• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA PESISIR menuju

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA PESISIR menuju"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PENELITIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA PESISIR

BERBASIS MASYARAKAT SEBAGAI UPAYA PENGUATAN

EKONOMI LOKAL DI KABUPATEN TULUNGAGUNG

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah “Seminar Proposal Skripsi”

Rokhmat Subagiyo, M.EI

Disusun Oleh :

Vindy Rizka Deviana / 6A (17402153028)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

(2)

A. Latar Belakang

Pariwisata merupakan “agen” yang “powerful” untuk perubahan sosial dan ekonomi.1 Peran penting sektor pariwisata dalam perekonomian

sudah lama disadari, bukan hanya di negara maju tetapi juga di negara yang sedang berkembang. Pariwisata juga membuka kesempata kerja dan investasi, merubah peruntukan lahan dan struktur ekonomi serta memberi sumbangan yang positif terhadap neraca pembayaran di banyak negara. Dampak kunjungan wisatawan secara langsung dan tidak langsung akan mempengaruhi kegiatan perekonomian. Meningkatnya kunjungan wisatawan akan mendorong naiknya permintaan terhadap fasilitas-fasilitas yang berkaitan dengan jasa pariwisata seperti rumah makan, penginapan, sarana angkutan dan sebagainya yang lebih lanjut akan mendorong belanja dan pendapatan masyarakat.

Indonesia mempunyai kekayaan alam dan kekayaan budaya tersebar ke seluruh penjuru negeri dari Sabang sampai Merauke. Wisata bahari di Indonesia dapat menjadi andalan pembangunan ekonomi kelautan untuk mengembangkan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Rokhmin Dahuri Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB, menyatakan bahwa Indonesia sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia, yang tersusun atas 17.504 pulau dengan 95.181 km garis pantai (terpanjang kedua di dunia setelah Kanada), dan keindahan alam (pantai, pulau-pulau kecil, panorama permukaan laut dan bawah laut) yang menakjubkan, sejatinya memiliki potensi pariwisata bahari yang luar biasa besar, bahkan terbesar di dunia. Berbagai keunggulan pariwisata bahari dimiliki oleh Indonesia.

Kawasan pesisir dan laut Indonesia merupakan tempat ideal bagi seluruh jenis aktivitas pariwisata bahari (berjemur, berenang, menyelam, snorkeling, memancing, surfing, boating, yachting, parasailing, cruising, marine parks, whale watching, dll). Pusat dari Segi Tiga Terumbu Karang Dunia (Coral Triangle) didukung oleh keanekaragaman hayati laut yang

(3)

sangat tinggi (590 jenis karang, 2.057 jenis ikan karang, 12 jenis lamun, 34 jenis mangrove, 1.512 jenis krustasea, 6 jenis penyu, 850 jenis sponge, 24 jenis mamalia laut dll). Iklim tropis yang hangat dan matahari yang bersinar sepanjang tahun. Potensial untuk pengembangan wisata minat khusus; scientific diving, wisata konservasi, wisata pendidikan, wisata fotografi bawah air, dll. Di daerah ini juga berdiam para nelayan yang sebagian besar masih prasejahtera.

Dewasa ini, pariwisata adalah suatu bidang yang potensial dalam pembangunan suatu negara karena membawa dampak positif sebagai motor penggerak kegiatan ekonomi rakyat. Dengan potensi pariwisata dapat menghidupkan kegiatan ekonomi masyarakat sekitar dengan timbulnya usaha-usaha skala kecil sampai menengah, meningkatkan pendapatan masyarakat, mengurangi tingkat pengangguran,serta meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang akan kembali digunakan oleh pemerintah untuk melaksanakan pembangunan di daerah guna mencapai kesejahteraan. Aktivitas ekonomi sangat erat kaitanya dengan sumberdaya alam dan lingkungan artinya masyarakat tidak bisa hidup tanpa lingkungan begitupun perekonomian tidak akan berjalan tanpa adanya sumberdaya alam. Bagi mereka yang telah memiliki kesadaran lingkungan yang terjadi adalah pemanfaatan dimana keseimbangan antara kebutuhan dan kelestarian tetap dijaga.

(4)

dimana masyarakat berpartisipasi aktif baik dalam perencanaan sampai pada pelaksanaannya.

Pemikiran ini sangat didukung oleh tujuan jangka panjang pembangunan wilayah pesisir di Indonesia antara lain peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui perluasan lapangan kerja dan kesempatan usaha, pengembangan program dan kegiatan yang mengarah kepada peningkatan pemanfaatan secara optimal dan lestari sumber daya di wilayah pesisir, peningkatan kemampuan peran serta masyarakat pantai dalam pelestarian lingkungan dan peningkatan pendidikan, latihan, riset dan pengembangan di wilayah pesisir. Dari beberapa tujuan tersebut di atas maka pemanfaatan secara optimal dan lestari adalah salah satu yang menjadi pertimbangan utama di dalam pengelolaan sumber daya. Pemanfaatan secara lestari hanya akan dicapai jika sumber daya dikelola secara baik, proporsional dan transparan. Sumber daya yang dimaksud adalah sumber daya manusia, alam, buatan dan sosial.

Kabupaten Tulungagung terletak pada posisi 111º 43’ sampai dengan 112º 07' bujur timur dan 7º 51' sampai dengan 8º 18' lintang selatan. Batas daerah, di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kediri yaitu dengan Kecamatan Kras. Di timur berbatasan dengan Kabupaten Blitar. Di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Trenggalek. Wilayah selatan Kabupaten Tulungagung yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia menjadikan Tulungagung memiliki wilayah pantai yang sangat berpotensi dikembangkan sebagai tempat wisata karena memiliki banyak pantai yang menarik untuk dikunjungi seperti Pantai Gemah, Pantai Popoh, Pantai Sidem, Pantai Brumbun, Pantai Sine, Pantai Molang, Pantai Klatak, Pantai Gerangan, Pantai Sanggar, Pantai Coro, Pantai Dlodo, Pantai Pathok Gebang, Pantai Kedung Tumpang dan masih banyak lagi yang lainnya.

(5)

pantai gemah menjadi eksis sebagai tujuan wisata pesisir bagi masyarakat lokal bahkan luar daerah. Pemkab Tulungagung menambah sarana tempat parkir dan wahana bermain seperti penyewaan ATV, motor tril, flying fox. Hal tersebut dilakukan untuk mendongkrak wisatawan yang berkunjung. Sekarang juga banyak masyarakat sekitar yang menjual kuliner ikan asap sebagai usaha sampaingan selain menjadi nelayan dalam menyambut banyaknya wisatawan. Pantai gemah juga merupakan tempat wisata dengan potensi PAD tinggi, baru pertama kali dibuka dalam kurun waktu 3 bulan saja pendapatan pariwisata pantai gemah mencapai 450 juta.

Adapun spesifikasi dari kepariwisataan adalah pariwisata berbasis masyarakat dimana pemberdayaan jenis ini dapat menciptakan kondisi lingkungan yang berkelanjutan sekaligus memandirikan perekonomian komunitas pesisir. Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pengembangan pariwisata bebasis masyarakat yang dilakukan oleh masyarakat pesisir dalam menciptakan lingkungan yang berkelanjutan dan kemandirian komunitasnya dan diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas antara lain untuk menambah wawasan di wilayah teoritik dalam bidang pengembangan pariwisata berbasis masyarakat dan impelementasinya dan sebagai referensi dan acuan mengenai kegiatan berbasis komunitas dalam upaya memberdayakan masyarakat lokal sebagai aktor perubahan sosial yang mandiri.

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana strategi pengembangan pariwisata pesisir di Kabupaten Tulungagung yang berbasis masyarakat dalam menguatkan ekonomi lokal?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kontribusi masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata pesisir di Kabupaten Tulungagung

(6)

3. Untuk mengetahui pengaruh pengembangan pariwisata pesisir di Kabupaten Tulungagung yang berbasis masyarakat terhadap penguatan ekonomi lokal

D. Manfaat Penelitian

Beradsarkan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat penelitian secara praktis :

a. Bagi warga masyarakat pengelola pariwisata pesisir , diharapkan agar bisa menjadi suatu motivasi atau pelajaran agar bisa memajukan perekonomian di daerahnya.

b. Bagi Pemerintah Kabupaten Tulungagung. Diharapkan bisa menjadi masukan dan sekaligus evaluasi terhadap strategi Pengembangan pariwisata pesisir.

c. Bagi peneliti. Diharapkan Karya ini dapat melatih kepekaan penulis untuk menemukan maslah dalam masyarakat serta dapat menjadi syarat serta memperoleh gelar sarjana (S1).

2. Manfaat penelitian secara teoritis :

a. Bagi Universitas . diharapkan dengan adanya penelitian ini IAIN Tulungagung bisa lebih mengetahui tentang strategi pengembangan pariwisata pesesr berbasis masyarakat yang tepat dalam membangun sebuah perekonomian lokal dan bisa menambah pengetahuan dari mahasiswa/ mahsiswi fakultas ekonomi dan bisnis islam.

b. Bagi teori yang terdahulu.diharapkan dengan adanya teori saat ini bisa saling melengkapi teori yang sudah ada , sehingga bisa saling selektif dalam mengambil sebuah keputusan strategi yang benar.

E. Batasan Masalah

(7)

tentang strategi pengembangan pariwisata pesisir yang berbasis masyarakat sebagai sarana memperkuat ekonomi lokal dan yang menjadi objek penelitiannya adalah kawasan pariwisata pesisir di Kabupaten Tulungagung yaitu pantai gemah.

F. Penegasan Masalah

1. Definisi Konsep

Definisi pngembangan priwisata berbasis masyarakat (community based tourism) yaitu: model pariwisata yang melibatkan masyarakat lokal dengan memberi kesempatan dalam mengelola dan membangun pariwisata, baik secara langsung maupun tidak langsung yang memiliki keterkaitan dengan industri atau usaha pariwisata, sehingga distribusi keuntungan merata kepada komunitas di pedesaan/ pesisir dan pulau-pulau kecil. Dengan demikian CBT merupakan suatu pendekatan pembangunan pariwisata yang menekankan pada peran aktif masyarakat lokal (baik yang terlibat langsung dalam industri pariwisata maupun tidak). Pelibatan tersebut dalam bentuk memberikan kesempatan (akses) dalam manajemen dan pembangunan pariwisata yang berujung pada pemberdayaan masyarakat, termasuk dalam pembagian keuntungan dari kegiatan pariwisata.2

2. Definisi Operasional

Pariwisata berbasis masyarakat yang dilakukan oleh masyarakat pesisir merupakan sebuah konsep yang sangat tepat untuk diaplikasikan. Dengan menerapkan parisiwasata berbasis komunitas artinya masyarakat telah mampu merancang dan mengoperasikan dengan maksimal segala aktifitas pariwisata sesuai dengan karakteristik wilayah melalui tolok ukur uji produktivitas (manajemen kelompok) dan uji pemberdayaan (ekoliterasi dan ekodesain). Kawasan pesisir dijadikan sebagai suatu kekuatan dalam membangun perekonomian komunitas, namun tetap mempertahankan budaya dan kearifan lokal serta menjaga kesinambungan lingkungan alam untuk generasi

(8)

mendatang. Untuk selanjutnya, pengawasan dan perbaikan mutu pelayanan mutlak dibutuhkan untuk menjaga kualitas pariwisata yang berkelanjutan.

G. Kajian Teori

a. Perencanaan strategik

Perencanaan strategik merupakan pendekatan prinsip efektifitas dan efisiensi dalam menggali sumber daya.3 Manajemen strategik

mengamati lingkungan eksternal untuk melihat kesempatan dan ancaman, serta mengamati lingkungan internal melihat kekuatan dan kelemahan.

b. Pengembangan

Menurut Poerwadarminto pengembangan adalah suatu proses atau cara menjadikan sesuatu menjadi maju, baik, sempurna, dan berguna. Sedangkan menurut Badudu dan Zain pengembangan adalah hal cara atau hasil kerja mengembangkan. Jadi pengembangan dalam hal ini dapat diartikan membuat menjadi ada dari yang belum ada, dari yang sudah ada menjadi lebih baik dan dari yang sudah baik menjadi lebih baik, dan seterusnya.4

Berdasarkan definisi di atas, maka pengembangan merupakan bagian dari sebuah strategi dalam upaya memajukan, memperbaiki dan meningkatkan kondisi kepariwisataan terhadap suatu objek dan daya tarik wisata sehingga dapat dikunjungi wisatawan serta mampu memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitar objek dan daya tarik wisata maupun bagi Pemerintah Daerah.

c. Pariwisata

Perkembangan industri kepariwisataan saat ini diidentifikasi terdapat pergeseran orientasi, dari mass tourism menuju ke alternative tourism. Hal tersebut terjadi karena adanya perubahan orientasi pasar yang lebih menekankan kepada penghayatan dan penghargaan terhadap aspek kelestarian alam, lingkungan dan budaya (enviromentally and cultural

3 Erlangga Brahmanto dkk, Strategi Pengembangan Kampung Batu Malakasari Sebagai Daya Tarik Wisata Minat Khusus, Jurnal Media Wisata, Volume 15, Nomor 2, November 2017, hal.588

(9)

sensitives), dengan penerapan pariwisata alternatif (alternative tourism).

Ukuran keberhasilan pembangunan pariwisata yang menggunakan konsep berkelanjutan tidak hanya dari aspek ekonomi (meningkatnya devisa) yang ditentukan dengan lama kunjungan (lenght of stay) serta eksploitasi lingkungan untuk kegiatan kepariwisataan, namun dari kelestarian dan pemberdayaan sebagai landasan, yang mengarah pada kelestarian lingkungan dan sumber daya alam serta nilai sosiokultural kemasyarakatan dengan penghargaan yang tinggi5

Pariwisata Indonesia adalah pariwisata yang berasal dari, oleh dan untuk rakyat, untuk itu dalam perencanaan pengembangan pariwisata harus melibatkan masyarakat setempat (lokal) khususnya yang berada di sekitar destinasi wisata, karena masyarakat setempat merupakan pemilik dan lebih mengetahui destinasi tersebut6

Pariwisata memberikan dukungan ekonomi yang kuat terhadap suatu wilayah. Industri ini dapat menghasilkan pendapatan besar bagi ekonomi lokal. Kawasan sepanjang pantai yang bersih dapat menjadi daya tarik wilayah, dan kemudian berlanjut dengan menarik turis dan penduduk ke wilayah tersebut. Sebagai salah satu lokasi rekreasi, kawasan pantai dapat merupakan tempat yang lebih komersial dibandingkan kawasan lain, tergantung karakteristiknya. Sebagai sumber alam yang terbatas, hal penting yang harus diperhatikan adalah wilayah pantai haruslah menjadi aset ekonomi untuk suatu wilayah.

d. Wilayah Pesisir

Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut, ke arah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan baik kering maupun terendam air yang masih dipengaruhi oleh sifat air seperti pasang surut, angin laut dan perambahan air asin. Ke arah laut wilayah pesisir mencakupi bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat.

5http://www.menlh.go.id/pengembangan-wisata-ramah-lingkungan-berbasismasyarakat/ , Diakses 19 Maret 2018

(10)

e. Pariwisata Berbasis masyarakat (Community Based Tourism)

Konsep pariwisata pesisir berkelanjutan (sustainable coastal tourism) adalah pariwisata yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan maupun daerah tujuan wisata pada masa kini, sekaligus melindungi dan mendorong kesempatan serupa dimasa yang akan datang. Pariwisata berkelanjutan mengarah pada pengelolaan seluruh sumberdaya sedemikian rupa sehingga kebutuhan ekonomi, sosial, estetika dapat terpenuhi sekaligus memelihara integritas kultural, proses ekologi essensial keanekaragaman hayati dan sistem pendukung kehidupan. Tidak ada kelompok lain yang mampu menjaga wisata bahari selain masyarakat (komunitas) lokal karena mereka paling tahu persoalan dan paling menerima dampaknya, baik positif maupun negatif. Mereka mengharapkan adanya pening-katan pendapatan di samping terjaminnya kelestarian alamnya. Dengan kata lain, mereka berharap pengembangan pariwisata akan menambah kemakmuran itu akan lestari terus secara berkesinambungan.

(11)

masyarakat, termasuk dalam pembagian keuntungan dari kegiatan pariwisata.7

Community based tourism yang dilakukan oleh masyarakat pesisir merupakan sebuah konsep yang sangat tepat untuk diaplikasikan. Dengan menerapkan parisiwasata berbasis komunitas artinya masyarakat telah mampu merancang dan mengoperasikan dengan maksimal segala aktifitas pariwisata sesuai dengan karakteristik wilayah melalui tolok ukur uji produktivitas (manajemen kelompok) dan uji pemberdayaan (ekoliterasi dan ekodesain). Kawasan pesisir dijadikan sebagai suatu kekuatan dalam membangun perekonomian komunitas, namun tetap mempertahankan budaya dan kearifan lokal serta menjaga kesinambungan lingkungan alam untuk generasi mendatang. Untuk selanjutnya, pengawasan dan perbaikan mutu pelayanan mutlak dibutuhkan untuk menjaga kualitas pariwisata yang berkelanjutan.

Suansri menyebutkan beberapa prinsip dari Comunity-Based Tourism yang harus dilakukan, yaitu: 1) mengenali, mendukung, dan mempromosikan kepemilikan masyarakat dalam pariwisata; 2) melibatkan anggota masyarakat dari setiap tahap pengembangan pariwisata dalam berbagai aspeknya, 3) mempromosikan kebanggaan terhadap komunitas bersangkutan; 4) meningkatkan kualitas kehidupan; 5) menjamin keberlanjutan lingkungan; 6) melindungi ciri khas (keunikan) dan budaya masyarakat lokal; 7) mengembangkan pembelajaran lintas budaya; 8) menghormati perbedaan budaya dan martabat manusia; 9) mendistribusikan keuntungan dan manfaat yang diperoleh secara proporsioanal kepada anggota masyarakat; 10) memberikan kontribusi dengan persentase tertentu dari pendapatan yang diperoleh untuk pengembangan masyarakat; dan 11) menonjolkan keaslian hubungan masyarakat dengan lingkungannya.

(12)

Ada lima pendekatan perencanaan pengembangan pariwisata yang perlu diketahui dan diaplikasikan dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata, yaitu: (1)pendekatan pemberdayaan masyarakat lokal, (2) pendekatan berkelanjutan, (3) pendekatan kesisteman, (4) pendekatan kewilayahan, dan (5) pendekatan dari sisi penawaran (supply) dan permintaan (demand).8

Partisipasi dapat membuat masyarakat, penduduk melakukan berbagai kegiatan, baik itu berskala lokal maupun nasional. Partisipasi yang dilakukan masyarakat berbeda-beda tingkatannya, akibat dari perbedaan skala kegiatan. Partisipasi itu antara lain, partisipasi karena paksaan (manipulative participation), partisipasi dengan kekuasaan dan ancaman (coercive participation), partisipasi karena adanya dorongan (indiced participation), partisipasi yang bersifat pasif (passive participation) dan partisipasi secara spontan (spontaneous participation).

f. Pengembangan Ekonomi Lokal

Pengembangan Ekonomi Lokal diartikan sebagai penumbuh suatu lokalitas secara sosial-ekonomi dengan lebih mandiri berdasarkan potensi-potensi yang dimiliki, baik sumber daya alam, geografis, kelembagaan, kewiraswastaan, pendidikan tinggi, asosiasi profesi, dan lain-lain. Hal ini harus dilakukan pada skala yang kecil (skala komunitas). Titik sentralnya adalah mengorganisir serta mentransformasi potensi-potensi tersebut menjadi penggerak bagi pengembangan ekonomi lokal.

Blakely and Bradshaw mendefinisikan Pengembangan Ekonomi Lokal adalah proses dimana pemerintah lokal dan organsisasi masyarakat terlibat untuk mendorong, merangsang, memelihara, aktivitas usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan.

International Labour Organization (ILO) mendefinisikan Pengembangan Ekonomi Lokal adalah proses partisipatif yang mendorong kemitraan antara dunia usaha dan pemerintah dan

(13)

masyarakat pada wilayah tertentu, yang memungkinkan kerjasama dalam perancangan dan pelaksanaan strategi pembangunan secara umum, dengan menggunakan sumber daya local dan keuntungan kompetitif dalam konteks global, dengan tujuan akhir menciptakan lapangan pekerjaan yang layak dan merangsang kegiatan ekonomi.9

Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah (Local and Regional Economic Development) yang pendekatannya berfokus kepada pemanfaatan dan optimalisasi sumberdaya dan kompetensi daerah dalam menggerakkan perekonomian daerah untuk mengatasi persoalan kemiskinan, pengangguran dan menciptakan pembangunan berkelanjutan menemukan momentumnya di tengah arus ekonomi global. Strategi pengembangan ekonomi daerah yang tepat diharapkan mampu menemukenali dan menggali potensi ekonomi produktif yang berdaya saing (knowledge based economy) sekaligus berbasis sumber daya daerah (local resources based economy). Pengembangan ekonomi daerah yang ada saat ini masih berbasis ideologi ekonomi tradisional. Pengembangan ekonomi daerah yang baik, seyogyanya mengadopsi pengembangan ekonomi lokal, yaitu: pendekatannya kewilayahan, pendekatan dari bawah, membangun kemitraan dan memanfaatkan potensi lokal.

Pembangunan wilayah pesisir harus memperhatikan keseimbangan antara tingkat pembangunan dan daya dukung lingkungan serta keseimbangan pembangunan antar daerah. pengembangan wilayah harus menjadi suatu upaya untuk menumbuhkan perekonomian wilayah dan lokal, sehingga wilayah dapat tumbuh dan berkembang secara mandiri dengan memanfaatkan sumberdaya lokal. Srategi pengembangan wilayah yang bertumpu pada sumberdaya lokal ini dikenal sebagai konsep pengembangan ekonomi lokal (local economic development).

(14)

H. Kerangka Berfikir

Faktor pendororng Budaya

Faktor Penghambat Lingkungan

I. Proposisi

Pengembangan pariwisata pesisir yang berbasis masyarakat menguatkan ekonomi lokal di kabupaten Tulungagung.

J. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pada penelitian ini kami menggunakan metodologi dengan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yang mempunyai karakteristik alami (natural setting ) sebagai sumber data langsung, deskriptif, dimana proses lebih dipentingkan dari pada hasil analisis

Potensi pariwisata pesisir

Strategi pengembangan pariwisata pesisir berbasir

masyarakat

Penguatan Ekonomi lokal

(15)

dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara analisa induktif. Karena, permasalahannya belum jelas, kompleks, holistik, dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin jika data pada situasi sosial tersebut dijaring dengan metodelogi penelitian kuantitatif. Selain itu penelitian ini bertujuan memahami situasi sosial secara mendalam , menemukan hipotesis dan teori.10

Dalam metodologi penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif ada 6 macam yaitu, etnografis, studi kasus, grounded theory, interaktif , partisipatiries, serta penelitian tindakan kelas. Dalam hal ini penelitian yang digunakan yaitu penelitian studi kasus, merupakan jenis penelitian dimana penelitimelakukan eksplorasi secara mendalam terhadap program, proses, kejadian, aktivitas terhadap satu atau lebih orang. Dimana kasus terikat oleh waktu, aktivitas dan peneliti melakukan pengumpulan data secara detail dengan berbagai prosedur pengumpulan data dalam waktu yang berkesinambungan.11

2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian yaitu tempat dimana situasi sosial tersebut akan diteliti. Dimana tempat penelitian kami berada di desa Keboireng, yaitu pantai Gemah, kecamatan Besuki, kabupaten Tulungagung.

3. Kehadiran Penelitian

Dalam melakukan penelitian kualitatif, peneliti sebagai pengumpul data dan sebagai instrumen yang aktif dalam langkah mengumpulkan data yang ada dilapangan. Sedangkan instrumrn lainnya yang digunakan dalam pengumpulan data selain manusia adalah berbagai bentuk alat bantu dan dokumentasi yang digunakan untuk menunjukan keabsahan dari hasil penlitian. Maka dari itu, kehadiriran dari penelitian secara langsung di lapangan sebagai tolok ukur dari keberhasilan memahami kasus yang diteliti, sehingga secara langsung keterlibatan peneliti sangat mutlak diperlukan.

4. Teknik Penentuan Informan

Informan merupakan individu-individu tertentu yang memberikan keterangan dan data untuk keperluan informasi dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini informan merupakan instrumen terpenting dalam

10 Sugiono, Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi, (Bandung : ALFABETA, 2016), hal .24

(16)

pengamatan dan wawancara dalam menjaring informasi yang mendalam sebagai data. Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu informan yang diambil lebih selektif atau sesuai dengan kriteria yang dianggap paling mengetahui situasi sosial yang akan diteliti dan selaras dengan tujuan penelitian

5. Sumber Data

Dalam penelitian ini digunakan dua jenis data, yakni data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari narasumber penelitian. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah individu yang dapat dipercaya sebagai subyek penelitian yang mengalami atau memahami strategi pengembangan pariwisata pesisisir berbasis masyarakat sebagai upaya penguatan ekonomi lokal di kabupaten Tulungagung khususnya pantai gemah.

Data sekunder adalah diperoleh dari buku-buku literatur, jurnal ilmiah, data dari instansi yang berupa dokumen, peraturan perundang-undangan dan informasi lain serta laporan yang terkait dengan masalah penelitian ini. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi dalam bentuk foto atau dokumen yang diperoleh dari Dinas Pariwisata yang terkait dengan permasalahan yang diteliti.

6. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, maka dari itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data supaya dapat data yang valid. Dimana teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini yaitu: a. Observasi : Yang dimaksud dalam penelitian ini observasi yang terlibat

yang dilakukan dalam 3 tahapan yaitu: pengamatan deskriptif, pengamatan terfokus dan pengamatan selektif.

(17)

c. Wawancara : dengan cara wawancara mendalam (Indepth Interview), yaitu penggalian data secara mendalam terhadap satu topik dengan pertanyaan terbuka.12

7. Teknik Analisis Data

Analisis data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis induktif. Strategi analisis ini, peneliti bertolak dari fakta empiris (Data) untuk membangun konsep, proposisi dan teori. Sebagaimana hal ini merupakan ciri dari penelitian kualitatif. Salah satu analisis kualitatif dalam pendekatan studi kasus menurut Yin adalah penggunaan logika penjodohan pola yang mencoba membandingkan pola yang didasarkan atas data empiris dengan pola yang diprediksikan atau atas teori dan konsep yang digunakan, jika terdapat persamaan, maka dapat menguatkan validitas internal studi kasus yang bersangkutan.

Teknik penjodohan pola dapat dilakukan dengan membuat proposisi dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membuat pernyataan proposisi awal

Proposisi berguna untuk memfokuskan penelitian dan mengambil data-data yang dianggap penting, sementara data-data yang tidak terkait diabaikan terlebih dahulu. Proposisi dalam penelitian ini juga berguna untuk menyusun rencana dalam pengumpulan data dan juga menentukan prioritas pada strategi analisis yang relevan dan lebih sistematis.

Proposisi awal penelitian ini yaitu bahwa di Kampungdalem Tulungagung merupakan pemukiman penduduk yang didiami oleh etnik Jawa sebagai masyarakat lokal (pribumi) dan etnik Banjar yang berasal dari Provinsi Kalimantan Selatan sebagai masyarakat pendatang. Yang mana kedua etnik tersebut tak bisa mengelak untuk saling berinteraksi satu sama lain secara timbal-balik. Etnisitas keduanya nampak dari bentuk proses sosial yang terjadi, interaksi sosial, dan pola-pola hubungannya. Dan dari relasi etnisitas tersebut berdampak pada aspek sosial, ekonomi, dan agama yang berlangsung di Kelurahan Kampungdalem.

2. Membandingkan temuan-temuan awal dengan proposisi

(18)

Peneliti mencoba membandingkan temuan-temuan awal yang didapat dengan data yang diperoleh dari wawancara. Sehingga dalam proses tersebut dapat diketahui perbedaan dari data-data yang telah didapat. Selain itu, hal ini juga dilakukan untuk memperjelas data-data sebagai fakta awal apakah telah sesuai dengan fokus dalam penelitian ini.

3. Memperbaiki pernyataan atau proposisi

Setelah membandingkan pada analisis penelitian dan juga mengetahui tentang apa saja perbedaan yang ditemukan, maka berikutnya peneliti dapat memperbaiki data yang didapat pada analisis awal. Hal ini dilakukan ketika telah mendapat perbandingan antara temuan awal dan ketika melakukan wawancara.

4. Membandingkan kasus penelitian dengan kasus penelitian yang lain Peneliti mencoba membandingkan kasus penelitian dengan beberapa kasus penelitian yang lainnya. Tujuannya untuk mengetahui perbandingan berbagai temuan yang telah didapat dari beberapa penelitian sebelumnya dengan kasus penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini. 5. Memperbaiki kembali proposisi yang sudah dibuat

Perbaikan proposisi pada kasus-kasus penelitian dilakukan dari awal ketika membuat pernyataan teoritis, membandingkan dengan temuan-temuan awal dan melihat apakah data yang telah diperoleh di lapangan sudah sesuai dengan rumusan masalah yang dibuat sebelumnya. Sehingga data lapangan lebih diutamakan daripada pernyataan teoritis yang sebelumnya dibuat.

6. Membandingkan proses analisis dengan fakta dari kasus

Peneliti mencoba membandingkan proses analisis data dengan fakta di lapangan untuk mencari kesesuaian antara pernyataan dengan fakta yang ada. Pada tahap ini, fakta lapangan dapat membantu menjawab apakah proses analisis yang dilakukan peneliti sudah sesuai dengan realitas atau tidak.

(19)

data-data yang terkumpul telah memadai serta cukup untuk menjawab rumusan masalah penelitian, sehingga dapat memudahkan peneliti untuk melakukan pengolahan data dan menyelesaikan laporan hasil penelitiannya.

K. Daftar Pustaka

Yoeti, Oka A.. 2010. Industri Pariwisata dan Peluang Kesempatan Kerja. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Putra, I Nyoman Darma. 2015. Pariwisata Berbasis Masyarakat Model Bali. Denpasar: Buku Arti

Brahmanto Erlangga dkk, Strategi Pengembangan Kampung Batu Malakasari Sebagai Daya Tarik Wisata Minat Khusus. Jurnal Media Wisata. Volume 15. Nomor 2. November 2017

Ridwan, Muhammad. 2012. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: PT. Sofmedia

Sugiono. 2016. Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi. Bandung : ALFABETA

Subagiyo, Rokhmat. 2017. Metode Penelitian Ekonomi Islam (Konsep dan Penerapan). Jakarta : Alim’s Publishing Jakarta

Barthos, Basir. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara

http://www.menlh.go.id/pengembangan-wisata-ramah-lingkungan-berbasismasyarakat/

Referensi

Dokumen terkait

Hal-halyang belum tercantum dalam Kalender Pendidikan pada Keputusan ini dapat ditetapkan dalam waktu berjalan, baik untuk menyesuaikan dengan kebutuhan Universitas

Hasil simulasi yang diperoleh menunjukkan bahwa aliran berayun dalam kolom yang dipasang sekat dinding mempunyai pola aliran yang lebih kocar-kacir dibandingkan dengan kolom

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses bimbingan jasmani dan rohani yang berlandaskan ajaran Islam dan

4 004/KJ/13 JHONSON RADIANTO Lulus A PT CHEVRON INDONESIA COMPANY Sudah Jadi.. 5

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh melalui penelitian tentang peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan

Segala puji bagi Allah yang melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

Hasil yang diharapkan dari desain ini adalah merancang sebuah interior Wonderland Karaoke Keluarga dengan konsep “fantasy in wonderland” yang dapat memberikan image

perilaku penghuni rusunawa Mandalika yang ketika melakukan interaksi dengan penghuni lainnya ,. Penghuni atau komunikator menyampaikan serta menjelaskan pesannya kepada