1.Pengembangan diri melalui pelayanan konseling
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah.Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir peserta didik, serta kegiatan ekstra kurikuler. Untuk satuan pendidikan kejuruan, kegiatan pengembangan diri, khususnya pelayanan konseling ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan karir. Untuk satuan pendidikan khusus, pelayanan konseling menekankan peningkatan kecakapan hidup sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi/dilaksanakan oleh konselor, dan kegiatan ekstra kurikuler dapat diselenggarakan oleh konselor, guru dan atau tenaga kependidikan lain sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya. Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan pelayanan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler dapat megembangkan kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.
A.Tujuan
1. Tujuan Umum
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik dengan memperhatikan kondisi sekolah/madrasah.
2. Tujuan Khusus
2.Pengembangan diri melalui ekstra kulikuler Pengertian Kegiatan Ekstra Kurikuler
Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.
Fungsi Kegiatan Ekstra Kurikuler
a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.
b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.
d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
.Prinsip Kegiatan Ekstra Kurikuler
a. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing.
b. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik.
c. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh.
d. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler dalam suasana yang disukai dan mengembirakan peserta didik.
e. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang membangun semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
Jenis kegiatan Ekstra Kurikuler
a. Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA).
b. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.
c. Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnaistik, teater, keagamaan.
d. Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara lain karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya.
3.program BK di sekolah
Kegiatan bimbingan dan konseling dapat mencapai hasil yang efektif bilamana dimulai adanya program yang disusun dengan baik. Program berisi rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka pemberian layanan bimbingan konseling.
Winkel (1991) menjelasakan bahwa program bimbingan merupakan suatu rangkaian kegiatan terencana, teroganisasi, dan terkoordinasi selama priode waktu tertentu.
1. Pengertian Program Bimbingan
Rochman Natawidjaja dan Moh. Surya (1985) menyatakan bahwa program bimbingan yang disusun dengan baik dan rinci akan memberikan banyak keuntungan , seperti :
a) Memungkinkan para petugas menghemat waktu, usaha, biaya, dan menghindari kesalahan-kesalahan, dan usaha coba-coba yang tidak menguntungkan.
b) Memungkinkan siswa untuk mendapatkan layanan bimbingan secara seimbang dan menyeluruh.
c) Memungkinkan setiap petugas mengetahui dan memahami peranannya masing-masing.
d) Memungkinkan para petugas untuk menghayati pengalaman yang sangat berguna untuk kemajuannya sendiri
2. Langkah-Langkah Penyusunan Program Bimbingan
Dalam penyusunan program bimbingan perlu ditempuh langkah-langkah seperti dikemukakan oleh Miller yang dikutip oleh Rochman Natawidjaja dan Moh. Surya (1985) seperti berikut :
a) Tahap Persiapan
b) Pertemuan-pertemuan permulaan dengan para konselor yang telah ditunjuk oleh pemimpin sekolah
c) Pembentukan panitia sementara untuk merumuskan program bimbingan. d) Pembentukan panitia penyelenggara program.
e) Penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya dirumuskan dan diinventarisasikan berbagai fasilitas yang ada.
f) Penyusunan program bimbingan dan konseling hendaknya merumuskan masalah-masalah yang dihadapi.
Di samping rumusan tentang langkah-langkah penyusunan program bimbingan sebagaimana dikemukakan itu, berikut ini dapat pula disajikan langkah-langkah penyusunan program bimbingan yang sederhana, yaitu :
b) Setelah data terkumpul perlu dilakukan penentuan urutan prioritas kegiatan yang akan dilakukan, dan menyusun konsep program bimbingan yang akan dilakukan dalam kurun waktu tertentu.
c) Konsep program bimbingan dibahas bersama kepala sekolah dan bila perlu mengundang personel sekolah.
d) Penyempurnaan konsep program yang telah di bahas bersama kepala sekolah.
e) Pelaksanaan program yang telah direncanakan f) Evaluasi
g) Revisi
3. Variasi Program Bimbingan menurut jenjang Pendidikan
Winkel memberikan rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam menyusun program bimbingan di tingakt pendidikan tertentu, yaitu : a) Menyusun tujuan jenjang pendidikan tertentu
b) Menyusun tugas-tugas perkembangan dan kebutuhan-kebutuhan peserta didik
c) Menyusun pola dasar sebagi pedoman dalam memberikan layanan d) Menentukan komponen-komponen bimbingan yang diprioritaskan e) Menentukan bentuk bimbingan yang diutamakan
f) Menentukan tenaga-tenaga bimbingan yang dapay dimanfaatkan
a. Pendidikan Taman Kanak-Kanak
Layanan bimbingan dan konseling di taman kanak-kanak hendaknya ditekankan pada :
a) Bimbingan yang berkaitan dengan kemandirian dan keharmonisan dalam menjalin hubungan social dengan teman sebayanya.
b) Bimbingan pribadi.
Di samping itu, bimbingan untuk taman kanak-kanak perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan psikologis, seperti pemberian kasih sayang dan perasaan aman.
Program kegiatan bimbingan dan konseling untuk siswa-siswa sekolah dasar lebih menekankan pada usaha pencapaian tugas-tugas perkembangan mereka antara lain mengatur kegiatan belajarnya dengan bertanggung jawab, dapat berbuat dengan cara-cara yang dapat diterima oleh orang dewasa serta teman-teman sebayanya, mengembangkan kesadaran moral berdasarkan nilai-nilai kehidupan dengan membentuk kata hati (Winkel, 1991).
Gibson dan Mitchell (1981) mengemukakan beberapa factor yang harus dipertimbangkan, seperti :
a) Menekankan pada aktivitas-aktivitas belajar. b) Masih menggunakan sistem guru kelas.
c) Kecenderungan anak bergantung pada teman sebayanya. d) Minat orang tua dominan mempengaruhi nilai kehidupan anak. e) Masalah-masalah yang timbul di SD tidak terlalu kompleks.
c. Program Bimbingan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
Program bimbingan dan konseling di SLTP hendaknya berorientasi kepada pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Secara garis besar program bimbingan dan konseling di SLTP hendaknya berorientasi kepada :
a) Bimbingan belajar b) Bimbingan hubungan sosial
c) Membentuk kelompok sebaya (peer group) d) Tugas-tugas perkembangan anak usia 12-15 tahun e) Bimbingan karir
d. Program Bimbingan di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
Program bimbingan dan konseling di SLTA hendaknya dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa, sehingga mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangan dengan baik. Oleh sebab itu, program bimbingan di SLTA berorientasi pada :
a) Hubungan sosial
c) Bimbingan cara belajar
e. Program Bimbingan di Perguruan Tinggi
Efektivitas dan efesiensi program bimbingan dapat terwujud bila diarahkan kepada masalah-masalah. Oleh sebab itu, program bimbingan di perguruan tinggi hendaknya berorientasi kepada :
a) Bimbingan belajar di perguruan tinggi atau bimbingan yang bersifat akademik
b) Hubungan sosial
4. Tenaga Bimbingan di Sekolah Beserta Fungsi dan Peranannya
Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang integral dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, pelaksanaan
bimbingan dan konseling di sekolah menjadi tanggung jawab bersama antara personel sekolah (Rochman Natawidjaja dan Moh. Surya 1985). Dengan demikian, diperlukan adanya keterpaduan dan kebersamaan di antara personel sekolah dalam pelaksanaan bimbingan.
a. Kepala Sekolah
Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah, kepala sekolah mempunyai tugas sebagai berikut :
a) Membuat rencana atau program sekolah secara menyeluruh.
b) Mendelegasikan tanggung jawab tertentu dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling.
c) Mengawasi pelaksanaan program.
d) Melengkapi dan menyediakan kebutuhan fasilitas bimbingan dan konseling. e) Mempertanggungjawabkan program tersebut baik di dalam maupun di luar sekolah.
f) Mengadakan hubungan dengan lembaga-lembaga dalam rangka kerjasama pelaksanaan bimbingan.
b. Konselor
Peran dan tugas konselor di sekolah dalam kegiatan bimbingan dan konseling adalah :
a) Menyusun program bimbingan dan konseling bersma kepala sekolah b) Bertanggung jawab terhadap jalannya program
c) Memberikan laporan kegiatan kepada kepala sekolah d) Menerima dan mengklasifikasikan informasi pendidikan e) Menganalisis dan menafsirkan data siswa
f) Menyelenggarakan pertemuan staf
g) Melaksanakan bimbingan kelompok dan konseling individual
h) Menilai proses dan hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling i) Melakukan studi kelayakan
j) Berkolaborasi dengan guru mata pelaajran
k) Mengadministrasikan kegiatan program pelayanan bimbingan dan konseling.
c. Wali Kelas
Peran dan tanggung jawab wali kelas adalah : a) Mengumpulkan data tentang siswa
b) Mengadakan kegiatan orientasi
c) Mengobservasi kegiuatan siswa di rumah d) Meneliti kemajuan dan perkembangan siswa
e) Bekerja sama dengan konselor dalam mengadakan pemeriksaan
f) Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan maslah peserta didik.
d. Guru/Pengajar
Tugas dan tanggung jawab guru dalam kegiatan ini adalah :
a) Turut serta aktif dalam membantu mellaksanakan kegiatan program BK. b) Memberikan informasi kepada siswa.
e) Mengadakan hubungan dengan orang tua siswa. f) Mengidentifikasi bakat siswa
e. Petugas Administrasi
Tugas dan tanggung jawab petugas administrasi dalam kegiatan bimbingan dan konseling adalah :
a) Mengisi kartu pribadi siswa
b) Menyimpan catatan-catatan dan data lainnya
c) Menyelesaikan laporan dan pengumpuilan data tentang siswa
d) Menyiapkan alat-alat atau formulir-formulir pengumpulan data siswa
5. Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah. Program bimbingan di sekolah merupakan bagian yang terintegrasi dengan seluruh kegiatan pendidikan. Dalam kurikulum SMA tahun 1975 buku III C dinyatakan bahwa kepala sekolah berperan langasung sebagai koordinator bimbingan dan berwenang untuk memnentukan garis kebijaksanaan bimbingan, sedangkan konselor merupakan pembantu kepala sekolah yang bertanggung jawab kepada kepala sekolah. Adapun pola
Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah
6. Mekanisme Implementasi Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Untuk melaksanakan program bimbingan dan konseling di sekolah, konselor beserta personel sekolah perlu memperhatikan komponen kegiatan sebagai berikut :
a. Komponen Pemrosesan Data
Kegiatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah meliputi beberapa aspek, yaitu : (1) pengumpulan data, (2) pengklkasifikasian, (3)
(6)penafsiran. Data yang perlu diproses adalah tentang keadaan siswa di sekolah yang meliputi : (a) kemampuan skolastik, (b) cita-cita, (c) hubungan social, (d) minat terhadap mata pelajaran, (e) kebiasaan belajar, (f) kesehatan fisik, (g) pekerjaan orang tua, (h) keadaan keluarga.
b. Komponen Kegiatan Pemberian Informasi
Komponen ini terdiri : (1) pemberian orientasi kehidupan sekolah kepada siswa. (2) pemberian informasi tentang program studi kepada siswa yang
dipandang memerlukannya, (3) pemberian informasi jabatan kepada siswa, (4) pemberian informasi pendidikan lanjutan.
c. Komponen Kegiatan Konseling
Konseling dilakukan terhadap siswa yang mengalami masalah yang sifatnya lebih probadi. Jika ada masalah yang tidak dapat diatasi oleh petugas yang bersangkutan, perlu di alihtangankan kepada pihak yang lebih ahli.
d. Komponen Pelaksana
Pelaksana jenis kegiatan tersebut adalah konselor sekolah, konselor bersama guru bidang studi dan juga kepala sekolah sesuai dengan fungsi peranannya masing-masing.
e. Komponen Metode/Alat
Alat yang dipakai untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan itu adalah: angket kartu pribadi, konseling dan sebagainya.
f. Komponen Waktu Kegiatan
Jadwal kegiatan layanan dapat dilakukan pada awal tahun pelajaran atau waktu lain tergantung dari jenis atau macam kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
g. Komponen Sumber Data
Data yang diperlukan dapat diperoleh langsung dari siswa yang
RESUME
Pelayanan dan pengembangan diri siswa
Oleh:
Harmita Gunala 1106056
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Bahasa dan Seni