• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukum Kekayaan Intelektual Perlindungan. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hukum Kekayaan Intelektual Perlindungan. docx"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PAPER

Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual

( HKI )

“Perlindungan Hak Cipta Terhadap Penyebaran Database Secara Online”

Oleh

NOVI SUNARTI

1510111109

ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dewasa ini, perkembangan dari teknologi semakin berkembang pesat terutama dalam dunia internet atau online. Semua orang dapat mengakses internet tanpa takut akan dampak yang diakibatkan oleh internet itu sendiri. Internet dijadikan wadah untuk bebas menunjukkan ekpresinya, namun harus sesuai dengan prosedur dalam peraturan perundang-undangan. Hal ini dilakukan untuk mencegah perbuatan yang merugikan orang banyak.

(3)

Belakangan ini, kita sering mendengar dengan adanya online-shop. Online-shop merupakan suatu usaha ekonomi guna menjual suatu barang dagangan dengan cara mempromosikan barang tersebut dalam situs internet. Barang-barang tersebut diberikan penawaran yang menggiurkan bagi para pembeli dan melakukan pembayaran dengan jalan transaksi via online tanpa harus datang ke tempat si penjual. Hal ini memudahkan bagi pembeli karena tidak perlu direpotkan dengan jarak jauh sehingga biaya yang dihabiskan tidak bertambah besar dan waktu yang lebih efisien. Biasanya online shop yang berbasis barang-barang yang berwujud nyata seperti pakaian, sepatu, peralatan rumah tangga dan masih banyak lagi yang menjadi objek online shop tersebut yang dicari oleh calon pembeli.

(4)

mana data-data atau dokumen tersebut dijual dengan sekali bayar. Database yang telah dimiliki masih dapat di jual kembali kepada siapa pun, sehingga mendapatkan keuntungan yang besar.

Namun, saat ini bukan keuntungan dari penjualan database yang akan kita bahas. Database yang merupakan sebuah dokumen yang masih berbentuk file tentu ada seorang pencipta atau pengarang yang membuatnya. Jadi, dapat dikatakan bahwa database juga merupakan sebuah karya yang berasal dari intelektual seseorang. Sebuah karya yang berasal dari intelektual seseorang harus mendapatkan perlindungan dari hukum. Maka hukum yang mengatur tentang karya intelektual adalah hukum hak atas kekayaan intelektual ( Intellectual Property Right Of Law ) atau yang lebih dikenal dengan sebutan HKI.

Hukum hak atas kekayaan intelektual/HKI merupakan hak yang diberikan kepada seseorang atas suatu karya hasil dari pemikiran atau ide yang diwujudkan melalui aplikasi-aplikasi sehingga memiliki nilai guna dan ekonomi , tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk kepentingan orang banyak.

(5)

yaitu, hak ekonomi dan hak moral. ( Sanusi Bintang, Hukum HKI: 1998 :4 )1

Dari pengertian hki diatas, dapat dikatakan bahwa seharusnya hanya pencipta atau pengarang yang memiliki hak terhadap karya. Apakah itu dipertunjukkan kepada orang banyak atau hanya untuk dirinya sendiri. Pengarang atau pencipta memiliki hak melekat atas karya nya. Sehingga semua hal yang berhubungan dengan karyanya tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu. Begitu pula halnya dengan dokumen/database yang diperjual belikan secara bebas oleh pihak-pihak yang mencari keuntungan. Mereka menggunakan dokumen tersebut tanpa tahu apakah mendapatkan persetujuan dari pengarang atau pencipta untuk menggunakan karyanya. Mungkin pengarang atau pencipta karya intelektual telah memberikan persetujuan kepada pihak tertentu untuk menggunakan data atau dokumennya namun bagaimana dengan pihak-pihak yang lain?. Apakah mereka yang membeli database secara online tersebut telah mendapat persetujuan dari pencipta atau pengarang untuk menggunakannya?.

(6)

Untuk menjawab pertanyaan diatas, maka daripada itu penulis membuat tulisan ini untuk mencoba membahas persoalan tersebut. Agar dapat menambah pengetahuan penulis serta pembaca.

B. PERMASALAHAN

Semakin banyak kegiatan online shop, tidak hanya yang menjual kebutuhan pokok namun juga ada yang menjual data-data atau dokumen penting untuk keuntungan pribadi. Sedangkan data-data atau dokumen tersebut merupakan milik dari seorang pengarang atau pencipta. Jadi data-data tersebut adalah hak dari pengarang atau pencipta. Data-data atau dokumen yang merupakan hasil ide intelektual adalah bagian hki di bidang hak cipta. Oleh karena itu, bagaimanakah perlindungan terhadap data-data (database) yang di perjual-belikan secara bebas untuk mendapatkan keuntungan pribadi dalam aspek hukum hak cipta?.

C. TUJUAN PENULISAN

(7)

BAB II

PEMBAHASAN

I.

Pengetian Hak Cipta

(copy rights)

Perbedaan antara manuasia dengan makhluk ciptaan Tuhan lainny adalah manusia diberikan kemampuan untuk berpikir. Dengan hal itu, manusia mampu menghasilkan karya-karya yang berasal dari ide pemikirannya yang dapat digunakan dalam kehidupan. Ide tersebut diwujudkan dalam berbagai bentuk baik berwujud (materil) maupun tidak berwujud (immateril).

(8)

yaitu, hak cipta, hak merek, hak paten, desain tata letak sirkuit terpadu (DTLST), dan rahasia dagang.

Hak cipta (copyright) adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.2

Hak cipta diajukan kepada pengarang atau pencipta , yang mana pengarang atau pencipta tersebut memilik hak melekat terhadap karyannya. Artinya, hanya pengarang atau pencipta yang berhak atas karya intelektualnya, apakah akan ditunjukan kepada umum atau hanya untuk kepentingan individu. Yang menjadi cakupan hak cipta adalah karya seni (lagu, musik, gerak), sastra (novel, cerpen, syair, pantun), ilmu pengetahuan (buku pengetuan, jurnal, artikel,dll) dan hak yang terkait dalamnya (neigboring rigth) seperti pelaku rekaman, penyiaran dan pertunjukkan.

II. Hukum Perlindungan Hak Cipta

(9)

salah satu anggota dari organisasi perdagangan internasional ( World Trade Organization) yang merujuk kepada persetujuan yang berkaitan dengan perlindungan hak atas kekayaan intelektual yang berhubungan dengan aspek perdagangan atau yang lebih dikenal dengan TRIPs ( Trade Related Aspects Of Intellectual Property Rights ). Persetujuan trips menjadi petunjuk untuk konvensi-konvensi internasional yang berkaitan dengan perlindungan haki seperti Paris Convention, Bern Convention, Rome Convetion dan lain sebagainya.

TRIPs-WTO yang mempengaruhi pertumbuhan hukum nasional bangsa Indonesia terhadap perlindungan karya intelektual. Hal ini telah terbukti dengan adanya peraturang perundang-undang tentang hak cipta dari mulai Uu No 6 Tahun 1982, Uu No 8 Tahun 1987, Uu No 12 Tahun 1997, Uu No 19 Tahun 2002, dan sekarang undang-undang terbaru tentang pengaturan hak cipta yaitu Uu No 28 Tahun 2014.

(10)

undang-undang produksi hindia belanda yaitu Auteurswet 1912 stb. No. 600.3

Selain dari TRIPs-WTO yang juga menjadi dasar pengaturan hak cipta nasional Indonesia juga ada konvenci Bern ( Bern Convention) tahun 1886 dan konvensi universal hak cipta ( Unniversal Copyright Convention/ UCC ) tahun 1955. Dalam konvensi Bern (1886) memuat tiga prinsip dasar yang mewajibkan para negara peserta yang menjadi anggota konvensi Bern untuk menerapkan kedalam uunya,yaitu4

1. Prinsip National Treatment

Yaitu ciptaan seorang warga negara peserta konvensi ini harus diberikan perlindungan hukum hak cipta yang sama kedudukannya dengan ciptaan seorang warga negara sendiri.

2. Prinsip Automatic Protection

Perlindungan hukum yang diberikan kepada seseorang atas karya ciptanya diberikan secara langsung tanpa harus memenuhi syarat apapun. Artinya hak cipta langsung terikat kepada pencipta jika terdapat karyanya.

3. Prinsip Independence Of Protection

3 OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights),PT RajaGrafindo Persada, Jakarta,2007,hlm 46.

(11)

Seorang pencipta sebuah karya diberikan perlindungan hukum tanpa harus melihat pengaturan hukum dari negara asalnya .

Begitupun dalam konvensi universal hak cipta/UCC (1955), konvesi yang lahir karena adanya perbedaan pandangan antara masyarakat yang menganut sistem hukum civil law dengan masyarakat yang menganut sistem hukum cammon law. Untuk menjembatani perbedaan tersebut maka pbb melalui unesco membuat suatu kompromi sehingga terbentuklah konvensi universal hak cipta ini. Sama hal nya dengan konvensi Bern, konvensi ini juga memuat beberapa prinsip yaitu,5

1. Adequate And Effective Protection

Artinya, setiap negara peserta konvensi ini berkewajiban memberikan perlindungan hukum yang memadai dan efektif terhadap hak-hak cipta dan pemegang hak cipta (Neigboring Rigth).

2. National Treatment

(12)

meskipun karya cipta tidak berada di negara penerbit pertama kali namun tetap memperoleh perlindungan yang sama seperti negara penerbit. 3. Formalities

Negara peserta konvensi yang akan memberikan perlindungan hukum hak cipta harus menetapkan syarat formalitas dari timbulnya hak cipta seperti, registrasi dan sertifikat

4. Duration Of Protection

Untuk memberikan perlindungan hukum terhadap suatu karya cipta terhadap hak cipta harus ditentukan batas waktu perlindungannya dengan batas minimum seumur hidup pencipta ditambah paling sedikit 25 tahun setelah kematiannya.

5. Translation Rights

Hak eklusif pencipta untuk membuat, menerbitkan dan memberikan izin untuk menerbitkan terjemahan dari ciptaan nya, namun setelah waktu tujuh tahun tanpa penerjemahan maka negara konvensi ini dapat memerlakukan compulsory licensing untuk warga negaranya. 6. Jurisdiction Of The International Court Of Justice

Bila terdapat sengketa yang timbul antara negara peserta konvensin dapat diselesaikan dengan mengajukan sengketa kepada Mahkamah Internasional.

(13)

Artinya, untuk melindungi konvensi bern maka diaturlah bahwa negara yang menjadi peserta konvensi bern tidak boleh mengikuti konvensi universal hak cipta dan bagi negara yang melanggarnya akan dikenai sanksi serta ditetapkannya ketentuan-ketentuan tentang pemberlakuan ucc oleh peserta Konvensi Bern.

Dalam pasal 2 huruf c Uu No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, menentukan bahwa hukum nasional Indonesia memberikan perlindungan hukum terhadap hak cipta warga negara asing namun sesuai dengan ketentuan undang-undang.

III.

Perlindungan Hak Cipta Terhadap

Database

a. Pengertian Database

Istilah data base merupakan istilah dalam ilmu komputer. Namun saat ini database tidak hanya berbasis kepada komputer tapi juga pada kumpulan data bisnis dan data-data atau dokumen yang berbentuk file penting. Dalam KBBI pengertian dari data yaitu6.

“Data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan)”.

(14)

Data Base (basis data) merupakan kumpulan data yang saling berhubungan. Hubungan antar data dapat ditunjukan dengan adanya field/kolom kunci dari tiap file/tabel yang ada. Dalam satu file atau table terdapat record-record yang sejenis, sama besar, sama bentuk, yang merupakan satu kumpulan entitas yang seragam. Satu record (umumnya digambarkan sebagai baris data) terdiri dari field yang saling berhubungan menunjukan bahwa field tersebut dalam satu pengertian yang lengkap dan disimpan dalam satu record.7

Dalam pasal 40 huruf n Uu No 28 Tahun 2014 dalam penjelasan diberikan pengertian terhadap database yaitu8

Basis data adalah kompilasi data dalam bentuk apapun yang dapa dibaca oleh komputer atau kompilasi dalam bentuk lain, yang karena alasan pemilihan atau pengaturan atas isi data itu merupakan kreasi intelektual. Pelindungan terhadap basis data diberikan dengan tidak mengurangi hak para pencipta atas ciptaan yang dimasukan dalam basis data tersebut.

Dari pengertian diatas, maka yang dikatakan database yaitu suatu pemograman komputer yang terdiri dari kolom atau file yang saling berhubungan satu dengan

7 https://apipudintea.wordpress.com/2008/10/15/pengertian-bank-data-databasee/

(15)

yang lain sehingga membentuk suatu kesatuan yang berguna dan juga digunakan untuk pembuatan dan pengembangan aplikasi. Biasanya database dibuat sedemikian rupa untuk memudahkan pembuatan progam agar lebih cepat. Database berisikan informasi yang berguna.

b. Pengaturan Tentang Data Base

(16)

database yang kita beli tersebut dijual kembali dan begitu seterusnya penjualan database secara online. Yang menjadi pertanyaannya adalah bagaimana hal tersebut dapat terjadi? Bukankah itu merupakan suatu perbuatan yang dilarang karena kegiatan memperbanyak dan memperluas suatu karya cipta tanpa persetujuan pembuat atau penciptanya dilarang dalam undang-undang?.

Menurut Angela Bowne (1997-141) seorang pengakses internet dianggap melanggar hak cipta jika si pengakses tersebut men-download isi dari situs dan menyimpannya kepada sebuah hard disc komputer.9

Seperti yang telah dijelaskan di atas, database juga merupakan karya intelektual sehingga memerlukan perlindungan hukum yaitu hukum terhadap hak cipta. Dalam pasal 40 huruf (n) dan( p) uu no 28 tahun 2014 tentang hak cipta telah dijelaskan bahwa salah satu ciptaan yang dilindungi adalah database dan data yang baik dalam format komputer maupun media lainnya. dalam database juga terdapat hak eklusif pemiliknya. Dengan kata lain, bahwa siapapun yang mengambil keuntungan dari database tersebut haruslah memperoleh persetujuan dari pencipta atau pembuat nya.

(17)

Seorang pencipta database memiliki hak eksklusif untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah database yang diciptakannya lahir tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.10

Akan tetapi, penjelasan lebih lanjut selain pengertian database tidak di jelaskan. Sehingga masih menimbulkan kebingungan.

Maka dengan demikia, perbuatan yang telah dijelaskan diatas dapat dikatan sebagai pelanggaran hak moral terhadap karya cipta. Persoalan tentang hak moral ini muncul disebabkan karena pada dasarnya setiap orang mempuanyai keharusan untuk mengormati atau menghargai karya orang lain.11 Orang lain seharusnya tidak

dengan sesuka hati mengambil dan menyatakan suatu karya orang lain adalah miliknya. Apalagi pelanggaran hak moral tersebut dijadikan sebagai ekonomis yang menguntungkan bagi pihak yang tidak berhak atas hak ekonomi karya cipta.

Dalam pasal 55 ayat (1) dan (2) uu no 28 tahun 2014 menyebutkan bahwa untuk menyimpan data yang 10 http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt538fc139b1447/perlindungan-hak-kekayaan-intelektual-berupa-database

(18)

berasis tekonogi informasi harus memenuhi izin dan persyaratan yang telah ditentukan dalam peraturan pemerintah. Sehingga apabila tidak mengikuti peraturan maka akan dijatuhi pidana sesuai dengan pasal 113 ayat 3 yang mana berbunyi “Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukanpelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruff, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3(tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

BAB III

PENUTUP

I. KESIMPULAN

(19)

menggadankan suatu karya cipta seseorang tanpa adanya persetujuan atau perizinan dari pembuat atau pencipta sesuai dengan ketentuan peraturan perudang-undanga. Bisnis onlineshop yang menjadikan database sebagai objek penjualannya secara bebas merupakan suatu pelanggaran terhadap hak cipta karena dapat melanggar hak ekonomi dan hak moral dari pencipta. II. SARAN

Setelah melakukan pembahasan diatas, penulis menyarankan untuk tidak menggunakan suatu karya orang lain menjadi miliki kita sendiri karena seagai seorang manusia yang diberikan akal seharusnya kita bisa lebih menghargai dan menghormati orang lain terhadap karya ciptaanya.

DAFTAR PUSTAKA

(20)

Damian, Eddy. 2002. Hukum Hak Cipta Menurut Beberapa Konvensi Internasional, Undang-Undang Hak

Cipta 1997 Dan Perlindungan Terhadap Buku Perjanjian

Penerbitan. Bandung : PT Alumni Bandung.

Saidin, O.K. 2007. Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights). Jakarta : PT RajaGrafindo Persada/

Sudarmanto. 2012. KI&HKI Serta Implementasinya Bagi Indonesia. Jakarta : PT lex Media Komputindo.

Undang-Undang No 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta Pdf

http://kamusbahasaindonesia.org/data%20base/mirip

Kamus Bahasa Indonesia.org

https://apipudintea.wordpress.com/2008/10/15/pengerti

an-bank data-databasee.

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt538fc139b14

47/perlindungan-hak-kekayaan-intelektual-berupa-database

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt54192d63ee

29a/ini-hal-baru-yang-diatur-di-uu-hak-cipta-pengganti-uu-no-19-tahun-2002

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang diajukan adalah bagaimana eksistensi hak atas kekayaan intelektual sebagai salah satu bagian utama perlindungan terhadap produk farmasi, bagaimana jenis hak

Arief Rahman Priyo Hutomo. PENGRAJIN BATIK DAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL: Studi Tentang Perlindungan Hukum Terhadap Pembajakan Hak Cipta Batik Di Kampung Laweyan

Bab II membahas tentang perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) yang mencakup didalamnya kerangka teoretik perlindungan HaKI secara umum ,perlindungan HaKI dalam

Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang Hak Kekayaan Intelektual kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak)

Penulisan tesis dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Merek Terkenal Dalam Sistem Hukum Hak Kekayaan Intelektual” ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna

Video game merupakan bagian dari program computer yang menjadi sebuah karya intelektual manusia, sudah sepantasnya video game dilindungi oleh hak kekayaan intelektual

Dengan kemurahan yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami bisa menyelesaikanskripsi yang berjudul: Pengelolaan Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI) UKM di

LEMBAR HASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REVIEW KARYA ILMIAH : HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL Judul Hak Kekayaan Intelektual : Aplikasi Pembelajaran K3 Keselamatan Dan Kesehatan