MAKALAH
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL
DISUSUN OLEH:
NAMA : ISTI NURROHMAH
NPM : 165310508
JURUSAN/KELAS : AKUNTANSI S1 / D
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami berikan kepada Allah Swt. karena atas
rahmat dan karunia yang telah diberikan, kami dapat menyusun makalah
tentang Pancasila sebagai Ideologi Nasional dengan tepat waktu. Makalah ini
disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas pendidikan pancasila serta
memberikan pengetahuan baru bagi penulis dan pembaca mengenai pancasila
sebagai ideologi nasional. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
kepada teman–teman anggota kelompok yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat lebih membuka wawasan
berpikir bagi kami dan orang lain yang telah membacanya. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karna itu kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan dengan tujuan agar makalah ini
selanjutnya akan lebih baik.
Pekanbaru, 27 november 2016
Penulis
Isti Nurrohmah
DAFTAR ISI
JUDUL MAKALAH
KATA PENGANTAR ...i
DAFTAR ISI ...ii
BAB I PENDAHULUAN ...1
1.1
LATAR BELAKANG ...1
1.2
RUMUSAN MASALAH ...2
1.3
TUJUAN PENULISAN ...2
BAB II PEMBAHASAN ...3
2.1
PENGERTIAN ASAL MULA PANCASILA ...3
2.1.1 Asal Mula yang Langsung ...3
2.1.2 Asal Mula yang Tidak Langsung ...4
2.2
KEDUDUKAN dan FUNGSI PANCASILA ...5
2.2.1 Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa ...6
2.2.2 Pancasila Sebagai Dasar Negara
Republik Indonesia ...7
2.2.3 Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa
dan Negara Indonesia ...7
2.3.1 Ideologi Liberal ...23
2.3.2 Ideologi Komunis ...23
BAB III PENUTUP ...25
3.1 KESIMPULAN ...25
3.2 SARAN ...25
DAFTAR RUJUKAN ...26
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, Ideologi merupakan sesuatu
yang sangat penting dalam kehidupan suatu Negara. Tanpa adanya ideologi
maka suatu Negara akan kehilangan pegangan dan tidak memiliki pedoman arah
yang jelas dalam menyelenggarakan Negara sehingga akan terombang–ambing
oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat. Namun,
ideologi bukan sesuatu yang harus dihafalkan tetapi harus dipahami dan
diamalkan dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Ideologi negara Indonesia adalah Ideologi Pancasila. Ideologi
Pancasila ini dijadikan sebagai pandangan hidup bagi bangsa Indonesia dalam
mengembangkan negara Indonesia dalam berbagai aspek.
Pancasila sebagai ideologi nasional bukan dibentuk dan diciptakan oleh
seseorang begitu saja tetapi terbentuknya melalui proses yang panjang dalam
sejarah bangsa Indonesia yang diangkat dari nilai–nilai adat istiadat, nilai–nilai
kebudayaan serta nilai religious yang terdapat dalam pandangan hidup
masyarakat Indonesia sebelum membentuk Negara.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian Asal Mula Pancasila ? 2. Apakah Kedudukan dan Fungsi Pancasila ?
3. Bagaimana Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Besar Lainnya di Dunia ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui Asal Mula Pancasila.
2. Untuk mengetahui Kedudukan dan Fungsi Pancasila.
3. Untuk mengetahui Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Besar Lainnya di Dunia.
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN ASAL MULA PANCASILA
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, bukan
Sebelum pancasila disahkan sebagai dasar filsafat negara, nilai–nilainya sudah ada dan berasal dari bangsa Indonesia itu sendiri seperti nilai–nilai adat istiadat, kebudayaan dan
nilai–nilai religius. Kemudian para pendiri negara Indonesia mengangkat nilai – nilai tersebut serta dirumuskan secara musyawarah dalam sidang BPUPKI pertama. Asal mula (kausa) Pancasila dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1) Asal Mula yang Langsung
Asal mula yang langsung tentang Pancasila adalah asal mula yang langsung terjadinya
Pancasila sebagai dasar filsafat negara yaitu asal mula yang sesudah dan menjelang proklamasi kemerdekaan. Adapun rincian asal mula langsung Pancasila tersebut menurut
Notonagoro yaitu :
a. Asal mula bahan
(Kausa Materialis)
Asal bahan Pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri yang terdapat dalam
kepribadian dan pandangan hidup. Unsur-unsur Pancasila
tersebut dapat berupa nilai-nilai adat istiadat kebudayaan serta nilai-nilai religius yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.
3
b. Asal mula bentuk
(Kausa Formalis)
Asal mula bentuk Pancasila adalah Ir. Soekarno bersama-sama dengan Drs.
Moh. Hatta serta anggota BPUPKI lainnya merumuskan dan membahas Pancasila terutama dalam hal bentuk, rumusan serta nama Pancasila.
Asal mula karya yaitu asal mula yang menjadikan Pancasila dari calon dasar negara menjadi dasar negara yang sah. Adapun asal mula Pancasila adalah PPKI
sebagai pembentuk negara dan atas kuasa pembentuk negara yang mengesahkan Pancasila menjadi dasar negara yang sah, setelah dilakukan pembahasan baik dalam sidang-sidang BPUPKI maupun oleh Panitia Sembilan.
d. Asal mula tujuan
(Kausa Finalis)
Tujuan dirumuskan dan dibahasnya Pancasila adalah untuk dijadikan sebagai dasar negara. Adapun asal mula tujuannya yaitu para anggota BPUPKI dan Panitia
Sembilan termasuk Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta yang menentuka tujuan dirumuskannya Pancasila sebelum ditetapkan oleh PPKI sebagai dasar negara yang
sah.
2) Asal Mula yang Tidak Langsung
Asal mula tidak langsung Pancasila adalah asal mula sebelum terjadinya proklamasi
kemerdekaan yang terdapat pada kepribadian serta dalam pandangan hidup sehari-hari bangsa Indonesia. Adapun rincian asal mula tidak langsung Pancasila adalah sebagai berikut:
4
b.
Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara dan dijadikan pedoman dalam memecahkan problema kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.c.
Dengan demikian asal mula tidak langsung Pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri sebagai Kausa Materialis yaitu sebagai asal mula tidak langsung nilai-nilaiPancasila.
Berdasarkan tinjauan tersebut, pada hakikatnya nilai–nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia telah tercermin dan teramalkan dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu tinjauan tersebut memberikan bukti bahwa terbentuknya pancasila bukan merupakan hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang dan bukan hasil
pengaruh dari paham-paham besar dunia, melainkan nilai-nilai Pancasila secara tidak langsung telah terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia.
2.2 Kedudukan dan Fungsi Pancasila
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia digali dari nilai–nilai yang terdapat pada bangsa Indonesia sendiri yang berupa pandangan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu
dari berbagai macam kedudukan dan fungsi pancasila sebenarnya dapat dikembalikan pada dua macam kedudukan dan fungsi pancasila yang pokok yaitu sebagai dasar negara republik Indonesia dan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Kedudukan pancasila dan fungsi
pancasila dapat diuraikan seperti :
5
2.2.1 Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dalam perjuangan untuk mencapai kehidupan yang lebih sempurna, senantiasa memerlukan
tersebut berfungsi sebagai kerangka acuan untuk menata kehidupan diri pribadi maupun dalam interaksi antar manusia dalam masyarakat serta alam sekitarnya.
Sebagai makhluk individu dan sosial manusia akan senantiasa hidup sebagai bagian dari lingkungan sosial yang lebih luas mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam kehidupan bersama tersebut,
muncul pandangan hidup dalam masyarakat yang dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan hidup bangsa, selanjutnya pandangan hidup bangsa
dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan hidup negara.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa memberikan pedoman dan kekuatan rohaniah bagi bangsa untuk berperilaku luhur dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sehingga dalam Pancasila terkandung konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan serta dasar pemikiran dan
gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik.
2.2.2Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Pancasila sebagai dasar negara merupakan suatu dasar nilai sertanorma untuk mengatur penyelenggaraan negara. Akibatnya seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara terutama peraturan
perundang-undangan harus dijabarkan dan dirumuskan dari nilai-nilai
Pancasila. Maka Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum yang mempunyai kekuatan mengikat secara hukum.
6
2.2.3 Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia
Sebagai suatu ideologi bangsa dan Negara Indonesia maka pancasila pada
pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai budaya serta nilai religious yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum
membentuk negara, dengan kata lain unsur-unsur yang merupakan materi (bahan) pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialis (asal bahan) pancasila.
a. pengertian ideologi
Istilah ideologi berasal dari kata ‘idea’ yang berarti “gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita’ dan ‘lagos’ yang berarti ‘ilmu’. Kata ‘idea’
berasal dari kata bahasa Yunani ‘eidos’ yang berarti ‘bentuk’. Di samping itu ada kata ‘idein’ yang artinya ‘melihat’.
Maka secara harafiah, ideologi berarti ilmu pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari, ‘idea’ disamakan artinya dengan ‘cita-cita’. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus
merupakan dasar, pandangan atau
faham. Dengan demikian ideologi mencangkup pengertian tentang idea-idea,
pengertian dasar, gagasan dan cita-cita.
Maka ideologi Negara dalam arti cita-cita Negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat
dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas kerohanian yang antara lain memiliki ciri sebagai berikut:
7 a) Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan
kenegaraan.
dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan
kesediaan berkorban.
b. ideologi terbuka dan ideologi tertutup
Ideologi sebagai suatu sistem pemikiran, maka ideologi
Terbuka itu merupakan suatu sistem pemikiran terbuka, sedangkan ideologi tertutup itu merupakan suatu sistem pemikiran tertutup. Suatu ideologi tertutup dapat dikenali dari berbagai ciri khas.
Ideologi itu bukan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan merupakan cita-cita suatu kelompok orang yang mendasari suatu program
untuk mengubah dan memperbarui masyarakat. Dengan demikian adalah menjadi cita-cita ideologi tertutup, bahwa atas nama ideologi dibenarkan pengorbanan-pengorbanan yang dibebankan kepada masyarakat. Ideologi
terbuka tidak diciptakan oleh negara melainkan digali dan ditemukan dalam masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, ideologi terbuka adalah milik seluruh
rakyat dan masyarakat menemukan pada “dirinya”, “kepribadiannya”, di dalam ideologi tersebut. Selain itu sifat ideologi terbuka juga senantiasa berkembang seiring dengan perkembangan aspirasi dalam mewujudkan
cita-citanya untuk hidup berbangsa.
8
c
. ideologi partikular dan ideologi komprehensif
Dari segi sosiologis pengetahuan mengenai ideologi dikembangkan
yang bersifat komprehensif. Kategori pertama diartikan sebagai suatu keyakinan-keyakinan yang tersusun secara sistematis yang terkait erat dengan
suatu kelas sosial tertentu dengan masyarakat. Kategori kedua diartikan sebagai suatu sistem pemikiran menyeluruh mengenai semua aspek kehidupan sosial ideologi dalam kategori kedua ini bercita-cita melakuakn
transformasi sosial secara besar-besaran.
d
. hubungan antara filsafat dan ideologi
Filsafat sebagai pandangan hidup dan hakikatnya merupakan sistem nilai yang secara epistemologis kebenarannya telah diyakini sehingga
dijadikan dasar atau pedoman hidup manusia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa dan negara, tentang makna hidup serta sebagai dasar pedoman bagi manusia dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi dalam kehidupan.
Tiap ideologi sebagai suatu rangkaian kesatuan cita-cita yang mendasar
dan menyeluruh yang saling menjalin menjadi satu sistem pemikiran yang logis dan bersumber kepada filsafat. Jadi filsafat sebagai dasar dan sumber bagi perumusan ideologi yang menyangkut strategi, telah timbul di dalam kehidupan
bangsa dan Negara, termasuk di dalamnya menentukan sudut pandang atau filsafat hidup yang merupakan norma ideal yang melandasi ideologi.
9
Makna ideologi bagi bangsa dan negara
Manusia dalam mewujudkan tujuannya untuk meningkatkan harta dan
haknya, dalam pengertian inilah manusia membentuk suatu negara. Negara sebagai lembaga kemasyarakatan, sebagai organisasi hidup manusia
senantiasa memiliki cita-cita dan harapan, ide-ide serta pemikiran-pemikiran yang secara bersama merupakan suatu yang orientasi bagi semua tindakan dalam hidup kenegaraan.
Pancasila sebagai ideologi yang Reformasi, Dinamis, dan
Terbuka
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat reformatif, dinamis, dan terbuka. Hal ini dimaksudkan
bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi pancasila adalah bersifat aktual, dinamis, aspiratif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan
zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. Keterbukaan ideologi pancasila bukan berarti
mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya, sehingga memiliki kemampuan reformatif untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang seiring dengan aspirasi rakyat, perkembangan iptek serta
zaman.
10 Berdasarkan pengertian tentang ideologi terbuka, nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi pancasila sebagai ideologi terbuka adalah
a) Nilai dasar yaitu : hakikat kelima sila pancasila yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kesatuan, kerakyatan dan keadilan.
b) Nilai instrumental yang merupakan arahan, kebijakan, strategi, sasaran serta lembaga pelaksanaanya.
c) Nilai praksis yaitu merupakan realisassi nilai-nilai instrumental dalam
suatu realisasi perkembangan yang bersifat nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu pancasila sebagai ideologi terbuka secara struktural memiliki tiga dimensi yaitu:
a) Dimensi idealis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam pancasila yang bersifat sistematis, rasional dan menyeluruh, yaitu
hakikat nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila yaitu Ketuhanan, kemanusian, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
b) Dimensi normatif yaitu nilai yang terkandung dalam pancasila perlu
dijabarkan dalam suatu sistem norma, sebagaimana terkandung dalam norma-norma kenegaraan.
c) Dimensi realistis, yaitu suatu ideologi harus mampu mencerminkan realitas yang hidup dan berkembang di dalam masyarakat.
2.3 Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Paham Ideologi Besar lainnya
di Dunia
Ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berkembang melalui
proses yang cukup panjang. Pada awalnya bersumber dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yaitu dalam adat istiadat, serta dalam agama-agama. Oleh karena itu
ideologi Pancasila, ada pada kehidupan bangsa terlekat pada kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
Ideologi Pancasila mendasarkan sifat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial, yaitu dalam ideologi Pancasila yang mengakui kebebasan individu. Selain itu bahwa manusia menurut Pancasila berkedudukan sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan yang
Maha Esa.
Dalam hal ini nilai-nilai ketuhanan senantiasa menjiwai kehidupan manusia dalam hidup
bermasyarakat.
1. Paham Negara Persatuan
Hakikat negara kesatuan adalah negara yang merupakan suatu kesatuan dari
unsur-unsur yang membentuknya, yaitu rakyat yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, golongan kebudayaan, agama, dan wilayah yang terdiri dari
beribu-ribu pulau. Pengertian Persatuan Indonesia dalam Pembukaan UUD 1945 negara yang mengatasi segala paham golongan dan paham perseorangan. Jadi, negara persatuan bukanlah negara yang berdasarkan pada individualisme dan golongan.
Tetapi negara persatuan adalah negara yang memiliki sifat persatuan bersama, bedasarkan kekeluargaan serta tolong menolong atas dasar keadilan sosial.
2. Paham Negara Kebangsaan
Bangsa merupakan suatu persekutuan hidup dalam suatu wilayah tertentu serta memiliki tujuan tertentu. Sedangkan bangsa yang hidup dalam suatu wilayah
tertentu serta memiliki tujuan tertentu maka disebut sebagai negara. Menurut M. Yamin, bangsa Indonesia dalam merintis terbentuknya suatu bangsa dalam
panggung politik internasional, yaitu suatu bangsa yang modern yang memiliki kemerdekaan dan kebebasan.
a) Hakikat Bangsa
Pada hakikatnya bangsa merupakan suatu penjelmaan dari sifat kodrat manusia dalam merealisasikan harkat dan martabat kemanusiaannya. Oleh
karena itu deklarasi bangsa Indonesia dalam pembukaan UUD 1945 dinyatakan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Pernyataan tesebut merupakan suatu pernyataan universal hak kodrat manusia sebagai bangsa,
manusia dalam merealisasikan sifat kodratnya sebagai makhluk individu dan sosial.
b) Teori Kebangsaan
Teori-teori kebangsaan sebagai berikut :
Teori Hans Kohn
Yang dikatakan bangsa yaitu terbentuk karena persamaan bahasa, ras, agama, peradaban, wilayah, negara, dan kewarganegaraan.
13
Teori Ernest Renan
Menurut Emest Renan pokok-pokok pikiran tentang bangsa sebagai berikut: 1. Bangsa adalah satu jiwa, suatu asas kerohanian. 2. Bangsa adalah suatu solidaritas yang besar. 3. Bangsa adalah suatu
hasil sejarah. 4. Bangsa bukan suatu yang abadi. 5.Wilayah dan ras bukan penyebab timbulnya bangsa.
Adapun faktor-faktor yang membentuk jiwa bangsa sebagai berikut:
1. Kejayaan dan kemuliaan di masa lampau
2. Keinginan hidup yang lebih baik 3. Penderitaan bersama
4. Modal sosial.
Teori Gepolitik oleh Frederick Ratzel
Teori geopolitik merupakan teori yang mengungkapkan
hubungan antara wilayah geografi dengan bangsa. Teori tersebut
menyatakan bahwa negara adalah merupakan suatu organisme hidup
.
Negara Kebangsaan Pancasila
Sintesa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dituangkan dalam suatu asas kerohanian yang merupakan suatu kepribadian serta jiwa bersama yaitu Pancasila. Unsur-unsur pembentuk nasionalisme
14
3.
Paham Negara Integralistik
Bangsa Indonesia yang membentuk suatu persekutuan hidup dengan mempersatukan keanekaragaman yang dimilikinya dalam suatu kesatuan integral
yang disebut negara Indonesia. Paham integralistik pertama kali diusulkan oleh Soepomo pada sidang BPUPKI yang berakar pada budaya bangsa. Bangsa Indonesia terdiri atas manusia-manusia sebagai individu, kelompok-kelompok,
golongan-golongan, suku bangsa-suku bangsa, kelompok-kelompok yang hidup dalam suatu wilayah yang terdiri atas beribu-ribu pulau yang memiliki kekayaan
budaya yang beraneka ragam.
Paham integralistik yang terkandung dalam Pancasila meletakkan asas kebersamaan hidup, mendambakan keselarasan dalam hubungan antar individu
maupun masyarakat. Hal ini menyatakan paham negara integralistik tidak memihak yang kuat, tidak mengenal dominasi mayoritas.
4. Negara Pancasila adalah Negara Kebangsaan yang Berketuhanan
Yang Maha Esa.
Sesuai dengan makna negara kebangsaan Indonesia yang berdasarkan Pancasila adalah kesatuan integral dalam kehidupan bangsa dan negara. Dalam pengertian ini negara Pancasila pada hakikatnya adalah negara Kebangsaan yang
berketuhanan yang Maha Esa. Landasan pokok sebagai pangkal tolak paham tersebut adalah sebagai sang pencipta segala sesuatu. Setiap individu yang hidup
totalitas yang integral adalah Berketuhanan, demikian pula warganya juga Berketuhanan Yang Maha Esa.
15
Rumusan Ketuhanan yang Maha Esa sebagaimana terdapat dalam Pembukaan
UUD 1945 telah memberikan sifat khas kepada negara Kebangsaan Indonesia, yaitu bukan merupakan negara sekuler yang memisahkan antara agama dengan negara
demikian juga bukan merupakan negara agama yaitu negara yang mendasarkan atas agama tertentu. Negara kebangsaan Indonesia adalah negara yang mengakui Tuhan yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, yaitu negara
Kebangsaan yang Berketuhanan yang Maha Esa. Negara tidak memaksakan agama seseorang karena agama merupakan suatu keyakinan batin yang tercermin dalam
hati sanubari dan tidak dipaksakan. Dalam hal ini, negara menjamin kemerdekaan setiap penduduk untuk memeluk agama dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Setiap umat beragama memiliki kebebasan untuk
menggali dan meningkatkan kehidupan spiritualnya dalam masing-masing agama. Negara wajib memelihara budi pekerti yang luhur dari setiap warga Negara pada
umumnya dan para penyelenggara negara khususnya, berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
a
. Hakikat Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama Pancasila sebagai dasar filsafat negara adalah “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Oleh karena sebagai dasar negara maka sila tersebut merupakan sumber nilai, dan sumber norma dalam setiap aspek
penyelenggaraan negara, baik yang bersifat material dan spiritual. Masalah-masalah yang menyangkut penyelenggaraan negara dalam arti material antara
yang bersifat spiritual antara lain moral agama dan moral penyelenggaraan negara.
16 Sila ketuhanan yang Maha Esa merupakan dasar yang memimpin cita-cita kenegaraan kita untuk menyelenggarakan yang baik bagi masyarakat dan
penyelenggara negara. Dengan dasar sila ini, maka politik negara mendapat dasar moral yang kuat, menjadi dasar yang memimpin kerohanian arah jalan
kebenaran, keadilan, kebaikan, kejujuran dan persaudaraan.
Hakikat ketuhanan yang Maha Esa secara ilmiah filosofis mengandung makna terdapat kesesuaian hubungan sebab akibat antara Tuhan, manusia
dengan Negara. Kedudukan kodrat manusia adalah sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa. Oleh karena itu terdapat hubungan sebab akibat yang langsung
antara Tuhan dengan manusia karena manusia sebagai makhluk Tuhan.
b. Hubungan Negara dengan Agama
Hubungan Negara dengan Agama Menurut Pancasila
Menurut Pancasila, negara berdasar atas Tuhan yang
Maha Esa atas dasar Kemanusiaan yang adil dan beradab. Rumusan
yang demikian ini, menunjukkan pada kita bahwa Negara Indonesia yang berdasarkan pancasila adalah bukan Negara sekuer yang memisahkan Negara dengan agama, karena hal ini tercantum dalam
pasal 29 ayat (1), bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini berarti bahwa Negara sebagai persekutuan hidup adalah
yang pada hakikatnya adalah Hukum Tuhan adalah merupakan sumber material bagi segala norma, terutama bagi hukum positif di Indonesia.
17 Negara pancasila pada hakikatnya mengatasi segala agama dan menjamin kehidupan agama dan umat beragama, karena beragama
merupakan hak asasi yang bersifat mutlak.
Pada pasal 29 ayat (2) memberikan kebebasan kepada seluruh
warga Negara untuk memeluk agama dan menjalankan ibadah sesuai dengan keimanan dan ketaqwaan masing-masing. Negara kebangsaan yang berketuhanan yang Maha Esa adalah Negara yang merupakan
pemjelmaan dari hakikat kodrat manusia sebagai individu makhluk, sosial dan manusia adalah sebagai pribadi dan makhluk Tuhan yang
Maha Esa.
Hubungan Negara dengan Agama Menurut Paham Theokrasi
Hubungan negara dengan agama menurut paham Theokrasi
bahwa antara Negara dan agama tidak dapat dipisahkan. Negara menyatu dengan agama, pemerintahan dijalankan berdasarkan
firman-firman Tuhan, segala tata kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara didasrkan atas firman-firman Tuhan. Dalam praktik kenegaraan terdapat dua macam pengertian Negara Theokrasi, yaitu Negara
Theokrasi langsung dan Negara Theokrasi tidak langsung.
a. Negara Theokrasi Langsung
dunia ini adalah atas kehendak Tuhan, dan yang memerintah adalah Tuhan.
18
Ajaran-ajaran berkembang dalam Negara Theokrasi langsung, sebagai upaya untuk memperkuat dan meyakinkan
rakyat terhadap kekuasaan Tuhan dalam Negara. Dalam sistem Negara yang demikian maka agama menyatu dengan Negara, dalam arti seluruh sistem negara, norma-norma Negara adalah
merupakan otoritas langsung dari Tuhan melalui wahyu.
b. Negara Theokrasi Tidak Langsung
Berbeda dengan sistem Negara Theokrasi yang
langsung, Negara Theokrasi tidak langsung bukan Tuhan sendiri yang memerintahkan dalam Negara, melainkan Kepala
Negara atau Raja, yang memiliki otoritas atas nama Tuhan, Kepala Negara atau Raja memerintah Negara atas kehendak Tuhan, sehingga kekuasaan dalam Negara merupakan suatu
karunia dari Tuhan. Dalam sejarah kenegaraan Kerajaan Belanda, raja mengemban tugas suci yaitu kekuasaan yang
merupakan amanat dari Tuhan (mission sacre). Raja mengemban tugas suci dari Tuhan untuk memakmurkan rakyat. Politik yang demikian inilah yang diterapkan Belanda terhadap
(politik etis). Kerajaan Belanda mendapat aman dari Tuhan untuk bertindak sebagai wali dari wilayah jajahan Indonesia.
19
Hubungan Negara dengan Agama menurut Sekulerisme
Paham Sekulerisme membedakan dan memisahkan antara
agama dan bentuk, sistem, segala aspek kenegaraan tidak ada hubungannya dengan agama. Sekulerisme berpandangan bahwa negara adalah masalah-masalah keduniawian hubungan manusia dengan
manusia, adapun agama adalah urusan akhirat yang menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan.
Negara adalah urusan hubungan horizontal antarmanusia dalam mencapai tujuannya, sedangkan agama adalah menjadi urusan umat masing-masing agama. Walaupun dalam Negara sekuler yang
membedakan antara Negara dengan agama, namun lazimnya warga negara diberikakan kebebasan dalam memeluk agama masing-masing.
5. Negara Pancasila adalah Negara Kebangsaan yang Berkemanusiaan
Yang Adil dan Beradab
Negara adalah lembaga kemanusiaan, lembaga kemasyarakatan
yang bertujuan demi tercapainya harkat dan martabat manusia serta kesejahteraan lahir maupun batin. Sehingga tidak mengherankan apabila manusia adalah
Adil dan Beradab. Negara Pancasila sebagai negara Kebangsaan yang berkemanusiaan yang Adil dan Beradab, mendasarkan nasionalisme (kebangsaan)
berdasarkan hakikat kodrat manusia. Kebangsaan Indonesia adalah kebangsaan yang berkemanusiaan.
20
6
. Negara Pancasila adalah Negara Kebangsaan yang Berkerakyatan
Negara kebangsaan yang berkedaulatan rakyat berarti bahwa kekuasaan
tertinggi adalah di tangan rakyat yang dilaksanakan oleh MPR. Oleh karena itu negara kebangsaan yang berkedaulatan rakyat adalah suatu negara demokrasi.
Penggunaan hak-hak demokrasi dalam negara kebangsaan, diantaranya hak-hak demokrasi yang disertai tanggung jawab kepada Tuhan yang Maha Esa, menjunjung dan memperkokoh persatuan dan keatuan bangsa, serta disertai dengan
tujuan untuk mewujudkan sutu keadilan sosial, yaitu suatu keadilan sosial berupa kesejahteraan dalam hidup bersama.
Demokrasi kerakyatan mengembangkan demokrasi bersama, berdasarkan asas kekeluargaan, dan kebebasan individu diletakkan dalam rangka tujuan atas kesejahteraan bersama-sama. Pokok-pokok kerakyatan yang terkandung dalam sila
keempat dalam penyelenggaraan negara mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Dalam menggunakan hak-haknya selalu memperhatikan dan
mempertimbangkan kepentingan negara dan masyarakat.
b. Karena mempunyai kedudukan, hak serta kewajiban yang sama maka pada dasarnya tidak dibenarkan memaksakan kehendak pada pihak lain.
e. Musyawarah untuk mencapai mufakat, diliputi oleh suasana dan semangat kebersamaan.
21
7.
Negara Pancasila adalah Negara Kebangsaan yang Berkeadilan
Sosial
Negara Pancasila adalah negara kebangsaan yang berkeadilan sosial, yang berarti bahwa negara sebagai penjelmaan manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa, sifat kodrat individu dan makhluk sosial bertujuan untuk mewujudkan
suatu keadilan dalam hidup bersama (keadilan sosial).
Sebagai suatu negara berkeadilan sosial maka negara Indonesia bertujuan
untuk melindungi warga negaranya dan seluruh tumpah darahnya, memajukan kesejahteraan umum, serta mencerdaskan warganya. Dalam pergaulan internasional, Indonesia bertujuan untuk ikut menciptakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Negara yang berkeadilan sosial harus merupakan negara yang berdasarkan hukum yang
memiliki 3 persyaratan, yaitu pengakuan dan perlindungan atas hak alam asasi manusia, peradilan yang bebas, dan legalitas dalam arti hukum dalam segala bentuknya.
2.3.1 Ideologi Liberal
Paham liberalisme berkembang dari akar-akar rasionalisme,
meletakkan materi sebgai nilai tertinggi. Sedangkan empirisme mendasarkan atas kebenaran fakta empiris yang meletakkan kebebasan individu sebagai nilai
teringgi dalam kehidupan masyarakat dan negara.
22
Liberalisme memiliki prinsip bahwa rakyat adalah ikatan individu-individu yang bebas dan ikatan hukumlah yang mendasari kehidupan bersama
dalam negara. Kebebasan manusia dalam realisasi demokrasi senanstiasa berdasarkan atas kebebasan individu di atas segala-galanya. Rasio merupakan hakikat tingkatan tertinggi dalam negara sehingga dimungkinkan
kedudukannya masih lebih tinggi dari nilai religius. Hal ini harus dipahami karena demokrasi mencakup seluruh sendi-sendi kehidupan berbangsa dan
bernegara. Atas dasar inilah perbedaan sifat serta karakter bangsa yang sering menimbulkan gejolak dalam menerapkan demokrasi yang hanya berdasarkan liberalisme. Indonesia sendiri pada era reformasi ini yang tidak semua orang
memahami makna demokrasi sehingga penerapannya tidak sesuai dengan kondisi bangsa sehingga menimbulkan berbagai konflik.
2.3.2 Ideologi Sosialisme Komunisme
Paham ini adalah sebagai bentuk reaksi atas perkembangan masyarakat kapitalis hasil leberalisme. Berkembangnya paham liberalisme memunculkan
masyarakat kapitalis yang mengakibatkan penderitaan sehingga komunisme muncul sebagai reaksi atas penindasan rakyat kecil oleh kalangan kapitalis yang didukung pemerintah.
karena hal ini menimbulkan kapitalisme yang akan menimbulkan penindasan terhadap rakyat kecil
23
Etika ideologi komunisme mendasarkan suatu kebaikan hanya pada kepentingan demi keuntungan kelas masyarakrat secara totalitas. Atas dasar
inilah inilah komunisme mendasarkan moralnya pada kebaikan yang relatif demi keuntungan kelasnya. Oleh karena itu, segala cara dihalalkan. Hak asasi manusia dalam negara hanya berpusat pada hak kolektif sehingga hak individu
pada hakikatnya tidak ada. Atas dasar inilah komunisme adalah anti demokrasi
24
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Terbentuknya pancasila bukan merupakan hasil perenungan dari
paham-paham besar dunia, melainkan nilai-nilai pancasila secara tidak
langsung oleh terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia.
2. Pancasila sebagai ideologi bagi bangsa Indonesia telah ditetapkan sejak tahun 1945 seluruh bangsa Indonesia berkomitmen kuat untuk tetap dan terus memakai pancasila
sebagai ideologi negara selama negara indonesia ada. Ideologi merupakan hal yang penting bagi suatu negara karena berfungsi sebagai pandangan hidup dan petunjuk
arah hidup suatu negara.
3. Pancasila sebagai ideologi nasional membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok atau fundamental bagi penyelenggaraan negara.
Nilai-nilai dasar yang ada dalam pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
3.2 SARAN
Kita sebagai warga Negara Indonesia sudah sepatutnya untuk menumbuhkan
pancasila agar nantinya Negara Indonesia tetap mempunyai pedoman serta pandangan dan arah untuk kedepannya.