Praktek demokrasi dalam bidang ekonomi dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, yaitu aktifitas yang dilakukan oleh warga masyarakat melalui wadah koperasi maupun lembaga-lembaga perekonomian yang lain seperti: PT, Firma, dan lain-lain. Sebagai landasan ekonomi yaitu UUD 1945 pasal 33 ayat 1 sampai 5.
Selain itu, dalam pelaksanaan demokrasi ekonomi di Indonesia ada permasalahan yang sangat menonjol dan mengakibatkan demokrasi di bidang ekonomi sulit tercapai, seperti para ekonom saat ini sering membicarakan aspek tentang mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
Aspek mendapatkan pekerjaaan dan penghidupan yang layak
Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 negara Republik Indonesia menyebutkan bahwa “ tiap tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan” ayat ini memuat pengakuan dan jaminan bagi semua orang untuk mendapatkan pekerjaan dan mencapai tingkat kehidupan yang layak.
Di negara ini tidak ada larangan bagi orang untuk bekerja, tetapi hak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak sering di kesampingkan. Manusia masih banyak yang nepotisme dan serakah dalam mencari pekerjaan. Contohnya : untuk mencari lawan pekerjaan, orang yang di terima dalam pekerjaan itu masih di dominasi oleh orang-orang yang lulus dari universitas terkemuka. Bahkan untuk mencari lowongan pekerjaan, masih menggunakan sogokan agar bisa di terima. Mereka tentu saja tidak memikirkan hak-hak orang lain untuk mencari pekerjaan. Maka, bukan tidak mungkin akan terjadi pengangguran di mana-mana. Padahal orang harus bekerja untuk bisa hidup sejahtera dan lahir batin.
Rendahnya upah tenaga kerja juga menjadi masalah dalam negeri ini. Para buruhlah yang terutama mengalami ketidakadilan ini. Mereka semua bekerja sangat keras, tetapi upah yang di dapatkan sangat minim. Dalam pasal 23 ayat (3) deklarasi universal HAM PBB “bahwa setiap orang yang melakukan pekerjaan berhak atas
Masalah lainnya adalah mengenai perlindungan terhadap tenaga kerja. Kekerasan terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sudah sangat sering terjadi. Biasanya yang sering mengalamai ini adalah para Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di luar negeri. Contohnya : Erwiana Sulistyaningsih.
Hak untuk mendapatkan pekerjaan yang layak penting untuk dijamin
perlindungannya karena setiap orang berhak atas kesejahteraanya. Dengan mendapat suatu pekerjaan, maka setiap orang dapat memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan lahir maupun kebutuhan batin, dapat di katakan orang itu hidup dan sejahtera. Selain itu, dengan adanya jaminan atas hak ini maka tenaga kerja akan merasa terlindungi hak-haknya. Mereka tidak akan merasa khawatir lagi dalam pekerjaan, karena mereka terlindungi oleh hukum yang berlaku.
BAB III
PENUTUP 1. KESIMPULAN
Pada situsasi Indonesia saat ini, diperlukan kearifan dari setiap unsur untuk menentukan arah perekonomian Indonesia secara total. Hal ini menjadi suatu agenda besar yang harus di selesaikan oleh setiap pemimpin dan ekonom di negeri ini, sehingga hak-hak setiap warga negara dalam mendapatkan pekerjaan serta penghidupan yang layak dapat tercapai.
2. SARAN
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan pekerjaan dan penghidupan yang layak, yaitu:
a. Perbaiki sistem upah bagi para buruh (tenaga kerja) . Dengan ini, maka para buruh akan mencapai tingkat ekonomi yang lebih tinggi.