• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENCIPTAAN MANUSIA DAN KEHIDUPANNYA 1 Pengertian Manusia Menurut Pandangan Islam

Dalam dokumen Islam dan Isu isu Ilmu Kontemporer (Halaman 39-47)

BAB III : PENUTUP A Kesimpulan

B. PENCIPTAAN MANUSIA DAN KEHIDUPANNYA 1 Pengertian Manusia Menurut Pandangan Islam

Manusia dalam pandangan kebendaan (materialis) hanyalah merupakan sekepal tanah di bumi. Manusia dalam pandangan kaum materialism, tidak lebih dari kumpulan daging, darah, urat, tulang, urat-urat darah dan alat pencernaan. Akal dan pikiran dianggapnya barang benda, yang dihasilkan oleh otak. Pandangan ini menimbulkan kesan seolah-olah manusia ini makhluk yang rendah dan hina, sama dengan hewan yang hidupnya hanya untuk memenuhi keperluan dan kepuasan semata.

Dalam pandangan Islam, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat di sisi-Nya, yang diciptakan Allah dalam bentuk yang amat baik. Manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa Al-Qur’an menurut sunah rasul. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya (at-Tiin : 95:4). Namun demikian, manusia akan tetap bermartabat mulia kalau mereka sebagai khalifah (makhluk alternatif) tetap hidup dengan ajaran Allah (QS. Al-An’am : 165). Karena ilmunya itulah manusia dilebihkan (bisa dibedakan) dengan makhluk lainnya, dan Allah menciptakan manusia untuk berkhidmat kepada-Nya, sebagaimana firman Allah dalam surat Adz-Dzariyat (51) : 56.

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (Adz- Dzariyat (51) : 56).

2. Pengertian Hakikat Manusia

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling mulia diantara makhluk ciptaan-Nya. Oleh sebab itu manusia diharuskan mengenal siapa yang menciptakan dirinya sebelum mengenal lainnya. Hakikat manusia adalah sebagai berikut :

 Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

 Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.

 Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.

 Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.  Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa

berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.

3. Teori-teori hakikat hidup dan kehidupan manusia a. Teori Generasi Spontan

Teori ini berkembang atas dasar keyakinan bahwa kehidupan secara berulang dan spontan berasal dari bahan-bahan tak hidup (From non living materials by spontaneous generation).

b. Teori Penciptaan Khusus

Teori ini dilandasi oleh kepercayaan orang-orang primitif bahwa ‘hidup dan kehidupan diciptakan oleh kekuatan supernatural’.

Menurut teori ini, protoplasma dalam bentuk kehidupan yang sangat sederhana mungkin telah sampai kepada planet bumi secara kebetulan berasal dari sumber di alam ray atau ruang angkasa, dari pristiwa ini berkembanglah kehidupan di muka bumi.

d. Teori Naturalistik

Menurut teori ini alam raya berasal dari kabut fijar berpilin. Jangka miliaran sampai triliunan tahun yang telah lampau melalui evolusi kosmos terjadi penurunan suhu yang juga disertai pemisahan material yang membentuk kelompok-kelompok benda-benda langit yang disebut rasi bintang, tata surya, planet, satelit, dll. Salah satu kelompok bintang itu adalah Bima Sakti (Milkway).

e. Teori Evolusi

Teori evolusi ini mulai terlihat kelemahan dan kebohongannya diantaranya : 1. Teori ini menyebutkan bahwa kehidupan terbentuk secara kebetulan.

2. Teori ini menyatakan bahwa spesies baru terbentuk melalui seleksi alam dan mutasi 3. Teori ini berpendapat bahwa hewan darat berasal dari hewan laut yang pindah ke darat. 4. Teori ini berpendapat bahwa burung dan mamalia berevolusi dari reftil.

Hal ini mustahil diantaranya karena :

a. Sayap burung mustahil terbentuk dan berasal dari perubahan sisik reftil.

b. Cara bekerja paru-paru burung sama sekali berbeda dari cara kerja paru-paru hewan darat.

c. Tulang burung lebih ringan dibandingkan dengan tulang hewan darat. Hal ini merupakan faktor penting bagi kemampuan terbang dan lain-lainnya.

Evolusi manusia menurut ahli paleontologi berdasarkan tingkat evolusianya dapat dibagi menjadi :

1. Tingkat pramanusia, fosilnya ditentukan di Johanesburg Afrika Selatan pada tahun 1924 dan dinamai fosil Australopithecus.

2. Tingkat manusia kera, fosilnya ditemukan di Solo pada tahun 1891 yang di sebut Pithecantropus erectus.

3. Manusia Purba, disebut homo neanderthalesis dan kerabatnya ditemukan di Solo (homo soloensis).

4. Manusia modern atau homo sapiens yang telah pandai berfikir menggunakan otak dan nalarnya. Namun, ketika memasuki abad 20, bebagai penemuan mualai mempertanyakan kembali akan teori evolusi ini, terutama tentang adanya manusia primitif, beberapa bukti yang menyangkal hal ini adalah :

1. Fosil yang digali di wilayah Atapuerca, Spanyol, pada tahun 1995 telah meruntuhkan kisah ‘evolusi manusia’.

2. Dalam majalah New Scientist terbitan 14 Maret 1998 ada artikel berjudul “manusia dahulu lebih pintar dari yang kita perkirakan... “ disebutkan didalamnya bahwa 700.000 tahun yang lalu, manusia yang dinamai homo erectus telah pandai melaut.

3. Fosil jarum yang berusia 26.000 tahun milik Nenderthal menunjukan bahwa mereka memiliki pengetahuan mengenai pakaian puluhan ribu tahun yang lalu.

Kemudian juaga ada sinyalemen bahwa para penganut teori ini (kaum evolusionis) telah melakukan kebohongan publik secara sistematis yang dijadikan sebagai argumentasi teori ini, diantaranya :

1. Gambar-gambar ‘manusia kera’ yang kita lihat di koran-koran atu film-film semuanya merupakan lukisan imajinasi buatan kaum evolusionis.

2. Kaum evolusionis juga tidak ragu membuat fosil-fosil palsu untuk mewakili apa-apa yang tidak mereka temukan, pemalsuan yang paling termashur adalah tenatang Manusia Piltdown dan Manusia Nebraska.

Dalam Islam ketika berbicara asal muasal penciptaan manusia, maka tidak dapat dipisahkan dari figur manusia pertama yaitu Nabi Adam AS. Al-Qur’an menjelasakan tentang Adam ini dalam beberapa ayatnya, tetapi lebih kedalam figur Adam sebagai manusia yang sempurna, baik dari segi tujuan penciptaannya ataupun tingakat intelegasi yang tinggi dibandingkan makhluk yang lainnya, ayat tersebut antara lain :

“Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Dan telah diajarkanNya kepada Adam nama-nama semuanya, kemudian Dia kemukakan semua kepada Malaikat, lalu Dia berfirman :Beritakanlah kepadaKu nama-nama itu semua, jika adalah kamu makhluk-makhluk yang benar”. (Q.S. Al-Baqarah : 30-31)

Dalam proses, penciptaan manusia secara efektif diciptakan melalui proses pencampuran bahan dari laki-laki dan perempuan. Jika masuk kedalam rahim terjadilah proses kreatif, tahap demi tahap membentuk wujud manusia.

Tahap pertama manusia dibuat dari sripati tanah melalui makanan yang dimakan oleh laki-laki dan perempuan, sebagian dari inti zat yang di makan menjadi bahan seperma (air mani), yaitu bahan terciptanya manusia. Tahap kedua adalah nutfah, yaitu cairan yang mengandung gamet pria dan gamet wanita kemudian disimpan di dalam rahim atau uterus, yaitu wadah yang ideal untuk mengembangkan embiro. Tahap ketiga adalah ‘alaqoh’ yaitu embiro yang berumur 24-25 hari, kemudian berubah menjadi stadium mudghoh (26-27 hari). Selanjutnya masuk kedalam stadium tulang (idzam), yitu cikal tulang kerangka yang terbentuk dalam stadium mudghoh (25-40 hari) berubah menjadi tulang rawan, setelah itu embiro berada dalam stadium tulang (idzam). Pada stadium ini tumbuh berbagai organ benda dalam posisi baru yang berhubungan dengan pertumbuhan tulang rangka.

Setelam embiro masuk dalam stadium dibungkus daging yang meliputi tulang- tulang tersebut. Pada minggu kedelapan, embiro menjadi vetus membentuk otot-otot. Dalam minggu ke dua belas terjadi asifikasi pada pusat-pusat pertulangan. Anggota badan ber-differensiasi dan terbentuk kuku pada jari kaki dan tangan. Disamping pertumbuhan macam-macam organ, masing-masing organ juga mengalami

pertumbuhan bersama-sama dengan pertumbuhan badan. Disamping pertumbuhan organ-organ tubuh, dalam proses akhir kehamilan, Allah meniupkan ruh kepada bayi.

Uraian-uraian di atas disimpulkan dari beberapa ayat Al-Qur’an, antara lain :

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati yang (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami balut dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Mahasucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”(Q.S. Al-Mu'minun, 23: 12-14)

Selanjutnya untuk memahami manusia secara dalam, berikut ini beberapa ciri yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya (M.D. Ali, 1998 : 12) yaitu :

1. Makhluk yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang baik, ciptaan Tuhan yang paling sempurana. “sesungguhnya kami telah menjadikan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. (Q.S. At-Tin : 4)

2. Manusia memiliki potensi (daya atau kemampuan yang mungkin dikembangka) beriman kepada Allah.

3. Manusia diciptalan Allah untuk mengabdi kepadanya. Dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Az- Zariat : 56.

4. Manusia diciptakan Allah untuk menjadi Kholifah di muka bumi. Dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah : 30.

5. Manusia dilengkapi oleh Allah dengan perasaan, kemauan atau kehendak. Dijelaskan dalam Al- Qur’an surat Al-Kahfi :29 dan Al-Insan : 3.

6. Manusia secara individual bertanggung jawab asta segala perbuatannya. 7. Dijelaskan dal Q.S. Ath-Thur : 21.

8. Berakhlak. Ini merupakan ciri manusia yang membedakannya dengan makhluk lainnya. C. AGAMA DAN KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAPNYA

1. Definisi Agama

Secara bahasa, agama berasal dari bahasa sanskerta, yaitu ‘Gam’ yang mendapatkan awalan dan akhiran ‘a’ sehingga menjadi ‘a-gam-a’ yang berarti peraturan, tata cara upacara hubungan manusia dengan raja. Jika diucapkan dalam berbagai bahasa asing, maka agama diucapkan menjadi beberapa istilah dibawah ini :

a. Religie (religion) menurut pujangga kristen, Sainagustinus, berasal dari kata ‘re dan eligare’ yang berarti ‘memilih kembali dari jalan sesat ke jalan Tuhsn’.

b. Religie, menurut Lactantus, berasal dari kata ‘Re dan Ligare’ yang artinya menghubungkan kembali sesuatu yang telah putus.

c. Religie berasal dari kata ‘Re dan Ligere’, artinya meembaca berulang-ulang bacaan suci dengan maksud agar jiwa si pembaca terpengaruh oleh kesuciannya, demikian pendapat Cicero.

Sedangkan menurut istilah, agama diartikan sebagai peraturan ilahi yang mendorong manusia berakal untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat.

Dalam Al-Qur’an agama dikenal dengan istilah al Din yaitu keyakinan terhadap eksistensi (wujud) suatu dzat atau beberapa dzat ghaib yang maha tinggi, ia memiliki perasaan dan kehendak, ia memiliki wewenang untuk mengurus dan mengatur urusan yang berkenaan dengan nasib manusia.

Singkatnya, Addin adalah keyakinan (keimanan) tentang suatu Dzat ketuhanan (Ilahiyyah) yang pantas untuk menerima ketaatan dan ibadah (penyembahan).

2. Pembagian/macam agama

a. Agama samawi atau kitabi, yaitu agama yang memiliki kitab suci wahyu Ilahi yang turun dari langit membawa petunjuk atau hidayah Allah bagi manusia, seperti Yahudi, dengan kitabnya Tauret yang diturunkan kepada Nabi Musa, Nasrani dengan kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa dan agama islam dengan kitabnya Al Qur’an yang ditutunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

b. Agama paganis (Watsaniyyah) atau agama positif (Wadhiyyah) yaitu agama yang dihubungkan kepada bumi bukan dihubungkan kepada langit, dihubungkan kepada manusia bukan kepada Allah seperti agama Budha, Hindu, Majusi, Konghucu, dan lainnya.

3. Agama sebagai fitrah/kebutuhan manusia

a. Kebutuhan akal terhadap pengetahuan mengenai hakikat eksistensi terbesar (keberadaan manusia di dunia).

b. Kebutuhan fitrah manusia akan agama

c. Kebutuhan manusia terhadap kesehatan jiwa dan kesehatan rohani. d. Kebutuhan masyarakat terhadap motivasi dan disiplin akhlak. e. Kebutuhan masyarakat terhadap solidaritas dan soliditas.

Hal ini sesuai dengan firman Allah :

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS, Ar-Rum : 30)

Demikianlah alam semesta, manusia dan agama merupakan tiga hal yang saling berpautan satu dengan yang lainnya, keberadaan hal yang satu merupakan akibat adanya hal yang lainnya. Dan hal yang lain merupakan sebab dari adanya hal selanjutnya. Bila manusia ingin memahami dan menyelaraskan hidupnya dengan alam semesta, maka hiduplah dengan (Islam) karena itu adalah firahnya.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Alam semesta ini tidak terbentuk dengan sendirinya ataupun terbentuk secara kebetulan, melainkan melalui proses yang luar biasa yang tentunya diciptakan oleh Allah Swt, melalui proses Big Bang, Keseimbangan yang dicapai dengan Big Bang; pembentukan alam semesta yang

seketika meruupakan bukti bahwa alam semesta tidak muncul secara kebetulan. Serta manusia sebagai mahkluk ciptaan Allah Swt harus terus menjaga demi kelangsungan hidup yang baik serta hidup yang selalu di berkahi Allah Swt, dan manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini harusnya dapat menjaga bumi ini.

Pengertian manusia menurut pandangan Islam, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat di sisi-Nya, yang diciptakan Allah dalam bentuk yang amat baik. Manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa al-Quran menurut sunah rasul. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya (at-Tiin : 95:4).

Manusia adalah makhluk yang sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satunya makhluk hidup yang mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri. Ia mampu mempelajari, manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.

Terdapat dua pendapat mengenai asal usul manusia, yaitu bahwa asal usul manusia dari nabi Adam a.s yang merupakan pendapat para ahli agama sesuai dengan kitab-kitab suci sebagai dasar (termasuk agama Islam). Pendapat kedua berdasarkan penemuan fosil-fosil oleh para ilmuan yang berpendapat bahwa asal usul manusia sesuai dengan teori evolusi merupakan hasil evolusi dari kera-kera besar selama bertahun-tahun dan telah mencapai bentuk yang paling sempurna. Teori kedua yang dianggap ilmiah itu ternyata tidak mutlak karena antara teori dengan kenyataan tidak dapat dibuktikan.

Terdapat tiga alasan yang melatar belakangi perlunya manusia terhadap agama yaitu, fitrah manusia, kelemahan dan kekurangan manusia, dan tantangan manusia. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka kebutuhan manusia akan agama Tuhan yang benar lebih besar daripada kebutuhannya akan unsur-unsur pertama untuk menjaga hidupnya seperti air, makanan dan udara. Dan tidak ada yang mengingkari atau memperdebatkan kebenaran ini kecuali pembangkang yang sombong, tidak berguna kesombongannya dan tidak perlu didengar alasan-alasannya. Manusia beragama karena memerlukan sesuatu dari agama yaitu memerlukan petunjuk-petunjuk untuk kebahagiaan hidupnya di dunia dan akhirat.

B. Saran

Makalah Pendidikan Agama Islam ini dibuat untuk memenuhui salah satu tugas mata kuliah PAI, dan itulah tadi isi dari semua materi yang penulis ambil dari buku Pendidikan Agama Islam untuk perguruan tinggi. semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis dan para pembaca.

Penulis mengakui bahwa dalam makalah ini masih banyak sekali kata-kata yang salah dan tidak benar, untuk itu penulis berharap kritik dan saran sangat penulis harapkan, karna akan menjadi suatu pacuan untuk penulis sendiri. Dan penulis ucapkan Terima Kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan Makalah ini

C. Penutup

Demikianlah makalah yang sederhana ini saya susun semoga dapat bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Akhirnya saya merasa kerendahan hati sebagai manusia yang mempunyai banyak sekali kekurangan. Oleh sebab itu kritik dan saran– bahkan yang tidak membangun sekalipun- kami tunggu demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga niat baik kita diridhai oleh Allah SWT. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama RI, 1986/1987.

Muhammad Ramdan, dkk. (2003). Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi, Garut : Penerbit -

Ensikklopedia Islam, Jakarta : Penerbit PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994, Cet. 3.

Modul Pendidikan Agama Islam Berbasis Karakter, Jakarta : Penerbit PT RajaGrafindo Persada Syafe’i Imam, Ruswanto, Rodliyah nunung dkk, 2012.

Makalah IASBD tentang PROSES PENCIPTAAN ALAM SEMESTA

Dalam dokumen Islam dan Isu isu Ilmu Kontemporer (Halaman 39-47)