• Tidak ada hasil yang ditemukan

contoh laporan PPL Praktek Pengalaman La

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "contoh laporan PPL Praktek Pengalaman La"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Urgensi Praktik Pengalaman Lapangan

1. Pengertian Praktik Pengalaman Lapangan

Program Praktik Pengalaman Lapangan adalah salah satu kegiatan kurikuler yang merupakan kulminasi dari seluruh program pendidikan yang telah dihayati dan dialami oleh mahasiswa di Fakultas Tarbiyah Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang. Praktik Pengalaman Lapangan dapat diartikan sebagai suatu program yang merupakan ajang pelatihan untuk menerapkan berbagai pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam rangka pembentukan guru yang profesional. Dengan demikian, Praktik Pengalaman Lapangan adalah suatu program terpadu dari seluruh pengalaman belajar sebelumnya ke dalam program pelatihan berupa kinerja dalam semua hal yang berkaitan dengan jabatan keguruan, baik kegiatan mengajar maupun tugas-tugas keguruan yang lain.

2. Tujuan Praktik Pengalaman Lapangan

Berdasarkan pemikiran di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam Praktik Pengalaman Lapangan ini sebagai berikut :

a. Membimbing mahasiswa ke arah terbentuknya pribadi yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam pembentukan profesi guru Pendidikan Agama Islam, guru Bahasa Arab, dan guru Madrasah Ibtidaiyah.

b. Melatih dan meningkatkan kompetensi keguruan mahasiswa agar dapat terampil melaksanakan tugas-tugas kependidikan, baik yang bersifat edukatif, administratif, maupun layanan bimbingan keagamaan dan kesiswaan.

▸ Baca selengkapnya: contoh laporan hasil praktek memasak

(2)

yang berhubungan dengan proses pembelajaran maupun pengelolaan sekolah secara umum.

d. Menjalin dan meningkatkan hubungan kerjasama kelembagaan antara Fakultas Tarbiyah dengan Sekolah /Madrasah latihan.

3. Target Praktik Pengalaman Lapangan

Target yang diharapkan tercapai melalui kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan ini adalah terbentuknya pribadi mahasiswa Fakultas Tarbiyah sebagai calon guru yang memiliki kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

4. Manfaat Praktik Pengalaman Lapangan a. Bagi Mahasiswa

1) Memperdalam pengalaman mahasiswa tentang proses pendidikan di Sekolah/Madrasah dengan segala permasalahannya.

2) Memberikan pengalaman lapangan kepada mahasiswa tentang proses pembelajaran dan kegiatan administrasi Sekolah/Madrasah.

b. Bagi Sekolah/Madrasah Latihan

1) Memperoleh kesempatan untuk berperan, menyiapkan, dan membentuk calon guru/calon tenaga pendidikan Islam yang kompeten.

2) Memperoleh bantuan tenaga, ilmu, dan pemikiran untuk pengembangan Sekolah/Madrasah.

c. Bagi Fakultas

1) Memperoleh umpan balik dari pengalaman mahasiswa praktikan terhadap perkembangan kependidikan di lapangan untuk penyesuaian dan pengembangan program akademik Fakultas Tarbiyah.

▸ Baca selengkapnya: contoh laporan ujian praktek smp

(3)

B. Gambaran Umum MIN PUCANGSIMO 1. Latar Belakang

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Pucangsimo Bandarkedungmulyo Jombang merupakan bagian dari Lembaga Pendidikan di lingkungan Kemenag Kabupaten Jombang. Sejak berdirinya tahun 1970 MIN Pucangsimo telah mengalami banyak kemajuan baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Sebagai lembaga pendidikan formal, MIN Pucangsimo juga ikut berperan serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai salah satu tujuan Negara Indonesia.

Peningkatan disegala aspek telah dilaksanakan oleh MIN Pucangsimo, sebagai usaha untuk mengembangkan Madrasah sebagai lembaga pendidikan yang menghasilkan out put yang berkualitas. Berbagai peningkatan tersebut adalah kurikulum, sarana-prasarana, serta kualitas dari guru sebagai media transformasi ilmu. Pengembangan aspek kognitif, psikomotorik dan efektif yang ada pada siswa juga tidak terlepas dari usaha untuk mengembangkan dan menghasilkan out put yang seimbang, yaitu siswa yang berimtaq dan mempunyai kemampuan iptek.

Optimalisasi dalam meningkatkan eksistensi MIN Pucangsimo merupakan usaha dalam mewujudkan visi dan misi yang telah menjadi pedoman. Adapun visi, misi dan tujuan MIN Pucangsimo Bandarkedungmulyo Jombang adalah sebagai berikut :

2. Visi, Misi dan Tujuan MIN PUCANGSIMO Visi

:

(4)

Misi

:

a. Terwujudnya peserta didik yang Istiqomah dalam beribadah, taat kepada Allah dan Rosul-Nya

b. Terlaksananya pembelajaran pendidikan agama Islam yang inovativ serta menciptakan lingkungan yang sehat, bersih, rapi, dan indah, sehingga tercipta suasana madrasah yang nyaman.

c. Terwujudnya peserta didik gemar membaca, memahami serta mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an dengan baik dan benar. d. Mewujudkan peserta didik yang cerdas berpotensi & berprestasi

akademik dan non akademik serta berbudaya lingkungan.

e. Terciptanya kepedulian peserta didik terhadap lingkungan hidup dengan melestarikan lingkungan.

f.

Mengendalikan dan mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.

Tujuan:

a. 100 % Lulusan dapat melaksanakan sholat wajib secara aktif tanpa diperintah dan diawasi

b. Melaksanakan pembelajaran dengan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM), serta dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman dalam lingkungan yang sehat, bersih, rapi, dan indah.

c. 100 % Lulusannya mampu membaca, menulis dan menghafal Juz Amma.

(5)

e. Mengembangkan budaya luhur dan karakter bangsa serta peduli dan berbudaya lingkungan dan dapat memanfatkan limbah daur ulang menjadi produk yang memiliki nilai jual.

(6)

BAB II

ORIENTASI KAMPUS / PEMBEKALAN (COACHING)

Sebelum melakukan program Praktik Pengalaman Lapangan di sekolah, mahasiswa Fakultas Tarbiyah Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang harus melalui pelatihan belajar mengajar dalam bentuk program Micro Teaching, yang dilaksanakan di laboratorium Micro Teaching. Setiap mahasiswa harus melakukan kegiatan Micro Teaching, minimal 10 kali pertemuan. Dalam Micro Teaching diberikan teori, metode mengajar, dan materi tentang cara membuat perangkat pembelajaran yang benar.

Sebelum keberangkatan para peserta PPL ke tempatnya masing-masing, pihak kampus mengadakan kegiatan pembekalan dan pelepasan. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 31 Desember 2014, yang dikoordinasikan oleh Panitia Penyelenggara PPL. Kegiatan tersebut meliputi :

1. Penyegaran kembali masalah-masalah keguruan, antara lain: kebijakan akademik tentang PPL, kode etik keguruan, keterampilan dasar mengajar, pembelajaran aktif, penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan penilaian hasil belajar serta refleksi atas pelaksanaan pembelajaran PAKEM / KONTEKSTUAL dan model evaluasi di sekolah/madrasah. 2. Penyajian materi administrasi dan supervisi pendidikan.

3. Informasi tentang Sekolah/Madrasah latihan, dengan berbagai permasalahannya.

(7)

BAB III

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING SISWA DI MIN PUCANGSIMO

A. Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir, melalui berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pendiukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistemik memfasilitasi individu mencapai perkembangan yang optimal, pengembangan prilaku efektif, pengembangan lingkungan perkembangan, dan peningkatan keberfungsian individu dilingkungannya. Semua perilaku tersebut merupakan proses perkembangan yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan. Pengampu bimbingan dan konseling adalah guru bimbingan dan konseling atau koselor yang merupakan salah satu kualifikasi pendidik.

Bimbingan dan konseling pengembangan seluruh aspek kepribadian siswa, pencegahan terhadap timbulnya masalah yang akan menghambat perkembangannya, dan menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya, baik sekarang maupun masa yang akan datang.

Sehubungan dengan target populasi layanan bimbingan dan konseling, layanan ini tidak terbatas pada individu yang bermasalah saja, tetapi meliputi seluruh siswa. (Nurihsan, 2006: 42).

B. Pelayanan Bimbingan dan Konseling di MIN Pucangsimo 1. Visi Layanan Bimbingan dan Konseling MIN Pucangsimo

Terwujudnya catur Sukses, Yaitu; Sukses Pribadi, Sukses sosial, Sukses akademis.

2. Misi Layanan Bimbingan dan Konseling

a. Mewujudkan keberhasilan pribadi, meliputi; memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, memahami diri

(8)

b. Mewujudkan keberhasilan social, Meliputi; Memiliki rasa empati, kooperatif, toleransi, demokratis, berkomunikasi, memiliki hubungan sosial yang positif.

c. Mewujudkan keberhasilan yang akademik, meliputi; memiliki kemampuan dan keterampilan belajar, memiliki kemauan dan dorongan belajar yang tinggi, mampu berpikir logis, mampu memecahkan masalah (Problem solving), mampu mengambil keputusan (Decision making), kreatif, dan memiliki prestasi belajar yang baik atau tinggi.

d. Mewujudkan keberhasilan karir, meliputi; memiliki sikap positif terhadap suatu keterampilan dalam mempersiapkan karir, memiliki perencanaan melanjutkan studi, memiliki perencanaan dan pengembangan karir.

C. Program Layanan Bimbingan dan Konseling di MIN Pucangsimo

Dalam program layanan Bimbingan dan Konseling di MIN Pucangsimo terdapat Tiga Bidang, yaitu:

1. Bimbingan pribadi adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan keimanan, potensi diri, bakat, minat pemahaman kelemahan diri, kemampuan pengambilan keputusan sehingga dapat merencanakan kehidupan yang sehat.

2. Bidang bimbingan social adalah bidang yang meliputi kemampuan yang berkomunikasi, berargumentasi, bertingkah laku sesuai dengan kebiasaan yang berlaku dirumah dan masyarakat.

3. Bidang bimbingan belajar adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif, penguasaan, materi, program belajar disekolah sesuai dengan kondisi psikis, social budaya yang ada dimasyarakat.

D. Program Layanan Pengembangan Diri Dalam Pelayanan Bimbingan Dan Konseling

1. Pelayanan dasar

a. Bimbingan klasikal b. Pelayanan orientasi c. Pelayanan informasi d. Bimbingan kelompok

(9)

2. Pelayanan responsip

a. Konseling individu dan kelompok b. Referal atau alih tangan

c. Kolaborasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas d. Kolaborasi dengan orang tua siswa

e. Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait diluar sekolah f. Konsultasi

g. Konferensi kelas h. Kunjungan rumah

3. Pelayanan perencanaan induvidu atau pribadi a. Konseling individual

b. Penetapan penyaluran 4. Dukungan system

a. manajemen

b. akses informasi dan teknologi c. pengembangan profesi

d. pengembangan media informasi

e. kolaborasi dengan guru mata pelajaran dan wali kelas E. Fungsi Layanan Bimbingan Dan Konseling

1. Pemahaman, yang menghasilkan pemahaman pihak-pihak tertentu untuk pengembangan dan pemecahan masalah peserta didik meliputi pemahaman diri dan lingkungannya.

2. Pencegahan (preventif), yang menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang dapat mengganggu, menghambat atau menimbulkan kesulitan dan kerugian-kerugian tertentu dalam proses pengembangannya.

3. Pengentasan, yang menghasilkan terentaskanya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami peserta didik.

4. Pemeliharaan dan pengembangan, yang menghasilkan terpelihara dan terkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka pengembangannya secara mantap dan berkelanjutan.

F. Pendekatan Layanan Bimbingan Konseling

1. Pendekatan krisis, yaitu pemberian layana bimbingan dan konseling yang didasarkan adanya krisis yang dialami oleh konseli. Tujuannya untuk membantu peserta didik dalam mengatasi krisis atau masalah yang dihadapi/ dialami oleh konseli

(10)

kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik dalam bidang tertentu agar terhindar dari krisis

3. Pendekatan preventif, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konselingyang menekankan pad pencegahan terjadinya masalah-masalahumum yang mungkin dialami, peserta didik dan mencoba mencegah masalah tersebut janagn sampai terjadi

4. Pendekatan perkembangan, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada identifikasi pengetahuan, keterampilan sikap dan pengalaman yang diperlukan konseli agar berhasil dalam kehidupan akademik, pribadi sosial, dan karirnya. Tujuannya adalah membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan/ potensi yang dimiliki dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang diperlukan dalam hidup

G. Strategi Layanan Konseling Dan Kegiatan Pendukung Strategi layanan konseling dan kegiatan pendukung, meliputi: 1. Kegiatan konseling

a. Layanan orientasi: layanan yang memungkinkan siswa memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah, objek-objek yang dipelajari untuk mempermudah dan memperlancar peran siswa

b. Layanan informasi: merupakan yang memungkinkan siswa menerima, memahami berbagai informasi.

c. Layanan penempatan dan penyaluran: merupakan layanan yang memungkinkan siswa untuk memperoleh penempatan yang tepat. d. Layanan penguasaan konten: merupakan layanan yang memungkinkan

siswa mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baik dalam menguasai materi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya

e. Layanan konseling perorangan: merupakan layanan yang memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung tatap muka untuk mengentaskan permasalahan.

(11)

g. Layanan konseling kelompok: merupakan layanan memungkinkan siswa masing-masing anggota kelompok memperoleh kesempatan untuk membahas dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok

h. Layanan konsultasi: merupakan layanan yang memungkinkan seseorang memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau permasalahan orang lain yang menjadi kepeduliannya

i. Layanan mediasi: merupakan layanan yang memungkinkan pihak-pihak yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan mereka 2. Kegiatan pendukung

a. Aplikasi instrumentasi: merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data dan keterangan siswa

b. Himpunan data: merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan pengembangan siswa

c. Konferensi kasus: merupakan kegiatan untuk membahas permasalahan siswa dalam suatu pertemuan yang dihadiri pihak-pihak yang dapat member keteragan. Pada kegiatan pendukung ini kasus bersifat terbatas dan tertutup

d. Alih tangan kasus: merupakan kegiatan pendukung untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas masalah yang dialami siswa dengan memindahkan penanganan kasus

e. Kunjungan rumah: merupakan kegiatan untuk memoperoleh data keterangan, kemudahan dan kemitraan bagi terentaskannya permasalahan siswa

f. Tampilan keputakaan: merupakan kegiatan dengan menyediakan berbagai media informasi

H. Sasaran Penyusunan Program

Sasaran utama yang hendak dicapai terhadap penyusunan program BK di sekolah adalah:

1. Peserta didik kelas I - VI

I. Hasil Perolehan Pelaksanan Program Layanan Tahunan Sebelumnya 1. Bimbingan pribadi, melalui:

a. Layanan orientasi : 80 %

b. Layanan informasi : 85 %

(12)

d. Layanan pembelajaran : 75 % e. Layanan konseling individual : 30 % f. Layanan konseling kelompok : 20 % g. Layanan bimbingan kelompok : 20 % 2. Layanan bimbingan sosial, melalui:

a. Layanan orientasi : 30 %

b. Layanan informasi : 85 %

c. Layanan penempatan penyaluran : 20 %

d. Layanan pembelajaran : 45 %

e. Layanan konseling individual : 35 % f. Layanan konseling kelompok : 10 % g. Layanan bimbingan kelompok : 15 % 3. Layanan bimbingan belajar

a. Layanan orientasi : 60 %

b. Layanan informasi : 85 %

c. Layanan penempatan penyaluran : 60 %

d. Layanan pembelajaran : 45 %

e. Layanan konseling individual : 40 % f. Layanan konseling kelompok : 15 % g. Layanan bimbingan kelompok : 10 % 4. Kegiatan pendukung, meliputi:

a. Aplikasi Instrumen : 60%

b. Himpunan data : 70%

c. Kunjungan rumah : 75%

d. Refeal : 10%

e. Alih tamgan kasus : 5%

5. Kegiatan Mediasi

a. Orang tua : 60%

b. Fihak lain terkait : 10%

J. Hambatan Pelaksanan Layanan BK 1. Peserta didik

Hambatan yang dihadapi dalam pelaksaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, yakni:

a. Kesan siswa terhadap layanan BK seperti guru mata pelajaran memberikan pembelajaran, sehingga belum secara maksimal dimanfaatkan sebagaimna fungsi BK itu sendiri

b. Masih ada perasaan malu dan takut bila akan menyampaikan permasalahan yang dihadapi sehingga permasalahan tersebut menumpuk pada diri siswa

(13)

yang tidak dirasakan tersebut akan menghambat aktifitas dan proses pembelajaran di kelas

d. Kesungguhan dan komitmen siswa untuk mengatasi kesulitannya umumnya masih labil, sehingga perlu secara terus menerus dilakukan pendekatan

2. Guru Pembimbing

a. Belum maksimal memberikan layanan konseling kepada klien (peserta didik) karena pendekatan yang digunakan lebih bersifat preventif, yaitu lebih dominan melalui layanan informasi dalam kelas.

b. Belum efektifnya pelaksanaan konseling, karena keterampilan teknik konseling masih terbatas, sehingga waktu konselling kadang-kadang cukup lama.

3. Guru Mata Pelajaran

a. Umumnya guru mata pelajaran mamandang layanan BK diberikan hanya kepada peserta didik yang berperilaku menyimpang “Nakal” sehingga pelaksanaan BK diharapkan seperti polisi atau jaksa menghadapi pesakitan atau layanannya bersifat klinis therapeutis atau pendekatan kuratif.

b. Belum menempatkan layanan BK disekolah sebagai layanan pengembangan dan pencegahan atau layanan yang berorientasi pada pedagogis, potensial, humanistis-religius dan professional.

4. Wali Kelas

a. Memandang layanan BK sebagai layanan yang menangani peserta didik yang bermasalah (melakukan tindakan indisipliner), sehingga permasalahan di dalam kelas umumnya diserahkan kepada guru pembimbing.

b. Secara managerial layanan bimbingan dan konseling, peran wali kelas belum menampakkan kerjasama yang proaktif, yaitu kepeduliannya terhadap siswa binaannya secara menyeluruh dan terus menerus, hal ini akan berpengaruh terhadap keefektifan layanan BK.

(14)

Urusan kesiswaan memandang layanan BK sebagai eksekutor peserta didik yang melanggar tata tertib sekolah, sehingga layanan BK dianggap penentu segalanya.

6. Orang tua

Masih ada sebagian orang tua memandang layanan BK sebagai pengawas atau polisi sekolah, sehingga terkesan bila diminta kesekolah pasti putra putrinya nakal atau melanggar tata tertib sekolah, sehingga anak dicap nakal atau bandel, kondisi ini akan merusak citra layanan BK dimata anak. 7. Sarana dan prasarana

a. Ruangan layanan masih kurang nyaman untuk melaksanakan layanan konseling, sehingga klien kurang fokus dalam proses konseling jika ada orang yang lewat didepannya

b. Belum ada ruang untuk bimbingan kelompok, ruangan terapi pustaka, kotak masalah, dll.

K. Langkah-Langkah Strategis Dalam Mengatasi Hambatan

1. Melakukan koordinasi semua komponen sekolah dalam upaya mewujudkan program sekolah yang efektif dan komprehensif.

2. Meningkatkan keterampilan konseling melalui uji coba beberapa pendekatan atau teknik konseling.

3. Meningkatkan diagnosis kesulitan belajar kepada peserta didik dalam rangka membantu kesulitan dalam belajar khususnya mendukung program remidial dan pengayaan sekolah.

4. Meningkatkan konsultasi kepada pihak yang kompeten, terutama koordinasi dengan orang tua dalam membantu mengentaskan masalah peserta didik yang bermasalah berdasarkan kesepakatan (se izin yang bersangkutan).

5. Meningkatkan profesionalisme melalui KKG, seminar, diklat, work shop, dll secara mandiri maupun kedinasan.

6. Melakukan evaluasi secara periodik tentang pelaksanaan program layanan BK guna memperbaiki dan meningkatkan layanan.

(15)

BAB IV

LINGKUNGAN MADRASAH A. Deskripsi Umum Sekolah

1. Sejarah Sekolah

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Pucangsimo Bandarkedungmulyo Jombang berdiri sejak tahun 1970. Madrasah ini terletak di Jalan Raya Pucangsimo No. 1, Desa/Kelurahan Pucangsimo, Kecamatan Bandarkedungmulyo dan terletak pada lintasan pedesaan. Meskipun berada di daerah pedesaan, Madrasah ini berstatus negeri.

(16)

Negeri (MIN) Pucangsimo ini telah mengalami banyak perubahan dari segi kualitas maupun kuantitasnya sampai saat ini.

2. Profil Sekolah

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Pucangsimo Bandarkedungmulyo Jombang merupakan bagian dari Lembaga Pendidikan dilingkungan Kemenag Kabupaten Jombang. Sejak berdiri pada tahun 1970, MIN Pucangsimo ini telah mengalami banyak kemajuan baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Sebagai lembaga pendidikan formal yang diselenggarakan oleh pemerintah, MIN Pucangsimo juga ikut berperan aktif serta berupaya keras dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai salah satu tujuan Negara Indonesia.

(17)

Untuk mengoptimalkan usaha dalam meningkatkan eksistensi MIN Pucangsimo perlu adanya perwujudan sebuah visi dan misi yang menjadi pedoman bagi kesuksesan MIN Pucangsimo. Adapun visi, misi, tujuan MIN Pucangsimo Bandarkedungmulyo Jombang adalah sebagai berikut : 3. Visi

“Menuju Madrasah Unggul Tafaqquh Fiddin, Berprestasi dan Peduli Lingkungan.”.

4. Misi

a. Terwujudnya peserta didik yang Istiqomah dalam beribadah, taat kepada Allah dan Rosul-Nya

b. Terlaksananya pembelajaran pendidikan agama Islam yang inovativ serta menciptakan lingkungan yang sehat, bersih, rapi, dan indah, sehingga tercipta suasana madrasah yang nyaman.

c. Terwujudnya peserta didik gemar membaca, memahami serta mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an dengan baik dan benar.

d. Mewujudkan peserta didik yang cerdas berpotensi & berprestasi akademik dan non akademik serta berbudaya lingkungan.

e. Terciptanya kepedulian peserta didik terhadap lingkungan hidup dengan melestarikan lingkungan.

f. Mengendalikan dan mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.

5. Tujuan

a. 100 % Lulusan dapat melaksanakan sholat wajib secara aktif tanpa diperintah dan diawasi

b. Melaksanakan pembelajaran dengan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM), serta dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman dalam lingkungan yang sehat, bersih, rapi, dan indah.

(18)

d. Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal untuk melanjutkan sekolah pada jenjang yang lebih tinggi dan meningkatkan nilai UN dan UAMBN setiap tahun.

e. Mengembangkan budaya luhur dan karakter bangsa serta peduli dan berbudaya lingkungan dan dapat memanfatkan limbah daur ulang menjadi produk yang memiliki nilai jual.

f. Peserta didik dapat memahami dan mengendalikan terjadinya pencemaran, kerusakan lingkungan hidup, serta melakukan pelestarian fungsi lingkungan hidup.

6. Prestasi-Prestasi MIN Pucangsimo

a. Juara I : Lomba Murid Berprestasi Tk. Kecamatan Tahun 2008

b. Juara II : Lomba Menyanyi Tunggal Putra Tk. Kecamatan Tahun 2008

c. Juara Harapan I : Lomba Vokal Qosidah HAB Depag Ke-63 Tahun 2008

d. Juara III : Menyanyi Lagu Pop Islami SD/MI Se Kabupaten Jombang Tahun 2009

e. Juara III : Lomba Gerak Jalan Tk. Kecamatan Tahun 2009

f. Juara Harapan I : LLSS HAB Depag Kab. Jombang Tahun 2009

g. Juara Harapan I : LLSS Kab. Jombang Tahun 2009 h. Juara III : Lomba Tiwi Sada Kab. Jombang 2010 i. Juara I : Lomba Mipa Matematika Tk. Kecamatan

Tahun 2010

j. Juara III : Lomba gerak jalan putri Kec. Bandarkedungmulyo Tahun 2010

k. Juara I : Lomba LLSS kab. Jombang 2011

(19)

Jombang di STKIP Tahun 2011

m. Juara I & II : Lomba Try out UN SD/MI se Kec. Bandarkedungmulyo Tahun 2011

n. Juara harapan 5&7 : Olimpiade of Social and Science (OSS) se Jawa Timur di Tebuireng Jombang Th. 2011

o. Juara III : Lomba puisi tingkat Jawa Timur Th. 2011 p. Juara harapan II : Pidato bahasa Arab se Jawa Timur di

Tebuireng Jombang Th. 2012 q. Juara II : LLSS dalam rangka HAB Kemenag

Th.2012.

r. Juara 1 : Lomba Gerak Jalan Putra Tk. Kec. Tahun 2013

s. Juara 1 : Lomba Gerak Jalan Putri Tk. Kec. Tahun 2013

t. Juara II : Lomba Fashion Show di Tebuireng Jombang Tahun 2013

u. Madrasah Adiwiyata Tingkat Kabupaten Jombang Tahun 2013 v. Madrasah Adiwiyata Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2014

w. Madrasah Adiwiyata Tingkat Nasional Tahun 2014

B. Pembelajaran Model

Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

(20)

Mengamati, menanya, mengeksplorasi, Mengasosiasi, dan Mengkomunikasikan.

Dalam penerapan Model ini, MIN Pucangsimo menggunakan berbagai metode pembelajaran yang bersifat PAKEM, misalnya Peta Konsep (Mind Maping), CTL(Contextual Teach Learning), PBL (Problem Base Learning), dan model-model pembelajaran lainya. Dari berbagai model pembelajaran yang digunakan merupakan upaya meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di sekolah, sehingga dalam penerapanya guru-guru yang ada di MIN pucangsimo memerlukan banyak kreativitas dalam menyampaikan materi.

MIN Pucangsimo merupakan Madrasah Adiwiyata tingkat Nasional, sehingga dalam kurikulumnya terdapat Mata pelajaran yang berorientasi pada Lingkungan. Pembelajaran ini dilakukan satu kali dalam satu minggu.

RPP yang berorientasi pada lingkungan Pada mata pelajaran KMDM (Kecil Menanam Dewasa Memanen) (terlampir).

BAB V

PELAKSANAAN PRAKTIK PEMBELAJARAN DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN A. Praktik Pembelajaran Di Kelas

1. Pembelajaran di kelas

(21)

Dengan cara memilih model pembelajaran, perubahan paradigma pembelajaran dan hal lain yang dipandang perlu. Hal ini sangat bergantung pada kompetensi guru dalam berinovasi dalam pembelajaran.

Di dalam pengelolaan kelas juga di tekankan pada aspek pengaturan (management) lingkungan pembelajaran yaitu yang berkaitan dengan pengaturan orang (siswa) dan barang (fasilitas). Kegiatan guru tersebut dapat berupa pengaturan kondisi dan fasilitas yang berada di dalam kelas yang diperlukan dalam proses pembelajaran di antaranya tempat duduk, perlengkapan dan bahan ajar, lingkungan kelas (cahaya, temperature udara, ventilasi) dan lain-lain.

Ada beberapa prinsip yang perlu di perhatikan oleh guru dalam menata lingkungan fisik kelas menurut Loisell (dalam Winataputra, 2003) yaitu :

a. Visibility (Keleluasaan pandangan)

Dalam penempatan dan penataan barang – barang di dalam kelas tidak menggangu pandangan siswa , sehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru, benda atau kegiatan yang sedang berlangsung. Begitu pula guru harus dapat memandang semua siswa dalam kegiatan pembelajaran.

b. Accessibility (Mudah dicapai)

Penataan ruang harus dapat memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil barang – barang yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Selain itu jarak antar tempat duduk harus cukup untuk dilalui oleh siswa sehingga siswa dapat bergerak dengan mudah dan tidak menggangu siswa lain yang sedang bekerja.

(22)

Barang – barang di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan dipindahkan yang dapat disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Seperti: pada saat proses pembelajaran menggunakan metode diskusi dan kerja kelompok.

d. Kenyamanan

Kenyamanan disini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara, dan kepadatan kelas.

e. Keindahan

Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan dapat berpengaruh positif pada sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

Tempat duduk merupakan fasilitas atau barang yang diperlukan oleh siswa dalam proses pembelajaran terutama dalam proses pembelajaran di kelas di sekolah foemal. Tempat duduk dapat mempengaruhi proses pembelajaran siswa, bila tempat duduknya bagus, tidak terlalu rendah, tidak terlalu besar, bundar, persegi,emapat panjang, sesuai dengan keadaan tubuh siswa. Maka siswa akan merasa nayaman dan dapat belajar dengan tenang. Contoh tata letak, formasi bangku dengan berbagai macam variasi. Seperti dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Bentuk U

(23)

Lingkaran

Kelompok

(24)

dengan berbagai macam variasi / bentuk. Misalnya guru mengelompokkan siswa dalam kelompok kecil, kelompok besar, klasikal atau individual. Namun dalam pengelolaan siswa, guru tetap memperhatikan beberapa hal, diantaranya:

1) Jenis kegiatan 2) Tujuan kegiatan

3) Keterlibatan siswa dalam belajar 4) Waktu belajar

5) Ketersediaan sarana prasarana belajar 6) Karakteristik serta keberagaman siswa

Hal ini sangat penting bagi guru untuk memperhatikan dan memahami perbedaan – perbedaan karakteristik siswa. Karena dengan memahami karakter dan keberagaman akan lebih mudah bagi guru menentukan pola serta strategi, model dalam pembelajaran.

Pengelolaan kegiatan pembelajaran dalam proses belajar mengajar seringkali diabaikan oleh guru. Padahal pengelolaan kegiatan pembelajaran turut andil dalam pencapaian keberhasilan pembelajaran. Ada beberapa indikator pengelolaan kelas dapat di anggap berhasil, di antaranya:

1) Guru mengerti perbedaan antara mengelola kelas dan mendisiplinkan kelas

2) Guru mengetahui perbedaan antara prosedur kelas dan rutinitas kelas 3) Guru melakukan pengelolaan kelas dengan mengorganisir

(25)

4) Guru tidak mendisiplinkan siswa dengan ancaman – ancaman dan konsekuensi

5) Guru mengerti bahwa prilaku siswa di kelas disebabkan oleh sesuatu Untuk itu sewajarnya bila guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran, mampu mempersiapkan diri dengan baik. Salah satunya adalah “ mempersiapkan pertanyaan yang produktif ”. artinya pertanyaan yang ditawarkan oleh guru mampu direspon oleh semua siswa dan mendorong keterlibatan secara mental dan fisik.

a) Penyediaan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir dan berproduksi

Pemberian pertanyaaan pada siswa ini bertujuan untuk memperoleh kemampuan berpikir siswa dari sebuah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan begitu siswa dapat menyampaikan gagasan-gagasan dan pikiran mereka.

b) Kebermaknaan Feedback (umpan balik)

Feedback/respon yang bermakna perlu diungkapkan dengan balikan yang lebih menggali potensi siswa. Feedback dari guru yang tidak memvonis atau dengan mengemukakan pernyataan merendahkan, akan mendorong siswa senantiasa berani mengemukaan pendapat, merasa dihargai, dan bertanggungjawab untuk menilai mutu gagasanya

c) Program penilaian sebagai dorongan siswa melakukan unjuk kerja Penilaian sangat penting dalam pembelajaran karena dari sini diperoleh gambaran keberhasilan sementara pencapaian pembelajaran, biasanya berupa tes tulis, tes lisan, porto folio, unjuk kerja dan lain-lain.

2. Pembelajaran PAKEM Di MIN Pucangsimo

(26)

dimulai sehingga pada saat pembelajaran guru tinggal menyesuaikan dengan RPP yang telah dibuat. Dalam pembelajaran PAKEM di MIN Pucangsimo, guru – guru yang mengajar sebagian kecil dapat menerapkan pembelajaran PAKEM di kelas. Seperti di kelas VI-B yang saya observasi. Disini guru mampu menerapkan PAKEM sesuai RPP yang dibuat. Cara penataan ruang kelas VI-B seperti Visibility (Keleluasaan pandangan) Dalam penempatan dan penataan barang – barang di dalam kelas tidak menggangu pandangan siswa , sehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru, benda atau kegiatan yang sedang berlangsung. Begitu pula guru harus dapat memandang semua siswa dalam kegiatan pembelajaran. Tempat duduk siswa di bentuk secara berkelompok seperti contoh dibawah ini :

Sebelum menjelaskan materi yang akan disampaikan, guru menyuruh siswa untuk bertanya mengenai tata surya, sebelum guru menjawa siswa disuruh menjawab terlebih dahulu. Guru berinteraksi secara intens kepada siswa, untuk mengetahui kesulitan yang di dalam dan membimbing jalannya diskusi. Siswa dianjurkan untuk berfikir secara kritis dan aktif melalui tugas yang diberikan guru dalam LKS, berupa membuat soal dan jawaban yang di tukar antar kelompok.

(27)

Saat pembelajaran selesai guru juga memberi umpan balik kepada siswa mengenai materi yang sudah di ajarkan.

Di dalam kelas VI-B tersedia pojok baca. Tujuan adanya pojok baca tersebut agar siswa minat dalam membaca buku. Buku yang tersedia di pojok baca seperti, buku cerita, peta, majalah dan lain-lain.

3. Baca Tulis Al-Qur’an ( BTQ)

MIN Pucangsimo sudah menerapkan baca tulis Al-qur’an, Pembelajaran BTQ ini tidak termasuk dalam KBM karena BTQ ini hanya di laksanakan pada hari senin sampai kamis dan di mulai sebelum KBM yaitu jam ke 1-2. Dalam pengeloaan BTQ ini di bagi beberapa kelas dan kelas tersebut berbeda-beda yang di mulai dari jilid 1 – 6. Guru yang mengajar BTQ tersebut di ambilkan dari guru khusus atau guru luar. Dalam pembelajaran BTQ tersebut guru menggunakan media berupa alat peraga. Guru manfaatkan alat peraga tersebut dengan cara menujuk huruf-huruf dan membaca bersama-sama sehingga siswa dapat menirukan pelafalan guru pada saat membaca. Disini guru memanfaatkan sumber belajar tersebut dengan cara berevaluasi. Setelah seluruh siswa sudah bisa membaca, guru akan mengevaluasi siswa satu persatu. Penilaian dalam BTQ ini di sesuaiikan dengan ke lancaran siswa membaca al-qur’an. Siswa yang belum lancar dalam membaca ia akan mengulang kembali.

Pembelajaran BTQ ini juga memiliki kriteria ketuntasan minimal (KKM ). Pembelajaran setiap halaman > 65% siswa yang mendapat nilai B, Maka boleh naik halaman berikutnya. Aspek yang dinilai meliputi: bacaan, makhroj dan kelancaran. Cara penilain BTQ ini secara permarnen test, kategori penilaian. Misalnya,

a. Nilai B : Bisa baca dengan benar dan lancar tidak salah sama sekali. b. Nilai C : Salah 1-3 kali di antara bisa baca , benar dan lancar

(28)

Tujuan dari pembelajaran BTQ adalah supaya siswa menjadi anak yang gemar membaca Al-qur’an, cinta Al-quran dan memahami serta mengamalkan Al-qur’an dengan baik dan benar.

Manfaat dari pembelajaran BTQ tersebut agar siswa dapat membaca Al-qur’an dengan benar sesuai dengan sifatul huruf dan makhorijul huruf.

Dalam pembelajaran ini juga terdapat faktor pendukung dan faktor penghambat di anataranya:

a. Faktor pendukung : semua siswa mempunyai buku sumber belajar ( At-Tartil )

b. Faktor penghambat : pada waktu evaluasi tidak maksimal karena terlalu banyak siswa. Untuk jilid 2 siswa maksimal 20 tapi kenyataan lebih.

4. KMDM (Kecil Menanam Dewasa Memanen)

Realisasi dari program ‘Kecil Menanam Dewasa Memanen’ itu, sekolah MIN Pucangsimo memiliki Kebun Bibit Sekolah dengan beragam jenis bibit pohon. Pembibitannya dilakukan oleh siswa kelas VI-A. Ini adalah bibit pohon sengon yang pembibitannya kami lakukan pada bulan Februari, saat menyirami bibit pohon sengon di dalam polybag, Guru memberi intruksi kepada siswa. Tetapi, sebelum memulai menanam guru terlebih dahulu memberi pertanyaan – pertanyaan mengenai cara menanam pohon. Sehingga siswa dapat aktif dalam menanam. Menanam bibit pohon ini memerlukan media seperti polybag, air, tanah dan lain-lain.

(29)

yang tumbuh menjadi generasi muda yang cinta terhadap lingkungan, sehingga lingkungan tempat mereka tinggal akan terjaga dan terpelihara dengan baik. Kemudian pada saat dewasa, peserta didik akan merasakan manfaat atas jerih payah menanam pohon sebagai pendidikan dini dalam berusaha di bidang kehutanan. Manfaat lainnya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan wilayah sekitarnya.

B. Praktik Administrasi dan Manajemen Madrasah 1. Profil Guru Dan Karyawan Min Pucangsimo

Profesi guru tampaknya masih dalam posisi yang kurang menguntungkan baik dari segi fasilitas, finansial yang berkaitan dengan kesejahteraan maupun penghargaan atau penghormatan (regard) dari masyarakat. Ada diantara guru yang ditempatkan pada sebuah bangunan yang hampir roboh tanpa perawatan, ruang yang penuh sesak dengan 40 sampai 45 anak didik per kelas, perlengkapan yang kurang mendukung dan manajerial sekolah yang kurang tepat. Ditempat dan kondisi yang demikianlah guru-guru diharapkan atau diberi tanggung jawab untuk mendidik anak-anak bangsa agar tumbuh lebih baik dan berkembang sebagai generasi penerus yang diharapkan kelak memimpin bangsa, dipihak lain profesi guru diklaim sebagai orang yang bertanggung jawab apabila anak didik kurang pandai,kurang terampil, kurang bermoral, kurang berbudaya atau malah jika ada tawuran sampai pada kecanduan narkoba.

(30)

a. Data Guru / Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan

Jabatan urusan pendidikan padapemerintahan sepertiDepartemen pendidikan nasional pada pemerintah pusat, dan dinas pendidikan pada pemerintah provinsi dan kabupaten/kota adalah jabatan struktural birokrasi bukan jabatan profesional kependidikan guru, konselor, supervisor, dan tenaga kependidikan lainnya adalah profesi pendidikan. Ditinjauan secara akademik profesi pendidikan biasanya merefleksikan definisi intragenerasi pendidikan, dan persyaratan sebagai calon profesi pendidikan lebih dulu harus melalui pendidikan profesional kependidikan. Pada beberapa profesi memerlukan periode waktu belajar diperguruan tinggi misalnya 6 sampai 7tahun setelah menyelesaikan sarjana kemudian memasuki pendidikan profesi sampai ia memenuhi persyaratan.

2. Jumlah Siswa Dalam 4 Tahun Terakhir

No Keadaansiswa Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6 JUMLAH

Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr

TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011

1. JumlahSiswa 31 28 33 30 18 22 22 31 23 33 25 22 318

2. Rombel 3 2 2 2 2 2 13

TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012

1. JumlahSiswa 27 41 29 26 33 29 18 23 24 29 22 32 333

2. Rombel 3 2 2 2 2 2 13

TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

1. JumlahSiswa 21 33 26 41 29 26 33 29 18 23 24 29 332

2. Rombel 3 2 2 2 2 2 13

TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

1. JumlahSiswa 30 50 26 31 27 40 28 25 33 29 15 24 358

2. Rombel 2 2 2 2 2 2 13

3. Sarana Dan Prasarana Sekolah

(31)

No

. Jenis Ruangan Jumlah Luas (m 2

)

Jumlah

Rombel Keterangan

1. Teori/Kelas 12

kelas 1.240 12

1 RuangKepala 1 Ruang Guru 1 Ruang TU

b. Sarana dan prasarana yang belum dimiliki sekolah Ruang Kelas 2 ruang

1) Ruang Guru 5 x 3,3 m

2) Ruang Kepala 5 x 5 m

3) Ruang Administrasi / TU ukuran 3,5 x 8 m

4) Ruang Perpustakaan Ukuran 3 x 8 m

5) Pagar : a. Pagar depan panjang 70 m

b. Pagar samping + belakang

6) Ruang Laboratorium IPA dan Bahasa

7) Ruang UKS

8) Ruang laboratorium computer

9) Ruang koperasi Siswa

c. Sarana dan prasarana pendidikan

JENIS RUANG JUMLAH

(Ruang)

LUAS (M2)

KONDISI RUANG

(JML.Rg) KET

B RR RB

(32)

Perpustakaan 1 21 RB

Ruang Koperasi 1 10 RB

Ruang Kepala Sekolah 1 22 B

Ruang Guru 1 40 B

Ruang Kelas 12 1044 B

Ruang TU 1 10 B

Ruang UKS 1 45 RB

Musholla 1 143 B

Kamar Mandi Guru 1 3 B

Kamar Mandi Murid 8 30 B

Gudang 1 35 RB

Lapangan Olah Raga 1193 B

Kantin 4 24 B

Parkir sepeda 200 B

Kebun sekolah 156 B

Keterangan :

B : Baik

RB : Rusak Berat

4. Biaya Operasional Sekolah a. Pengertian BOS

BOS adalah program pemerintah untuk penyediaan pendanaan biaya nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar. Jenis kegiatan yang boleh dibiayai dana BOS secara detail akah dibahas pada bagian berikutnya.

Sebagaimana teertuang dalam PP Nomor 48 Tahun 2008 tentang pendanaan pendidikan,pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Pada bagian ini akan diuraikan jenis-jenis biaya pendidikan sesuaidengan PP Nomor 48 Tahun 2008 tersebut.

(33)

1) Biaya satuan pendidikan adalah biaya penyelenggaraan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.

2) Biaya penyelenggarakan / pengelolahan pendidikan adalah biaya penyelengaraan / pengelolahan pendidikan oleh pemerintah, pemerintah kabupaten/kota, atau penyelengara/satuan pendidikan yang didirikan masyarakat.

3) Biaya pribadi peserta didik adalah biaya personal yang meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimaksud dalam PKPS BBM Bidang pendidikan ini mencakup komponen untuk biaya operasional nonpersonel. Biaya operasional nonpersonel inilah yang diprioritaskan, bukan biaya kesejahteraan guru, dan bukan biaya investasi.

b. Tujuan BOS

Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangkah program wajib belajar 9 tahun yang bermutu. Secara khusus program BOS bertujuan untuk:

1) Menggratiskan seluruh siswa miskin di tingkat pendidikan dasar dari beban biaya operasional sekolah, baik disekolah negeri maupun sekolah swasta.

2) Menggratiskan siswa SD negeri dan SMP negeri terhadap biaya operasional sekolah, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) dan sekolah bertaraf internasional (SBI) 3) Meringankan beban biaya operasional sekolah bagi siswa

disekolah swasta.

c. Larangan Penggunaan Dana BOS

1) Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud dibungakan. 2) Dipinjamkan kepada pihak lain.

3) Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolan dan memerlukan biaya besar, misalnya studi banding, study tour (karya wisata) dan sejenisnya.

(34)

5) Membeli pakaian/seragam bagi guru/siswa untuk kepentingan pribadi (bukan inventaris sekolah).

6) Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat. 7) Membangun gedung/ruangan baru. wajar, misalnya guru kontrak/ guru bantu.

(35)
(36)

Kabupaten Jombang yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Dengan demikian lingkungan sekolah dimana MIN Pucangsimo Jombang banyak diwarnai kehidupan yang religius yang dapat menjadi penunjang tercapainya tujuan proses belajar mengajar terutama dalam segi peningkatan sikap.

PROGRES REPORT MENUJU ADIWIYATA PROPINSI MIN PUCANGSIMO BANDARKEDUNGMULYO

MULAI TAHUN 2012/2013 SAMPAI 2013/2014 TAHUN

2012 / 2013 2013 / 2014 Menuju adiwiyata propinsi Pengembangan A.

Kebijakan berwawasan lingkungan

1. Komponen I

Komponen kebijakan dan wawasan lingkungan

Lampiran Komponen I

Standar A Kegiatan I

1. Penyusunan KTSP yang memuat kebijakan upaya

perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup

2. Visi, Misi, dan Tujuan sekolah tertuang dalam KTSP memuat kebijakan dan pengelolaan lingkungan hidup

Lampiran Komponen I

Standar A Kegiatan I

1. Perivisian KTSP yang memuat kebijakan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup 2. Visi, Misi, dan Tujuan sekolah

tertuang dalam KTSP memuat kebijakan dan pengelolaan lingkungan hidup

(37)

1. Struktur Kurikulum

terintegrasi pada muatan lokal, Pramuka. pada 10 mapel wajib dan pada 2 mapel mulok.

2. Pembelajaran PLH terintegrasi pada muatan lokal, Pramuka.

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup memalui kegiatan ekstra kurikuler, pramuka. pengelolaan lingkungan hidup memalui kegiatan ekstra kurikuler, pramuka.

a. Peningkatan kapasitas pendidik (seminar, workshop) b. Peningkatan kapasitas tenaga pendidik ( seminar workshop ).

1. Peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan melalui : a. Peningkatan kapasitas pendidik

(seminar, workshop)

b. Peningkatan kapasitas tenaga pendidik (seminar workshop ).

(38)

2. Tersedianya sarana dan komposting, kantin ramah lingkungan, tempat cuci

Sosialisasi pada upacara rutin, rapat guru, wali murid, komite, kantin, MOS, peringatan hari besar.

2. Peran serta masyarakat dan kemitraan untuk kegiatan aksi lingkungan.

3. Peningkatan dan

pengembangan mutu meliputi work shop

1. Budaya dan lingkungan sekolah Sosialisasi pada upacara rutin,

3. Peningkatan dan pengembangan mutu meliputi work shop

Komponen II

Komponen pelaksanaan

kurikulum berbasis Lingkungan

Komponen II

Komponen pelaksanaan kurikulum berbasis Lingkungan

Pembelajaran PLH disampaikan secara monolitik,integrasi pada mata pelajaran wajib dan mulok

Pembelajaran PLH disampaikan secara monolitik,integrasi pada mata pelajaran wajib dan mulok

(39)

a. Pencemaran

b. Kerusakan ekosistem c. Banjir

d. Pencemaran air dengan bom ikan

e. Pengelolaan sampah

f. Bahaya jajanan disekitar kita

a. Pencemaran

b. Kerusakan ekosistem c. Banjir

d. Pencemaran air dengan bom ikan e. Pengelolaan sampah

f. Bahaya jajanan disekitar kita

Metode pembelajaran, meliputi : Ceramah, demonstrasi, diskusi, pengalaman lapangan, bermain peran dan dialog

Metode pembelajaran, meliputi : Ceramah, demonstrasi, diskusi, pengalaman lapangan, bermain peran

1. Media cetak, poster, mading, stiker.

2. Media lingkungan aman gereen hause dan lain lain. 3. Nara sumber

Tenaga pendidik dan peserta didik Mengkomunikasikan hasil belajar :

Karya aksi nyata yang berkaitan dengan fungsi Lingkungan Hidup kerusakan lingkungan hidup yaitu : 1. Puisi

(40)

2. Lagu

Menjalin kemitraan untuk meningkatkan pembelajaran.

1. Kerjasama dengan BLH jombang

2. Kerjasama dengan

kecamatan gudo

3. Kerjasama dengan PU Cipta Karya

1. Kerjasama dengan BLH jombang 2. Kerjasama dengan kecamatan

gudo

3. Kerjasama dengan PU Cipta Karya

4. Kerjasama dengan DISHUDBUN Jombang

5. Kerjasama dengan pertanian kecamatan

6. Kerjasama dengan Karangtaruna Pucangsimo.

(41)

Bandarkedungmulyo 11. Kerjasama dengan Wali

murid

12. Kerjasama dengan Wali murid

Meningkatkan peran komite untuk membangun kemitraan dalam hal :

1. Menggali dana

2. Pembinaa dan pendampingan

Meningkatkan peran komite untuk membangun kemitraan dalam hal : 1. Menggali dana

(42)

14. Tinja 14. Ruang terbuka hijau 15. Tinja

16. Peredam kebisingan

Standard I B

Peningkatan kwalitas pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ramah lingkungan yaitu :

1. Penambahan biopori

2. Penambahan bunga dan taman taman sekolah

3. Penambahan cuci tangan

Standard I B

Peningkatan kwalitas pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ramah lingkungan yaitu : Peningkatan Pengelolaan serta

pemeliharaan fasilitas sarana dan prasarana sekolah :

1. Ventilasi. Pencahayaan. 2. Pohon peneduh

3. Ruang terbuka hijau.

4. Job describtion pemeliharaan lingkungan sekolah

Peningkatan Pengelolaan serta pemeliharaan fasilitas sarana dan prasarana sekolah :

1. Ventilasi. Pencahayaan. 2. Pohon peneduh

3. Ruang terbuka hijau.

4. Job describtion pemeliharaan lingkungan sekolah

Memanfaatkan listrik , air, dan KTK secara efisien yaitu :

1. Pengadaan air bersih

2. Perawatan dan pemeliharaan WC 3. Pengelolaan sampah

4. Pengelolaan air, listrik

Memanfaatkan listrik , air, dan KTK secara efisien yaitu :

1. Pengadaan air bersih

2. Perawatan dan pemeliharaan WC 3. Pengelolaan sampah

(43)

Meningkatkan kualitas pelayanan penyuluhan kepada pegawai kantin

4. Penyediaan tempat pencucian dan saluran pembuangan 7. Daftar menu sehat

Meningkatkan kualitas pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan yaitu :

1. Lokasi kantin tidak dekat dengan

7. Daftar menu sehat 8. Pengecatan

6. Kurikulum MIN Pucangsimo Bandarkedungmulyo

(44)

sehat, bersih, rapi, dan indah. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan saintifik yang memuat 5 M (Mengamati, Menanya, Mencoba, Mempraktekkan dan Mengkomunikasikan).

Kurikulum MIN Pucangsimo ini mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa, serta perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai satu kesatuan kegiatan pendidikan yang terjadi di sekolah. Nilai-nilai yang dimaksud di antaranya: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial dan lingkungan, serta tanggung jawab. Nilai-nilai melingkupi dan terintegrasi dalam seluruh kegiatan pendidikan sebagai budaya sekolah.

7. Landasan Hukum Penyusunan Kurikulum MIN Pucangsimo

Adapun landasan hukum penyususunan Kurikulum MIN Pucangsimo ini adalah :

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:

Pasal 38 Ayat 2 “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan Provinsi untuk pendidikan menengah”

Pasal 51 Ayat 1 “Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah”.

b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan:

(45)

pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA dan SMK, dan departemen yang menangani urusan pemerintah di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK”

. Pasal 49 Ayat 1 ”Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas”.

c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.

d. Peraturan Menteri Pedidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan Peraturan Mendiknas No 22 dan 23 tahun 2006.

f. Surat Kepala Kanwil Dep. Agama Prov. Jawa Timur Nomor: Kw.13.4/1/PP.03.2/2453/2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi

g. Permenag no. 2 tahun 2008 tentang SI pelajaran PAI

h. Undang-undang No.32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

i. Surat Keputusan Bersama MENLH dan MENDIKNAS No.03/MENLH/02/2010 dan No.01/11/KB/2010 tanggal 01 Februari 2010 tentang pembinaan dan pengembangan pembelejaran Lingkungan Hidup.

8. Acuan Operasional Kurikulum MIN Pucangsimo

Kurikulum MIN Pucangsimo disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia

(46)

yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.

b. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik.

Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.

c. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.

d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, keduanya harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi.

e. Tuntutan dunia kerja

(47)

f. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

g. Agama

Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.

h. Dinamika perkembangan global

Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain. i. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.

(48)

Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.

k. Kesetaraan Gender

Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan jender.

l. Karakteristik satuan pendidikan

(49)
(50)

9. Kerangka Dasar Kurikulum MIN Pucangsimo a. Kelompok Mata Pelajaran

1) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

2) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian 3) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi 4) kelompok mata pelajaran estetika

5) kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan Cakupan setiap kelompok mata pelajaran disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran

No Kelompok Mata Pelajaran

Cakupan

1. Agama dan Akhlak Mulia

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.

2.

Kewarganega-raan dan

Kepribadian

Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.

(51)

No Kelompok Mata Pelajaran

Cakupan

kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.

3. Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMA/MA/SMALB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.

(52)

No Kelompok Mata Pelajaran

Cakupan

membentuk kompetensi, kecakapan, dan kemandirian kerja.

4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk

meningkatkan sensitivitas, kemampuan

mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis. 5. Jasmani,

Olahraga dan Kesehatan

Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.

Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.

Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat.

(53)

No Kelompok Mata Pelajaran

Cakupan

keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.

10. Struktur Kurikulum MIN Pucangsimo

Struktur kurikulum MIN Pucangsimo Bandarkedungmulyo Jombang meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selam enam tahun mulai kelas I sampai dengan kelas VI

Tabel 1.1. Struktur Kurikulum MIN Pucangsimo

K o m p o n e n Kelas dan Alokasi Waktu

I II III IV, V, dan VI

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama Islam

a. Qur'an dan Hadits 2 2 3 3

b. Aqidah dan Akhlaq 2 2 2 2

c. Fiqih 2 2 3 3

d. SKI 0 0 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 6 6

4 Bahasa Arab 2 2 3 3

5. Matematika 4 4 6 6

6. Ilmu Pengetahuan Alam 3 3 5 5

(54)

8. Seni Budaya dan Keterampilan 2 2 2 2 9. Pendidikan Jasmani, Olahraga

dan kesehatan 2 2 2 2

B. *) Muatan Lokal

1. Bahasa Jawa 2 2 2 2

2. Bahasa Inggris 2 2 3 3

3. Keterampilan Ibadah - - 2 2

4. KMDM (Monolitik) 1 1 1 1

C. *) Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*)

J u m l a h 35 35 50 50

Keterangan :

1. 1 (satu) jam pelajaran kelas 1 dan 2 alokasi waktu 30 menit 2. 1 (satu) jam pelajaran kelas 3, 4, 5, dan 6 alokasi waktu 35 menit 3. Kelas 1, 2, dan 3 pendekatan Tematik

4. Kelas 4, 5, dan 6 pendekatan Mata Pelajaran

Tabel 1.2. Struktur Kurikulum Yang Terintegrasi dengan PLH

NO MAPEL

KELAS

I II III IV V VI

1 MATEMATIKA   

2 IPA      

3 IPS     

4 SBK      

5 PJK      

6 PKn   

7 QURAN HADITS 

8 BAHASA INDONESIA      

(55)

10 BAHASA JAWA 

11 KMDM      

12 BAHASA ARAB 

13 BAHASA INGGRIS  

11. Muatan Kurikulum MIN Pucangsimo

Struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah tertuang dalam Standar Isi, yang dikembangkan dari kelompok mata pelajaran. Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan jurusan keilmuan yang akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai bahan belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Kelompok mata pelajaran meliputi sebagai berikut: a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian c. Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi d. Kelompok mata pelajaran estetika

e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan

Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 7. Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.

(56)

Alokasi waktu Mulok

MATA PELAJARAN Kelas Dan Alokasi Waktu

I II III IV V VI

1. Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2

2. Bahasa Inggris 2 2 3 3 3 3

3. Keterampilan Ibadah - - 2 2 2 2

4. KMDM ( Monolitik ) 1 1 1 1 1 1

Penulisan di dalam dokumen KTSP mencakup uraian mata pelajaran ditambah tujuan dan SKL tiap-tiap pelajaran. Kelompok mata pelajaran agama diatur berdasarkan Permenag no. 2 tahun 2008 tentang SKL dan SI Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab.

12. Pengaturan Beban Belajar di MIN Pucangsimo

Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistim pengelolaan program pendidikan yang berlaku di madrasah pada umumnya yaitu menggunakan sistem paket. Adapun pengaturan beban belajar pada sistem tersebut adalah sebagai berikut :

a. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Beban belajar tatap muka MIN Pucangsimo kelas 1 & 2 adalah 30 menit dan kelas 3 s/d 6 adalah 35 menit.

(57)

c. MIN Pucangsimo Bandarkedungmulyo Jombang melaksanakan pembelajaran menggunakan sistem paket yang berarti bahwa semua peserta didik wajib mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku di MIN ” Pucangsimo ” Bandarkedungmulyo Jombang.

d. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan guru. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pendalaman materi pembelajaran yang dirancang oleh guru untuk mencapai standar kompetensi dan waktu penyelesaian tugasnya ditentukan oleh guru. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh guruuntuk mencapai standar kompetensi dan waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.

e. Beban belajar tatap muka setiap jam pembelajaran adalah 35 menit. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur maksimum 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan. Jumlah jam pembelajaran di kelas I dan Kelas II sesuai dengan struktur kurikulum pada tabel di atas yaitu 35 jam pembelajaran/minggu. untuk kelas III, kelas IV, Kelas V dan Kelas VI jumlah jam sebanyak 50 Jam Pelajaran / minggu.

f. Jumlah Pekan efektif selama satu tahun 36 pekan

(58)

13. Kreteria Ketuntasan Minimal MIN Pucangsimo

Ketuntasan belajar adalah tingkat ketercapaian kompetensi setelah peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran yang diukur dengan menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan minimal yang harus dicapai siswa pada setiap mata pelajaran.

Indikator dan rentang nilai komponen KKM

No. Komponen Katergori

penilaian Rentang kasar Rentang halus

1. Kompleksitas Tinggi

Berdasarkan pertimbangan kompleksitas, daya dukung, intake, semua mata pelajaran yang diajarkan di MIN PUCANGSIMO ditentukan KKM sesuai kondisi obyektif Madrasah sebagaimana tertera pada Tabel. Kemudian, siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal dari masing-masing mata pelajaran, harus mengikuti program perbaikan (remedial) sampai mencapai ketuntasan minimal.

(59)

No Mata Pelajaran KKM

Angka Huruf

1 Qur'an dan Hadits 70 Tujuh puluh

2 Aqidah dan Akhlaq 70 Tujuh puluh

3 Fiqih 65 Enam puluh lima

4 SKI 65 Enam puluh lima

5 Pendidikan Kewarganegaraan 70 Tujuh Puluh

6 Bahasa Indonesia 75 Tujuh puluh lima

7 Bahasa Arab 65 Enam puluh Lima

8 Matematika 70 Tujuh Puluh

9 IPA 70 Tujuh Puluh

10 IPS 65 Enam puluh Lima

11 Seni Budaya dan Keterampilan 70 Tujuh Puluh

12 Penjaskes 70 Tujuh Puluh

13 Bahasa Inggris 65 Enam puluh Lima

14 Bahasa Jawa 60 Enam puluh

15 Keterampilan Ibadah 70 Tujuh Puluh

16 KMDM (Monolitik) 70 Tujuh Puluh

a. Dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, sumber daya pendukung, dan kompleksitas materi pelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Negeri ” PUCANGSIMO ” , maka ketuntasan per mata pelajaran tahun 2012-2013 ditetapkan sebagimana dalam tabel diatas. Peningkatan Standar Ketuntasan Belajar Minimal ini diusahakan terjadi kenaikan 5% setiap semester, sehingga ditargetkan pada tahun ajaran 2012-2013 akan mencapai ketuntasan ideal 75% ( atau pakai tarjet perbulanan dst)

b. Dalam upaya mencapai ketuntasan belajar minimal yang ditetapkan madrasah, bagi peserta yang belum dapat mencapai ketuntasan diberikan pelayanan untuk mendapatkan program remedi maksimal 2 kali

Gambar

Tabel 1.   Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
Tabel 1.1.  Struktur Kurikulum MIN Pucangsimo
Tabel 1.2.  Struktur Kurikulum Yang Terintegrasi dengan PLH
tabel  diatas. Peningkatan  Standar  Ketuntasan  Belajar  Minimal  ini
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara

Perkembangan dan perubahan sosial sangat cepat terjadi dalam kehidupan manusia saat ini, terutama dengan adanya era globalisasi. Perkembangan

Berdasarkan Berita Acara Penetapan Pemenang dari Kepala Unit Layanan Pengadaan (ULP). Barang/Jasa Pemerintah Kabupaten Lebong Nomor : CI8 /Pokja

UlPlSekwan llW20I1 tanggal 07 Oktober 2}ll"Maka dengan ini diumumkan Pemenang Pelelangan Umum PascaKualifikasi Untuk Paket Pekerjaan Pengadaan. Premi Asuransi Pimpinan

Penelitian ini merupakan analisis lanjut terhadap data sekunder dari Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) tahun 2011 yang dilaksanakan di seluruh Puskesmas di 33 Propinsi

Untuk syarat atau ketentuan/perubahan yang tidak diaturltidak tercantum dalam adenda. yang dituangkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (BAPP) ini, maka

Petunjuk : Pilihlah salah satu jawaban yang benar dan tepat pada masing-masing soal di bawah ini dengan memberi tanda (X) pada pilihan jawaban yang disediakan.. Alkana