi publik;

2. m

emperlihatkan apakah program penyampaian informasi public telah memberikan dampak bagi pencegahan, penangulangan dan pemberantasan Narkoba di Indonesia.

IV. TUJUAN PENELITIAN

(4)

1. mengetahui efisiensi dan efektivitas kegiatan penyampaian informasi publik Badan Narkotika Nasional;

2. mendapatkan informasi dan menarik pelajaran dari pengalaman mengenai pengelolaan proyek, keluaran, manfaat, dan dampak dari program Penyampaian Informasi Badan Narkotika Nasional yang baru selesai dilaksanakan, maupun yang sudah berfungsi, sebagai umpan balik bagi pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian proyek selanjutnya.

V. KERANGKA KONSEP

Konsep Monitoring

Secara sederhana monitoring dimengerti sebagai kegiatan observasi yang berlangsung terus menerus untuk memastikan dan mengendalikan keserasian pelaksanaan program dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Karena itu monitoring bisa dimengerti sebagai sebuah proses pengumpulan dan analisis informasi (berdasarkan indikator yg ditetapkan) secara sistematis dan kontinu tentang kegiatan program/proyek. Pengumpulan data atau informasi dalam monitoring dimaksudkan untuk mengetahui kenyataan yang sebenarnya dalam pelaksanaan program yang dipantau. Sasaran monitoring adalah kelangsungan program dan komponen-komponen program yang mencakup input, proses, output dan outcome. Hasil dari monitoring dapat dijadikan bahan asupan untuk tindakan penyempurnaan program/proyek itu selanjutnya.

(5)

Pihak yang melakukan monitoring adalah pengelola program dan atau tenaga profesional yang diberi tugas khusus untuk memonitor pelaksanaan program. Fokus monitoring adalah pada program yang sedang dilaksanakan. Bukan pada konteks kegiatan yang harus dilakukan oleh pelaksana program. Monitoring menitikberatkan pada aspek kuantitatif dalam pelaksanaan program yang dapat menjadi bahan untuk kegiatan evaluasi.

Monitoring dapat mengguanakan pendekatan langsung dan tidak langsung. Pendekatan langsung dilakukan apabila pihak yang memonitor melakukan kegiatannya pada lokasi program yang sedang dilaksanakan. Teknik-teknik yang sering digunakan dalam pendekatan ini adalah wawancara dan observasi. Kedua teknik ini digunakan untuk memantau kegiatan, peristiwa, komponen, proses, hasil dan pengaruh program yang dilaksanakan. Pendekatan tidak langsung digunakan apabila pihak yang memonitor tidak terjun langsung ke lapangan, namun dengan menelaah laporan berkala yang disampaikan oleh pada penyelenggara program, atau dengan mengirimkan kuesioner secara berkala kepada para penyelenggaranya atau pelaksana program.

(6)

Berdasarkan tipe dan jenis monitoring , bisa dikalsifikasikan menjadi tiga, yakni 1)

Aspek masukan (input) proyek antara lain mencakup : tenaga manusia, dana, bahan, peralatan, jam kerja, data, kebijakan, manajemen dsb. yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan proyek; 2) Aspek proses / aktivitas yaitu aspek dari proyek yang mencerminkan suatu proses kegiatan, seperti penelitian, pelatihan, proses produksi, pemberian bantuan dsb; 3) Aspek keluaran (output), yaitu aspek proyek yang mencakup hasil dari proses yang terutama berkaitan dengan kuantitas (jumlah)

Konsep Evaluasi

Pengertian konsep evaluasi terkadang tak bisa dipisahkan dengan monitoring. Pengertian pakar mengenai arti evaluasi seperti (Casely & Kumar 1987 ), menyatakan bahwa ‘Evaluasi adalah penilaian berkala rehadap relevansi, penampilan, efisiensi dan dampak proyek tentang waktu, daerah atau populasi’. Sedangkan evaluasi sebagaimana dikemukakan oleh Louisa Gosling dan Mike Edwards adalah

“assessment at one point in time of the impact of a piece of work and the extend to which stated objectivies have beem achieved” (1995:98). Oleh karena itu Evaluasi adalah suatu teknik penilaian kualitas program yang dilakukan secara berkala melalui metode yang tepat.

(7)

Evaluasi pada umumnya berkaitan dengan upaya pengumpulan, pengolahan, analisis, deskripsi dan penyajian data atau informasi sebagai masukan untuk pengambilan keputusan (decision making). Berkaitan dengan tujuan evaluasi, Anderson (1978) merumuskan tujuan penilaian sebagai berikut:

1. Memberi masukan untuk perencanaan program;

2. Memberi masukan untuk keputusan tentang kelanjutan, perluasan dan penghentian program;

3. Memperoleh informasi tentang faktor pendukung dan penghambat; 4. Memberi masukan untuk memahami landasan keilmuan bagi penilaian

Evaluasi bisanya dilakukan baik oleh orang dalam maupun orang luar untuk membantu Pihak Terkait dan pembuat keputusan dan menerapkan pelajaran yang sudah dipetik. Evaluasi berfokus khusus pada dampak dan sustanibilitas. Evaluasi dapat dilakukan, pada tahapan: 1) Perencanaan (Ex-ante Evaluation); 2) Program / Kegiatan sedang berjalan (On-going Evaluation); 3) Program / Kegiatan selesai dibangun (Terminal Evaluation) dan Program / Kegiatan sudah berfungsi (Ex-post Evaluation)

(8)

pengembangan implementasi, kebutuhan suatu program, perbaikan program, pertanggungjawaban, seleksi, motivasi, menambah pengetahuan dan dukungan dari mereka yang terlibat.

Konsep Persepsi

Dalam ranah teori psikologi sosial, dikenal dua macam persepsi, yakni persepsi material dan persepsi sosial. Dalam studi persepsi material, objek stimulinya merupakan sesuatu yang dapat diraba-rasakan, sementara unsur mediasinya langsung, proses interpretasinya juga sederhana, namun lebih objektif (terukur). Sementara itu, untuk persepsi sosial, objek stimulinya tak dapat diraba-rasakan; tidak bisa responsif (impresif); unsur mediasi kerap/bisa tak langsung; proses interpretasi kompleks; dan cenderung subjektif.

Persepsi menurut Krecht (1992) adalah suatu “hasil dari sebuah proses kognitif yang kompleks dan menghasilkan suatu gambaran unik tentang kenyataan yang boleh jadi berbeda dengan kenyataannya”. Pendapat di atas tidak jauh berbeda dengan pendapat Kotler (et.al.1996:196-197) yang menyatakan bahwa tindakan seseorang akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap suatu produk atau situasi yang dihadapinya. Ini artinya, bahwa baik buruknya persepsi sesorang terhadap sesuatu sangat tergantung kepada masing-masing individu dalam menyeleksi, mengorganisasikan dan menginterpretasikan stimulus yang mempengaruhi inderanya ke dalam gambaran yang nyata. Latar belakang pengetahuan dan pendidikan, pengalaman, lingkungan sosial, tujuan hidup dan cita-cita subjek juga turut menentukan persepsi subjek terhadap sesuatau yang dikehendaki dan akan diwujudkan.

(9)

Konsep Komunikasi Massa

Komunikasi secara sederhana dapat dimengerti sebagai sebuah proses penyampaian pesan proses penyampaian pesan (informasi/message) dari komunikator/sumber kepada komunikan. Penerima melalui media tertentu untuk menghasilkan efek/tujuan tertentu dengan mengharapkan feedback/umpan balik. Hovland, Janis, and Kelley (1953) mendefinisikan komunikasi sebagai berikut: ”Communication is the process by which an individual (the communicator) transmit stimuli (usually verbal) to modify the behaviour of other individual (the audience)” Definisi tersebut jelas mengutarakan tujuan komunikasi adalah mempengaruhi komunikan agar bersikap atau mengambil tindakan sesuai yang diinginkan komunikator.

Untuk itu, dalam sebuah komunikasi paling tidak ada 7 unsur komunikasi yang ada, yakni:

1. Penyampai pesan/komunikator/sumber/Source

2. Pesan/Message

3. Penerima pesan/Receiver 4. Media/Channel

5. Efek/tujuan/Destination 6. Umpan balik/Feedback 7. Gangguan/Noise

(10)

satu atau lebih mesin memproduksi dan mengirimkan pesan kepada khalayak yang besar, heterogen, dan tersebar.

Berdasarkan prosesnya, komunikasi massa ada dua, yakni komunikasi primer, yakni proses komunikasi yang tidak menggunakan media tetapi menggunakan lambang atau simbol sebagai media satu-satunya.Lambang atau simbol ini terbagi menjadi dua, yang pertama adalah verbal menggunakan lambang/simbol/pesan yang berupa kata-kata yang tertulis; kedua, non-verbal, menggunakan bahasa tubuh/ekpresi wajah. Proses komunikasi yang kedua adalah komunikasi sekunder, yakni proses penyampaian dan penerimaan pesan dengan menggunakan media sebagai sarana komunikasi, media yang digunakan bisa berupa media massa atau media non-massa (interpost media).

Konsep Berita

Secara umum pengertian berita ialah pemberitahuan oleh seseorang kepada orang lain mengenai suatu hal atau kejadian. Mitchel V. Chanley (Syamsul:2001) menyebutkan pengertian berita adalah “laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka”. Hal ini sejalan dengan pendapat Muda (2003) pengertian berita adalah “suatu fakta atau ide atau opini aktual yang menarik dan akurat serta dianggap penting bagi sejumlah pembaca, pendengar maupun penonton”. Berdasarkan dua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa walaupun ada fakta tetapi jika tidak dinilai penting, aktual dan menarik oleh sejumlah besar orang maka hal tersebut masih belum bisa diangkat menjadi bahan berita.

(11)

apa yang disebut sebagai nilai berita (news value), yakni seperangkat kriteria untuk menilai apakah sebuah kejadian cukup penting untuk diliput.

Berdasarkan nilai berita, sebuah program acara berita kemudian diklasifikasikan lagi menurut sifatnya pada keterikatan waktu atau tidak. Secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga, antara lain:

1. News bulletin (berita harian)

Berita yang penyajiannya sangat terikat waktu (time concern) dan penyajiannya kepada khalayak harus secepat mungkin. Berdasarkanya jenisnya news bulletin memiliki bentuk straight news (berita langsung), berita penting yang segera harus disampaikan ke publik. Ia kadang disebut juga dengan hard news, spot news, atau breaking news. Jika tidak segera disampaikan berita tersebut akan ketinggalan dan tidak akan bernilai berita ketika disampaikan lagi (Wahyudi, 1992).

2. News Magazine (berita berkala).

Menjadi istilah magazine, karena topik atau tema yang disajikan mirip dengan topi-topik atau tema yang terdapat dalam suatu majalah (Morissan,2008:200). Berita yang penyajiannya kepada khalayak tidak terikat waktu (timeless) dan penyajiannya kepada khalayak tidak perlu secepat mungkin (Wahyudin, 1992). Pada umumnya, news magazine disajikan dalam bentik Package (PKG).

Package adalah laporan berita lengkap dengan narasi (voice over) yang direkam ke dalam pita kaset. Narasi dalam package dibacakan oleh seorang oengisi suara atau dubber yang biasanya adalah repoter atau penulis berita. Dengan kata lain format berita package adalah format yang komprehensif dengan intro dibacakan presenter sedangkan naskah dibacakan atau dinarasikan sendiri oleh reporter atau pengisi suara. (Morrissan:2008)

3. Informational News.

(12)

juga dapat membahas komentar atau opini, pengumuman, dokumenter, repotase, serta dialog ( Wahyudi,1992)

Proses Produksi TV Magazine

Berdasarkan jenis klasifikasi nilai berita, maka dapat terlihat ada perbedaan prinsip antara proses produksi news bulletin dan news magazine. Pada news bulletin mutlak harus diproduksi melalui pendekatan jurnalistik, sedangkan news magazine dapat diproduksi melalui pendekatan artistik walaupun pada prinsip dasarnya tetap pada nilai aktualitas. Proses produksi arstitik jurnalistik adalah proses produksi informasi yang mengutamakan keindahan dan memasukkan tatacara yang berlaku dalam jurnalistik, sehingga karya yang dihasilkan adalah karya artistik yang memiliki nilai lebih jurnalistik.

News magazine bukanlah majalah cetak, melainkan majalah udara audio visual. Menghindari talking head terlalu panjang adalah untuk mencegah terjadinya acara terasa lamban dan membosanka. Karena suatu uraian daris eseorang sedapat-dapatnya 75% tersaji dalam gambar-gambar ilustrasi dari uraian. Untuk itu dalam proses produksi news magazine menurut Fred Wibowo (2007) perlu diperhatikan beberapa hal berikut:

1. Perencanaan

Produser news menyeleksi dan menyusun rubrik dan materi produksi sedemikian rupa sehingga antara format yang satu dan format yang lain cukup bervariasi dan semakin meningkat daya tariknya. Karena durasi yang cukup panjang apabila sebuah program kurang bervariasi dan menarik maka akan ditinggalkan penontonnya.

(13)

Rubrik news dalam magazine tetap menuntut aktualitas materi berita. Meskipun begitu, jangka waktu aktualitas tidak secepat straight news yang setiap waktu dan jam terus dipantau. Materi news magazine berjangka waktu aktual sepanjang satu terbitan ke terbitan berikutnya. Oleh karena itu, peristiwa-peristiwa menarik sepanjang minggu dalam jangka satu edisi dapat menjadi materi berita yang aktual

2. Pelaksanaan Produksi

Dalam perencanaan, prosedur menentukan terlebih dahulu sajian utama dari program yang diproduksi. Kemudian setiap reporter mulai mencari dan mengumpulkan materi produksi. Kekurangan materi gambar berarti program dapat membosankan. Setelah materi yang terseleksi cukup, dimulailah menyusun dan memasukan mater-materi itu ke dalam rubrik yang tersedia. Penulisan naskah untuk presenter dilakukan paling akhir sesudah penyusunan rubrik selesai. Naskah sajian disusun untuk mempersatukan, menghidupkan dan memberi makna pada program. Setelah itu semua siap, kemudian program siap diproduksi.

News magazine yang dikemas dalam format dokumenter dan narasi voice over akan membuat program tersebut menjadi lebih kaya. Program dokumenter itu merupakan rangkain kejadian atau peristiwa-peristiwa yang menarik. Banyak kemungkinan yang dapat diproduksi dalam program news magazine. News magazine dan feature merupakan dua format program yang sangat kaya dan sangat bercorak audio visual, yakni cepat, bervariasi, kaya, mendalam dan menarik. Oleh karena itu, program tersebut dapat menarik minat banyak penonton sekaligus bermanfaat.

VI. KERANGKA PEMIKIRAN MONITORING

(14)

Berdasarkan perumusan masalaah dan kerangka konsep, maka kerangka pemikiran evaluasi adalah sebagai diperlihatkan diagram 1 dibawah ini:

Diagram 1. Kerangka Pemikiran Monitoring Evaluasi

(15)

Tahap kelima, adalah laporan hasil evaluasi kepada Badan Narkotika Nasional sebagai pihak yang berkepentingan. Hasil evaluasi tersebut jika dinilai bahwa program belum mencapai hasil yang dikehedaki, maka dilakukan perbaikan program. Namun, jika hasil evaluasi baik dan mendukung, maka kemungkinan besar program penyampaian informasi public tersebut bisa direduplikasi kembali pada tahun berikutnya.

VIII. METODE PENELITIAN 1. Target dan Lokasi Evaluasi:

Target monitoring evaluasi sesuai dengan target khalayak penyampaian informasi public Badan Narkotika Nasional. Lokasi monitoring evaluasi ini dilakukan di lima wilayah penyalahgunaan Narkoba tertinggi di Indonesia. Dari enam wilayah tersebut tersebut akan dipilih secara purposif satu kabupaten/kota yang menjadi locus

penelitian, yakni sebagai berikut.

1. Propinsi Jawa Timur, Kota Surabaya; 2. Sumatera Utara, Kota Medan;

3. Papua, Kota Jayapura; 4. DKI Jakarta;

5. Sulawesi Selatan, Kota Makassar; 6. Bali, Kota Depansar.

Alasan pemilihan enam propinsi tersebut dilandasi oleh asumsi bahwa:

1. Menggambarkan pembagian geografis kewilayahan Indonesia, sehingga dari pembagian dan pemilihan tersebut dapat mengambarkan pelaksanaan program penyampaian informasi publik Badan Narkotika Nasional;

2. Enam wilayah tersebut merupakan wilayah yang tinggi tingkat penyalahgunaan Narkoba di Indonesia dibandingkan wilayah lain.

(16)

Teknik monitoring yang digunakan adalah mengunakan metode penelitian kuantitatif. Berdasarkan tipenya, maka evaluasi yang dilakukan terhadap program penyampaian informasi publik Badan Narkotika Nasionalmelalui kegiatan TV Magazine adalah evaluasi sumatif. Karena evaluasi dilakukan dipakai untuk pertanggung jawaban, keterangan, seleksi atau lanjutan. Jadi evaluasi hendaknya membantu pengembangan implementasi, kebutuhan suatu program, perbaikan program, pertanggungjawaban, seleksi, motivasi, menambah pengetahuan dan dukungan dari mereka yang terlibat. Pada akhirnya hasil sumatif digunakan untuk melakukan evaluasi akhir mengenai pencapain program dan apakah program sejenis tetap perlu dilakukan untuk masa mendatang atau tidak.

3. Teknik Monitoring Evaluasi

Teknik monitoring evaluasi yang digunakan adalah mengunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan kuantitatif ini berbeda dengan kualitatif, bukan hanya terbatas pada perbedaan sumber data antara data yang dilaporkan melalui huruf, lukisan, foto dibandingkan dengan data yang sifatnya numerik (angka), namun lebih kepada perbedaan asumsi yang dibangun. Pada penelitian kualitatif teori dan hipotesis tidak dibangun secara a priori, sedangkan pada kuantitatif, hal tersebut dibangun secara priori. Oleh karena itu, penelitian kuantitatif karena muncul dari ilmu alam, menekanan kepada pendekatan deduktif(umum-khusus) dalam penelitian. Penelitian kualitatif lebih bertujuan untuk memahami suatu permasalahan tertentu dalam kehidupan komunitas dan masyarakat tertentu dengan teori tertentu. Adapun cara yang dilakukan adalah melalui survey persepsi masyarakat.Untuk lebih lengkapnya sebagai berikut:

 Survey : Survai merupakan metode pengumpulan data dalam penelitian

kuantitatif dengan menggunakan kuesioner yang berisi daftar pertanyaan yang terstruktur dan sistematis dengan mengambil sampel dari keseluruhan populasi yang diteliti. Jenis metode survai yang digunakan, yaitu face to face interview.

(17)

di lapangan pada waktu dan tempat yang telah ditentukan. Teknik pengumpulan data monitoring dan evaluasi adalah sebagai berikut:

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif , yakni data yang bisa diukur melalui kuesioner

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari data primer berdasarkan hasil kuesioner.

3. Target populasi

Target populasi adalah masyarakat yang tinggal di wilayah penelitian 4. Unit Sampel Penelitian

Unit Sampel untuk penelitian kuantitatif adalah masyarakat. Adapun alasanmya pemilihannya disebabkan kelompok ini merupakan target permisa sosialisasi yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional. Adapun kriteria responden adalah sebagai berikut:

Kriteria Unit Sampel adalah sebagai berikut: a. Berusia 17 tahun atau lebih (dewasa); b. Warga Negara Indonesia (WNI);

c. Pernah Melihat Program Penyampaian Informasi Publik Badan Narkotika Nasional atau Pasien/keluarga yang direhabilitasi oleh BNN

3. Metode Pengolahan Data

Data diolah dengan mengunakan komputer dengan tahapan sebagai berikut:

1. Validasi Awal, dilakukan dengan melihat kelengkapan dan konsistensi isian yang dilakukan oleh peneliti lapangan. Apabila isian tidak lengkap, tidak konsisten dan tidak rasional maka kuesioner didrop dan tidak dapat digunakan lagi.

(18)

3. Penyusunan Program Pengolahan mengunakan SPSS versi 18. 4. Entri Data. Data pertanyaan yang telah terisi dan benar kemudian

diinput kedalam program pengolahan.

5. Editing. Setelah data masuk, diperiksa kembali, apabila masih ada kesalahan dilakukan editing ulang.

6. Tabulasi. Data yang telah masuk, diolah dengan program aplikasi Statistical program for Social Sciences (SPSS) 18, sehingga menghasilkan tabel-tabel data.

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Abu Hurairah, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Model dan Strategi Pembangunan yang Berbasis Kerakyatan, (Bandung: Humaniora, 2008), hal.. Sebagai tujuan,

SEKTOR PENGURUSAN SISA PEPEJAL (PEMBINAAN KEMUDAHAN PSP) (PKP) Waktu Beroperasi 7.00 pagi – 7.00 malam (lebih masa tidak dibenarkan) Waktu Kehadiran Pelanggan Tidak

8 Ainur rohmah/ 2013/ universitas dian nuswantoro semarang Perhitungan harga pokok produksi berdasarkan metode harga pokok pesanan untuk efisiensi biaya produk studi kasus pada

bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

Semakin banyak munculnya organisasi – organisasi atau koperasi – koperasi lain yang timbul di masyarakat yang tentunya dapat menjadi pesaing bagi koperasi Sidowaluyo, salah

facebook saya dihapus, namun saya berusaha tetap dekat dengan mereka dengan menjadi orang lain sebagai teman mereka di facebook karena saya

Penelitian yang dilakukan oleh Susan Tania (2013) yang bertujuan untuk mengetahui kontribusi pemanfaatan fasilitas sekolah dan mutu layanan pendidikan di Mts

Tata letak fasilitas produksi pabrik tahu Srikandi juga memiliki kekurangan seperti pada penempatan ruang perendaman setelah ruang penggilingan yang tidak sesuai