• Tidak ada hasil yang ditemukan

Islam dan Isu isu Ilmu Kontemporer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Islam dan Isu isu Ilmu Kontemporer"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

Islam dan Isu-isu Ilmu Kontemporer Pertemuan ini akan mendiskusikan tentang posisi dan peran Islam dalam

menjawab isu-isu terkini perbincangan ilmu, seperti kosmologi, biomedik, disain arsitektur,

pendidikan, psikologi sosial, politik, kepemimpinan, dan seterusnya. Bagaimana konsepsi Islam yang dirumuskan para intelektual muslim maupun yang dipahami oleh para pemerhati dunia dan tradisi Islam. Anggapan bahwa Islam merupakan agama yang shalihun likulli zaman wa makan dalam konteks ini menjadi tesis yang menarik perhatian para sarjana untuk menguji keabsahannya. 1. Islam dan Penjelasan Ilmiah tentag Alam Semesta

(2)

MAKALAH ALAM SEMESTA MENURUT

PANDANGAN ISLAM

A. Latar Belakang

Alam semesta adalah fana. Pengertian dari alam semesta adalah ruang dimana di dalamnya terdapat kehidupan biotik maupun abiotik serta segala macam peristiwa alam yang dapat diungkapkan maupun yang belum dapat diungkapkan oleh manusia.

Ada penciptaan, proses dari ketia-daan menjadi ada, dan akhirnya hancur. Di antaranya ada pen-ciptaan manusia dan makhluk hidup lainnya. Di sana berlang-sung pula ribuan, bahkan jutaan proses fisika, kimia, biologi dan proses-proses lain yang tak diketahui. Sebenarnya seluruh kejadian di alam semesta ini, sudah terjadi dan kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah tertera di dalam Al Qur’an. Gambaran jelasnya, bahwa semua proses alam semesta ini mengikuti dan mengekor pada segala yang tertuang dalam Al Qur’an, apakah diketahui atau tidak tabir rahasianya oleh manusia.

B. Tujuan

1. Memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam 2. Mengetahui konsep alam semesta

3. Mengetahui proses kejadian alam semesta 4. Mengetahui hubungan manusia dengan alam

A). KONSEP ALAM SEMESTA

Al Qur’an dapati kesimpulan yang cukup besar peluang kebenarannya bahwa sebenarnya seluruh kejadian di alam semesta ini, sudah terjadi dan kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah tertera di dalam Al Qur’an. Gambaran jelasnya, bahwa semua proses alam semesta ini mengikuti dan mengekor pada segala yang tertuang dalam Al Qur’an, apakah diketahui atau tidak tabir rahasianya oleh manusia.

(3)

Al Qur’an diturunkan bukan hanya kepada umat Islam, tetapi sebagai mediator menyampaikan pesan Tuhan Pencipta Alam kepada semua makhluk-Nya. Al Qur’an yang sedemikian sempurna ini memberi kabar dan cerita semua kejadian di alam semesta ini.

Kemukjizatan Al-Qur'an ditandai dengan keorisinilannya sejak diturunkan . Kitab suci ini juga tidak dapat ditandingi oleh siapa pun di dunia ini hingga akhir zaman. Ia tidak akan lekang dimakan pergeseran masa dan dapat diuji dari sudut mana pun juga. Sekarang pun, saat ilmu pengetahuan berkembang pesat, ternyata Al-Qur'an sanggup menjawab tantangan sains modern.

Salah satu hal yang membuat takjub para ilmuwan adalah adanya persesuaian antara konsep penciptaan alam semesta menurut Al-Qur'an dan sains (ilmu pengetahuan) modern. Dalam pandangan sains modern, pada awalnya alam semesta ini masih berupa kabut gas yang panas dan kemudian terpisah. Terpisahnya kabut gas ini merupakan proses awal terciptanya galaksi-galaksi. Dari pecahan-pecahan kabut gas tersebut selanjutnya melalui proses evolusi terbentuk milyaran matahari dengan planet-planetnya, termasuk bumi yang kita huni ini. Ilmuwan cerdas yang pertama kali mengemukakan teori di atas bernama Laplace dari Perancis dan Immanue Kant dari Jerman.

Meskipun demikian, ratusan tahun sebelum ilmuwan itu mengemukakan teorinya, Al-Qur'an telah menyebutkan secara gamblang. sebagaimana tertulis dalam Surat Al Anbiya ayat 30: "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga yang beriman?"

Ayat tentang asal mula alam semesta dari kabut/nebula (QS 41/11).

Artinya : “11. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa." Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati."

Teori alam semesta ini berasal dari kabut gas yang panas, dapat juga dibaca dalam surat Fushillat ayat 9-12.

Ada beberapa kesimpulan penting yang dapat kita petik dari ayat-ayat di atas,yaitu:

(4)

2. Disebutkan adanya kabut gas (dukhan) sebagai materi penciptaan kosmos.

3. Disebutkan pula bahwa penciptaan kosmos (alam semesta) tidak terjadi sekaligus,tetapi secara bertahap.

Apabila dikaitkan dengan sejumlah teori seputar terjadinya kosmos menurut sains modern, maka konsep penciptaan semesta yang tertera dalam Al-Qur'an tidak dapat disangkal lagi kebenarannya. Adanya kumpulan kabut gas dan terjadinya pemisahan-pemisahan kabut gas tersebut atau dikenal dengan proses evolusi terbentuknya alam semesta, sudah dipaparkan secara jelas oleh Al-Qur'an jauh sebelum sains modern mengemukakannya. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah penjelasan tentang proses terciptanya alam semesta menurut ilmu pengetahuan modern.

Semula alam semesta ini terdiri dari satu kumpulan gas, yakni gas hidrogen dan sedikit helium yang berputar secara pelan. Itu terjadi pada zaman kuno, bermilyar-milyar tahun yang lalu. Kumpulan gas tersebut kemudian menjasi potongan-potongan yang sangat besar dan banyak. Ahli-ahli astrofisika (fisika bintang) memperkirakan tiap potongan tersebut besarnya satu milyar sampai seratus milyar kali dari matahari. Sedangkan besarnya matahari sekitar 300.000 kali dari bumi.

B). PROSES KEJADIAN ALAM SEMESTA

Allah swt telah mengatur semua proses penciptaan bumi. Dan Allah telah memberitahukan kepada umatnya mengenai penciptaan bumi dan alam semesta melalui Al-quran. Kitab suci umat islam inilah sumber dari segala macam ilmu pengetahuan.

Di dalamnya semua ilmu pengetahuan tertulis untuk membantu kita mencari pengetahuan dan terus mengimani isi-isinya. Dalam hal ini saya berupaya untuk sedikit menkaji mengenai ayat dalam al-quran yang membahas megenai penciptaan bumi.

Dalam surat An Naaziat (79) ayat 27 – 33 menerangkan proses penciptaan bumi dan alam semesta. Dalam ayat tersebut tertulis bumi dan alam semesta tercipta dalam enam masa. Masih dalam perdebatan mengenai enam masa yang dimaksud. Entah itu enam tahun, enam hari, enam periode, ataupun enam tahapan. Dalam hal ini kami mencoba mengkaji enam masa yang dimaksud. Tulisan ini kami ambil dari berbagai sumber.

Annaziat ayat 27 :

”Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya,(27)”

(5)

Bang adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian mengembang sekitar 13.700 juta tahun lalu. alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar. Bukti dari teori ini ialah gelombang mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit. Awan debu (dukhan) yang terbentuk dari ledakan tersebut, terdiri dari hidrogen. Hidrogen adalah unsur pertama yang terbentuk ketika dukhan berkondensasi sambil berputar dan memadat. Bisa diaktakan awan dan langit yang kita lihat selama ini adalah bentuk pertama dari penciptaan bumi dan alam semesta.

Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub dukhan, menyebar dan menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, dukhan yang tersisa berupa piringan, yang kemudian membentuk galaksi. Bintang-bintang dan gas terbentuk dan mengisi bagian dalam galaksi, menghasilkan struktur filamen (lembaran) dan void (rongga). Jadi, alam semesta yang kita kenal sekarang bagaikan kapas, terdapat bagian yang kosong dan bagian yang terisi.

Annaziat ayat 28 :

”Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,(28)”

Ayat ini menerangkan masa II dari penciptaan bumi. Dua kata kunci dalam ayat ini adalah “meninggikan dan menyempurnakan”. Mengembang yang dimaksud adalah proses berkembangnya seluruh galaksi yang saling menjauh antar satu sama lain. Dan langit-langit menjadi semakin meninggi. Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big bang.

Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini tidak serta merta terbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung. Misalnya kelahiran dan kematian bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini dapat terus mengembang, atau kemungkinan lainnya akan mengerut.

Annaziat ayat 29 :

”Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang (29)”

(6)

Annaziat ayat 30 :

”Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya (30)” Di masa IV inilah mulai bumi terbentuk. dimulai dengan pembentukan superkontinen Pangaea di permukaan Bumi.

Annaziat ayat 31 :

“Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya(31)” Pada ayat ini, dijelaskan mengenai masa V penciptaan bumi yaitu evolusi air. Ketika bumi terbentuk air belum ada. Air diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk Bumi ketika atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. Uap air ini kemudian turun sebagai hujan yang pertama. setelah air terbentuk, kehidupan pertama berupa tumbuhan bersel satu pun mulai muncul di dalam air.

Annaziat ayat 32 :

“Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (32)”

Memasuki masa VI, atau masa terakhir, bumi mulai diisi dengan gunung-gunung yang terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan air dan munculnya tumbuhan pertama. Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika superkontinen Pangaea mulai terpecah.

Setelah terbentuk gunung, maka diciptakanlah hewan-hewan, dan manusia hingga sekarang ini. Dijelaskan dalam Annaziat ayat 33 :

”(semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu”.

Begitulah kira-kira proses penciptaan bumi. Banyak dari ayat-ayat dan surat lain yang menjelaskan mengenai penciptaan bumi. Namun saya hanya memfokuskan kepada surat Annaziat, ayat27-33. untuk lebih jelasnya bisa kaji bersama-sama kedepannya nanti.

Hikmah apa yang bisa petik?

1. Dalam surat Al baqarah ayat 2 dijelaskan:

(7)

2. Al quran tidak hanya untuk sekadar di baca, namun diperlukan pengkajian lebih dalam mengenai segala macam isi-isinya. Di dalamnya terdapat segala macam ilmu pengetahuan yang bisa terus kita gali.

3. Segala sesuatu mengenai kehidupan di bumi ini, telah diatur oleh Allah SWT. Kita tinggal bertaqwa kepada Allah SWT agar diberikan petunjuk kebenaran dalam hidup ini.

Penemuan di bidang astronomi menyebabkan kosmologi terbagi dalam dua kelompok.:

1. Kelompok pertama beranggapan bahwa alam semesta ini statis, dari permulaan diciptakannya sampai sekarang ini tak berubah.

2. Kelompok kedua dan yang paling diakui saat ini beranggapan bahwa alam semesta ini dinamis, bergerak atau beruba dan sampai saat ini masih terus mengembang/membesar.

Kelompok yang beranggapan bahwa alam semesta ini dinamis ditunjang oleh ilmu pengetahuan modern. Menurut teori evolusi, pengembangan seperti dibuktikan oleh adanya big bang, ditafsirkan bahwa alam semesta ini dimulai dengan satu ledakan dahsyat. Materi yang terdapat dalam alam semesta itu mula-mula berdesakan satu sama lain dalam suhu dan kepadatan yang sangat tinggi, sehingga hanya berupa proton, neutron, dan elektron, tidak mampu membentuk susunan yang lebih berat. Karena mengembang, maka suhu menurun sehingga proton dan neutron berkumpul membentuk inti atom. Kecepatan mengembang ini menentukan macam atom yang terbentuk.

Para ahli ilmu alam telah menghitung bahwa masa mendidih itu tidak lebih dari 30 menit. Bila kurang artinya mengembung lebih cepat, alam semesta ini akan didominir oleh unsur hidrogen. Apabila lebih dari 30 menit, berarti mengembung lambat, unsur berat akan dominan

(8)

Karena sebagian dari materi terhisap ke pusat bintang, maka planet dibentuk dari sisa-sisanya. Yaitu butir-butir debu berbenturan satu sama lain dan membentuk massa yang lebih besar, berseliweran di ruang angkasa dan makin lama makin besar sehingga terbentuk planet-planet ataupun benda angkasa lainnya selain bintang.

Diperkirakan proses pengembangan alam semesta tersebut masih berlangsung hingga saat ini. Dimana setiap galaksi satu dan galaksi lainnya saling berjauhan satu sama lain setiap waktunya. Proses ini akan terus berlangsung hingga akhir jaman, dimana alam semesta sudah tidak memiliki energi yang menopangnya lagi dan alam ini sudah mencapai batas akhir dari proses pengembangannya. Hingga akhirnya alam semesta ini runtuh. Tak bisa kita bayangkan kerusakan apa yang akan terjadi ketika bumi, planet yang menjadi rumah bagi manusia, tertimpa reruntuhan alam semesta yang tak terhingga besarnya.

C). HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM

Manusia dan alam mempunyai keterikatan yang kuat dimana keduanya mempunyai hak dan kewajiban antara satu dengan yang lain untuk menjaga keseimbangan alam. Hubungan antara manusia dengan alam atau hubungan manusia dengan sesamanya, bukan merupakan hubungan antara penakluk dan yang ditaklukkan, atau antara tuhan dengan hamba, tetapi hubungan kebersamaan dalam ketundukan kepada Allah SWT. Manusia diperintahkan untuk memerankan fungsi kekhalifahannya yaitu kepedulian, pelestarian dan pemeliharaan. Berbuat adil dan tidak bertindak sewenang -wenang kepada semua makhluk sehingga hubungan yang selaras antara manusia dan alam mampu memberikan dampak positif bagi keduanya. Oleh karena itu manusia diperintahkan untuk mempelajari dan mengembangkan pengetahuan alam guna menjaga keseimbangan alam dan meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Itu merupakan salah satu bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.

Dalam pelajaran ekologi manusia, kita akan dikenalkan pada teori tentang hubungan manusia dengan alam. Salah satunya adalah anthrophosentis. Di sana dijelaskan mengenai hubungan manusia dan alam. salah satu bentuknya adalah anthoposentris. dimana manusia menjadi pusat dari alam. maksudnya semua yang ada dialam ini adalah untuk manusia. Kalau dipikir-pikir emang benar sih. buat apa coba, ada sapi, ikan, padi, kalau bukan untuk makanan kita. buat apa ada kayu, batu, pasir, kalau bukan buat bangunan untuk manusia. buat apa ada emas, berlian kalau gak dipakai oleh manusia sebagai perhiasan.

(9)

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu” (al baqarah: 29)

Tapi berbeda dengan anthoroposentris yang menempatkan manusia sebagai penguasa yang memiliki hak tidak terbatas terhadap alam, maka islam menempatkan manusia sebagai rahmat bagi alam.

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”(al anbiyaa’:107)

walaupun kita diberi kelebihan oleh Allah atas segala sesuatu di alam ini, tapi kelebihan itu tidak menjadikan kita sebagai penguasa atas alam dan isinya. Karena alam dan isinya tetaplah milik Allah. Kita hanya diberikan kekuasaan atas alam tersebut sebagai pengelola dan pemelihara, dan pemakmur.

Kemudia ketika kita berinteraksi dengan alam, tidak seperti paham antroposentris yang menghalalkan sebgala cara asal kebutuhan manusia terpenuhi, islam mengajarkan bahwa hak kita dalam memanfaatkan alam juga dibatasi oleh hak alam dan isinya itu sendiri.

“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (al an’am:141)” kita tidak boleh berlegih-lebihan dalam memanfaatkannya, sehingga menimbulkan kerusakan. seharusnya semua yang ada dialam ini kita jadikan sebagai sarana untuk berpikir akan kebesaran Allah SWT.

“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.(ar ra’du: 4)”

(10)

Dalam kontek 'abdun', manusia menempati posisi sebagai ciptaan Allah.Posisi ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat dan patuh terhadap penciptanya.Keengganan manusia menghambakan diri kepada Allah sebagai pencipta akan menghilangkan rasa syukur atas anugerah yang diberikan Sang Pencipta berupa potensi yang sempurna yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya yaitu potensi akal.Dengan hilangnya rasa syukur mengakibatkan ia menghambakan diri kepada selain Allah termasuk menghambakan diri kepada selain Allah termasuk menghambakan diri kepada hawa nafsunya. Keikhlasan manusia menghambakan dirinya kepada Allah akan mencegah penghambaan manusia kepada sesama manusia termasuk pada dirinya.

Manusia diciptakan Allah dengan dua kecenderungan yaitu kecenderungan kepada ketakwaan dan kecenderungan kepada dan kecenderungan kepada perbuatan fasik.Sebagaimana firman Allah, faalhamaha fujuroha watakwaha.Artinya "maka Allah mengilhamkan kepada jiwa manusia kefasikan dan ketakwaan".Dengan kedua kecenderungan tersebut Allah berikan petunjuk berupa agama sebagai alat manusia untuk mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu amarah. Untuk itu Allah berfirman "wahadainahu najdaini"."Aku tunjukan kamu dua jalan".Akal memiliki kemampuan untuk memilih salah satu yang terbaik bagi dirinya.

Fungsi yang kedua sebagai Khalifah Allah di bumi, ia punya tanggung jawab untuk menjaga alam.Manusia diberikan kebebasan untuk memanfaatkan sumberdaya.Oleh karena itu perlu adanya ilmu dalam memanfaatkan sumberdaya agar tetap terdapat keseimbangan dalam alam.

Kerusakan alam lebih banyak disebabkan karena ulah manusia sendiri.Sebagaimana firman Allah dalam Qs.Arrum 41.

Artinya: “41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

(11)

Setelah kita mengetahui betapa tinggi perhatian Islam terhadap ilmu pengetahuan dan betapa Allah SWT mewajibkan kepada kaum muslimin untuk belajar dan terus belajar, maka Islampun telah mengatur dan menggariskan kepada ummatnya agar mereka menjadi ummat yang terbaik (dalam ilmu pengetahuan dan dalam segala hal) dan agar mereka tidak salah dan tersesat, dengan memberikan bingkai sumber pengetahuan berdasarkan urutan kebenarannya sebagai berikut : Al-Qur’an dan as-Sunnah : Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk menjadikan al-Al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai sumber pertama ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan keduanya adalah langsung dari sisi Allah SWT dan dalam pengawasannya, sehingga terjaga dari kesalahan, dan terbebas dari segala vested interest apapun, karena ia diturunkan dari Yang Maha Berilmu dan Yang Maha Adil. Sehingga tentang kewajiban mengambil ilmu dari keduanya, disampaikan Allah SWT melalui berbagai perintah untuk memikirkan ayat-ayat NYA dan menjadikan Nabi SAW sebagai pemimpin dalam segala hal.

KESIMPULAN

Allah menciptakan alam semesta ini bukan untukNya, tetapi untuk seluruh makhluk yang diberi hidup dan kehidupan. Sebagai pencipta dan sekaligus pemilik, Allah mempunyai kewenangan dan kekuasaan absolut untuk melestarikan dan menghancurkannya tanpa diminta pertanggungjawaban oleh siapapun. Namun begitu, Allah telah mengamanatkan alam seisinya dengan makhlukNya yang patut diberi amanat itu, yaitu MANUSIA. Dan oleh karenanya manusia adalah makhluk Allah yang dibekali dua potensi yang sangat mendasar, yaitu kekuatan fisi dan kekuatan rasio, disamping emosi dan intuisi. Ini berarti, bahwa alam seisinya ini adalah amanat Allah yang kelak akan minta pertanggungjawaban dari seluruh manusia yang selama hidupnya di dunia ini pasti terlibat dalam amanat itu.

Manusia diberi hidup oleh Allah tidak secara outomatis dan langsung, akan tetapi melalui proses panjang yang melibatkan berbagai faktor dan aspek. Ini tidak berarti Allah tidak mampu atau tidak kuasa menciptakannya sekaligus. Akan tetapi justru karena ada proses itulah maka tercipta dan muncul apa yang disebut “kehidupan” baik bagi manusia itu sendiri maupun bagi mahluk lain yang juga diberi hidup oleh Allah, yakni flora dan fauna.

(12)

DAFTAR PUSTAKA  Al-Qur’anul Karim

 Mansoer, Hamdan. 2004. Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum. Jakarta : DIKTI.

 Anonim, 2008. Sumber Ilmu Pengetahuan dalam Islam, blogspot : Al-Ikhwan.net.  Zuhairini, dkk, 1991. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara,.

 http: ferdahartanti.blogspot.com  www. untukku.com

(13)

CONTOH MAKALAH PAI (Alam

Semesta Menurut Pandangan Islam)

Makalah ini berisi tentang uraian-uraian mengenai maslah Alam Semesta Menurut Pandangan Islam.

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kami sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah “ALAM SEMESTA MENURUT PANDANGAN ISLAM”.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini dapat terselesaikan kerena adanya bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Drs. Asep Wahyudin, selaku dosen penganpu mata kuliah Pendidikan Agama Islam.

2. Rekan-rekan penyusun yang telah memberikan bantuan, baik berupa ide, waktu maupun tenaga demi terselesaikan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran pada semua pihak demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.

(14)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

...1

DAFTAR ISI ...2

BAB 1 PENDAHULUAN

...3

A. Latar Belakang

...4 B. Tujuan

...5

BAB II PEMBAHASAN

...6

ALAM SEMESTA MENURUT PANDANGAN ISLAM ...7

A. Konsep Alam Semesta

...8

B. Proses Kejadian Alam Semesta

...9

C. Hubungan Manusia dengan Alam Semesta

...10

BAB III PENUTUP

...11 A. Kesimpulan

...12

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alam semesta adalah fana. Pengertian dari alam semesta adalah ruang dimana di dalamnya terdapat kehidupan biotik maupun abiotik serta segala macam peristiwa alam yang dapat diungkapkan maupun yang belum dapat diungkapkan oleh manusia.

Ada penciptaan, proses dari ketia-daan menjadi ada, dan akhirnya hancur. Di antaranya ada pen-ciptaan manusia dan makhluk hidup lainnya. Di sana berlang-sung pula ribuan, bahkan jutaan proses fisika, kimia, biologi dan proses-proses lain yang tak diketahui. Sebenarnya seluruh kejadian di alam semesta ini, sudah terjadi dan kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah tertera di dalam Al Qur’an. Gambaran jelasnya, bahwa semua proses alam semesta ini mengikuti dan mengekor pada segala yang tertuang dalam Al Qur’an, apakah diketahui atau tidak tabir rahasianya oleh manusia.

B. Tujuan

1. Memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam 2. Mengetahui konsep alam semesta

(16)

BAB II

PEMBAHASAN

ALAM SEMESTA MENURUT PANDANGAN ISLAM

A. Konsepsi dan persepsi tentang Alam Semesta

Konsepsi tentang alam mengandung arti kosmogoni (asal-usul alam semesta) dan ada kaitannya dengan masalah identifikasi. Tidak seperti konsepsi indera, yang lazim dimilikimanusia dan makhluk hidup lainnya identifikasi ini hanya di miliki oleh manusia. Karena itu ,konsepsi tentang alam semesta juga hanya di miliki oleh manusia. Konsepsi ini bergantung pada pemikiran dan pemahamannya. Dari persepsi indera tentang alam semesta banyak bintang ang lebih maju ketimbang manusia, karena bintang memiliki indera tertentu yang tidak di miliki oleh manusia.

Beragam konsepsi tentang alam semesta.

Pada umumnya ada tiga macam konsepsi tentang alam semesta atau identifikasi tentang alam semesta atau dengan kata lain interpretasi manusia tentang alam semesta. Sumber interpretasi ini ada tiga hal:

Ilmu pengetahuan, filsafat, agama. Maka dapat dikatakan bahwa ada tiga macam konsepsi tentang alam semesta: konsepsi ilmiah, konsepsi filosofis dan konsepsi religious.

Konsepsi ilmiah tentang alam semesta

(17)

industry dan teknologi. Dari pembahasan terdahulu jelaslah bahwa ideologi membutuhkan tentang alam yang

1. Dapat menjawab pertanyaan penting mengenai alam semesta sebagai keseluruhan, bukan hanya bagian dari alam semesta.

2. Dapat menjadi konsepsi abadi dan andal bukan konsepsi yang sifatnya untuk semestara waktu.

3. Dapat memiliki nilai teorotis dan nilai realistis juga bukan semata-mata nilai praktis dan nilai teknis saja. Jadi jiga jelas bahwa konsepsi ilmu pengetahhuan tentang alam, sekalipun memiliki hal-hal lain yang dapat dipercaya, tidak memiliki ketiga syarat ini.

Konsepsi alam semesta menurut agama islam adalah islam membawakan tauhid dalam bnetuknya yang paling murni. Dari sudut pandang islam,tidak ada yang seperti alloh swt dan tidak ada yang menyamainya.

Tidak ada yang serupa dengan-Nya. (QS asy-syura : 11)

Independensi allah mutlak sifatnya. Segala sesuatu bergantung pada-nya,namun Dia tidak bergantung pada apa dan siapa.

Allah melihat dan mengetahui segala sesuatu.dia melakukan mampu melakukan apapun yangdikehendakinya

Dia Maha Mengetahui segala sesuatu ( Qs. Asyura: 12) Dia mampu melakukan segala sesuatu ( Qs. Al Hajj; 26)

Allah SWT ada dimana-,mana setiap tempat, entah diatas langit atau dikedalaman bumi, memiliki hubungan yang sama denganNya. Kearah manapun kita menghadap, kita menghadap Allah SWT:

(18)

Dari sudut pandang tauhid dan konsepsi islam tentang alam semesta, alam semesta merupakan ciptaan dan diurus oleh kehendak dan perhatian Allah SWT. Jika Allah sekejap saja tidak member perhatian maka seluruh alam semesta akan binasa seketika itu juga. Segala yang diciptakan Allah tidaklah sia-sia. Sistem yang ada pada alam semesta adalah system yang paling sempurna. Sistem ini memanifestasikan keadilan dan kebenaran dan didasarkan pada serangkaian sebab akibat. Takdir Allah berlaku untuk alam semesta. Manusia ditakdirkan oleh takdir Allah untuk merdeka dan bertanggung jawab. Manusia adalah tuhan bagi nasibnya sendiri dan manusia memiliki harkat dan martabat khususnya. Manusi tempat untuk menjadi khalifah di alam semesta yang telah diciptakan Allah SWT.

Pandangan filosofis mengenai alam semesta

Meskipun konsepsi filosofis megenai alam semesta tidak seksama dan spesifik konsepsi ilmu pengetahuan, namun konsepsi filosofis didasarkan pada sejumlah prinsip yang jelas dan tidak disaangka lagi oleh akal. Prinsip ini mempengaruhi reaksi manusia terhadap pengalamannya berhubungan dengan alam. Prinsip ini menentukan sikapnya dan memberinya pandangan tertentu mengenai alam semesta. Prinsip ini menberinya pandangan tertentu mengenai alam semesta. Prinsip ini meberikan makna kepada kehidupannya atau menariknya kearah hal-hal yang sepele dan tak masuk akal. Itulah sebabnya kami katakana bahwa ilmu pengetahuan tak dapat memberikan konsepsi tentang alam yang dapat menjadi dasar bagi ideology, sementara filsafat dapat.

Konsepsi religious mengenai alam semesta

(19)

filosofis yaitu abadi dan komprehensif, konsepsi religious tentang alam semesta tak seperti konsepsi ilmiah dan filosofis murni, memiliki satu lagi nilai yaitu menyucikan prinsip-prinsip konsepsi alam semsta.

Konsepsi tauhid tentang alam semesta

KOnsepsi tauhid mengenai alam semsta memberikan arti, semangat dan tujuan kepada kehidupan. Konsepsi ini menempatkan manusia di jalan menuju kesempurnaan yang selalu ditujunya tanpa pernah berhenti pada tahap apapun. Konsepsi tauhid ini memiliki daya tarik khusus. Konsepsi ini memberikan vitalitas dan kekuatan kepada manusia, menawarkan tujuan yang suci lagi tinggi, dan melahirkan orang-orang yang perduli. Konsepsi ini merupakan satu-satunya konsepsi tentang alam semsta yang membuat tanggung jawab manusia terhadap sesamanya menjadi memiliki makna. Juga merupakan satu-satunya konsepsi yang menyelamatkan manusia dari terjungkal ke jurang kebodohan.

1). PROSES KEJADIAN ALAM SEMESTA

Allah swt telah mengatur semua proses penciptaan bumi. Dan Allah telah memberitahukan kepada umatnya mengenai penciptaan bumi dan alam semesta melalui Al-quran. Kitab suci umat islam inilah sumber dari segala macam ilmu pengetahuan.

Di dalamnya semua ilmu pengetahuan tertulis untuk membantu kita mencari pengetahuan dan terus mengimani isi-isinya. Dalam hal ini saya berupaya untuk sedikit menkaji mengenai ayat dalam al-quran yang membahas megenai penciptaan bumi.

(20)

tahapan. Dalam hal ini kami mencoba mengkaji enam masa yang dimaksud. Tulisan ini kami ambil dari berbagai sumber.

Annaziat ayat 27 :

”Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya,(27)”

Dalam ayat tersebut dimulailah mengenai masa I penciptaan bumi. Pasa masa I ini dijelaskan mengenai penciptaaan langit. Dalam ilmu tata surya dikenal dengan istilah ”Teori Big Bang”. Teori Big Bang adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian mengembang sekitar 13.700 juta tahun lalu. alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar. Bukti dari teori ini ialah gelombang mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit. Awan debu (dukhan) yang terbentuk dari ledakan tersebut, terdiri dari hidrogen. Hidrogen adalah unsur pertama yang terbentuk ketika dukhan berkondensasi sambil berputar dan memadat. Bisa diaktakan awan dan langit yang kita lihat selama ini adalah bentuk pertama dari penciptaan bumi dan alam semesta.

Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub dukhan, menyebar dan menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, dukhan yang tersisa berupa piringan, yang kemudian membentuk galaksi. Bintang-bintang dan gas terbentuk dan mengisi bagian dalam galaksi, menghasilkan struktur filamen (lembaran) dan void (rongga). Jadi, alam semesta yang kita kenal sekarang bagaikan kapas, terdapat bagian yang kosong dan bagian yang terisi.

Annaziat ayat 28 :

(21)

Ayat ini menerangkan masa II dari penciptaan bumi. Dua kata kunci dalam ayat ini adalah “meninggikan dan menyempurnakan”. Mengembang yang dimaksud adalah proses berkembangnya seluruh galaksi yang saling menjauh antar satu sama lain. Dan langit-langit menjadi semakin meninggi. Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big bang.

Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini tidak serta merta terbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung. Misalnya kelahiran dan kematian bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini dapat terus mengembang, atau kemungkinan lainnya akan mengerut.

Annaziat ayat 29 :

”Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang (29)”

Memasuki masa III, di sini yang dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Allah SWT telah membuat siang-malam secara bergantian. Allah menjadikan malam yang gelap gulita dan menjadikan siang yang terang benderang. Dapat diartikan dalam ayat ini Matahari sebagai sumber cahaya dan bumi berputar mengelilinya. Karena perputaran bumi tersebut terjadilah siang dan malam.

Annaziat ayat 30 :

”Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya (30)” Di masa IV inilah mulai bumi terbentuk. dimulai dengan pembentukan superkontinen Pangaea di permukaan Bumi.

Annaziat ayat 31 :

(22)

Pada ayat ini, dijelaskan mengenai masa V penciptaan bumi yaitu evolusi air. Ketika bumi terbentuk air belum ada. Air diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk Bumi ketika atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. Uap air ini kemudian turun sebagai hujan yang pertama. setelah air terbentuk, kehidupan pertama berupa tumbuhan bersel satu pun mulai muncul di dalam air.

Annaziat ayat 32 :

“Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (32)”

Memasuki masa VI, atau masa terakhir, bumi mulai diisi dengan gunung-gunung yang terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan air dan munculnya tumbuhan pertama. Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika superkontinen Pangaea mulai terpecah.

Setelah terbentuk gunung, maka diciptakanlah hewan-hewan, dan manusia hingga sekarang ini. Dijelaskan dalam Annaziat ayat 33 :

”(semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu”.

Begitulah kira-kira proses penciptaan bumi. Banyak dari ayat-ayat dan surat lain yang menjelaskan mengenai penciptaan bumi. Namun saya hanya memfokuskan kepada surat Annaziat, ayat27-33. untuk lebih jelasnya bisa kaji bersama-sama kedepannya nanti.

Hikmah apa yang bisa petik?

1. Dalam surat Al baqarah ayat 2 dijelaskan:

”Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”

(23)

melalui ilmu pengetahuan. jika kita terus berpegang teguh pada Al Quran insya Allah kita termasuk orang yang bertaqwa.

2. Al quran tidak hanya untuk sekadar di baca, namun diperlukan pengkajian lebih dalam mengenai segala macam isi-isinya. Di dalamnya terdapat segala macam ilmu pengetahuan yang bisa terus kita gali.

3. Segala sesuatu mengenai kehidupan di bumi ini, telah diatur oleh Allah SWT. Kita tinggal bertaqwa kepada Allah SWT agar diberikan petunjuk kebenaran dalam hidup ini.

Penemuan di bidang astronomi menyebabkan kosmologi terbagi dalam dua kelompok.:

1. Kelompok pertama beranggapan bahwa alam semesta ini statis, dari permulaan diciptakannya sampai sekarang ini tak berubah.

2. Kelompok kedua dan yang paling diakui saat ini beranggapan bahwa alam semesta ini dinamis, bergerak atau beruba dan sampai saat ini masih terus mengembang/membesar.

Kelompok yang beranggapan bahwa alam semesta ini dinamis ditunjang oleh ilmu pengetahuan modern. Menurut teori evolusi, pengembangan seperti dibuktikan oleh adanya big bang, ditafsirkan bahwa alam semesta ini dimulai dengan satu ledakan dahsyat. Materi yang terdapat dalam alam semesta itu mula-mula berdesakan satu sama lain dalam suhu dan kepadatan yang sangat tinggi, sehingga hanya berupa proton, neutron, dan elektron, tidak mampu membentuk susunan yang lebih berat. Karena mengembang, maka suhu menurun sehingga proton dan neutron berkumpul membentuk inti atom. Kecepatan mengembang ini menentukan macam atom yang terbentuk.

(24)

akan didominir oleh unsur hidrogen. Apabila lebih dari 30 menit, berarti mengembung lambat, unsur berat akan dominan

Selama 250 juta tahun sesudah ledakan dahsyat, energi sinar dominan terhadap materi, transformasi di antara keduanya bisa terjadi sesuai dengan rumus Einstein, E = mc2. Dalam proses pengembungan ini energi sinar banyak terpakai dan materi semakin dominan. Setelah 250 juta tahun maka masa dari materi dan sinar menjadi sama. Sebelum itu, tidak dibayangkan behwa materi larut dalam panas radiasi, seperti garam larut di air. Pada masa itu, setelah lewat 250 juta tahun, materi dan gravitasi dominan, terdapat differensiasi yang tadinya homogen. Bola-bola gas masa galaxi terbentuk dengan garis tengah kurang lebih 40.000 tahun cahaya dan masanya 200 juta kali massa matahari kita. Awan gas gelap itu kemudian berdifferensiasi atau berkondensasi menjadi bola-bola gas bintang yang berkontraksi sangat cepat. Akibat kontraksi atau pemadatan itu maka suhu naik sampai 20.000.000 derajat, yaitu threshold reaksi inti, dan bintang itupun mulai bercahaya.

Karena sebagian dari materi terhisap ke pusat bintang, maka planet dibentuk dari sisa-sisanya. Yaitu butir-butir debu berbenturan satu sama lain dan membentuk massa yang lebih besar, berseliweran di ruang angkasa dan makin lama makin besar sehingga terbentuk planet-planet ataupun benda angkasa lainnya selain bintang.

(25)

menjadi rumah bagi manusia, tertimpa reruntuhan alam semesta yang tak terhingga besarnya.

2). HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM

Manusia dan alam mempunyai keterikatan yang kuat dimana keduanya mempunyai hak dan kewajiban antara satu dengan yang lain untuk menjaga keseimbangan alam. Hubungan antara manusia dengan alam atau hubungan manusia dengan sesamanya, bukan merupakan hubungan antara penakluk dan yang ditaklukkan, atau antara tuhan dengan hamba, tetapi hubungan kebersamaan dalam ketundukan kepada Allah SWT. Manusia diperintahkan untuk memerankan fungsi kekhalifahannya yaitu kepedulian, pelestarian dan pemeliharaan. Berbuat adil dan tidak bertindak sewenang -wenang kepada semua makhluk sehingga hubungan yang selaras antara manusia dan alam mampu memberikan dampak positif bagi keduanya. Oleh karena itu manusia diperintahkan untuk mempelajari dan mengembangkan pengetahuan alam guna menjaga keseimbangan alam dan meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Itu merupakan salah satu bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.

Dalam pelajaran ekologi manusia, kita akan dikenalkan pada teori tentang hubungan manusia dengan alam. Salah satunya adalah anthrophosentis. Di sana dijelaskan mengenai hubungan manusia dan alam. salah satu bentuknya adalah anthoposentris. dimana manusia menjadi pusat dari alam. maksudnya semua yang ada dialam ini adalah untuk manusia. Kalau dipikir-pikir emang benar sih. buat apa coba, ada sapi, ikan, padi, kalau bukan untuk makanan kita. buat apa ada kayu, batu, pasir, kalau bukan buat bangunan untuk manusia. buat apa ada emas, berlian kalau gak dipakai oleh manusia sebagai perhiasan.

(26)

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu” (al baqarah: 29)

Tapi berbeda dengan anthoroposentris yang menempatkan manusia sebagai penguasa yang memiliki hak tidak terbatas terhadap alam, maka islam menempatkan manusia sebagai rahmat bagi alam.

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”(al anbiyaa’:107)

walaupun kita diberi kelebihan oleh Allah atas segala sesuatu di alam ini, tapi kelebihan itu tidak menjadikan kita sebagai penguasa atas alam dan isinya. Karena alam dan isinya tetaplah milik Allah. Kita hanya diberikan kekuasaan atas alam tersebut sebagai pengelola dan pemelihara, dan pemakmur.

Kemudia ketika kita berinteraksi dengan alam, tidak seperti paham antroposentris yang menghalalkan sebgala cara asal kebutuhan manusia terpenuhi, islam mengajarkan bahwa hak kita dalam memanfaatkan alam juga dibatasi oleh hak alam dan isinya itu sendiri.

“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (al an’am:141)” kita tidak boleh berlegih-lebihan dalam memanfaatkannya, sehingga menimbulkan kerusakan. seharusnya semua yang ada dialam ini kita jadikan sebagai sarana untuk berpikir akan kebesaran Allah SWT.

(27)

tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.(ar ra’du: 4)”

Ada fungsi utama manusia di dunia, yaitu 'abdun' dan khalifah Allah dibumi.Esensi dari 'abdun' adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan esensi khalifah adalah tanggung jawab terhadap diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam.

Dalam kontek 'abdun', manusia menempati posisi sebagai ciptaan Allah.Posisi ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat dan patuh terhadap penciptanya.Keengganan manusia menghambakan diri kepada Allah sebagai pencipta akan menghilangkan rasa syukur atas anugerah yang diberikan Sang Pencipta berupa potensi yang sempurna yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya yaitu potensi akal.Dengan hilangnya rasa syukur mengakibatkan ia menghambakan diri kepada selain Allah termasuk menghambakan diri kepada selain Allah termasuk menghambakan diri kepada hawa nafsunya. Keikhlasan manusia menghambakan dirinya kepada Allah akan mencegah penghambaan manusia kepada sesama manusia termasuk pada dirinya.

(28)

amarah. Untuk itu Allah berfirman "wahadainahu najdaini"."Aku tunjukan kamu dua jalan".Akal memiliki kemampuan untuk memilih salah satu yang terbaik bagi dirinya.

Fungsi yang kedua sebagai Khalifah Allah di bumi, ia punya tanggung jawab untuk menjaga alam.Manusia diberikan kebebasan untuk memanfaatkan sumberdaya.Oleh karena itu perlu adanya ilmu dalam memanfaatkan sumberdaya agar tetap terdapat keseimbangan dalam alam.

Kerusakan alam lebih banyak disebabkan karena ulah manusia sendiri.Sebagaimana firman Allah dalam Qs.Arrum 41.

Artinya: “41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Untuk melaksanakan tanggung jawabnya, manusia diberikan keistimewaan berupa kebebasan untuk berkreasi sekaligus menghadapkan dengan tuntutan kodratnya sebagai makhluk psikofisik.Namun ia harus sadar akan keterbatasannya yang menuntut ketaatan dan ketundukan terhadap aturan Allah, baik dalam konteks ketaatan terhadap perintah beribadah secara langsung (fungsi sebagai abdun) maupun konteks ketaatan terhadap sunatullah (fungsi sebagai khalifah).Perpaduan antara tugas ibadah dan khalifah inilah yang akan mewujudkan manusia yang ideal yakni manusia yang selamat dunia akherat

(29)

dengan memberikan bingkai sumber pengetahuan berdasarkan urutan kebenarannya sebagai berikut : Al-Qur’an dan as-Sunnah : Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk menjadikan al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai sumber pertama ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan keduanya adalah langsung dari sisi Allah SWT dan dalam pengawasannya, sehingga terjaga dari kesalahan, dan terbebas dari segala vested interest apapun, karena ia diturunkan dari Yang Maha Berilmu dan Yang Maha Adil. Sehingga tentang kewajiban mengambil ilmu dari keduanya, disampaikan Allah SWT melalui berbagai perintah untuk memikirkan ayat-ayat NYA dan menjadikan Nabi SAW sebagai pemimpin dalam segala hal.

Manusia merupakan bagian tak terpisahkan dari alam. Sebagai bagian dari alam, keberadaan manusia di alam adalah saling mengisi dan melengkapi satu dengan lainnya dengan peran yang berbeda-beda. Manusia mempunyai peran dan posisi khusus diantara komponen alam dan makhluq ciptaan Tuhan yang lain yakni sebagai khalifah, wakil Tuhan dan pemimpin di bumi ( QS: Al An’am:165). Hubungan antara manusia dengan alam lingkungan hidupnya ini ditegaskan dalam beberapa ayat al Qur’an dan Hadist Nabi yang intinya adalah :

1) Hubungan keimanan dan peribadatan. Alam semesta berfungsi sebagai sarana bagi manusia untuk mengenal kebesaran dan kekuasaan Tuhan (beriman kepada Tuhan) melalui alam semesta, karena alam semesta adalah tanda atau ayat-ayat Allah. Manusia dilarang memperhamba alam dan dilarang menyembah kecuali kepada Allah yang Menciptakan alam.

(30)

Dalam memanfaatkan sumberdaya alam guna menunjang kehidupannya ini harus dilakukan secara wajar (tidak boleh berlebihan). Demikian pula tidak diperkenankan pemanfaatan sumberdaya alam hanya untuk memenuhi kebutuhan bagi generasi saat ini sementara hak-hak pemanfaatan bagi generasi mendatang terabaikan. Manusia dilarang pula melakukan penyalahgunaan pemanfaatan dan atau perubahan alam dan sumberdaya alam untuk kepentingan tertentu sehingga hak pemanfatatannya bagi semua kehidupan menjadi berkurang atau hilang.

3) Hubungan pemeliharaan. Manusia mempunyai kewajiban untuk memelihara alam untuk keberlanjutan kehidupan, tidak hanya bagi manusia akan tetapi bagi semua makhluk hidup yang lainnya. Tindakan manusia dalam pemanfaatan sumberdaya alam yang berlebihan dan mengabaikan asas konservasi sehingga mengakibatkan terjadinya degradasi dan kerusakan lingkungan, merupakan perbuatan yang dilarang (haram) dan akan mendapatkan hukuman. Sebaliknya manusia yang mampu menjalankan peran pemeliharaan alam ini dengan baik, maka baginya tersedia ganjaran dari Allh swt.

(31)

dengan Tuhan yang menciptakannya dan mengaturnya. Jadi alampun tunduk terhadap ketentuan atau hukum-hukum atau qadar yang telah ditetapkan oleh Yang Maha Memelihara alam. Agar manusia bisa memahami alam dengan segala hukum-hukumnya, manusia harus mempunyai pengetahuan dan ilmu tentang alam. Dengan demikian, upaya manusia untuk bisa memahami alam dengan pengetahuan dan ilmu ini pada hakekatnya merupakan upaya manusia untuk mengenal dan mamahami yang Menciptakan dan Memelihara alam, agar bisa berhubungan denganNya.

Dalam pandangan Islam, manusia disamping sebagai salah satu makhluk Tuhan, ia sekaligus sebagai wakil (khalifah) Tuhan dimuka bumi (Al An’am: 165). Sebagai mahkluk Tuhan, manusia mempunyai tugas untuk mengabdi, menghamba (beribadah) kepada Penciptanya (al-Chaliq). Dalam penghambaan ini manusia tidak diperkenankan (haram) untuk mengabdi kepada selain Allah. Pengabdian atau penghambaan kepada selain Allah merupakan perbuatan syirk dan merupakan dosa besar. Dalam pengabdian ini terkandung konsep tauhid (peng Esaan) terhadap Tuhan. Dengan demikian, tauhid merupakan sumber nilai sekaligus etika yang pertama dan utama dalam hubungan antara manusia, alam dan Tuhan.

(32)

diperkenankan oleh Tuhan untuk memanfaatkan segala sumberdaya alam secara wajar (sesuai dengan kebutuhan) dan bertanggungjawab. Segala sikap, perilaku atau perbuatan manusia (lahir dan batin) yang berkaitan dengan pemeliharaan alam harus dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan setelah kehidupan dunia ini berakhir. Islam melarang pemanfaatan alam (sumberdaya alam) yang melampaui batas atau berlebihan atau isyraf (Al An’am: 141-142).

Pemanfaatan (eksploitasi) sumberdaya alam yang berlebihan akan menguras sumberdaya alam yang bersangkutan hingga habis tak tersisa, sehingga hak-hak untuk memanfaatkan sumberdaya alam bagi generasi yang akan datang terabaikan. Hal ini merupakan perbuatan pelanggaran terhadap hukum atau ketetapan Tuhan sekaligus pelanggaran amanah, sehingga merupakan perbuatan dosa besar pula. Dalam aras praktis untuk menjaga kemanfaatan dan kelestarian alam (fungsi manfaat dan reproduksi), misalnya Rasulullah Muhammad SAW melarang memetik buah sebelum matang (ripe) dan siap dikonsumsi, melarang memetik bunga sebelum mekar dan menyembelih hewan ternak yang masih kecil dan belum berumur. Nabi juga mengajarkan agar manusia selalu bersahabat sekalipun terhadap makhluk yang tak beryawa. Istilah “penaklukan” atau “penguasaan” alam seperti yang dipelopori oleh pandangan Barat yang sekuler dan materialistik tidak dikenal dalam Islam. Islam menegaskan bahwa yang berhak untuk menguasai dan mengatur alam adalah Yang Maha menciptakan dan Maha Mengatur yakni Rab al alamiin.

BAB III

(33)

Allah menciptakan alam semesta ini bukan untukNya, tetapi untuk seluruh makhluk yang diberi hidup dan kehidupan. Sebagai pencipta dan sekaligus pemilik, Allah mempunyai kewenangan dan kekuasaan absolut untuk melestarikan dan menghancurkannya tanpa diminta pertanggungjawaban oleh siapapun. Namun begitu, Allah telah mengamanatkan alam seisinya dengan makhlukNya yang patut diberi amanat itu, yaitu MANUSIA. Dan oleh karenanya manusia adalah makhluk Allah yang dibekali dua potensi yang sangat mendasar, yaitu kekuatan fisi dan kekuatan rasio, disamping emosi dan intuisi. Ini berarti, bahwa alam seisinya ini adalah amanat Allah yang kelak akan minta pertanggungjawaban dari seluruh manusia yang selama hidupnya di dunia ini pasti terlibat dalam amanat itu.

Manusia diberi hidup oleh Allah tidak secara outomatis dan langsung, akan tetapi melalui proses panjang yang melibatkan berbagai faktor dan aspek. Ini tidak berarti Allah tidak mampu atau tidak kuasa menciptakannya sekaligus. Akan tetapi justru karena ada proses itulah maka tercipta dan muncul apa yang disebut “kehidupan” baik bagi manusia itu sendiri maupun bagi mahluk lain yang juga diberi hidup oleh Allah, yakni flora dan fauna.

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul Karim

Mansoer, Hamdan. 2004. Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum. Jakarta : DIKTI.

Anonim, 2008. Sumber Ilmu Pengetahuan dalam Islam, blogspot : Al-Ikhwan.net.

Zuhairini, dkk, 1991. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara,. http: ferdahartanti.blogspot.com

www. untukku.com

(35)

MAKALAH ALAM SEMESTA,

MANUSIA DAN AGAMA

Januari 24, 2016

ALAM SEMESTA, MANUSIA DAN AGAMA

MAKALAH

Disusun untuk melengkapi tugas-tugas dalam mata kuliah Pendidikan Agama Islam dari dosen Ustd. Mohamad Ramdan, S.Ag.

Disusun oleh : Yosep 14212068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD) SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) GARUT

TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji sukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha Esa atas rahmat dan karunianya yang diberikan kepada penyusun sehingga Makalah Pendidikan Agama Islam Ini dapat terselesaikan dengan baik tak lupa, penulis ucapkan terimakasih atas dukungan rekan rekan semua, makalah ini disusun untuk membantu didalam mengetahui Pendidikan Islam yang secara khusus menjelaskan tentang “Alam Semesta Manusia dan Agama”.

Penyusun mohon maaf atas kesalahan dan kekhilafan yang diperbuat baik sengaja maupun tidak sengaja dan mengharapakan kritik dan saran demi menyempurnakan makalah ini agar lebih baik dan dapat berguna semaksimal mengkin.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa penulisan dan penyusunan makalah ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan dukungan dari semua pihak yang membantu.

(36)

Wasaalamualaikum Wr. Wb.

Garut, 11 Oktober 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar... Daftar Isi... BAB I: PENDAHULUAN... A. Latar Belakang Masalah...

B. Rumusan Masalah... C. Tujuan Penulisan... D. Manfaat Penulisan...

BAB II : PEMBAHASAN... A. Penciptaan Alam Semesta... 1. Asal Usul Alam Semesta... 2. Eksistensi Allah... B. Penciptaan Manusia dan Kehidupannya... 1. Pengertian Manusia Menurut Pandangan Islam... 2. Pengertian Hakikat Manusia... 3. Teori-teori hakikat hidup dan kehidupan manusia... C. Agama dan Kebutuhan Manusia Terhadapnya... 1. Definisi Agama... 2. Pembagian/macam agama... 3. Agama sebagai fitrah/kebutuhan manusia...

BAB III : PENUTUP... A. Kesimpulan... B. Saran... C. Penutup...

Daftar Pustaka...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

(37)

Namun teori yang berlaku sampai abad ke-20 ialah bahwa alam semesta mempunyai ukuran yang tak terbatas, ada tanpa awal, dan terus ada untuk selama-lamanya.

Manusia adalah makhluk-Nya yang paling sempurna dan sebaik-baik ciptaan dibandingkan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Manusia dilengkapi akal untuk berfikir yang membedakannya dengan binatang. Mengenai proses kejadian manusia, dalam Al-Qur’an (QS. Al-Hijr (15) : 28-29) diterangkan bahwa manusia diciptakan dari tanah dengan bentuk yang sebaik-baiknya kemudian ditiupkan ruh kepadanya hingga menjadi hidup.

Banyak ahli ilmu pengetahuan mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa manusia berasal dari makhluk yang mempunyai bentuk maupun kemampuan yang sederhana kemudian mengalami evolusi dan kemudian menjadi manusia seperti sekarang ini. Di lain pihak banyak ahli agama yang menentang adanya proses evolusi manusia tersebut. Khususnya agama Islam yang meyakini bahwa manusia pertama adalah Nabi Adam a.s. disusul Siti Hawa dan kemudian keturunan-keturunannya hingga menjadi banyak seperti sekarang ini. Hal ini didasarkan pada berita-berita dan informasi-informasi yang terdapat pada kitab suci masing-masing agama yang mengatakan bahwa Adam adalah manusia pertama.

Manusia sebagai makhluk paling sempurna di antara makhluk-makhluk lain mampu mewujudkan segala keinginan dan kebutuhannya dengan kekuatan akal yang dimilikinya. Di samping itu manusia juga mempunyai kecenderungan untuk mencari sesuatu yang mampu menjawab segala pertanyaan yang ada dalam benaknya. Segala keingintahuan itu akan menjadikan manusia gelisah dan kemudian mencari pelampiasan dengan timbulnya tindakan irrasionalitas. Munculnya pemujaan terhadap benda-benda merupakan bukti adanya keingintahuan manusia yang diliputi oleh rasa takut terhadap sesuatu yang tidak diketahuinya.

Kepercayaan manusia akan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat yang tergantung pada hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang dimaksud. Ketakutan manusia apabila hubungan baik manusia dengan kekuatan gaib tersebut hilang, maka hilang pulalah kesejahteraan dan kebahagiaan yang dicari.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana Asal Usul Alam Semesta ini? b. Coba Jelaskan Tentang Eksistensi Allah!

c. Apa Pengertian Manusia Menurut Pandangan Islam? d. Jelaskan Pengertian Hakikat Manusia!

e. Sebutkan Teori-teori hakikat hidup dan kehidupan manusia! f. Apa Definisi Agama?

g. Sebutkan Pembagian/macam agama!

h. Jelaskan Agama sebagai fitrah/kebutuhan manusia! C. Tujuan penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :

a. Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen Mata Kulia PAI

b. Mengetahui serta memahami dan mendalami proses penciptaan alam semesta. c. Mengetahui serta memahami dan mendalami penciptaan manusia dan kehidupannya. d. Mengetahui serta memahami dan mendalami agama dan kebutuhan manusia terhadapnya.

(38)

a. Bagi pengajar bisa dijadikan sebagai acuan dalam mengajar agar para peserta didiknya dapat berprestasi lebih baik dimasa yang akan datang.

b. Bagi penulis bisa dijadikan sebagai bahan kajian belajar dalam rangka meningkatkan prestasi diri pada khususnya dan meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya.

BAB II

PEMBAHASAN A. PENCIPTAAN ALAM SEMESTA

1. Asal Usul Alam Semesta

Jika ada ilmuwan yang berpendapat bahwa alam semseta ini tanpa awal dan akhir, yang berarti ada dengan sendirinya, tidak ada yang menciptakan dan terus ada selamanya (abadi) serta tidak akan berubah, maka kita melihat apa yang ada disekitar kita.

Disekitar rumah yang kita tempati dengan segala perabotanya, makanan yang kita makan, pakaian, sepatu dan kendaraan yang kita pakai, gedung-gedung tinggi yang ada di ibukota tidak ada dengan sendirinya dan tidak muncul dengan tiba-tiba. Semuanya ada yang menjadikanya dan ada asal usulnya. Tembok-tembok rumah, gedung misalnya, ia tersusun dari batu bata dan semen yang terbuat dari kayu yang berasal dari pohon yang tumbuh dari tanah. Besi kawat dan paku yang turut memperkokoh rumah/gedung juga berasal dari tanah. Pertanyaan berikutnya adalah “dari mana asal tanah ini, bumi tempat kita berpijak?” pasti bumi ini ada asal usulnya, tidak jadi dengan sendirinya dan juga tidak jadi secara tiba-tiba.

Jika kita tilik lebih jauh lagi, tidak hanya asal usul planet bumi saja, tetapi alam semesta ini, ternyata alam semesta ini termasuk planet bumi, ada asal usulnya. Temuan-temuan ilmiah di abad ke-20 dan memasuki abad ke-21, yang dilakukan oleh para pemikir terkemuka dunia, melalui berbagai percobaan, pengamatan dan perhitungan, fisika modern telah menemukan bahwa alam semesta telah memiliki permulaan. bahwa ia muncul dari ketiadaan pada sebuah momen ledakan akbar, yakni ledakan yang teramat besar. Sebaiknya alam semesta selalu mengalami pergerakan, perubahan, dan pengembangan. Fakta-fakta yang baru ditemukan ini memukau peti mati teori alam semesta sainitis. Sekarang fakta ini telah diterima oleh masyarakat ilmiah.

Informasi ini sepenuhnya sesuai dengan temuan-temuan para ilmuwan masa kini. Sebagaimana telah dinyatkan di atas, simpulan yang telah dicapai astrofisika dewasa ini adalah bahwa seluruh jagad raya, berikut dimensi materi dan waktu, menjadi ada sebagai hasil dari ledakan akbar yang terjadi dahulu kala. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan “Big Bang”, merupakan katalis untuk penciptaan alam semesta dari ketiadaan.

Temuan para ilmuwan modern ini membuktikan kebenran yang telah diterangkan dalam Al-Qur’an lima belas abad lalu, bahwa alam semesta sebelum kejadianya masih berupa asap. Allah Swt menjelaskan penciptaan-Nya terhadap alam semesta sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an :

(39)

atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati". Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (Fushshilat ayat 9-12

Mengapa Allah menciptakan bumi dalam enam masa padahal Dia mampu menciptakannya dalam sekejap masa. Bukanlah hanya dengan ,engucapkan “kun”, Dia mampu menciptakan sesuatu dengan segera?

“Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: "Kun (jadilah)", maka jadilah ia”.(QS. An-Nahl : 40)

Akal kita sangat terbatas untuk menemukan jawaban atas pertanyaan di ats, namun kita dapat mencari hikmah dari rahasia Allah mengenai penciptaan itu, yakni agar hamba-hamba-Nya mengambil pelajaran supaya bersikap perlahan, tidak tergesa-gesa dan teratur serta cermat dalam setiap urusan. Fenomena ini merupakan refleksi dan manifetasi dari kekuasaan, kebesaran dan keagungan sang Maha pencipta Allah Azza Wajala dan istilah islam di kenal dengan istilah sunnatullah, yaitu ketentuan dan hukum yang ditetapkan oleh Allah.

2. Eksistensi Allah

a. Mengalihkan akal dan nalar kepada ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan Allah) di alam yang berbicara bahwa di baliknya ada pencipta yang Maha Bijaksana, yaitu hukum axiomatik menurut logika akal yang meyakini secara alamiah prinsip kausalitas tanpa memerlukan suatu argumentasi ataupun pembuktian, yaitu bahwa ciptaan ini harus ada penciptanya dan keteraturan ini harus ada yang mengaturnya.

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah matinya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit da bumi. Sungguh (terdapat) tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal (memikirkan)". (Q.S. Al Baqarah [2]: 164).

b. Menggunakan fitrah manusia yang dengannya seseorang dapat langsung mengetahui bahwa ia

memiliki Tuhan dan sesembahan yang Maha Kuat dan Maha Besar yang melindungi dan merawatnya.

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,” (Q.S. Ar-Rum : 30)

c. Kuotsi (pengambilan fakta) oleh Al-Qur’an berdasarkan fakta sejarah manusia bahwa keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan suatu bahtera keselamatan bagi penganutnya dan bahwa pendustaan terhadap Allah dan Rasul-Nya merupakan suatu ancaman yang merupakan kehancuran serta kemusnahan.

“Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya)”. (Q.S. Al-A’raf : 64)

(40)

Manusia dalam pandangan kebendaan (materialis) hanyalah merupakan sekepal tanah di bumi. Manusia dalam pandangan kaum materialism, tidak lebih dari kumpulan daging, darah, urat, tulang, urat-urat darah dan alat pencernaan. Akal dan pikiran dianggapnya barang benda, yang dihasilkan oleh otak. Pandangan ini menimbulkan kesan seolah-olah manusia ini makhluk yang rendah dan hina, sama dengan hewan yang hidupnya hanya untuk memenuhi keperluan dan kepuasan semata.

Dalam pandangan Islam, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat di sisi-Nya, yang diciptakan Allah dalam bentuk yang amat baik. Manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa Al-Qur’an menurut sunah rasul. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya (at-Tiin : 95:4). Namun demikian, manusia akan tetap bermartabat mulia kalau mereka sebagai khalifah (makhluk alternatif) tetap hidup dengan ajaran Allah (QS. Al-An’am : 165). Karena ilmunya itulah manusia dilebihkan (bisa dibedakan) dengan makhluk lainnya, dan Allah menciptakan manusia untuk berkhidmat kepada-Nya, sebagaimana firman Allah dalam surat Adz-Dzariyat (51) : 56.

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (Adz-Dzariyat (51) : 56).

2. Pengertian Hakikat Manusia

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling mulia diantara makhluk ciptaan-Nya. Oleh sebab itu manusia diharuskan mengenal siapa yang menciptakan dirinya sebelum mengenal lainnya. Hakikat manusia adalah sebagai berikut :

 Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

 Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.

 Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.

 Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.  Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa

berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.

3. Teori-teori hakikat hidup dan kehidupan manusia a. Teori Generasi Spontan

Teori ini berkembang atas dasar keyakinan bahwa kehidupan secara berulang dan spontan berasal dari bahan-bahan tak hidup (From non living materials by spontaneous generation).

b. Teori Penciptaan Khusus

Teori ini dilandasi oleh kepercayaan orang-orang primitif bahwa ‘hidup dan kehidupan diciptakan oleh kekuatan supernatural’.

(41)

Menurut teori ini, protoplasma dalam bentuk kehidupan yang sangat sederhana mungkin telah sampai kepada planet bumi secara kebetulan berasal dari sumber di alam ray atau ruang angkasa, dari pristiwa ini berkembanglah kehidupan di muka bumi.

d. Teori Naturalistik

Menurut teori ini alam raya berasal dari kabut fijar berpilin. Jangka miliaran sampai triliunan tahun yang telah lampau melalui evolusi kosmos terjadi penurunan suhu yang juga disertai pemisahan material yang membentuk kelompok-kelompok benda-benda langit yang disebut rasi bintang, tata surya, planet, satelit, dll. Salah satu kelompok bintang itu adalah Bima Sakti (Milkway).

e. Teori Evolusi

Teori evolusi ini mulai terlihat kelemahan dan kebohongannya diantaranya : 1. Teori ini menyebutkan bahwa kehidupan terbentuk secara kebetulan.

2. Teori ini menyatakan bahwa spesies baru terbentuk melalui seleksi alam dan mutasi 3. Teori ini berpendapat bahwa hewan darat berasal dari hewan laut yang pindah ke darat. 4. Teori ini berpendapat bahwa burung dan mamalia berevolusi dari reftil.

Hal ini mustahil diantaranya karena :

a. Sayap burung mustahil terbentuk dan berasal dari perubahan sisik reftil.

b. Cara bekerja paru-paru burung sama sekali berbeda dari cara kerja paru-paru hewan darat.

c. Tulang burung lebih ringan dibandingkan dengan tulang hewan darat. Hal ini merupakan faktor penting bagi kemampuan terbang dan lain-lainnya.

Evolusi manusia menurut ahli paleontologi berdasarkan tingkat evolusianya dapat dibagi menjadi :

1. Tingkat pramanusia, fosilnya ditentukan di Johanesburg Afrika Selatan pada tahun 1924 dan dinamai fosil Australopithecus.

2. Tingkat manusia kera, fosilnya ditemukan di Solo pada tahun 1891 yang di sebut Pithecantropus erectus.

3. Manusia Purba, disebut homo neanderthalesis dan kerabatnya ditemukan di Solo (homo soloensis).

4. Manusia modern atau homo sapiens yang telah pandai berfikir menggunakan otak dan nalarnya. Namun, ketika memasuki abad 20, bebagai penemuan mualai mempertanyakan kembali akan teori evolusi ini, terutama tentang adanya manusia primitif, beberapa bukti yang menyangkal hal ini adalah :

1. Fosil yang digali di wilayah Atapuerca, Spanyol, pada tahun 1995 telah meruntuhkan kisah ‘evolusi manusia’.

2. Dalam majalah New Scientist terbitan 14 Maret 1998 ada artikel berjudul “manusia dahulu lebih pintar dari yang kita perkirakan... “ disebutkan didalamnya bahwa 700.000 tahun yang lalu, manusia yang dinamai homo erectus telah pandai melaut.

3. Fosil jarum yang berusia 26.000 tahun milik Nenderthal menunjukan bahwa mereka memiliki pengetahuan mengenai pakaian puluhan ribu tahun yang lalu.

(42)

1. Gambar-gambar ‘manusia kera’ yang kita lihat di koran-koran atu film-film semuanya merupakan lukisan imajinasi buatan kaum evolusionis.

2. Kaum evolusionis juga tidak ragu membuat fosil-fosil palsu untuk mewakili apa-apa yang tidak mereka temukan, pemalsuan yang paling termashur adalah tenatang Manusia Piltdown dan Manusia Nebraska.

Dalam Islam ketika berbicara asal muasal penciptaan manusia, maka tidak dapat dipisahkan dari figur manusia pertama yaitu Nabi Adam AS. Al-Qur’an menjelasakan tentang Adam ini dalam beberapa ayatnya, tetapi lebih kedalam figur Adam sebagai manusia yang sempurna, baik dari segi tujuan penciptaannya ataupun tingakat intelegasi yang tinggi dibandingkan makhluk yang lainnya, ayat tersebut antara lain :

“Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Dan telah diajarkanNya kepada Adam nama-nama semuanya, kemudian Dia kemukakan semua kepada Malaikat, lalu Dia berfirman :Beritakanlah kepadaKu nama-nama itu semua, jika adalah kamu makhluk-makhluk yang benar”. (Q.S. Al-Baqarah : 30-31)

Dalam proses, penciptaan manusia secara efektif diciptakan melalui proses pencampuran bahan dari laki-laki dan perempuan. Jika masuk kedalam rahim terjadilah proses kreatif, tahap demi tahap membentuk wujud manusia.

Tahap pertama manusia dibuat dari sripati tanah melalui makanan yang dimakan oleh laki-laki dan perempuan, sebagian dari inti zat yang di makan menjadi bahan seperma (air mani), yaitu bahan terciptanya manusia. Tahap kedua adalah nutfah, yaitu cairan yang mengandung gamet pria dan gamet wanita kemudian disimpan di dalam rahim atau uterus, yaitu wadah yang ideal untuk mengembangkan embiro. Tahap ketiga adalah ‘alaqoh’ yaitu embiro yang berumur 24-25 hari, kemudian berubah menjadi stadium mudghoh (26-27 hari). Selanjutnya masuk kedalam stadium tulang (idzam), yitu cikal tulang kerangka yang terbentuk dalam stadium mudghoh (25-40 hari) berubah menjadi tulang rawan, setelah itu embiro berada dalam stadium tulang (idzam). Pada stadium ini tumbuh berbagai organ benda dalam posisi baru yang berhubungan dengan pertumbuhan tulang rangka.

Referensi

Dokumen terkait

(2)Trianggulasi Teknik, yaitu mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Apabila dalam observasi atau dekomentasi datanya berbeda-beda

Kadar metil merkuri yang tinggi dalam daging kerang hijau akan berkurang secara signifikan dengan proses pemasakan selama 45 menit, disebabkan metil merkuri tetap

Dukungan dari pihak sekolah dan guru pamong dalam pemanfaatan media pembelajaran, menjadikan mahasiswa praktikan harus lebih kreatif dan inovatif agar media yang

Tidak dipungkiri bahwa penggunaan printer dalam suatu pekerjaan tidak selalu efektif. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan printer dalam sebuah perusahaan, seperti

Berdasarkan pada analisa pasar dapat disimpulkan bahwa proyek ini layak untuk dijalankan, mengingat belum adanya pesaing langsung dalam bisnis ini walaupun pesaing

– Zat atau obat yg berasal dari tanaman a bukan tanaman, sintetis a semi sintetis yg dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi

Penyusunan paper ini adalah untuk mengidentifikasi jenis layanan, kebutuhan sistem informasi dan arsitektur sistem jaringan informasi pada unit KPP Bekasi..

Kerusakan hepar lainnya yaitu statosis merupakan perlemakan hepar yang ditandai dengan adanya penimbunan lemak atau lipid dalam hepar dan hepatisis merupakan