• Tidak ada hasil yang ditemukan

psikologi pendidikan dalam pembelajaran sastra (5)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "psikologi pendidikan dalam pembelajaran sastra (5)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PERBEDAAN INDIVIDU DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

PEMBELAJARAN

Pengampu : Prof. Dr. Muh. Jufri S.Psi., M.Si. Dr. Ahmad Razak S.Pd., M.Si.

Oleh :

KELOMPOK 3 1. Dedi Erwansa (1471042033) 2. Nur Fadillah Azis (1471042032)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan pertolongan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perbedaan Individual dan Implikasi dalam Proses Pembelajaran.

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan yang diampu oleh bapak Prof. Dr. Muh. Jufri S.Psi., M.Si. dan Dr. Ahmad Razak, S.Pd., M.Si . Penyusunan makalah ini berdasarkan sumber-sumber informasi yang relevan. Kami mengharapkan tulisan pada makalah ini dapat menambah wawasan kami sebagai mahasiswa mengenai kajian psikologi dalam konteks pendidikan, baik secara teoritis maupun praktis.

Makalah ini tersusun dengan baik atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yag terlibat secara langsug maupun tidak langsung. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan yan terbaik. Aamiin.

Kami menyadari makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh karenanya kami senantiasa menerima kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan makalah selanjutnya. Akhirnya, semoga makalah yang sederhana ini dapat memberiakn manfaat bagi kita semua. Aamiin.

Makassar, Maret 2015

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul... Kata Pengantar... Daftar Isi... Bab 1 Pendahuluan

Latar Belakang... Rumusan Masalah... Tujuan... Bab 2 Pembahasan

Perbedaan Individual Peserta Didik………... Karakteristik Individu dan Implikasinya terhadap Pendidikan………….

Bab 3 Penutup

Kesimpulan... Saran... Daftar Pustaka...

(4)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik individu adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada pada individu sebagai hasil dari pembawaan dan lingkunganya. Dalam kajian psikologi masalah individu mendapat perhatian yang besar, sehingga melahirkan suatu cabang psikologi yang dikenal dengan individual psychology, atau differential psychology, yang memberikan perhatian besar terhadap penelitian tentang perbedaan antarindividu.

Dalam tinjauan psikologi islam, perbedaan individual tersebut dipandang sebagai realitas kehidupan manusia yang sengaja diciptakan Allah untuk dijadikan bukti kebesaran dan kesempurnaan ciptaa-Nya. Ketika menjelaskan tentang proses penciptaan, dalam surah al-Mu’minun ayat12-14, Allah telah memberi isyarat akan perbedaan individual ini. “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani(yang disimpan) dalam tempat yang kukuh(Rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikn dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik”, (QS. Al-Mu’minuun [23]: 12-14).

Kata- kata “makhluk (bentuk) lain” (khalqan akhar) yang terkandung dalam ayat di atas mengindikasikan betapa manusia sebagai makhluk inidividu memiliki ciri-ciri tersendiri. Individu menunjukkan kedudukan seseorang sebagai perseorangan atau persona, sebagai orang perorangan, individu memiliki sifat-sifat atau karakteristik yang menjadikannya berbeda dengan individu lainnya. Perbedaan inilah yang disebut dengan perbedaan individual (individual differences).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana perbedaan individual peserta didik ?

(5)

C. TUJUAN

Adapun tujuan dari makalah ini adalah:

1. Menjelaskan perbedaan individual peserta didik ?

2. Menjelaskan karakteristik individu dan implikasinya terhadap pendidikan ?

(6)

Perbedaan individual (individual differences), yaitu perbedaan kemampuan kognitif, kepribadian, keterampilan fisik, dan lain sebagainya. Pada umumnya, melalui praktik dan aktivitas pendidikan kita dapat mengakomodasi perbedaan individu para siswa. Secara umum perbedaan individual terdapat atas dua, yaitu perbedaan secara vertical dan perbedaan secara horizontal. Perbedaan vertical adalah perbedaan individu dalam aspek jasmaniah, seperti bentuk, tinggi, besar, kekuatan dan sebagainya. Sedangkan perbedaan horizontal adalah perbedaan individu dalam aspek mental, seperti tingkat kecerdasan, bakat, minat, ingatan, emosi, temperamen, dan sebagainya. Berikut ini akan di uraikan beberapa aspek perbedaan individual peserta didik tersebut.

1. Perbedaan fisik-motorik

Perbedaan individual dalam fisik tidak hanya terbatas pada aspek-aspek yang teramati oleh pancaindra, seperti bentuk atau tinggi badan, warna kulit, warna mata atau rambut, jenis kelamin, nada suara atau bau keringat, melainkan juga mencakup aspek-aspek fisik yang tidak dapat dapat diamati melalui pancaindra, tetapi hanya dapat diketahui setelah diadakan pengukuran, seperti usia, kekuatan badan atau kecepatan lari, golongan darah, pendengaran, penglihatan, dan sebagainya.

Aspek fisik juga dapat dilihat dari kecakapan motorik, yaitu kemampuan melakukan koordinasi kerja sistem saraf motorik yang menimbulkan reaksi dalam bentuk gerakan-gerakan atau kegiatan secara tepat, sesuai antara rangsangan dan responsnya. Dalam hal ini, akan ditemui ada anak yang cekatn dan terampil, tetapi ada pula anak yang lamban dalam mereaksi sesuatu.

(7)

penyumbatan pada saluran liang telinga, ketegangan pada gendang telinga, terganggunya tulang-tulang pendengaran, dan sebagainya.

2. Perbedaan inteligensi

Inteligensi adalah salah satu kemampuan mental, pikiran atau intelektual dan merupakan bagian dari proses-proses kognitif pada tingkatan yang lebih tinggi. Secara umum inteligensi dapat dipahami sebagai kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi yang baru secara cepat dan efektif, kemampuan untuk menggunakan konsep yang abstrak secara efektif, dan kemampuan untuk memahami hubungan dan mempelajari dengan cepat. Dan menurut Jeanne (2008), inteligensi (intelligence), yaitu kemampuan menerapkan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya secara fleksibel untuk menghadapi tugas-tugas baru yang menantang.

Menurut Spearman, diawal tahun 1900-an, Charles Spearman (1904,1927) berpendapat bahwa intelegensi terdiri dari (a) kemampuan bernalar yang sifatta alamiah dan tunggal (faktor umum atau general vector) yang digunakan untuk menyelesaikan berbagai tugas, serta (b) sejumlah kemampuan khusus(faktor-faktor spesifik atau specific factors) yang diguanakan untuk menyelesaikan tugas-tugas spesifik.

Dalam proses pendidikan di sekolah, inteligensi di yakini sebagai unsur penting yang sangat menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Namun inteligensi merupakan salah satu aspek perbedaan individu yang perlu dicermati. Setiap peserta didik memiliki inteligensi yang berlainan. Ada anak yang memiliki inteligensi tinggi, sedang dan rendah. Untuk mengetahui tinggi rendahnya inteligensi peserta didik, para ahli telah mengembangkan instrument yang dikenal dengan “tes inteligensi” yang kemudian lebih popular dengan istilah Intelligence Quotient, disingkat IQ. Berdasarkan hasil tes inteligensi ini, peserta didik dapat diklasifikasikan sebagai:

a. Anak genius IQ di atas 140

b. Anak pintar 110-140

(8)

d. Anak kurang pintar 70-90

e. Anak debil 50-70

f. Anak dungu 30-50

g. Anak idiot IQ di bawah 30

Sejumlah hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase orang yang genius dan idiot sangat kecil, dan yang terbanyak adalah anak normal. Genius adalah sifat pembawaaan luar biasa yang dimiliki seseorang, sehingga ia mampu mengatasi kecerdasan orang-orang biasa dalam bentuk pemikiran dan hasil karya. Sedangkan idiot adalah penderita lemah otak, yang hanya memiliki kemampuan berpikir setingkat dengan kecerdasan anak yang berumur tiga tahun (Mursal,1981).

3. Perbedaan kecakapan bahasa

Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam proses belajar sekolah. Kemampuan berbahasa adalah kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang bermakna, logis dan sistematis. Kemampuan berbahasa anak berbeda-beda, ada anak yang dapat berbicara dengan lancer, singkat dan jelas, tetapi ada pula anak yang gagap, berbicara berbelit-belit dan tidak jelas.

Perbedaan individual dalam perkembangan dan kecakapan bahasa anak ini telah menjadi wilayah pengkajian dan penelitian yang menarik bagi sejumlah psikolog dan pendidik. Banyak penelitian eksperimental telah dilakukan untuk menemukan factora-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan dalam penguasaan bahasa anak. Dari sejumlah hasil penelitian tersebut diketahui bahwa faktor nature dan nuture (pembawaan dan lingkungan) sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak. Berhubung factor-faktor nature dan nuture individu itu bervariasi, maka pengaruhnya terhadap perkembangan bahasa juga bervariasi. Karena itu, tidak heran kalau antara individu yang satu dan individu lainnya berbeda dalam kecakapan bahasanya. Perbedaan kecakapan berbahasa anak ini sangat dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti factor kecerdasan, pembawaan, lingkungan, fisik, terutama organ bicara, dan sebgainya. 4. Perbedaan psikologis

(9)

berjiwa sosial, ada yang sangat egoistis, ada yang cengeng, ada yang pemalas, ada yang rajin, ada yang pemurung, dan sebagainya.

Dalam proses pendidikandi sekolah, perbedaan aspek psikologis ini sering menjadi persoalan, terutama aspek psikologis yang menyangkut masalah minat, motivasi dan perhatian peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan guru. Dalam penyajian suatu materi pelajaran guru sering menghadapi kenyataan betapa tidak semua peserta didik yang mampu menyerapnya secara baik. Realitas ini mungkin disebabkan oleh cara penyampaian guru yang kurang tepat atau menarik, dan mungkin pula disebabkan oleh faktor psikologis peserta didik yang kurang memperhatikan. Secara fisik mungkin terlihat bahwa perhatian peserta didik terarah pada pembicaraan guru. Namun secara psikologis, pandangan mata atau kondisi tubuh mereka yang terlihat duduk dengan rapid an tenang belum dapat dipastikan bahwa mereka memperhatikan semua penjelasan guru. Bisa saja pandangan mata anak hanya terarah pada gerak, sikap dan gaya mengajar guru tetapi alam pikiran terarah pada masalah lain yang lebih menarik minat dan perhatianya.

5. Perbedaan sosioemosional

Area perkembangan sosioemosional yang sudah diteliti mengenai individu adalah hubungan interpersonal, agresi, emosi, perilaku prososial, dan prestasi.

 Hubungan interpersonal, Ahli sosiologi Deborah Tannen (1990) membedakan dua jenis pembicaraan; rapport talk dan report talk.

(10)

 Agresi, perbedaan agresi fisik ini terlihat jelas ketika anak diprovokasi. Baik faktor biologis maupun faktor lingkungan dianggap berperan dalam perbedaan individu dalam perilaku agresi ini.

 Emosi dan pengaturannya, pada emosi anak laki-laki akan lebih mungkin untuk menyembunyikan emosi negative yang dirasakan misalnya: kesedihan, sedangkan perempuan lebih tidak mungkin akan mengekspresikan emosi yang bisa menyakiti orang lain, misalnya: kekecewaan.

 Perilaku prososial, pada perilaku ini perempuan akan lebih memandang dirinya sebagai prososial, lebih empatik, dan mereka juga lebih banyak terlibat dalam perilaku prososial dibandingkan laki-laki.contohnya perbedaan terbesar perilaku ramah dan memperhatikan teman, sedangkan perilaku kecil adalah berbagi sesama teman.

 Prestasi, pada perbedaan individu ini biasanya lebih di tonjolkan dengan keahlian yang dimiliki seorang siswa seperti: di bidang teknologi, matematika, sains, dan semua mata pelajaran di sekolahnya.

B. Karakteristik Individu dan Implikasinya terhadap Pendidikan

Karakteristik individu adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada pada individu sebagai hasil dari pembawaan dan lingkunganya. Untuk menjelaskan karakteristik-krakteristik individu baik dalam fisik, mental emosional ini biasanya digunakan istilah nature dan nuture. Nature (alam,sifat dasar) adalah karakteristik individu atau sifat khas seseorang yang dibawa sejak kecil atau yang diwarisi sebagai sifat pembawaan, sedangkan Nuture (pemeliharaan pengasuhan) adalah faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi individu sejak dari masa pembuahan sampai selanjutnya.

(11)

menyediakan kondisi yang kondusif agar masing-masing individu peserta didik dapat belajar secara optimal, meskipun wujudnya mereka itu datang dan ada secara berkelompok. Ini berarti di dalam proses belajar mengajar, setiap individu peserta didik memerlukan perlakuan yang berbeda, sehingga strategi dan usaha pelaksanaannya berbeda-beda dan bervariasi.

Dalam berbicara mengenai karakteristik individu peserta didik ini, ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Karakteristik yang berkenaan dengan kemampuan awal atau prerequisite skills, seperti kemampuan intelektual, kemampuan berpikir dan hal-hal yang berkaitan dengan aspek psikomotor.

2. Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan status sosio-kultural.

3. Karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian, seperti sikap, perasaan, minat, dan lain-lain.

Pemahaman tentang informasi mengenai karakteristik individu peserta didik ini akan sangat berguna dalam memilih dan menentukan pola-pola pengajaran yang lebih baik atau yang lebih tepat, yang dapat menjamin kemudahan belajar bagi setiap peserta didik. Dengan pemahaman mengenai karakteristik individu peserta didik ini, guru dapat merekonstruksi dan mengorganisasikan materi pelajaran sedemikian rupa, mimilih dan menentukan metode yang lebih tepat, sehingga terjadi proses interaksi dari masing-masing komponen belajar mengajar secara optimal.

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN

(12)

a. perbedaan inteligensi

b. perbedaan fisik-motorik

c. perbedaan bahasa

d. perbedaan psikologis

e. perbedaan sosioemosional

dengan memahami karakteristik peserta didik, guru dapat merekonstruksi dan mengorganisasikan materi pelajaran sedemikian rupa, mimilih dan menentukan metode yang lebih tepat, sehingga terjadi proses interaksi dari masing-masing komponen belajar mengajar secara optimal.

B. SARAN

Dengan melihat dari kesimpulan tersebut, maka penulis dapat membuat saran sebagai berikut:

1. Menjadikan perbedaan individu sebagai petunjuk karena justru dengan perbedaan individual itu banyak alternatif cara yang dapat dilakukan guru untuk mengelola proses pembelajarannya.

2. Memilih program pembelajaran individual yang paling tepat untuk diterapkan pada siswa yang diajarnya.

Daftar Pustaka

 Ormrod Ellis Jeanne,2008, psikologi pendidikan edisi keenam jilid 1, Jakarta, PT. Gelora Aksara Pratama,penerbit erlangga.

 Desmita,2010,psikologi perkembangan peserta didik, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

• menyusun rencana kerja pembinaan dan pengembangan U%S0# yang meliputi pendidikan kesehatan& pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat5. • membina dan

Hasil analisis dengan model regresi linear berganda untuk pengaruh Modal, Tenaga Kerja dan Teknologi terhadap Produksi Industri kerajinan ukiran.. kayu di Kecamatan

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah: 1) untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh kurs dollar Amerika Serikat, jumlah produksi, dan tingkat inflasi secara

Hal ini ditunjukkan bahwa penggunaan pupuk biokompos yang dikombinasikan pupuk SP-36, membuktikan perlakuan kombinasi O2S3 dosis pupuk biokompos 3000 kg/ha dan pupuk

Faktor keselamatan semasa melalui sesuatu laluan asing menjadi perhatian bagi banyak negara kerana ia merupakan nadi perjalanan yang akan melancarkan perdagangan masing-

Pengkaji merakamkan ucapan terima kasih pada semua yang terlibat dalam menyiapkan kajian mekanisme penilaian kursus dan hubungannya dengan penerimaan pelajar terhadap kursus CTU

Pada tanggal 29 September 2011, Parlemen Uni Eropa telah mengadopsi regulasi baru mengenai ketentuan untuk menyediakan informasi makanan kepada konsumen dimana negara anggota Uni

Maka dari hal yang tersebut di atas diusulkan suatu algoritma routing yang mempertimbangkan pergerakan node pada protokol AODV_EXT dengan tujuan untuk mendapatkan